18 Luh Eta Gandhi Mirayudia
18 Luh Eta Gandhi Mirayudia
18 Luh Eta Gandhi Mirayudia
Luh Eta Gandhi Mirayudia1), Ida Bagus Putu Bintana 2), dan I G A Putu Dewi
Paramita3)
1
JurusanTeknik Sipil Program Studi Manajemen Proyek Konstruksi, Politenik Negeri
Bali, J1. Raya Uluwatu No.45, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung,Bali
Email : [email protected]
2
JurusanTeknik Sipil Program Studi Manajemen Proyek Konstruksi, Politenik Negeri
Bali, J1. Raya Uluwatu No.45, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung,Bali
Email : [email protected]
3
JurusanTeknik Sipil Program Studi Manajemen Proyek Konstruksi, Politenik Negeri
Bali, J1. Raya Uluwatu No.45, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung,Bali
Email : [email protected]
Abstract
Abstrak
Uji Validitas instrumen penelitian, berdasarkan hasil uji tabel 4.1 tersebut data yang dihasilkan
valid karena dilihat dari hasil signifikan (2 tailed) ke 7 intsrumen pertanyaan menghasilkan
data > 0,05. Kemudian jika berdasarkan nilai dari person correlation tiap-tiap butir pertanyaan
dibandingkan dengan r tabel, r tabel yang digunakan yakni n jumlah sampel sebanyak 30
dengan signifikansi 5% didapatkan nilai r tabel 0,361. Sehingga berdasarkan hasil uji
menggunakan SPSS tersebut didapatkan kesimpulan yakni ke 7 item pertanyaan valid karena
r hitung > dari r tabel, yang tersaji pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Dari gambar output di bawah, diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,702, Penilaian dari uji
reliabilitas dinyatakan reliabel apabila nilai dari hasil pengujian minimal reliabilitas
Cronbach’s Alpha > 0.60 maka kuesioner reliabel (Sugiyono, 2008).
Gambar 1. Hasil Uji Reliabilitas
Sumber : Data primer diolah, 2021
Identifikasi Waste
Identifikasi berdasarkan observasi
Observasi dilakukan dari pukul 09.00 – 17.00 WIB. Selama observasi kami melakukan
observasi untuk mengetahui waste yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan hasil rekap pada tabel 3 diatas, maka didapatkan waste yang paling sering terjadi
atau waste tertinggi yaitu waiting, defect dan inappropriate processing dengan bobot yaitu
sebesar 0.305, 0.289,0.166.
Identifikasi Risiko
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kejadian risiko (risk event), faktor
risiko (risk factor) dan pengaruh risiko (risk effect) yang terjadi selama pengerjaan proyek
berdasarkan tabel RCA yang telah dikerjakan sebelumnya.
Pengembangan Respon Risiko
Berdasarkan analisa alternatif kebijakan perbaikan, berikut ini merupakan salah satu
rekomendasi perbaikan untuk defect’s waste, yang tertuang pada tabel 7 berikut.
Tabel 7 Rekomendasi Perbaikan untuk Defect’s Waste
NO Risk Event Risk faktor Rekomendasi Perbaikan
1. Kurangnya kordinasi antar pelaksana gedung 1. Menerapkan Quality at The
dengan pelaksana MEP sehingga menyebabkan Sources
kerusakan pekerjaan pondasi padmasari akibat
pekerjaan MEP
2. Standar Operasional Prosedur yang telah 2. Memaksimalkan sumber daya
ditetapkan tidak dilakukan dengan baik atau yang ada dengan melakukan
Kerusakan hasil benar sehingga salah dalam metode kerja yang weekly work plan ataupun Six
1 pekerjaan akibat mempengaruhi hasil pekerjaan lainnya. Week Lookahead untuk
pekerjaan lain Contohnya tanah dasar padmasana yang tidak menanggulangi kejadian – kejadian
dipadatkan dengan baik tidak kuat menahan tak terduga.
tekanan air dari pipa hydrant
3. Kesalahan metode kerja contohnya pada saat
proses uji coba tekanan air pompa hydrant
terdapat kebocoran pipa akibat tekanan air yang
besar
Berdasarkan gambar 6 diatas project buffer diletakkan pada akhir proyek. Panjang dari project
buffer sebesar 26 hari, sedangkan feeding buffer 2.5 hari. Dari hasil penjadwalan menggunakan
metode CCPM, didapatkan waktu penyelesaian proyek sebesar 152 hari apabila project buffer
terkonsumsi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Arcia, I. (2002). Penerapan Metode Lean Construction dan Penjadwalan Critical Chain
Project Management Dalam Pembangunan Proyek Konstruksi Gedung Universitas Widya
Mandala (UWM) Surabaya (Studi kasus PT. PP Persero Tbk).
Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. 147.