183-Article Text-1018-2-10-20230920

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Kebidanan Sorong

Vol 2, No 1, Agt 2022


eISSN : 2807 - 7059

PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN WANITA SEBELUM DAN


SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN TENTANG NUTRISI PRAKONSEPSI
Febthia Rika Ramadhaniah1, Oon Fathonah2, Rini Susilawati3
1,2,3
Poltekkes Kemenkes Pontianak
email korespodensi : [email protected]

Artikel history
Dikirim, Jun 24th, 2022
Ditinjau, Jul 16th, 2022
Diterima, Agt 10th,2022

ABSTRACT
Severe maternal nutrition before and at the time of pregnancy can lead to Intrauterine Growth
Restriction (IUGR), Neural Tube Defects (NTDs) and increasing the risk of illness and death. In
West Kalimantan the number of pregnant women at risk of KEK reached 29.7%. In 2015, cases
of IUGR in Pontianak reached 414 people from 12,047 inhabitants. Behavior of preconception
women to prepare their pregnancy by healthy food consumption may reduce the risk of
pregnancy for mother and fetus. Knowledge and attitude can increase that behavior. One of the
efforts to increase knowledge and attitude is through counseling. Objective: to determine the
comparison of knowledge and attitude before and after health education about preconception
nutrition for preconception women. Method: quasi experiment by pre and post test design
without control. The subjects are 40 preconception women by using consecutive sampling
technique. The research instrument used questionnaire. Results: univariate analysis showed
knowledge of preconception women before health education was 55% enough and after health
education became 100% knowledgeable. The attitude of the women before health education was
42.5% negative and after health education became 67.5% positive. Bivariate analysis was using
wilcoxon, obtained p <0,05. Conclusion: there are the comparison of knowledge and attitude
before and after health education about preconception nutrition for preconception women.

Keywords: knowledge; attitude; preconception women; preconception nutrition;

ABSTRAK
Nutrisi buruk ibu sebelum dan saat kehamilan dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan
dan perkembangan otak bayi serta peningkatan risiko kesakitan dan kematian. Di Kalimantan
Barat jumlah ibu hamil dengan risiko KEK mencapai 29,7%. Pada tahun 2015, kasus BBLR di
Pontianak mencapai 414 jiwa dari 12.047 jiwa. Perilaku calon pengantin wanita yang memenuhi
kebutuhan nutrisi prakonsepsi dapat menurunkan risiko komplikasi kehamilan bagi ibu dan
janin. Pengetahuan dan sikap mempengaruhi perilaku. Salah satu upaya peningkatan
pengetahuan dan sikap adalah melalui penyuluhan. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
tentang nutrisi prakonsepsi. Metode Penelitian: eksperimen semu dengan rancangan pre and
post test without control. Teknik sampel adalah consecutive sampling, dengan jumlah sampel 40
calon pengantin wanita. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil: hasil analisis
Febthia, Oon, Rini. Pengetahuan dan sikap calon pegantin 40

univariat menunjukkan pengetahuan calon pengantin wanita sebelum penyuluhan 55%


berpengetahuan cukup dan sesudah penyuluhan menjadi 100% berpengetahuan baik. Sikap
calon pengantin wanita sebelum penyuluhan 42.5% bersikap negatif dan sesudah penyuluhan
menjadi 67.5% bersikap positif. Analisis bivariat menggunakan wilcoxon, didapatakan p < 0.05.
Kesimpulan: terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan tentang nutrisi prakonsepsi.

Kata Kunci: pengetahuan; sikap; calon pengantin wanita; nutrisi prakonsepsi;

PENDAHULUAN
Status nutrisi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
kehamilan dan kesejahteraan bayi. Penanggulangan status nutrisi akan lebih baik jika
dilaksanakan pada saat sebelum hamil (prakonsepsi). KEK (Kekurangan Energi Kronik) dan
anemia merupakan masalah nutrisi pada ibu hamil. Nutrisi yang berkualitas bagi ibu hamil
sangat diperlukan untuk menambah berat badan dan peningkatan cadangan lemak ibu yang
dibutuhkan pada saat masa laktasi (Lister Fertility Clinic, 2016). Nutrisi ibu yang buruk
sebelum kehamilan maupun pada saat kehamilan dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT) sehingga bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan
pertumbuhan dan perkembangan otak bayi serta peningkatan risiko kesakitan dan kematian.
Pemenuhan nutrisi untuk kehamilan dapat dimulai sejak sebelum menikah sehingga diharapkan
kehamilan akan berjalan dengan baik (Rahim, 2013).
Tingkat kecukupan energi perempuan di Indonesia yang masuk ke dalam klasifikasi
sangat kurang mencapai 46,7%, 33,4% kurang, 14,1% normal dan 5,8% lebih besar. Untuk
tingkat kecukupan protein, terdapat 39,0% perempuan di Indonesia masuk ke dalam kategori
sangat kurang, 17,3% kurang, 14,0% normal dan 29,7% lebih besar. Menurut laporan dari
Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI mengenai situasi nutrisi di Indonesia, proporsi
ibu hamil umur 15-49 tahun dengan LILA < 23,5 cm atau berisiko KEK sebesar 24,2%.
Sedangkan di Kalimantan Barat sendiri jumlah ibu hamil yang berisiko KEK mencapai 29,7%.
Untuk kasus BBLR di Kalimantan Barat pada tahun 2011 sampai tahun 2012
cenderung mengalami penurunan. Namun, dari tahun 2013 hingga 2015 terjadi peningkatan
kasus BBLR yaitu dari 1,92% menjadi 2,62% pada tahun 2015 (Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, 2015). Angka lahir hidup di Pontianak adalah 12.047 jiwa dengan kasus
BBLR sebanyak 414 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berkaitan
dengan permasalahan; kekurangan nutrisi, eklampsia dan perdarahan post-partum. Berbagai
upaya kesehatan telah dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia misalnya
dengan peningkatan pengetahuan dan sikap melalui promosi kesehatan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2016), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan
hal, sedangkan sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan.
Pengetahuan dan sikap akan membentuk sebuah perilaku. Adapun faktor yang mempengaruhi
pengetahuan salah satunya informasi yang didapat dari kegiatan penyuluhan (Budiman, 2013).
Promosi kesehatan merupakan proses penyadaran masyarakat, pemberian dan peningkatan
pengetahuan tentang kesehatan dan upaya perubahan perilaku. Dalam menyampaikan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, media sebagai alat peraga penting digunakan untuk
memudahkan penyampaian pesan (Isna, 2011).
Salah satu media yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan nutrisi adalah
lembar balik. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2012) tentang peran media lembar
balik dalam peningkatan perilaku ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan perilaku pada hasil tes sebelum dan sesudah perlakuan (p<0.05).
Kemudian, Fitriani (2015) juga melakukan penelitian tentang pengaruh media lembar balik gizi
terhadap peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki balita. Hasil dari penelitian tersebut
adalah pengetahuan ibu mengalami peningkatan yang bermakna setelah diberi perlakuan
(p<0.05).
Standar I pelayanan kebidanan menyatakan bahwa bidan bertanggungjawab untuk
memberikan penyuluhan kesehatan berkaitan dengan kehamilan termasuk gizi, kesiapan dalam
menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana. Berdasarkan dari data yang
telah dipaparkan dan kaitannya dengan kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan
prakonsepsi melalui promosi kesehatan atau penyuluhan, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai perbedaan pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan tentang nutrisi prakonsepsi di Kelurahan Sungai Bangkong
Pontianak.
METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan
rancangan pre and post test without control. Peneliti hanya melakukan intervensi pada satu
kelompok tanpa pembanding. Efektivitas perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai
post test dengan pre test (Dharma, 2015) Pemilihan sampel menggunakan Non Probability
Sampling, sampel penelitian ini adalah wanita yang akan menikah dan mendaftar di Kelurahan
Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah consecutive sampling, dengan jumlah sampel yaitu 40 calon pengantin wanita.
Febthia, Oon, Rini. Pengetahuan dan sikap calon pegantin 42

Sebelum diberikan penyuluhan kesehatan, responden diberikan kuesioner terlebih


dahulu untuk mengetahui pengetahuan dan sikap awal calon pengantin wanita tentang nutrisi
prakonsepsi. Setelah itu responden akan diberikan penyuluhan kesehatan mengenai nutrisi
prakonsepsi dengan media lembar balik. Selanjutnya peneliti akan memberikan lembar post
test untuk mengetahui pengetahuan akhir calon pengantin wanita tentang nutrisi prakonsepsi
tersebut. Analisis yang dilakukan terbagi menjadi univariat dan bivariat. Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian. Analisis
bivariat untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan dengan media lembar balik tentang nutrisi
prakonsepsi. Jika asumsi tidak terpenuhi (data tidak berdistribusi normal), maka digunakan
Wilcoxon Test yaitu uji beda mean dari 2 hasil pengukuran pada kelompok yang sama
(Dharma, 2015).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis univariat menunjuk karakteristik responden sebagai berikut.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Risiko Umur di Kelurahan
Sungai Bangkong Kota Pontianak

No Kelompok Umur Jumlah Persentase


1 Risiko - -
2 Tidak berisiko 40 100
Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil analisis bahwa 40 responden (100%) pada penelitian ini
berada pada usia yang tidak berisiko yaitu 20 – 35 tahun.

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Sungai
Bangkong Kota Pontianak

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


1 SMA 29 72.5
2 Perguruan Tinggi 11 27.5
Jumlah 40 100

Tabel 2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan
setingkat SMA, yaitu sebanyak 29 orang (72.5%).
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Sungai
Bangkong Kota Pontianak
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Karyawan swasta 21 52.5
2 Tidak bekerja 8 20
3 Mahasiswa 7 17.5
4 Guru honorer 2 5
5 PNS 1 2.5
6 Wirausaha 1 2.5
Jumlah 40 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan swasta,
yaitu sebanyak 21 orang (52.5%).

Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum
Penyuluhan Nutrisi Prakonsepsi di
Kelurahan Sungai Bangkong Pontianak

No Pengetahuan Jumlah Persentase


1 Baik 4 10
2 Cukup 22 55
3 Kurang 14 35
Jumlah 40 100

Tabel 4. menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi penyuluhan sebagian besar


responden memiliki pengetahuan yang cukup (55%) dan terdapat 14 orang yang
berpengetahuan kurang (35%).
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sesudah
Penyuluhan Nutrisi Prakonsepsi di
Kelurahan Sungai Bangkong Pontianak

No Pengetahuan Jumlah Persentase


1 Baik 40 100
2 Cukup - -
3 Kurang - -
Jumlah 40 100

Tabel 5 atas menunjukkan bahwa semua responden memiliki pengetahuan baik terkait
nutrisi prakonsepsi setelah dilakukannya intervensi penyuluhan (100%).
Tabel 5.6.
Distribusi Statisik Berdasarkan Pengetahuan Responden Sebelum dan
Sesudah diberikan Penyuluhan Nutrisi Prakonsepsi
di Kelurahan Sungai Bangkong Pontianak

N Min Max Mean Median SD


Febthia, Oon, Rini. Pengetahuan dan sikap calon pegantin 44

Sebelum 40 1 3 1.75 2.00 0.630


Sesudah 40 3 3 3.00 3.00 0.000

Tabel 6 menunjukkan rata-rata pengetahuan calon pengantin wanita tentang nutrisi


prakonsepsi sebelum diberikan penyuluhan adalah 1.75, nilai minimun 1 (pengetahuan
kurang), nilai median 2.00 (pengetahuan cukup) dan standar deviasi yaitu 0.630. Setelah
diberikan penyuluhan rata-rata pengetahuan calon pengantin wanita menjadi 3.00 (baik), nilai
median 3.00 (baik), dan standar deviasi 0.000. Standar deviasi (SD) menggambarkan sebaran
nilai sampel, semakin kecil nilai SD maka akan semakin baik dari data sebelumnya. Data di
atas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan calon pengantin wanita
setelah diberikan penyuluhan.
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum Dilakukan
Penyuluhan Nutrisi Prakonsepsi
di Kelurahan Sungai Bangkong Pontianak

No Sikap Jumlah Persentase


1 Negatif 23 57.5
2 Positif 17 42.5
Jumlah 40 100

Tabel 7. menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap negatif terhadap nutrisi
prakonsepsi sebelum dilakukannya intervensi penyuluhan (57.5%).
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sesudah Dilakukan
Penyuluhan Nutrisi Prakonsepsi
di Kelurahan Sungai Bangkong Pontianak

No Sikap Jumlah Persentase


1 Negatif 13 32.5
2 Positif 27 67.5
Jumlah 40 100

Tabel 8. menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap nutrisi
prakonsepsi sesudah dilakukannya intervensi penyuluhan (67.5%) dan 13 orang (32.3%) masih
bersikap negatif.
Tabel 9.
Distribusi Statisik Berdasarkan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah
diberikan Penyuluhan Nutrisi Prakonsepsi
di Kelurahan Sungai Bangkong Pontianak

N Min Max Mean Median SD


Sebelum 40 1 2 1.43 1 1.27
Sesudah 40 1 2 1.68 2 1.00

Tabel 8. menunjukkan rata-rata sikap calon pengantin wanita tentang nutrisi prakonsepsi
sebelum diberikan penyuluhan adalah 1.43, nilai median 1 (bersikap negatif) dan standar
deviasi yaitu 1.27. Setelah diberikan penyuluhan rata-rata sikap calon pengantin wanita
menjadi 1.68, nilai median 2 (bersikap positif) dan standar deviasi 1.00. Data di atas
menggambarkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata sikap calon pengantin wanita setelah
diberikan penyuluhan.
Pada analisis bivariat yaitu uji perbedaan pengetahuan responden sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan nutrisi prakonsepsi menggunakan uji Wilcoxon (data tidak
berdistribusi normal) seperti berikut ini.
Tabel 5.10.
Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
di Kelurahan Sungai Bangkong Kota Pontianak

No Test Statistics Hasil Analisis


1 Z -5.421
2 Nilai p 0.00

Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan


sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan nutrisi prakonsepsi menggunakan media lembar
balik (p=0,00). Adanya perbedaan ini dapat dilihat pada tabel 5.4. dimana responden
berpengetahuan baik hanya 10% sebelum penyuluhan, kemudian sesudah diberikan
penyuluhan menjadi 100%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawareng (2014)
yang meneliti tentang pengetahuan dan harapan wanita prakonsepsi terhadap pelayanan
prakonsepsi sebelum dan sesudah penyuluhan di Kecamatan Ujung Tanah. Penelitian tersebut
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) pada tingkat pengetahuan
wanita prakonsepsi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil penelitian juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2013) yang meneliti tentang pengetahuan dan
sikap wanita prakonsepsi tentang gizi reproduksi sebelum dan sesudah kursus calon pengantin
di Kecamatan Ujung Tanah. Penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan (p < 0,05) pada tingkat pengetahuan wanita prakonsepsi sebelum dan sesudah
diberikan kursus calon pengantin wanita.
Teori Lawrence Green (1980) menyatakan faktor predisposisi perilaku yaitu
pengetahuan dan sikap dipengaruhi oleh penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Pengetahuan
Febthia, Oon, Rini. Pengetahuan dan sikap calon pegantin 46

atau kognitif adalah hasil dari tahu yang merupakan domain penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Peningkatan pengetahuan dilakukan untuk merubah
perilaku seseorang dalam memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang nutrisi prakonsepsi
diberikan agar calon pengantin wanita dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat. Menurut
American Pregnancy Association (2017) pemenuhan nutrisi prakonsepsi dapat meningkatkan
kesuburan wanita dan dapat menurunkan resiko kehamilan dengan komplikasi bagi ibu dan
janin. Nutrisi prakonsepsi adalah konsumsi makanan atau minuman yang dilakukan wanita
untuk merencanakan kehamilan.
Untuk meningkatkan pengetahuan calon pengantin wanita tentang nutrisi prakonsepsi,
peneliti melakukan penyuluhan dengan media lembar balik untuk memudahkan penyampaian
pesan. Efektivitas penggunaan lembar balik telah diteliti sebelumnya oleh Rachmawati (2012)
yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan ibu (p<0.05) tentang kesehatan
gigi dan mulut anak sebelum dan sesudah intervensi dengan media lembar balik. Kemudian,
Fitriani (2015) juga melakukan penelitian tentang pengaruh media lembar balik gizi terhadap
peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki balita. Hasil dari penelitian tersebut adalah
pengetahuan ibu mengalami peningkatan yang bermakna setelah diberi perlakuan (p<0.05).
Pengetahuan dipengaruhi oleh usia dan pendidikan. Responden pada penelitian ini
berusia 20-35 tahun. Menurut Budiman (2013) bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Pada usia dewasa individu akan lebih mudah menangkap informasi dan
berperan aktif dalam kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan menuju usia
tua.
Pendidikan responden pada penelitian ini adalah SMA dan Perguruan Tinggi.
Pendidikan berkaitan dengan tingkat pengetahuan seseorang karena pengalaman belajar
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan.
Dalam penelitian ini, responden datang ke Kelurahan Sungai Bangkong secara
bergantian, sehingga penyuluhan dengan lembar balik dilakukan secara individual. Dengan
menggunakan metode penyuluhan individual kontak antara klien dan peneliti lebih intensif,
setiap masalah yang dihadapi pasien dapat digali oleh petugas kesehatan dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien dengan sukarela akan menerima pengetahuan serta dapat
merubah sikap dan perilakunya. Hal ini didukung oleh penelitian Setiyarini (2016) yang
melakukan penelitian tentang efektivitas penyuluhan individual dan pemberian leaflet terhadap
pengetahuan. Hasil uji efektivitas penyuluhan individual diperoleh p = 0.00. Sedangkan
efektivitas pemberian leaflet diperoleh p = 0.01. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai
probabilitas penyuluhan individual lebih rendah dari penyuluhan berkelompok dengan media
leaflet (0.00<0.01), artinya penyuluhan yang dilakukan secara individual terbukti lebih efektif.
Penyuluhan yang diberikan secara individual dengan media lembar balik membuat
peneliti dan responden berkomunikasi lebih intensif di tempat penelitian. Responden dapat
mengajukan pertanyaan pada setiap pergantian lembar balik dan peneliti merasa lebih leluasa
untuk menyampaikan penyuluhan, menjawab pertanyaan serta mengevaluasi. Untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat, sebaiknya media lembar balik untuk penyuluhan
tersebut selanjutnya dapat dikembangkan. Penambahan informasi seperti nutrisi prakonsepsi
berdasarkan berat badan calon pengantin wanita akan memberikan informasi yang lebih akurat
dan sesuai kebutuhan calon pengantin wanita.
Analisis perbedaan sikap responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan nutrisi
prakonsepsi menggunakan uji Wilcoxon seperti berikut ini.
Tabel 5.11.
Perbedaan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
di Kelurahan Sungai Bangkong Kota Pontianak

No Test Statistics Hasil Analisis


1 Z -2.041
2 Nilai p 0.04

Nilai p = 0.04 (p<α) hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan yang
signifikan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan nutrisi prakonsepsi menggunakan media
lembar balik (p=0.04). Adanya perbedaan ini dapat dilihat pada tabel 5.7. dimana responden
yang bersikap positif sebanyak 42.5% sebelum penyuluhan, kemudian sesudah diberikan
penyuluhan menjadi 67.5%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2013) yang
meneliti tentang pengetahuan dan sikap wanita prakonsepsi tentang gizi reproduksi sebelum
dan sesudah kursus calon pengantin di Kecamatan Ujung Tanah. Penelitian tersebut
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) pada sikap wanita
prakonsepsi sebelum dan sesudah diberikan kursus calon pengantin wanita.
Sikap adalah perbuatan berdasarkan pendirian dan keyakinan. Menurut Notoatmodjo
(2007) sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu. Sikap merupakan predisposisi tindakan atau perilaku, sehingga diharapkan
ketika calon pengantin wanita bersikap positif atau menyetujui persiapan prakonsepsi dengan
Febthia, Oon, Rini. Pengetahuan dan sikap calon pegantin 48

nutrisi prakonsepsi, calon pengantin wanita dapat menerapkan perilaku mengonsumsi makanan
dan minuman untuk merencanakan kehamilan yang sehat.
Penyuluhan membantu seseorang mengambil sikap yang bijaksana terhadap
kesehatan. Pemberian informasi dapat merubah sikap seseorang menjadi lebih baik. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2014), bahwa terdapat peningkatan
sikap ibu (p < 0.05) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang pemberian makanan
bergizi untuk balitanya.
Sikap juga dipengaruhi oleh pengetahuan responden tentang nutrisi prakonsepsi.
Responden pada penelitian ini berumur 20-35 tahun dengan pendidikan terakhir 72.5% SMA
dan 27.5% Perguruan Tinggi. Semua responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan baik
setelah diberikan penyuluhan, hal ini mempengaruhi sikap responden sehingga terjadi
peningkatan dari negatif menjadi positif.
Penelitian yang dilakukan Amalia (2011) menunjukkan terdapat hubungan (p < 0.05)
antara pekerjaan dengan sikap ibu tentang ASI eksklusif. Pada penelitian ini meskipun telah
terjadi peningkatan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan, terdapat 13 orang (32.5%) yang
masih bersikap negatif sesudah diberikan penyuluhan. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah
responden yang tidak bekerja dan masih berstatus mahasiswa yaitu sebanyak 15 orang.
Peran tenaga kesehatan dibutuhkan untuk memberi informasi tentang nutrisi
prakonsepsi kepada calon pengantin wanita. Peningkatan pengetahuan dan sikap diperlukan
calon pengantin wanita untuk berperilaku sehat termasuk mengonsumsi nutrisi prakonsepsi.
Sekartika (2013) mengemukakan 66.6% responden yang bersikap positif dan mengikuti kursus
calon pengantin juga mengikuti pelayanan kesehatan terpadu di puskesmas. Begitupun
penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah (2012) bahwa terdapat peningkatan pengetahuan,
sikap dan praktik (0<0.05) pada wanita pra nikah setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang nutrisi prakonsepsi.
SIMPULAN
Gambaran pengetahuan calon pengantin wanita sebelum diberikan penyuluhan nutrisi
prakonsepsi 55% masuk ke dalam kategori cukup, 35% kurang, dan 10% baik, kemudian
setelah diberikan penyuluhan menjadi 100% masuk ke dalam kategori baik. Gambaran sikap
calon pengantin wanita sebelum diberikan penyuluhan nutrisi prakonsepsi 57.5% bersikap
negatif dan 42.5% bersikap positif, kemudian setelah diberikan penyuluhan 32.5% bersikap
negatif dan 67.5% bersikap positif. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan
(p=0.00) dan sikap (p=0.04) calon pengantin wanita sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan tentang nutrisi prakonsepsi.

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Kepala
Kelurahan Sungai Bangkong Pontianak yang telah memberi izin dan membantu selama
penelitian.

DAFTAR RUJUKAN
American Pregnancy Association, 2017. Preconception Nutrition. The United States :
American Pregnancy Association. http://americanpregnancy.org/getting-
pregnant/preconception-nutrition/ diakses tanggal 26 Januari 2017.
Amalia, Andi Tenri, 2011. Hubungan Pekerjaan dengan Sikap Ibu tentang Asi Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Pattalassang Kabupaten Takalar. Makassar : Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Harapan Kita.
BKKBN, 2007. Hindari Kehamilan 4 Terlalu. Jakarta : Direktorat Kelangsungan Hidup Bayi
dan Anak.
Budiman dan Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Dharma, Kelana Kusuma, 2015. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media.
Depkes RI, 2016. Harian Nasional Situasi Kesehatan Ibu di Indonesia. Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Kalimantan Barat Tahun 2015 : Dinas Kesehatan Kalimantan Barat.
Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2015. Profil Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2015.
Pontianak : Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
Ervina, Waode Fifin, 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Gizi Seimbang
pada Wanita Prakonsepsi di Kota Makassar. Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
Fatmawati, Renni Nur, 2014. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
dalam Pemberian Menu Seimbang pada Balita di Dusun Tegalrejo. Yogyakarta :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Fauziyah, Anny, 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Nutrisi Pra Konsepsi terhadap
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat Wanita Pra Nikah.
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Fitriani, Furi Kumala, 2015. Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi terhadap
Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang di Puskesmas Pamulang Tanggerang.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Febthia, Oon, Rini. Pengetahuan dan sikap calon pegantin 50

Hamid, Fauziah, 2014. Analisa Faktor Risiko Kekuragan Energi Kronik pada Wanita
Prakonsepsi. Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Isna, 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Lister Fertility Clinic. 2016. Eating Healthy Fats for Conception.
https://ivf.org.uk/about/blog/eating-healthy-fats-for-conception/ diakses 15 April 2016
Preconception Health Special Interest Group, 2012. Effects of caffeine, alcohol and smoking on
fertility. Australia : The Fertility Society of Australia. http://yourfertility.org.au/Effects-
of-caffeine-alcohol-and-smoking-on-fertility.pdf diakses 30 November 2012.
Rachmawati, 2012. Peran Media Lembar Balik dalam Peningkatan Perilaku Ibu terhadap
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Evaluasi dengan KMGS. Depok. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Rahim, Rahmiyati. 2013. Pengetahuan dan Sikap Wanita Prakonsepsi tentang Gizi dan
Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Ujung Tanah. Makassar : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Setiyarini, Tatik, 2016. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet dan
Penyuluhan Individual terhadap Pengetahuan Kekambuhan Asma. Surakarta Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

You might also like