Jurnal Umb,+Journal+Manager,+Jurnal+2.+Nila

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664

EISSN: 2654 – 3249

BAHAYA BORAKS PADA BAKSO TUSUK YANG DIJUAL DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN
SALO KABUPATEN KAMPAR

Oleh:
Nila Puspita Sari
Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru
[email protected]

ABSTRACT

In fulfillment food children must was suitable for consumption (fit to consumption) and guaranteed
safety (safe to consumption) in Borax is a type of food supplement that is prohibited in the use of
food product, as a preservative. Type of snack food of school children added with the content of
borax one of them on puncture meatballs. If this ingredient is continuously consumed by school-aged
children it can have adverse health effects because borax can damage the liver, kidneys and other
organs. Besides, according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia
concerning Food Supplementary Material (BTP) stipulates that borax is one of the banned
substances used as food additives. The purpose of this research is to find the borax hawker
meatballs at primary school, Salo District, Kampar This research was conducted by using descriptive
research design with qualitative analytic approach that is to see and find the content of borax on
puncture meatballs which are sold in Primary School Salo District Kampar by using Test Kit. Sample
in this research were 16 meatballs sample of all primary school in Salo District, Kampar Examination
of borax content was performed on 16 samples with 2 repetitions with a result of 9 positive samples
containing borax. It is suggested to the related institution of Puskesmas and Educational Institution to
provide periodic guidance, supervision, and evaluation to street food traders.

Keywords : Food Supplementary Material (BTP), Borax, Meatballs

ABSTRAK
Pemenuhan pangan pada anak-anak harus layak untuk dikonsumsi (fit to consumption) dan terjamin
keamanannya (safe to consumption). Boraks adalah jenis bahan tambahan pangan yang berbahaya
dan dilarang penggunaannya dalam produk pangan, sebagai pengawet dan pengenyal. Jenis
makanan jajanan anak sekolah yang sering ditambahkan dengan adanya kandungan boraks salah
satunya pada bakso tusuk. Jika bahan ini terus menerus dikonsumsi oleh anak-anak usia sekolah
dapat berdampak buruk pada kesehatan anak-anak karena boraks dapat merusak fungsi hati, ginjal
dan organ tubuh lainnya. Disamping itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) menetapkan bahwa kandungan boraks merupakan salah
satu bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kandungan boraks pada bakso tusuk yang dijual di Sekolah Dasar Kecamatan
Salo Kabupaten Kampar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif analitik yaitu untuk melihat dan menemukan kandungan
boraks pada bakso tusuk yang dijual di Sekolah Dasar Kecamatan Salo Kabupaten Kampar dengan
menggunakan Test Kit. Sampel pada penelitian ini adalah 16 sampel bakso tusuk dari 16 Sekolah

84 Vol. 15, No. 2, Agustus 2020 : 74 - …. |


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

Dasar di Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar. Hasil Pemeriksaan kandungan boraks dilakukan
pada 16 sampel dengan 2 kali pengulangan dengan hasil 9 sampel positif mengandung boraks.
Disarankan kepada instansi terkait Puskesmas dan Lembaga Pendidikan agar memberikan
pembinaan, pengawasan, serta evaluasi secara berkala kepada pedagang jajanan anak sekolah.
Kata Kunci: BTP, Boraks, Jajanan, Bakso Tusuk

PENDAHULUAN
Pemenuhan pangan pada masyarakat makanan masih banyak ditemukan seperti
harus layak untuk dikonsumsi (fit to pada mie basah, tahu, bakso, sosis, dan
consumption) dan terjamin keamanannya lainnya. Penggunaan boraks sangat
(safe to consumption). Selain itu, pangan juga berbahaya dan beracun sebagai bahan
harus diperhatikan baik itu secara makanan, sehingga boraks sangat tidak
kuantitasnya, mutu, nilai gizi, dan diperbolehkan ada pada bahan baku pangan
keanekaragamannya. Demi terciptanya suatu (Rahman,2019)
produk yang aman, proses pengolahan Pada kejadian peningkatan dosis
pangan harus bebas dari pengawet dan boraks dapat memicu terjadinya inflamasi sel,
bahan tambahan pangan berbahaya serta edema, neovaskularisasi, dan pada dosis
higienis (Rahmi, 2015). yang sangat tinggi dapat menimbulkan
Proses produksi pangan dengan terjadinya kematian mendadak (Kabu, 2015).
menggunakan Bahan Tambahan Pangan Boraks dapat menimbulkan efek buruk dalam
(BTP) perlu diwaspadai bersama, baik oleh waktu yang lama, di dalam tubuh boraks akan
produsen maupun konsumen. Dampak tertimbun dan terakumulasi, kemudian
penggunaannya dapat berakibat positif menimbulkan efek samping seperti muntah,
maupun negatif untuk masyarakat. pusing, diare, mual,kejang hingga terjadi
Penyalahgunaan dalam penggunaannya akan koma. Sebanyak 5 gram boraks di dalam
membahayakan kita bersama, terutama tubuh anak atau bayi dapat menjadi
generasi muda (Suntaka, 2015). kematian. Secara visual makanan yang
BTP sulit kita hindari karena kerap mengandung boraks akan sulit untuk
terdapat dalam makanan dan minuman yang dibedakan secara kasat mata. Apabila di
kita konsumsi sehari – hari, khususnya dalam makanan ditemukan boraks dan
pangan olahan yang melebihi batas formalin, ciri-cirinya seperti kenyal, tidak
maksimum penggunaan (batas ambang). mudah hancur, sangat renyah, warna
Bahan Tambahan Pangan (BTP), jenis bahan mencolok, dapat bertahan lebih dari 3 hari
tambahan pangan golongan pengawet yang (tidak busuk dan berjamur), dan juga tidak
dilarang penggunaannya dalam produk disukai oleh lalat dan semut. Boraks dan
pangan antara lain adalah formalin dan asam formalin menimbulkan permasalahan yang
borat. Sedangkan Asam Borat atau yang berbahaya bagi kesehatan dan
dikenal dengan nama boraks dalam perkembangan otak pada anak-anak. Saat ini
kesehariannya berfungsi sebagai pembersih, walaupun diketahui bahwa penyalahgunaan
fungisisda, herbisisda dan insektisida yang boraks dan formalin sudah menurun, namun
bersifat toksik pada manusia (Saparinto & orang tua harus tetap waspada. (Humas
Hidayati, 2010). FKUI, 2019)
Peningkatan kebutuhan akan bahan Bakso daging merupakan makanan
pangan sangat penting untuk diperhatikan favorit masyarakat, rata-rata digemari oleh
oleh produsen. Keberadaan boraks di industri anak-anak sampai orang dewasa. Produknya

| Bahaya Boraks Pada Bakso….(Nila Puspita Sari) 85


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

juga mudah ditemukan, mulai dari pedagang Sebagai makanan yang disukai oleh
bakso keliling sampai bakso di restoran masyarakat pedagang membuat bakso
mewah.. Kontaminasi dapat terjadi pada dengan berbagai macam bentuk ada yang
daging diakibatkan oleh beberapa faktor, berbentuk bulat, kotak, halus, maupun kasar.
meliputi higiene sanitasi yang buruk, cara Hal ini dilakukan untuk menarik minat
penanganan daging yang tidak sehat, masyarakat untuk mengkonsumsi bakso. Para
penggunaan BTP berbahaya, serta peralatan pedagang biasanya memproduksi dalam
yang digunakan dalam pengolahan yang tidak jumlah yang banyak untuk menekan biaya
bersih. produksi, sehingga bakso yang dibuat dapat
Anak usia sekolah adalah investasi disimpan dan tahan lama. Maka tidak jarang
bangsa, karena mereka adalah generasi pedagang menambahkan bahan pengawet
penerus bangsa. Tumbuh berkembangnya dalam bakso. Saat ini, banyak pedagang
anak usia sekolah yang optimal tergantung menggunakan bahan pengawet yang sudah
pada pemberian nutrisi dengan kualitas dan dilarang penggunaanya. Salah satu bahan
kuantiítas yang baik serta benar. Dengan pengawet yang sering digunakan adalah
mengkonsumsi makanan jajanan, diharapkan boraks. Pemerintah telah melarang
dapat memberikan sumbangan untuk penggunaan boraks sebagai bahan tambahan
mencukupi kekurangan gizi karena bagi anak makanan melalui Peraturan Menteri
sekolah makanan jajanan adalah menu utama Kesehatan RI No.772/Menkes/ Per/IX/88 dan
pada saat mereka berada di sekolah maupun No.1168/Menkes/ Per/X/1999.
di luar sekolah (Rahmi, 2015). Pangan mengandung boraks masih
Pada beberapa penelitian ditemukan di: Banda Aceh, Padang,
menyatakan bahwa pada umumnya anak Pekanbaru, Pangkal pinang, Palembang,
sekolah sering berbelanja di kantin sekolah, Batam, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung,
tetapi cenderung memilih makanan yang Serang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
dijual di luar pagar sekolah. Sekarang ini Mataram, Palangkaraya, Samarinda,
banyak ditemukan makanan jajanan yang Pontianak, Banjarmasin, Manado, Jayapura,
mengandung boraks dan salah satu adalah Mamuju. Terutama pada berbagai jenis
bakso tusuk. Pedagang berharap dengan makanan sehari-hari. Sebanyak 223 jenis
penggunaan boraks dapat mengenyalkan panan diujikan (29,89% dari total sampel
bakso dan supaya tahan lebih lama. Bahan TMS) ditemukan boraks pada aneka kerupuk
kimia seperti boraks sangat membahayakan (kerupuk tempe, kerupuk nasi, kerupuk
kesehatan dan umumnya mengakibatkan gendar, kerupuk rambak, kerupuk pisang,
gangguan pencernaan, diare, kerusakan ginjal kerupuk usus, kerupuk bawang, kerupuk
dan kesalahan sistem sirkulasi hingga kanker. sagu, kerupuk tunjuk, kerupuk puli), mi
Jenis makanan yang sering kuning, sotong, otak-otak, risoles, cincau,
menggunakan formalin dan boraks sebagai tahu, sambusa, bakso, agar, bakso goreng,
bahan pengawet salah satunya adalah bakso. panekuk, jalangkote, pentol, rumput laut,
Hal ini dikerenakan akses yang mudah serta kelanting, kerupuk pangsit, bawang goreng,
banyaknya peminat membuat para pedagang gula klepon, bakso ikan (BPOM, 2018)
ramai-ramai menggunakan formalin dan Berdasarkan intensifikasi
boraks dengan tujuan untuk mencegah bakso pengawasan pangan yang dilakukan oleh
menjadi rusak dan cepat basi. (Suntaka, BPOM Pekanbaru di Pasar tradisional
2015) Pelalawan, ditemukan lima sampel makanan
terdeteksi mengandung bahan boraks. Empat

86 Vol. 15, No. 2, Agustus 2020 : 74 - 157 |


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

sampel ditemukan di jajanan bakso dan satu Sekolah Dasar di Kecamatan Salo Kabupaten
sampel terdeteksi pada tepung pijar Kampar.
(Gatra,2019). Sedangkan pada pengujian
sampel makanan pada acara CFD Pekanbaru,
METODE PENELITIAN
dari 27 sampel uji ditemukan dua sampel
terdeteksi mengandung boraks terdiri dari mi Bakso tusuk dibeli dari pedagang di
kuning dan keripik tempe. dan empat bahan Sekolah Dasar di Kecamatan Salo Kabupaten
makanan berbahaya pada pangan yang diuji Kampar. Bakso tusuk yang telah dikumpulkan
menggunakan rapor test kit (Linda, 2019). kemudian diberi tanda sesuai dengan lokasi
Hasil penelitian mengenai pengambilan sampel kemudian dilanjutkan
pemeriksaan boraks pada bakso yang dijual di dengan proses berikutnya
sekolah dasar di 3 Kecamatan Bangkinang,
Kabupaten Kampar diketahui bahwa bakso Alat
yang dijual di sekolah tersebut mengandung Perlengkapan Test Kit yang berisi :
boraks berkisar dari 0,48 mg/g sampel hingga 1 botol pereaksi I uji boraks
2,32 mg/g sampel (Nurkholidah dkk,2012) 1 botol pereaksi II uji boraks
Dari survei awal peneliti lakukan, di 2 buah tabung / botol pereaksi kosong
Kecamatan Salo terdapat 16 Sekolah Dasar, 1 buah komporator warna
dimana di setiap Sekolah terdapat kantin yang 3 buah pipet plastic
berjualan bakso tusuk. Bakso tusuk ini sangat
digemari oleh anak-anak sekolah karena
rasanya yang enak dan harganya yang Langkah-langkah
terjangkau. Tetapi inlah yang menjadi Potong sampel padat setengah
tanggung jawab kita bersama terutama menjadi bagian kecil (dicacah) dan dihaluskan
pemerintah untuk mengatasi makanan yang menggunakan mortar dan pestle.Tambahkan
mengandung bahan berbahaya dalam Aquades/AquaBdes sebanyak 1 ml pipet air
penggunaan Bahan Tambahan Pangan larutan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan
(BTP), terutama pada bakso tusuk ini. Boraks pereaksi 1 uji Borak sebanyak 3-5 tetes. Aduk
merupakan bahan kimia yang banyak sampel menggunakan spatula/sendok.
dipergunakan untuk industri kertas, pengawet Celupkan sebagian kertas kurkumin ke dalam
kayu, pengusir kecoa dan industri keramik botol pereaksi. Angin-anginkan kertas
yang tidak seharusnya dipakai sebagai bahan kurkumin dan biarkan terkena cahaya
tambahan dalam bakso tusuk seperti yang matahari selama 10 menit. Jika dalam
kita ketahui saat ini, yang dapat beberapa menit kurkumin paper berubah
mempengaruhi kesehatan manusia terutama warna menjadi merah bata, berarti sampel (+).
pada anak-anak. Berkenaan dengan hal Bandingkan dengan deret standar warna
tersebut, dirasa penting untuk mengetahui borak pada Komparator Warna untuk
kandungan boraks pada jajanan baso tusuk di mengetahui kandungan borak pada sampel

HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 3

| Bahaya Boraks Pada Bakso….(Nila Puspita Sari) 87


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

Karakteristik Responden
No Sekolah Kode Umur Pendidikan Pendapatan Lama Lokasi
Pedagang Perhari berjualan berjualan
1. SD A A 32 th SMP Rp. 150.000 3 th Dalam
Sekolah
2. SD B B 38 th SD Rp. 100.000 4 th DalamSekolah
3. SD C C 45 th SD Rp. 170.000 6 th DalamSekolah
4. SD D D 31 th SMP Rp. 100.000 2 th Dalam
Sekolah
5. SD E E 49 th SMP Rp. 80.000 5 th Luar Sekolah
6. SD F F 30 th SMA Rp. 90.000 3 th Dalam
Sekolah
7. SD G G 37 th SMP Rp. 100.000 3 th Luar Sekolah
8. SD H H 45 th SD Rp. 140.000 5 th Luar Sekolah
9. SD I I 42 th SD Rp. 150.000 6 th Luar Sekolah
10. SD J J 51 th SD Rp. 160.000 4 th Luar Sekolah
11 SD K K 34 th SMP Rp. 120.000 3 th Luar Sekolah
12. SD L L 30 th SMP Rp. 100.000 4 th Dalam
Sekolah
13. SD M M 29 th SMA Rp. 150.000 2 th Luar Sekolah
14. SD N N 33 th SMP Rp. 180.000 2 th Dalam
Sekolah
15. SD O O 43 th SD Rp. 200.000 4 th Dalam
Sekolah
16. SD P P 46 th SD Rp. 180.000 5 th Dalam
Sekolah
Keterangan : Pedagang Bakso Tusuk

Hasil Penelitian
Hasil pemeriksaan kandungan boraks kedua diperiksa oleh Dinas Perdagangan,
pada bakso tusuk yang dijual di Sekolah Koperasi dan UMK Kabupaten Kampar pada
Dasar Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. pedagang yang sama. Dapat dilihat pada
Sampel pertama diperiksa oleh peneliti sendiri tabel berikut :
dengan menggunakan Test Kit dan sampel

88 Vol. 15, No. 2, Agustus 2020 : 74 - 157 |


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

Tabel 4
Hasil Pemeriksaansampel 1dan sampel 2

No Sekolah Kode Sampel Hasil Penelitian


Pedag Lapangan Sampel 1 Sampel 2
ang
1. SD A A Bakso Tusuk Tekstur lembut Negatif Negatif
2. SD B B Bakso Tusuk Tekstur lembut Negatif Negatif
3. SD C C Bakso Tusuk Tekstur lembut Negatif Negatif
4. SD D D Bakso Tusuk Tekstur lembut Negatif Negatif
5. SD E E Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
6. SD F F Bakso Tusuk Tekstur lembut Negatif Negatif
7. SD G G Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
8. SD H H Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
9. SD I I Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
10. SD J J Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
11 SD K K Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
12. SD L L Bakso Tusuk Tekstur lembut Negatif Negatif
13. SD M M Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
14. SD N N Bakso Tusuk Tekstur lembut Negatif Negatif
15. SD O O Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
16. SD P P Bakso Tusuk Tekstur kenyal Positif Positif
Keterangan : Pedagang Bakso Tusuk

Berdasarkan tabel diatas Bakso tusuk yang dijual pedagang


pemeriksaan pertama yang dilakukan oleh ada yang digiling sendiri dan digiling di
peneliti sendiri dengan menggunakan Test Kit pasar.Dari 16 sampel 4 orang digiling sendiri,
dapat diketahui bahwa dari 16 sampel yang 12 orang digiling dipenggilingan pasar yang
diperiksa 9 sampel positif yang mengandung digiling diantaranya 7 orang hanya membeli
boraks. Pemeriksaan kedua dilakukan oleh daging dan 5 orang tinggal digiling dipasar.
Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMK Hal ini dapat dilihat pada cuplikan wawancara
Kabupaten Kampar dengan jarak waktu satu berikut :
minggudiperoleh hasil yang sama. “Iya, digiling sendiri karena membuat bakso
tusuknya cuma sedikit”
Hasil Wawancara “Dipenggilingan karena bisa lebih banyak dan
Wawancara yang dilakukan oleh hasilnya bagus dan tahan lama ”
peneliti dari 16 pedagang bakso tusuk yang “Dipenggilingan, tetapi dibumbui dulu dari
menjadi responden.Dari 16 Sekolah Dasar di rumah”
Kecamatan Salo yang menjadi responden Setelah diwawancara pedagang
diketahui bahwa lamanya berdagang 1 mengenai pengawet boraks, para pedagang
sampai 6 tahun. Hal ini dapat dilihat pada banyak tidak tahu tentang efek boraks dan
cuplikan wawancara berikut : yang mereka ketahui adalah bakso yang
“Sudah satu setengah tahun lebih” menggunakan bahan pengawet lebih tahan
“Kira-kira dua tahun” lama dan tekstur bagus serta kenyal sehingga
menarik minat para konsumen untuk membeli.

| Bahaya Boraks Pada Bakso….(Nila Puspita Sari) 89


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

Hal ini dapat dilihat pada cuplikan wawancara khususnya bakso tusuk. Hal ini dipengaruhi
berikut : oleh faktor pendidikan karena dari hasil
“tidak tahu” wawancara banyak pedagang yang
“Pelembut” berpendidikan rendah SD dan SMP.Hal ini
“Pengenyal bakso” dapat dilihat pada cuplikan wawancara berikut
“Pijar buk” ::
“Pengawet makanan yang dilarang buk” “Sampai SMA buk”
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat “Hehehe hanya SD buk”
bahwa pengetahuan pedagang masih kurang “Malu saya buk, SMP saja tidak lulus”
tentang boraks dan zat-zat yang tidak boleh “Hanya tamat SD dek”.
digunakan dalam pembuatan makanan

Hasil Observasi
Tabel 5
Lembar Observasi

Pengamatan Kode Pedagang


Bentuk Fisik
A B C D E F G H I J K L M N O P
Bakso Tusuk
Bakso tusuk yang - - - - √ - √ √ √ √ √ - √ - √ √
dibuat
pedagangkenyal
dan tahan lama ?
Bakso tusuk yang - - - - √ - √ √ √ √ √ - √ - √ √
dibuat
pedagangberwarna
cerah?
Keterangan : - (Tidak)
: √ (Ya)

Berdasarkan tabel hasil observasi menyebabkan jajanan bakso tusuk yang dijual
yang peneliti lakukan diketahui bahwa pada di SDN mengandung boraks ketika di uji
jajanan bakso tusuk yang dijual di SDN menggunakan test Kit, serta berbahaya untuk
sekecamatan Salo dari 16 pedagang, 9 positif dikonsumsi anak sekolah dan tidak sesuai
mengandung boraks dibakso tusuknya, dengan Permenkes RI No.
sehinggan bakso tusuktampak kenyal, warna 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan
lebih cerah dan tahan lama.Hal inilah yang Tambahan Pangan.
pemeriksaan awal dengan menggunakan Test
PEMBAHASAN Kit dan pemeriksaan kedua oleh Dinas
Penelitian secara kualitatif yang Perdagangan, Koperasi dan UMK Kabupaten
dilakukan oleh peneliti sendiri pada Kampar dengan menggunakan Test Kit

90 Vol. 15, No. 2, Agustus 2020 : 74 - 157 |


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

diperoleh hasil bahwa dari 16 sampel biasanya tidak digunakan sebagai makanan
pedagang yang sama pada tanggal yang dan biasanya bukan merupakan ingredien
berbeda dengan jarak waktu pemeriksaan khas makanan, mempunyai atau tidak
satu minggu, yaitu bakso tusuk yang diperiksa mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
terbukti bahwa 9 sampel positif mengandung ditambahkan ke dalam makanan untuk
boraks pada bakso tusuk. maksud teknologi pada pembuatan,
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan, penyediaan, perlakuan,
pemeriksaan boraks pada bakso tusuk, jika pewadahan, pembungkusan, penyimpanan
dilihat dari kondisi fisik jajanan bakso tusuk atau pengangkutan makanan untuk
yang mengandung boraks dari teksturnya menghasilkan atau diharapkan menghasilkan
lebih kenyal, tahan lama serta warnanya lebih (langsung atau tidak langsung) suatu
cerah, sedangkan untuk bakso tusuk yang komponen yang mempengaruhi sifat khas
tidak mengandung boraks teksturnya jika di makanan tersebut.
tekan akan sangat empuk dan mudah pecah Berdasarkan Peraturan Menteri
dan warnanya kurang cerah. Kesehatan Republik Indonesia
Dari hasil pemeriksaan yang No.722/Menkes/ Per/IX/88 tentang Bahan
dilakukan 2 kali pengulangan dengan hasil 9 Tambahan Pangan (BTP) menetapkan bahwa
sampel positif menggandung boraks, hal ini boraks merupakan salah satu bahan yang
ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan uji dilarang digunakan sebagai Bahan Tambahan
Test Kit.Ini menunjukkan bahwa bakso tusuk Pangan. Dari 16 sampel yang diperiksa
yang dijual di sekolah dasar sekecamatan dengan 2 kali pengulangan pada tanggal yang
Salo tidak sesuai dengan Peraturan Menteri berbeda dengan jarak waktu satu minggu
Kesehatan Republik Indonesia No. pada pedagang yang sama, ternyata bakso
722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan yang dijual di Sekolah Dasar sekecamatan
tambahan pangan. Sejalan dengan penelitian Salo 9 positif mengandung boraks, karena
Napitupulu (2018) Ditemukan tiga pedagang sampel yang telah dimasukkan ke dalam
yang memakai Boraks dan empat pedagang pereaksi sebanyak 1 ml, kemudian ditambah
yang memakai Rhodamin B pada dagangan pereaksi 1 uji Borak sebanyak 3-5 tetes dan di
jajanan bakso bakar yang dijual dibeberapa aduk sampel menggunakan spatula/sendok,
sekolah dasar di Kecamatan Medan Denai. selanjutnya dicelupkan sebagian kertas
Pada penelitian lainnya juga kurkumin ke dalam botol pereaksi. Jika dalam
ditemukan kandungan boraks pada jajanan beberapa menit kurkumin paper berubah
bakso bakar. Berdasarkan hasil uji boraks warna menjadi merah bata, berarti sampel (+)
yang dilakukan terhadap 15 sampel bakso Hasil wawancara diketahui bahwa
bakar, 6 sampel dari 15 sampel yang responden yang bakso tusuknya mengandung
diperiksa mengandung boraks yaitu sampel 1, boraks memiliki pendapatan berkisar Rp.
sampel 4, sampel 5, sampel 6, sampel 12 dan 80.000-200.000, pendapatan yang kecil
sampel 13. Makanan jajanan bakso bakar membuat responden kebanyakan memilih
yang dijual di seluruh Sekolah Dasar menggiling bakso dipenggilingan supaya
Kecamatan Nanggalo Padang terdapat 40 % bakso tusuk tahan lama dan bisa dijual untuk
dari sampel yang diperiksa mengandung beberapa hari berikutnya dan warna bakso
boraks. (Meizi, 2015) yang mengandung boraks lebih cerah
Menurut Peraturan Menteri sehingga lebih menarik perhatian anak-anak
Kesehatan RI No.772/Menkes/Per/IX/88 sehingga menghindari kerugian jika bakso
bahan tambahan pangan adalah bahan yang tusuk yang terjual tidak habis.

| Bahaya Boraks Pada Bakso….(Nila Puspita Sari) 91


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

Dari hasil wawancara juga diketahui mempengaruhi kesehatan dan organ tubuh
bahwa respondenyang positif mengandung pada anak karena boraks seharusnya tidak
boraks padabakso tusuknya berpendidikan digunakan dalam membuat bakso tusuk.
SD-SMA, hal ini sangat berpengaruh terhadap Walaupun pengawasan dan
kurangnya pengetahuan responden terhadap pembinaan sudah dilakukan oleh petugas
dampak boraks bagi kesehatan,khusunya Puskesmas sebanyak 2 kali dalam 1 tahun
anak-anak usia sekolah dasar. Jika mereka terhadap jajan anak sekolah dan warung
mengkonsumsi makanan yang mengandung sekolah, namun setelah dilakukan
boraks secara terus-menerus tentu akan pemeriksaan terhadap sampel tetap
berakibat buruk terhadap kesehatan karena ditemukan bahan-bahan berbahaya dalam
senyawa boraks yang diserap kedalam tubuh dagangan salah satunya boraks pada bakso
bersifat akumulatif dalam hati, otak dan testis. tusuk yang dijual di sekolah. Hal ini
Dosis yang tinggi didalam tubuh mengakibat disebabkan karena susahnya mengawasi
efek sebagai berikutmuntah, diare, rasa penjual yang berjualan di luar lokasi sekolah,
lemah, sakit kepala, tidak tenang, dan sistem kemudian kurangnya pengetahuan pedagang
organ yang paling sering terpengaruh adalah tentang bahan boraks dan akibat yang
gastrointestinal, otak, hati, dan ginjal. ditimbulkannya serta perbedaan nama bahan
Kurangnya kesadaran pedagang dan yang ditambahkan. Biasanya pedagang
rendahnya pengetahuan dikarenakan tingkat menyebutnya dengan sebutan pijar, biang.
pendidikan yang dimiliki responden rendah Para petugas kesehatan yang
(SD dan SMP) dan sebagian kecil berada melakukan pengawasan dan pembinaan
tingkat pendidikan SMA yang menjadi salah hanya bisa sekedar mengingatkan bahaya
satu alasan mengapa boraks masih banyak boraks sehingga tidak ada efek jera pada para
digunakan sebagai bahan tambahan pada pedagang tersebut. Sehingga perlu dilakukan
bakso tusuk yang dijual di sekolah. kerja sama lintas sektor antara Puskesmas
Lemahnya pengawasan o;eh dengan Sekolah tersebut agar dapat
pemerintah ddan diimbangi dengan menindaklanjuti/sanksi kepada pedagang
ketidaktahuan pedagang serta ketidaktelitian bakso tusuk yang masih menggunakan
masyarakat dalam mengkonsumsi jajanan di boraks untuk tidak berjualan lagi disekolah
pasaran, membuat salah satunya tersebut.
penggunaan boraks menjadi semakin luas. Khusus untuk sanksi pada
Apabila tidak ada penanganan lebih lanjut dan pelanggaran makanan sesuai undang-undang
terus menerus terjadi, maka akan berpotensi tentang pangan No. 18 tahun 2012 pada
menghambat perkembangan sumber daya pasal 75 sanksi untuk memproduksi dan
manusia yang ada saat ini. (Cahyadi, 2009) mengedarkan pangan yang menggunakan
Bakso tusuk adalah salah satu menu bahan tambahan pangan yang dilarang
olahan bakso yang berbahan daging, tepung, seperti disebutkan pada pasal 74, dan sanksi
daun seledri, telur, bawang putih, garam dan sesuai pasal 94 sanksi untuk yang
penyedap rasa yang membuat rasanya mengedarkan pangan mengandung bahan
banyak disukai oleh anak-anak dengan yang dilarang (berbahaya) yang berupa
harganya yang sangat murah Rp. 1000-2000 sanksi administrasi berupa denda,
perbungkus dengan harga yang bisa penghentian sementara dari kegiatan produksi
dijangkau oleh anak sekolah. Jika bakso tusuk atau peredaran, penarikan pangan dari
yang mengandung boraks terus dikonsumsi peredaran ganti rugi dan pencabutan izin.
oleh anak-anak di sekolah maka akan

92 Vol. 15, No. 2, Agustus 2020 : 74 - 157 |


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

Adapun sanksi yang diberikan oleh yang masih menggunakan bahan tambahan
pengawas pangan yang ditugaskan oleh pangan berbahaya salah satunya boraks.
BBPOM dan bekerja sama dengan Dinas Itupun untuk pedagang yang berjualan di
Perdagangan, Koperasi dan UMK Kabupaten pasar, namun pedagang yang berjualan
Kampar ialah pembinaan 3 kali dan dilokasi sekolah khususnya di Kecamatan
pemberian surat peringatan kepada pedagang Salo belum pernah dilakukan.

KESIMPULAN Humas FKUI. 2019. FKUI Ajak Masyarakat


Berdasarkan pemeriksaan pada Waspadai Boraks dan Formalin pada
bakso tusuk yang di jual di sekolah dasar Jajanan Anak. Jakarta. Diakses pada
Kecamatan Salo dapat disimpulkan bahwa 23 Juli 2020 https://fk.ui.ac.id/berita
seluruh sampel berjumlah 16 sampel yang
diperiksa dengan 2x pengulang dari pedagang Kabu, M., Tosun, M., Elitok, B. and Akosman,
yang sama ternyata 9 sampel bakso tusuk M.S. (2015). Histological evaluation of
telah diperiksa positif mengandung boraks. the effects of borax obtained from
Tujuh sampel ditemukan dengan hasil Negatif different sources in different rat organs.
yang sesuai dengan Permenkes RI No. Int. J. Morphol. 33(1):255-261.
Menkes/Per/IX/88.Hasil observasi dilapangan
terlihat lebih kenyal, warna lebih cerah dan Linda, 2019. BPOM Pekanbaru Temukan
tahan lama.Alasan pedagang tetap Jajanan Mengandung Boraks di CFD.
menggunakan bahan berbahaya pada barang Diakses pada 20 Juli 2020
dagangannya adalah karena memperoleh https://www.metroriau.com/berita/1882
keuntungan yang lebih besar, kurangnya
kesadaran pedagang terhadap bahaya boraks Napitupulu, L.H., & Abadi, H.K. (2018).
bagi kesehatan dan para petugas hanya Analisis Zat Berbahaya Boraks dan
melakukan pembinaan serta peringatan Rhodamin B Pada Jajanan Bakso
sehingga tidak ada efek jerah pada pedagang Bakar yang dijual dibeberapa Sekolah
tersebut. Dasar di Kecamatan Medan Denai.
Jurnal Kesehatan Global Vol I No.1
DOI: https://doi.org/10.33085/jkg.v1i1.3
DAFTAR PUSTAKA 942

BPOM.2018. Laporan Tahunan BPOM RI Nurkholidah, Ilza, M., & Jose, C. (2012).
Tahun 2018. Diakses pada 27 Juli 2020 Analisis Kandungan Boraks Pada
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/2 Jajanan Bakso Tusuk Di Sekolah Dasar
0191212/LAPTAH-BPOM-2018.pdf Di Kecamatan Bangkinang Kabupaten
Kampar. Jurnal Ilmu Lingkungan, pp.
Cahyadi, W. 2009. Analisis & Aspek 134–145. Vol 6, No 2
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, https://jil.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/articl
Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. e/view/963

Gatra, 2019 BPOM Pekanbaru Temukan 5 Rahman, N., & Purwoko, A.A. (2019).
Makanan Mengandung Bahan Comparation Of Practicum Method For
Berbahaya. Diakses pada 20 Juli 2020 Junior High School: Borax Test In Food
Using Simple And Scientific Method.

| Bahaya Boraks Pada Bakso….(Nila Puspita Sari) 93


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 – 3249

International Journal of Scientific &


Technology Research Volume 8 Issue
10, October 2019.

Rahmi.(2015). Analisis kandungan boraks dan


E. Coli pada jajanan Bakso yang
diperdagangkan di Kota Banjarbaru.
Jurnal Ilmiah Pengembangan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Vol 11, No
2 (2015)
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/es.v11i2.1631

Saparinto, C. dan Hidayati, D. 2010. Bahan


Tambahan Pangan. Yogyakarta:
Kanisius

Suntaka, 2015. Analisis Kandungan Formalin


dan Boraks pada Bakso yang Disajikan
Kios Bakso Permanen pada Beberapa
Tempat di kota Bitung Tahun 2014.
Jurnal Kesmas Sam Ratulangi Vol 4
No.1
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/k
esmas/article/view/7238

94 Vol. 15, No. 2, Agustus 2020 : 74 - 157 |

You might also like