Pengaruh Ukuran Perusahaan, Intensitas Aset Tetap, Profitabilitas Dan Thin Capitalization Terhadap Penghindaran Pajak (Judul 12)
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Intensitas Aset Tetap, Profitabilitas Dan Thin Capitalization Terhadap Penghindaran Pajak (Judul 12)
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Intensitas Aset Tetap, Profitabilitas Dan Thin Capitalization Terhadap Penghindaran Pajak (Judul 12)
ABSTRACT
The phenomenon of decreasing taxes received has made the government's attention. In
order to reduce the tax burden paid, there are several ways that taxpayers can, through tax
avoidance or expansion. Corporations that carry out their operational activities in the
territory of Indonesia are required to pay their tax burden to the state. A significant tax
burden will reduce the profit received by the corporation. This study aimed to detect the
effect of company size, fixed asset intensity, profitability, and thin capitalization against to
tax avoidance. The population in this study was the manufacturing sector engaged in the
primary and chemical industries. A total of 41 companies with 123 data were used in this
study. The data used was obtained through the Indonesia Stock Exchange website. The data
analysis technique was the panel data regression model, which was processed using the
program eviews version 12. The results showed that company size did not affect tax
avoidance, while fixed asset intensity, profitability, and thin capitalization had a negative
effect on tax avoidance practices.
Key words: Firm size, fixed assets intensity, profitability, thin capitalization, tax
avoidance
1) PENDAHULUAN
Penerimaan pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara. Menurut UU
No.28 tahun 2007, pajak merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh orang
pribadi atau entitas yang menjalankan kegiatan di suatu negara. Pendapatan
pemerintah yang berasal dari pajak akan didistribusikan untuk kepentingan
masyarakat dalam pembangunan infrastruktur dan akses publik. Penerimaan negara
yang berasal dari pajak memiliki jumlah besar pada periode 2019—2021. Hal ini
tergambar dari data statistik yang menunjukkan bahwa penerimaan pajak
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dari target APBN. Berikut ini data yang
dicantumkan melalui Badan Pusat Statistik.
1 *
Universitas Pancasila, [email protected]
2 †
Universitas Pancasila, [email protected]
3 ‡
Universitas Pancasila, [email protected]
94 BALANCE [VOL.20, NO.1 MARET: 093 – 111]
Tabel 1
Persentase Penerimaan Pajak dari Target APBN Tahun 2019--2021
wajib pajak. Tindakan ini diizinkan secara legal dengan memanfaatkan kelemahan
peraturan perpajakan. Pada tahun 2020, dilansir dalam laporan Tax Justice Network
yang berjudul “The State of Tax Justice 2020: Tax in the time of Covid-19” bahwa
akibat praktik penghindaran pajak di Indonesia membuat Indonesia mengalami
kerugian diperkirakan sebesar Rp68,7 triliun. Jumlah kerugian ini hampir 95%
berasal dari penghindaran pajak yang dilakukan oleh korporasi yang ada di
Indonesia dan sisanya berasal dari wajib pajak orang pribadi.
Fenomena penghindaran pajak di Indonesia dapat dilihat dari rasio pajak
Indonesia. Rasio pajak menunjukkan kemampuan pemerintah dalam
mengumpulkan pendapatan pajak. Maka, disimpulkan bahwa rasio penerimaan
pajak di Indonesia masih belum cukup tinggi karena hanya sebesar 9,11% dari
jumlah wajib pajak yang seharusnya. Walaupun kondisi perekonomian Indonesia
sudah mulai membaik yang dapat dilihat dari aktivitas ekonomi yang sudah
meningkat setelah kondisi pandemi Covid-19, tetapi dapat diartikan bahwa rasio
penerimaan pajak belum optimal. Terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat
memengaruhi penghindaran pajak, yaitu ukuran perusahaan (firm size), intensitas
aset tetap, profitabilitas, dan thin capitalization.
Ukuran persusahaaan (firm size) menunjukkan besar kecil total aset yang
dimiliki perusahaan; ukuran perusahaan yang besar menunjukkan ketersediaan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan juga besar. Dengan demikian, besaran
aset yang dimiliki mengartikan objek yang dikenai pajak dalam perusahaan pun
akan bertambah banyak (Tanjaya & Nazir, 2019). Selain itu, faktor intensitas aset
tetap juga dapat mendeteksi tindakan penghindaran pajak karena perusahaan
dengan aset tetap yang banyak akan menunjukkan biaya penyusutan yang besar
yang akan mengurangi jumlah beban pajak terutang yang dimiliki (Rosdiana &
Hidayat, 2020). Nantinya biaya penyusutan adalah biaya yang dapat mengurangi
laba sebelum pajak pada perusahaan atau termasuk dalam deductible expense
(Afifah & Hasymi, 2020).
Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan
adanya praktik penghindaran pajak. Indikator ini dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba di waktu yang akan datang dari seluruh
kegiatan operasionalnya. Semakin besar laba yang dimiliki akan memengaruhi
96 BALANCE [VOL.20, NO.1 MARET: 093 – 111]
beban pajak terutang yang akan dibayarkan oleh perusahaan (Sulaeman, 2021). Hal
ini dapat memicu tindakan penghindaran pajak karena akan memberikan dampak
positif bagi perusahaan, yaitu meningkatkan laba perusahaan. Indikator yang juga
dapat mendeteksi adanya tindakan penghindaran pajak ialah thin capitalization.
Thin capitalization dapat menjadi pertimbangan yang merujuk pada keputusan
investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi bisnisnya dengan
mengutamakan pendanaan utang dibandingkan menggunakan model ekuitas dalam
struktur modalnya (Salwah & Herianti, 2019). Tindakan pembebanan utang ini
akan berpengaruh pada beban bunga yang berarti bahwa semakin besar beban
bunga yang dimiliki perusahaan, jumlah laba akan berkurang. Hal ini dapat
meminimalisasikan beban pajak terutang yang dimiliki perusahaan. Tindakan ini
dapat memicu praktik penghindaran pajak.
Berkaca pada beberapa sektor, industri dasar dan kimia merupakan industri
yang memiliki peranan penting dalam aktivitas sehari-hari. Barang-barang produksi
yang berasal dari industri ini sangat dibutuhkan oleh manusia, misalnya produksi
kertas, tinta, bahan isolasi, dan bahan bangunan seperti semen. Adanya potensi ini
menjadi pertimbangan penulis untuk melakukan penelitian karena sektor ini
merupakan sektor yang berpola statis dalam kegiatan operasional dan memiliki
potensi pendapatan dari tingkat konsumsi masyarakat sehingga sektor ini
menyumbangkan pajak yang cukup besar kepada pemerintah.
2) LANDASAN TEORI
Apabila semakin besar jumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan, hal itu akan
menjadi pengurangan beban pajak yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut
dapat dijadikan kesempatan untuk melakukan tindakan penghindaran pajak.
Profitabilitas
Menurut Sartono (2012,p.122), rasio profitabilitas adalah suatu kegiatan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan dalam memperoleh laba, total aset, serta modal sendiri.
Menurut Halimtusadiah (2021), profitabilitas adalah sutu rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat efektivitas dari pengoptimalan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan.
Thin Capitalization
Menurut ketentuan dalam Pasal 18 ayat (1) UU PPh dan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 169/PMK, thin capitlization adalah upaya yang dilakukan
oleh wajib pajak dengan cara menggunakan utang lebih banyak sehingga beban
bunga yang dibayarkan berkurang. Thin capitalization merupakan strategi dalam
pembentukan struktur modal yang dimiliki perusahaan dengan mengombinasikan
98 BALANCE [VOL.20, NO.1 MARET: 093 – 111]
kepemilikan utang dalam jumlah besar dan modal yang kecil. Hal ini akan
berdampak pada pengurangan beban bunga sehingga beban pajak yang dibayarkan
akan lebih sedikit. Hal ini dapat mengarahkan tindakan penghindaran pajak.
Profitabilitas (X3)
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran Teoretis
Berdasarkan kerangka pemikiran teoretis, penulis
mengembangkan beberapa hipotesis sebagai berikut:
H1 :Ukuran perusahaan berpengaruh pada penghindaran pajak.
H2 : Intensitas aset tetap berpengaruh pada penghindaran pajak.
H3 : Profitabilitas berpengaruh pada penghindaran pajak.
H4 : Thin capitalization berpengaruh pada penghindaran pajak.
3) METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2015, p.38), variabel merupakan suatu objek yang memiliki
variasi antarvariabel. Identifikasi variabel penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Sumber Data
Data sekunder merupakan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan financial report perusahaan yang tercatat di BEI
tahun 2019--2021. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari laman resmi
BEI www.idx.co.id.
100 BALANCE [VOL.20, NO.1 MARET: 093 – 111]
Tabel 2
Definisi Variabel Operasional dan Pengukuran
No. Variabel Jenis Variabel Indikator Skala
1 Ukuran Independen Firm size= Nominal
perusahaan LnTA
2 Intensitas Aset Independen IAT Rasio
Tetap 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
Deskripsi Data
Dari beberapa kriteria yang sudah ditentukan dalam pemilihan sampel penelitian,
terdapat 41 perusahaan sektor industri dasar dan kimia pada periode 2019--2021
sehingga terdapat sampel penelitian sebanyak 123 sampel dari proses outlier yang
sudah dilakukan.
Tabel 3
Deskripsi Tabel
Keterangan Tahun
2019-2021
Perusahaan sektor industri dasar & kimia yang terdaftar di 78
Bursa Efek Indonesia(BEI) periode 2019-2021
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan (8)
tahunan di Bursa Efek Indonesia(BEI) periode 2019-2021
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak dinyatakan dalam (18)
Rupiah(Rp)
Tidak mengungkapkan data-data yang berkaitan dengan (3)
variabel penelitian dan tersedia secara lengkap
Jumlah Perusahaan yang dijadikan sampel 49
Jumlah Sampel penelitian(49 perusahaan x 3 tahun) 147
Data Outlier (27)
Jumlah data penelitian 123
Statistik Deskriptif
Analisis ini disajikan dengan analisis mean, nilai minimum, nilai maksimum, serta
standar deviasi dari 123 sampel. Analisis ini disajikan dalam Tabel 4:
Tabel 4
Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
ETR FIRMSIZE IAT ROA DER
Dari Tabel 4 yang disajikan telihat bahwa variabel penghindaran pajak yang
diukur dengan ETR menunjukkan nilai minimum sebesar 0,002900, yaitu
102 BALANCE [VOL.20, NO.1 MARET: 093 – 111]
Intikemarik Alamasri Industri Tbk. pada tahun 2019. Untuk nilai maksimumnya
sebesar 0,461800, yaitu Duta Pertiwi Nusantara Tbk. tahun 2020. Rata-rata
indikator ETR sebesar 0,213267.
Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan size menunjukkan nilai
minimum sebesar 19,85250, yaitu ditunjukan oleh Unggul Indah Cahaya Tbk. pada
tahun 2020. Adapun untuk nilai maksimumnya sebesar 32,01060, yaitu perusahaan
Semen Indonesia Tbk. tahun 2019. Rata-rata variabel ukuran perusahaan sebesar
27,10514. Kemudian, rata-rata ukuran perusahaan dengan standar deviasi sebesar
2,993580. Pengukuran variabel intensitas aset tetap menunjukkan nilai minimum
sebesar 0,027700, yaitu ditunjukkan oleh Unggul Indah Cahaya Tbk. pada tahun
2020. Untuk nilai maksimumnya sebesar 0,893100 pada Aneka Gas Industri Tbk.
tahun 2021. Rata-rata indikator intensitas aset tetap sebesar 0,447834. Kemudian,
standar deviasi yang merupakan gambaran tingkat variasi sebesar 0,191961.
Variabel profitabilitas menunjukkan nilai minimum sebesar 0,003100, yaitu
pada Sriwahana Adityakarta Tbk. pada tahun 2020, sedangkan untuk nilai
maksimumnya sebesar 1,079900, yaitu pada Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun
2020. Rata-rata indikator profitabilitas sebesar 0,080317. Standar deviasi tingkat
variasi data profitabilitas sebesar 0,119333. Thin capitalization yang diukur
dengan DER menunjukkan nilai minimum sebesar 0,069600, yaitu Indonesia
Fibreboard Industry Tbk. pada tahun 2021, sedangkan untuk nilai maksimumnya
sebesar 23,91730, yaitu Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2019. Rata-rata
indikator thin capitalization sebesar 1,333076. Dengan rata-rata standar deviasi
sebesar 2,491452.
Dari hasil pengujian di atas diketahui bahwa profitabilitas cross section adalah
0,003, kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 dapat diterima, artinya pendekatan
yang digunakan ialah fixed effect model.
2. Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi dengan Random Effect Model (REM)
Uji statistik F
Dilihat Tabel 5 hasil pengujian regresi bahwa hasil nilai F-statistic sebesar
7,554708 dengan nilai Prob-F Statistic sebesar 0,000019 <0,05. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan, intensitas aset tetap,
profitabilitas, dan thin capitalization secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, INTENSITAS ASET TETAP,
PROFITABILITAS, DAN THIN CAPITALIZATION TERHADAP
105
PENGHINDARAN PAJAK
[GERIKA ULI SINAGA, EKA SUDARMAJI & SHINTA BUDI ASTUTI]
Uji statistik T
Tabel 6
Hasil Pengujian Statistik T
Pembahasan
diartikan bahwa apabila semakin tinggi laba yang dimiliki oleh perusahaan maka
akan semakin rendah ETR yang diterapkan. Hal ini akan menunjukkan bahwa
tindakan penghindaran pajak akan semakin rendah terjadi karena laba yang semakin
tinggi akan membuat perusahaan memiliki beban pajak yang cukup tinggi pula.
Oleh sebab itu, hal ini biasanya memberatkan perusahaan dan nantinya akan
berdampak pada keinginan perusahaan untuk memaksimalkan pendapatan atau
keuntungan yang diterima dengan mengusahakan alternatif lain yang dapat
mendukung perusahaan untuk membayar kewajiban pajaknya lebih rendah. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan Fransisca Sherly (2022) yang menyatakan bahwa
kecenderungan perusahaan untuk mengeluarkan biaya cukup besar untuk kegiatan
operasional daripada membayar pajak. Hal ini juga berkaitan dengan teori modal
struktur, yaitu manajemen perusahaan ataupun pemilik modal akan mencari cara
untuk mengupayakan pengurangan beban perusahaan yang dapat menjadi objek
perusahaan.
5) SIMPULAN
108 BALANCE [VOL.20, NO.1 MARET: 093 – 111]
DAFTAR RUJUKAN
29–42. https://doi.org/10.21070/jas.v4i1.398
Akuntansi, J., Pajak, D., Anggraeni, T., Meita Oktaviani, R., Ekonomika, F., Bisnis,
D., Akuntansi, & Semarang, U. S. (n.d.). Dampak Thin Capitalization,
Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tindakan Penghindaran
Pajak. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21(2), 390–397.
https://doi.org/10.29040/jap.v21i2.1530
Andawiyah, A., Subeki, A., & Hakiki, A. (2019a). Pengaruh Thin Capitalization
terhadap Perhindaran Pajak Perusahaan Index Saham Syariah Indonesia 49,
13(1).
Anggraeni, R. & Febrianti, M. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tax
Avoidance pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, 21.
http://jurnaltsm.id/index.php/JBA
Azzahra, A. D., Hasanuh, N., Suartini, S. & Sulistiyo, H. (2022). Profitabilitas dan
Solvabilitas terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Subsektor Makanan
dan Minuman Periode 2016-2020. Sosio E-Kons, 14(2), 165–173.
Bhato, F. H., & Riduwan, A. (2021). Pengaruh Leverage, Kompensasi Rugi Fiskal
dan Intensitas Aset Tetap terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi (JIRA), 10(4).
Cahyono, D. D., Andini, R., & Raharjo, K. (2016). Pengaruh Komite Audit,
Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (Size),
Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) terhadap Tindakan Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Perbankan yang Listing BEI
Periode Tahun 2011–2013. Journal of Accounting, 2(2).
Frank, M. M., Lynch, L. J., & Rego, S. O. (2009). Tax Reporting Aggressiveness
and Its Relation to Aggressive Financial Reporting. The Accounting Review,
84(2), 467–496.
Herawati, N., & Setiawan, D. (2019). Penelitian Penghindaran Pajak di Indonesia
A B S T R A K. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 15(2).
Indonesia, P. N. R. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 tentang Perpustakaan.
Keuangan, P. S. A. (2008). Diakses dari http://iaiglobal. or. id/v03/standar-
akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-7-psak-1-penyajian-laporan-keuangan
pada tanggal 16 Mei 2018. Kasmir.
Kurniawan, A. M. (2018). Pengaturan Pembebanan Bunga untuk Mencegah
Penghindaran Pajak. Simposium Nasional Keuangan Negara, 1(1), 285–
303.
Marino, G., & Nicolodi, M. (2021). Tax Justice in the Time of Covid-19.
International Congress, 119.
Putri, K. E., Sochib, S., & Yahdi, M. (2019). Pengaruh Intensitas Aset Tetap,
Leverage, Return on Asset, dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran
Pajak pada Perusahaan Dagang Besar yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Proceedings Progress Conference, 2(1), 133–145.
110 BALANCE [VOL.20, NO.1 MARET: 093 – 111]