942-Article Text-5720-1-10-20210225

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No.

1, Februari 2021 1

Kombinasi Protokol Routing OSPF dan BGP dengan VRRP,


HSRP, dan GLBP
(Combination of Routing Protocol OSPF and BGP Using VRRP, HSRP, and
GLBP)
Debbi Irfan Mudhoep1, Linawati2, Oka Saputra3

Abstract—Vocational High Schools as educational institution 3,96 dengan kategori sangat memuaskan, lebih baik dibandingkan
that adopt vocation based curriculum get the advantages and lainnya.
benefits of the development of the teaching factory. Teaching
factory is a product and business oriented concept of learning in Kata Kunci—QoS, OSPF, BGP, VRRP, HSRP, GLBP.
response to the challenges and development of the industry.
However, during the pandemic period, teaching factory I. PENDAHULUAN
management faces many obstacles, one of which is in the Kebutuhan berkomunikasi dan telekomunikasi
performance of the network. The current network uses static
menggunakan jaringan internet serta intranet sangat krusial [1].
routing network protocol which has no backup line or track. It is,
Demikian juga dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan internet
therefore, suggested to apply dynamic routing OSPF and BGP
dalam pembelajaran tidak hanya dapat memberikan kontribusi
with the VRRP, HSRP, and the GLBP workload method as the
backup line which is measured through the throughput, delay, and positif terhadap kegiatan akademik siswa, tetapi juga bagi guru
packet loss parameter, for its Quality of Service (QoS). The [2].
research scenario stage applies each routing protocol to each Teaching Factory (TEFA) adalah pembelajaran yang
performance method, so that it can be measured to obtain the menghadirkan suasana yang mendekati lingkungan dan
expected QoS results at end users. The best result that will be aktivitas industri sesungguhnya melalui kerja sama dengan
recommended is routing OSPF by VRRP method because it has industri, dengan pembelajaran berbasis produk untuk
less than 1 second time comparison when there is a network menghasilkan lulusan yang kompeten, berkarakter, berbudaya
failure. It is shown in the QoS result of 3.96, which shows that it is kerja, dan berjiwa wiraswasta melalui kegiatan produksi baik
very satisfactory compared to others. berupa barang atau jasa yang memiliki standar perencanaan,
prosedur, dan pengendalian kualitas industri dan layak
Intisari—Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sekolah dipasarkan ke konsumen/masyarakat [3]. Kerja sama dengan
menengah berbasis vokasi mendapatkan manfaat sebagai dunia usaha dan dunia industri serta pihak swasta memberikan
pengembangan teaching factory. Teaching factory adalah konsep warna tersendiri karena sesuai aturan, wajib digunakan jasa
pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk Internet Service Provider (ISP) milik pemerintah. Oleh karena
menjawab tantangan perkembangan industri. Namun, di tengah itu, penggunaan kedua jasa ISP, milik pemerintah dan pihak
pandemi, pengelolaan teaching factory mendapatkan hambatan swasta, di sekolah sebagai pemenuhan internet menjadi sebuah
dari sisi kinerja jaringan yang tidak andal. Kondisi yang sudah tantangan.
ada menggunakan protokol jaringan static routing dan tidak Pemanfaatan internet di sekolah seperti pemenuhan
memiliki jalur cadangan pada jaringan. Oleh karena itu, kebutuhan guru dan siswa untuk pembelajaran, pengembangan
diusulkan penggunaan dynamic routing OSPF dan BGP dengan data pribadi dalam aplikasi dapodik, bantuan operasional,
metode pembebanan kinerja VRRP, HSRP, dan GLBP sebagai absen, serta kamera berbasis internet, electronic catalogue,
jalur cadangan, yang diukur melalui parameter throughput, delay,
ujian nasional berbasis komputer, ujian sekolah berbasis
dan packet loss untuk Quality of Service. Tahapan skenario
komputer, ujian semester berbasis komputer, dan Mini ISP
penelitian menerapkan masing-masing dynamic routing protocol
pada ketiga metode pembebanan kinerja agar mampu diukur dan
sebagai produk teaching factory membuat backbone traffic
memperoleh hasil QoS yang diharapkan di end user. Hasil terbaik menjadi padat dan kualitas koneksi menjadi tantangan. Hal ini
yang direkomendasikan yaitu dynamic routing OSPF dengan terbukti pada data terakhir tahun 2020 dari sumber Pusat
metode pembebanan kinerja VRRP karena memberikan Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
perbandingan waktu kurang dari 1 detik saat terjadi kegagalan Kebudayaan tentang kesiapan sekolah untuk Ujian Nasional
jalur pada jaringan internet. Hal ini terbukti dari QoS sebesar Berbasis Komputer full online yang ditunjukkan pada Gbr. 1.
Penyelenggara akses internet, baik oleh penyelenggara
1 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, SMKN 1 Bangli, Jln.
jaringan (network operator) maupun penyelenggara jasa (ISP),
secara kompetitif menyediakan layanan dengan ragam Quality
Brigjen Ngurah Rai, Bangli, Bali 80613 INDONESIA (Tlp.: 0361-
91091; e-mail: [email protected]) of Service (QoS) lalu lintas jaringan [4]. Mengoptimalkan
2,3 Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik, Universitas Negeri konfigurasi jaringan merupakan sebuah tantangan [5].
Udayana, Jln. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali 80232 INDONESIA Kegagalan port atau jaringan sederhana apa pun tidak dapat
(Tlp.:0361-239599; e-mail: [email protected], diterima dan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi
[email protected]) jaringan institusi penting mana pun [6]. Kegagalan dalam

Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ... ISSN 2301 - 4156
2 Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021

TABEL I
STATISTIK PELAKSANA UNBK INDEKS PARAMETER QOS

Nilai Persentase (%) Indeks


33306 3,8 – 4 95 – 100 Sangat Memuaskan
3 – 3,79 75 – 95,75 Memuaskan
2 – 2,99 50 – 74,75 Kurang Memuaskan
17251 1 – 1,99 25 – 49,75 Buruk
13494 13615
8294 TABEL II
STANDAR KUALITAS ITU-T G.114 UNTUK THROUGHPUT

Kategori Throughput Throughput (kbps) Indeks


MTs SMP MA SMA SMK Sangat Bagus 76 – 100 4
Bagus 51 –75 3
Gbr. 1 Sekolah penyelenggara UNBK full online tahun 2020 di Indonesia. Sedang 26 – 50 2
Jelek < 25 1
jaringan, baik link failure ataupun devices failure, dapat diatasi
TABEL III
dengan tiga metode pembagian beban, yaitu Virtual Router STANDAR KUALITAS ITU-T G.114 UNTUK DELAY
Redundancy Protokol (VRRP), Hot Standby Routing Protokol
(HSRP), dan Gateway Load Balancing Protokol (GLBP) [7]. Kategori Delay Besar Delay (ms) Indeks
Load balancing mampu menurunkan delay sebesar 27,3% dan Sangat Bagus < 150 4
packet loss hingga 55,6% [8]. Tugas utama dari load balancer Bagus 150 – 300 3
adalah mendistribusikan lalu lintas jaringan ke berbagai server Sedang 300 – 450 2
Jelek > 450 1
[9].
Protokol routing merupakan layer network yang berfungsi TABEL IV
bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan STANDAR KUALITAS ITU-T G.114 UNTUK PACKET LOSS
jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data Kategori Packet Loss Packet Loss (%) Indeks
[10]. Router seharusnya memperbarui tabel peruteannya untuk Sangat Bagus 0 – 2,99 4
membuat keputusan jalur terbaik untuk mentransfer paket Bagus 3 – 14,99 3
berdasarkan pemilihan tabel perutean [11]. Salah satu contoh Sedang 15 – 24,99 2
routing dinamis adalah Open Shortest Path First (OSPF) dan Jelek > 25 1
Border Gateway Protocol (BGP). Pada jenis ini, tidak
diperlukan seorang administrator untuk mengatur jalannya digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang
komunikasi [12], [13]. telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis
Penelitian menunjukkan bahwa metode HSRP memiliki [22]. QoS merupakan hal yang sangat penting untuk
pilihan yang tepat dalam menangani redundancy jaringan memberikan jaminan kepada pengguna jaringan untuk
privat kampus [14]. Penelitian lain menyajikan metode VRRP memperbaiki layanannya [23], [24]. Standar QoS mengikuti
sebagai teknik terbaik dalam menangani failover link pada standar ITU-T G.114 dengan huruf G menunjukkan standar
network perusahaan [15], berbeda dengan penelitian penerapan untuk menentukan sistem transmisi dan media, sistem digital,
GLBP pada ISP yang dianggap memiliki kinerja terbaik dalam serta jaringan [25]. Parameter pengujian terdiri atas delay,
hal penggunaan Central Processing Unit (CPU) dan bandwidth packet loss, dan throughput dari VRRP, HSRP, dan GLBP
dibandingkan VRRP dan HSRP [16]. Penelitian protokol dalam merekomendasikan metode terbaik mengatasi kegagalan
redundancy VRRP dan HSRP memberikan hasil bahwa VRRP jaringan dengan penerapan protokol routing OSPF dan BGP
lebih baik daripada HSRP terhadap delay dan packet loss [17]. [22]. Indeks parameter QoS ditunjukkan pada Tabel I dengan
VRRP digunakan secara konvensional untuk menyediakan nilai rata-rata dari masing-masing pengujian delay, packet loss,
fungsional gateway tanpa adanya gangguan di internet serta dan throughput. Standardisasi parameter throughput, delay,
mampu menyediakan backup gateway jika gateway utama dan packet loss dengan kategori dan indeks tertentu
mengalami kegagalan di dalam jaringan LAN [18]−[21]. ditunjukkan pada Tabel II sampai Tabel IV [26].
Sementara itu, pada evaluasi kinerja jaringan, Routing SMKN 1 Bangli terdiri atas empat konsentrasi jurusan, yaitu
Information Protocol (RIP) berbeda penerapan dengan OSPF administrasi perkantoran, teknik komputer dan jaringan,
dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), pemasaran, dan akuntansi, dengan jumlah keseluruhan peserta
yaitu penggunaan yang lebih sederhana dibandingkan dengan didik 812 siswa yang tersebar di masing-masing jurusan
jaringan yang kompleks. Analisis kelebihan dan kekurangan tersebut. Tenaga pendidik berjumlah 71 orang, tenaga
protokol routing BGP dan OSPF untuk failover memberikan kependidikan berjumlah 34 orang, dan tenaga honor komite
hasil routing OSPF memiliki kestabilan jika antar link stabil, sekolah berjumlah 28 orang. Di sekolah ini terdapat 26 ruang
berbeda dengan BGP yang lebih cocok pada kondisi link kelas dan tujuh lab yang berkapasitas tiga puluh komputer serta
kurang stabil [17], [22]. didukung dengan ruang praktik masing-masing jurusan. Untuk
QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk ketersediaan internet, di SMKN 1 Bangli digunakan dua jenis
menyediakan layanan data yang baik pada suatu jaringan. QoS provider, yaitu ISP A dan ISP B.

ISSN 2301 - 4156 Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ...
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021 3

TABEL V
REKAPITULASI PARAMETER QOS SEBELUM UJI KINERJA

Parameter QoS Jam Kerja Parameter Indeks


Nilai
No. Pengukuran Packet Delay Packet Kategori
Throughput Delay Throughput Total
Loss (ms) Loss
1 R. Guru 3,80% 463,652 8,43 3 2 1 2,00 Kurang
2 R. Tata Usaha 3,70% 25,845 28,70 1 4 2 2,33 Kurang
3 R. Perpus 6,80% 319,461 16,23 3 2 1 2,00 Kurang
4 R. Lab 0,50% 32,031 30,61 4 3 2 3,00 Memuaskan
5 Zona Wi-Fi 2,70% 769,896 6,61 4 1 1 2,00 Kurang
6 Cust 1 2,60% 20,708 37,17 4 4 2 3,00 Memuaskan
7 Cust 2 1,50% 56,927 14,23 4 4 1 3,00 Memuaskan
8 Cust 3 1,10% 41,315 22,61 4 4 2 3,00 Memuaskan
Total Akumulasi 2,54 Kurang
ISP A digunakan untuk pemenuhan kebutuhan internal
pengguna internet di SMKN 1 Bangli dengan akses yang sudah
diberikan sesuai tingkatan, dari siswa, guru, pegawai, tamu,
teknisi, hingga administrator. Sementara itu, ISP B digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan eksternal pengguna internet di
luar SMKN 1 Bangli yang masuk di dalam ranah Teaching
Factory Mini ISP TKJ. Teaching factory menjadi konsep
pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya sebagai
penghubung kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang
diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Pandemi Covid-19
membuat proses belajar-mengajar dilaksanakan secara daring
(online), termasuk pembelajaran teaching factory/praktik atau
lebih dikenal dengan istilah TEFA [27].
Penggunaan dua buah perangkat router sebagai jalur utama
dan jalur cadangan mampu memberikan pengaruh ketika terjadi
kegagalan jalur di unit produksi SMKN 1 Bangli. Teaching
factory yaitu Mini ISP sangat menjaga agar pelanggan tidak
mengalami putus jaringan serta tidak menutup akses jaringan Gbr. 2 Tahapan dan alur penelitian.
internet di dalam sekolah yang digunakan oleh seluruh warga routing dan metode kinerja serta penelitian-penelitian
sekolah, seperti guru, pegawai, siswa, serta tamu. Routing table sebelumnya. Bagian II menguraikan model desain dan
secara dinamis oleh OSPF dan metode pembebanan kinerja konfigurasi sistem implementasi, bagian III membahas hasil
VRRP memberikan perbandingan waktu kurang dari 1 detik penelitian, dan bagian IV menguraikan kesimpulan penelitian.
saat terjadi kegagalan jalur pada jaringan internet, sehingga
sangat cocok diimplementasikan dengan kondisi pemanfaatan II. METODOLOGI
internet di sekolah, seperti kestabilan untuk ujian nasional
berbasis komputer, ujian sekolah berbasis komputer, A. Tahapan dan Alur Penelitian
pendataan dapodikdasmen, hingga pengembangan teaching Metode yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu metode
factory di unit produksi Mini ISP. pengumpulan data dan metode experimental design. Penelitian
Kontribusi makalah ini adalah mengatasi kegagalan dalam dilaksanakan di SMKN 1 Bangli di Kabupaten Bangli dengan
jaringan di SMKN 1 Bangli, baik pada link failure maupun menggunakan teaching factory jurusan Teknik Komputer
devices failure, menggunakan dua jenis protokol routing, yaitu Jaringan produk Mini ISP. Penelitian dilaksanakan pada tahun
BGP dan OSPF, dengan ditambahkan metode pembebanan 2020 dari bulan Juni hingga Oktober, dengan melibatkan
kinerja VRRP, HSRP, dan GLBP. Implementasi dilakukan seluruh pengguna internet di SMKN 1 Bangli.
dengan menggunakan beberapa router dengan jalur utama dan Berdasarkan Gbr. 2, tahapan dan alur penelitian terbagi
jalur tambahan yang langsung diterapkan di jaringan SMKN 1 menjadi empat, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
Bangli. Untuk menganalisis kinerja sistem jaringan, digunakan tahap laporan penelitian, dan tahap analisis. Tabel V
aplikasi Wireshark berdasarkan parameter throughput, delay, menunjukkan acuan data QoS sebelum dilakukan penelitian.
dan packet loss. Selanjutnya, hasil pengujian di jalur utama Uji pengukuran di delapan titik dengan parameter packet loss,
dianalisis dengan membandingkan setiap jenis protokol routing delay, dan throughput menghasilkan nilai indeks 2,54 dengan
dengan metode kinerja yang sudah memiliki nilai indeks kategori kurang memuaskan.
kategori QoS, sehingga dapat dibandingkan kinerja sebelum
dan sesudah dilakukan penelitian. B. Gambaran Umum Sistem
Makalah ini disusun dalam empat bagian. Bagian I Topologi yang digunakan adalah dua mode ISP, yaitu WAN
memperkenalkan implementasi kinerja berdasarkan protokol 1 dari ISP A dan WAN 2 dari ISP B, seperti ditunjukkan pada

Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ... ISSN 2301 - 4156
4 Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021

TABEL VII
SISTEM PENGALAMATAN PERANGKAT
No. Perangkat Interface IPAddress Subnet Mask
RB 1100 X2
1 Eth 1 43.249.142.26 255.255.255.252
AH
Eth 2 192.168.1.1 255.255.255.0
Eth 7 192.168.10.1 255.255.255.252
Eth 8 192.168.20.1 255.255.255.252
Loopback 10.10.10.1 -
Cisco 2800
2 Fa 0/0 192.168.10.2 255.255.255.252
MR
Fa 0/1 192.168.30.2 255.255.252.0
Loopback 10.10.10.2 -
Cisco 2800
3 Fa 0/0 192.168.20.2 255.255.255.252
BR
Fa 0/1 192.168.30.3 255.255.252.0
Loopback 10.10.10.3 -
Switch
4 - - -
Catalyst
TABEL VIII
Gbr. 3 Topologi konfigurasi. SISTEM PENGALAMATAN HOST

TABEL VI Jumlah Alamat yang


No Client Rentang Alamat
PERANGKAT YANG DIGUNAKAN Host Diujikan
1 Ruang guru 90 192.168.30.10 – 100 192.168.30.20
No. Perangkat Nama Ruang tata
1 RB 1100 X2 AH Router failover 2 30 192.168.30.101 – 130 192.168.30.120
usaha
2 Cisco 2800 Series Main router Ruang
3 20 192.168.30.131 – 150 192.168.30.140
3 Cisco 2800 Series Backup router perpus
4 Switch Catalyst Non-Manageable S1 Ruang lab 192.168.30.151 – 255
4 200 192.168.30.160
192.168.31.1 – 100
Gbr. 3 Router failover menggunakan router dengan distance 192.168.31.101 – 255
berbeda untuk priority WAN 1. Selanjutnya, main router 5 Zona Wi-Fi 650 192.168.28.1 – 255 192.168.31.101
menggunakan port ether 7 dengan network 192.168.10.0/30 192.168.29.1 – 250
sebagai link primary, sedangkan backup router menggunakan 6 Cust 1 1 192.168.29.251 192.168.29.251
koneksi ether 8 dengan network 192.168.20.0/30 sebagai link 7 Cust 2 1 192.168.29.252 192.168.29.252
backup. Metode pembebanan kinerja ditempatkan di dua 8 Cust 3 1 192.168.29.253 192.168.29.253
Perangkat
router, yaitu main router dan backup router, dengan asumsi 9 9 192.168.30.2 – 9 -
jaringan
alamat gateway 192.168.30.1 menggunakan network
192.168.28.0/22. memuaskan. Parameter pengukuran yang digunakan adalah
Masing-masing router memiliki alamat IP loopback yang delay, throughput, dan packet loss. Jaringan di bawah switch
digunakan sebagai router id dalam interface loopback. Metode catalyst terhubung ke seluruh tiap bagian distribusi yang berada
VRRP, HSRP, dan GLBP memiliki alamat IP gateway sebagai di SMKN 1 Bangli, sehingga mampu diukur berdasarkan arah
default gateway, sehingga mengurangi single point of failure, distribusi jaringan tersebut.
sedangkan pada protokol routing, OSPF dan BGP diterapkan Berdasarkan topologi sistem, digunakan pengalamatan
sebagai kombinasi dengan metode kinerja. Main router sesuai Tabel VII. Terdapat empat buah perangkat yang
memiliki nilai prioritas yang lebih tinggi dibandingkan backup digunakan, yang masing-masing dihubungkan sesuai port
router, sedangkan router failover digunakan sebagai interface beserta pengalamatan dan nilai subnet mask. Untuk
manajemen bandwith sebesar 650 kbps serta sebagai kontrol host, dilakukan pengukuran di delapan titik yang seluruhnya
ISP WAN 1 dan WAN 2. sebagai pemenuhan kebutuhan jaringan internet di SMKN 1
Berdasarkan topologi pada Gbr. 3, perangkat yang Bangli. Sistem pengalamatan sesuai dengan Tabel VIII yang
digunakan sesuai dengan Tabel VI. Perangkat tersebut terbagi atas masing-masing ruang dan zona. Beberapa ruangan,
digunakan sebagai implementasi Gbr. 3. Perangkat disesuaikan seperti ruang guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, dan
dengan Cisco priority sebagai kontrol metode pembebanan ruang lab, berada di dalam lingkungan SMKN 1 Bangli. Jarak
kinerja VRRP, HSRP, dan GLBP. Ini berarti hanya perangkat masing-masing ruang dari sumber internet (ruang server)
Cisco yang dapat menggunakan metode pembebanan kinerja adalah ruang guru 20 meter, ruang tata usaha 40 meter, ruang
ini. perpustakaan 5 meter, ruang lab 2 meter, sedangkan zona Wi-
Penggunaan topologi Gbr. 3 dengan protokol routing dan Fi tersebar di area sekolah. Sementara itu, untuk jarak cust 1
metode kinerja tertentu diharapkan dapat meningkatkan QoS terhadap server sekolah 112 meter, cust 2 adalah 155 meter, dan
dari kualitas jaringan yang masih menempati kategori kurang cust 3 yaitu 215 meter.

ISSN 2301 - 4156 Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ...
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021 5

Gbr. 6 Konfigurasi iBGP backup router.

Gbr. 4 Konfigurasi iBGP router failover.

Gbr. 7 Konfigurasi OSPF router failover.


Gbr. 5 Konfigurasi iBGP main router.

Pemberian alamat disesuaikan dengan jumlah pengguna di


masing-masing client agar memudahkan dalam pengecekan,
penanganan saat terjadi error, serta perawatan jaringan. Jumlah
di zona Wi-Fi tidak dialokasikan untuk seluruh jumlah warga Gbr. 8 Konfigurasi OSPF main router.
di sekolah karena sudah masuk pada alokasi di masing-masing
ruang, seperti ruang guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan
dan ruang lab.
C. Konfigurasi Routing BGP Gbr. 9 Konfigurasi OSPF backup router.

Konfigurasi router failover dilakukan dengan cara login dari router failover dengan network 192.168.20.0/30.
menggunakan Winbox versi 3.23 agar dapat melakukan Selanjutnya untuk fa 0/1 diberikan alamat 192.168.30.3/22 agar
console ke dalam router RB 1100 X2 AH. Untuk konfigurasi bisa digunakan di distribusi selanjutnya melalui switch.
iBGP, digunakan AS number 400 dengan wajib mendaftarkan Konfigurasi interface dan AS number yang digunakan di
router yang berada di bawahnya berdasarkan alamat sesuai backup router dapat dilihat pada Gbr. 6.
main router dan backup router. AS adalah seperangkat router
D. Konfigurasi Routing OSPF
yang terdiri atas satu atau lebih IP prefix yang terhubung oleh
satu atau lebih operator jaringan di bawah kebijakan routing Konfigurasi router failover dilakukan dengan cara login
yang telah ditetapkan sebelumnya [20]. menggunakan Winbox versi 3.23 agar bisa melakukan console
Interior gateway protocol digunakan untuk routing dalam ke dalam router RB 1100 X2 AH. Konfigurasi OSPF
autonomous system yang sama, sedangkan exterior gateway menggunakan area backbone atau area 0 dengan wajib
protocol digunakan untuk routing antara autonomous system mendaftarkan area router yang berada di bawahnya
yang berbeda [28]−[31]. Konfigurasi ditunjukkan pada Gbr. 4 berdasarkan alamat sesuai main router dan backup router.
melalui konfigurasi interface dan pengalamatan yang Konfigurasi dapat dilihat pada Gbr. 7 melalui konfigurasi
digunakan serta pembagian fungsi main router dan backup interface dan pengalamatan yang digunakan serta pembagian
router sebagai routing BGP. Parameter yang diatur adalah fungsi main router dan backup router sebagai routing OSPF.
pembagian interface untuk main router dan backup router, dan Parameter yang diatur adalah pembagian interface untuk main
selanjutnya pengenalan koneksi BGP antar router agar mampu router dan backup router dan selanjutnya pengenalan area
saling berkomunikasi serta pemberian alamat loopback sebagai antar router agar mampu saling berkomunikasi.
router id. Konfigurasi main router dilakukan dengan pemberian jenis
Konfigurasi main router dilakukan dengan pemberian jenis routing OSPF menggunakan area sama yang diberi nama area
routing BGP dengan AS number 400 serta mencantumkan 0. Konfigurasi interface dan area yang digunakan di main
neighbor bawaan dari router failover, yaitu dengan alamat router, yaitu dengan memberikan alamat network yang
192.168.10.1. Alamat pada fa 0/0 didapatkan secara otomatis digunakan sesuai area 0, dapat dilihat pada Gbr. 8. Konfigurasi
dari router failover dengan network 192.168.10.0/30. backup router dilakukan dengan pemberian jenis routing OSPF
Selanjutnya untuk fa 0/1 diberikan alamat 192.168.30.2/22 dengan menggunakan area sama yang diberi nama area 0.
agar bisa digunakan di distribusi selanjutnya melalui switch. Konfigurasi interface dan area yang digunakan di backup
Konfigurasi interface dan AS number yang digunakan di main router, yaitu dengan memberikan alamat network yang
router ditunjukkan pada Gbr. 5. digunakan sesuai area 0, dapat dilihat pada Gbr. 9.
Konfigurasi backup router dilakukan dengan pemberian
jenis routing BGP dengan AS number 400 serta mencantumkan E. Konfigurasi VRRP
neighbor bawaan dari router failover, yaitu dengan alamat Konfigurasi ini masih menggunakan topologi Gbr. 3. Nilai
192.168.20.1. Alamat pada fa 0/0 didapatkan secara otomatis priority pada main router diatur bernilai 150. Dengan nilai

Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ... ISSN 2301 - 4156
6 Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021

Gbr. 10 Konfigurasi VRRP main router.

Gbr. 15 Konfigurasi GLBP backup router.

Gbr. 11 Konfigurasi VRRP backup router.

Gbr. 12 Konfigurasi HSRP main router.

Gbr. 16 Hasil capture Wireshark ruang guru.

Nilai priority pada backup router diatur bernilai 110.


Dengan nilai tersebut, router berfungsi sebagai backup router
Gbr. 13 Konfigurasi HSRP backup router. serta command glbp 1 sebagai identitas antar koneksi. Untuk
load-balancing, round-robin berfungsi untuk meratakan lalu
lintas pada setiap gateway sehingga seimbang. Hal ini
terpasang sama dengan main router. Konfigurasi ini dapat
dilihat pada Gbr. 15, dengan tanda backup router Listen Active.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengujian Sistem
Gbr. 14 Konfigurasi GLBP main router. Selanjutnya, dilakukan uji traceroute pada masing-masing
tersebut, router berfungsi sebagai master (main) router. host di setiap metode kinerja (VRRP, HSRP, dan GLBP) serta
Sementara itu, fungsi pre-empt digunakan untuk memastikan protokol routing (BGP dan OSPF). Pengujian dapat dilakukan
perangkat yang memiliki prioritas tinggi akan aktif secara jika traceroute sudah sampai tujuan dengan jaringan yang
langsung. Konfigurasi ini dilakukan dengan memberikan sudah terkoneksi satu sama lain.
command VRRP 1 sebagai identitas antar koneksi, seperti dapat Sebagai skenario awal, protokol routing BGP menggunakan
dilihat pada Gbr. 10. metode kinerja VRRP di ruang guru dengan kondisi main
Nilai priority pada backup router diatur bernilai 110. router dan backup router on memiliki jumlah hop hingga tiga
Dengan nilai tersebut, router berfungsi sebagai backup router. belas, yang melewati jalur link primary karena ada alamat
Konfigurasi ini dilakukan dengan memberikan command 192.168.10.1 dilanjutkan ke 192.168.30.2.
VRRP 1 sebagai identitas antar koneksi, seperti dapat dilihat Skenario selanjutnya menggunakan protokol routing BGP
pada Gbr. 11. dengan metode kinerja VRRP di ruang guru, dengan kondisi
main router on dan backup router off. Jumlah hop hingga tiga
F. Konfigurasi HSRP
belas, tetapi melewati jalur link backup karena ada alamat
Konfigurasi ini masih menggunakan topologi Gbr. 3. Nilai 192.168.20.1 dilanjutkan ke 192.168.30.3. Skenario tetap
priority pada main router diatur bernilai 150. Dengan nilai
diulang dengan kondisi tesrsebut menggunakan setiap routing
tersebut, router berfungsi sebagai master (main) router serta
(BGP dan OSPF) serta metode kinerja (VRRP, HSRP, dan
command standby 1 sebagai identitas antar koneksi.
GLBP).
Konfigurasi ini diperlihatkan pada Gbr. 12.
Nilai priority pada backup router diatur bernilai 110. Pengujian dilakukan menggunakan aplikasi Wireshark
Dengan nilai tersebut, router berfungsi sebagai backup router dengan jumlah byte data rata-rata 500-1.000 untuk pengukuran
serta command standby 1 sebagai identitas antar koneksi. beberapa parameter, yaitu delay, packet loss, dan throughput.
Konfigurasi ini dapat dilihat pada Gbr. 13. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah paket data, waktu
yang dihabiskan, data yang dikirimkan, dan data yang diterima.
G. Konfigurasi Routing BGP Selanjutnya, hasil perhitungan dicocokkan dengan hasil yang
Konfigurasi ini menggunakan topologi Gbr. 3. Nilai priority sudah terekam oleh aplikasi Wireshark.
pada main router diatur bernilai 150. Dengan nilai tersebut, Sementara itu, alur perhitungan ditampilkan dengan
router berfungsi sebagai master (main) router serta command mengambil data dari protokol routing OSPF metode
glbp 1 sebagai identitas antar koneksi. Untuk load-balancing, pembebanan kinerja VRRP, dengan kondisi main router dan
round-robin berfungsi untuk meratakan lalu lintas pada setiap backup router on di ruang guru [31].
gateway sehingga seimbang. Konfigurasi ini ditunjukkan pada Gbr. 16 merupakan hasil tampilan aplikasi Wireshark tanpa
Gbr. 14 dengan tanda main router Speak Active. filter dan dicocokkan dengan hasil perhitungan manual. Data

ISSN 2301 - 4156 Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ...
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021 7

TABEL X
PENGUJIAN PROTOKOL ROUTING BGP METODE HSRP

Main Router dan Main Router Shut Down


Pengu- Backup Router On dan Backup Router On
No.
kuran PL D TP PL D TP
(%) (ms) (kbps) (%) (ms) (kbps)
1 R. Guru 0,20 9,903 86,67 2,50 10,37 84,90
2 R. Tata
1,30 11,36 71,81 6,30 11,54 75,19
Gbr. 17 Hasil capture Wireshark ruang guru filter packet loss. Usaha
TABEL IX
3 R. Perpus 0,50 9,625 88,67 2,20 12,58 68,12
PENGUJIAN PROTOKOL ROUTING BGP METODE VRRP 4 R. Lab 0,00 9,312 88,59 4,00 9,923 85,77
5 Zona
Main Router dan Main Router Shut Down 0,20 9,412 89,10 4,30 12,00 65,69
Wi-Fi
Pengu- Backup Router On dan Backup Router On 6 Cust 1 0,20 8,776 88,31 3,00 10,20 84,77
No.
kuran PL D TP PL D TP 7 Cust 2 0,20 10,23 84,80 0,00 11,24 75,50
(%) (ms) (kbps) (%) (ms) (kbps) 8 Cust 3 0,20 11,72 65,95 3,00 16,08 52,26
1 R. Guru 0,30 5,607 89,34 3,20 10,31 85,75 TABEL XI
2 R. Tata PENGUJIAN PROTOKOL ROUTING BGP METODE GLBP
2,50 9,398 93,37 0,60 9,495 85,64
Usaha
3 R. Perpus 9,70 11,87 77,96 1,50 10,38 84,11 Main Router dan Main Router Shut Down
Pengu- Backup Router On dan Backup Router On
4 R. Lab 2,30 9,573 83,56 0,60 9,676 85,22 No.
kuran PL D TP PL D TP
5 Zona
1,80 8,920 93,83 3,30 10,32 80,22 (%) (ms) (kbps) (%) (ms) (kbps)
Wi-Fi
1 R. Guru 7,90 10,96 85,58 7,40 10,53 84,95
6 Cust 1 4,50 12,56 37,17 1,40 9,311 97,38
R. Tata
7 Cust 2 0,00 8,986 86,47 0,00 11,02 77,01 2 2,40 10,37 85,49 2,40 10,64 85,80
Usaha
8 Cust 3 1,30 10,18 81,77 2,60 8,595 99,81 3 R. Perpus 6,10 11,45 85,46 2,40 10,00 90,93
PL = packet loss 4 R. Lab 3,10 11,02 86,06 6,20 11,51 84,56
D = delay Zona
5 0,90 8,772 97,28 8,10 11,75 84,41
TP = throughput Wi-Fi
6 Cust 1 3,30 11,25 85,95 8,80 10,69 87,15
yang terekam adalah jumlah paket, waktu, serta rata-rata 7 Cust 2 5,10 10,15 86,58 1,80 10,31 84,98
ukuran paket. 8 Cust 3 3,30 10,57 84,96 3,70 10,52 90,89
Gbr. 17 adalah tampilan dari aplikasi Wireshark dengan
filter tcp.analysis.lost_segment untuk mencari nilai packet loss. Hasil pengujian untuk protokol routing BGP di masing-
Data yang terekam adalah jumlah paket, waktu, serta rata-rata masing metode kinerja dijelaskan sebagai berikut. Tabel IX
ukuran paket. Pada kondisi tanpa filter terdapat 618 paket merupakan hasil pengujian protokol routing BGP metode
dengan waktu 5,970 s, sebanyak 420.250 byte, sedangkan pada VRRP saat main router on dan main router down. Dari delapan
filter terdapat packet loss sebesar 0,2%. ruang pengukuran di dua kondisi perlakuan, diperoleh nilai
packet loss terendah sebesar 0%, delay terkecil 5,607 ms, serta
𝑃𝑟
Throughput = (1) throughput terbesar bernilai 97,38 kbps.
𝑡
Tabel X merupakan hasil pengujian protokol routing BGP
(𝑇𝑟−𝑇𝑠)
Delay = ( ) s (2) metode HSRP yang menunjukkan saat main router on dan main
𝑃𝑟
(𝑃𝑑) router down. Dari delapan ruang pengukuran di dua kondisi
Packet Loss = ( 𝑃𝑠
) * 100% (3) perlakuan, diperoleh nilai packet loss terendah sebesar 0%,
( 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑇ℎ𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡+𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦+𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠) delay terkecil 8,776 ms, dan throughput terbesar 89,10 kbps.
QoS = 3
(4) Tabel XI merupakan hasil pengujian protokol routing BGP
metode GLBP saat main router on dan main router down. Dari
Sesuai dengan standar ITU mengenai throughput, nilai 86,64
delapan ruang pengukuran di dua kondisi perlakuan, didapakan
kbps termasuk kategori sangat bagus [4]. Selanjutnya, sesuai
nilai packet loss terendah sebesar 0,90%, delay terkecil 8,772
standar ITU mengenai delay, nilai 9,660 ms termasuk kategori ms, serta throughput terbesar bernilai 97,28 kbps.
sangat bagus [4]. Untuk packet loss, menurut standar ITU, nilai Sementara itu, hasil pengujian protokol routing OSPF di
0,2% termasuk kategori sangat bagus [4]. Sementara itu, rata- masing-masing metode kinerja dijelaskan sebagai berikut.
rata QoS yang dihasilkan dari ketiga parameter tersebut adalah Tabel XII merupakan hasil pengujian protokol routing OSPF
4, yang termasuk kategori sangat memuaskan. Oleh karena itu, metode VRRP saat main router on dan main router down. Dari
alur perhitungan manual dipergunakan untuk mencocokkan delapan ruang pengukuran dengan dua kondisi perlakuan,
hasil yang sudah diambil oleh aplikasi Wireshark yang didapatkan nilai packet loss terendah sebesar 0%, delay terkecil
terhitung oleh sistem, sehingga bisa dilakukan analisis untuk 6,099 ms, serta throughput terbesar 99,22 kbps.
mendapatkan nilai masing-masing parameter agar dapat Tabel XIII merupakan hasil pengujian protokol routing
dihitung besaran indeks kategori QoS sebagai dasar analisis. OSPF metode HSRP saat main router on dan main router

Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ... ISSN 2301 - 4156
8 Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021

TABEL XII TABEL XIV


PENGUJIAN PROTOKOL ROUTING OSPF METODE VRRP PENGUJIAN ROUTING PROTOKOL OSPF METODE GLBP

Main Router dan Main Router Shut Down Main Router dan Main Router Shut Down
Pengu- Backup Router On dan Backup Router On Pengu- Backup Router On dan Backup Router On
No. No.
kuran PL D TP PL D TP kuran PL D TP PL D TP
(%) (ms) (kbps) (%) (ms) (kbps) (%) (ms) (kbps) (%) (ms) (kbps)
1 R. Guru 0,20 9,660 86,64 0,20 10,34 83,06 1 R. Guru 0,30 9,983 85,24 0,70 9,276 88,73
R. Tata 2 R. Tata
2 0,50 8,386 88,59 3,30 9,869 86,39 0,30 8,103 98,84 2,50 9,912 86,47
Usaha Usaha
3 R. Perpus 2,20 10,20 86,46 1,80 10,38 84,91 3 R. Perpus 0,50 8,956 93,99 2,70 9,961 84,87
4 R. Lab 1,70 8,457 99,22 2,50 10,55 85,08 4 R. Lab 0,30 9,703 84,87 1,10 9,707 88,33
Zona 5 Zona
5 1,90 8,948 98,41 0,10 9,252 88,34 4,70 9,038 88,22 1,20 8,528 95,56
Wi-Fi Wi-Fi
6 Cust 1 0,30 10,02 83,25 1,00 9,384 90,73 6 Cust 1 1,00 10,03 85,54 1,50 9,739 85,92
7 Cust 2 0,00 9,197 88,10 0,00 6,099 87,19 7 Cust 2 3,10 9,521 95,45 1,20 10,35 84,80
8 Cust 3 1,40 9,964 85,79 2,30 11,14 62,72
8 Cust 3 0,20 9,583 85,26 0,00 10,36 83,41
TABEL XIII PERBANDINGAN RATA-RATA THROUGHPUT
PENGUJIAN PROTOKOL ROUTING OSPF METODE HSRP

Main Router dan Main Router Shut Down OSPF BGP


Pengu- Backup Router On dan Backup Router On
No. 89,0186,71
kuran PL D TP PL D TP 86,1385,31 84,19
(%) (ms) (kbps) (%) (ms) (kbps)
1 R. Guru 0,0 10,36 80,78 0,00 9,453 89,95 75,7
2 R. Tata
0,30 9,728 84,30 0,00 9,940 85,20
Usaha
3 R. Perpus 4,90 18,53 49,46 3,50 12,05 72,56
4 R. Lab 0,70 11,62 70,68 1,20 12,72 64,97 VRRP HSRP GLBP
5 Zona
0,70 11,62 70,68 0,00 12,75 64,17
Wi-Fi Gbr. 18 Grafik pengujian perbandingan throughput VRRP, HSRP, dan GLBP
6 Cust 1 4,10 11,52 87,77 3,50 12,38 80,31 pada protokol routing BGP dan OSPF.
7 Cust 2 2,90 11,01 86,83 2,00 11,94 94,80
8 Cust 3 4,60 12,26 84,24 2,20 11,30 71,78
PERBANDINGAN RATA-RATA DELAY
down. Dari delapan ruang pengukuran di dua kondisi
perlakuan, diperoleh nilai packet loss terendah sebesar 0%, OSPF BGP
delay terkecil 9,453 ms, dan throughput terbesar 94,80 kbps.
Tabel XIV merupakan hasil pengujian protokol routing 11 11,04
OSPF metode GLBP saat main router on dan main router 10,57
down. Dari delapan ruang pengukuran di dua kondisi 9,31 9,62 9,41
perlakuan, didapatkan nilai packet loss terendah sebesar 0,30%,
delay terkecil 8,103 ms, serta throughput terbesar 98,84 kbps.
B. Perbandingan Hasil Pengujian Throughput VRRP HSRP GLBP
Dari Gbr. 18 terlihat perbandingan routing BGP dengan
Gbr. 19 Grafik pengujian perbandingan delay VRRP, HSRP, dan GLBP pada
masing-masing parameter. Routing BGP memiliki rata-rata
protokol routing BGP dan OSPF.
throughput masing-masing metode VRRP 85,31 kbps dengan
kategori sangat bagus, HSRP 84,19 kbps dengan kategori masing metode VRRP 9,53 ms dengan kategori sangat bagus,
sangat bagus, dan GLBP 86,71 kbps dengan kategori sangat HSRP 11,57 ms dengan kategori sangat bagus, dan GLBP 9,83
bagus. Routing OSPF memiliki rata-rata nilai throughput ms dengan kategori sangat bagus.
masing-masing metode VRRP 86,13 kbps dengan kategori
sangat bagus, HSRP 75,70 kbps dengan kategori bagus, dan D. Perbandingan Hasil Pengujian Packet Loss
GLBP sebesar 89,01 kbps dengan kategori sangat bagus. Dari Gbr. 20 terlihat bahwa routing BGP memiliki rata-rata
nilai packet loss masing-masing metode VRRP 0,02% dengan
C. Perbandingan Hasil Pengujian Delay kategori sangat bagus, HSRP 0,03% dengan kategori sangat
Dari Gbr. 19 terlihat bahwa routing BGP memiliki rata-rata bagus, dan GLBP 0,05% dengan kategori sangat bagus.
nilai delay masing-masing metode VRRP 9,89 ms dengan Sementara itu, routing OSPF memiliki rata-rata nilai masing-
kategori sangat bagus, HSRP 11,74 ms dengan kategori sangat masing metode VRRP 0,01% dengan kategori sangat bagus,
bagus, dan GLBP 10,74 ms dengan kategori sangat bagus. HSRP 0,02% dengan kategori sangat bagus, dan GLBP 0,02%
Sementara itu, routing OSPF memiliki rata-rata nilai masing- dengan kategori sangat bagus.

ISSN 2301 - 4156 Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ...
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021 9

Jika dilihat dari rata-rata delay yang dihasilkan masing-


PERBANDINGAN RATA-RATA PACKET LOSS masing protokol routing, pada protokol routing BGP terdapat
jeda waktu sehingga saat link down, routing tidak langsung
OSPF BGP
terputus, tetapi menunggu jeda waktu habis, yang disebut hold
time expired. Sementara itu, pada protokol routing OSPF, jika
0,05 link mengalami down, lalu lintas langsung berpindah ke link
backup karena routing ini tidak memiliki hold time.
0,03 Dari data keseluruhan metode pembebanan kinerja VRRP,
0,02 0,02 0,02
0,01 HSRP, dan GLBP, nilai throughput berpengaruh terhadap nilai
delay dan packet loss. Hal ini bisa disebabkan karena packet
loss diartikan sebagai efek terhadap kecepatan transmisi data
VRRP HSRP GLBP paket yang hilang ditransmisikan ulang. Di sisi lain, jika
dibandingkan terhadap kemampuan, masing-masing metode
Gbr. 20 Grafik pengujian perbandingan packet loss VRRP, HSRP, dan GLBP kinerja memiliki kelebihan dan kekurangan, bergantung pada
pada protokol routing BGP dan OSPF. kebutuhan.
Analisis advertisement interval VRRP bernilai 1 detik
KATEGORI INDEKS QOS memang kurang mendalam dan kurang bervariasi
dibandingkan HSRP dan GLBP yang sebesar 13 detik. Hal ini
OSPF BGP disebabkan oleh nilai hold time yang berbeda sebagai basic
time protocol redundancy yang memberikan dampak kinerja
3,96 3,95 yang berbeda. Default gateway yang digunakan merupakan
3,88
3,8 kunci dalam mengurangi single point of failure.
3,75 Selanjutnya, jika ditinjau dari proses routing table, protokol
3,67
routing yang digunakan untuk OSPF dilakukan secara
broadcast. Artinya adalah jika pada saat proses broadcast
belum selesai dan main router kembali normal, terjadi looping
VRRP HSRP GLBP
untuk melakukan proses broadcast ulang. Hal tersebut berbeda
dengan BGP yang melakukan routing table hanya berdasarkan
distance, AS path terpendek, atau menggunakan atribut lainnya.
Gbr. 21 Grafik kategori indeks QoS.
Meskipun memiliki koneksi AS yang sama di dalam satu
TABEL XV neighbor, masih diperlukan hold time untuk berpindah jalur
KATEGORI INDEKS QOS saat main router mengalami masalah dalam kegagalan jaringan.
Protokol Routing Rata-rata
Kategori IV. KESIMPULAN
BGP OSPF
VRRP 3,88 3,96 3,92 Dari hasil pengujian indeks QoS, metode kinerja VRRP
Metode
HSRP 3,67 3,75 3,71 memiliki indeks rata-rata lebih baik 3,90 dibandingkan HSRP
Kinerja
GLBP 3,80 3,95 3,875 dan GLBP sebesar 3,88, sedangkan indeks QoS protokol
Rata-rata 3,78 3,89 routing OSPF memiliki indeks rata-rata lebih baik 3,96
dibandingkan BGP sebesar 3,8. Routing OSPF dengan metode
E. Perbandingan QoS
kinerja VRRP lebih direkomendasikan untuk mengatasi
Tabel XV menyajikan akumulasi kategori indeks QoS. Pada permasalahan jaringan di sekolah karena memiliki waktu
tabel tersebut, terlihat bahwa nilai rata-rata indeks kategori QoS tunggu lebih pendek didukung protokol routing menggunakan
metode kinerja VRRP adalah 3,92, lebih baik dibandingkan mekanisme link yang stabil dan menggunakan media yang
HSRP dan GLBP, yaitu sebesar 3,71 dan 3,875. Sementara itu, stabil, terlihat dari packet loss dan delay sebesar 0,017% dan
rata-rata indeks kategori QoS pada protokol routing OSPF 9,91 ms, lebih baik dibandingkan BGP. Hal ini sangat
adalah 3,89, lebih baik dibandingkan dengan BGP yang hanya berpengaruh pada masa pandemi, yaitu peserta didik masih
sebesar 3,78. mampu menjalankan praktik sekolah teaching factory
Gbr. 21 menyajikan perbandingan indeks QoS dalam bentuk meskipun dikontrol dari jarak jauh, sehingga tidak mengurangi
grafik. Dari indeks QoS yang dihasilkan, jika dilihat dengan nilai kompetensi peserta didik karena kinerja jaringan di
standar QoS sesuai Tabel I, QoS routing protokol OSPF sekolah memiliki keandalan sesuai ukuran QoS yang
menggunakan metode kinerja VRRP adalah sebesar 3,96 disarankan.
dengan kategori sangat memuaskan, HSRP sebesar 3,75
dengan kategori sangat memuaskan, serta GLBP sebesar 3,95 REFERENSI
dengan kategori sangat memuaskan. Protokol routing BGP [1] M.R. Syahrial, “Analisa Quality of Service IP Telephony dengan Metode
menggunakan metode kinerja VRRP memperoleh QoS sebesar Low Latency Queuing,” IncomTech, Jurnal Telekomunikasi dan
3,88 dengan kategori memuaskan, HSRP sebesar 3,67 dengan Komputer, Vol. 5, No. 1, hal. 69-92, Jan. 2014.
kategori memuaskan, serta GLBP sebesar 3,80 dengan kategori [2] W. Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta,
Indonesia: Kencana, 2011.
memuaskan.

Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ... ISSN 2301 - 4156
10 Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi | Vol. 10, No. 1, Februari 2021

[3] N. Fitrihana, “Model bisnis kanvas untuk Mengembangkan Teaching [18] K.H. Du, X.J. Nie, S.P. Singh, X.L. Xu, dan Y.L. Xu, “Distributed Virtual
Factory di SMK Tata Busana Guna Mendukung Tumbuhnya Industri Gateway Appliance,” U.S Patent 0013588 A1, hal. 1 -17, Jan. 2018.
Kreatif,” Jurnal Taman Vokasi, Vol. 5, No. 2, hal. 212-218, Des. 2017. [19] R. Thomas, S.K. Ghosh, dan J. Jose, “Source Mac Access Controls in a
[4] E. Ruth, “Deskripsi Kualitas Layanan Jasa Akses Internet di Indonesia Virtual Redundant Router Protocol Environment,” U.S Patent 7.573.812
dari Sudut Pandang Penyelenggara Description of Internet Quality of B2, Hal. 1-4, Sep. 2016.
Services (Qos) in Indonesia From the Providers’ Point of View,” Buletin [20] Firmansyah, M. Wahyudi, dan R.A. Purnama, “Protokol (VRRP) dan
Pos dan Telekomunikasi, Vol. 11, No. 2, hal. 137-146, Jun. 2013. Cisco Hot Standby Router Protocol (HSRP),” Pros. Konferensi
[5] O.A. Lebedeva1, J.O. Poltavskaya1, V. Gozbenko, dan A. Mikhailov, Nasional Sistem Informasi (KNSI), 2018, hal. 770 – 779.
“Solving a Dynamic Routing Problem Using an Optimization [21] N. Kocharians dan P. Paluch, CCIE Routing and Switching v5.0 Official
Algorithm,” Proc. International Scientific Conference Energy Cert Guide, Vol. 1, 5th ed., Indianapolis, USA: Cisco Press, 2014.
Management of Municipal Facilities and Sustainable Energy [22] R. Wulandari, “Analisis QoS (Quality of Service) pada Jaringan Internet
Technologies, 2020, hal. 1614. (Studi Kasus: UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon –
[6] F. Shahriar dan J. Fan, “Performance Analysis of FHRP in a VLAN LIPI),” Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, Vol. 2, No. 2,
Network with STP,” Proc. International Conference on Electronics hal. 162 – 172, Agu. 2016.
Technology (ICET), 2020, hal. 814-818. [23] Firmansyah, M. Wahyudi dan R.A. Purnama. “Analisis Perbandingan
[7] M.Y. Choirullah, M. Anif, dan A. Rochadi, “Analisis Kualitas Layanan Kinerja Jaringan Cisco VRRP dan HSRP,” Pros. Konferensi Nasional
Virtual Router Redundancy Protocol Menggunakan Mikrotik pada Sistem Informasi (KNSI), 2018, hal. 764 – 769.
Jaringan VLAN,” Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi [24] J.E. Lumanauw, Surya, dan T. Putra, “Analisis Kelebihan dan
Informasi (JNTETI), Vol. 5, No. 4, 278-285, Nov. 2016. Kekurangan Routing Protocol BGP dan OSPF untuk Failover Network
[8] F. Wang, F. Yan, X. Xue, B. Liu, L. Zhang, Q. Zhang, X. Xin, dan N. PT Orion Cybet Internet,” Skripsi, Universitas Bina Nusantara, Jakarta,
Calabretta, “Traffic Load Balancing based on Probabilistic Routing in Indonesia, Jan. 2013.
Data Center Networks,” Proc. International Conference on Optical [25] (2019) “G.1010: End-user Multimedia QoS Categories,” [Online],
Network Design and Modeling (ONDM), 2020, hal. 1-3.
http://www.itu.int/rec/T-REC-G.1010-200111-I/en, tanggal akses: 29-
[9] S. Rajagopalan. “An Overview of Server Load Balancing,” International Nov-2020.
Journal of Trend in Research and Development , Vol. 7, No. 2, hal. 231- [26] T. Pratama, M.A. Irwansyah, dan Y. Yulianti, “Perbandingan Metode
232, Apr. 2020. PCQ, SFQ, RED, dan FIFO pada Mikrotik sebagai Upaya Optimalisasi
[10] G.G. Yugianto, Router: Teknologi, Konsep, Konfigurasi dan Layanan Jaringan pada Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura,”
Troubleshooting, Bandung, Indonesia: Informatika Bandung, 2012. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JustIN), Vol. 3, No. 3, hal. 1-6,
[11] T.H. Hadi, “How to Export/Import Dynamic Routing Protokols with Nov. 2015.
Failure Recovery?,” International Journal of Advanced Science and [27] (2017) “Model Pembelajaran Teaching Factory,” [Online],
Technology, Vol. 29, No. 2, hal. 1007-1015, Jan. 2020. http://www.smkn2kuripan. sch.id/ model-pembelajaranteaching-factory/,
[12] S. Chairunnisa, R. Munadi, dan D. D. Sanjoyo, “Analisis Performansi tanggal akses: 29-Nov-2020.
Quality of Service Inter As MPLS-VPN Backto-Back VRF pada Layanan [28] B. Verma, S. Singh, S. Singh, S. Dubey, dan A. Dumka, “Implementation
IMS,” e-Proc.of Engineering, Vol. 5, No. 3, hal. 4560-4567, 2018. and Comparison of Performance of Various EGPs and IGPs with Traffic
[13] N. Djedjig, D. Tandjaoui, F. Medjek, dan I. Romdhani, “Trust-aware and Management,” Proc. 2015 2nd International Conference on Computing
Cooperative Routing Protocol for IoT Security,” Journal of Information for Sustainable Global Development (INDIACom), 2015, hal. 1044-1047.
Security and Applications, Vol. 52, Art. 102467, Jun. 2020. [29] M. Athira, L. Abrahami, dan R.G. Sangeetha, "Study on Network
[14] M.A. Mohamed dan S.J. Poh, “Hot Standby Router Protocol for a Private Performance of Interior Gateway Protocols RIP, EIGRP, and OSPF,"
University in Malaysia,” International Journal of Scientific Engineering Proc. 2017 Int. Conference on Nextgen Electronic Technologies: Silicon
and Technology, Vol. 4, No. 3, hal. 172-174, Jun. 2015. to Software (ICNETS2), 2017, hal. 344-348.
[15] P. Rajamohan, “An Overview of Virtual Router Redundancy Protokol [30] N.N.K.Krisnawijaya dan C.R.A. Paramartha, “Penerapan Jaringan
Techniques and Implementation for Enterprise Networks,” International Multihoming Pada Jaringan Komputer Fakultas Hukum,” Jurnal Ilmiah
Journal of Innovative Science, Engineering & Technology, Vol. 1, No. 9, Ilmu Komputer Universitas Udayana, Vol. 9, No. 1, hal. 23-31, Apr.
hal. 554-562, Nov. 2014. 2016.
[16] A.J. Mahdi dan A.A. Hussain, “Simulation of High Availability Internet [31] Apriadi, A. Zainudin, L.A.S. Irfan, “Computer Area Network Analysis
Service Provider’s Network,” Iraqi Journal of Computers, for QoS (Quality of Service) (Case Study: Faculty of Engineering
Communication, Control and Systems Engineering, Vol. 13, No. 1, hal. Mataram University),” Jurnal Teknik Universitas Mataram, Vol. 1, No.
18-31, Jan. 2013. 1, hal. 1-9, Nov. 2017.
[17] S.U. Masruroh, F. Robby, dan N. Hakiem, “Performance Evaluation of
Routing Protocols RIPng, OSPFv3, and EIGRP in an IPv6 Network,”
Proc. International Conference on Informatics and Computing (ICIC),
2016, hal. 111-116.

ISSN 2301 - 4156 Debbi Irfan Mudhoep: Kombinasi Protokol Routing OSPF ...

You might also like