Alfiya
Alfiya
Alfiya
Abstract: This study aimed at examining the variety and the identification of microscopic algae in rice field areas in
Madiun. The study employed descriptive explorative design with direct observation to the microscopic algae
in rice field areas in Manguharjo, Madiun. The samples were chosen by using purposive sampling technique
to three stations and were repeated four times. The variety data were calculated based on variety index formula
of Shannon-Winner, which differentiates the cultivating and post-harvesting span. The identification is based
on the morphological shape of algae, the cell shape, the colony formation, the movement organs, and the
dominant colour. The data were analyzed descriptive quantitatively. The result of the study found sixteen
genus of the microscopic algae out of three classes of cyanophyceae (two genus); Bacillariophyceae (seven
genus) ; and Chlorophyceae (seven genus). In detail, the genus found were anabaena andchroococcusfrom
class of cyanophyceae. Furthermore, there were navicula, synedra, stauroneis, melosira, fragilaria,
rhizosolenia, and triceratiumfrom class of bacillariophyceae. Other genus found were actinastrum,
ankistrodesmus, mougeotia, ulothrix, spirogyra, pediastrum, and cosmarium from class of Chlorophyceae.
The variety result of the microscopic algae showed that the type of algae in the cultivating span was H’=1,209
and in the post-harvesting span was H’=1,057.
Gambar 7. Melosira sp
Gambar (9) menunjukkan hasil pengamatan 6a - 7a - 25b - 80a - 81a - 85b -142b - 145b - 165b -
alga yang memiliki ciri sel silinder terletak pada 182b - 185b - 190a -217b.... 122 (Ankistrodesmus
kedua katup yang secara luas dipisahkan oleh pita. sp).
Katup sebagian besar berbentuk panjang dan tulang
ramping. Dinding tidak dihiasi pita tetapi bisa
membentuk pola (Prescott, 1979: 291). Kunci
determinasi yang sesuai dengan ciri-ciri Algae
mikroskopis tersebut menurut Prescott (1970)
sebagai berikut: 1b-4a-5b-6b-416b-428a-496b-497b-
498b-499b-500b-501a-502b-503a-651a-664b-665b-
666b-667b......503 (Rhizosolenia sp).
Gambar (10) menunjukkan hasil pengamatan Sumber:dokumentasi pribadi (Perbesaran 400x) & Sketsa
alga Triceratium jika dilihat berbentuk segitiga, tapi Gambar 13. Mougeotia sp
tidak jarang ada yang berbentuk persegi, memiliki
raphe dan pseudoraphe. Kunci determinasi yang
sesuai dengan ciri-ciri Algae mikroskopis tersebut
menurut Prescott (1970) sebagai berikut: 1b-4a-5b-
6b-144b-182b-416b-428a-496b-497b-498b-499b-
500b-501a-502b-503a-651a-653a............478
(Triceratium reticulum).
Sumber:dokumentasi pribadi (Perbesaran 400x) & Sketsa
3.3 Class Clorophyceae
Gambar 14. Spirogyra sp
sel pediastrum sangat tahan terhadap pembusukan Hasil identifikasi jenis-jenis alga yang ditemukan
akibat jamur dan bakteri akuatik yang bersifat parasit dapat di lihat di tabel 1, sedangkan keanekaragaman
(Prescott, 1970: 90). Kunci determinasi menurut jenis algae mikroskopis dapat di lihat di tabel 2.
Prescott (1970) sebagai berikut: 1b - 4a -5a - 25b -
80a - 81b - 82b - 85b - 132b - 133b - 139b - 142b -
143b - 144b - 146b - 146a - 147b-149.........124
(Pediastrum sp).
Anabaena 12 2 4 - 18 0,222 - - - - - -
Chroococcus 1 - - - 1 0,026 - - - - - -
Navicula 1 - - - 1 0,026 2 - - - 2 0,042
Synedra (1) - - 2 - 2 0,046 - - - 1 1 0,022
Synedra (2) 19 26 31 28 104 0,331 27 22 34 31 114 0,335
Stauroneis 16 22 3 5 46 0,34 28 21 16 8 73 0,36
Melosira - - - 1 1 0,026 - - 1 - 1 0,022
Fragilaria - - - - - - - - 2 - 2 0,042
Rhizosolenia - - - - - - 1 - - - 1 0,022
Triceratium - - - - - - - - 1 - 1 0,022
Actinastrum 2 - - - 2 0,046 - - 2 - 2 0,042
Ankistrodesmus - - - 5 5 0,094 - - - - - -
Mougeotia - 2 1 - 3 0,062 - 2 - 4 6 0,10
Ulothrix - - 1 - 1 0,026 - 1 - - 1 0,022
Spirogyra - - - - - - - - 5 - 5 0,081
Pediastrum - - - - - - - - 1 - 1 0,022
Tabel 2 menjelaskan spesies yang paling banyak kemelimpahan makanan, serta musim. Data yang
ditemukan adalah Synedra sp, sedangkan yang paling diambil saat kemarau serta dibedakan pada masa
jarang ditemukan Chroococcus sp, Synedra ulna, tanam dan pasca panen menunjukkan bahwa alga
Melosira sp, Rhizosolenia styliformis, Triceratium berkembang karena kemelimpahan nutrisi serta
reticulum, Ulothrix sp, dan Pediastrum sp. Titik cahaya matahari. Kondisi tersebut sesuai dengan
stasiun yang paling banyak ditemukan Algae penelitian Deng, et al (2008) yang menunjukkan
mikroskopis adalah titik stasiun Tengah 1, karena bahwa perkembangan koloni cyanophyta sekaligus
cahaya dapat diserap dengan baik sehingga Algae karakteristik fisiologinya dipengaruhi oleh
mikroskopis dapat berfotosintesis. keberadaan nutrisi serta cahaya matahari.
Keanekaragaman Algae mikroskopis pada
3.4 Analisis Keanekaragaman Alga persawahan pasca panen lebih rendah dari pada
Mikroskopis persawahan masa tanam, diduga disebabkan karena
adanya sisa-sisa dari tumbuhan padi yang belum
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai indeks dibersikan setelah panen yang menutupi permukaan
keanekaragaman (H’) tertinggi pada pasca panen perairan sehingga menghalangi intensitas cahaya
sebesar 0,331 pada genus Synedra sp dan indeks matahari untuk sampai ke dasar perairan. Kondisi
keanekargaman (H’) terendah sebesar 0,026 pada tersebut seperti ditunjukkan oleh Hartman, et al
genus Chroococcus sp, Navicula sp, Melosira sp, dan (2015) dalam hasil penelitiannya bahwa peranan sinar
ulothrix sp. Sedangkan pada masa tanam, indeks matahari merupakan hal penting untuk pertumbuhan
keanekargaman (H’) tertinggi sebesar 0,335 pada alga. Sinar matahari khususnya ultra violet akan
genus Synedra sp dan indeks keanekargaman (H’) mempengaruhi mekanisme produksi dari metabolit
terendah sebesar 0,022 pada genus Synedra ulna, sekunder seperti asam amino ataupun pigmen
Melosira sp, Rhizosolenia styliformis, Triceratium sp, lainnya.
Ulothrix sp, dan pediastrum sp.Keanekaragaman
Algae mikroskopis pada persawahan masa tanam 4. KESIMPULAN
lebih tinggi (H’=1,209) dari pada keanekaragaman Hasil penelitian yang telah dilakukan di area
Algae mikroskopis pada persawahan pasca panen persawahan di Jl. Raden Wijaya, Manguharjo,
(H’=1,057), diduga karena genus alga mikroskopis di Madiun, ditemukan 17 genus Algae mikroskopis dari
kawasan masa tanam tersebut mempunyai daya 3 class yaitu Anabaena dan Chroococcus dari class
toleransi tinggi, didukung pula dengan tersedianya Cyanophyceae. Navicula, Synedra (1), Synedra (2),
unsur hara untuk pertumbuhan dan Stauroneis, Melosira, Fragilaria, Rhizosolenia dan
perkembangannya. Pada persawahan masa tanam Triceratium dari class Bacillariophyceae.
yang telah diberikan pupuk, adanya penambahan Actinastrum, Ankistrodesmus, Mougeotia, Ulothrix,
pupuk berarti ada penambahan unsur hara pada Spirogyra, Pediastrum dan Cosmarium dari class
habitat perairan untuk mempercepat pertumbuhan Chlorophyceae. Pada Persawahan pasca panen
benih padi, alga mikroskopis sebagai organisme ditemukan 12 genus sedangkan persawahan masa
fotosintetik yang habitatnya di perairan termasuk tanam ditemukan 14 genus alga mikroskopis.
daerah persawahan, secara tidak langsung juga Keanekaragaman Algae mikroskopis pada
mampu memanfaatkan unsur hara yang diberikan persawahan masa tanam lebih tinggi (H’=1,209) dari
guna meningkatkan pertumbuhannya. pada keanekaragaman Algae mikroskopis pada
Hal ini didukung penelitian Sandhyarani dan persawahan pasca panen (H’=1,057).
Kumar (2014: 162-164) bahwa ganggang hijau biru
adalah salah satu komponen utama penetapan
nitrogen biomassa di sawah. Ganggang cyanophyta
5. UCAPAN TERIMA KASIH
seperti Anabaena yang melimpah ditemukan di areal Ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak
persawahan dalam proses perkembangbiakannya pengelola persawahan di Maguwoharjo Madiun atas
dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kualitas cahaya,