23101-Article Text-71139-1-10-20211130

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISBN: 987-602-72245-6-8

Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals


with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

Vulvitis: Gambaran Klinis, Etiologi dan Pilihan Pengobatan


(Tinjauan literatur)
EVELINE WIDJAJA1, RENDY SINGGIH2
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUD Cimacan
Jl. Raya Cimacan No.17A Cianjur, Indonesia. 43253
Email: [email protected]
2
Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUD Cimacan
Jl. Raya Cimacan No.17A Cianjur, Indonesia. 43253
Email: [email protected]

ABSTRACT
Vulvitis is an inflammation of the female vulva reproduction organs wich is characterized by
symptoms og itching, burning and thick discharge from the genitals. The cause of vulvitis can be caused
by irritaion which then causes infection, or that infection itself. Causes of infection include fungi,
viruses, bacteria, and parasites. The most common causes of infection are bacterial vulvovaginitis and
the most common causes of non-infectious are irritants and allergies. Risk factors for vulvitis include
young age, hormonal condition, sexual activity with another partners, history of disease such as diabetes
mellitus, HIV, or allergies, use of feminine hygiene products that can causes irritation, douching habits,
wearing too tight clothes, bad hygiene and smoking. Examination that can be done to ensure vulvitis
can be directed with anamnesis, directed physical examination and also supporting examinations.
Therapies for vulvitis include non-pharmacological and pharmacological therapies, the point to this
theraphy is the hygiene of the reproductive organs. Because women need to be equipped with knowledge
about this condition because its frequent occurrence and when it occurs, proper management can reduce
its severity.

Keywords: hygine; reproduction organs; vulvitis; women

INTISARI
Vulvitis merupakan peradangan pada organ reproduksi vulva wanita yang ditandai dengan gejala
gatal, perih dan keluarnya cairan kental dari kemaluan. Penyebab vulvitis dapat disebabkan karena
iritasi kemudian menyebabkan infeksi, ataupun infeksi itu sendiri. Penyebab infeksi meliputi jamur,
virus, bakteri dan parasit. Penyebab tersering dari infeksi adalah vulvovaginitis bakterialis dan penyebab
tersering akibat non-infeksi adalah iritan dan alergi. Faktor risiko dari vulvitis antara lain usia muda,
kondisi hormonal, aktivitas seksual yang sering bergonta-ganti pasangan, riwayat penyakit seperti
diabete melitus, HIV ataupun alergi, penggunaan produk pembersih area kewanitaan yang dapat
menyebabkan iritasi, kebiasaan douching, menggunakan pakaian dalam terlalu ketat, kebiasaan higiene
buruk dan merokok. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan vulvitis dapat diarahkan
dengan anamnesis, pemeriksan fisik terarah dan juga untuk membantu dapat dilakukan pemeriksan
penunjang. Terapi untuk vulvitis antara lain dapat dilakukan terapi non farmakologis dan farmakologis,
kunci dari terapi tersebut yaitu higienitas dari bagian organ reproduksi. Oleh karena kaum wanita perlu
dibekali pengetahuan mengenai kondisi ini mengingat kejadiannya yang seringkali terjadi dan apabila
sudah terjadi, penatalaksanaan yang tepat dapat mengurangi keparahan yang ada.

Kata kunci: higienitas; organ reproduksi; vulvitis; wanita

PENDAHULUAN merupakan organ kelamin luar wanita yang


Vulvitis didefinisikan sebagai suatu terdiri dari klitoris, bibir kemaluan (labia), dan
peradangan pada vulva yang ditandai dengan muara liang vagina. Sedangkan, vagina
gejala rasa gatal dan perih di area kemaluan merupakan alat reproduksi wanita yang terletak
wanita serta keluarnya cairan kental dari di bagian dalam rongga panggul dan berfungsi
kemaluan yang berbau tidak sedap.(Ikatan sebagai penghubung vulva dengan rahim
Dokter Indonesia, 2017). Vulva sering kali (uterus).(Drake et al., 2019).
disalahartikan oleh orang awam sebagai vagina. Peradangan pada vulva dapat disebabkan
Vulva berbeda dengan vagina. Vulva oleh proses infeksi maupun iritasi. Vulvitis

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 79


ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

akibat infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, HASIL DAN PEMBAHASAN


virus, jamur, maupun parasit. Iritasi pada vulva Kejadian vulvitis melibatkan berbagai
dapat disebabkan oleh riwayat kontak organ mekanisme. Di masa usia reproduktif, vagina
kelamin luar wanita dengan beberapa produk wanita yang sehat mengandung banyak flora-
seperti sabun mandi, sabun khusus pembersih flora bakteri normal, baik bakteri jenis Gram
alat kewanitaan, sampo, tisu toilet, parfum, positif atau negatif maupun jenis aerob atau
deodoran, bedak tabur, atau deterjen. Selain itu, anaerob. Spesies-spesies bakteri yang
iritasi pada vulva juga dapat disebabkan oleh mendominasi lingkungan vagina wanita yang
beberapa aktivitas seperti penggunaan pakaian sehat antara lain Lactobacillus,
dalam yang bukan berbahan katun, berenang, Corynebacterium, Streptococcus, Bacteroides,
atau perlukaan pada vulva akibat gesekan Staphylococcus, dan Peptostreptococcus.
setelah kegiatan bersepeda atau olahraga Beberapa spesies dari flora-flora bakteri normal
berkuda (Ikatan Dokter Indonesia, 2017; John tersebut, yakni Lactobacillus dan
Hopkins Medicine, 2020; Konar, 2014). Corynebacterium, menghasilkan sejumlah zat
Gejala vulvitis bervariasi. Perlu diingat (asam laktat dan asetat dari glikogen) untuk
bahwa vulvitis bisa enjadi keluhan dari kondisi menjaga derajat pH vagina agar tetap rendah.
medis lainnya. Gejala-gejala yang dapat Derajat pH yang rendah berfungsi untuk
muncul saat seorang wanita mengalami vulvitis meminimalisir sifat patogenik dari flora-flora
antara lain: rasa terbakar di daerah vulva, gatal bakteri normal. Derajat pH vagina dapat
di daerah vulva, kemerahan dan bengkak di meningkat seiring bertambahnya usia, fase
daerah vulva, kulit vulva menebal dan bersisik, siklus menstruasi, aktivitas seksual, pemakaian
benjolan berisi cairan (blister) pada vulva, obat kontrasepsi, kehamilan, adanya jaringan
maupun cairan kental dan berbau yang keluar nekrotik atau benda asing di vulva, penggunaan
dari vagina (keputihan).(Ikatan Dokter produk pembersih kemaluan, atau konsumsi
Indonesia, 2017; John Hopkins Medicine, antibiotik (Krapf, 2021).
2020). Penatalaksanaan vulvitis tergantung dari
penyebabnya. Jika vulvitis disebabkan oleh Etiologi Vulvitis
infeksi, dokter akan memberikan obat Vulvitis dapat disebabkan oleh proses
antibiotik, antivirus, antijamur, atau antiparasit infeksi maupun iritasi (Ikatan Dokter
sesuai dengan agen penyebab infeksi. Jika Indonesia, 2017; John Hopkins Medicine,
vulvitis disebabkan oleh iritasi, dokter akan 2020; Konar, 2014). Vulvitis akibat infeksi
meresepkan obat kortikosteroid yang dioleskan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
di area vulva yang meradang.(Fischer, 2001) maupun parasit. Bakteri yang dapat
menyebabkan vulvitis di antaranya adalah
METODE PENELITIAN bakteri piogenik (non-gonokokal) dan dari
Penelian ini menggunakan pendekatan bakteri penyebab penyakit menular seksual
berupa studi literatur dengan data pendukung. seperti N. gonorrhoeae, T. pallidum, H.
Data pendukung tersebut bersumber dari bahan ducreyi, C. trachomatis, K. granulomatis dan
pendukung seperti buku text book, e-book, e- bakteri lainnya seperti M. tuberculosis. Virus
jurnal, hingga tinjauan berbasis website. Data yang dapat menyebabkan vulvitis antara lain
pendukung tersebut kemudian dipilah-pilah Human Papilloma virus, Herpes Simplex virus
sesuai relevansinya dengan studi literatur ini. (HSV), Molluscum contangiosum virus,
Pada akhirnya penulis berikutnya dapat Varicella Zoster virus. Fungi atau jamur yang
menggunakan studi literatur ini sebagai dapat menyebabkan vulvitis adalah Candida
landasan untuk membuat penelitian selanjutnya albicans, dan kelompok jamur Tinea. Parasit
di masa yang akan datang. yang dapat menyebabkan vulvitis adalah
Pthirus pubis, Sarcoptes Scabei, Oxyuris
vermicularis (Konar, 2014).

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 80


ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

Vulvitis akibat iritasi dapat disebabkan gonorrhea, sifilis, dll yang dapat menjadi
oleh riwayat kontak organ kelamin luar wanita penyebab dari vulvitis (Paladine & Desai, 2018;
dengan beberapa produk seperti sabun mandi, Staff, 2019).
sabun khusus pembersih alat kewanitaan, 4. Riwayat penyakit dan riwayat pengobatan
sampo, tisu toilet, parfum, deodoran, bedak medis
tabur, atau deterjen. Selain itu, iritasi pada Adanya penyakit penyerta, seperti
vulva juga dapat disebabkan oleh beberapa vaginitis, diabetes tidak terkontrol, PMS
aktivitas seperti penggunaan pakaian dalam (Penyakit Menular Seksual), penyakit
yang bukan berbahan katun, berenang, atau autoimun, status imunodefisiensi (misalnya:
perlukaan pada vulva akibat gesekan setelah HIV), atau gangguan endokrin, dapat menjadi
kegiatan bersepeda atau olahraga berkuda faktor risiko terjadinya vulvitis (Konar, 2014;
(Ikatan Dokter Indonesia, 2017; John Hopkins Paladine & Desai, 2018; Staff, 2019). Beberapa
Medicine, 2020; Konar, 2014). penyakit kulit penyerta juga ikut berperan
dalam meningkatkan kejadian vulvitis, seperti
Faktor Risiko Vulvitis dermatitis atopi, dermatitis alergi, psoriasis,
Beberapa faktor-faktor yang lichen simplex/planus/sclerosus, kanker kulit
meningkatkan kejadian vulvitis pada seorang (squamous cell carcinoma), impetigo,
wanita antara lain: erysipelas, dan lain-lain (Konar, 2014; Willacy,
1. Usia H., & Tidy, C. 2015). Selain riwayat penyakit,
Pertambahan usia seorang wanita sebagai riwayat pengobatan misalnya konsumsi
faktor risiko vulvitis berkaitan dengan antibiotik, obat steroid, kemoterapi, atau
peningkatan derajat pH vagina. Derajat pH radioterapi juga perlu ditanyakan karena
yang tinggi akan mengubah flora-flora bakteri berhubungan dengan kejadian vulvitis
normal di daerah vagina menjadi bakteri yang (Paladine & Desai, 2018; Staff, 2019).
bersifat patogen (Krapf, 2021). Selain itu, 5. Penggunaan produk kebersihan pada area
dengan bertambahnya usia, kulit pada daerah kewanitaan
vulva akan mengalami atrofi sehingga Penggunaan produk-produk pembersih
meningkatkan risiko terjadinya peradangan seperti sabun ataupun sampo maupun
pada daerah vulva (Paladine & Desai, 2018). penggunaan produk wewangian (seperti
2. Hormonal deodoran atau parfum) pada area vulva dapat
Perubahan hormonal dapat terjadi pada menyebabkan iritasi pada area vulva. Selain itu,
beberapa kondisi, misalnya sedang hamil, beberapa orang memiliki kecenderungan alergi
akibat konsumsi pil kontrasepsi, mendekati terhadap produk-produk tersebut, sehingga
masa pubertas, atau mendekati masa dapat meningkatkan risiko kejadian vulvitis
menopause. Selain itu, defisiensi estrogen juga (Paladine & Desai, 2018).
dapat menjadi faktor risiko vulvitis misalnya 6. Kebiasaan douching vagina
pada anak perempuan yang belum pubertas, Douching vagina adalah suatu tindakan
wanita paska menopause, atau akibat untuk membersihkan vagina dengan cairan
penggunaan medikasi antiestrogen (Paladine & tertentu. Biasanya cairan tersebut dikemas
Desai, 2018; Staff, 2019). dalam sebuah douche, yakni wadah/kantong
3. Aktivitas seksual yang dilengkapi dengan selang atau semprotan
Aktivitas seksual yang tidak aman, yang berfungsi untuk mengalirkan cairan
misalnya sering gonta-ganti pasangan seksual, pembersih ke area kewanitaan. Menurut hasil
hubungan seksual tanpa menggunakan proteksi dari suatu penelitian, tindakan douching vagina
(misalnya: kondom), akan meningkatkan risiko meningkatkan risiko terjadinya penyakit
terjadinya vulvitis. Hal ini terjadi karena vaginosis bakterialis. Hal ini kemungkinan
aktivitas seksual yang tidak aman berhubungan disebabkan oleh terganggunya keseimbangan
dengan penyakit menular seksual seperti jumlah flora-flora bakteri normal di area

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 81


ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

kewanitaan akibat kebiasaan douching vagina 1. Anamnesis


(Shaaban et al., 2013). Pada tahap anamnesis, selain menggali
7. Penggunaan pakaian dalam yang bukan data faktor risiko, dokter perlu menggali gejala-
berbahan katun atau terlalu ketat gejala yang dikeluhkan pasien dengan vulvitis.
Pakaian dalam yang bukan berbahan Perlu diingat bahwa vulvitis bisa menjadi
katun atau terlalu ketat akan mengganggu keluhan dari kondisi medis lainnya. Gejala-
sirkulasi udara di area vulva sehingga area gejala umum yang dapat muncul saat seorang
vulva akan cenderung mudah berkeringat dan wanita mengalami vulvitis antara lain: rasa
menjadi lembab. Vulva yang lembab akan terbakar di daerah vulva, gatal di daerah vulva,
menjadi sarang perkembangbiakan bakteri kemerahan dan bengkak di daerah vulva, kulit
dan/atau jamur sehingga meningkatkan risiko vulva menebal dan bersisik, kulit vulva
kejadian vulvitis (Karo et al., 2019). melepuh, maupun cairan kental dan berbau
8. Status hygiene yang buruk yang keluar dari vagina (keputihan) (Ikatan
Menurut suatu penelitian, kurangnya Dokter Indonesia, 2017; John Hopkins
kebersihan vulva ada hubungannya dengan Medicine, 2020).
kejadian penyakit kandidiasis vulvovaginalis. Pasien dengan vulvitis akibat bakteri
Kandidiasis vulvovaginalis adalah infeksi piogenik sering mengeluhkan nyeri dan gatal
mukosa pada vagina maupun vulva yang yang hebat di area vulva disertai dengan
disebabkan oleh jamur Candida. Status hygiene gangguan berkemih. Selain itu, pasien juga
yang buruk akan menyebabkan flora-flora sering mengeluhkan adanya lesi kulit seperti
bakteri normal di daerah vagina berubah jerawat di area vulva. Pada vulvitis akibat
menjadi bakteri yang bersifat patogen (Nelson penyakit menular seksual, didapatkan faktor
et al., 2018). risiko berupa aktivitas seksual yang tidak aman
9. Kebiasaan merokok (misalnya: sering gonta-ganti pasangan
Kebiasaan merokok telah diteliti dapat seksual). Pada vulvitis akibat infeksi virus,
menurunkan jumlah Lactobacillus spp., yakni pasien akan mengeluhkan timbulnya luka lepuh
salah satu flora normal vagina. Rendahnya pada area vulva (vesikel). Pasien dengan
jumlah flora normal vagina akan menganggu vulvitis akibat infeksi jamur biasanya memiliki
derajat pH vagina yang nantinya dapat menjadi faktor risiko seperti penyakit diabetes tidak
faktor risiko vulvitis (Spence & Melville, terkontrol, imunodefisiensi, atau sedang hamil.
2007). Vulvitis akibat infeksi parasit biasanya ditandai
dengan gejala gatal pada vulva dan anus
Epidemiologi Vulvitis terutama pada malam hari (Konar, 2014).
Biasanya vulvitis terjadi bersamaan 2. Pemeriksaan fisik
dengan vaginitis, sehingga sering disebut juga Pada pemeriksaan fisik berupa inspeksi di
sebagai vulvovaginitis. Penyebab paling umum area vulva, dapat ditemukan tanda-tanda umum
dari vaginitis infeksiosa antara lain vaginosis berikut: kemerahan dan bengkak di daerah
bakterialis (40-50%), kandidiasis vulva, kulit vulva menebal dan bersisik,
vulvovaginalis (20-25%), dan trikomoniasis benjolan berisi cairan (blister) pada vulva,
(15-20%). Sedangkan penyebab non-infeksi ataupun cairan kental dan berbau yang keluar
dari vaginitis, termasuk atrofi, iritan, alergi, dan dari vagina (Ikatan Dokter Indonesia, 2017;
inflamasi vaginitis, jarang terjadi, yakni hanya John Hopkins Medicine, 2020).
menyebabkan 5-10% kasus vaginitis (Paladine Pada vulvitis akibat bakteri piogenik,
& Desai, 2018). dapat ditemukan lesi kulit berupa pustul di area
vulva. Pada vulvitis akibat infeksi virus, dapat
Diagnosis Vulvitis ditemukan lesi kulit berupa vesikel soliter
Vulvitis dapat ditegakkan diagnosisnya maupun berkelompok di area vulva. Pada
berdasarkan data dari anamnesis, pemeriksaan vulvitis akibat infeksi jamur dapat ditemukan
fisik maupun pemeriksan penunjang. makula eritematosa, warna merah terang,
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 82
ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

dengan batas tegas (sirkumskrip) di area vulva. Pemeriksaan penunjang dilakukan


Lesi kulit akibat jamur juga biasanya lebih apabila diagnosis vulvitis berdasarkan etiologi
sering ditemukan di area lipatan-lipatan kulit. sulit ditegakkan melalui anamnesis dan
Vulvitis akibat infeksi parasit ditandai dengan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan
ekskoriasi vulva atau ekskoriasi perianal penunjang yang dapat dilakukan untuk
(Konar, 2014). membantu penegakkan diagnosis vulvitis
3. Pemeriksaan Penunjang berdasarkan etiologinya ditunjukkan pada
Tabel 1.

Tabel 1. Pemeriksaan penunjang vulvitis sesuai dengan etiologinya


Etiologi Vulvitis Pemeriksaan Penunjang
N. gonorrhoeae (penyakit gonorrhea) Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh
vagina/serviks ditemukan diplokokus Gram negatif
intraselular
T. pallidum (penyakit sifilis)  RPR (Rapid Plasma Reagen); atau
 VDRL (Venereal Disease Research Laboratory); atau
 TPHA (Treponema pallidum Hemagglutination Assay)

H. ducreyi (penyakit kankroid/ulkus mole) Sediaan apus dari dasar ulkus dan diwarnai dengan
pewarnaan Gram atau Unna Pappenheim, ditemukan
coccobacillus negatif Gram yang berderet seperti rantai
C.trachomatis  Spesimen dari duh tubuh genital
 Sediaan apus Gram: jumlah leukosit PMN >30/LPB
 Tidak ditemukan etiologi spesifik
 Sediaan basah: tidak ditemukan Trichomonas vaginalis
 Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)
HSV (penyakit herpes simpleks genitalis)  Kultur virus
 Deteksi antigen (dengan enzyme immunoassay atau
fluorescent antibody), atau PCR DNA HSV
 Serologi IgM dan IgG anti-HSV 1 dan 2
Candida spp. (penyakit kandidosis vulvovaginalis)  Pada pemeriksaan sediaan basah (dari spesimen yang
berasal dari duh tubuh vagina di dinding lateral vagina)
dengan larutan KOH 10% ditemukan blastospora dan
atau pseudohifa
 Kultur jamur dengan media Saboraud
Trichomonas vaginalis (penyakit trikomoniasis) Pemeriksaan sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis
(dari spesimen duh tubuh yang berasal dari forniks
posterior), didapati parasit Trichomonas vaginalis dengan
pergerakan flagelanya yang khas
Sumber: Stefansson & Chelmow, 2021

Selain pemeriksaan penunjang pada 4. Lesi dengan pola vaskular atipikal


Tabel 1, biopsi kulit vulva juga dapat dilakukan
sesuai dengan indikasi. Indikasi dilakukannya Diagnosis Banding Vulvitis
biopsi kulit vulva sebagaimana dikeluarkan Menurut Paladine & Desai (2018),
oleh Kementerian Kesehatan Republik vulvitis dapat didiagnosis banding dengan
Indonesia (2015) yaitu sebagai berikut: leukorrhea fisiologis atau vulvodynia yaitu
1. Lesi dimana diagnosis definitif sulit atau sebagai berikut:
belum dapat ditegakkan berdasarkan alasan 1. Leukorrhea fisiologis
klinis Leukorrhea fisiologis adalah keluarnya
2. Suspek keganasan cairan putih/bening dari vagina yang tidak
3. Lesi yang tidak berespons dengan terapi berbau dan tidak menimbulkan gatal dimana
yang lazim / terapi empiris

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 83


ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

sering kali terjadi mendekati siklus menstruasi Penatalaksaanaan Vulvitis


(Reed et al., 2006). Vulvitis dapat diterapi dengan cara
2. Vulvodynia farmakologis maupun non-farmakologis.
Vulvodynia adalah rasa tidak nyaman 1. Terapi farmakologis
pada vulva yang bersifat kronis dan ditandai Lesi vulvitis yang akut dapat diterapi
dengan keluhan berupa rasa terbakar atau dengan kompres menggunakan larutan
perih/menyengat di area vulva. Diagnosis Burrowi, NaCl fisiologis, atau air bersih selama
vulvodynia dapat ditegakkan apabila pasien 20-30 menit setiap 3 jam atau lebih. Pemberian
mengeluhkan rasa tidak nyaman di vulva akibat bedak harus dihindari karena menyebabkan
pemberian tekanan dengan menggunakan oklusi pada permukaan vulva. Pemakaian
cotton swab (indentasi 3-5mm), khususnya di sabun dan air hangat pada area vulva juga
area labia, introitus, dan hymenal sebaiknya dihindari karena dapat memperparah
remnant.(PERDOSKI, 2017). kondisi inflamasi (Karo et al., 2019).
Tatalaksana khusus vulvitis dipilih berdasarkan
etiologinya sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Tatalaksana vulvitis berdasarkan etiologi
Etiologi Vulvitis Pilihan Pengobatan
BAKTERI
Bakteri Piogenik Antibiotik sistemik minimal selama 7 hari.(Stefansson & Chelmow, 2021)
(non-gonokokal) Lini pertama:
 Kloksasilin/dikloksasilin: 4x250-500 mg/hari PO; atau
 Amoksiklav 3x250-500 mg/hari PO; atau
 Sefaleksin PO 25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis
Lini kedua:
 Azitromisin PO 1x500 hari ke-1, dilanjutkan 1x250mg hari ke-2-5; atau
 Eritromisin PO 4x250-500mg/hari; atau
 Klindamisin PO 3x300mg/hari
Gonorrhea Kombinasi 2 regimen obat berikut:
Sefiksim PO 400mg SD atau ceftriaxone IM 250mg SD atau kanamisin IM 2gram SD;
dengan Azitromisin PO 1gram SD atau doksisiklin 2x100mg PO 7 hari (Menaidi et al., 2017)
Sifilis Sifilis stadium 1 & 2: benzatin–benzyl penisilin 2,4 juta IU, dosis tunggal, injeksi
intramuskular.(Menaidi et al., 2017)

Kankroid  Siprofloksasin 2x500 mg/hari PO selama 3 hari; atau


 Eritromisin base 4x500 mg/hari PO selama 7 hari; atau
 Azitromisin 1 g PO SD.(Menaidi et al., 2017)
LGV  Doksisiklin 2x100 mg/hari PO selama 14 hari; atau
(Limfogranuloma  Eritromisin base 4x500 mg/hari PO selama 14 hari.(Menaidi et al., 2017)
venereum)
VIRUS
Kondilomata DOC: tinktura podofilin 25% (harus diaplikasikan oleh dokter)
akuminata Cara: lindungi kulit sekitar lesi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, biarkan selama 4
jam, kemudian cuci. Pengobatan dapat dilakukan seminggu dua kali, sampai lesi
hilang.(Stefansson & Chelmow, 2021)
Herpes genitalis Asiklovir, dosis 5 x 200 mg/hari selama 5 hari, atau Valasiklovir, dosis 2 x 500 mg/hari
selama 7-10 hari.(Ikatan Dokter Indonesia, 2017)
Moluskum Bedah kuretase/enukleasi (Tujuan: mengeluarkan badan moluskum).(Stefansson &
kontagiosum Chelmow, 2021)

Herpes Zoster  Antivirus: (Stefansson & Chelmow, 2021)


 Asiklovir PO 5x800 mg selama 7-10 hari; atau
 Valasiklovir PO 3x1000 mg selama 7 hari; atau

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 84


ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

 Famsiklovir PO 3x250 mg selama 7 hari


JAMUR
Moniliasis/ Tanpa penyulit.(Stefansson & Chelmow, 2021)
kandidiasis  Krim imidazol: mikonazol, klotrimazol, dan butoconazol, selama 3-7 hari; atau
 Nistatin intravagina, 1 kali/hari, selama 10-14 hari
 Sistemik: flukonazol PO 150 mg dosis tunggal
 Infeksi berat akut: flukonazol PO 150 mg diberikan setiap 72 jam dengan total 2 hingga
3 dosis
Tinea  Topikal: krim imidazole (klotrimazol,mikonazol)
 Obat oral: griseofulvin 2x500mg selama 4 minggu (Konar, 2014)
PARASIT
Pedikulosis pubis Pilihan ke-1: gameksan 1% krim, 1x@24 jam. Jika belum sembuh, ulang 4 hari
(PERDOSKI, 2017)
Skabies DOC: Krim permetrin 5% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Dapat diulang
setelah satu pekan.(Stefansson & Chelmow, 2021)
Cacing kremi Antihelmintik: mebendazole (Konar, 2014)

Biasanya fase akut akan mengalami Edukasi dan Promosi Kesehatan


perbaikan dalam waktu 2-3 hari. Jika tidak Vulvitis adalah suatu peradangan pada
mengalami perbaikan perlu dilakukan vulva (organ kelamin luar wanita) yang dapat
reevaluasi, karena dapat terjadi hiperreaktivitas dicegah dengan beberapa hal berikut:
terhadap pengobatan atau infeksi sekunder 1. Perilaku dan aktivitas seksual
yang menimbulkan perburukan. Setelah fase Penerapan perilaku dan aktivitas seksual
akut mengalami perbaikan, dapat dilanjutkan yang aman dapat dilakukan dengan cara
dengan obat topikal, seperti pemberian krim menggunakan kondom saat berhubungan seks,
hidrokortison atau iodohidroksikuin. Obat tidak melakukan hubungan seks di luar nikah,
topikal dalam bentuk salep atau pasta sebaiknya serta menghindari perilaku bergonta-ganti
dihindari sebab dapat menyebabkan oklusi kulit pasangan seks (Menaidi et al., 2017).
vulva (Karo et al., 2019). 2. Higienitas organ genital
Menjaga higienitas organ genital dapat
2. Terapi Non-Farmakologis dilakukan dengan menerapkan kebiasaan buang
Pasien dengan vulvitis perlu memberikan air kecil dan buang air besar yang baik, yakni
perhatian terhadap higienitas vulva dan dengan membersihkan kemaluan dari arah
perineum. Vulva harus selalu dijaga agar tetap depan ke belakang (dari arah vulva ke anus,
bersih, sejuk, dan kering. Pasien perlu bukan dari anus ke arah vulva).(Karo et al.,
diberitahu mengenai kebiasaan berkemih dan 2019).
buang air besar yang baik dengan 3. Menghindari konsumsi obat-obatan yang
membersihkan dari arah depan ke belakang tidak sesuai dengan anjuran dokter
untuk menjauhkan tinja dari daerah Konsumsi obat-obatan, seperti antibiotik
vulvovaginal. Dalam pemilihan bahan pakaian, atau steroid yang tidak sesuai dengan anjuran
hendaknya pasien memperhatikan sirkulasi dokter dapat meningkatkan risiko terjadinya
udara dan menghindari bahan yang vulvitis. Oleh karena itu, pasien disarankan
menimbulkan panas dan mencegah penguapan. untuk mengonsumsi obat-obatan tersebut
Pasien dianjurkan untuk menggunakan pakaian sesuai dengan anjuran dokter (Paladine &
yang tidak ketat dan tidak menghalangi Desai, 2018; Staff, 2019).
penguapan untuk menjaga area vulva agar tetap 4. Menghindari penggunaan produk pembersih
kering (Karo et al., 2019). khusus daerah kewanitaan
Kebiasaan menggunakan produk
pembersih khusus untuk daerah kewanitaan
dapat menganggu derajat pH vulvovagina. Oleh
karena itu, pasien sebaiknya diedukasi untuk
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 85
ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

menghindari penggunaan produk-produk selanjutnya dapat segera dilakukan untuk


tersebut (Paladine & Desai, 2018). mengurangi keparahan.
5. Mengganti pembalut setidaknya setiap
empat jam jika sedang haid UCAPAN TERIMA KASIH
Menurut Vulvar Skin Care Guidelines Puji syukur penulis ucapkan kepada
yang disusun oleh UI Women’s Health Center, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
seorang wanita dianjurkan mengganti pembalut berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
setidaknya setiap empat jam apabila sedang menyelesaikan tinjauan literatur terkait
haid untuk menjaga kelembaban dan Vulvitis: Gambaran Klinis, Etiologi dan Pilihan
kebersihan organ genitalia (Menaidi et al., Pengobatan. Penulis mengucapkan terima kasih
2017). kepada semua pihak yang telah membimbing
6. Menghindari kebiasaan douching vagina dan memberi dukungan dalam proses
Kebiasaan douching vagina akan pembuatan artikel ini, terutama kepada:
mengganggu keseimbangan jumlah flora-flora 1. Dokter dan Staf Bagian Departemen Obstetri
bakteri normal di area kewanitaan. Oleh karena dan Ginekologi RSUD Cimacan
itu, kebiasaan membersihkan area kewanitaan 2. Orangtua dan teman-teman penulis yang
dengan metode douching sebaiknya dihindari telah memberikan dukungan moral dan
(Shaaban et al., 2013). spiritual,
7. Menggunakan celana dalam berbahan katun 3. Semua pihak yang telah memberikan
atau tidak terlalu ketat dukungan dan bantuan selama penyusunan
Vulva harus selalu dijaga agar tetap Karya Tulis Ilmiah ini.
bersih, sejuk, dan kering. Dalam pemilihan
bahan pakaian, hendaknya pasien DAFTAR PUSTAKA
memperhatikan sirkulasi udara dan Drake, Ri., Vogl, A., & Mitchell, A. 2019. Gray’s
menghindari bahan yang menimbulkan panas Anatomy for Students: With Student Consult
Online Access (4th ed.). Netherlands: Elsevier.
dan mencegah penguapan. Pasien dianjurkan Fischer, G. 2001). Treatment of vaginitis and vulvitis.
untuk menggunakan pakaian yang tidak ketat Australian Prescriber. vol. 24(3): 59–61. https:
dan tidak menghalangi penguapan untuk doi.org/ 10.18773/austprescr.2001.067
menjaga area vulva agar tetap kering (Karo et Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinik
al., 2019). Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer (Edisi I). Jakarta: IDI.
8. Menghindari kebiasaan merokok John Hopkins Medicine. 2020. Vulvitis. John Hopkins
Kebiasaan merokok telah diteliti dapat Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/
menjadi faktor risiko vulvitis. Oleh karena itu, health/conditions-and-diseases/vulvitis.
pasien dianjurkan untuk menghentikan Karo, MB., Cahyanti, N., Simanjuntak, F., & Setiarto,
kebiasaan merokok supaya terhindar dari risiko R.H.B. 2019. Relationship between vulva hygiene
and vulvovaginalis candidiasis of reproduction
terkena vulvitis (Spence & Melville, 2007) age woman in public health center Cipayung.
Jurnal Kesehatan Reproduksi. vol. 10(2): 111-
KESIMPULAN 116. https://doi.org/10.22435/kespro.v10i2.1364.
Pemahaman mengenai kondisi penyakit 111-116.
vulvitis perlu diketahui. Kondisi tersebut sering Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015.
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular
kali diderita kaum wanita sehingga dapat Seksual. Jakarta: Kementerian Kesehatan
menimbulkan hendaya ke depannya. Perlunya Republik Indonesia.
pengetahuan yang baik dan benar untuk Konar, H. 2014. DC Dutta’s Textbook of Gynecology
mencegah kejadian tersebut. Oleh karenanya (7th ed.). New Delhi: Jaypee Brother’s.
diharapkan setiap wanita dapat mengetahui Krapf, J. 2021. Vulvovaginitis. MedScape.
https://emedicine.medscape.com/article/2188931-
kondisi-kondisi dan kebiasan tertentu yang overview#a6.
dapat menyebabkan kejadian vulvitis. Namun Menaidi, S., Bramono, K., & Indriatmi, W. (Eds.). 2017.
apabila sudah terjadi, tindakan penatalaksanaan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (7th ed.). Jakrta:
FKUI.

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 86


ISBN: 987-602-72245-6-8
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals
with Biodiversity in Confronting Climate Change
Gowa, 08 November 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

Nelson, T. M., Borgogna, J. C., Michalek, R. D., Robert, Shaaban, O. M., Youssef, A. E. A., Khodry, M. M., &
D. W., Rath, J. M., Ravel, J., Shardell, M. D., Mostafa, S. A. 2013. Vaginal douching by women
Yeoman, C. J., & Brotman, R. M. 2018. Cigarette with vulvovaginitis and relation to reproductive
smoking is associated with an altered vaginal health hazards. BMC Women's Health. vol.
tract metabolomic profile. Scientific Reports. vol 13(23): 1-6. https://doi.org/https://doi.org/
8: 1–13. https://doi.org/10.1038/s41598-017- 10.1186/1472-6874-13-23.
14943-3. Spence, D., & Melville, C. 2007. Vaginal discharge.
Paladine, H.L., & Desai, U.A. (2018). Vaginitis: BMJ. vol 335: 1147–1151. https://doi.org/10.
Diagnosis and treatment. American Family 1136/bmj.39378.633287.80.
Physician. vol. 97(5): 321–329. Staff, M. C. (2019). Vaginitis. https://www.mayoclinic.
PERDOSKI. 2017. Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter org/diseases-conditions/vaginitis/symptoms-
Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Jakarta: causes/syc-20354707.
PERDOSKI. Willacy, H., & Tidy, C. 2015. Vulvitis: Causes,
Reed B.D., Caron A.M., Gorenflo D.W., Haefner H.K. Symptoms, and Treatment. https://patient.info/
2006. Treatment of vulvodynia with tricyclic doctor/vulvitis-proatient.
antidepressants: efficacy and associated factors. J.
Low. Genit. Tract. Dis. vol. 10: 245-251.

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 87

You might also like