2347-Article Text-19482-1-10-20200207

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JHECDs, 5 (2), 2019 hal.

54-61

Penelitian

Pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja hutan terhadap malaria di


Desa Miing Kabupaten Tanah Bumbu

Knowledge, attitude, and behavior of forest workers towards malaria in


Miing Village, Tanah Bumbu District

Nita Rahayu, Gusti meliyanie*, Harninda Kusumaningtyas

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tanah Bumbu, Kementerian Kesehatan RI


Jl. Lokalitbang Kawasan Perkantoran Pemda Kabupaten Tanah Bumbu
* Korespondensi: [email protected]
DOI : https://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.2347

Tanggal diterima 9 Oktober 2019, Revisi pertama 13 November 2019, Revisi terakhir 9 Desember 2019, Disetujui 12
Desember 2019, Terbit daring 3 Januari 2020

Abstract. Efforts made by the Tanah Bumbu District Health Office to reduce the API rate including mass blood surveys and
malaria control of forest workers in Tanah Bumbu District. Prevention of malaria that has been done by forest workers while in the
location was not clearly known yet. It was encourage researchers to examine the knowledge, attitudes, and behavior towards malaria
in forest workers. This study aimed to determine the knowledge, attitude, and behavior of forest workers towards malaria in Miing
Village, Kusan Hulu District, Tanah Bumbu Regency. The research method uses quantitative cross-sectional design, analytic research
type, and the population of all forest workers. The sample analyzed was willing to be interviewed and blood drawn for malaria
parasite examination. Sampling was done by purposive sampling with a sample size of 110 respondents, according to the inclusion
and exclusion criteria. Mass Blood Results Survey of 110 slides was not found positive for malaria. The characteristics of the workers
consisted of 84% men, 36% aged 15-25 years, not attending school 52%. The results of interviews of knowledge, attitudes, and
behaviors of respondents who succeeded in the interview were 25 respondents, because most respondents were not willing to be
interviewed, only willing to have their blood drawn on the grounds of still working. Most of the 84% do not know the cause of
malaria, 80% agree that malaria is dangerous, 80% choose to treat themselves with traditional medicine. Malaria control efforts
have been carried out by the Tanah Bumbu District Health Office through early patient discovery and treatment. The other effort
to improve the knowledge, attitudes and behavior of mine workers is through counseling , outreach, and making group leaders.
Keywords: malaria control, mine workers, traditional gold

Abstrak. Beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu untuk menurunkan angka API
antara lain mass blood survey dan pengendalian malaria pada pekerja hutan di Kabupaten Tanah Bumbu. Pencegahan penyakit
malaria yang telah dilakukan oleh pekerja hutan pada saat berada di lokasi belum diketahui secara jelas. Berdasarkan latar
belakang tersebut mendorong peneliti untuk meneliti pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap malaria pada pekerja
hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja hutan terhadap malaria di Desa
Miing Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu. Metode penelitian menggunakan kuantitatif desain potong lintang,
jenis penelitian analitik, populasinya seluruh pekerja hutan. Sampel yang dianalisa adalah bersedia diwawancarai dan diambil
darahnya untuk diperiksa parasit malaria. Penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel 110
responden, sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil Mass Blood Survei dari 110 slide tidak ditemukan positif malaria.
Karakteristik pekerja terdiri dari 84% laki-laki, 36% berusia 15-25 tahun, tidak bersekolah 52%. Hasil wawancara
pengetahuan, sikap, dan perilaku responden yang berhasil di wawancara sebanyak 25 responden, karena sebagian besar
responden tidak bersedia diwawancara, hanya bersedia diambil darahnya dengan alasan masih bekerja. Sebagian besar 84%
tidak tahu penyebab malaria, 80% setuju penyakit malaria itu berbahaya, 80% memilih berobat sendiri dengan ramuan
tradisional. Upaya pengendalian malaria telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu melalui penemuan
penderita secara dini dan pengobatan. Hasil Upaya lainnya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja
tambang adalah dengan penyuluhan dan sosialisasi dan menjadikan ketua kelompok pekerja sebagai kader malaria.
Kata kunci : pengendalian malaria, pekerja tambang, emas tradisional

DOI : https://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.2347
Cara sitasi : Rahayu N, Meliyanie G, Kusumaningtyas H. Pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja
(How to cite) hutan terhadap malaria di Desa Miing Kabupaten Tanah Bumbu.
J.Health.Epidemiol.Commun.Dis. 2019;5(2): 54-61.

54
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019

Pendahuluan yaitu sebanyak 2,5 triliyun sedangkan biaya


pencegahan hanya 2,04 Milyar.1
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
parasit plasmodium ditularkan melalui gigitan Strategi pengendalian malaria di daerah dengan
nyamuk Anopheles betina.1 Malaria merupakan endemisitas rendah atau eliminasi malaria adalah
penyakit infeksi penyebab kematian kelima di dunia penemuan dan tatalaksana kasus secara dini,
setelah infeksi pernapasan, HIV/AIDS, diare, dan penguatan survei migrasi, pengamatan daerah
tuberkulosis.1 World malaria report 2015 reseptif, dan penemuan kasus aktif dengan Mass
menyebutkan malaria telah menyerang 106 negara Blood Survey.1 Kesulitan yang sering terjadi pada
di dunia.1 Komitmen global pada Millennium daerah dengan endemisitas rendah/eliminasi
Development Goals (MDGs) menempatkan upaya malaria adalah adanya kasus impor dari daerah
pemberantasan malaria ke dalam salah satu tujuan endemis tinggi ke rendah.1
bersama yang harus dicapai sampai dengan tahun Percepatan mencapai bebas malaria perlu
2015, komitmen global tersebut dilanjutkan dilakukan Provinsi Kalimantan Selatan dan 13
melalui Sustainable Development Goals (SDGs) kabupaten/kota dengan kerja keras, kerja cerdas
sampai dengan 2030.1 Komitmen global pada SDGs dan kerjasama seluruh jajaran pemerintahan
menjamin kehidupan yang sehat dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat
mengupayakan kesejahteraan bagi semua orang, diharapkan Indonesia bebas malaria terwujud
salah satunya yaitu dengan mengakhiri epidemi sebelum tahun 2030.1
malaria.1
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
Tercatat hampir 80% kasus malaria terjadi di memperlihatkan nilai API pada tahun 2017 sebesar
kawasan Indonesia Timur. Kebijakan Eliminasi 0,45 terdapat di dua wilayah kerja Puskesmas yaitu
malaria di Indonesia tertuang dalam Keputusan Puskesmas Teluk Kepayang dan Puskesmas
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Mentewe terdiri dari 6 (enam) titik lokasi yaitu
No.293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April Desa Temunih, Desa Batu Bulan, Desa Dadap,
2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia dan Desa Emil Baru, Desa Mentawakan Mulia, dan
Surat Edaran Mendagri No.443.41/465/SJ tahun Desa Gunung Raya dan pada tahun 2018 terjadi
2010 tentang Pelaksanaan Program Eliminasi penurunan nilai API menjadi sebesar 0,28.2
Malaria Di Indonesia.1 Pengendalian penyakit
malaria yang merupakan komitmen global telah Desa endemis malaria di Kabupaten Tanah Bumbu
menunjukkan pencapaian program yang cukup merupakan daerah fokus penularan berupa
baik. Annual Parasite incidence (API) yang menjadi tambang, hutan, dan perkebunan. Hal ini terlihat
indikator keberhasilan upaya penanggulangan dari sebaran jenis pekerjaan penderita yang
malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun didapat, diketahui bahwa mayoritas kasus terjadi
dan malaria menjadi salah satu tujuan ke 6 MDGs pada buruh tambang, perambah hutan, dan
dan RPJMN 2015-2019 yaitu menurunkan angka berkebun serta petani.3 Faktor geografis, sistem
kesakitan malaria.1 pencatatan mobilitas pekerja, perilaku pekerja, dan
dukungan dari kabupaten tetangga turut
Angka kesakitan malaria berdasarkan API adalah berpengaruh pada kasus kejadian malaria di
jumlah kasus positif malaria per 1000 penduduk Kabupaten Tanah Bumbu karena mayoritas
pada satu tahun. API ini digunakan untuk pekerja yang terkena di daerah fokus penularan
menentukan trend morbiditas malaria dan merupakan warga yang berasal dari kabupaten
menentukan endemisitas suatu daerah (masih lain.3
terjadi penularan malaria). API juga merupakan
salah satu syarat suatu daerah masuk dalam fase Berdasarkan data tersebut maka dilakukan
eliminasi yaitu jika API kurang dari 1 per 1000 penelitian untuk mengetahui pengetahuan, sikap,
penduduk.1 Pada tahun 2014, dengan jumlah kasus dan perilaku pekerja hutan terhadap penyakit
malaria di Desa Miing Kabupaten Tanah Bumbu,
252.027 dan kelengkapan laporan 90%, API
dan diharapkan dapat dijadikan dasar program
Nasional adalah 0,99 per 1000 penduduk. Angka
surveilans malaria untuk strategi program
tersebut telah mencapai target RPJMN tahun 2014 peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit
sebesar 1 per 1000 penduduk. Pada tahun 2016 malaria khususnya daerah hutan menuju akselerasi
dengan kelengkapan laporan kabupaten/kota 88%, eliminasi malaria di Kabupaten Tanah Bumbu.
API Nasional adalah 0,84 per 1000 penduduk.
Kerugian akibat penyakit malaria pada tahun 2014

55
Rahayu N, Meliyanie G, Kusumaningtyas H. Pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja hutan...

Metode diikutsertakan dalam penelitian, contohnya


penduduk yang kesulitan dalam berkomunikasi
Penelitian dilaksanakan di Desa Miing Kecamatan (tuna wicara dan tuna rungu), dan lansia dementia.
Kusan Hulu, yang merupakan desa endemis malaria Penelitian sudah mendapatkan persetujuan dari
kategori HCI dan daerah tambang. Penelitian Komisi Etik Penelitian dan Kesehatan Badan
dilaksanakan pada bulan Februari - November Litbang Kesehatan dengan nomor
tahun 2018. LB.02.01/2/KE.117/2018.
Metode penelitian yang digunakan adalah Pelaksanaan kegiatan berupa survei parasitologi
pendekatan kuantitatif desain potong lintang dan yaitu pengambilan sediaan darah. Pengambilan
jenis penelitian analitik. Populasi merupakan darah dilakukan di lokasi hutan. Pada orang dewasa
pekerja hutan yang berada di Desa Miing. Sampel darah diambil dari jari manis atau jari tengah,
adalah pekerja hutan yang bersedia diambil sebanyak 2 tetes kemudian dibuat sediaan darah
darahnya sesuai dengan kriteria inklusi. Pemilihan tebal dan tipis sebagai standarisasi untuk melihat
sampel dilakukan secara purposive. Estimasi eritrosit. Apus darah tebal (±10µl) dibuat untuk
besaran sampel dihitung menggunakan rumus menentukan plasmodium ada atau tidak
Lemeshow, et al. (1990) dan Murti (2006): (positif/negatif) dan mengidentifikasi spesiesnya,
𝐙𝟏𝟐 𝛂⁄𝟐 𝐩. 𝐪 menghitung jumlah parasit per sejumlah leukosit
n= (minimal per 200-500 leukosit). Sedangkan apus
𝐝𝟐
Keterangan : darah tipis untuk identifikasi/ konfirmasi spesies,
n = jumlah sampel bentuk eritrosit (ovalositosis, sickle sel, dan lain-lain),
2
Z1=α⁄2 = statistik Z, dengan tingkat kepercayaan serta hitung parasit per sejumlah sel darah merah
95% dan α = 5%, sehingga Z=1,96 (minimal per 1000 sel darah merah). Sebelum
p = perkiraan proporsi (prevalensi)= 0,5 diambil darahnya dengan lancet, ujung jari
q = 1-p = 0,5 responden dibersihkan dengan kapas beralkohol
d = delta, presisi absolut atau margin of 70% dan dibiarkan kering sendiri. Kemudian lanset
error yang diinginkan di kedua sisi steril ditusukan ke dalam jari tersebut sedalam
proporsi = 10% 3mm. Darah yang diambil adalah darah yang
keluar dengan sendirinya untuk kedua kalinya,
Hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel sedang tetes darah yang pertama dihapus dengan
minimal adalah 100 responden. Pengambilan kapas kering. Tetesan darah pada ujung jari
sampel akan ditambahkan 10 % menjadi 110 tersebut disentuhkan pada kaca obyek di sebelah
responden untuk kegiatan pengumpulan data kiri dan sebelah kanan.
mass blood survey (survey darah jari).
Setelah responden diambil darahnya untuk Kaca obyek tersebut telah diberi label nama, umur
diperiksa malaria dilanjutkan dengan wawancara pasien, dan tanggal pengambilan darah. Kemudian
terhadap responden yang bersedia diwawancarai kaca obyek dengan 2 tetes darah tersebut
sebanyak 25 responden. Jumlah responden yang diletakkan di atas meja menghadap ke atas. Kaca
diwawancara tersebut lebih sedikit karena obyek yang lain, ditempelkan pada tetesan darah
sebagian besar responden tidak bersedia pada salah satu sisi kaca obyek (kanan/kiri),
diwawancara hanya bersedia diambil darahnya kemudian tetesan darah tersebut dilebarkan
dengan alasan masih bekerja. Survei ini bertujuan berlawanan arah jarum jam sampai diameter 1cm.
untuk mengetahui aspek pengetahuan, sikap dan Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium
perilaku masyarakat terkait dengan malaria yaitu pemeriksaan darah tepi oleh tenaga
(penyebab penyakit, pengobatan, dan pencegahan). mikroskopis di laboratorium untuk mengetahui
keberadaan parasit malaria dalam darah.
Kriteria inklusi adalah pekerja hutan dengan
Pemeriksaan ini menggunakan peralatan dan bahan
diagnosis malaria tanpa komplikasi, berumur 15-50
seperti object glass, lancet steril, kapas, alkohol
tahun, tidak sedang hamil/menyusui, bersedia
70%, buffer tablet, giemsa 5%, minyak imersi, dan
berpartisipasi sebagai subjek penelitian agar dapat
compound microscope.4
diikutsertakan dalam penelitian, sehingga termasuk
dalam kriteria pemilihan. Kriteria eksklusi adalah Wawancara terhadap responden terkait aspek
sampel yang terpilih tidak bersedia diambil pengetahuan, sikap, dan perilaku di tuangkan dalam
darahnya, atau menolak diwawancarai atau tidak kuisioner kuantitatif. Analisis data hasil penelitian
berhasil ditemui tiga kali berturut-turut, dan atau disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel
karena masalah etik sehingga tidak dapat

56
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019

untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel Survei Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
yang diteliti. Pekerja Hutan terhadap Malaria
Karakteristik 25 pekerja hutan yang bersedia
Hasil
diwawancarai yaitu sebagian besar bekerja di hutan
Survei Parasitologi berjenis kelamin laki-laki (84%) dan perempuan
hanya 16%. Rerata berusia 15 tahun sampai dengan
Kegiatan parasitologi malaria dilaksanakan di Desa
25 tahun (36%). Tingkat Pendidikan responden
Miing wilayah kerja Kecamatan Kusan Hulu
sebagian besar tidak bersekolah (52%), tidak tamat
Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil pemeriksaan
SD sebanyak 32%, dan tamat SD sebanyak 8 %
survei darah jari didapatkan dari 110 pekerja hutan
yang diperiksa, tidak ditemukan positif malaria.

Tabel 1. Karakteristik pekerja hutan berdasarkan aspek sosio demografi

No Karakteristik N (%)
1 Jenis kelamin Laki-laki 21 84
Perempuan 4 16
2 Umur responden 15-25 9 36
26-35 3 12
36-45 6 24
46-55 3 12
>55 4 16
3 Agama Islam 19 76
Kristen 6 24
4 Pendidikan terakhir Tidak sekolah 13 52
Tidak tamat sd/ibtidaiyah 8 32
Tamat sd/ibtidaiyah 2 8
Tamat sltp/tsanawiyah 2 8
5 Pekerjaan responden Peladang 3 12
Pekerja sawit 2 8
Penambang batu bara 3 12
Pengayu 5 20
Pendulang Emas 12 48

Hasil wawancara tentang pengetahuan malaria bahaya malaria dapat menyerang semua golongan
terhadap 25 responden, didapatkan hasil bahwa umur. Responden mengatakan bahwa malaria
hampir seluruh responden (84%) tidak tahu adalah penyakit dari hutan (alam) sehingga
penyebab malaria, akan tetapi berdasarkan hasil siapapun dapat terkena malaria ketika memasuki
wawancara (masyarakat setempat lebih mengenal hutan dan tidak tahu bahwa malaria dapat menular.
dengan istilah wisa), sehingga sebagian besar tidak Rincian pengetahuan responden tentang malaria
mengetahui penyebab malaria, dan hanya 16% yang dapat dilihat selengkapnya pada tabel 2.
menjawab bahwa malaria disebabkan oleh parasit,
walaupun (60%) responden tidak mengetahui

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan aspek pengetahuan tentang malaria

No Karakteristik N (%)
1 Malaria disebabkan oleh: Parasit 4 16
Tidak tahu 21 84
2 Malaria dapat menyerang: Orang dewasa 7 28
Semua umur 3 12
Tidak tahu 15 60
3 Tahu gejala penyakit malaria Ya 12 48
Tidak 13 52
4 Apa saja gejala malaria Demam berkeringat 13 52
Pingsan 7 28
Tidak tahu 5 20
5 Apa bahaya malaria Kematian 11 44
Pingsan 7 28
Tidak tahu 7 28
6 Penyakit malaria dapat menular Ya 10 40
Tidak tahu 15 60

57
Rahayu N, Meliyanie G, Kusumaningtyas H. Pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja hutan...

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 25 memakan mengkonsumsi obat anti malaria jika
responden didapatkan hasil bahwa hampir seluruh sakit ( 52%), dan bersedia diambil darahnya untuk
responden (80%) setuju penyakit malaria itu diperiksa (60%). Rincian sikap responden tentang
berbahaya, setuju (60%) untuk menghindarkan diri malaria dapat dilihat selengkapnya pada tabel 3.
dari gigitan nyamuk untuk mencegah malaria dan

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan aspek sikap tentang malaria

No Karakteristik N (%)
1 Penyakit malaria berbahaya Setuju 20 80
Tidak Setuju 5 20
2 Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk untuk mencegah malaria Setuju 15 60
Tidak Sejutu 10 40
3 Memakan obat untuk mencegah malaria walaupun tidak sakit Setuju 13 52
Tidak Setuju 12 48
4 Penderita malaria diambil darah untuk diperiksa Setuju 10 40
Tidak Setuju 15 60
5 Bersedia diambil darahnya walaupun tidak sakit Setuju 8 32
Tidak Setuju 17 68
6 Anggota keluarga ikut merawat penderita Setuju 10 40
Tidak Setuju 15 60

Berdasarkan hasil wawancara dari aspek perilaku untuk santai dan ngobrol dengan teman- teman
diketahui bahwa sebagian besar (64%) responden (60%), serta hanya sebagian kecil tidur
tidak tahu adanya penyuluhan tentang malaria, dan menggunakan kelambu (40%). Data perilaku
jika terkena deman sebagian besar (60%) memilih masyarakat terangkum secara rinci pada tabel 4.
berobat sendiri dengan ramuan tradisional (80%),
dan sering keluar camp pada malam hari hanya

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan aspek perilaku tentang malaria

No Karakteristik N (%)
1 Penyuluhan tentang malaria Pernah 9 36
Tidak tahu 16 64
2 Apa yang dilakukan bila mengalami demam Diobati sendiri 15 60
Lapor ke puskesmas 5 20
Ke dukun 6 24
3 Bila diobati sendiri apa jenis obat yang dipakai Ramuan tradisonal 20 80
Tidak menjawab 5 20
4 Dari mana obat diperoleh Warung 17 68
Apotik / puskesmas 8 32
5 Sering keluar dari camp pada malam hari Ya 15 60
Kadang-kadang 10 40
6 Kegiatan yang dilakukan bila keluar malam Ngobrol 13 52
Buang air besar/kecil 12 48
7 Yang dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk Memakai kelambu 10 40
Memakai obat nyamuk 7 28
Repalent 8 32

Pembahasan malaria dibandingkan responden yang bekerja


sebagai petani.5 Hal yang sama juga dinyatakan
Karakteristik pekerja hutan sebagian besar pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhatjo di
berjenis kelamin laki-laki, hal ini karena laki-laki Kalimantan Selatan6 yaitu pekerjaan responden
sering bermalam di ladang, hutan, dan pinggir yang lebih berisiko terkena malaria adalah
sungai mencari ikan dan mendulang emas. Sejalan kebiasaan yang sering dilakukan responden di luar
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nita rumah terlebih pada malam hari dan lebih rentan
Rahayu di Kecamatan Mentewe Kabupaten Tanah terjadi pada laki-laki yang sering bermalam di
Bumbu5, penduduk yang punya risiko terbesar ladang, hutan dan pinggir sungai dan mempunyai
adalah laki-laki dan bekerja di hutan yang peluang lebih besar mendapat gigitan nyamuk
berhubungan dengan kegiatan penebangan hutan malaria dibanding dengan responden yang bekerja
dan mempunyai peluang lebih besar terkena di kantor.7 Berdasarkan hasil penelitian yang

58
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019

dilakukan oleh Restu Alami di Kabupaten tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Purworejo6 didapatkan hasil bahwa seseorang akan setempat, sehingga para pekerja hutan malas untuk
berisiko terkena penyakit malaria sebesar 2,71 kali memeriksakan dirinya ke puskesmas atau fasilitas
jika mempunyai kebiasaan berada di luar rumah kesehatan lainnya.3 Hal yang sama terjadi pada
dibandingkan dengan seseorang yang tidak terbiasa hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahat
berada di luar rumah malam hari.8 Ompusunggu di Provinsi Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan9 yaitu kebanyakan para
Tingkat pekerjaan yang paling berisiko untuk
penambang adalah pendatang dari luar daerah
tertular malaria di Desa Miing Kabupaten Tanah
sehingga kurang mendapat perhatian dari
Bumbu adalah pekerjaan sebagai pendulang emas.
pemerintah daerah setempat.
Pekerjaan pendulang emas di hutan dimulai saat
pagi hari (sekitar pukul 04.00). Hasil penelitian Pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria
yang dilakukan oleh Maulidiyah Salim di Kecamatan masih kurang hal ini dapat ditandai dengan
Mandor juga membuktikan ada hubungan antara persentase yang cukup tinggi bahwa responden
pekerjaan responden dengan kejadian malaria.8 Hal tidak mengetahui penyebab, cara penularan dan
ini menunjukkan bahwa orang yang bekerja sebagai pencegahan malaria. Pengetahuan terdiri tahu,
pendulang emas mempunyai risiko terkena memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.3
Didukung oleh penelitian yang dilakukan Triana
penyakit malaria sebesar 3,4 kali lebih besar dari
Dessy di Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu
pada orang yang tidak bekerja sebagai penambang
tingkat pengetahuan berhubungan dengan praktek
emas.8 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang pencegahan kejadian malaria pada masyarakat,
dilakukan oleh Sahat Ompusunggu di Provinsi sedangkan faktor risiko lain tidak berhubungan
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan bahwa dengan kejadian infeksi malaria pada Kelurahan
hutan merupakan lingkungan yang baik untuk Sukarami Kota Bengkulu.11 Hasil penelitian yang
penularan malaria dan penularan tertinggi terjadi dilakukan oleh Asep Prastiawan di Kecamatan
pada orang dewasa dan laki-laki.9 Hal yang sama Watulimo Kabupaten Trenggalek menyebutkan
juga dibuktikan oleh bahwa jenis kelamin laki-laki Orang yang dengan pengetahuan kurang memiliki
lebih rentan terkena malaria karena laki-laki lebih risiko 11,946 kali lebih besar untuk terkena malaria
banyak melakukan aktifitas dan mobilitas impor dibandingkan dengan orang yang memiliki
dibandingkan perempuan.10 pengetahuan tentang malaria dan pencegahannya.12

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahat Perilaku pekerja hutan sebagian besar mengobati
Ompusunggu di Kalimantan Tengah, menambang sendiri apabila menderita demam dengan
di hutan berisiko terserang malaria 5 kali menggunakan ramuan tradisional, memakai
dibandingkan dengan yang tidak menambang, kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Bila
sedangkan di Kalimantan Selatan, menebang kayu sakit, umumnya mereka hanya mengusahakan
di hutan berisiko terserang malaria 7 kali pengobatan sendiri dengan cara membeli obat-
dibandingkan dengan yang tidak menebang kayu.9 obatan simtomatis di warung-warung di sekitarnya.
Pekerja hutan masih banyak yang belum Hal ini di dukung oleh hasil penelitian Anggi Septia
mengetahui tentang penyebab, gejala, dan Irawan yaitu ada beberapa hal yang kurang
penularan malaria. Berdasarkan tingkat memberikan dukungan terhadap keberhasilan
pengetahuan pekerja hutan di Desa Miing program pengendalian malaria antara lain karena
menganggap malaria sebagai salah satu risiko dari persepsi yang keliru, yaitu bahwa malaria adalah
pekerjaan di hutan karena faktor ekonomi. penyakit yang biasa sehingga kalau anggota
Sebagian besar pekerja hutan memiliki sikap setuju keluarga atau anggota masyarakat menderita
bahwa malaria berbahaya dan menghindari gigitan malaria tidak segera berobat dan masih percaya
nyamuk dapat mencegah malaria, akan tetapi pada kepada takhayul.13 Hal yang sama terjadi pada hasil
kenyataannya tidak mau diambil darahnya untuk penelitian Indah Margarethy di Desa Sukajaya
diperiksa saat sedang tidak sakit. Kabupaten Pesawaran yang menyebutkan masih
ditemukan adanya kepercayaan tentang penyebab
Adanya keengganan dari beberapa pekerja hutan sakit dan cara penyembuhan penyakit yang
untuk diperiksa Mass Blood Survei secara dini berdasarkan aturan adat.14 Salah satu strategi
ataupun untuk melapor ke Puskesmas atau tenaga dalam penanggulangan malaria dapat dilakukan
kesehatan baik sebelum maupun sesudah dengan cara pendekatan terhadap tokoh adat
berpergian ke daerah endemis. Hal ini dikarenakan setempat. Hal ini karena tingkat kepercayaan
mayoritas para pekerja hutan bukan penduduk asli masyarakat terhadap tokoh adat yang masih relatif
melainkan pendatang dari berbagai daerah dan tinggi.14

59
Rahayu N, Meliyanie G, Kusumaningtyas H. Pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja hutan...

Untuk mendukung para pekerja hutan dalam Kontribusi Penulis


menghindari faktor risiko malaria adalah salah
satunya dengan strategi pengendalian vektor Semua penulis pada artikel ini, yaitu Nita Rahayu
sebagai kontributor utama, Gusti Meliyanie dan
terpadu yang didasarkan pada epidemiologi dan
Harninda Kusumaningtyas berperan sebagai
kebiasaan menggigit vektor malaria.15 Pengelola
kontributor anggota. Kontribusi penulis dapat
program berperan penting dalam manajemen dilihat pada rincian berikut:
program pencegahan dan penanggulangan faktor Konsep dan desain : NR, menulis-mengkaji &
risiko. Apabila kualitas pengelola program tidak mengedit : NR, GM dan HK. Seluruh penulis
baik, maka kasusnya masih tinggi, salah satunya membaca dan telah menyetujui draft manuskrip
diakibatkan karena manajemen program yang yang telah disusun.
kurang baik yang disebabkan distribusi dan kualitas
pengelola tidak merata.15 Hal ini sejalan dengan Daftar Pustaka
hasil penelitian Semuel Sandy di Kabupaten
1. Kesehatan K, Indonesia R. buku saku malaria
Maluku Tenggara dan Maluku Barat Daya16 tahun 2017.
menyebutkan bahwa peningkatan pengetahuan dan 2. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel bidang
informasi penyakit malaria di masyarakat harus P2P pada JMPR kalsel 2019.
diikuti dengan tindakan pencegahan gigitan nyamuk 3. Rahayu N, Hidayat S, Sulasmi S, Suryatinah Y.
dan tindakan pemeriksaan malaria serta Kontribusi pekerja hutan terhadap kejadian
pengobatan.16 malaria di Desa Temunih Kecamatan Kusan Hulu
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan
Selatan. J Heal Epidemiol Commun Dis.
Kesimpulan dan Saran 2016;2(2):42–51.
4. Rahayu N, Sulasmi S, Suryatinah Y. Identifikasi
Pekerja hutan masih banyak yang belum Spesies Plasmodium Malaria Menurut
mengetahui penyebab, gejala, dan penularan Karakteristik Masyarakat Desa Temunih Provinsi
malaria. Sebagian besar pekerja hutan memiliki Kalimantan Selatan. SPIRAKEL. 2017;9(1):10–8.
sikap setuju bahwa malaria berbahaya dan 5. Rahayu N, Sulasmi S, Yuana WT, Suryatinah Y.
menghindari gigitan nyamuk dapat mencegah Pengetahuan , sikap dan perilaku penambang
malaria, sebagian besar memiliki sikap tidak setuju batubara ilegal terhadap kejadian malaria di
diambil darahnya untuk diperiksa saat sedang tidak Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah
BumbuTahun 2013. J buski. 2014;5(1):17–22.
sakit. Perilaku pekerja hutan sebagian besar
6. Alami R, Adriyani R, Lingkungan DK, Ahli H,
mengobati sendiri apabila menderita demam
Lingkungan K. Tindakan Pencegahan Malaria di
dengan menggunakan ramuan tradisional, memakai Desa Sudorogo. J promkes. 2016;4(no 2):199–
kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. 211.
7. Suhatjo. Pengetahuan Sikap dan Masyarakat
Perlu ditingkatkan pengetahuan tentang malaria,
tentang malaria di daerah endemis Kalimantan
sikap tentang pemeriksaan darah dan perilaku
Selatan. J Media Litbangkes. 2015;25(no 1):23–32.
tentang pengobatan malaria. Informasi ini bisa 8. Salim M, W NE. Faktor-Faktor yang Berhubungan
menjadi fokus dalam penyuluhan dan sosialiasi Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah
tentang malaria oleh pihak terkait. Selain melalui Pertambangan Emas tanpa Izin ( PETI ) Kecamatan
penyuluhan dan sosialiasi, upaya lain menjadikan Mandor Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan
ketua kelompok pekerja sebagai kader malaria Barat. keseatan Lingkung Indones.
untuk mempercepat penemuan kasus malaria dan 2012;11(2):160–5.
penyuluhan di kelompok berisiko serta 9. Sahat ompusunggu. Malaria Hutan di Provinsi
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan Tahun
pengawasan/pendampingan mengkonsumsi obat
2013. J Ekol Kesehat. 2015;14(2):145–56.
anti malaria ke penderita.
10. Khair A, Suryatinah Y. Hubungan tingkat
pengetahuan dan pola perilaku dengan kejadian
Ucapan Terima Kasih malaria di Kabupaten Katingan Provinsi
Kalimantan Tengah. J Heal Epidemiol Commun
Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Dis. 2017;3(2):36–41.
Puskesmas Teluk Kepayang beserta staf yang telah 11. Triana D, Rosana E, Rizkianti Anggraini.
membantu pengambilan data lapangan. Kami Pengetahuan dan sikap terhadap perilaku dalam
sampaikan juga terima kasih kepada tim penelitian penanggulangan malaria di kelurahan sukarami
yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini. kota bengkulu. Unnes J Public Heal. 2017;(April).
12. Di I, Watulimo K, Trenggalek K. Pengaruh vaktor
mobilitas dan perilaku terhadap kejadian malaria. J
Kesehat Lingkung. 2019;11(2):91–8.

60
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019

13. Irawan AS, Pujiyanti A, Trapsilowati W.


Pengetahuan dan Perilaku Komunitas Mengenai
Malaria di Daerah Kejadian Luar Biasa Malaria
Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen. Bul
Penelit Sist Kesehat. 2014;17(123):363–70.
14. Margarethy I, Arisanti M, Nurmaliani R. Kejadian
malaria pada anak dan ibu hamil dan program
pengendalian malaria di desa Sukajaya lempasing. J
Heal Epidemiol Commun Dis. 2019;11(2):34–43.
15. Supargiyono S. Evaluasi program pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko malaria di Kabupaten
Kulon Progo. J community Med public Heal.
2017;33:771–8.
16. Sandy S, Ayomi I. Gambaran pengetahuan ,
perilaku dan pencegahan malaria oleh masyarakat
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Maluku
Barat Daya. J Heal Epidemiol Commun Dis.
2019;4(1):7–14.

61

You might also like