CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan: Donny Firmansyah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

DOI: 10.33659/cip.v9i2.

202
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan http://ejurnal.stkip-pb.ac.id/index.php/jurnal/index

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS DAN KELILING


BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA SISWA KELAS IV.B
SDN 1 BAHARU SELATAN TA. 2018/2019

Donny Firmansyah
SDN 1 Baharu Selatan Kotabaru, Kalimantan Selatan
[email protected]

Abstract
This research begins with the fact that the results of learning mathematics are low in the area and perimeter
of square and rectangular shapes. For this reason, the author tries to fix this by doing problem-based
learning. This type of research is class action research (class action research). The research uses qualitative
and quantitative approaches. The research procedure consists of stages: planning, implementation,
observation, and reflection. The research data were obtained by written tests and using observation sheets.
The research subjects were students of class IV.B semester 2 of the 2018/2019 academic year at SDN 1
Baharu Selatan with 21 students. The results showed that learning outcomes with problem based learning
(problem based learning) could increase with 76% completeness in the first cycle in the cognitive domain.
75% of teacher activities in teaching were carried out and 72% of student activities. After reflection, there
was an increase in the second cycle of students' completeness in the cognitive domain of 90%. Teacher
activity in teaching 88% and student activity 86%. From the research analysis, it can be concluded that
through problem-based learning, there is an increase in learning outcomes of mathematics on the area and
perimeter of square and rectangular shapes through problem-based learning in grade IV.B students of SDN 1
Baharu Selatan. .

Keywords: Learning Outcomes. Mathematics, and Problem-Based Learning (problem based learning).

PENDAHULUAN
Berdasarkan pengalaman mengajar, pembelajaran matematika bila tidak didukung
dengan kegiatan yang melibatkan keaktifan siswa dapat menyebabkan pembelajaran itu kurang
bermakna, kurang dimengerti siswa, dan hasil belajar siswa belum dapat ditingkatkan padahal
alat-alat peraga matematika sudah cukup tersedia. Ketidakoptimalan dalam pembelajaran atau
cenderung hanya menanamkan konsep belaka mengakibatkan proses dalam matematika
terabaikan.
Keadaan pembelajaran semacam ini bila dibiarkan, maka akan mengakibatkan hasil
belajar siswa tidak dapat ditingkatkan dan akan berdampak pada rendahnya kualitas
pembelajaran matematika. Usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah
merupakan kegiatan yang berkelanjutan dan melibatkan semua unsur-unsur yang ada di
sekolah, baik guru, siswa, sumber belajar dan berbagai komponen lainnya. Ketika pengamatan
dalam pembelajaran matematika diperoleh permasalahan, yaitu pada umumnya siswa
cenderung pasif dan kurangnya daya serap siswa sehingga belum mencapai KKM dan aktivitas
guru masih mendominasi PBM serta kurangnya media yang digunakan.
Berdasarkan pengalaman penulis selama ini di SDN 1 Baharu Selatan, pembelajaran
matematika belum maksimal. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran matematika serta kurang tertariknya dalam pembelajaran matematika tersebut
sehingga menyebabkan hasil belajar matematika siswa belum sesuai harapan serta tujuan
pembelajaran secara umum belum tercapai oleh siswa. Salah satu penyebabnya penerapan
metode pembelajaran yang belum sesuai dengan materi pembelajaran matematika pada materi
luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang.

p-ISSN : 2087-9377
173 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

Saat Pembelajaran, guru masih lebih cenderung berceramah dengan menerangkan


pembelajaran dari awal sampai akhir serta di akhiri dengan penugasan individu sehingga peran
siswa kurang terlihat. Siswa dalam pembelajaran kurang terlihat aktif dan kurangnya tantangan
bagi siswa untuk mempelajari materi matematika khususnya pada materi menghitung luas dan
keliling bangun datar persegi dan persegi panjang. Pada materi ini banyak hasil belajar siswa
yang di bawah KKM yang telah ditentukan. Apabila dilihat dari daya dukung materi sangat baik
dan dari kompleksitas materi masih menengah namun hasil belajar siswa masih kurang baik
secara keseluruhan. Penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang masih
berpusat di guru sedangkan siswa hanya sebagai penerima materi. Peran guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran bisa dikatakan masih kurang terlaksana dengan baik.
Kegiatan pembelajaran, guru mencoba memperbaiki hal tersebut dengan menggunakan
pendekatan dan metode pembelajaran yang bisa membuat siswa belajar dengan tantangan atau
dari masalah. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru bertindak sebagai fasilitator sehingga siswa
menjadi termotivasi dalam belajar. Siswa akan membuktikan dan menemukan jawaban sendiri
dari maslah yang diajukan oleh guru sesuai dengan materi pembelajaran. Salah satu pendekatan
yang bisa membantu siswa belajar dari masalah adalah dengan menggunakan pendekatan
berbasis masalah (problem based learning). Dalam pembelajaran berbasis masalah diharapkan:
pertama, siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data serta menyimpulkan
data yang menjadi permasalahan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah.
Seorang guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat
dipecahkan. Seperti yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya, (2008:2014) ”Pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah”. Dengan
pendekatan masalah ini sangat memungkinkan siswa aktif dalam bekerja menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti sangat tertarik
melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan hasil belajar matematika dengan judul
“Peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi luas dan keliling bangun datar persegi
dan persegi panjang melalui pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada
siswa kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan Tahun Ajaran. 2018/2019”.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Apakah melalui pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) dapat terjadi peningkatan hasil belajar matematika
pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang pada siswa kelas IV.B
SDN 1 Baharu Selatan TA. 2018/2019?. (2) Bagaimanakah aktivitas guru dalam menerapkan
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) untuk peningkatan hasil belajar
matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang pada siswa
kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan TA. 2018/2019?. (3) Bagaimanakah aktivitas siswa dalam
menerapkan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) untuk peningkatan hasil
belajar matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang pada
siswa kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan TA. 2018/2019?
Tujuannya yaitu: (1) Mengetahui melalui pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) akan terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada materi luas dan keliling
bangun datar persegi dan persegi panjang pada siswa kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan TA.
2018/2019. (2) Melihat aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dalam peningkatan hasil belajar matematika pada materi luas dan
keliling bangun datar persegi dan persegi panjang pada siswa kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan
TA. 2018/2019. (3) Melihat aktivitas siswa dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dalam peningkatan hasil belajar matematika pada materi luas dan

p-ISSN : 2087-9377
174 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

keliling bangun datar persegi dan persegi panjang pada siswa kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan
TA. 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA
Hasil belajar siswa, belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar.
Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai
pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu
kegiatan. Di antara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa
dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreativitas
seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Menurut Nana Sudjana,
(2004:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalama belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2009:3) hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya
Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan sikap
dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru
sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan
tentang tinggi atau rendahnya hasilbelajar siswa.
Nana Sudjana, (2006: 39-40) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa.
Faktor yang datang dari dalam diri siswa adalah perubahan kemampuan yang dimilikinya. Hasil
belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa sedangkan 30 % dipengaruhi
oleh lingkungan (Sudjana, 2006: 39). Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan
yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran, karena "Belajar adalah suatu perubahan
perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya. Ngalim Purwanto, (2007:107) mengemukakan
bahwa untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain: 1) Faktor yang
berasal dari dalam diri siswa, meliputi: (a) Faktor jasmaniah seperti kondisi fisik dan panca
indera dan (b) Faktor psikologi seperti bakat, kecerdasan, minat, dan motivasi. 2) Faktor yang
berasal dari luar diri siswa, meliputi: (a) Faktor lingkungan seperti kondisi alam dan sosial dan
(b) Faktor instrumental seperti kurikulum, pengajar, sarana prasarana, dan manajemen.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor dari dalam berupa kemampuan yang dimiliki
siswa sedangkan dan faktor dari luar siswa berupa kondisi lingkungan dan kualitas pengajaran.
Keduanya dapat diminimalisir jika guru dalam hal ini selaku pendidik mampu dan cakap
mengorganisir atau mengelola proses belajar mengajar di dalam kelas.
Matematika menurut Karso, (2007:142) mengatakan bahwa Matematika adalah angka
dan angka perhitungan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong
manusia memperkirakan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. Matematika adalah
pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan masalah & masalah menarik. Matematika
membahas faktor & faktor dan hubungan & hubungannya, serta membahas masalah ruang dan
waktu. Sedangkan Menurut Nasution, (Dalam karso, 2007: 139) mengatakan bahwa istilah
matematika berasal dari Bahasa Yunani mathein atau manthenein yang berarti mempelajari,
namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata Sansakerta medha atau widya yang
berarti kepandaian, ketahuan, atau intelegensi. Menurut Ruseffendi, (Dalam Karso, 2007:1.39)
p-ISSN : 2087-9377
175 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

mengatakan “matematika itu terorganisasikan dari unsur & unsur yang tidak didefinisikan,
definisi & definisi, aksioma & aksioma, dan dali & dalil, dimana dalil & dalil setelah dibuktikan
kebenarannya berlaku secara umum. Karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif”.
Selanjutnya menurut Reys, (Dalam Karso, 2007:140) mengemukakan bahwa
“matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu
seni, suatu bahasa dan suatu alat”. Sedangkan menurut Kline, (Dalam Karso, 2007:140)
“matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri,
tetapi beradanya itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa matematika
adalah suatu pengetahuan yang tidak sempurna karena dirinya sendiri. Jadi matematika itu
sendiri untuk membantu permasalahan mausia dalam bidang sosial, ekonomi, dan alam. Hal ini
berarti belajar matematika adalah konsep yang terdapat dalam bahan & bahan yang sedang
dipelajari, serta lebih memahami lagi konsep yang terdapat dalam materi tersebut.
Pemahaman terhadap peranan pengajaran matematika di Sekolah Dasar sangat
membantu para guru untuk memberikan pembelajaran matematika secara proporsional sesuai
dengan tujuannya. Sebagaimana tercantum dalam dokumen Standar Kompetensi Matematika
untuk satuan SD/MI pada kurikulum 2004 disebutkan bahwa fungsi matematika adalah untuk
mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan
eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola piker dan model matematika serta
sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan gagasan.”
Selain di atas, matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukut, menamakan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran, dan geometri. Sedangkan menurut
Depdiknas, (2008:134) “matematika berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media
lainnya”. Sedangkan Menurut Karso, (2007:2.6) “matematika memiliki fungsi sebagai alat,
sebagai pembentukan pola piker, dan sebagai ilmu pengetahuan”.
Matematika merupakan ide-ide abstak yang diberi simbol-simbol, maka konsep
matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memannipulasi simbol-simbol itu.
Seseorang akan lebih mudah mempelajari matematika apabila telah didasari pada apa yang telah
dipelajari orang itu sebelumnya. Karena untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru,
pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar
matematika tersebut. Dalam dokumen Standar Kompetensi Matematika untuk satuan SD/MI
pada kurikulum 2006 menyatakan tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : 1)
Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta
menggunakan dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 2) Memahami bangun datar
dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 3) Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat,
panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikan dalam pemecahan
masalah sehari-hari; 4) Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari; 5) Memahami konsep pengumpulan
data, penyajian data dengan tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan
data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah sehari-hari; 6)
Memiliki sikap menghargai matematika dan keguanaannya dalam kehidupan sehari-hari; 7)
Memiliki kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penekanan pembelajaran matematika
terletak pada penataan nalar, pemecahan masalah, pembentukan sikap, dan keterampilan dalam
penerapan matematika dan membekali peserta didik agar mampu terjun ke masyarakat yang
dibekali dengan ilmu yang bersifat logis. Setelah siswa diberi pembelajaran matematika yang
p-ISSN : 2087-9377
176 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

bersifat logis diharapkan siswa mampu membentuk sikap yang logis, kritis, cermat, kreatif,
disiplin serta dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang lingkup matematika adalah bilangan, geometri, pengukuran, dan pengolahan data.
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat
operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan menaksir hasil operasi hitung. Geometri
dan pengukuran ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi pemecahan masalah bangun
ruang dalam menentukan keliling, luas, dan volume. Sedangkan pengolahan data ditekankan
pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan membaca data.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun
2006, yaitu sebagai berikut : 1) Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung
dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-
hari; 2) Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsure-unsur dan sifat-sifatnya
serta mampu menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Memahami
konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit,
serta dapat mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 3)
Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam
pemcahan masalah kehidupan sehari-hari; 4) Memahami konsep pengumpulan data, penyajian
data dengan tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata
hitung, modus, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari; 5) Memiliki sikap
menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari; dan 6) Memiliki
kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Wina Sanjaya, (2008:214)
“Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara alamiah”. Terdapat tiga ciri utama pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Pertama,
merupakan aktivitas pembelajaran. Artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang
harus dilakukan siswa. Dalam pembelajaran berbasis masalah tidak diharapkan siswa hanya
sekedar mendengarkan, melihat, mencatat, dan menghafal materi pelajaran tetapi siswa aktif
berfikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data serta menyimpulkan. Kedua, aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Proses berpikir ilmiah dilakukan
secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah berdasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Seorang guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat
dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber lain, misalnya
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan keluarga dan di lingkungan masyarakat.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dikembangkan terutama
untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual. Mereka diharapkan mampu belajar tentang peran orang dewasa
dengan melibatkan diri dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang
mandiri. Keuntungan dari pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: (1).
Pembelajaran mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas; (2). Pembelajaran memiliki
unsur-unsur belajar magang yang bisa mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain
sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran penting aktivitas mental dan belajar
yang terjadi di luar sekolah; (3). Pembelajaran melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan
sendiri yang memungkinkan siswa menginterprestasikan dan menjelaskan fenomena nyata dan
membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut; (4). Pembelajaran berusaha membantu
siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.

p-ISSN : 2087-9377
177 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dilaksanakan melalui lima


tahapan utama, dimulai dari guru mengenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis kerja sama siswa. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut: (1). Orientasi siswa pada masalah, guru menyajikan tujuan pembelajaran dalam bentuk
masalah atau pertanyaan, sedangkan siswa mengemukakan pendapat, opini, atau jawaban dari
masalah tersebut; (2). Guru mengumpulkan alat dan bahan, merancang kegiatan, siswa
membentuk kelompok untuk melaksanakan kegiatan dari alat dan bahan yang sudah tersedia;
(3). Guru membimbing siswa dalam pembelajaran kelompok dan mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi dan data yang sesuai; (4). Menganalis hasil kemudian menyajikan
hasil karya dalam bentuk presentasi atau laporan, sedangkan guru membantu cara menyajikan
laporan atau presentasi yang telah disusun; (5). Pemantapan aplikasi dan refleksi, guru
membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya dengan adanya
tindakan refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru agar lebih
professional sehingga hasil belajar siswa bisa meningkat. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu
pendekatan dimana data yang akan penulis paparkan dalam bentuk kalimat/kata-kata yang
sebelumnya telah dianalisis.
Penelitian ini dilaksanakan SDN 1 Baharu Selatan. Lokasi ini dipilih penulis dikarenakan
penulis bertugas di sekolah tersebut. SDN 1 Baharu Selatan terletak di lokasi yang strategis
berada di pusat Ibukota Kabupaten Kotabaru tepatnya di Jalan Veteran KM.1 Kelurahan Baharu
Selatan Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru Propinsi Kalimantan Selatan Kode Pos
72115. Penelitian ini dilaksanakanpada semester II (genap) Tahun Ajaran 2018/2019. Waktu
yang dibutuhkan untuk penelitian sekitar 3 bulan (Januari-April 2019). Terhitung dari waktu
perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua)
siklus, masing-masing siklus terdiri atas 2 (dua) kali pertemuan.
Penelitian ini dilakukan pada semua peserta didik kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan
Tahun Ajaran 2018/2019 dengan jumlah 21 orang terdiri dari 8 siswa dan 13 siswi. Dengan latar
belakang keadaan perekonomian dan pekerjaan orang tua siswa yang bervariasi, tentunya turut
berpengaruh terhadap kondisi/kemampuan masing-masing siswa. Di samping itu yang terlibat
dalam penelitian ini adalah guru kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan serta satu orang
observer/pengamat/partisipan teman sejawat guru kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan menggunakan model Kemmis dan Mc.
Taggart. Model ini mancakup 4 (empat) komponen yaitu mengembangkan perencanaan,
melakukan tindakan sesuai dengan rencana, melakukan observasi/pengamatan sebagai
tindakan, serta refeksi. Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2
(dua) kali pertemuan dan pada tiap pertemuan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.
Adapun alur penelitian ini seperti gambar 1 di bawah ini;

p-ISSN : 2087-9377
178 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

Gambar 1. Alur Penelitian PTK

Prosedur Penelitian mengacu pada tahapan perencana, Pelaksanaan, pengamatan, dan


refleksi. Perencanaan yang dilakukan Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahulan
penulis bersama observer, dimana observer/pengamat adalah teman sejawat yang mengajar di
SDN 1 Baharu Selatan. Mereka membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu
berupa pembelajaran matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan
persegi panjang melalui pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Kegiatan ini
dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran dengan kegiatan sebagai
berikut : 1) Membuat rencana tindakan, 2) Menetapkan jadwal penelitian, 3) Mengkaji
kurikulum dan buku paket matematika kelas IV, 4) Membuat RPP, 5) Menyusun rancangan
tindakan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini meliputi: (a) standar kompetensi; (b) kompetensi
dasar; (c) indikator pembelajaran; (d) memilih dan menetapkan materi; (e) memilih dan
menetapkan media/sumber belajar, dan 6) penilaian. 6) Membuat rancangan penilaian, 7)
Menyusun lembar observasi/pengamatan yang dilakukan siswa dan guru, 8) Menyiapkan
seorang observer/pengamat yang berpendidikan S-1, 8) Berdiskusi dengan observer tentang
tata cara pengumpulan data dalam pelaksaan observasi saat kegiatan dilakukan agar tidak
terjadi penyimpangan dalam pengambilan data.
Tahap pelaksanaan dimulai dengan pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi
luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang melalui pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) sesuai dengan rencana. Penulisan ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan sesuai dengan rencana yang telah yang
telah disusun dan diakhir siklus dilaksanakan tes. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
di kelas berupa interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : 1)
Penulis memasuki kelas dengan membawa seorang observer, 2) Membuka pembelajaran dengan
melaksanakan kegiatan awal yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari siswa, 3) Penulis melaksanakan pembelajaran matematika pada materi luas dan
keliling bangun datar persegi dan persegi panjang melalui pembelajaran berbasis masalah
p-ISSN : 2087-9377
179 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

(problem based learning) sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat, 4) Guru sebagai
observer melakukan pengamatan dengan menggunakan lembaran observasi, dan 5) Penulis dan
observer melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan kemudian melakukan refleksi.
Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Pada tahapan pengamatan ini, dilaksankan bersamaan dengan pelaksanan tindakan.
Pengamatan dilakukan oleh observer pada saat melaksanakan proses pembelajaran matematika.
Pengamatan dilaksanakan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai dengan siklus II.
Pengamatan yang dilaksanakan pada siklus I dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada
siklus II. Hasil dari pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru, setelah itu diadakan
refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Pada tahapan refleksi ini dilaksankan setelah satu pembelaajaran berakhir. Dalam tahap
ini peneliti dan observer mengadakan diskusi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-
hal yang didiskusikan seperti berikut : 1) Menganalisis tindakan yang baru dilakukan, 2)
Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah
dilaksanakan dan 3) Menyimpulkan data yang telah diperoleh. Hasil refleksi ini dijadikan
masukan pada tindakan berikutnya dan dapat juga digunakan untuk menyusun kesimpulan
siklus yang telah dilaksanakan.
Data penelitian ini berupa hasil observasi dan dokumentasi dari setiap tindakan
perbaikan pada pembelajaran matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi
dan persegi panjang melalui pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada
siswa kelas IV.B di SDN 1 Baharu Selatan TA. 2018/2019. Data tersebut berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut : 1)
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah(problem based learning) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang dengan
berupa tes yang dilakukan kepada siswa yaitu tes tertulis, 2) Pelaksanaan pembelajaran yang
berhubungan dengan aktivitas guru dalam pembelajaran matematika, dan 3) Pelaksanaan
pembelajaran yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika.
Sumber data penelitian ini berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran siswa di
kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan TA. 2018/2019 dengan menggunakan pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning). Kegiatan pembelajaran matematika pada materi luas dan
keliling bangun datar persegi dan persegi panjang, baik hasil belajar siswa maupun aktivitas
guru dan siswa.
Data penelitian ini diperoleh dari hasil belajar matematika siswa pada materi luas dan
keliling bangun datar persegi dan persegi panjang melalui pembelajaran berbasis masalah.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa
panduan observasi dan soal tes. Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran pengamatan (Anas, 2011:76). Observasi
ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran matematika di kelas. Aktivitas guru dan
siswa dalam melaksanakan pembelajaran materi luas dan keliling bangun datar persegi dan
persegi panjang melalui pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) diharapkan
sesuai dengan prosedur.
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian
(Anas, 2011:66). Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi di dalam kelas
terutama dalam penguasaan materi pembelajaran dari pihak siswa. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh data yang akurat serta kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran
matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang melalui
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Tes yang dilakukan untuk mengukur
hasil belajar siswa adalah tes tertulis.

p-ISSN : 2087-9377
180 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

Analisis data pada penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
dianalisis dan dicatat di lapangan. Data kuantitatif dianalisis dalam penilaian deskripsi dengan
penyajian tabel dan persentase. Data bentuk persentase dideskripsikan dan diambil kesimpulan
tentang masing-masing komponen dalam indikator berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Penentuan kriteria tersebut mengacu pada rumus :
Skor yang diperoleh (F)
Persentase perolehan skor = ---------------------------------------- X 100 % (1)
Skor maksimal (N)

Pada penelitian ini, indikator keberhasilan ditetapkan sebelum dilakukannya penelitian


yakni sebesar 85 atau ≥ 85 % baru penelitian ini dikatakan berhasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan guru di kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan
pada semester 2 (genap) Tahun Ajaran 2018/2019. Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai
praktisi sedangkan teman sejawat bertindak sebagai observer (pengamat). Disetiap tindakan
penelitian ini menggunakan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) yang terdiri atas 5 langkah, yaitu : 1) Orientasi siswa pada masalah, guru menyajikan
tujuan pembelajaran dalam bentuk masalah atau pertanyaan, siswa mengemukakan pendapat
atau jawaban dari masalah itu; 2) Guru mengumpulkan alat dan bahan, merancang kegiatan,
siswa membentuk kelompok untuk melaksanakan kegiatan dari alat atau bahan yang tersedia; 3)
Guru membimbing siswa dalam pembelajaran kelompok dan mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi dan data yang sesuai; 4) Siswa menganalisis hasil kemudian
menyajikan hasil karya dalam bentuk presentasi atau laporan, sedangkan guru membantu cara
menyajikan laporan atau presentasi yang telah disusun; 5) Pemantapan aplikasi dan refleksi,
guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Penelitian ini meliputi dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan penerapan pendekatan tematik dalam
pembelajaran ini diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam
perencanaan ini disusun satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Materi yang
diambil sesuai dengan Kurikulum 2013 Sekolah Dasar yaitu pembelajaran matematika pada
materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang. Agar tujuan pembelajaran
tercapai dengan baik, peneliti merancang 3 tahapan kegiatan yaitu : 1) Kegiatan Awal, 2)
Kegiatan Inti, dan 3) Kegiatan Akhir.
Ketiga tahapan tersebut terkait antara guru dan siswa selama proses belajar mengajar
pada pembelajaran matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi
panjang yang didesain sedemikian rupa agar proses belajar mengajar menarik dan mencapai
hasil yang maksimal. Di samping alat peraga, penyajian materi direncanakan menggunakan
metode dan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Penilaian atau evaluasi berlangsung
selama proses dan akhir pembelajaran. Penilaian proses disertai dengan lembar penilaian afektif
dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning) guru menilai siswa dalam kegiatan dan diakhir dilakukan
penilaian akhir untuk ketuntasan belajar digunakan lembar penilaian kognitif.
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan ke-1 dan 2 dengan waktu 3 x 35 menit pada materi luas
dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang. Adapun langkah-langkah pembelajaran
terbagi atas 3 (tiga) kegiatan, antara lain : 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan inti, dan 3) Kegiatan
akhir. Adapun presentase ketuntasan siswa dilihat dari nilai kognitif dapat dilihat pada gambar 2
di bawah ini:

p-ISSN : 2087-9377
181 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

80
70
60
50 76
40
30
20 24
10
0
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 2. Persentase Ketuntasan Nilai Kognitif Siklus I

Data di atas didapat setelah diadakan tes tertulis setelah proses pembelajaran
matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diperoleh nilai
rata-rata kelas pada ranah kognitif siklus I yaitu 71 dari jumlah 21 siswa yang mengikuti proses.
Siswa yang tuntas pada siklus I ini adalah sebanyak 16 siswa dari jumlah 21 siswa atau sekitar
76%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dari jumlah 21 siswa atau sekitar
24%. Apabila dilihat dari indikator penelitian kelas ini yaitu 85 atau ≥ 85% dikatakan berhasil,
maka penelitian yang dilakukan pada siklus I ini masih belum berhasil dan perlu refleksi
kembali.
Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada kegiatan
pembelajaran aktivitas guru, diamati mulai saat pembelajaran matematika dengan pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning). Nilai dari aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat
pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Nilai Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Ke-1 dan 2
Pertemuan Pertemuan
Ket
ke-1 ke-2
No Aspek yang diamati
Nilai Kriteria Nilai Kriteria
Menyiapkan kondisi kelas, menyampaikan topik bahasan
pelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang
1 4 B 4 B
mengandung masalah dari materi, dan guru meminta
siswa mengemukakan pendapat dari masalah tersebut
Guru mengumpulkan bahan dan alat yang diperlukan dan
2 4 B 4 B
membagikan kepada siswa untuk dianalisis siswa
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok,
3 memberikan LKS kepada siswa, kemudian memberitahu 4 B 4 B
cara pengisian dan cara kerjanya
Guru mengarahkan suatu diskusi siswa untuk
4 3 C 4 B
menganalisis materi dalam LKS untuk dipecahkan
5 Guru membimbing siswa dalam diskusi 3 C 4 B
Guru memfasilitasi siswa menampilkan hasil diskusinya
6 3 C 4 B
ke depan kelas
7 Guru bersama siswa membahas hasil diskusi 3 C 4 B
Jumlah Nilai Riil 24 - 28 -
Persentase 69 % - 80 % -
Jumlah Nilai Persentase 75 %
Catatan:
Jumlah nilai riil maksimal yaitu 35
Jumlah nilai persentase= nilai persentase pertemuan ke-1 + pertemuan ke-2/ 2

p-ISSN : 2087-9377
182 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

Dari data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas guru dalam mengajar
matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terlaksana
dengan baik. Dalam proses pembelajaran pada siklus II pertemuan ke-1 rata-rata aktivitas guru
dalam melakukan pembelajaran matematika adalah 30 dari 35 nilai maksimal atau sekitar 85 %
terlaksana. Apabila dirincikan aktivitas guru sebagai berikut: 2 aspek terlaksana dengan kriteria
sangat baik dan 5 aspek terlaksana dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-
2, rata-rata aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran matematika adalah 32 dari 35 nilai
maksimal atau sekitar 91 % terlaksana. Apabila dirincikan aktivitas guru sebagai berikut: 4
aspek terlaksana dengan kriteria sangat baik dan 3 aspek terlaksana dengan kriteria baik.
Pada kegiatan pembelajaran aktivitas siswa, diamati mulai saat pembelajaran
matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Adapun hasil
aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Nilai Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke-1 dan 2
Pertemuan Pertemuan
No Aspek yang diamati ke-1 ke-2 Ket
Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 Siswa mengemukakan pendapat dari masalah tersebut 3 C 4 B


2 Siswa dibagikan alat dan bahan untuk dianalisis siswa 4 B 4 B
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan
3 dibagikan LKS kepada semua siswa serta mengetahui 4 B 4 B
tata cara pengisiannya
Seluruh siswa aktif menganalisis materi dalam LKS
4 3 C 5 A
untuk dipecahkan
5 Siswa saling bekerja sama dengan baik 3 C 3 C
Siswa aktif dalam presentasi kelompok dengan
6 bertanggungjawab terhadap materi yang telah 3 C 4 B
diperlajari
7 Semua siswa mampu menyimpulkan materi 3 C 3 C
Jumlah Nilai Riil 23 - 27 -
Persentase 66 % - 77 % -
Jumlah Nilai Persentase 72 %
Catatan:
Jumlah nilai riil maksimal yaitu 35
Jumlah nilai persentase= nilai persentase pertemuan ke-1 + pertemuan ke-2/2

Dari data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika
dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terlaksana dengan baik. Dalam
proses pembelajaran pada siklus I pertemuan ke-1 rata-rata aktivitas siswa dalam melakukan
pembelajaran matematika adalah 24 dari 35 nilai maksimal atau sekitar 66 % terlaksana.
Apabila dirincikan aktivitas siswa sebagai berikut: 2 aspek sudah terlaksana dengan kriteria baik
dan5 aspek terlaksana dengan kriteria cukup. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-2, rata-
rata aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran matematika adalah 27 dari 35 nilai
maksimal atau sekitar 77 % terlaksana. Apabila dirincikan aktivitas siswa sebagai berikut: 1
aspek sudah terlaksana dengan kriteria sangat baik; 4 aspek terlaksana dengan kriteria baik; dan
2 aspek terlaksana dengan kriteria cukup.
Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara penulis dan pengamat yang telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning). Dalam hal ini penulis selaku guru meminta saran pendapat tentang
kekurangan atau kelemahan saat melakukan pembelajaran matematika di kelas IV.B dengan
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan tujuan untuk memperbaiki
rencana tindakan mengajar pada siklus II selanjutnya, sehingga hasil belajar siswa bisa
meningkat.

p-ISSN : 2087-9377
183 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

Pada siklus II akan dilihat tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Perencanaan penerapan pendekatan tematik dalam pembelajaran ini diwujudkan dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam perencanaan ini disusun satu kali pertemuan
dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Materi yang diambil sesuai dengan Kurikulum 2013 Sekolah
Dasar yaitu pembelajaran matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan
persegi panjang. Agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, peneliti merancang 3 tahapan
kegiatan yaitu : 1) Kegiatan Awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Kegiatan Akhir. Ketiga tahapan
tersebut terkait antara guru dan siswa selama proses belajar mengajar pada pembelajaran
matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang yang
didesain sedemikian rupa agar proses belajar mengajar menarik dan mencapai hasil yang
maksimal. Di samping alat peraga, penyajian materi direncanakan menggunakan metode dan
pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Penilaian atau evaluasi berlangsung selama proses
dan akhir pembelajaran. Penilaian proses disertai dengan lembar penilaian afektif dalam
kegiatan pembelajaran. Pada saat kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) guru menilai siswa dalam kegiatan dan diakhir dilakukan penilaian
akhir untuk ketuntasan belajar digunakan lembar penilaian kognitif.
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan ke-1 dan 2 dengan waktu 3 x 35 menit pada materi luas dan
keliling bangun datar persegi dan persegi panjang. Adapun langkah-langkah pembelajaran
terbagi atas 3 (tiga) kegiatan, antara lain : 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan inti, dan 3) Kegiatan
akhir. Adapun presentase ketuntasan siswa dilihat dari nilai kognitif dapat dilihat pada gambar 3
di bawah ini:

90
80
70
60
50
90
40
30
20
10
10
0
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 3. Persentase Ketuntasan Nilai Kognitif Siklus II

Data di atas didapat setelah diadakan tes tertulis setelah proses pembelajaran
matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diperoleh nilai
rata-rata kelas pada ranah kognitif siklus II yaitu 90% dari jumlah 21 siswa yang mengikuti
proses. Siswa yang tuntas pada siklus II ini adalah sebanyak 19 siswa dari jumlah 21 siswa atau
sekitar 90%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa dari jumlah 21 siswa atau
sekitar 10%. Hampir semua siswa sudah menunjukkan ketuntasan. Apabila dilihat dari indikator
penelitian kelas ini yaitu 85 atau ≥ 85% dikatakan berhasil, maka penelitian yang dilakukan pada
siklus II ini berhasil karena nilai ketuntasan siswa sudah 90%.
Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada kegiatan
pembelajaran aktivitas guru, diamati mulai saat pembelajaran matematika dengan pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning). Nilai dari aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat
pada tabel 3 berikut:
p-ISSN : 2087-9377
184 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

Tabel 3. Nilai Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan ke-1 dan ke-2


Pertemuan Pertemuan
ke-1 ke-2
No Aspek yang diamati Ket
Nilai Kriteria Nilai Kriteria
Menyiapkan kondisi kelas, menyampaikan topik bahasan
pelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang
1 5 A 5 A
mengandung masalah dari materi, dan guru meminta
siswa mengemukakan pendapat dari masalah tersebut
Guru mengumpulkan bahan dan alat yang diperlukan dan
2 5 A 5 A
membagikan kepada siswa untuk dianalisis siswa
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok,
3 memberikan LKS kepada siswa, kemudian memberitahu 4 B 5 A
cara pengisian dan cara kerjanya
Guru mengarahkan suatu diskusi siswa untuk
4 4 B 5 A
menganalisis materi dalam LKS untuk dipecahkan
5 Guru membimbing siswa dalam diskusi 4 B 4 B
Guru memfasilitasi siswa menampilkan hasil diskusinya
6 4 B 4 B
ke depan kelas
7 Guru bersama siswa membahas hasil diskusi 4 B 4 B
Jumlah Nilai Riil 30 - 32 -
Persentase 85 % - 91 % -
Jumlah Nilai Persentase 88 %
Catatan:
Jumlah nilai riil maksimal yaitu 35
Jumlah nilai persentase= nilai persentase pertemuan ke-1 + pertemuan ke-2/2

Dari data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas guru dalam mengajar
matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terlaksana
dengan baik. Dalam proses pembelajaran pada siklus II pertemuan ke-1 rata-rata aktivitas guru
dalam melakukan pembelajaran matematika adalah 30 dari 35 nilai maksimal atau sekitar 85 %
terlaksana. Apabila dirincikan aktivitas guru sebagai berikut: 2 aspek terlaksana dengan kriteria
sangat baik dan 5 aspek terlaksana dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-
2, rata-rata aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran matematika adalah 32 dari 35 nilai
maksimal atau sekitar 91 % terlaksana. Apabila dirincikan aktivitas guru sebagai berikut: 4
aspek terlaksana dengan kriteria sangat baik dan 3 aspek terlaksana dengan kriteria baik. Nilai
aktivitas guru siklus II dengan gabungan pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 adalah sekitar 88
%. Jika dilihat dari indikator keberhasilan pada penelitian ini, yaitu 85 atau ≥ 85 %, maka pada
siklus II ini sudah berhasil.
Pada kegiatan pembelajaran aktivitas siswa, diamati mulai saat pembelajaran
matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Adapun hasil
aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4. Nilai Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan ke-1 dan ke-2
Pertemuan Pertemuan
ke-1 ke-2
No Aspek yang diamati Ket
Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 Siswa mengemukakan pendapat dari masalah tersebut 5 A 5 A


2 Siswa dibagikan alat dan bahan untuk dianalisis siswa 4 B 5 A
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan
3 dibagikan LKS kepada semua siswa serta mengetahui 4 B 5 A
tata cara pengisiannya
Seluruh siswa aktif menganalisis materi dalam LKS
4 4 B 4 B
untuk dipecahkan
5 Siswa saling bekerja sama dengan baik 4 B 4 B
6 Siswa aktif dalam presentasi kelompok dengan 4 B 4 B

p-ISSN : 2087-9377
185 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

bertanggungjawab terhadap materi yang telah


dipelajari
7 Semua siswa mampu menyimpulkan materi 4 B 4 B
Jumlah Nilai Riil 29 - 31 -
Persentase 83 % - 89 % -
Jumlah Nilai Persentase 86 %
Catatan:
Jumlah nilai riil maksimal yaitu 35
Jumlah nilai persentase= nilai persentase pertemuan ke-1 + pertemuan ke-2/2

Dari data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika
dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) terlaksana dengan baik.
Dalam proses pembelajaran pada siklus II pertemuan ke-1 rata-rata aktivitas siswa dalam
melakukan pembelajaran matematika adalah 29 dari 35 nilai maksimal atau sekitar 83 %
terlaksana. Apabila dirincikan aktivitas siswa sebagai berikut: 1 aspek sudah terlaksana dengan
kriteria sangat baik dan6 aspek terlaksana dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus II
pertemuan ke-2, rata-rata aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran matematika adalah 31
dari 35 nilai maksimal atau sekitar 89 % terlaksana. Apabila dirincikan aktivitas siswa sebagai
berikut: 3 aspek sudah terlaksana dengan kriteria sangat baikdan4 aspek terlaksana dengan
kriteria baik. Nilai aktivitas siswa siklus II dengan gabungan pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-
2 adalah sekitar 86 %. Jika dilihat dari indikator keberhasilan pada penelitian ini, yaitu 85 atau ≥
85 %, maka pada siklus II ini sudah berhasil.
Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara penulis dan pengamat yang telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning). Hasilnya, hampir secara keseluruhan ketuntasan siswa sudah sangat
baik dan hanya sedikit siswa yang hampir tuntas. Selanjutnya, observer tetap memberikan saran
atau masukan kepada penulis perihal cara atau solusi dalam memperbaiki rencana tindakan
mengajar di waktu yang akan datang sehingga hasil belajar siswa bisa meningkat.
Pembahasan hasil penelitian persentase peningkatan siswa yang tuntas dari Siklus I ke
Siklus II tergambar pada gambar 4 dibawah ini:

90
80
70
60
50 90
76
40
30
20
10
14
0
Siklus I Siklus II Peningkatan
Gambar 4. Persentase Peningkatan Nilai Kognitif Siswa

Siklus I meliputi : perencanaan meningkatkan hasil belajar matematika pada materiluas


dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang dengan pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning.) Pada kegiatan ini, hasil belajar matematika siswa memperoleh hasil
dari tes pada siklus I adalah sebagai berikut:(1) nilai kognitif 76%; (2) nilai afektif pertemuan
ke-1 yaitu 70% dan pertemuan ke-2 yaitu 79%; dan (3) nilai psikomotor pertemuan ke-1 yaitu

p-ISSN : 2087-9377
186 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

75% dan pertemuan ke-2 yaitu 80%. Setelah direfleksi pada siklus I, hasil belajar matematika
siswa pada materimateri luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang dengan
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada siklus II adalah sebagai berikut:
(1) nilai kognitif 90%; (2) nilai afektif pertemuan ke-1 yaitu 82% dan pertemuan ke-2 yaitu
87%; dan (3) nilai psikomotor pertemuan ke-1 yaitu 82% dan pertemuan ke-2 yaitu 86%.
Apabila dilihat dari indikator keberhasilan pada penelitian kelas ini yaitu 85 atau ≥ 85% maka
penelitian ini sudah berhasil karena ketuntasan kognitif belajar siswa melebihi 85% yaitu 90%.
Hasil kegiatan guru di siklus I pertemuan ke-1 pada materi luas dan keliling bangun datar
persegi dan persegi panjang dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
masih belum sesuai harapan. Rata-rata kemampuan guru dalam aktivitas mengajar dengan
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)secara keseluruhan dari semua aspek
yang di nilai adalah69% terlaksana, sedangkan di pertemuan ke-2 nilai aktivitas guru meningkat
menjadi 80%. Dari semua aspek yang diamati masih terdapat kelemahan dalam melakukan
pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Hal ini terbukti dengan nilai aktivitas guru pada siklus I setelah digabungkan antara pertemuan
ke-1 dan pertemuan ke-2 masih berada di nilai 75%. Apabila merujuk pada indikator
keberhasilan penelitian kelas ini yaitu 85 atau ≥ 85%, maka penelitian ini di siklus pertama
masih belum berhasil dan perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Setelah dilakukan refleksi terhadap kelemahan pada siklus I, aktivitas guru dalam
pembelajaran matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi
panjang dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada siklus II
mengalami peningkatan. Secara keseluruhan dari semua aspek yang dinilai pada pertemuan ke-
1 adalah 85% terlaksana, sedangkan di pertemuan ke-2 nilai aktivitas guru meningkat menjadi
91%. Pada siklus II ini, guru sudah mampu mengajar dengan sangat baik dalam melakukan
pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Hal ini terbukti dengan nilai aktivitas guru pada siklus II setelah digabungkan antara pertemuan
ke-1 dan pertemuan ke-2 yaitu 88%. Apabila merujuk pada indikator keberhasilan penelitian
kelas ini yaitu 85 atau ≥ 85%, maka penelitian ini dikatakan sudah berhasil karena melebihi
angka 85% yaitu 88% terlaksana. Untuk lebih rinci persentase peningkatan aktivitas guru dari
Siklus I ke Siklus II dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini:

90
80
70
60
50 88
40
75
30
20
10 13
0
Siklus I Siklus II Peningkatan
Gambar 5. Peningkatan Aktivitas Guru

Hasil kegiatan siswa di siklus I pertemuan ke-1 pada materi luas dan keliling bangun
datar persegi dan persegi panjang dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) masih belum sesuai harapan. Rata-rata kemampuan siswa dalam aktivitas belajar
p-ISSN : 2087-9377
187 e-ISSN : 2550-0287
CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 9 No. 2, September 2021

dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) secara keseluruhan dari
semua aspek yang di nilai adalah 66% terlaksana, sedangkan di pertemuan ke-2 nilai aktivitas
siswa meningkat menjadi 77%. Dari semua aspek yang diamati masih terdapat kelemahan dalam
proses belajar matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Hal ini terbukti dengan nilai aktivitas siswa pada siklus I setelah digabungkan antara pertemuan
ke-1 dan pertemuan ke-2 masih berada di nilai 72%. Apabila merujuk pada indikator
keberhasilan penelitian kelas ini yaitu 85 atau ≥ 85%, maka penelitian ini di siklus pertama
masih belum berhasil dan perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Setelah dilakukan refleksi terhadap kelemahan pada siklus I, aktivitas siswa dalam
proses belajar matematika pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi
panjang dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada siklus II
mengalami peningkatan. Secara keseluruhan dari semua aspek yang dinilai pada pertemuan ke-
1 adalah 83% terlaksana, sedangkan di pertemuan ke-2 nilai aktivitas siswa meningkat menjadi
89%. Pada siklus II ini, siswa sudah mampu belajar dengan sangat baik dalam melakukan
pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Hal
ini terbukti dengan nilai aktivitas siswa pada siklus II setelah digabungkan antara pertemuan ke-
1 dan pertemuan ke-2 yaitu 86%. Apabila merujuk pada indikator keberhasilan penelitian kelas
ini yaitu 85 atau ≥ 85%, maka penelitian ini dikatakan sudah berhasil karena melebihi angka
85% yaitu 86% terlaksana. Untuk lebih rinci persentase peningkatan aktivitas siswa dari Siklus I
ke Siklus II tergambar pada gambar 6 dibawah ini:

90
80
70
60
50 86
40 72
30
20
10 14
0
Siklus I Siklus II Peningkatan

Gambar 6. Peningkatan Aktivitas Siswa

Secara umum penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
pada pembelajaran matematika di materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi
panjang dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) di kelas IV.B SDN 1
Baharu Selatan terjadi peningkatan pada seluruh aspek yang diamati dan dinilai. Berdasarkan
data-data di atas, maka penelitian tindakan kelas ini dinyatakan sudah berhasil karena nilai yang
dicapai berada di atas indikator yang telah ditetapkan.

SIMPULAN
Berdasarkan temuan yang diperoleh pada penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diambil
kesimpulan adalah sebagai berikut :
1) Hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada
materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang melalui pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) di kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan TA.
p-ISSN : 2087-9377
188 e-ISSN : 2550-0287
Donny Firmansyah: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar ...

2018/2019 meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil ketuntasan siswa pada siklus I dari tes
kognitif yaitu 76%. Setelah dilakukan refleksi, hasil ketuntasan siswa pada siklus II dari tes
kognitif yaitu 90%. Dari hasil tersebut telah terjadi peningkatan sebesar 14%.
2) Aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang melalui pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) di kelas IV.B SDN 1 Baharu Selatan
TA.2018/2019 meningkat dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil
kemampuan guru pada siklus I yaitu 75%. Setelah dilakukan refleksi, rata-rata hasil
kemampuan guru pada siklus II yaitu 88%. Dari hasil tersebut telah terjadi peningkatan
sebesar 13%.
3) Aktivitas Siswa dalam belajar melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) pada materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi panjang
melalui pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) di kelas IV.B SDN 1 Baharu
Selatan TA. 2018/2019 meningkat dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata
hasil kemampuan siswa pada siklus I yaitu 72%. Setelah dilakukan refleksi, rata-rata hasil
kemampuan siswa pada siklus II yaitu 86%. Dari hasil tersebut telah terjadi peningkatan
sebesar 14%.

DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
Karso, dkk. (2007). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud.
Kunandar. (2008). Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
M. Ngalim Purwanto. (2007). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wina, Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Kemendikbud. (2016). Tema 4 Berbagai Pekerjaan Buku Guru SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Kemendikbud.

p-ISSN : 2087-9377
189 e-ISSN : 2550-0287

You might also like