5853 16842 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

p-ISSN: 2502-101X Volume 7 Nomor 1 Tahun 2022

e-ISSN: 2598-2400 DOI : 10.31604/eksakta.v7i1.118-122


KELAS UKURAN DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN SELUANG
(Rasbora argyrotaenia Bleeker, 1850) DI SUNGAI BILAH

Rasina Juliana Siregar1), Khairul1*)


1)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Labuhanbatu
*
email: [email protected]

Abstract

Scissortail fish (Rasbora argyrotaenia) is one of the fish whose habitat is found in the Bilah River. Fishing is
known to take place continuously, considering the price of fish is quite high (IRD = 60,000/ kg). Fishing during
this time is still from natural catches, so it is suspected that the population has decreased. This study aims to find
out the size class and length relationship of the weight of fish in the Bilah River. Research is an explorative
where the observation station is determined (purposive sampling) which is based on information of fishermen
who usually catch fish. Fishing was carried out three times, each in October, November, and December 2021.
The captured fish then measured the total length using a ruler with a length of 30 cm and its total weight with an
analytic scale accuracy rate of 0,1 g. Sampling of fish using a splint net. The research data is displayed with a
graphic image using the Microsoft Excel 2021 program application. Based on the results of this study obtained
the number of fish as many as 109 individuals. After dividing by interval, 3 size class groups were obtained,
namely: small (6,2-8,3 cm) as many as 73 individuals, medium (8,4-10,5 cm) as many as 14 individuals, large
(10,6-12,7 cm) as many as 22 individuals, and very large (12,8-14,9 cm) as many as 8 individuals. The length-
weight relationship of fish obtained the values b = 0,28 and R2 = 0,93, this indicates the length-weight
relationship of fish is negative alometric.

Keywords: Resbora Argyrotaenia, Size Class, Length-Weight Relationship

Abstrak

Ikan seluang (Resbora argyrotaenia) adalah salah satu ikan yang habitatnya ditemukan di Sungai Bilah.
Penangkapan ikan seluang diketahui berlangsung secara terus menerus, mengingat harga ikan seluang yang
cukup tinggi (Rp 60.000/kg). Penangkapan ikan seluang selama ini masih dari hasil tangkapan alam, sehingga
diduga populasinya mengalami penurunan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas ukuran dan
hubungan panjang berat ikan seluang di Sungai Bilah. Penelitian merupakan eksporatif dimana stasiun
pengamatan ditentukan (purposive sampling) yakni berdasarkan informasi nelayan yang baisa menangkap ikan
seluang. Penangkapan ikan dilakukan sebanyak tiga kali, masing-masing pada bulan Oktober, November, dan
Desember 2021. Ikan yang tertangkap kemudian diukur Panjang Total (total length) menggunakan penggaris
dengan panjang 30 cm dan berat totalnya dengan timbangan analitik tingkat akurasi 0,1 g. Pengambilan sampel
ikan menggunakan belat. Data hasil penelitian ditampilkan dengan gambar grafik dengan menggunakan aplikasi
program Microsoft Excel 2021. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh jumlah ikan sebanyak 109 individu.
Setelah dibagi berdasarkan 3 interval kelompok kelas ukuran, yakni: kecil (1,8-7,9 cm) sebanyak 73 individu,
sedang (8-14,1 cm) sebanyak 14 individu, dan besar (14,2-22,3 cm) sebanyak 22 ekor. Hubungan panjang berat
ikan diperoleh nilai b = 0,28 dan R2 = 0,93, hal ini menunjukan hubungan panjang berat ikan bersifat alometrik
negatif.

Kata Kunci: Resbora Argyrotaenia, Kelas Ukuran, Hubungan Panjang Berat

PENDAHULUAN
Sungai Bilah merupakan salah satu sungai terbesar di Kabupaten Labuhanbatu,
dimana melintasi 5 Kecamatan yakni: Bilah Barat, Rantau Utara, Pangkatan, dan Bilah
Hilir (Dimenta et al, 2020). Saat ini Sungai Bilah banyak dimanfaatkan masyarakat untuk
berbagai kegiatan seperti: mencuci, mandi, pelayaran dan sebagainya. Salah satu kegiatan
yang paling penting adalah sebagai tempat mencari nafkah. Banyak masyarakat
menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan di Sungai Bilah.

EKSAKTA : Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA│118


Volume 7 Nomor 1 Tahun 2022 Hal 118-122

Salah satu ikan yang sering ditangkap nelayan adalah ikan seluang (Resbora
argyrotaenia). Biasanya ikan ini tertangkap dengan jaring belat. Ikan seluang cukup mahal
di Labuhanbatu, harga per kilonya bisa mencapai Rp 60.000. Hal ini menyebabkan nelayan
melakukan penangkapannya secara terus menerus. Dampak nyata tentunya akan terjadi
penurunan populasi ikan seluang.
Sampai saat ini belum diketahui kondisi populasi ikan seluang di Sungai Bilah.
mengingat belum ada penelitian yang mengkaji hal tersebut. Perlu dilakukan sebuah studi
untuk mengkaji aspek biologi ikan seluang di Sungai Bilah. Data aspek biologi penting
sebagai data dasar pengelolaan sumber daya perikanan yang dibutuhkan bagi pemangku
kebijakan (stakeholder). Pengetahuan aspek biologi ikan seluang di Sungai Bilah bertujuan
untuk menjaga kelestariannya dimasa-masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kelas ukuran dan hubungan panjang berat ikan seluang di Sungai Bilah.
Menurut Lindawati et al., (2019); Faizah & Sadiyah, (2019) informasi terkait aspek
pertumbuhan dapat dijadikan dasar pengelolaan sumber daya ikan di suatu perairan supaya
tetap terjaga dan lestari.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2021. Lokasi penelitian di
Sungai Bilah bagian hilir, tepatnya di Kecamatan Bilah Hilir. Penelitian bersifat eksploratif
dimana penentuan stasiun pengamatan dengan cara ditentukan (purposive sampling), dimana
dalam hal ini berdasarkan informasi nelayan yang sering menangkap ikan seluang. Ada 3
stasiun pengamatan pada penelitian ini. Selanjutnya peta stasiun penelitian dapat dilihat pada
gambar 1 berikut.

Gambar 1. Peta Stasiun Penelitian

Pengambilan sampel ikan sebanyak 3 kali yakni masing-masing pada bulan Oktober,

119
Volume 7 Nomor 1 Tahun 2022 Hal 118-122

November, dan Desember. Ikan ditangkap menggunakan alat yang biasa disebut nelayan
sebagai jaring belat. Panjang jaring 400 meter dan tinggi jaring 2,5 meter. Jaring dipasang
pada saat air naik, dan pada saat kering ikan dikutip. Ikan seluang yang tertangkap ditimbang
beratnya menggunakan timbangan digital dengan keteliatian 0,1 gram. Ikan juga diukur
panjang totalnya menggunakan penggaris dengan panjang 30 cm. Data panjang dan berat
ikan yang tertangkap ditabulasikan ke dalam program Microsoft Excel dan kemudian
dianalisis datanya untuk mendapatkan kelas ukuran dan hubungan panjang berat ikan
seluang.
Penentuan selang kelas ukuran ikan menurut (Khairul et al., 2019) dengan melakukan
pengukuran panjang total ikan (cm) yang tertangkap, kemudian membagi kelas ukuran
berdasarkan kategori kecil, sedang, dan besar. Selanjutnya perhitungan untuk mengetahui
hubungan panjang berat ikan dapat menggunakan rumus (Effendie, 1979) sebagai berikut:
= ᵇ
Keterangan:
W = Berat Total (g)
L = Panjang Total (cm)
a dan b = Konstanta
Kategori hubungan panjang berat berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui jika nilai
b = 3 (Isometrik); jika nilai b < 3 Allometrik Negatif; dan jika nilai > 3 Allometrik Positif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kelas Ukuran
Jumlah ikan seluang yang tertangkap selama penelitian adalah sebanyak 109 individu.
Setelah dilakukan pengukuran ikan berdasarkan panjang totalnya, kemudian dimasukan
dalam kelompok kategori ukuran kecil (1,8-7,9 cm) sebanyak 73 individu, kelas ukuran
sedang (8-14,1 cm) sebanyak 14 individu, dan kelas ukuran besar (14,2-22,3 cm) sebanyak
22 ekor. Selanjutnnya data kelas ukuran dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2. Kelas Ukuran Ikan Seluang Di Sungai Bilah

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui kelas ukuran ikan seluang yang
tertangkap paling banyak pada ukuran kecil, selanjutnya ukuran besar, dan kemudian ukuran
sedang. Pada pertengahan bulan Agustus banyak larva ikan bermunculan yang melakukan
migrasi ke daerah estuaria dan puncaknya pada bulan Oktober (Subiyanto et al., 2008). Selain
itu diduga ikan-ikan muda memang senang berenang ke tepian sungai untuk mencari makan
dan menghindari pemangsa. menurut Setiap spesies ikan suka mengonsumsi berbagai jenis
makanan yang berbeda-beda terutama berbagai jenis pakan alami untuk. pertumbuhannya,
dan menyukai sungai yang banyak ditumbuhi vegetasi hal ini untuk menghindari risiko
pemangsaan sekaligus sebagai habitat pernaungan (Haryono et al., 2018).

120
Volume 7 Nomor 1 Tahun 2022 Hal 118-122

2. Hubungan Panjang Berat


Hasil analisis hubungan panjang panjang berat ikan seluang di Sungai Bilah dapat
dilihat pada gambar 3 berikut:

Gambar 3. Hubungan Panjang Berat Ikan Seluang Di Sungai Bilah

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat diketahui hubungan panjang berat ikan
seluang di Sungai Bilah bersifat alometrik negatif, karena nilai b < 3. Hal ini menunjukan
bahwa pertambahan berat ikan lebih cepat dari pertambahan panjang totalnya. Penelitian
terkait ikan seluang (Resbora argyrotaenia) sebelumnya pernah dilakukan di Waduk Jatigede
dan hasilnya juga bersifat alometrik negatif (Herawati et al., 2017). Nilai b yang diperoleh
diduga karena dipengaruhi oleh sifat ikan seluang yang merupakan perenang aktif. Ikan yang
menempati habitat di mengalir seperti sungai biasanya lebih banyak melakukan pergerakan
untuk melawan kecepatan arus. Oleh karena itu energi lebih banyak digunakan untuk aktifitas
berenang daripada pertumbuhannya (Zuliani et al., 2016); (Pieterson, 2019). Selain itu
beberapa faktor mempengaruhi nilai b pada pola pertumbuhan ikan antara lain seperti: umur,
jenis kelamin, perkembangan gonad, sumber makanan, parasit dan penyakit, serta kondisi
habitat (Le Cren, 1951); (Manullang & Khairul, 2020).

KESIMPULAN
Hasil penelitian terkait kelas ukuran dan hubungan panjang berat ikan seluang di
Sungai Bilah dapat disimpulkan bahwa saat ini telah terjadi gangguan terhadap aspek
pertumbuhannya. Hal ini mengindikasikan telah terjadi penurunan populasi ikan seluang di
Sungai Bilah, diduga akibat penangkapan berlebih ataupun pencemaran lingkungan.
Selanjutnya perlu dilakukan penelitian terkait dinamika populasi ikan seluang dan uji
parameter pencemaran di Sungai Bilah.

DAFTAR PUSTAKA
Dimenta, R. H, Agustina, R., Machrizal, R., & Khairul. (2020). Kualitas Sungai Bilah
Berdasarkan Biodiversitas Fitoplankton. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 11(2),
24–33.
Effendie, M. . (1979). Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri, Jakarta.
Faizah, R., & Sadiyah, L. (2019). Aspek Biologi dan Parameter Pertumbuhan Ikan Layang
(Decapterus russelli, Rupell, 1928) Di Perairan Selat Malaka. BAWAL Widya Riset
Perikanan Tangkap, 11(3), 175–187. https://doi.org/10.15578/bawal.11.3.2019.175-
187
Haryono, Sudarso, J., Gundo, M. T., Raharjo, M. F., & Pertami, N. D. (2018). Ekologi

121
Volume 7 Nomor 1 Tahun 2022 Hal 118-122

Reproduksi dan Pertumbuhan Ikan. IPB Press, Bogor.


Herawati, T., Lili, W., Mustikawati, R., Adhardiansyah, & Diliana, S. Y. (2017).
Pertumbuhan Ikan Paray (Resbora argyrotaenia) Di Waduk Jatigede Kabupaten
Sumedang Propinsi Jawa Barat. Jurnal Akuatika Indonesia, 2(1), 71-78.
Khairul, K., Machrizal, R., Harahap, A., Gultom, M., Harahap, R. D., & Nazliah, R. (2019).
Biological aspects of fish indo pacific tarpon (Megalops cyrinoides Broussonet, 1782)
at Belawan River. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 348(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/348/1/012028
Le Cren, E. . (1951). The Length-Weight Relationship and Seasonal Cycle in Gonad Weight
and Condition in the The Lenght-Weight relationship and seasonal cycle in gonad
weight and condition in the perch. British Ecological Society, 20(2), 201–219.
https://doi.org/https://doi.org/10.2307/1540
Lindawati, L., Fahrudin, A., & Boer, M. (2019). Karaketristik Pertumbuhan Dan Biologi
Reproduksi Ikan Kuniran (Upeneus sulphureus, Cuvier 1829) Di Perairan Selat
Sunda. Jurnal Biologi Tropis, 19(2), 180 - 188. https://doi.org/10.29303/jbt.v19i2.
1293
Manullang, H. M., & Khairul. (2020). Kelas Ukuran dan Pola Pertumbuhan Ikan Butuh
Keleng (Butis butis) di Sungai Belawan. Biologica Samudra, 2(1), 54–59.
Pieterson, I. A. (2019). Keanekaragaman dan Pola Pertumbuhan Ikan Yang Tertangkap Di
Sungai Sigumbang, Danau Toba Sumatera Utara. Skripsi Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Subiyanto, Ruswayuni, & Cahyono, D. G. (2008). Komposisi Dan Distribusi Larva Ikan
Pelagis Di Estuaria Pelawangan Timur, Segara Anakan, Cilacap. Jurnal Saintek
Perikanan, 4(1), 62–68.
Zuliani, Z., Muchlisin, Z. A., & Nurfadillah, N. (2016). Kebiasaan Makanan dan Hubungan
Panjang Berat Ikan Julung - Julung (Dermogenys sp .) Di Sungai Alur Hitam. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan Dan Perikanan Unsyiah, 1(1), 12–24.

122

You might also like