3675 113520 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

KARAKTERISTIK BETON MUTU K-200 MENGGUNAKAN

SERAT 2% BERAT VOLUME DENGAN VARIASI RASIO L/D


Tri Mulyono1,*)
1)
D3 Transportasi Rumpun Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Jl. Rawamangun Muka Jakarta 13220
*)
Email : [email protected]

Abstract
This research aims to determine the characteristics of K-200 concrete according to
Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016 article B.06, using steel fibers (bendrat wire)
with 2% steel fiber by weight of concrete volume and variations in the L/D ratio
through laboratory tests. The total population is 12 specimens with a sample of
compressive strength 5 specimens and split tensile strength 4 specimens for each
treatment which is a random sample, i.e.: A (reference concrete); B, C, D, and E for
concrete with 2% fiber and L/D ratio of 50; 62.5; 75 and 87.5. The test results of
concrete materials meet the SNI. The significance level of 0.05 indicates that the test
data are normal distribution and uniform. The hypothesis result shows that there is
a difference between the reference concrete and the concrete fiber with variations
L/D. The unit weight of concrete between the reference concrete and the concrete
with variations of L/D is slightly different. The slump value decreases with the L/D
ratio. Characteristics of the concrete increase up to L/D 75. Based on the design of
K-200 concrete per-as Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016 article B.06, compressive
strength, split tensile strength, and flexural strength for reference concrete are
17,316 MPa, 2,317 MPa, and 3,083 MPa, greater than 35,9%, 43,8%, and 28,7% of
design. Fiber concrete with variation of L/D, compared with reference concrete is
greater than 32,7%, 39,7% and 26,2%.

Kata kunci : K-200 Concrete, Fiber-steel Concrete, L/D ratio

PENDAHULUAN disebarkan secara merata kedalam


Bahan serat yang dapat dipakai untuk adukan beton untuk meningkatkan
memperbaiki sifat beton adalah baja karakteristik fisik (sifat mekanik)
(steel), plastik (polypropylene), melalui aksi komposit pada beton
polymers, asbes dan carbon (Mulyono, struktural. Beberapa pustaka yang
2015, 2021). Permen PUPR No. relevan dan terkini yang berhubungan
28/PRT/M/2016 memberikan mutu dengan penelitian sebagai “state of the
beton 7,4 – 31,2 MPa atau K-175 arts”, pengunaan serat kawat bendrat
sampai K-350 untuk pekerjaan beton pada campuran beton menunjukan
(SNI 7394:2008 Tentang Tata Cara kandungan serat 2% memberikan kuat
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan tekan 25,59 MPa dan kuat tarik belah
Beton Untuk Konstruksi Bangunan 2,38 MPa lebih besar dibandingkan
Gedung Dan Perumahan, 2008). kuat tekan rencana 20,92 MPa
Lemahnya kuat tarik beton dapat (Juwarnoko, 2019). Penggunaan serat
tergantikan dengan serat baja yang kawat bendrat yang ditekuk pada
kedua ujungnya dibandingkan dengan juga akan menghasilkan kuat tekan
serat yang lurus, kuat tekan tidak yang berbeda, perawatan dengan
menunjukan pengaruh (Kawulusan et perendaman akan lebih tinggi
al., 2019; Malino et al., 2019). dibandingkan dengan dirawat kering
Penambahan serat 2% dengan panjang pada beton serat (Junus, 2017).
+50 mm pada beton normal Parameter praktis yang
memberikan nilai 16,18 MPa mendeskripsikan serat adalah rasio
meningkat 11,35% (Sugiarto, 2017). L/D, didefinisikan sebagai panjang
Penggabungan serat kawat bendrat serat dibagi dengan diameter serat.
0,5–1,5% dan panjang 60 mm dengan Rasio tipikal berkisar dari sekitar 30
serat kaca 10% menghasilkan proporsi hingga 150 untuk panjang 6 hingga
optimum serat kawat bendrat 1,5% dan 75mm (ACI 544.5R, 2010; Wafa,
serat kaca 10%. Kuat tekannya 16,25 1990). Rasio aspek berkisar dari 20
MPa dan kuat tarik belah 4,64 MPa hingga 100, sedangkan dimensi
meningkat 31,81% dari kuat tekan panjang sekitar 6,4–76 mm.
tanpa serat (Uluhiyah, 2018). Peningkatan volume serat dalam
Pengaruh penambahan kawat campuran beton akan memberikan efek
bendrat terhadap beton normal pada linear peningkatan kekuatan tarik dan
kuat tekan umur beton 14 meningkat kekuatan tekan. Penggunaan
34,31% dan 28 hari sebesar 20,47% persentase serat yang lebih tinggi
(Kurniawan, 2021). Optimal panjang cenderung menyebabkan pemisahan
serat 6 cm pada proporsi 0,75% serat dan kekerasan beton dan mortar
kawat dalam berat volume dapat menurun. Kisaran tipikal fraksi volume
mencapai 42,14 MPa (Prayitno et al., yang digunakan untuk beton yang
2016). Penelitian lainnya, dicor setempat untuk beton serat baja
meningkatkan kuat tekan 11,429% dan sebesar 0,25–1,5% berat volume.
tarik 3,743% (Foermansah, 2013) serta Penambahan serat baja dapat
32,71% peningkatan kuat tekan dan mengurangi nilai slump yang diukur
41,82% untuk kuat lentur (Nugraha, dari komposit dibandingkan dengan
2018). Penggunaan proporsi kawat campuran non-serat dalam kisaran 25
lebih dari 2%, peningkatannya sebesar hingga 102 mm (ACI 544.5R, 2010).
7,01% dan kuat tarik belah 39,92% Merujuk pada uraian di atas dan
(Juanita & Putra, 2021). “state of the arts”, hasil penelitian
Penggunaan rasio L/D=12,5 terdahulu menunjukan penggunaan
dalam campuran dengan serat bendrat serat 0,75–3,0% memberikan hasil
3% diperoleh kuat tarik terbesar 2,41 kuat tekan yang variasi dengan
MPa atau meningkat 2 kali dari beton kenaikan optimal sebesar 2% proporsi
tanpa serat, sedangkan untuk kuat serat dengan panjang serat yang
geser maksimal mencapai 4,94 MPa digunakan sekitar 5–6 cm untuk beton
dengan kenaikan 54% dibandingkan mutu normal. Penelitian sebelumnya
dengan beton tanpa serat (Hafiz S.G et belum banyak yang fokus pada rasio
al., 2015). Metode perawatan beton panjang (L) dengan diameter (D), oleh

102 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 27 No. 1 Juni 2022 101 - 113
karena itu menarik untuk dikaji METODE PENELITIAN
penggunaan serat dengan variasi rasio Metode yang digunakan adalah studi
L/D. Tujuan dari penelitian ini untuk eksprimen di Laboratorium Uji Bahan
mengkaji karakterikstik beton mutu Universitas Negeri Jakarta selama
K200 menggunakan serat kawat baja periode Juni – Oktober 2021. Beberapa
(bendrat) proporsi 2% dalam campuran metode pemeriksaan bahan penyusun
dengan variasi rasio L/D. beton dan beton yang digunakan
mengikuti standar nasional indoensia
(SNI), ditunjukan pada Tabel 1.

Tabel 1. SNI yang digunakan dalam penelitian


Deskripsi Metode
Sifat dan  Penyiapan benda uji (SNI 03-6717-2002) dan pengambilan contoh uji (SNI
karakteristik 6889:2014)
agregat  Analisa saringan (SNI ASTM C136:2012) dan syarat gradasi beton serat (ACI
544.5R, 2010)
 Bahan organik dalam agregat (SNI 2816:2014), lumpur (ASTM C142 / C142M -
17; SNI 03-4428-1997)
 Berat jenis dan penyerapan agregat halus (SNI 1970:2016) dan kasar (SNI
1969:2016)
Mix Design  Permen PUPR Nomor 28/PRT/M/2016 butir B.06.
Beton segar  Pengadukan beton SNI 03-3976-1995, pembuatan benda uji dan perawatan (SNI
dan contoh 2493:2011), Contoh Beton Segar (SNI 2458:2008), uji slump (SNI 1972:2008),
uji berat isi (SNI 1973:2016)
Pengujian  Kaping beton (SNI 6369:2008), Uji kuat tekan (SNI 1974:2011), kuat tarik belah
beton keras (SNI 2491:2014)

Populasi dalam penelitian tekan karakteristik dengan kuat tarik-


merupakan data yang didapatkan dari lentur beton dapat didekati dengan
contoh uji (specimen) berupa benda uji Pers. 1 dalam MPa dan Pers. 2 dalam
silinder beton untuk lima perlakuan A– kg/cm2 (Pd T-14-2003). Kuat tekan
Beton tanpa serat (beton referensi), B– beton karakteristik 28 hari (MPa atau
Beton serat L/D 50, C–Beton serat L/D kg/cm2) dinyatakan dengan dan
62,5 dan D–Beton serat L/D 75 serta adalah kuat lentur beton 28 hari (MPa
E–Beton serat L/D 87,5, sampel berupa atau kg/cm2) serta merupakan
sejumlah data yang diambil secara konstanta dengan nilai untuk
acak dalam populasi. Banyaknya agregat tidak dipecah dan
populasi untuk setiap perlakuan 12 untuk agregat pecah. Kuat lentur dapat
benda uji dan sampel sebanyak 5 juga ditentukan dari hasil uji kuat tarik
benda uji untuk uji tekan dan 4 benda belah beton ( ) yang dilakukan
uji untuk uji tarik belah. menurut (SNI 2491:2014) dengan Pers.
Nilai kuat lentur ( ) dalam 3 dalam MPa dan Pers. 4 dalam
penelitian ini didapatkan dari konversi kg/cm2. Kuat lentur beton secara
hasil uji kuat tekan ( ) dan kuat tarik tipikal sekitar 3–5 MPa (30-50
belah ( ). Hubungan antara kuat kg/cm2). Nilai kuat lentur, di

Karakteristik Beton Mutu K-200 Menggunakan Serat 2% Berat Volume Dengan


Variasi Rasio L/D ..... (Tri Mulyono) 103
intreprestasikan dari hasil uji kuat HASIL DAN PEMBAHASAN
tekan, dan tarik belah, a. Hasil Pengujian
menggunakan Pers. 1 dan Pers. 3. 1. Pengujian Bahan
Bahan semen, air dan tambah kimia
(1) menggunakan Plastocrete 1003 tidak
(2) dilakukan pengujian dalam penelitian
(3) ini. Bahan beton yang diuji hanya
untuk agregat. Pemeriksaan agregat
(4)
menggunakan SNI dengan hasil
dengan:
pemeriksaan bahan sesuai SNI. Data
= kuat tekan beton umur 28 hari
yang digunakan untuk perancangan
(MPa atau kg/cm2)
adalah data hasil uji bahan-bahan
= kuat lentur beton umur 28 hari
penyusun dengan kondisi jenuh
(MPa atau kg/cm2) permukaan kering (JPK).
= kuat tarik belah beton umur 28 Material untuk agregat halus
hari (MPa atau kg/cm2) bersumber dari toko material yang
= konstanta ( , agregat berada di sekitar Rawamangun-Jakarta,
tidak dipecah dan , sumber asal agregat umumnya dari
agregat pecah) daerah Bogor. Hasil uji agregat
memenuhi syarat SNI, dengan berat isi
Agar data menjadi informasi agregat halus (pasir) 1,627 t/m3
sehingga karakteristik data menjadi (gembur) dan 1,662 t/m3 (padat). Berat
mudah untuk dipahami dan bisa isi agregat kasar (batu pecah) dalam
dipergunakan untuk mengambil sebuah keadaan gembur dan padat sebesar
kesimpulan, maka data dilakukan 1,539 t/m3 dan 1,556 t/m3. Berat jenis
pengujian persyaratan analisis dan pasir kondisi kering tungku dan jenuh
hipotesis statistik. Metode Saphiro– permukaan kering (JPK) sebesar 2,698
Wilk dilakukan untuk uji normalitas dan 2,822 serta penyerapannya
dan uji homogenitas data dengan “F- 4,589%. Berat jenis batu pecah 2,489
Test Two-Sample for Variances”. dan 2,563 pada kondisi jenuh kering
Penelitian ini menggunakan hipotesis permukaan.
statistik, yang secara umum dinyatakan Kandungan lumpur, dan partikel
dengan dan t halus, hasil uji memenuhi syarat
dengan = Karakteristik beton K200 kurang dari 5% dan kandungan organik
tanpa menggunakan serat baja (beton mendekati “organic plate No.3”.
referensi) dan = Karakteristik beton Menggunakan pasir yang memenuhi
K200 dengan menggunakan serat baja daerah 2 (pasir sedang) dengan
dengan variasi rasio L/D. Data yang proporsi 40% dan agregat kasar (batu
digunakan adalah data kuat lentur hasil pecah) dengan maksimum 40 mm
konversi kuat tekan dan kuat tarik sebesar 60%, pencampuran agregat
belah. yang diplotkan pada batas gradasi
untuk agregat beton dengan serat baja,

104 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 27 No. 1 Juni 2022 101 - 113
memenuhi ACI 544.5R (2010) seperti ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik agregat gabungan 40% pasir dan 60% batu pecah
sesuai syarat ACI Comittee 544 (2010)

2. Campuran Rencana Tabel 2. Proporsi beton K-200


Rancangan campuran berdasarkan Bahan Penyusun Beton Berat (kg/m3)
Semen 352
Permen PUPR Nomor 28/PRT/M/2016
Pasir Beton 731
butir B.06. Kuat tekan rencana 16,9 Batu Pecah 1.031
MPa (K 200), slump (12 ± 2) cm, w/c Air 215
Superplastisizer (SIKA 4,30
= 0,61. Proporsi bahan campuran 1 m3 Plastocrete 1003), 2%
di Tabel 2. Variasi rasio L/D untuk 5 Serat Baja (Bendrat) 2% dari 46,333
perlakuan, A–Beton tanpa serat atau berat Volume
Jumlah 2.380
referensi; B–Beton serat L/D 50,0; C–
Beton serat L/D 62,5; D–Beton serat
4. Kuat Tekan dan Tarik Belah
L/D 75; dan E–Beton serat L/D 87,5. Hasil pengujian beton keras,
Serat yang digunakan adalah serat baja menghasikan kuat tekan ( ), 17,316
dari potongan kawat bendrat dengan
MPa untuk beton referensi dan beton
diameter 0,8 mm sepanjang +4, 5, 6
serat 2% berat volume dengan variasi
dan 7 cm.
L/D sebesar 19,639–22,975 MPa. Hasil
uji kuat tarik belah, untuk beton
3. Pengujian Beton Segar Beton
referensi sebesar 2,317 MPa dan serat
Segar
Hasil pengujian beton segar ditunjukan 2% berat volume dengan variasi L/D
di Tabel 3 dan Gambar 2, didapatkan sebesar 2,600–3,236 MPa. Nilai kuat
rata-rata berat isi benda uji antara tarik belah rencana dicari dengan
2.142–2.212 kg/m3 dengan nilai slump menggunakan Pers. 3 yang
55–95 mm. disubstitusikan ke Pers. 1, didapatkan
Pers. 5 dalam MPa, dengan nilai

Karakteristik Beton Mutu K-200 Menggunakan Serat 2% Berat Volume Dengan


Variasi Rasio L/D ..... (Tri Mulyono) 105
untuk batu pecah, referensi. Kuat tekan dan kuat tarik
didapatkan untuk nilai kuat tarik belah belah masih dapat meningkat sampai
rencana, . dengan rasio L/D 75, kemudian
kekuatannya menurun untuk L/D yang
* ( ) + lebih besar. Nilai optimum kuat tekan
(5) beton serat 2% didapatkan untuk rasio
L/D 70 sebesar 22,705 MPa atau
Merujuk Error! Reference source not 34,35% lebih besar dari kuat tekan
found., semua hasil uji kuat tekan dan rencana dan 31,12% dari beton
tarik belah menghasilkan nilai yang referensi. Kuat tarik belah optimum
lebih besar dari kuat tekan rencana beton serat 2% didapatkan pada rasio
16,9 MPa (K-200) dan kuat tarik belah L/D 75 dengan kuat tarik belah sebesar
2,251 MPa. Kuat tekan beton dan kuat 3,0658 MPa atau 36,2% lebih besar
tarik belah yang menggunakan serat dari kuat tarik belah rencana dan
2% menghasilkan nilai yang lebih 32,32% dari beton referensi.
besar dibandingkan dengan beton

Tabel 3. Hasil rata-rata pengujian beton segar dan beton keras


Beton Segar Beton Keras Umur 28 Hari
Perlakuan (Rasio L/D) Hasil Uji Berat Isi Kuat tekan Kuat tarik belah
Slump (mm) (kg/m3) (MPa) (MPa)
A–Beton tanpa serat
(Beton referensi) 95 2.210 17,316 2,317
B–Beton serat L/D 50,0 60 2.142 19,636 2,600
C–Beton serat L/D 62,5 62 2.212 21,787 2,759
D–Beton serat L/D 75,0 68 2.167 22,975 3,236
E–Beton serat L/D 87,5 55 2.194 20,089 2,865

Gambar 2. Kuat tekan dan kuat tarik belah beton serat 2% berat volume dengan
variasi rasio L/D

106 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 27 No. 1 Juni 2022 101 - 113
5. Kuat Lentur lebih besar 22,26% dari beton referensi
Kuat lentur beton serat 2% dengan dan 24,68% dari kuat lentur rencana.
variasi rasio L/D merupakan hasil
konversi kuat tekan ( ), ke lentur 6. Hipotesis Statistik
( ) dan kuat tarik belah ( ) ke kuat Pengujian persyaratan analisis dengan
lentur ( ). Menggunakan Pers. 1 uji normalitas dan homogenitas data
dengan 5 data benda uji, dan Pers. 3 dilakukan untuk pembuktikan hipotesis
dengan 4 data benda uji untuk setiap menggunakan data Tabel 3, hasil uji
perlakuan, hasilnya di Tabel 3 yang metode Saphiro–Wilk dengan alat
rata-ratanya disajikan pada Gambar 2. bantu MS-excel menghasilkan nilai
Nilai kuat lentur yang dihasilkan Saphiro–Wilk hitung berturut-turut
semuanya lebih besar dari rencana 0,0073; 0,7942; 0,4349; 0,6695 dan
3,083 MPa. Kuat lentur beton referensi 0,4011. Nilai Tabel Saphiro-Wilk pada
sebesar 3,144 MPa atau 1,98% lebih taraf nyata, α=0,05 untuk 9 data
besar dari rencana. Kuat lentur beton sebesar 0,829, jadi menolak H₀ atau
dengan serat 2% menghasilkan nilai data dinyatakan terdistribusi normal.
yang lebih besar dibandingkan dengan Uji homogenitas data dengan “F-Test
beton referensi. Kuat lentur masih Two-Sample for Variances”
dapat meningkat sampai dengan rasio menunjukan semua perlakuan
L/D 72,5, kemudian kekuatannya memberikan nilai t–hitung lebih kecil
menurun untuk L/D yang lebih besar. dari t–kritis, artinya data semuanya
Nilai optimum beton serat 2% dengan seragam.
rasio L/D 72,5 sebesar 3,844 MPa atau

Tabel 4: Kuat lentur beton serat hasil konversi kuat tekan dan kust tarik belah
silinder beton, MPa
B–Beton C–Beton D–Beton E–Beton
A–Beton tanpa
n-Data serat L/D serat L/D serat L/D serat L/D
serat atau referensi
50,0 62,5 75,0 87,5.
1 3,012 3,455 3,090 3,613 2,932
2 3,116 3,116 3,742 3,523 3,241
3 3,241 3,385 3,523 3,656 3,478
4 3,167 3,432 3,546 3,742 3,523
5 3,064 3,216 3,568 3,432 3,590
6 3,004 3,004 2,713 3,973 3,295
7 3,876 4,748 3,682 4,458 4,167
8 2,520 2,907 4,458 4,652 4,264
9 3,295 3,586 4,264 4,652 3,973
Rata-rata 3,144 3,428 3,621 3,967 3,607
Standar deviasi 0,354 0,544 0,531 0,492 0,446
Min 2,520 2,907 2,713 3,432 2,932
Maks 3,876 4,748 4,458 4,652 4,264

Karakteristik Beton Mutu K-200 Menggunakan Serat 2% Berat Volume Dengan


Variasi Rasio L/D ..... (Tri Mulyono) 107
Gambar 3. Kuat lentur beton serat 2% berat volume dengan variasi rasio L/D

Hipotesis statistik dinyatakan sekitar 25–65 mm. Nilai slump beton


dengan dan , referensi sebesar 95 mm dan beton
dengan adalah karakteristik beton serat 2% dengan variasi rasio L/D
K-200 atau karakteristik beton menghasilkan nilai slump 55–68 mm
referensi, dan yaitu karakteristik atau penurunan sekitar 27–40 mm
beton hasil uji yang diwakili dari data dibandingkan dengan beton referensi
kuat lentur hasil konversi kuat tekan sesuai data di Tabel 2. Penambahan
dan kuat tarik belah menggunakan serat baja dapat mengurangi nilai
serat baja 2% berat volume campuran slump yang di ukur dari komposit
dengan variasi rasio L/D. Hasil uji t- dibandingkan dengan campuran non-
Test, membandingkan rata-rata serat dalam kisaran 25 hingga 102 mm
berpasangan antara beton tanpa serat sesuai dengan ACI 544.5R (2010).
dengan yang menggunakan serat Hasil uji menunjukan penggunaan
menggunakan fungsi “Data Analysis” serat baja dalam beton menurunkan
dari VBA MS-Excel untuk “t-Test: nilai slump sebesar 28–42% dari beton
Paired Two Sample for Means” referensi. Berat isi untuk beton K-200
menunjukan bahwa ada perbedaan memberikan berat isi antara 2,210–
rata-rata antara beton serat bervariasi 2,226 t/m3 dari berat isi rencana (2,380
rasio L/D dengan yang tidak t/m3) lebih kecil antara 6,47–7,14%.
menggunakan serat atau beton Beton referensi (tanpa serat) sebesar
referensi. 2,210 t/m3, lebih kecil dari beton
rencana 7,14%.
b. Pembahasan
1. Karakteristik Nilai Slump dan 2. Pengaruh Rasio L/D pada Kuat
Berat Isi Beton Serat 2% dari Tekan, Kuat Tarik Belah dan Kuat
Berat Volume Lentur
Nilai slump beton secara umum lebih Rata-rata kuat tekan beton tanpa serat
kecil dari rencana 120+20 mm, dengan (beton referensi) sebesar 17,316 MPa
nilai slump 55–95 mm atau penurunan lebih besar 2,5% dibandingkan rencana

108 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 27 No. 1 Juni 2022 101 - 113
untuk beton K-200, dengan merujuk not found., memberikan kuat tarik
Error! Reference source not found.. belah beton referensi sebesar 2,317
Umumnya penambahan serat baja MPa dan beton dengan variasi rasio
(kawat bendrat) 2% dalam berat L/D antara 2,600–3,236 MPa.
volume yang menggunakan variasi Menggunakan Pers. 5, untuk kuat
L/D meningkatkan kekuatan tekan beton K-200, nilai kuat tarik belah
antara 16,2–35,9% dibandingkan rencana, dan beton
dengan rencana 16,9 MPa dan antara referensi lebih besar 2,9% dari
13,4–32,7% dibandingkan beton rencana. Kuat tarik belah beton
referensi. Peningkatan kekuatan tekan menggunakan serat 2% pada rasio L/D
maksimal terjadi pada beton K-200 75 naik sebesar 43,5% dari rencana
dengan 2% serat dalam berat volume atau lebih 39,7% dari beton referensi.
campuran pada variasi rasio L/D 75 Persamaan polinomial order–2,
memberikan nilai kuat tekan sebesar hasil trendline menggunakan MS-
35,9% lebih besar dibandingkan kuat Excel, menunjukan nilai kuat tarik
tekan rencana dan 32,7% dibandingkan belah optimum dicapai pada rasio L/D
dengan beton referensi. 75 sesuai Pers. 7 sebesar 3,0658 MPa,
Persamaan polinomial order–2, atau 36,2% lebih besar dari rencana
hasil trendline menggunakan MS- (2,251 MPa) dan 32,32% dari beton
Excel menunjukan nilai kuat tekan tanpa serat atau beton referensi (2,317
optimum pada rasio L/D 70 dinyatakan MPa).
dengan Pers. 6. Nilai kuat tekan Kenaikan rasio serat setelah L/D
optimum sesuai Pers. 6 didapatkan 75 akan menurunkan kuat tarik belah.
untuk rasio L/D 70 sebesar 22,705 Semakin besar rasio L/D maka kuat
MPa atau 34,35% lebih besar dari tarik belah beton serat menggunakan
rencana untuk beton K-200 dan kawat bendrat akan semakin turun,
31,12% dari beton tanpa serat (beton karena kandungan serat dalam
referensi). campuran beton segar sulit dicampur.
Menggunakan Pers. 6, dengan Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
rasio L/D 75 didapatkan kuat tekan sebelumnya bahwa serat lebih dari 60
sebesar 22,475 MPa dan rasio L/D 70 mm (rasio L/D +60) akan menurunkan
sebesar 22,705 MPa. Nilai modulus kuat tekan (Juwarnoko, 2019; Sugiarto,
elastisitas beton menggunakan 2017).
Persamaan, √ (SNI Kekuatan tarik lentur beton rata-
2847:2019) untuk beton dengan serat rata, didapatkan dari Tabel 3 untuk
kawat baja 2% berat volume, pada beton referensi sebesar 3,125 MPa dan
rasio L/D 75 memberikan nilai Ec = beton dengan variasi rasio L/D antara
22.281 MPa dan pada rasio L/D 70 2,520–4,070 MPa. Menggunakan Pers.
nilai modulus elastisitas beton sebesar 1, untuk kuat beton 16,9 MPa,
22.395 MPa. didapatkan nilai kuat lentur rencana,
Kekuatan tarik belah beton rata-rata, . Kuat lentur rata-
dalam Error! Reference source rata beton referensi lebih besar 1,97%

Karakteristik Beton Mutu K-200 Menggunakan Serat 2% Berat Volume Dengan


Variasi Rasio L/D ..... (Tri Mulyono) 109
dari rencana, sedangkan kuat lentur = Panjang serat yang digunakan
beton dengan variasi rasio L/D dalam campuran beton (mm),
memberikan kuat lentur terbesar pada = Diameter serat yang digunakan
rasio L/D 75 rata-rata sebesar 3,967 dalam campuran beton (mm).
MPa naik sebesar 28,66% dari rencana
atau 26,18% dari beton referensi. Nilai Hasil penelitian menunjukan
kuat lentur maksimum dari Tabel 3 bahwa penambahan rasio L/D
sebesar 4,652 MPa untuk rasio L/D 75 menyebabkan nilai slump menurun
dan nilai minimum sebesar 3,432 MPa. 55–65 mm atau nilai slump menurun
Kecenduran nilai kuat lentur sesuai sebesar 28–42% dari beton referensi
Tabel 3, dinyatakan dengan Pers. 8 yang sesuai dengan (ACI 544.5R,
hasil polinomial order–2, trendline 2010), nilai slump dibandingkan
menggunakan MS-Excel. Nilai rasio dengan campuran non-serat menurun
serat L/D optimum didapatkan pada dalam kisaran 25–102 mm. Berat isi
L/D 72,5 ( 75) dengan kuat lentur beton tanpa serat atau beton referensi
sebesar 3,844 MPa lebih besar dari tidak berbeda, karena penambahan
rencana sebesar 3,083 MPa atau volume serat dalam campuran beton
24,69%. Jika dibandingkan dengan relatif kecil dibandingkan berat volume
beton referensi untuk kuat lentur 3,144 campuran, dapat dinyatakan bahwa
MPa, nilainya 22,27% lebih besar. rasio L/D tidak berpengaruh terhadap
Kenaikan rasio L/D lebih dari 75 berat isi beton.
menurunkan kuat lentur beton serat. Kuat tekan, kuat tarik belah dan
lentur beton serat dengan 2% berat
volume dalam campuran menunjukan
( ) ( )
rasio L/D untuk beton serat baja
(6) (kawat bendrat) pada rasio L/D +75,0
( ) ( ) masih dapat memberikan nilai
(7) optimum. Peningkatan volume serat,
meningkatkan secara linear kekuatan
( ) ( ) tekan, kekuatan tarik belah dan
(8) kekuatan lentur beton sesuai (ACI
dengan: 544.5R, 2010).
= kuat tekan beton hasil uji Rasio L/D 75,0 untuk kawat
silinder pada umur 28 hari bendrat dengan diameter 0,8 mm,
(MPa), didapatkan panjang 60 mm, hal ini
= kuat tarik belah beton hasil uji sesuai dengan penelitian sebelumnya,
silinder pada umur 28 hari bahwa panjang 60 mm meningkatkan
(MPa), kuat tekan sebesar 20,32%
= nilai kuat lentur beton hasil uji (Juwarnoko, 2019); 11,35% (Sugiarto,
silinder pada umur 28 hari 2017); 31,81% (Uluhiyah, 2018); dan
(MPa), 41,14 (Prayitno et al., 2016). Hasil
penelitian ini memberikan nilai

110 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 27 No. 1 Juni 2022 101 - 113
kenaikan antara 13,4–32,7%, dengan digunakan dalam pencampuran bahan
prosentase kenaikan rata-rata 22% memenuhi SNI dan gradasi agregat
lebih besar dari hasil penelitian campuran memenuhui syarat ACI
(Juwarnoko, 2019; Sugiarto, 2017) dan 544.5R. Hasil pengujian berat isi tidak
lebih kecil dari hasil (Prayitno et al., ada perbedaan yang signifikan antara
2016; Uluhiyah, 2018). beton referensi dengan yang
Kuat tarik belah naik sebesar menggunakan variasi rasio L/D.
39,7% terhadap beton referensi dan Semakin besar rasio L/D nilai slum
43,8% terhadap rencana, hasil ini lebih menurun. Nilai maksimum L/D 75
kecil dibandingkan (Hafiz S.G et al., dihasilkan untuk kekuatan tekan,
2015) dengan kenaikan sampai 2 kekuatan tarik belah dan kekuatan
kalinya. Hasil uji kuat tarik belah lentur.
untuk beton dengan variasi serat rata-
rata mengalami kenaikan 23,7% UCAPAN TERIMA KASIH
terhadap beton referensi yang nilainya Tulisan ini merupakan bagian dari
lebih kecil dibandingkan hasil uji kuat laporan penelitian yang dilaksanakan
tarik belah (Juanita & Putra, 2021) dengan dibiayai oleh Dana BLU POK
yaitu naik 39,92%. Rasio L/D serat Fakultas Teknik Universitas Negeri
beton yang lebih besar akan Jakarta, Berdasarkan Surat Keputusan
menurunkan kuat tekan (Juwarnoko, Penjabat Pembuat Komitmen Fakultas
2019; Sugiarto, 2017) yang sejalan Teknik, Universitas Negeri Jakarta No.
dengan hasil penelitian ini. Rasio 291/UN39/PT.01.02/2021, Tanggal: 15
tipikal berkisar 30–150 dari sekitar 30 April 2021, dan Surat Perjanjian
masih dapat meningkatkan kuat tekan, Penugasan Dekan Fakultas Teknik
kuat tarik belah dan kuat lentur beton Nomor: 068a/5.FT/PP/IV/2021,
(Wafa, 1990), sesuai rekomendasi Tanggal: 26 April 2021, Tahun
(ACI 544.5R, 2010) rasio L/D 30–150 Anggaran 2021. Penulis mengucapkan
atau panjang berkisar dari 6,4 hingga terima kasih yang sebesar-besarnya
76 mm untuk serat diameter 0,8 mm, kepada laboran, mahasiswa dan tenaga
dengan hasil yang didapatkan rasio pelaksana yang telah membantu di
L/D 75,0 menghasilkan kuat tekan, laboratorium selama pelaksanaan
kuat tarik belah dan lentur beton serat penelitian.
dengan 2% berat volume dalam
campuran yang maksimum. DAFTAR PUSTAKA
ACI 544.5R., 2010, Report on the
SIMPULAN Physical Properties and
Taraf nyata, α = 0,05 dengan uji-T Durability of Fiber-Reinforced
menunjukan perbedaan karakteristik Concrete. American Concrete
antara beton yang menggunakan serat Institute (ACI) Committee 544,
kawat baja (bendrat) dengan proporsi Farmington Hill, MI, American
2% berat volume campuran dan variasi Concrete Institute
rasio L/D. Bahan penyusun beton yang

Karakteristik Beton Mutu K-200 Menggunakan Serat 2% Berat Volume Dengan


Variasi Rasio L/D ..... (Tri Mulyono) 111
Foermansah, R., 2013, Tinjauan Kuat Kawat Bendrat dengan Variasi
Tekan dan Kuat Tarik Belah Sudut Tekuk pada Kedua
Beton dengan Serat Kawat Ujungnya, Jurnal Sipil Statik,
Bendrat Berbentuk ‘W’ Sebagai vol. 7, no. 5, pp.513–526.
Bahan Tambah, (Naskah Kurniawan, D., 2021, Analisis Beton
Publikasi) Program Studi Teknik Serat dengan Kawat Bendrat dan
Sipil, Fakultas Teknik, Substitusi Agregat Kasar dengan
Universitas Muhammadiyah Limbah Plastik, Ensiklopedia of
Surakarta, Surakarta Journal, vol. 3, no. 2, pp.1–9
Hafiz S.G,A., Rommel, E., & Prasetyo, Malino, L., Wallah, S.E., & Handono,
L., 2015,. Pengaruh Pemberian B.D., 2019, Pemeriksaan Kuat
Jumlah dan Rasio (L/D) Serat Tekan dan Kuat Tarik Lentur
Bendrat Terhadap Sifat Mekanik Beton Serat Kawat Bendrat yang
Beton, Jurnal Media Teknik Ditekuk Dengan Variasi Sudut
Sipil, vol. 13 No.1 pp.13-30, Berbeda, Jurnal Sipil Statik, vol.
https://doi.org/ 10.22219/ 7, no. 6, pp.711–722
jmts.v13i1.2538 Mulyono, T., 2015, Teknologi Beton:
Juanita, & Putra, D.R., 2021, Pengaruh dari Teori Ke Praktek, Edited by
Penambahan Kawat Bendrat Gina Bachtiar. Jakarta, LPP
Pada Campuran Beton Terhadap Press
Kuat Tekan, Jurnal Handasah, Mulyono, T., 2021, Bahan Bangunan
vol. 1, no. 1, pp 20–23. dan Konstruksi. Yogyakarta,
Junus, N., 2017, Efek Penambahan Stiletto Indie Book
Serat Kawat Bendrat terhadap Nugraha, I.D., 2018, Studi
Kuat Tekan dan Kuat Tarik Karakteristik Beton Serat Kawat
Beton yang Dirawat melalui Bendrat, Tugas Akhir Si Jurusan
Metode Wet and Dry Curing, Teknik Sipil Fakultas Teknik,
Jurnal Penelitian Enjiniring, vol. Universitas Hasanuddin,
21, no. 1, pp. 41–47. Sulawesi Selatan.
https://doi.org/10.25042/jpe.0520 Pd T-14-2003, 2003, Pedoman
17.06 Perencanaan Perkerasan Jalan
Juwarnoko, 2019, Pengaruh Beton Semen, Jakarta,
Penambahan Serat Kawat Departemen Pemukiman dan
Bendrat pada Campuran Beton Prasarana Wilayah
Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Tarik Beton, Skripsi S1, Program dan Perumahan Rakyat Republik
Studi Pendidikan Teknik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2016
Bangunan, Universitas Negeri Tentang Pedoman Analisis Harga
Semarang, Semarang Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Kawulusan, J.A., Manalip, H., & Umum, Jakartam JDIH Kementerian
Dapas, S.O., 2019, Pemeriksaan PUPR
Kuat Tarik Belah Beton Serat

112 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 27 No. 1 Juni 2022 101 - 113
Prayitno, S., Supardi, & Asmara, D.A. Tingkat Sarjana (S I) Fakultas
Y., 2016, Pengaruh Penambahan Teknik Sipil Universitas
Serat Kawat Ikat (Bendrat) Pada Semarang, Semarang.
Kuat Tekan Dan Lentur Beton Uluhiyah, A., 2018, Pengaruh
Bertulang Dengan Abu Sekam Penambahan Serat Bendrat Dan
Padi Dan Accelerator, E-Jurnal Penambahan Serbuk Kaca
Matriks Teknik Sipil, vol. Sebagai Pengganti Sebagian
September, pp,899–908. Agregat Halus Terhadap Sifat
SNI 2491, 2014, Standard Test Method Mekanik Beton, Artikel Ilimiah
for Splitting Tensile Strength of S-1 Jurusan Teknik Fakultas
Cylindrical Concrete Specimens Teknik Universitas Mataram,
(ASTM C496/C496M-04, IDT). Mataram
Jakarta: BSN. Wafa, F.F., 1990, Properties and
Sugiarto, D., 2017, Pengaruh Applications of Fiber Reinforced
Penambahan Serat Kawat Concrete. JKAU: Eng. Sci, vol.
Bendrat Terhadap Kuat Tekan 2, pp. 49–63
Beton, Laporan Tugas Akhir

Karakteristik Beton Mutu K-200 Menggunakan Serat 2% Berat Volume Dengan


Variasi Rasio L/D ..... (Tri Mulyono) 113

You might also like