469 ArticleText 2265 3 10 20220131

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/358461405

Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia

Article · January 2022


DOI: 10.46963/asatiza.v3i1.469

CITATION READS

1 154

3 authors, including:

As'Adut Tabi'in
Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatun Najah Rengat
9 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Manajemen Sebagai Sains, Seni dan Profesi serta Implementasinya di Madrasah Tsanawiyah Madinatun Najah Rengat View project

All content following this page was uploaded by As'Adut Tabi'in on 09 February 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)

Asatiza :Jurnal Pendidikan


P-ISSN: 2721-0723 | E-ISSN: 2716-3202
https://ejournal.stai-tbh.ac.id/index.php/asatiza

Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan


di Indonesia
*
As’adut Tabi’in1,a , Lias Hasibuan2,b Kasful Anwar US3,c
1
STAI Madinatun Najah Rengat, Indragiri Hulu, Riau, Indonesia
2,3
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia
a
[email protected], [email protected], [email protected]
INFORMASI Abstract
ARTIKEL This study aimed at determining how the implementation of Islamic
education, describing the social changes and contribution to the
Histori Artikel: development of Indonesia. This research was descriptive qualitative
Diterima : 07/01/2022 research using the library method. This study reveals several facts that the
Direvisi : 11/01/2022 trend of understanding transnational Islam brought by several Indonesian
Disetujui : 12/01/2022 students from the Middle East. The practice tends to become a conflict
Diterbitkan : 31/01/2022 with Islamic values that Rahmatan Lil 'Alamin, participated in social
Keywords: change in Indonesia. Then it was also driven by the high religious spirit of
Islamic Education, young people without being equipped with qualified knowledge,
Development in strengthening them in taking a stand. This became one of the causes of the
Indonesia, Social formation of perspectives, attitudes, and decisions to all conditions that
Changes exist in the environment.
Abstrak
Kata Kunci: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
Pendidikan Islam, pendidikan Islam di Indonesia, mendeskripsikan perubahan sosial yang
Pembangunan di terjadi di Indonesia dan untuk mengetahui kontribusi keduanya terhadap
Indonesia, Perubahan pembangunan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
Sosial deskriptif menggunakan metode kepustakaan. Penelitian ini mengungkap
DOI: beberapa fakta bahwa tren pemahaman Islam transnasional yang dibawa
https://doi.org/10.46963/ beberapa pelajar Indonesia dari Timur tengah, penerapannya cenderung
asatiza.v3i1.469 sering berbenturan dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan Lil ‘Alamin,
ikut serta dalam perubahan sosial di Indonesia. Kemudian didorong pula
*Correspondence oleh tingginya semangat beragama kaum muda tanpa dibekali ilmu yang
Author: mumpuni, kemudian memperkuat mereka dalam mengambil sikap. Hal ini
[email protected] kemudian menjadi salah satu penyebab terbentuknya cara pandang,
om bersikap, dan mengambil keputusan terhadap segala kondisi yang ada di
lingkungannya.

Cara mensitasi artikel:


Tabi’in, A., Hasibuan, L., & Us, K. A. (2022). Pendidikan Islam, perubahan sosial, dan pembangunan
di Indonesia. Asatiza: Jurnal Pendidikan, 3(1), 46-59. https://doi.org/10.46963/asatiza.v3i1.469

PENDAHULUAN merosotnya wibawa Negara, intoleransi,


Gerakan nasional revolusi mental dan melemahnya sendi perekonomian
merupakan isu terbaru yang digagas (Kemenkopmk, 2021).
kembali oleh presiden Republik Indonesia, Terkait intoleransi (Indy, Waani, &
Joko Widodo dengan mengeluarkan inpres Kandowangko, 2019) mengemukakan
No.12 Tahun 2016. Hal ini didasari oleh beberapa indikator perubahan sosial
kesadaran bahwa bangsa Indonesia sedang melalui peran pendidikan, yaitu berpikir
menghadapi tiga masalah besar, yaitu kritis dan inovatif, menghargai karya
Editorial Address: Kampus STAI Auliaurrasyidin Tembilahan
Jl. Gerilya No. 12 Tembilahan Barat, Riau Indonesia 29213
Mail: [email protected] | 48
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

orang lain, pelapisan masyarakat yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
terbuka, kesadaran atas keberadaan masyarakat.
masyarakat yang heterogen, dan Artinya, kebudayaan mencakup ke
berorientasi pada masa depan. semuanya yang didapatkan atau dipelajari
Pada tahun 2020 dan 2021, oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
pemerintah melalui Kemenko PMK, Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu
menyerukan kembali Gerakan Nasional yang dipelajari dari pola-pola perilaku
Revolusi Mental, di mana kelompok yang normatif. Oleh karena itu manusia
strategis dalam upaya revolusi mental yang mempelajari kebudayaan dari
diantaranya adalah Akademisi masyarakat, bisa membangun kebudayaan
(Kemenkopmk, 2021). (konstruktif) dan bisa juga merusaknya
Salah satu fungsi dari pendidikan (destruktif).
adalah untuk membentuk atau Salah satu misi lahirnya negara
merencanakan perubahan, baik secara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
sosial, ekonomi maupun budaya bangsa. Bangsa yang cerdas merupakan
(Madekhan, 2020). Dengan demikian modal dasar untuk mewujudkan misi-misi
dapat diketahui bahwa pendidikan yang lain, terutama dalam rangka
merupakan sektor strategis yang mewujudkan visi Negara Indonesia yang
berkontribusi dalam membentuk berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
perubahan sosial, ekonomi dan budaya Indonesia, berdasarkan ketuhanan yang
bangsa Indonesia. maha esa, Kemanusiaan yang adil dan
Melville J. Herkovits dan Bronislaw beradab, Persatuan Indonesia, dan
Malinowski mengemukakan keterkaitan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
sosial, budaya dan masyarakat, bahwa kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
cultural determinism berarti segala sesuatu perwakilan.
yang terdapat di dalam masyarakat Secara inheren memuat pesan bahwa
ditentukan adanya oleh kebudayaan yang mencerdaskan kehidupan bangsa semata-
dimiliki oleh masyarakat itu (Soemardjan, mata untuk menghantarkan manusia
1964). Herkovits juga memandang Indonesia yang berbudi luhur dan
kebudayaan sebagai sesuatu yang berwatak, berkepribadian dan
superorganic, sebab kebudayaan yang berkeadaban, bersatu dalam kebhinekaan,
dihasilkan dari interaksi sosial masyarakat dialogis, kekeluargaan dan demokratis,
secara turun-temurun dari generasi ke cerdas, terampil, berbasis ilmu
generasi berikutnya. pengetahuan dan teknologi, berbudaya
Lebih jauh dapat dilihat dari definisi kreatif dan inovatif untuk mewujudkan
yang dikemukakan oleh (Tylor, 1871), keadilan sosial di segala bidang
kebudayaan adalah kondisi kompleks yang kehidupan. Berangkat dari amanat
di dalamnya mencakup pengetahuan, tersebut, maka melalui badan-badan
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, publiknya negara bergerak di ruang publik
adat istiadat, kemampuan-kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan.
serta kebiasaan-kebiasaan yang Sehingga pendidikan perubahan sosial

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


| 49 This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

termasuk di dalamnya adalah Buddayah yaitu bentuk jamak kata Buddhi


pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa
di Indonesia saling mempengaruhi satu Inggris, kata budaya berasal dari kata
dengan yang lainnya. culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan
dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin,
METODE
berasal dari kata Colore. Colore berarti
Penelitian ini menggunakan
mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
pendekatan kualitatif deskriptif, dengan
mengembangkan tanah (bertani).
metode Library Research. Sumber primer
Kemudian pengertian ini berkembang
yang digunakan adalah beberapa hasil
dalam arti culture, yaitu sebagai segala
penelitian yang berkaitan dengan topik
daya dan aktivitas manusia untuk
pembahasan dalam penelitian ini yaitu: (1)
mengolah dan mengubah alam. Berikut
Peran Pendidikan Dalam Proses
pengertian budaya atau kebudayaan dari
Perubahan Sosial Di Desa Tumaluntung
beberapa ahli (Maran & Raga, 2007):
Kecamatan Kauditan Kabupaten
1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu
Minahasa Utara, oleh Ryan, dkk. Holistik,
keseluruhan kompleks yang meliputi
Journal Of Social and Culture, vol.12,
pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
No.4, 2019. (Indy, Waani, &
moral, keilmuan, hukum, adat-istiadat,
Kandowangko, 2019) (2) Fungsi
dan kemampuan yang lain serta
Pendidikan Dalam Perubahan Sosial
kebiasaan yang didapat oleh manusia
Kontemporer, oleh Madekhan, Reforma:
sebagai anggota masyarakat.
Jurnal pendidikan dan Pembelajaran
2. R. Linton, kebudayaan dapat
Vol.9, No. 1. (3) Peran Pendidikan Islam
dipandang sebagai konfigurasi tingkah
Terhadap Perubahan Sosial, oleh Miftahul
laku yang dipelajari dan hasil tingkah
Huda, Edukasia: Jurnal Penelitian
laku yang dipelajari, di mana unsur
Pendidikan Islam, Vol 10, No. 1, 2015.
pembentuknya didukung dan
(Madekhan, 2020). Serta, Beberapa
diteruskan oleh anggota masyarakat
sumber sekunder, seperti buku, surat kabar
lainnya.
baik cetak maupun digital. Analisis data
dengan menggunakan metode Content 3. Robert H. Lowie, kebudayaan adalah
“segala sesuatu yang diperoleh oleh
analysis, berdasarkan tahapan Klaus
Krippendorff yaitu unitizing, sampling, individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adatistiadat, norma-
recording, reducing, abductively
norma artistic, kebiasaan makan,
inferring, dan narrating.
keahlian yang diperoleh bukan karena
HASIL DAN PEMBAHASAN kreativitasnya sendiri melainkan
Kebudayaan dan Perubahan Sosial merupakan warisan masa lampau yang
Kebudayaan berasal dari kata dapat melalui pendidikan formal atau
budaya, sedangkan budaya adalah bentuk informal”
jamak dari kata budidaya yang berarti 4. Clyde Kluckhohn, mendefinisikan
cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya kebudayaan sebagai “total dari cara
sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0) | 50
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

hidup suatu bangsa, warisan sosial berpola dari manusia dalam


yang diperoleh individu dari grupnya” masyarakat.
5. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-
kebudayaan adalah keseluruhan sistem benda hasil karya manusia.
gagasan, milik diri manusia dengan Dengan demikian dapat kita lihat
belajar. bahwa perwujudan kebudayaan dapat
6. Selo Soemardjan dan Soelaeman diidentifikasi berdasarkan sifatnya, yaitu
Soemardi, mengatakan bahwa budaya yang bersifat abstrak, yang berada
kebudayaan adalah semua hasil karya, pada alam pikiran manusia sehingga tidak
rasa, dan cipta masyarakat. dapat tersentuh oleh Panca Indera atau
Dengan demikian kebudayaan atau didokumentasikan, seperti gagasan, ide,
budaya menyangkut keseluruhan aspek nilai-nilai, norma peraturan, dan cita-cita.
kehidupan manusia baik material maupun Yang kedua adalah budaya yang bersifat
non-material. Sebagian besar ahli yang kongkret yang berpola, dari tindakan atau
mengartikan kebudayaan seperti ini perbuatan, aktivitas dalam masyarakat
kemungkinan besar sangat dipengaruhi yang terlihat secara kasat mata.
oleh pandangan evolusionisme, yaitu Unsur-unsur kebudayaan terdapat
suatu teori yang mengatakan bahwa pada setiap kebudayaan dari semua
kebudayaan itu akan berkembang dari manusia di mana pun berada. Selanjutnya
tahapan yang sederhana menuju tahapan Koentjaraningrat menyusun tujuh unsur-
yang lebih kompleks. unsur kebudayaan yang bersifat universal
Beberapa ilmuwan seperti Talcott berdasarkan pendapat para ahli
Parson (Sosiolog) dan Al Kroeber antropologi. Tujuh unsur kebudayaan
(Antropolog) menganjurkan untuk yang dimaksud adalah (Wahyuni, 2013);
membedakan wujud kebudayaan secara (1) Bahasa (2) Sistem pengetahuan (3)
tajam sebagai suatu sistem. Di mana Organisasi sosial (4) Sistem peralatan
wujud kebudayaan itu adalah sebagai hidup dan teknologi (5) Sistem mata
suatu rangkaian tindakan dan aktivitas pencarian (6) Sistem religi (7) Sistem
manusia yang berpola. Demikian pula J.J. kesenian.
Hogmann dalam bukunya The World of Pendidikan Islam dan Perubahan Sosial
Man (1959) membagi budaya dalam tiga
Perkembangan pendidikan Islam
wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact. Pendidikan Islam yang berjalan
Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut,
berkembang sejalan dengan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa penyebarannya menjadikan pendidikan
kebudayaan itu dibagi atau digolongkan Islam terus mengiringi perkembangan
dalam tiga wujud (Warsito, 2012), yaitu : zaman. Dari lingkungan keluarga,
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari masyarakat dan wilayah, proses
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma- penanaman dasar-dasar keimanan terus
norma, dan peraturan. terjadi, hingga pada ruang yang lebih luas.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu
Perkembangan yang luar biasa di dunia
kompleks aktivitas serta tindakan

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


| 51 This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

pendidikan Islam berkembang luas hingga mahasiswa/santri diasramakan dan


ke Asia dan Eropa pada masa baik dinasti mendapat beasiswa, semuanya diambil
Umayyah maupun masa dinasti dari pengelolaan wakaf yang disediakan
Abbassiyah, di mana perluasan dan oleh khalifah. Sistem inilah yang menjadi
pengembangan Islam terus dilakukan dari landasan dasar pendidikan formal Islam,
jalur perdagangan. Yang kemudian yang diterapkan pula di perguruan tinggi
dengan inilah penanaman nilai-nilai ajaran Jundi Shapur di Baghdad. Hanya saja,
Islam ditanamkan pada setiap kurikulum yang diberikan didominasi
pemeluknya. ilmu-ilmu agama dengan Al-Quran
Dalam perkembangannya, sebagai porosnya. Menurut (Charles
pembatasan pendidikan ini menurut Michael Stanton, 1994), ada satu hal yang
Charles Michael Stanton diklasifikasi dari menjadi kelebihan dari sistem pendidikan
tempat pelaksanaan dan materi (ilmu) masjid/madrasah-akademik adalah
yang dikaji, yakni; pendidikan formal mampu menciptakan satu atmosfer
dimulai dari masjid Jami’ (selain tempat pendidikan khas yang memadukan
ibadah juga pusat informasi dan kehidupan akademik dengan kehidupan
penyambung hubungan antara pemerintah sosial dari orang/masyarakat yang tinggal
dan masyarakat), dan masjid non Jami’ di lingkungannya.
(pusat halaqah agama, yang hanya Pada perkembangan selanjutnya
menyampaikan disiplin ilmu Hadith, fiqh, setelah masyarakat muslim mulai
tafsir, ushul fiqh, nahwu, sharaf dan sastra terbentuk, pendidikan diselenggarakan
Arab) (Charles Michael Stanton, 1994). dalam bentuk formal, sehingga menjadi
Berawal dari pengklasifikasian disiplin salah satu pilar dari peradaban Islam.
ilmu inilah, maka disiplin ilmu yang lain Dalam hal ini pendidikan Islam bentuk
seperti filsafat Yunani, sains dan ilmu formal ditandai oleh munculnya madrasah
yang berasal dari Timur tidak diajarkan, sebagai lembaga pendidikan dan sekaligus
karena tidak dianggap sebagai ilmu sebagai jalur pendidikan. Di dalam
agama. Masyarakat Islam lebih berkutak- madrasah berlangsung proses komunikasi
kutik pada perkembangan fiqh saat itu, pedagogis antara pendidik dan peserta
yaitu adanya aliran empat madzhab dalam didik, yang darinya diharapkan mengarah
fiqh. Didirikannya lembaga wakaf pada kepada tercapainya tujuan instruksional
masa pemerintahan Nizhâm alMulk, (Azra, 1998).
merupakan awal dari sebutan lembaga Hakikat perubahan sosial
pendidikan yang berpusat di masjid Perubahan sosial pada sebuah
sebagai masjid-akademik yang sistemnya wilayah biasanya dapat terlihat dari
berbeda dengan masjid jami’ maupun non bagaimana perkembangan peradaban
jami’. Perbedaannya terletak pada sistem masyarakat di suatu wilayah. Dengan
pendidikannya, yaitu madrasah akademik demikian perubahan sosial, hakikatnya
(madrasah Nidzhamiyyah) mengangkat adalah munculnya sebuah peradaban yang
tenaga pengajar khusus, staf maupun guru kuat. Menurut Ibn Khaldun diantara tanda
menerima dan mendapatkan penghasilan, wujudnya peradaban adalah

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0) | 52
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

berkembangnya ilmu pengetahuan seperti kontemporer umumnya menerima


fisika, kimia, geometri, aritmetik, pendapat bahwa agama adalah asas
astronomi, optic, kedokteran dan lain peradaban, menolak agama adalah
sebagainya. Maju mundurnya suatu kebiadaban. Sayyid Qutb menyatakan
peradaban tergantung atau berkaitan bahwa keimanan adalah sumber
dengan maju mundurnya ilmu peradaban. Meskipun dalam peradaban
pengetahuan. Islam struktur organisasi dan bentuknya
Jadi substansi peradaban yang secara material berbeda-beda, namun
terpenting dalam teori Ibn Khaldun adalah prinsip-prinsip dan nilai-nilai asasinya
ilmu pengetahuan. Namun ilmu adalah satu dan permanen. Prinsip-prinsip
pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa itu adalah ketakwaan kepada Tuhan
adanya komunitas yang aktif (Taqwa), keyakinan kepada keesaan
mengembangkannya. Karena itu suatu Tuhan supremasi kemanusiaan di atas
peradaban atau suatu harus dimulai dari segala sesuatu yang bersifat material,
suatu “komunitas kecil” dan ketika pengembangan nilai-nilai kemanusiaan
komunitas itu membesar maka akan lahir dan penjagaan dari keinginan hewani,
komunitas besar. Komunitas itu biasanya penghormatan terhadap keluarga,
muncul di perkotaan atau bahkan menyadari fungsinya sebagai khalifah
membentuk suatu kota. Dari kota itulah Allah di bumi berdasarkan petunjuk dan
akan terbentuk masyarakat yang memiliki perintah-Nya (syariat) (Muhammad Abdul
berbagai kegiatan kehidupan yang dari Jabar, 1983)
padanya timbul suatu sistem ke Muhammad Abduh juga
masyarakat dan akhirnya lahirlah suatu menekankan bahwa agama atau keyakinan
Negara. Kota Madinah, kota Cordova, adalah asas segala peradaban. Bangsa-
kota Baghdad, kota Samara, kota Kairo bangsa purbakala seperti Yunani, Mesir,
dan lain-lain adalah sedikit contoh dari dan India, membangun peradaban mereka
kota yang berasal dari komunitas yang dari sebuah agama, keyakinan atau
kemudian melahirkan Negara. Tanda- kepercayaan. Arnold Toynbee juga
tanda lahir dan hidupnya suatu komunitas mengakui bahwa kekuatan spiritual
bagi Ibn Khaldun di antaranya adalah (batiniyah) adalah kekuatan yang
berkembangnya teknologi, (tekstil, memungkinkan seseorang melahirkan
pangan, dan papan/arsitektur), kegiatan manifestasi lahiriah (outward
ekonomi, tumbuhnya praktik kedokteran, manifestation) yang kemudian disebut
kesenian (kaligrafi, musik, sastra dsb.). Di sebagai peradaban itu (Muhammad Abdul
balik tanda-tanda lahirnya suatu peradaban Jabar, 1983).
itu terdapat komunitas yang aktif dan Jika agama atau kepercayaan
kreatif menghasilkan ilmu pengetahuan. merupakan asas peradaban, dan jika
Namun dibalik faktor aktivitas dan agama serta kepercayaan itu membentuk
kreativitas masyarakat masih terdapat cara pandang seseorang terhadap sesuatu
faktor lain yaitu agama, spiritualitas atau yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
kepercayaan. Para sarjana Muslim tindakan nyatanya atau manifestasi

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


| 53 This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

lahiriahnya, maka sejalan dengan teori aktivitas ilmiah dan teknologi. Setiap
modern bahwa pandangan hidup aktivitas manusia akhirnya dapat dilacak
(worldview) merupakan asas bagi setiap pada pandangan hidupnya, artinya
peradaban dunia. Para pengkaji peradaban, aktivitas manusia dapat direduksi ke
filsafat, sains dan agama kini telah banyak dalam pandangan hidup itu (Alparslan
yang menggunakan worldview sebagai Acikgence, 1996).
matrik atau framework. Ninian Smart Kontribusi pendidikan Islam terhadap
menggunakannya untuk mengkaji agama, perubahan sosial dan pembangunan di
S.M. Naquib al-Attas, al-Mawdudi, Indonesia.
Sayyid Qutb, memakainya untuk Pembangunan dalam hal ini adalah
menjelaskan bangunan konsep dalam perubahan sosial yang direncanakan, dan
Islam, Alparslan Acikgence untuk terkadang istilah pembangunan dan
mengkaji sains, Atif Zayn, memakainya modernisasi sering memiliki makna yang
untuk perbandingan ideologi, Thomas F tumpang tindih, walaupun secara
Wall untuk kajian filsafat, Thomas S Kuhn praktiknya memang demikian. Perubahan
dengan konsep paradigmanya sejatinya
sosial yang berdampak pada pembangunan
sama dengan menggunakan worldview
di sini dapat terlihat dari perubahan cara
sebagai kajian sains.
berpikir, sikap, berjiwa wiraswasta,
Meski mereka berbeda pendapat berorientasi pada masa depan, menghargai
tentang makna worldview, mereka pada karya orang lain, sadar akan
umumnya mengaitkan worldview dengan kemajemukan, dan sebagainya.
peradaban atau seluruh aktivitas ilmiah, Islam sebagai sebuah agama
sosial dan keagamaan seseorang. Ninian dinyatakan Allah di dalam Al-Quran
Smart, pakar kajian perbandingan agama, melalui Nabi Muhammad merupakan
memberi makna worldview sebagai rahmat bagi alam semesta (rahmatan li al-
“kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang alamin), merupakan gambaran paling
terdapat dalam pikiran orang yang
ideal bagi umat manusia. Secara normatif,
berfungsi sebagai motor bagi Al-Quran telah memberikan petunjuk
keberlangsungan dan perubahan sosial dan keselamatan bagi manusia, dan Nabi
moral” (Smart, 1983). Muhammad dilahirkan sebagai pemberi
Penekanannya pada fungsi contoh operasional terhadap petunjuk Al-
worldview sebagai motor perubahan sosial Quran itu di dalam kehidupan sosial,
dan moral. Secara filosofis Thomas F ekonomi, politik, hukum dan berbagai
Wall, memaknai worldview sebagai komponen kehidupan di masyarakat.
“sistem kepercayaan asas yang integral Keteladanan Nabi Muhammad
tentang hakikat diri kita, realitas, dan justru hadir di tengah masyarakat yang
tentang makna eksistensi” (Wall, 2001). mengalami dekadensi moral yang luar
Dalam kaitannya dengan aktivitas ilmiah biasa dan sulit dicari tandingannya yang
Alparslan Acikgence memaknai dikenal dengan masyarakat Jahiliah.
worldview sebagai asas bagi setiap Keteladanan Nabi Muhammad tidak hanya
perilaku manusia, termasuk aktivitas- berhenti pada pribadinya, melainkan harus

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0) | 54
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

dilanjutkan oleh pengikut-pengikutnya 3. Sistem notasi dan desimal Arab


terutama para tokohnya baik penguasa dikenalkan ke dunia barat.
Muslim, ulama, cendekiawan Muslim 4. Karya terjemahan dari Ibnu Sina
maupun penyandang profesi-profesi dalam bidang kesehatan dipakai
dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sebagai teks di lembaga-lembaga
dituntut untuk mentransformasikan pesan pendidikan tinggi sampai pertengahan
ayat-ayat Al-Quran maupun contoh abad ke-17.
perilaku Nabi itu, dalam bentuk contoh- 5. Ilmuwan-ilmuwan muslim dengan
contoh baru dalam kehidupan modern karya-karyanya telah merangsang
sekarang ini yang begitu kompleks dan kebangkitan Eropa dan memperkaya
menghadapkan mereka pada tantangan kebudayaan Romawi kuno.
yang multidimensional. 6. Lembaga-lembaga pendidikan Islam
Marshall Hodgson menyatakan yang telah didirikan jauh sebelum
bahwa: Sejarah umat manusia adalah Eropa bangkit, dalam bentuk madrasah
sebuah ”percobaan” (venture) sebagai pendahulu berdirinya
menciptakan masyarakat yang sebaik- universitas di Eropa.
baiknya, dalam konteks sejarah dan 7. Para ilmuwan muslim berhasil
hukum-hukumnya yang efektif dan melestarikan pemikiran dan tradisi
immutable. Maka sukses atau gagalnya ilmiah Romawi-Persia sewaktu Eropa
percobaan tersebut, tidak selalu terletak dalam kegelapan.
pada ketentuan normatifnya, melainkan 8. Sarjana-sarjana Eropa belajar di
pada faktor manusia, dan pengalamannya berbagai lembaga pendidikan dunia
yang menyejarah dan bersifat kesejarahan tinggi dunia Islam dan mentransfer
(Nurcholish Madjid, 2009). Islam banyak ilmu pengetahuan ke dunia barat.
memberikan kontribusi terhadap ilmu 9. Ilmuwan-ilmuwan muslim telah
pengetahuan kepada dunia barat, menyumbangkan pengetahuan tentang
kontribusi tersebut antara lain sebagai rumah sakit, sanitasi serta makanan ke
berikut: Eropa (Charles Michael Stanton,
1. Sepanjang abad ke 12 dan sebagian 1994).
abad 13, karya-karya muslim dalam Sementara kurikulum pendidikan
bidang filsafat, sais telah formal terbatas pada ilmu agama, Fiqh dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, mazhab, hal inilah yang menurut Stanton
khususnya dari Spanyol. sebagai awal kemunduran umat Islam
Penerjemahan ini telah memperkaya yang mengakibatkan terjadinya transmisi
kurikulum pendidikan dunia barat, pendidikan tinggi ke Eropa (Nurcholish
khususnya di Northwest Eropa. Madjid, 2009)
2. Muslim telah memberikan sumbangan Dari beberapa keterangan di atas
eksperimental mengenai metode- dapat penulis simpulkan bahwa kontribusi
metode dan teori-teori sains ke dunia pendidikan Islam terhadap perubahan
barat. sosial melingkupi segala bidang, ini
didasarkan pada dasar perubahan sosial

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


| 55 This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

bermula dari alam pikiran manusia secara potensi untuk membangun negara
abstrak berupa ide yang kemudian multikultur yang besar “multicultural
menghasilkan cipta karya dan rasa yang nation-state”. Keragaman masyarakat
dapat berupa materi maupun non-materi. multikultural sebagai kekayaan bangsa di
Tentunya sangat mempengaruhi cara sisi lain sangat rawan memicu konflik dan
pandang suatu kelompok yang kemudian perpecahan. Sebagaimana yang
menciptakan norma-norma, nilai hingga dikemukakan oleh Nasikun bahwa
aturan-aturan baik tertulis maupun yang kemajemukan masyarakat Indonesia
kemudian membudaya tanpa tertulis. paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya
Kemudian bila kita lihat dalam yang unik, pertama secara horizontal, ia
perkembangan di Indonesia, hal ini terlihat ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-
kemudian pada tujuan pendidikan yang kesatuan sosial berdasarkan perbedaan
terformulasi pada UU. No.20 tahun 2003 suku bangsa, agama, adat, serta perbedaan
tentang tujuan pendidikan di mana kedaerahan, dan kedua secara vertikal
bertujuan mengembangkan potensi peserta ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan
didik menjadi manusia yang beriman dan vertikal antara lapisan atas dan lapisan
bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa. bawah yang cukup tajam (Nasikun, 2007).
Berakhlak mulia, sehat berilmu cakap Tidak mudah mempersatukan
kreatif mandiri dan menjadi warga Negara sebuah keragaman tanpa didukung oleh
yang demokratis serta bertanggung jawab. kesadaran masyarakat multikultural yang
Hubungan antara pendidikan Islam tentunya terbentuk dari pendidikan yang
di Indonesia seperti yang telah dijelaskan kemudian bertransformasi menjadi sebuah
pada pembahasan sebelumnya, tentu peradaban. Masyarakat Indonesia
memiliki kontribusi besar terhadap merupakan masyarakat yang paling
pembentukan karakter bangsa dan majemuk di dunia, selain Amerika Serikat
pengaruhnya terhadap pembangunan di dan India. Sejalan dengan hal tersebut,
Indonesia. Geertz dalam Hardiman, mengemukakan
Indonesia adalah salah satu negara bahwa Indonesia sedemikian
multikultur terbesar di dunia, hal ini dapat kompleksnya, sehingga sulit melukiskan
terlihat dari kondisi sosiokultural maupun anatominya secara persis. (Hardiman,
geografis Indonesia yang begitu 2001)
kompleks, beragam, dan luas. “Indonesia Kemajemukan ini tumbuh dan
terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, berkembang ratusan tahun lamanya
budaya, agama, dan lain-lain yang masing- sebagai warisan dari nenek moyang
masing plural (jamak) dan sekaligus juga bangsa Indonesia. Hefner dalam Mahfud,
heterogen “aneka ragam” memaparkan bahwa: Pluralisme kultural
(Kusumohamidjojo, 2000). di Asia Tenggara, khususnya Indonesia,
Sebagai negara yang plural dan Malaysia, dan Singapura sangatlah
heterogen, Indonesia memiliki potensi mencolok, terdapat hanya beberapa
kekayaan multi etnis, multi kultur, dan wilayah lain di dunia yang memiliki
multi religion yang semuanya merupakan pluralisme kultural seperti itu. Karena

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0) | 56
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

itulah dalam teori politik Barat dasawarsa kesenjangan di berbagai bidang, masih
1930-an dan 1940-an, wilayah ini, terjadi dimana-mana.
khususnya Indonesia dipandang sebagai SIMPULAN
“lokus klasik” bagi konsep masyarakat Kebudayaan menyangkut
majemuk/ plural (plural society) yang keseluruhan aspek kehidupan manusia
diperkenalkan ke dunia Barat oleh JS baik material maupun non-material.
Furnivall (Mahfud, 2005) Secara sederhana, hubungan manusia dan
Dari sini dapat dipahami bahwa kebudayaan adalah sebagai perilaku
tidak dapat dipungkiri di mana kebudayaan dan kebudayaan merupakan
kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari obyek yang dilaksanakan manusia.
semangat persatuan sebangsa yang Dalam ilmu sosiologi manusia dan
disatukan oleh satu pandangan hidup, kebudayaan dinilai sebagai “dwi tunggal”
kebhinekaan yang kemudian menjadi yang berarti walaupun keduanya berbeda
slogan sekian banyak suku, adat dan tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.
kebiasaan untuk bersatu menjadi sebuah Manusia menciptakan kebudayaan setelah
bangsa yang merdeka dengan nama
kebudayaan tercipta maka kebudayaan
Indonesia. Kemajemukan bangsa
mengatur kehidupan manusia yang sesuai
Indonesia menjadi sebuah ciri yang sangat
dengannya sehingga membentuk
unik sekaligus potensial untuk mendidik peradaban sosial masyarakat.
masyarakatnya menjadi masyarakat yang Pendidikan Islam sejak kelahirannya
toleran, ramah, terbuka dan tetap pada tali mengalami berbagai pasang surut
kebhinekaan, tanpa harus ada pemaksaan perkembangan, mulai dari masa
untuk seragam, melainkan keemasan, masa kejumudan dan
membiarkannya tetap beragam. perkembangan sinkronisasi dan integrasi
Dalam perspektif perkembangan pendidikan Islam dengan pendidikan
pendidikan Islam, terhadap perubahan modern. Perubahan sosial pada
sosial masyarakat di Indonesia bisa kita
masyarakat muslim biasanya ditunjukkan
lihat dari misalnya cara memanggil dengan berkembangnya peradaban pada
saudara, kawan atau cara berbusana, masyarakat muslim tersebut, sehingga
pemberian nama anak, bentuk bangunan, menjadi manusia yang kritis, logis,
dan sebagainya. Hanya saja sepanjang menghargai, menyadari kehidupan yang
penulis amati, perubahan sosial hanya heterogen, toleransi dan terbuka. Jadi bisa
sebatas tren, mentok pada simbol, tidak diambil konklusi bahwa substansi
masuk pada nilai yang diharapkan. Walau perubahan sosial tersebut adalah
keberadaan pesantren telah banyak ikut munculnya peradaban Islam yang kuat.
andil dalam mengharmonisasi kehidupan Pendidikan Islam memiliki kontribusi
bernegara di Indonesia. Sehingga gesekan- yang sangat besar terhadap perubahan
gesekan sosial, yang melibatkan atau sosial dan pembangunan di Indonesia,
mempersinggungkan antara budaya, dalam arti merubah cara pandang yang
masyarakat dan agama bahkan ideologi lebih rasional, toleran, sikap menghargai,
dalam bernegara, tidak terjadi. Walaupun terbuka, menyadari keragaman,

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


| 57 This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

berorientasi pada masa depan dan Sejarah dan Peranannya dalam


sebagainya, karena pendidikan Islam telah kemajuan Ilmu Pengetahuan. Jakarta:
memberikan sumbangan ilmu-ilmu Logos Publising House.
pengetahuan yang mampu merubah Hardiman, F. B. (2002). Belajar dari
pandangan orang dan mengembangkan Politik Multikulturalisme. Pengantar
kehidupan. dalam Kimlicka. (2002). Kewargaan
Multikultur: Teori Liberal Mengenal
Hubungan perspektif antara manusia
Hal-Hak Minoritas. Terjemahan
dengan kebudayaan dalam lintas sejarah oleh Edlina Efmini Eddin dari
perkembangan di Indonesia terbangun Jurnal Multicultural Citizenship: A
secara integral, yang kemudian disatukan Liberal Theory of Minority. Jakarta:
dengan satu ideologi bernegara berupa LP3ES.
Pancasila dan disatukan oleh semboyan Indy, R., Waani, F. J., & Kandowangko,
Bhineka Tunggal Ika. Sehingga N. (2019). Peran pendidikan dalam
membentuk pribadi bangsa Indonesia yang proses perubahan sosial di Desa
plural, menghargai perbedaan, Toleran, Tumaluntung Kecamatan Kauditan
terbuka dalam bingkai kebhinekaan. Kabupaten Minahasa Utara. Holistik,
Journal of Social and Culture, 12(4),
Hubungan Dialektis antara manusia
1-18.
dengan kebudayaan di Indonesia, serta https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
perubahan sosial yang terjadi tentunya p/holistik/article/view/25466
tidak terlepas dari sikap masyarakat yang
Kementerian Komunikasi dan
ter ilhami oleh pendidikan Islam, baik tren, Informatika Republik Indonesia.
eksplorasi diri hingga internalisasi diri (2015). Setahun Pemerintahan
yang kemudian secara perlahan menggeser Jokowi-JK Percepat Penyaluran
budaya pendahulunya, walau sebenarnya Dana Desa
budaya bangsa Indonesia masih terhitung https://kominfo.go.id/content/detail/6
262/setahun-pemerintahan-jokowi-
sejalan dengan semangat beragama dan
jk-percepat-penyaluran-dana-
berketuhanan. desa/0/rilis_media_gpr
Referensi Kementerian Koordinator Bidang
Acikgenc, A. (2014). The Framework for Pembangunan Manusia dan
a history of Islamic philosophy. Al- Kebudayaan Republik Indonesia.
Shajarah: Journal of the (2021). Pemerintah Perkuat
International Institute of Islamic Implementasi Gerakan Nasional
Thought and Civilization (ISTAC), Revolusi Mental pada Bidang Sosial.
1(1,2). 1-2. https://www.kemenkopmk.go.id/pem
https://journals.iium.edu.my/shajarah erintah-perkuat-implementasi-
/index.php/shaj/article/view/177 gerakan-nasional-revolusi-mental-
Azra, A. (1998). Jaringan Ulama Timur pada-bidang-sosial
Tengah dan Kepulauan Nusantara Kusumohamidjojo. (2000). Kebhinnekaan
Abad XVII dan XVIII, Cet. IV. Masyarakat Indonesia: Suatu
Bandung: Bandung: Mizan. Problematik Filsafat Kebudayaan.
Charles Michael Stanton. (1994). Jakarta: Grasindo.
Pendidikan Tinggi dalam Islam:

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0) | 58
Pendidikan Islam, Perubahan Sosial, dan Pembangunan di Indonesia
As’adut Tabi’in, Lias Hasibuan, Kasful Anwar US

Madekhan, M. (2020). Fungsi pendidikan Wall, T. F. (2001). Thinking Critically


dalam perubahan sosial kontemporer. About Philosophical Problem,
Reforma: Jurnal Pendidikan dan Australia: A Modern Introduction,
Pembelajaran, 9(1), 51-60. Wadsworth.
https://doi.org/10.30736/rf.v9i1.252 Warsito. (2012). Antropogi Budaya (Vols.
Mahfud, C. (2005). Pendidikan 53-55). Yogyakarta: Yogyakarta:
Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Ombak.
Pelajar.
Maran, & Raga, R. (2007). Manusia Dan
Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Beg, M. A. J. (1983). Two lectures on
Islamic civilization. The Muslim
World League Journal. Edisi
November-Desember, 38-42.
Nasikun, P. (2007). Sistem Sosial
Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Nurcholish Madjid. (2009). Langit
Peradaban Islam. Jakarta:
Paramadina bekerjasama dengan
Dian Rakyat.
Smart, N. (1983). Worldview,
Crosscultural Explorations of Human
Belief. New York: Charles Sribner's
sons
Soemardjan, S. (1964). Setangkai Bunga
Sosiologi: Buku bacaan untuk kuliah
Pengantar Sosiologi. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.
Tylor, E. B. (1871). Primitive Culture.
Researches Into the Development of
Mythology, Philosophy, Religion,
Art, and Custom, Vol (1). London:
John Murray.
Wahyuni. (2013). Perilaku Beragama
Studi Sosiologi Terhadap Asimilasi
Agama dan Budaya di Sulawesi
Selatan. Makassar: Alauddin
University Press.

Asatiza: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022)


| 59 This is an open access article under CC by SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

View publication stats

You might also like