1869 5242 2 PB
1869 5242 2 PB
1869 5242 2 PB
1, Juni 2021
ABSTRACT
A mosque is a religious institution that is inseparable from the spiritual, social and cultural life
of the people. Where there are Muslims, there must be a mosque there, the mosque is also
a symbol of Islam, if there is a mosque then there is allegedly a Muslim community. Mosques
have a big enough role for society, not only as places of worship, but also as centers of
civilization for Muslims. The results showed that the history of the YAMP Mosque in Maluku
Province, there are 6 mosques. There are 4 units in Ambon City, namely 1 at the IAIN
Ambon Campus, 1 at the UNPATTI Campus, 1 in Tihu/Perumnas Poka Village, and 1 at
BTN Wayame. Meanwhile, one more mosque is located in Southeast Maluku Regency to be
precise next to the Tual City Regional Hospital, another mosque is located in Banda Naira
Tanah Rata. As well as the model of prospering the YAMP mosque by the takmir of the
mosque or the surrounding community besides worship, Islamic studies are carried out,
discussions and also social activities that are useful for the community and members of the
YAMP mosques in Ambon city. The community's response to the YAMP mosque is very
much needed because of its good existence, and it really helps the worship process as well
as to get closer to God Almighty. In addition, the YAMP mosque is very well designed
because in the delivery of sermons and recitations it is not obstructed by pillars in the main
room so that it is clear that it is clear who delivers the sermon and / or who provides the
material. The contribution of the YAMP mosque in the development of the Muslim community
in Ambon city is very good, this can be seen from the routine studies carried out by both
mosque administrators and religious groups, both routine studies, breaking fast together,
cutting sacrificial animals, other religious discussions. in building the country in the future the
better. In addition, the YAMP mosque has majlis ta'lim, TPQ, PAUD / RA and MIT. This has
been around for a long time.
ABSTRAK
Masjid merupakan pranata keagamaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan spiritual,
sosial, dan kultural umat. Dimana ada umat Islam pasti di situ ada masjid, masjid juga
merupakan simbol keislaman, jika ada masjid maka di situpun disinyalir ada masyarakat
muslim. Masjid memiliki peran yang cukup besar bagi masyarakat, bukan hanya sebagai
tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat peradaban bagi umat Islam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sejarah Masjid YAMP yang berada di Provinsi Maluku terdapat 6 buah
masjid. Keberadaanya 4 buah di Kota Ambon yaitu 1 buah di Kampus IAIN Ambon, 1 buah
di Kampus UNPATTI, 1 buah di Kelurahan Tihu/Perumnas Poka, dan 1 buah di BTN
Wayame. Sedangkan 1 masjid lagi berada di Kabupaten Maluku Tenggara tepatnya di
samping RSUD Kota Tual, 1 masjid lagi diberada di Banda NairaTanah Rata. Serta Model
memakmurkan masjid YAMP oleh takmir masjid atau masyarakat sekitar selain ibadah,
dilakukannya kajian-kajian keislaman, diskusi-diskusi dan juga kegiatan-kegiatan sosial yang
30
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
berguna untuk masyarakat serta jamaah masjid masjid YAMP di kota Ambon. Tanggapan
masyarakat tentang keberadaan masjid YAMP sangat dibutuhkan karena keberadaannya
yang baik, dan sangat membantu proses ibadah sekaligus mendekatkan diri mereka
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu juga masjid YAMP sangat baik desainnya
karena dalam penyampaian khotbah maupun pengajian tidak dihalangi oleh tiang-tiang di
ruang utama sehingga jelas kelihatan yang menyampaikan khutbah dan atau yang
memberikan materi. Kontribusi masjid YAMP dalam pembangunan masyarakat Muslim di
kota Ambon sangat baik hal ini bisa dilihat dari kajian-kajian rutin yang dilaksanakan baik
pengurus masjid maupun majelis ta‟lim baik itu kajian rutin, buka puasa bersama, memotong
hewan qurban, diskusi-diskusi keagamaan yang lain dalam membangun negara kedepan
semakin baik. Selain itu juga masjid YAMP memiliki majlis ta‟lim, TPQ, PAUD/RA dan MIT
ini sudah berjalan lama.
PENDAHULUAN
Masjid bukan sekedar tempat sujud dan sarana penyucian diri dari
hadas atau dosa saja, namum juga memiliki fungsi sosial. Fungsinya adalah
tempat proses pendidikan, terutama pendidikan keagamaan, pengajian dan
kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Selain itu masjid sebagai institusi politik dan
pemerintahan, karena disana dilangsungkan berbagai musyawarah politik,
latihan militer, dan administrasi negara. Lembaga-lembaga pendidikan Islam
bermula dari masjid (Dahlan, 1996). Fungsi masjid cukup luas dalam
memberikan kontribusi pembangunan masyarakat, tidak hanya sebagai
sarana ibadah dan penyucian dosa saja, tetapi dalam bidang pendidikan,
sosial, politik, serta masalah kenegaraan diselesaikan atau
dimusyawarahkan di masjid. Tak jarang kita menemukan sekolah-sekolah
yang berada di sekitar masjid, karena dari masjid itulah lembaga-lembaga
pendidikan tumbuh dan berkembang.
Nursaid mengatakan pendidikan Islam sebagai subsistem pendidikan
nasional perlu melakukan perubahan paradigma dalam pendidikan, paling
tidak pendidikan akan berpengaruh terhadap perubahan pada masyarakat.
Proses perubahan paradigma yang mengarah pada perubahan sistem
pendidikan harus dilakukan secara terencana dengan langkah-langkah yang
strategis, yaitu mengidentifikasi berbagai problem yang menghambat
31
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
32
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
33
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
Amalbakti Muslim Pancasila ini di ambil dari potongan gaji para PNS pada
masa itu.
Provinsi Maluku khususnya di kota Ambon terdapat 4 unit masjid
YAMP yang berlokasi di kampus IAIN Ambon, kampus UNPATTI, kampung
Tihu, dan BTN Wayame. Sebagian masjid-masjid ini telah mengalami
perkembangan, penambahan bangunan, renovasi, ada yang berkembang
menjadi yayasan sendiri sehingga memiliki lembaga pendidikan, dan
pastinya tetap konsisten menjadi lembaga dakwah dalam membagun
masyarakat yang Islami.
Peneliti melihat beberapa kegiatan yang selalu rutin dilakukan di
masjid Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila. Dosen, mahasiswa, bahkan
juga masyarakat umum menggunakan masjid sebagai lembaha dakwah
peningkatan iman dan takwa. Mahasiswa menjadikan masjid sebagai
sekretariat, tempat rapat, tempat pembinaan, dan lain sebagainya.
Selain itu masjid YAMP ini menarik untuk diteliti karena beberapa hal:
1). Masjid YAMP memiliki bentuk dan karakter yang sama diseluruh
Indonesia; 2). Dana pembangunan masjid bukan dari masyarakat sekitar,
tetapi berasal dari YAMP sendiri, masyarakat setempat hanya menyediakan
lahan untuk pembangunan masjid; 3). Masjid ini memiliki nilai historis
tersendiri karena diresmikan langsung oleh presiden soeharto sebagai
inisiator; 4). Memiliki kontribusi dalam membangun masyarakat muslim
Indonesia.
Didiek Suharjanto dkk dengan judul “Kinerja Termal pada masjid
Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila” Dari penelitian ini ditemukan bahwa
ada kesesuaian atau kenyamanan untuk masjid tipe 15 bila dibangun di
daerah dataran rendah seperti Surabaya. Penelitian ini hanya fokus tentang
tingkat efektifitas elemen pembentukan termal terhadap kinerja termal
bangunan masjid Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila dan tidak membahas
unsur-unsur lainnya (Suharjanto, 2017). Penelitian ini tidak menyentuh
bidang pendidikan atau pembangunan masyarakat.
34
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
35
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
36
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
Indonesia masjid berarti rumah atau bangunan tempat beribadah orang Islam
(KBBI, 2008).
Secara terminology untuk mendapatkan makna “masjid” yang integral,
maka harus ditinjau dari berbagai segi, dari historis dan filosofis. Hal ini
sebagaimana di katakan Mukti Ali (1987), bahwa masjid hendaknya dipahami
sebagai bagian dari masyarakat sekitarnya.
Pengertian masjid sebagaimana disebut di atas, relevan dengan sifat
Islam yang universal, eksternal dan berkeseimbangan. Islam yang
kosmopolit (sebagai rahmatan li al „alamiin) meliputi berbagai dimensi hidup
dan kehidupan manusia. Sedangkan masjid adalah pusat kegiatan
keagamaan umat Islam. Oleh karena itu masjid bukanlah semata-mata
sebagai simbol kemegahan dan keberadaan umat Islam yang tidak memberi
pengaruh kepada lingkungan kehidupan kaum Muslimin, tetapi persoalan
masjid adalah persoalan yang menyangkut kualitas kehidupan umat Islam.
Hal ini terbukti strategi yang digunakan Rasulullah Muhammad SAW, dalam
melakukan perjalanan ke Madinah, langkah yang diambil adalah
membangun masjid, bukan membangun pasar, dan masjid yang dibangun
adalah masjid Quba di Madinah.
1. Masjid Sebagai Tempat Pendidikan Islam
Dalam perspektif Islam pendidikan nasional, dikenal adanya dua jalur
penyelanggaraan pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah (sekolah formal)
dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal dan informal).
Kedua jalur pendidikan tersebut saling komplementer dalam sistem
pendidikan nasional (Tilaar, 1992). Dalam hal pendidikan luar sekolah ini,
pelaksanaannya tidak seperti pendidikan jalur sekolah formal. Ciri khas yang
paling menonjol dari pendidikan luar sekolah ini adalah memiliki keluwesan
tersendiri berkenaan dengan waktu dan lama belajar, usia peserta didik, isi
pelajaran cara penyelenggaraan pengajaran dan cara penilaian hasil
evaluasinya.
Pendidikan Agama Islam di Indonesia yang diselengarakan di masjid
telah disiyaratkan dan diakui eksistensinya secara yuridis-formal. Dengan
37
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
kata lain, masjid sebagai salah satu lembaga pendidikan keagamaan di luar
sekolah-formal, telah mendapat pengakuan atau legitiminasi secara yuridis-
formal, untuk menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan agama
Islam. Oleh karena itulah bagaimana sekarang mewujudkan masjid sebagai
alternativ pengembangan pendidikan agama Islam, yang sudah memiliki
pengakuan sah jalur luar sekolah sebagaimana tersebut di atas (Mukti,
2017).
Menurut Fuad Yusuf dalam Jumaeda dkk, Guru merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
khususnya Guru Pendidikan Agama Islam, karena disamping mempunyai
peran mentransfer ilmu, guru PAI juga mempunyai peran dalam membantu
proses internalisasi moral kepada siswa. (Jumaeda dkk, 2018: 28-38). Maka
perlu memberikan bantuan pendidikan baik secara formal maupun
nonformal, baik di masjid maupun di sekolah untuk peningkatan dan
pengembangan pendidikan agama Islam.
Masjid, dalam perspektif pendidikan nasional di Indonesia adalah
merupakan wadah atau lembaga pendidikan Islam yang akomodatif terhadap
apersepsi umat Islam dan berorientasi kepada pelaksanaan misi Islam
melalui tiga dimensi pengembangan kehidupan manusia, yaitu: 1). Dimensi
kehidupan ukhrawi yang mendorong manusia untuk mengembangkan dirinya
dalam pola hubungan yang serasi dengan Tuhannya. 2). Dimensi duniawi
yang mendorong manuisa sebagai hamba Tuhan untuk mengembangkan
diri, 3). inya dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai Islam. 4).
Dimensi kausalitas hubungan dunia dan akhirat yang mendorong manusia
untuk berusaha menjadikan diri-nya sebagai hamba yang utuh dan paripurna
dalam ilmu dan amal, serta sekaligus menjadi pendukung dan pelaksanaan
nilai-nilai Islam.
Dimensi pengembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam
termasuk masjid sebagaimana di atas adalah berpijak untuk mencapai cita-
cita yang ideal, yaitu identitas Islam dijadikan sebagai daya pokok dari tugas
38
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
39
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
40
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
dan tempat penerima tamu kenegaraan. 9). Tempat menahan tawanan. 10).
Dan pusat penerangan, informasi dan pembelaan.
Kemudian fungsi masjid mulai berubah pada masa khalifah Umar bin
Khattab, yang membangun fasilitas di dekat masjid, agar fungsi masjid
difokuskan kepada kegiatan yang bermakna ukhrawi (Sucipto, 2000).
3. Masjid Kampus dan Pengelolaannya.
Keberadaan lembaga yang mengatur kegiatan masjid kampus baik
bentuk yayasan maupun langsung di bawah pengawasan universitas
merupakan bentuk keseriusan dalam memakmurkan dan meningkatkan
peran masjid bagi warga kampus dan masyarakat pada umumnya. Seiring
waktu peran dari lembaga masjid semakin vital, mengingat kebutuhan
jamaah akan ilmu keagamaan makin tumbuh dan berkembang serta
permasalahan umat yang makin komplit. Tak jarang masjid yang
manajemennya kurang baik dan penawaran program kegiatan yang kurang
menarik akan ditinggal oleh jamaah.
Menurut AF. Djunaidi dkk, empat masjid kampus di Indonesia bisa
dijadikan contoh sebagai masjid yang menunjang bagi mahasiswa dalam
menuntut ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama. Empat masjid kampus
di yogyakarta yaitu, masjid Kampus UGM, masjid UIN SUKA, masjid Ulil
Albab UII, dan masjid Al-Mujahidin UNY, masing-masing masjid kampus
memiliki program rutin dan unggulan. Kajian rutin masjid UGM yaitu, ahad
pagi dan sore, materi tafsir. Selanjutnya hari rabu minggu pertama dan ketiga
materinya tafsir. Sedangkan kamis sore, kajian menjelang buka puasa
materinya lebih kontemporer. Sedangkan kegiatan-kegiatan luar masjid yang
mengurusi dan mengerjakan program dari UKM Jamaah Shalahudin (JS)
dan JS tidak dibawah takmir. Namun, JS ada koordinasi dengan takmir
karena sama-sama bertujuan memakmurkan masjid. Sementara kajian
Akbar kebanyakan digunakan oleh pihak luar, seperti kajian Uts Firanda
Andirja dan KH AaGym yang didatangkan oleh Dompet Peduli Umat dan
Tauhid (DPUD). Penggunaan masjid kampus UGM boleh dari kelompok
41
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
mana saja asal tidak ada kegiatan di masjid, yang penting pas jadwalnya dan
dalam koridor Qur'an dan Sunnah.
Terkait masjid kampus, Qodir Zuly dkk, mengatakan Optomalisasi
fungsi seperti inilah yang terjadi di masjid-masjid kampus yang dari sisi
kualitas sumberdaya jamaahnya relatif lebih maju. Masjid kampus umumnya
dikelola melalui manajemen yang lebih baik dibandingkan masjid-masjid
pada umumnya. Hal ini karena para aktifis adalah warga kampus dengan
konsentrasi yang belum terbagi (Zuly, 2010).
4. Masjid Kampus dan Penguatan Ideologi Islam
Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan
membentuk karakter mahasisiwa. Dengan adanya masjid kampus
diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkanya sebagai sarana
pengembangan kompetensi diri, memupuk dan memperkuat karakter diri
melalui kajian-kajian keagamaan Islam, peribadatan maupun sebagai pusat
syiar Islam kepada masyarakat luas.
Azyumardi Azra membagi corak berpikir mahasiswa kedalam tiga
kelompok: pertama, yang merupakan kelompok mayoritas “common” muslim,
yakni mahasiswa muslim yang mengamalkan ajaran Islam seadanya serta
cenderung tradisional dan konvensional. Kedua, para mahasiswa yang
berlatar belakang keagamaan sangat kuat dan mereka merasa perlu
mengembangkan dirinya yang dalam konteks keagamaan adalah untuk lebih
meningkatkan pemahaman mereka tentang Islam, dan dalam konteks
akademis adalah untuk meningkatkan kemampuan berorganisasi dan
keterampilan ilmiah. Dimasa lalu kelompok mahasiswa demikian cenderung
memilih bergabung dengan organisasi kemahasiswaan Islam, terutama
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Ketiga yakni kelompok
mahasiswa yang lebih berorientasi kepada pengamalan Islam secara
menyeluruh, kaffah. Kelompok-kelompok mahasiswa ini, apa karena
pengaruh gerakan organisasi internasional Islam Ihwanul Muslimin (Mesir),
Jama‟at Islami (Pakistan), dan organisasi-organisasi Islam lainnya, atau
42
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
43
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
44
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
METODE PENELITIAN
a. Tipe dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang pada
prinsipnya ingin memberikan, menerangkan, mendeskripsikan secara kritis,
atau menggambarkan suatu fenomena, suatu kejadian, atau suatu peristiwa
interaksi sosial dalam masyarakat untuk mencari dan menemukan makna
(meaning) dalam konteks yang sesungguhnya (natural setting) (Yusuf, 2014).
Penelitian ini juga memilih tipe studi kasus (Case Studies) yakni suatu proses
pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail, intensif,
holistik, dan sistematis tentang orang, kejadian, social setting (latar sosial,
atau kelompok dengan menggunakan berbagai metode dan teknik serta
banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang,
kejadian, latar alami (social setting) itu beroperasi atau berfungsi sesuai
konteksnya. (Yusuf, 2014).
Kemudian dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan dua
pendekatan. Pertama pendekatan historis untuk mengungkap kronologis,
keberadaan, pertumbuhan dan perkembangan masjid Amalbakti Muslim
Pancasila. Yulis menjelaskan bahwa historical aproach is the studi of the
past and historical data can be used to understand present social problems
45
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
(Yulian, 1989). Artinya pendekatan sejarah studi tentang masa lampau dan
data-data sejarah yang dapat digunakan untuk memahami masalah-masalah
sosial sekarang. Dengan mengetahui sejarah, maka dapat membantu
peneliti dalam menganalisis perkembangan masjid Yayasan Amalbakti
Muslim Pancasila.
Pendekatan kedua yaitu pendekatan fenomenologis guna mengungkap
dan menggali kegiatan-kegiatan apa saja yang pernah dilakukan Yayasan
Amalbakti Muslim Pancasila, serta menggali makna simbol-simbol masjid di
masjid Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila. Masjid Yayasan Amalbakti
Muslim Pancasila dijadikan sebagai objek penelitian, dengan menggunakan
masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, baik kegiatan keagamaan
maupun kegiatan kemasyarakatan.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sampel area dalam penelitian ini adalah
Kecamatan Sirimau, dan Teluk Ambon yang kesemuanya masih masuk
dalam wilayah kota Ambon Provinsi Maluku. Karena di dua kecamatan inilah
terdapat 4 (empat) buah masjid Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila dan
berada pada lokasi pendidikan yaitu di kampus IAIN Ambon, Kampus
UNPATTI, Perumahan Wayame, dan Kampung Tihu Perumnas Poka.
c. Subjek Penelitian
Adapun informan atau subyek penelitian dalam penelitian kualitatif
berkembang terus atau menggelinding (snowball) secara berkelanjutan
sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan atau jenuh
(redundancy) Gunawan, 2016).
Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui,
berkaitan atau menjadi ta‟mir masjid YAMP di Kota Ambon. Mereka
diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran terperinci tentang
perkembangan masjid YAMP di Kota Ambon. Setelah dilakukan studi
pendahuluan, selanjutnya ditetapkanlah beberapa pihak yang menjadi subjek
dalam penelitian ini yang merupakan informan kunci dan informan biasa.
46
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
47
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
48
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
49
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
diresmikan pada tahun 1986, artinya jika dihitung usia masjid hingga tahun
2020 ini berarti masjid muhajirin ini telah berusia 34 tahun. Jika dikaitkan
dengan waktu dibentuknya Yayasan Amhalbhakti Muslim Pancasila yaitu
tahun 1982, maka selang waktu yang tidak lama pembangunan masjid
muhajirin telah masuk di Ambon. Pembangunan masjid Muhajirin ini bisa jadi
di mulai di tahun-tahun sebelumnya entah 1 atau 2 tahun sebelumnya karena
untuk membangun sebuah bangunan besar pasti membutuhkan waktu yang
relatif panjang.
Menyusul 3 masjid berikutnya yaitu masjid Imam Rijali IAIN Ambon
yang diresmikan pada tahun 1996, masjid Gemilaha Majirah Kampus
UNPATTI, dan masjid Daarun Naim Wayame tahun 1998. Sesuai informasi
dari narasumber bahwa ketiga masjid ini dalam pengajuan proposal
bersamaan waktu itu, bisa jadi waktu pembangunannya pun bersamaan,
akan tetapi berbeda pada waktu peresmiannya. Sebagaimana yang
disampaikan Hasan Pattikupang bahwa pada saat dibangun masjid Imam
Rijali Kampus IAIN Ambon, pembangunan masjid di Gemilaha Majirah
Kampus UNPATTI dan masjid Daarun Naim juga sedang dalam pengerjaan.
Diperkuat informasi dari Imam Musonep, beliau menceritakan bahwa
pengajuan proposal masjid pada saat itu di wakili bapak Waskito bahwa ada
3 proposal yang diajukan kepada Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila.
Kedua informasi ini dapat dijadikan dasar pegangan bahwa memang
pembangunan dan pengajuan untuk mendapatkan bantuan berupa
bangunan masjid ini dilakukan secara bersamaan dan proses
pembangunannya pun bersamaan, hanya dalam proses peresmiannya yang
berbeda-beda.
Kini masjid-masjid peninggalan Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila
ini telah mulai mengadakan perbaikan dan pelebaran, serta telah
berkembang sesuai tuntutan zaman. Masjid Muhajirin Kampung Tihu Desa
Poka adalah masjid yang pertama di bangun adalah masjid yang mula-mula
membangun Madrasah Aliyah (MA) yang di bangun di samping kiri masjid,
namun akibat kerusuhan Ambon tahun 1999 bangunan ini hancur terbakar
50
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
51
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
52
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
53
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
mendekatkan diri mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu lebih penting
selain didalam masjid tersebut memiliki ketenangan dan kenyamanan dalam
melakukan ibadah, disamping itu juga keberadaan masjid YAMP sangat
dibutuhkan oleh para warga karena keberadaannya yang baik ibadah yang
dilakukan juga terasa lurus dan rapat karena tidak adanya pembatas seperti
di masjid-masjid yang lain yang memiliki tiang didalam mesjid yang
menjadikan shaf sholat ada yang terputus. Selain itu juga masjid YAMP
sangat baik desainnya karena dalam penyampaian khotbah maupun
pengajian tidak dihalangi oleh oleh tiang sehingga jelas kelihatan yang
mengkhotbah dan memberikan materi jika dilakukan di dalam masjid, selain
itu juga ruang masjid terasa luas karena tidak ada tiang yang ada
didalamnya.
Masjid sebagai salah satu pemenuh kebutuhan spiritual sebenarnya
meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan shalat, namun
masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja. Tetapi juga
merupakan pusat kegiatan sosial kemasyarakatan dimasa rasululah SAW,
selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri‟tikaf, masjid di
pergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar dan
mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu). Selain itu masjid juga berfungsi
sebagai tempat sosial kemasyarakatan seperti silaturahmi untuk memperkuat
persaudaraan, tempat menimba ilmu, tempat pengumpulan dana zakat, infaq
dan sadakah, lembaga solidaritas dan bantuan kemanusiaan, dan tempat
bergotong royong di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
3. Analisis Kontribusi Masjid YAMP dalam Pembangunan Masyarakat
Muslim di Kota Ambon
Masjid merupakan wadah yang strategis dalam membina dan
menggerakkan potensi umat Islam untuk mewujudkan sumber daya manusia
(SDM) yang tangguh dan berkualitas. Sebagai pusat pembinaan umat,
eksistensi masjid kini dihadapkan pada berbagai perubahan dan tantangan
yang terus bergulir di masyarakat. Isu globalisasi dan masyarakat informasi
merupakan fenomena yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Semakin
54
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
55
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
56
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
untuk berkembang ke arah yang lebih baik, maka secara luas masjid
berubah menjadi lambang kebesaran Islam, pusat pengembangan ilmu
sehingga memotivasi lingkungan atau jama‟ahnya untuk berdaya dan sadar
akan pentingnya pendidikan, perekonomian, kegiatan sosial, budaya sampai
politik, sebagai eksistensi masyarakat itu sendiri.
Pengembangan sumber daya manusia melalui pemberdayaan
ekonomi masjid merupakan sebuah cita-cita besar tentang revitalisasi fungsi
Masjid sebagai wadah pemberdayaan untuk kesejahteraan umat Islam. Cita-
cita besar ini merupakan sesuatu yang sangat historis dan sesuai dengan
konteksnya karena dalam Islam idealnya masjid adalah pilar utama dalam
pembinaan para jemaah dan tokoh-tokoh Islam. Namun, terpenting bagi
pembentukan masyarakat Islam. Karena masyarakat muslim tidak akan
terbentuk secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen terhadap
sistem, akidah dan tatanan Islam. Hal ini tidak akan dapat dimunculkan
kecuali dari Masjid.
PENUTUP
Sejarah Masjid YAMP yang berada di Provinsi Maluku terdapat 6 buah
masjid. Keberadaanya 4 buah di Kota Ambon yaitu 1 buah di Kampus IAIN
Ambon, 1 buah di Kampus UNPATTI, 1 buah di Kelurahan Tihu/Perumnas
Poka, dan 1 buah di BTN Wayame. Sedangkan 1 masjid lagi berada di
Kabupaten Maluku Tenggara tepatnya di samping RSUD Kota Tual, 1 masjid
lagi diberada di Banda Naira Tanah Rata yang didirikan pertama kali pada
tahun 1986. Serta Model memakmurkan masjid YAMP oleh takmir masjid
atau masyarakat sekitar selain ibadah, dilakukannya kajian-kajian, diskusi-
diskusi dan juga kegiatan-kegiatan sosial yang berguna untuk masyarakat
serta jamaah masjid masjid YAMP di kota Ambon.
Tanggapan masyarakat tentang keberadaan masjid YAMP adalah
sangat dibutuhkan karena keberadaannya yang baik, dan sangat membantu
proses ibadah sekaligus mendekatkan diri mereka terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Selain itu masjid tersebut memiliki ketenangan dan kenyamanan
dalam melakukan ibadah kaena tidak ada pembatas. Selain itu juga masjid
57
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
DAFTAR PUSTAKA
58
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
[9] Bakar, Abu. Sejarah Masjid Dan Amal Ibadah Dalam Islam Jakarta
Fa. Adil.
[10] Bani, Sudin. Kontribusi Pesantren dalam Sistem Pendidikan Nasional
Auladuna, Vol. 2 No. 2 Desember 2015: 264-273 Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 36
Samata Gowa.
[11] Bhakti, N. Yudi. Pengertian Kontribusi (diakses dari 2012 http:// artikel
terkait, eprints.uny.ac.id/8957/3/BAB%202-08502241019.Pdf.
[12] Cholid, Nur. Kontribusi Filsafat Pragmatisme Terhadap Pendidikan
Magistra Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Volume 4., No.
1 Maret 2013 FAI Unwahas Semarang.
[13] Dahlan, Abdul Aziz et. Al., Ensiklopedi Hukum Islam. Jilid 6, Cet. I;
Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.
[14] Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahanya, Depok:
Cahaya Qur‟an 2011.
[15] Dikuti dari http://a-research.upi.edu/operator/upload/bab_ii(12).pdf
dalam Anne Ahira, Terminologi Kosa Kata, Jakarta: Aksara, 2012.
[16] Djunaidi, AF. Lukman A. Irfan, Edi Safitri, Kebangkitan Masjid
Kampus di Yogyakarta: Eksklusif atau Inklusif, dalam Millah, Jurnal
Studi Agama, Dialektika Agama dan Realitas Sosial Masyarakat (Vol.
XV, No. 2, Februari 2016. Diterbitkan oleh: Program Pascasarjana
Magister Studi Islam Fakultas Ilmu Aama Islam Universitas Islam
Indonesia.
[17] Engku, Iskandar dan Siti Zubaidah, M.Ag. Sejarah Pendidikan Islam,
Cet. I: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
[18] Giri, I Made Ariasa. Kontribusi Sarana Pendidikan Terhadap Kualitas
Pendidikan Di Sekolah, Jurnal Penjaminan Mutu, Fakultas Dharma
Acarya IHDN Denpasar.
[19] Jumaeda ST, La Rajab, Nur Khozin, et. al, Pemberdayaan Guru
Pendidikan Agama Islam Melalui Peningkatan Kompetensi Guru
Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Waimital al-Iltizam: Jurnal Pendidikan
59
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
60
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
61
a l - i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No. 1, Juni 2021
62