Ady Wijaya - Akuntansi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN MELALUI MOBILE LEARNING DI


ERA NEW NORMAL

Penulis
Ady Wijaya (43222010007)
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
[email protected]

Abstract
The demands of millennial learning are optimizing technology utilization. The 4.0 Industrial
Revolution greatly affects the life aspects of both education, social, political, cultural, and economic.
The field of technology education is used to vary both pre-learning, learning process, and post-
learning. The research aims to analyze and describe the interactive learning of citizenship education
through mobile learning in the 4.0 industrial era. The method and approach of the research used is
library research. Collection of data using documentation, i.e. from books, papers, articles, journals
and so on relevant. Data analysis uses content analysis, to obtain credible inventions that can be used
or researched based on context. To maintain the accuracy of the assessed and to prevent
misinformation disclosed in the analysis of data, it is checked between libraries from the references
used. In addition to rereading the libraries used are also very important and attentive to the guidance
comments. The results showed that the technological role in PKn-learning is very helpful to the
learning process, becoming a means of creation, innovation, and self-development for independent
and directional learning. PKn Interactive Learning in the Era of Industrial Revolution 4.0 helps
accelerate the learning process if used wisely according to learning material needs. The use of Mobile
Learning in PKn learning can optimize accuracy in capturing learning materials, comparative source
means in learning materials, and able to inspire learning motivation.
Keywords: Millennial Era Learning Demands, Library Research, Use of Mobile Learning in PKN
Learning.

Abstrak
Tuntutan pembelajaran era milenial adalah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. Revolusi industri
4.0 sangat mempengaruhi aspek kehidupan baik pendidikan, sosial, politik, budaya, dan ekonomi.
Dibidang pendidikan teknologi dimanfaatkan beragam baik pra-pembelajaran, proses pembelajaran
maupun pasca pembelajaran berlangsung. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan
mendeskripsikan pembelajaran interaktif pendidikan kewarganegaraan melalui mobile learning di era
industri 4.0. Metode dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah library research. Pengumpulan
data menggunakan dokumentasi, yakni dari buku, makalah, artikel, jurnal dan sebagainya yang relevan.
Analisis data menggunakan content analysis, guna mendapatkan invensi yang kredibel dan dapat
digunakan atau diteliti ulang berdasarkan konteksnya. Untuk menjaga ketepatan hal yang dikaji dan
guna mencegah kesalahan informasi yang diungkap dalam analisis data, maka dilakukan pengecekan
antar pustaka dari referensi-referensi yang digunakan. Selain itu membaca ulang pustaka-pustaka yang
digunakan juga sangat penting serta memperhatikan komentar pembimbing. Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa peran teknologi dalam pembelajaran PKN sangat membantu proses pembelajaran,
menjadi sarana kreasi, inovasi, dan pengembangan diri untuk belajar mandiri dan terarah.
Pembelajaran Interaktif PKN di Era Revolusi Industri 4.0 membantu mempercepat proses belajar jika
digunakan dengan bijak sesuai kebutuhan materi pembelajaran. Penggunaan Mobile Learning dalam
pembelajaran PKN mampu mengoptimalkan ketepatan dalam menangkap materi pembelajaran, sarana
sumber pembanding dalam materi pembelajaran, dan mampu membangkitkan motivasi pembelajaran.

Kata kunci: Tuntutan Pembelajaran Era Milenial, Library Research, Penggunaan Mobile
Learning Dalam Pembelajaran PKN.
A. Pendahuluan saat menyajikan bahan pelajaran di mana
Pembelajaran di era milenial lebih guru pemeran utama dalam menciptakan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. situasi interaktif yang edukatif. Dengan
Pemanfaatan teknologi digunakan secara kata lain interaksi antara guru dengan
beragam, baik pada pra-pembelajaran, siswa, siswa dengan siswa dan dengan
proses pembelajaran maupun pasca sumber pembelajaran dalam menunjang
pembelajaran berlangsung. Revolusi tercapainya tujuan belajar. Media dapat
industri sangat mempengaruhi berbagai dijadikan salah satu media alternatif bagi
aspek kehidupan manusia, termasuk siswa untuk pembelajaran mandiri dan
diantaranya pendidikan. Pendidikan di era pendidik dalam menyampaikan materi[3].
milenial tidak hanya dituntut untuk Pada proses seorang guru mengajar, guru
meningkatkan aspek kualitas akan tetapi harus mampu mengajak siswa untuk
juga kuantitas. Pendidikan harus diimbangi mendengarkan apa yang disampaikan guru,
dengan karakter dan literasi sehingga dan menyajikan media yang dapat dilihat
menjadikan peserta didik bijaksana dalam dan mudah dicerna oleh siswa, serta
menggunakan mesin untuk kemaslahatan memberi kesempatanpada siswwa untuk
masyarakat, dengan tujuan menulis dan mengajukan pertanyaan,
menyeimbangkan antara kualitas dan tanggapan, dan pernyataan sehingga terjadi
kuantitas pendidikan1. dialog kreatif timbal balik terjadinya dialog
Pendidikan berbasis budaya menjadi yang menunjukkan proses belajar mengajar
sebuah gerakan penyadaran masyarakat interaktif.
untuk terus belajar sepanjang hayat dalam Menyebarnya Pandemic Covid-19 di
mengatasi segala tantangan kehidupan Indonesia pada pertengahan bulan Maret
yang berubah- ubah dan semakin berat. 2020, membuat Pemerintah Indonesia
Totalitas dari karakter bangsa yang kuat dalam hal ini Kementeriaan Pendidikan
dan unggul, pada kelanjutannya bisa dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan
meningkatkan kemandirian dan daya saing yaitu Surat Edaran (SE) Menteri
bangsa. Oleh karena demikian peran Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
lembaga pendidikan baik sekolah-sekolah Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal
maupun Perguruan Tinggi sangat 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran
menentukan bagaimana masa depan bangsa secara Daring dan Bekerja dari Rumah
ini. Lembaga-lembaga ini sebagai wadah dalam rangka Pencegahan Penyebaran
yang akan membentuk anak bangsa, Corona Virus Disease (COVID-19)
dibangun dari teori-teori dan praktik (PAUD Kemdikbud, 2020). Kebijakan
lapangan secara akademik yang yang dikeluarkan cukup mempengaruhi
dipersiapkan secara langsung untuk berada sistem pendidikan yang ada di Indonesia,
di lapangan atau dunia sosial. Kemampuan dikarenakan kegiatan pembelajaran yang
perkembangan jiwa dan akal pikiran inilah pada umumnya dilaksanakan melalui
yang menghantarkan perlunya proses tatap muka secara berdekatan
pembelajaran serta belajar dan mengajar. (konvensional) beralih menjadi proses
Proses pembelajaranpun dituntut agar tatap muka secara berjauhan (online)
tujuan ketercapaiannya terlaksana, dengan menggunakan berbagai fitur video
sehingga perlu metode, teknik, dan strategi conference maupun aplikasi perangkat
pembelajaran yang tepat untuk mencapai
hasil yang baik dan diinginkan.
Pembelajaran interaktif merupakan
pembelajaran yang digunakan guru pada

1 Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan
Gani, A. A., & Saddam, S. (2020). Pembelajaran
Pancasila Dan Kewarganegaraan, 8(1), 36.
Interaktif Pendidikan Kewarganegaraan Melalui
https://doi.org/10.31764/civicus.v8i1.1849
Mobile Learning di Era Industri 4.0. CIVICUS :
lunak lainnya dalam memberikan tugas menengah atas atau sekolah kejuruan atau
atau menyampaikan materi 2. sederajat4.
Dalam menghadapi era kehidupan Peran guru mempunyai hubungan erat
society 5.0 dan di masa pandemi covid 19 dengan cara mengaktifkan siswa dalam
saat ini, terdapat tuntutan agar kita dapat belajar, terutama dalam proses
beradaptasi dengan kehidupan saat ini. pengembangan keterampilan. Ketrampilan
Kini, hampir semua aspek mengalami berpikir, keterampilan sosial dan
perubahan, termasuk karakter warganegara. keterampilan praktis dapat dikembangkan
Ancaman dan tantangan yang dihadapi tiap dalam situasi belajar mengajar yang
Negara akan banyak berubah dan berbeda. intraktif antara guru dengan siswa dan
Oleh karena itu, makna bela negara siswa dengan siswa[4]. Terdapat beberapa
semakin penting diinternalisasikan kepada
keterampilan yang wajib dimiliki siswa,
warga negara muda. Peranan guru akan
diantaranya keterampilan berpikir,
semakin stratgeis di era new normal ini..
keterampilan sosial dan keterampilan
Beberapa kajian dan penelitian tentang
praktis. Ketiga tererampilan tersebutlah
kondisi dan tangan guru, serta penelitian
yang dikembangkan dalam situasi belajar
sebelumnya terkait dengan urgensi
mengajar yang interaktif .
pendidikan dan pembinaan belanegara,
menunjukan bahwa kondisi dan tantangan Program Studi PPKn memiliki Visi yaitu
di masa depan perlu lebih disiapkan, Pada tahun 2025 Program studi PPKn
terutama pada peserta didik agar memiliki unggul dalam menghasilkan Lulusan Yang
kesiapan kemampuan dan keterampilan Berkarakter Pancasila dan Profesional
yang dibutuhkan di masa depan 3. dalam memberdayakan masyarakat laut
Sehubungan dengan itu, maka pulau. Visi Program Studi PPKn tersebut
pemerintah telah menyiapkan skenario memiliki arti sebagai berikut:
termasuk kerjasama dengan beberapa Menghasilkan Lulusan yang profesional
platform aplikasi untuk mendorong artinya lulusan dari program studi PPKn
pembelajaran online (dalam jaringan) bagi telah profesional dalam penguasaan
siswa. Sebagai upaya untuk membuat kompetensi pedagogik, kompetensi
siswa belajar di rumah. Dikbud juga telah profesional/keahlian dalam bidang ilmu
mengembangkan aplikasi pembelajaran PPKn, kompetensi kepribadian dan
jarak jauh berdasarkan Android yang kompetensi sosial; Berkarakter Pancasila
diberi nama portal rumah belajar. Portal ini memiliki arti yang sama dengan watak
dapat diakses di learning.kemdikbud.go.id. pancasila, artinya program studi dalam
Beberapa fitur yang sangat baik yang dapat melaksanakan pembelajaran berorientasi
diakses oleh siswa dan guru termasuk pada pengembangan watak calon guru
sumber belajar, kelas digital, laboratorium yang memiliki karakter sesuai dengan lima
virtual, dan Bank pertanyaan. Pusat belajar sila yang terdapat pada Pancasila.
ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa Untuk mewujudkan Visi tersebut dosen
dan guru pendidikan anak usia dini, PPKN diharapkan dapat menciptakan calon
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, lulusan sarjana yang berpotensi menjadi
sekolah pendidik professional dengan
menyelenggarakan pembelajaran secara

2
AMELIA, D. (2021). Eksplorasi Pelaksanaan http://ejournal.fkip.unsri.ac.id/index.php/semnasp
Evaluasi Pembelejaran Daring Mahasiswa PPKn ips/article/view/244
4
Pada Era New Normal. Syntax Idea. 3(3), 567–578. Akrim, Sulasmi, E., Eriska, P., & Hidayat, F. P.
3
Mahpudz, A. et al. (2021). Pengembangan Konten (2020). Kampus Merdeka di Era new Normal
Pembelajaran Karakter Bela Negara pada Mata Ditinjau dari Perspektif Ilmu Pengetahuan. In Book
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Chapter Covid 19 & Kampus Merdeka di Era new
Kewarganegaraan di Era Kenormalan Baru. Normal Ditinjau dari Perspektif Ilmu Pengetahuan
Ejournal.Fkip.Unsri.Ac.Id, 102–111. (Vol. 4).
professional. Sebagai pendidik yang diajukan harus mudah dimengerti
professional, dosen PPKN Universitas atau dipahami oleh siswa yang
Pattimura ditantang untuk tetap bisa mendengarkan, memberi acuan pada siswa,
menyelanggarakan pembelajaran daring dapat memusatkan perhatian siswa,
secara professional sehingga eksistensi pemindahan giliran atau penyebaran pada
kualitas penyaluran materi kuliah dari siswa, pemberian atau pembagian waktu
dosen kepada mahasiswa tidaklah berpikir pada siswa serta cara guru
berkurang dan tetap terjaga. Oleh karena memberikan tuntutan. Jenis pertanyaan
itu, selain menerapkan strategi untuk mengembangkan model dialog
pembelajaran yang efektif seorang dosen kreatif ada enam jenis yaitu; pertanyaan
harus merancang sasaran evaluasi mengingat, mendeskripsikan, menjelaskan,
pembelajaran yang efektif pula agar dapat sintesis, menilai dan pertanyaan terbuka.
meningkatkan partisipasi aktif dan Untuk meningkatkan interaksi dalam
motivasi mahasiswa dalam berkomunikasi proses belajar mengajar, guru hendaknya
selama proses pembelajaran daring mengajukan pertanyaan dengan memberi
sehingga tujuan pembelajaran yang telah kesempatan kepada siswa untuk
ditentukan dapat tercapai dan mahasiswa mendiskusikan jawaban dan menjadi
sebagai penerima materi tetap terjaganya dinding pemantul atas jawaban siswa.
mutu belajarnya. Sejarah revolusi industri dimulai dari
Belajar dan mengajar selalu ditekankan industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0.
pada proses belajar untuk mencapai hasil Fase industri adalah real change dari
belajar yang maksimal sesuai target. Hal perubahan yang terjadi. Industri 1.0
paling utama adalah menyusun strategi, ditandai dengan mulai berkembangnya
media dan komunikasi dalam proses mekanisasi produksi untuk menunjang
belajar mengajar. Guru hendaknya efektifitas dan efisiensi segala aktivitas
memahami ragam perbedaan yang muncul manusia, industri 2.0 dicirikan oleh
dalam intelektual setiap siswa, terutama produksi massal dan standarisasi mutu,
dalam mengelompokan siswa dalam industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian
kategori tertentu di kelas. Siswa yang massal dan fleksibilitas manufaktur
dirasa memiliki tingkat kecerdasan kurang berbasis otomasi dan robot. Industri 4.0
sebaiknya tidak dikelompokkan dengan selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0
siswa yang tingkat kecerdasannya tinggi. yang ditandai dengan cyber fisik dan
Siswa harus dikategorikan dengan siswa kolaborasi manufaktur. Istilah industri 4.0
yang setingkat kecerdas dengannya. berasal dari sebuah proyek yang
Sehingga relevansi nuansa pembelajaran diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk
dan tingkap kesulitan dan cara penyajian mempromosikan komputerisasi
materi dapat disesuaikan dengan tingkat manufaktur.
kecerdasan siswa. Peluncuran International Journal of
Guru dalam proses belajar mengajar Mobile dan Blended Learning adalah salah
yang interaktif dapat mengembangkan satu dari beberapa indikator bahwa
teknik bertanya efektif atau melakukan pembelajaran mobile secara global
dialog kreatif dengan mengajukan mencapai momentum dan identitas yang
pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang kritis dan berkelanjutan. Enam atau tujuh
dijukan bersifat dapat mengungkapkan tahun terakhir telah menyaksikan
aspek tujuan pembelajaran, atau serangkaian uji coba dan inisiatif lintas
pertanyaan memiliki sifat inkuiri. sektor dan lintas negara dan ini telah
Kemampuan siswa dikembangkan kearah menetapkan pertama bahwa pembelajaran
cara berfikir kreatif dalam menghadapi keliling membutuhkan pembelajaran bagi
sesuatu atau masalah. Terdapat beberapa individu, komunitas dan negara di mana
komponen yang wajib dikuasai oleh guru akses terhadap pembelajaran itu
pada saat menyampaikan pertanyaan menantang atau
kepada siswa, yaitu pertanyaan
bermasalah dan kedua pembelajaran normal, dimana semua sekolah diwajibkan
keliling meningkatkan, memperkaya dan belajar dari rumah secara daring. Dalam
memperluas cara belajar dipahami. Permendikbud kurikulum 2013 (K13) guru
Penerapan pembelajaran menggunakan perlu menanamkan pendidikan karakter
model pembelajaran interaktif dapat bagi siswa, tujuannya agar siswa tidak
meningkatkan prestasi belajar dan hanya dibekali pengetahuan saja, melanin
pemahaman konsep tentang materi menanamkan karakter bagi siswa. pada era
Kenampakan alam dan sosial negaranegara new normal di tengah pandemi covid-19,
tetangga pada kelas VI SD Negeri 09 masyarakat diperhadapkan pada sebuah
Kabawetan Kecamatan Kabawetan kebiasaan baru yang sebelumnya belum
Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. pernah dilakukan. Sama halnya dengan
Pendidikan merupakan sarana yang sangat penanaman karakter di sekolah, akan
penting dan utama bagi pembentukan kesulitan dalam menanamkan karakter bagi
karakter generasi muda sebuah negara. siswa. Pendidikan karakter terintegrasi
Secara garis besar ada tiga bentuk pada semua bidang studi, baik
pendidikan yakni informal, non formal, pembelajaran maupun asesmennya 7.
dan formal. Kemajuan teknologi Pandemi covid 19 menimbulkan multi
dan perkembangan gaya persoalan dalam berbagai aspek kehidupan
hidup masyarakat menyebabkan termasuk dalam penanaman nasionalisme.
pendidikan informal menjadi kurang Terutama kepada generasi muda dan lebih
efektif akibat kebutuhan hidup keluarga spesifik lagi pada pelajar, sebagai
yang mengalami peningkatan kelompok yang rentan terpapar nilai-nilai
sehingga mengharuskan orangtua bekerja dan paham dari luar. Persoalan itulah yang
seharian penuh. Akibatnya pendidikan non dihadapi mitra, Musyawarah Guru Mata
formal dan formal menjadi harapan besar Pelajaran (MGMP) Pendidikan Pancasila
bagi pembentukan skill, knowledge, dan dan Kewarganegaraan (PPKN) Jakarta
affective anak5. Selatan
Menyambut era new normal masyarakat 1 serta Kota Depok. Hal itu diantaranya
dihadapkan pada culture shock dalam terjadi karena kegiatan belajar mengajar
tatanan kehidupan masyarakat yang diharuskan dilangsungkan secara online,
disebabkan oleh krisis kesehatan dunia yang menuntut aneka penyesuaian seperti
dengan munculnya pandemi covid-19 yang penyesuaian kurikulum, penyesuaian
menyebabkan perubahan paradigma dalam capaian pembelajaran, penyesuaian materi
adaptasi sosial masyarakat. Fenomena ajar dan cara pengajaran, maupun
pandemi covid-19 menimbulkan culture penyesuaian penugasan. Implikasi paling
shock pada masyarakat Indonesia. Culture berat dirasakan oleh para guru pengampu
shock merupakan reaksi kekagetan mata pelajaran pembentukan karakter
masyarakat akan sesuatu hal yang berbeda seperti PPKN, mengingat mata pelajaran
dengan biasanya, covid-19 merubah pendidikan karakter memiliki capaian
tatanan kebiasan pendidikan di Indonesia6. pembelajaran yang lebih besar pada aspek
Pada masa Pandemi Covid-19, pemerintah sikap dan perilaku yang menuntut
mengeluarkan kebijakan baru tentang new

5
Walukow, D. S., & Prijanto, J. H. (2021).
Pendekatan Service Learning Dalam Pembelajaran Dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang
Pendidikan Kewarganegaraan Di Universitas Pelita 2020, 1(1), 144–152. Civic Disposition, Era New
Normal, Culture shock
Harapan Era New Normal. Bhineka Tunggal Ika: 7
Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 8(2), 136– Hakpantria, H., Shilfani, S., & Tulaktondok, L.
142. https://doi.org/10.36706/jbti.v8i2.15745 (2021). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Filosofi
6
Rahmatiani, L., & Indriyani, D. (2020). Civic Tongkonan Pada Era New Normal di SD Kristen
disposition : modal dalam era new normal. Makale 1. Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Pancasila Pengetahuan, 21(3), 278–291.
https://doi.org/10.30651/didaktis.v21i3.9830
pendekatan tertentu dalam kegiatan 9
Sukmawati, S., & Nasran, N. (2021). Studi Pustaka
pembelajaran 8. Penggunaan Metode Pembelajaran Jarak Jauh
Seperti diketahui, mulai tahun ajaran 2011,
seluruh tingkat pendidikan di Indonesia
harus menyisipkan pendidikan berkarakter
dalam proses pendidikannya. Pendidikan
karakter sebagaimana diungkap Ramli
memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan
akhlak, dengan tujuan untuk membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia,
warga masyarakat, dan warga negara yang
baik. Sedangkan terkait dengan nilai-nilai
karakter dimaksud, merujuk
Kepmendiknas (2010) memuat 18 nilai
yang bersumber dari pendidikan agama,
Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional, yaitu:

Religius Jujur Toleransi

Disiplin Kerja keras Kreatif

Rasa ingin
Mandiri Demokratis
tahu

Semangat
Cinta tanah Menghargai
kebersamaa
air prestasi
n

Gemar
Bersahabat Cinta damai
membaca

Tanggung
Peduli
Peduli sosial jawab.
lingkungan

Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh


(PJJ) sebagaimana yang dijeleaskan diatas,
dapat digunakan sebagai alternative proses
pembelajaran dalam upaya peningkatan
kasus infeksi COVID-19. Metode
pembelajaran online secara penuh sudah
menjadi pilihan di tengah situasi new
normal (tatabam hidup baru) saat ini. New
normal pendidikan yang harus kita lakukan
membuat atau mengharuskan kita lakukan
membuat atau mengharuskan kita untuk
menyesaikan metode pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi saat ini dimana
berbasis digital, dimana kita harus
mengkondisikan pembelajaran tatap muka
8
Bulan, W. R., Saeni, E., & Manihuruk, H. (2020).
New Normal dan Tantangan Penanaman
Nasionalisme Pada Pelajar. Prosiding Seminar
Nasional Unimus, 3, 278–286.
melalui ruang kelas dan e-learning. Pada
pembelajaran daring pada waktu yang Berbasis E-Learning pada Mahasiswa PPKn Masa
sama guru, peserta didik, dosen dan New Normal. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5, 7188–
mahasiswa berada dalam aplikasi 7191.https://www.jptam.org/index.php/jptam/artic
pembelajaran online yang sama agar le/vi ew/2110
memudahakan berintaraksi satu sama lain and Communication Technologies (ICT)
layaknya pembelajaran konvesional yang literacy skill. Dosen dan tenaga
dilakukan selama dikelas kependidikan, mahasiswa, bahkan orang tua
atau secara tatap muka. Dengan kondisi dituntut melek teknologi dan media
seperti saat ini, penulis bertujuan komunikasi, dapat melakukan komunikasi
mengangkat tema penilitian berupa studi yang efektif, berpikir kritis, dapat
pustaka dari metode pembeajaran jarak memecahkan masalah dan bisa
jauh berkolaborasi. Namun demikian, yang perlu
melalui virtual meeting/ E-learning9. dipahami secara bijak bahwa sejatinya,
B. Pembahasan teknologi pembelajaran adalah bukan
Mengacu pada tujuan penelitian dalam tentang teknologi, tetapi yang paling
kajian ini adalah untuk menganalisis dan penting adalah bagaimana teknologi
mendeskripsikan pembelajaran interaktif tersebut digunakan dengan tepat untuk
PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) membuat mahasiswa belajar10.
melalui mobile learning di era industri 4.0. Kekayaaan keragaman nilai dalam
Maka hasil pe nelitian difokuskan pada. Pancasila merupakan modal dasar utama
Pembelajaran pada abad ke-21 sebagai penyelenggaraan pendidikan karakter. Nilai
abad belajar, menuntut perubahan Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila
paradigma belajar. Perubahan paradigma pertama dapat dijadikan acuan utama
tersebut tercermin dalam perubahan penanaman beberapa nilai karakter
pandangan terhadap belajar dan mengajar berikutnya. Nilai toleransi selama ini
yang lebih menekankan pada dimensi cenderung hanya sebagai wacana dan sulit
sosial dan konstruktivistik. Konsep- untuk dilaksanakan karena terhenti pada
konsep belajar saat ini yang diperoleh tataran wacana kognitif saja. Kondisi ini
berdasarkan penelitian-penelitian mengakibatkan kelemahan karakter
sebelumnya diperlukan untuk toleransi dalam masyarakat (kasus
membelajarkan pembelajar menghadapi intoleransi masih sering terjadi akhir-akhir
abad belajar. Kesuksesan individu dalam ini). Untuk meminimilasir kasus-kasus
dunia kerja pada abad ke-21 tidak cukup intoleransi di atas, maka kegiatan
hanya berpengetahuan luas saja, tetapi perkuliahan dalam PPKN dapat dilakukan
juga bagaimana menyimpan pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan bersama dan
saat ini, mengaplikasi-kannya permainan yang menarik di ruang publik.
untuk memecahkan masalah Permasalahan yang muncul berkaitan
baru dan berfungsi sebagai anggota tim. dengan nilai toleransi dalam pembelajaran
Pembelajaran di abad PPKN berbasis Polysynchronous adalah
21 dituntut dapat mempersiapkan Substansi nilai religius dan toleransi
mahasiswa menyongsong kemajuan tersebut menjadi tolak ukur dalam dialog
teknologi informasi dan komunikasi dan diskusi yang terjadi di dunia maya
dalam kehidupan bermasyarakat. (internet, vicon, zoom, web meet dll) agar
Perkembangan digitalisasi yang semakin tepat sasaran dan efektif dalam retensi
pesat berdampak pada dunia pendidikan belajar mahasiswa.
untuk melakukan inovasi-inovasi dalam Selanjutnya, nilai Kemanusiaan yang adil
pembelajaran yang berbasis pada dan beradab menjadi bagian penting dalam
teknologi. Implikasinya Perguruan Tinggi rantai pendidikan karakter bangsa.
dituntut untuk menyiapkan sarana Memberadabkan sesama manusia menjadi
prasarana pendidikan yang berbasis modal utama dalam relasi sosial. Salah satu

teknologi informasi di samping 10


Zuriah, N. (2021). Penanaman Nilai-Nilai Karakter
menyiapkan juga stakeholders pendidikan Pancasila dalam Pembelajaran Pendidikan
yang menguasai Information Kewarganegaraan berbasis Polysynchronous di Era
New Normal. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 6(2), indikator keberhasilan pendidikan karakter
adalah kemampuan untuk memberikan
apresiasi kepada orang lain. Melalui
berbagai kegiatan praktis keseharian
misalnya tentang masalah kerapian,
kebersihan diri, dan ketekunan merupakan
proses pembelajaran yang menjadikan
mahasiswa menjadi manusia yang beradab.
Hal tersebut dapat dilakukan melalui
manajemen konflik. Ada sebagaian orang
yang melihat dan berpendapat bahwa
konflik adalah tabu sehingga konflik
dihindari dan disingkirkan dari ranah
pembelajaran. Padahal melalui konflik,
manusia dapat belajar saling
memberadabkan satu sama lain. Diksi
konflik di sini bukan berarti anarkhis.
Konflik dapat diajarkan melalui proses
debat dan pemaparan argumen. Pendidikan
manajemen konflik perlu diajarkan dalam
perkuliahan PPKN dengan tujuan
memberadabkan manusia dan, untuk saling
menghargai satu sama lain.
Peran Teknologi dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan
Kewaraganegaran
Kajian dalam PKn merupakan nilai,
moral, dan tingkah laku dalam masyarakat,
serta aturan-aturan baik yang formal
maupun non formal yang menjadi
pegangan warga Negara sejak dahulu
hingga sekarang. Hal tersebut mengalir dan
dikaji dari struktur ide-ide dan nilai-nilai
yang bersifat abstrak. Dengan ini ketika
belajar tentang PKN, maka yang
bersangkutan sedang mengkaji nilai, moral
dan tingkahlaku msayarakat yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Lebih lanjut,
keterkaitan tersebut membentuk suatu
sistem yang dikenal dengan istilah PKN.
Abstraknya objek kajian PKN ini
ditengarai sebagai penyebab sulitnya siswa
memahaminya. Sehingga dari hal ini,
teknologi digital dipandang sebagai
alternatif media yang efektif untuk

12–25.
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JMK/artic
le/download/2900/2003
membantu siswa menemukan dan dan peradilan di Indonesia, dinamika peran
mengembangkan konsepsinya tentang Indonesia dalam perdamaian Dunia,
PKN. Media teknologi juga dijadikan mewaspadai ancaman terhadap kedudukan
sebagai sarana sumber pembelajaran. Negara kesatuan Republik Indonesia, dan
Banyak siswa yang terbantu dengan memperkukuh persatuan dan kesatuan
adanya teknologi dalam menunjang bangsa dalam konteks Negara Kesatuan
pebelajaran, terutama dalam pembelajaran Republik Indonesia (NKRI). Materi-materi
secara mandiri. Walaupun ada pengaruh tersebut bias didapatkan pada buku-buku
negative dan positif dari media teknologi Pancasila dan Kewarganegaraan, jurnal dan
tersebut. Misalnya penggunaan smart artikel, dan sumber lainnya, bias diperoleh
phone akan sangat membantu siswa-siswa cukup dengan pemanfaatan teknologi di era
dalam belajar jika digunakan secara bijak, revolusi industry 4.0.
dan akan menjerumuskan siswa kepada hal
yang tidak diinginkan jika digunakan Pembelajaran Interaktif Pendidikan
secara negatif dan tidak terkontrol. Kewarganegaraan di Era Revolusi
Pemanfaatan smart phone sebagai sarana Industri 4.0
teknologi yang membantu dalam proses Komunikasi yang berjalan dalam proses
belajar mestinya digunakan dengan cara belajarmengajar harus sesuai dengan
memunculkan bahan dan aplikasi yang konsep aktif. Hal tersebut dapat dilihat dari
menunjang pembelajaran, mem-browsing interaksi antara siswa dengan siswa, guru
materi pembelajaran, jurnal-jurnal atau dan siswa atau antara siswa dan guru.
artikel, kamus bahasa Indonesia, kamus Motivasi siswa dipengaruhi oleh taraf
IPA, kamus IPS, kamus bahasa Inggris, kesulitan materi, cara guru mengajar, dan
kamus matematika, kamus ilmiah, dan komunikasi antar siswa dengan siswa.
kamus- kamus wawasan kebangsaan. Siswapun memiliki karakter yang beragam.
Sebaliknya akan sangat membahayakan Untuk memotivikasi siswa guru perlu
generasi jika tidak digunakan secara bijak. memilih strategi pembelajaran yang tepat
Misal menggunakan smart phone untuk dan menyenangkan. Salah satu model
akses kontn-konten pornografi, game-game pembelajaran yang mampu
secara berlebihan, dan lain-lain yang membangkitkan motivasi siswa di era
memang tidak ada nilai untuk sekarang adalah pembelajaran berbasis
matapelajaran. teknologi. Seperti halnya pembelajaran
Objek kajian PKN secara umum adalah pada direvolusi industry, yang sekarang
bagaiamana menjadi warga Negara yang sudah masuk pada revolusi industry 4.0.
baik berdasarkan Pancasila dan Undang- Sejarah revolusi industri dimulai dari
Undang Dasar. Di dalam Pancasila dan industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0.
Undang-Undang Dasar tersebut Fase industri merupakan real change dari
menjunjung tinggi nilainilai yang ada perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai
dalam masyarakat, agama yangdiakui di dengan mekanisasi produksi untuk
Indonesia, budaya dan adat-istiadat menunjang efektifitas dan efisiensi
masyarakat, serta nilai budaya luar yang aktivitas manusia, industri 2.0 dicirikan
cocok dan bersumbangkan untuk kemajuan oleh produksi massal dan standarisasi
dan perkebangan bangsa Indonesia serta mutu, industri 3.0 ditandai dengan
tidak bertentangan dengan Pancasila dan penyesuaian massal dan fleksibilitas
Undang-Undang Dasar 1945. manufaktur berbasis otomasi dan robot.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Industri 4.0 selanjutnya hadir
Kewarganegaran memuat materi tentang menggantikan industri 3.0 yang ditandai
harmonisasi hak dan kewajiban asasi dengan cyber fisik dan kolaborasi
manusia dalam perspektif Pancasila, manufaktur. Industri 4.0 pada dasarnya
Sistem dan Demokrasi Pancasila, system berasal dari sebuah proyek yang
hukum diprakarsai pemerintah Jerman, proyek ini
dalam rangka untuk mempromosikan disrupsi teknologi
komputerisasi manufaktur.
Terdapat empat faktor penanda industry
4.0 dilihat dari peningkatan digitalisasi
manufaktur, yaitu;
No Faktor
1. Peningkatan volume data, kekuatan
komputasi, dan konektivitas
2. Munculnya analisis, kemampuan, dan
kecerdasan bisnis
3. Terjadinya bentuk interaksi baru antara
manusia dengan mesin
4. Perbaikan instruksi transfer digital ke
dunia fisik, seperti robotika dan 3D
printing

Peningkatan volume data, kekuatan


komputasi, dan konektivitas dalam
revolusi industryiakan terlihat dari
peningkatan kecanggihan perangkat. Mulai
dari respon, cara kerja, dan hasil akhir.
Sehingga hal tersebut mampu
meningkatkan respon aplikasi dan mesin
terhadap perintah untuk memunculkan
arahan sesuai intruksi. Interaksi manusia
dengan dengan alat-alat canggih semakin
kuat bahkan sulit dilepas. Tingkat
ketergantungan manusia akan teknologi
sebagai sarana kerja dan komunikasi
semakin kuat. Hal tersebut menyebabkan
ada ketergantungan pada sisi tertentu
antara manusia dengan mesin diera
revolusi industry 4.0.
Lifter dan Tschiener menambahkan,
prinsip dasar industri 4.0 adalah
penggabun- gan mesin, alur kerja, dan
sistem, dengan menerapkan jaringan cerdas
di sepanjang rantai dan proses produksi
untuk menge dalikan satu sama lain secara
mandiri. Kohler & Weisz, 2016
menyatakan industri 4.0 merupakan sebuah
pendekatan untuk mengontrol proses
produksi dengan melakukan sinkronisasi
waktu dengan melakukan penyatuan dan
penyesuaian produksi. Lebih lanjut,
Zesulka dkk mengatakan industri 4.0
digunakan pada tiga faktor yang saling
terkait yaitu; 1) digitalisasi dan interaksi
ekonomi dengan teknik sederhana menuju
jaringan ekonomi dengan teknik kom-
pleks; 2) digitalisasi produk dan layanan;
dan 3) model pasar baru. Disebut revolusi
digital karena terjadinya proliferasi
komputer dan otomatisasi pencatatan di
semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era
karena otomatisasi dan konektivitas di
sebuah bidang akan membuat pergerakan
dunia industri dan persaingan kerja
menjadi tidak linear. Salah satu
karakteristik unik dari industri 4.0 adalah
pengaplikasian kecerdasan buatan atau
artificial intelligence. Salah satu bentuk
pengaplikasian tersebut adalah
penggunaan robot untuk menggantikan
tenaga manusia sehingga lebih murah,
efektif, dan efisien. Gambar . Level
industri 4.0 .
Baur dan Wee memetakan industri 4.0
dengan istilah “kompas digital” sebagai
berikut. Pada gambar tersebut merupakan
instrumen bagi perusahaan dalam
mengimplementasi- kan industri 4.0 agar
sesuai dengan kebu- tuhan mereka.
Komponen tenaga kerja (labor), harus me-
menuhi; 1) kolaborasi manusia dengan
robot; 2) kontrol dan kendali jarak jauh; 3)
mana- jemen kinerja digital; dan 4)
otomasi penge- tahuan kerja. Demikian
pula pada komponen lainnya digunakan
sebagai instrumen imple- mentasi industri
4.0. Revolusi digital dan era disrupsi
teknologi adalah istilah lain dari industri
4.0.
Murray menyatakan hal-hal yang
bersifat menyenangkan dapat menggali
dan mengembangkan motivasi siswa.
Motivasi siswa dipengaruhi taraf
kelsulitan materi. Ini berarti motivasi
dapat berkurang apabila materi
pembelajaran mempunyai taraf kesulitan
yang tinggi atau sebaliknya. Tetapi dapat
juga taraf kesulitan justru tergantung pada
motivasi siswa. Untuk membangkitkan
emosi intelektual, siswa diberi semacam
permainan-permainan atau teka-teki atau
cerita-cerita yang berkaitan dengan materi
yang hndak diajarkan.

Penggunaan Mobile Learning dalam


Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan
Pada era teknologi informasi seperti saat
ini yang ditandai dengan tersedianya
informasi yang semakin banyak dan
bervariasi dan tersedia dalam berbagai
bentuk dan dalam waktu yang relatif
cepat. Kemajuan tehnologi telah
memberikan beberapa kelebihan karena
dapat digunakan hampir
dalam semua bidang kehidupan manusia, Pendidikan Pancasila dan
salah satunya dalam bidang pendidikan Kewaraganegaran sangat membantu dalam
utamanya saat proses pembelajaran. proses pembelajaran PKn guna menjadi
Seiring dengan makin pesatnya sarana kreasi, inovasi, dan pemgembangan
perkembangan media informasi dan diri untuk belajar mandiri dan terarah.
komunikasi, baik perangkat keras Teknologi dijadikan sebagai sarana sumber
(Hardware) maupun perangkat lunak pembelajaran. Banyak siswa yang terbantu
(Software), telah mengakibatkan dengan adanya teknologi dalam menunjang
bergesernya peran guru. Guru tidak lagi pebelajaran, terutama dalam pembelajaran
berperan sebagai satusatunya sumber secara mandiri. Namun tidak dapat terlepas
informasi dalam proses pembelajaran. dari pengaruh negatif dan positif.
Penerapan nilai-nilai moral dan karakter Pemanfaatan smart phone sebagai sarana
dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila teknologi yang membantu dalam proses
dan Kewarganegaraan dibutuhkan kesiapan belajar mestinya digunakan dengan cara
mempersiapkan perangkat pembelajaran memunculkan bahan dan aplikasi yang
yang lengkap, nilai-nilai moral dan menunjang pembelajaran, membrowsing
karakter siswa perlu diajarkan. materi pembelajaran, jurnal-jurnal atau
artikel, kamus bahasa Indonesia, kamus
Metode Service Learning IPA, kamus IPS, kamus bahasa Inggris,
Metode Service Learning dipilih sebagai kamus matematika, kamus ilmiah, dan
salah satu metode dalam pembelajaran kamus-kamus wawasan kebangsaan.
disebabkan Service Learning dianggap Ahli teori pendidikan sering menyebut
mampu memberikan perubahan sikap Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 untuk
mahasiswa dengan menekankan aspek menggambarkan berbagai cara
“rasa” sejalan dengan tulisan Robert mengintegritaskan teknologi cyber baik
Sigmon tentang “Service Learning : Tree secara fisik maupun non fisik dalam
Principles” ditahun 1979 yang melihat pembelajaran. Pendidikan Era Revolusi
dampaknya pada perkembangan pedagogi Industri 4.0 adalah fenomena yang
dalam proses pengajaran. Selain itu juga merespons kebutuhan revolusi industri
Service Learning dikatakan sebagai bentuk dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai
dari kerja sosial. Dengan demikian Service situasi saat ini. Kurikulum tersebut mampu
Learning sebagai pendekatan metode membuka jendela dunia melalui
pembelajaran pada mata kuliah genggaman contohnya memanfaatkan
Kewarganegaraan di UPH, bukan saja internetofthings (IoT). Di sisi lain pengajar
sebagai pendekatan pedagogi tetapi juga juga memperoleh lebih banyak referensi
digunakan untuk mahasiswa mengadakan dan metode pengajaran 11.
kegiatan pelayanan sosial yang terlibat Pembelajaran Interaktif Pendidikan
langsung membantu masyarakat Kewarganegaraan di Era Revolusi Industri
menyelesaikan masalah. Sikap dan 4.0 membantu mempercepat proses belajar
tindakan mahasiswa membuktikan jika digunakan dengan bijak sesuai
kepedulian sosial, melibatkan “rasa” kebutuhan materi pembelajaran PKn. Ciri
peduli, dan memiliki keterhubungan untama pembelajaran interaktif adalah
dengan dirinya sebagai warga negara. komunikasi berjalan dalam proses belajar-
mengajar secara aktif. Hal tersebut dapat
Penjelasan dilihat dari interaksi antara siswa dengan
Berdasarkan data hasil penelitian di siswa, guru dan siswa atau antara siswa
atas bahwa peran teknologi dalam dan guru. Motivasi siswa dipengaruhi oleh
pembelajaran taraf
11
Purwatiningsih, A., . P., & Mulianingsih, F. (2020).
Kreativitas Dalam Pembelajaran Pkn Dan Ips Masa Berbasis Social Legacy. Harmony: Jurnal
New Normal: Learning Media Combination Pembelajaran IPS Dan PKN, 5(2), 103–109.
https://doi.org/10.15294/harmony.v5i2.40285
kesulitan materi, cara guru mengajar, dan ruang yang dibuat sebagai tempat atau
komunikasi antar siswa dengan siswa. wadah bagi praktisi dan siswa dalam
Pada dasarnya setiap proses pembelajaran melakukan pembelajaran online. Google
yang dilakukan diarahkan untuk Classroom juga merupakan salah satu
mencapaitujuan yang telah ditentukan. upaya dalam rangka menemukan alternatif
Dalam proses pembelajaran terjadi pembelajaran tanpa adanya kontak
interaksi antara berbagaikomponen, langsung diantara kedua belah pihak tetapi
komponen- komponen pembelajaran itu pembelajaran masih tetap berjalan seperti
dapat dikelompokkan dalam 3 biasa. Aplikasi Google Classroom juga
kategoriyaitu: merupakan salah satu sarana dalam
pemberian tugas dan pengumpulan tugas
Guru Materi ajar Guru
juga dapat dilakukan, bahkan guru dapat
mengetahui siapa saja dan kapan waktu
Peran pendidik sangat penting karena peserta didik mengumpulkan tugasnya12.
berfungsi sebagaipembimbing yang Menurut Onno, e-learning adalah sebuah
menyampaikan dan mentransfer bahan ajar teknologi informasi yang memudahkan kita
berupa ilmu pengetahuanbegitu juga melakukan pembelajaran secara online.
dengan peserta didik yang berperan Pembelajaran e-learning diartikan sebagai
sebagai penimba ilmu, sedangkan materi berikut : According E-learning is all
ajar yangdisampaikan oleh pendidik learning supported by technology that uses
merupakan informasi atau pesan yang teaching and learning tools in which there
harus dipelajari oleh peserta didik untuk are computer-aided instructions carried out
dipahami, dihayati, dan diamalkan sebagai by practitioners to students according to
bekal untuk menyelesaikan studinya kelak. what they want to be informed about.
Penggunaan Mobile Learning dalam Adapuan kebihan dan kekurangan dalam
Pembelajaran Pendidikan mengunakan google classroom seperti pada
Kewarganegaraan mampu mengoptimalkan tabel berikut :
ketepatan dalam menangkap materi N Kelebihan Kekurangan
pembelajaran, sarana sumber pembanding o
dalam materi pembelajaran, dan mampu 1. Desainnya sangat Tampilan dan fitur
membangkitkan motivasi belajaran. sederhana dan mudah learning
untuk digunakan membingungkan
Dengan mobile learning hal-hal yang siswa
dipelajari menjadi menyenangkan dan 2. Berbasis cloud : Google Tidak support
dapat membangkitkan mengembangkan classroom muncul dibeberapa mobile
motivasi siswa. Motivasi siswa biasnya dengan menghadirkan
dipengaruhi tingkat kelsulitan materi yang teknologi yang lebih
profesional dan otentik
ajarakan. Dengan demikan, berarti
3. Fleksibel : aplikasi ini Kesusahan dalam
motivasi dapat berkurang apabila materi dapat digunakan mengakses
pembelajaran mempunyai taraf kesulitan dimanapun dan internet di daerah
yang tinggi , begitupula sebaliknya kapanpun tertingga
sebaliknya. Akan tetapi dapat juga pada 4. Responsif, Mudah Siswa tidak
tingkat kesulitan yang tinggi, tergantung digunakan pada mempunyai
perangkat mobile mobile pribadi
pada motivasi dan semangat siswa. Guna manapun
membangkitkan emosi intelektual, siswa
diberi semacam permainan-permainan atau Proses belajar mengajar awalnya dilakukan
teka-teki atau cerita-cerita yang berkaitan dengan tatap muka secara langsung tetapi
dengan materi yang akan diajarkan. langsung diberhentiakan karna adanya
Sekian banyak macam pembelajaran e- virus covid-19 yang melanda Indonesia,
learning, salah satunya adalah Google sehingga proses belajar dan mengajar
Classroom. Google Classroom adalah dilakukan secara online atau daring.
suatu
12
Sulistyowati, E., & Fitriawan, D. (2022). Ekonomi FKIP UM Metro, 1(1), 21–27.
Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning di https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snpe/a
Era New Normal. Seminar Nasional Pendidikan rticle/view/19/3
Pembelajaran daring yang seluruhnya beberapa mahasiswa harus jalan kaki 2-3
memanfaatkan teknologi dalam Km dari kampung halaman untuk
pembelajaran melalui internet sehinga mendapatkan akses internet, sebagaimana
tidak perlu lagi adanya tatap muka secara mahasiswa berada di daerah 3T, selain itu
langsung. Diharapkan meski Kuota internet yang sangat terbatas dari
pemebelajaran dilakukan secara daring bantuan pemerintah, dan semua mata
atau E-learning tetap mencapai kuliah yang diprogramkan berbasis e-
keberhasilan dalam pembelajaran. learning, sehingga tetap harus membeli
Keberhasilan dalam pembelajaran kuota tambahan.
ditentukan dalam komponen yang saling D. Simpulan
berinteraksi. Komponen pembelajaran Berdasarkan hasil dan pembahasan di
diantaranya dosen, mahasiswa, tujuan, atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran
materi, metode, dan strategi pembelajaran. teknologi dalam pembelajaran Pendidikan
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 Pancasila dan Kewaraganegaran sangat
tentang guru dan dosen bahwa kopetensi membantu dalam proses pembelajaran
pedagogi adalah kemampuan pembelajaran PKN guna menjadi sarana kreasi, inovasi,
mengelola pembelajaran mahasiswa. dan pemgembangan diri untuk belajar
E-learning merupakan metode mandiri dan terarah. Pembelajaran
pembelajaran yang mengunakan perangkat Interaktif Pendidikan Kewarganegaraan di
elektronik sebagai media dalam proses Era Revolusi Industri 4.0 mamantapkan
pembelajaran. E-learning sendiri dan membantu memeprcepat proses belajar
merupakan proses pembelajaran yang jika digunakan dengan bijak sesuai
berbasis web yang dapat diakses melalui kebutuhan materi pembelajaran PKN.
internet. New normal adalah kebijakan Penggunaan Mobile Learning dalam
membuka kembali aktifitas atau kegiatan Pembelajaran Pendidikan
public secara terbatas dengan Kewarganegaraan mampu mengoptimalkan
menggunakan standar yang suda dittapkan ketepatan dalam menangkap materi
oleh pemerintah dan tetap mematuhi pembelajaran, sarana sumber pembanding
protokol kesehatan untuk membatasi dalam materi pembelajaran, dan mampu
penyebaran covid-19. New normal membangkitkan
merupakan tahap baru setelah kebijakan
pembatasan social yang diberlakukan E. Daftar Pustaka
untuk memutus penyebaran virus corona
atau covid-19. Akrim, Sulasmi, E., Eriska, P., & Hidayat,
Pada saat new normal pada sektor F. P. (2020). Kampus Merdeka di Era
pembelajaran harus menyesuaikan pola new Normal Ditinjau dari Perspektif
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi Ilmu Pengetahuan. In Book Chapter
saat ini. Penyesuaian metode pembelajaran Covid 19 & Kampus Merdeka di Era
melalui meode e-learning untuk new Normal Ditinjau dari Perspektif
menghadapi new normal ini bisa dilakukan Ilmu Pengetahuan (Vol. 4).
dengan tetap menggunakan sumber belajar
yang sesuai dan bisa diaplikasikan melalui AMELIA, D. (2021). Eksplorasi
e-learning. Pelaksanaan Evaluasi Pembelejaran
Pembelajaran berbasis e-learning tidak Daring Mahasiswa PPKn Pada Era
lepas dari kendala yang dihadapai oleh New Normal. Syntax Idea. 3(3), 567–
dosen maupun mahasiswa salah satu yang 578.
paling sering dialami yaitu ketersediaan
Bulan, W. R., Saeni, E., & Manihuruk, H.
jaringan internet. Beberapa mengaku
(2020). New Normal dan Tantangan
kesulitan untuk mengikuti pembelajaran
Penanaman Nasionalisme Pada
online karena tidak semua wilayah
Pelajar. Prosiding Seminar Nasional
mendapatkan jaringan internet dengan
Unimus, 3, 278–286.
akses lancer, bahkan beberapa mahasiswa
yang terpaksa memanjat pohon untuk Gani, A. A., & Saddam, S. (2020).
mendapatkan jaringan internet, selain itu Pembelajaran Interaktif Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Mobile Pendidikan Tambusai, 5, 7188–7191.
Learning di Era Industri 4.0. https://www.jptam.org/index.php/jpta
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian- m/article/view/2110
Pengabdian Pendidikan Pancasila
Dan Kewarganegaraan, 8(1), 36. Sulistyowati, E., & Fitriawan, D. (2022).
https://doi.org/10.31764/civicus.v8i1. Pemanfaatan Media Pembelajaran E-
1849 Learning di Era New Normal.
Seminar Nasional Pendidikan
Hakpantria, H., Shilfani, S., & Ekonomi FKIP UM Metro, 1(1), 21–
Tulaktondok, L. (2021). Pendidikan 27.
Karakter Berbasis Nilai Filosofi https://prosiding.ummetro.ac.id/index.
Tongkonan Pada Era New Normal di php/snpe/article/view/19/3
SD Kristen Makale 1. Didaktis:
Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Walukow, D. S., & Prijanto, J. H. (2021).
Pengetahuan, 21(3), 278–291. Pendekatan Service Learning Dalam
https://doi.org/10.30651/didaktis.v21i Pembelajaran Pendidikan
3.9830 Kewarganegaraan Di Universitas
Pelita Harapan Era New Normal.
Mahpudz, A. et al. (2021). Pengembangan Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori
Konten Pembelajaran Karakter Bela Dan Praktik Pendidikan PKn, 8(2),
Negara pada Mata Pelajaran 136–142.
Pendidikan Pancasila dan https://doi.org/10.36706/jbti.v8i2.157
Kewarganegaraan di Era Kenormalan 45
Baru. Ejournal.Fkip.Unsri.Ac.Id,
102–111. Zuriah, N. (2021). Penanaman Nilai-Nilai
http://ejournal.fkip.unsri.ac.id/index.p Karakter Pancasila dalam
hp/semnaspips/article/view/244 Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan berbasis
Purwatiningsih, A., . P., & Mulianingsih, Polysynchronous di Era New
F. (2020). Kreativitas Dalam Normal. Jurnal Moral
Pembelajaran Pkn Dan Ips Masa New Kemasyarakatan, 6(2), 12–25.
Normal: Learning Media http://ejournal.unikama.ac.id/index.ph
Combination Berbasis Social Legacy. p/JMK/article/download/2900/2003
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS
Dan PKN, 5(2), 103–109.
https://doi.org/10.15294/harmony.v5i
2.40285
Rahmatiani, L., & Indriyani, D. (2020).
Civic disposition : modal dalam era
new normal. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Universitas
Pamulang 2020, 1(1), 144–152.
Civic Disposition, Era New Normal,
Culture shock
Sukmawati, S., & Nasran, N. (2021). Studi
Pustaka Penggunaan Metode
Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis E-
Learning pada Mahasiswa PPKn
Masa New Normal. Jurnal

You might also like