472-Article Text-951-1-10-20230628

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

AKSELERASI:

JURNAL PENDIDIKAN GURU MI


Volume 4, Nomor 1, Juni 2023, Hal. 1-10

ANALISIS IMPLEMENTASI
PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
DAN PROFIL PELAJAR RAHMATAN LIL`ALAMIN
PADA KMA NO. 347 TAHUN 2022
Nahdiah Nur Fauziah1, Ningsi2, Laila Nazilatul Husna3, Rofiq Hidayat4
1
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/UIN KH Achmad Siddiq Jember
e-mail: [email protected]
2
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/UIN KH Achmad Siddiq Jember
e-mail: [email protected]
3
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/UIN KH Achmad Siddiq Jember
e-mail: [email protected]
4
UIN KH Achmad Siddiq Jember
e-mail: [email protected]

ABSTRACT
Since the implementation of the independent curriculum, the Pancasila Student Profile
Strengthening Project (P5) and the Rahmatan Lil Alamien Student Project (PPRA)
have become mandatory programs for all schools, including at MIN 1 Banyuwangi as
a madrasah that implements the Independent Curriculum. The purpose of this article
is to analyze the implementation of P5 and PPRA in the Independent Curriculum based
on KMA No. 347 in 2022. This research uses a qualitative approach with a case study
type. Selection of sources using purposive and data collection techniques with
observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is data
condensation, data presentation, and drawing conclusions. Data validation using
triangulation of sources and techniques. From the results of research observations, the
implementation of Pancasila student projects with the theme of entrepreneurship in 4th
grade where the implementation was in front of the class received enthusiasm from
students. In one class it was divided into 3 groups including the Diponegoro group
making fried rice, Kartini's group making fruit ice and the Cut Nya' Dien group making
jasuke (corn milk cheese). In groups, they work together to make food and drinks, as
well as in arranging and serving food, they look very good at it. Based on KMA No.
347 of 2022 the P5 value that is applied is Mutual Cooperation, Creative and
Independent. Meanwhile, the PPRA values applied are circumstance (ta'addub),
exemplary (qudwah), and deliberation (shura).

Keywords: Merdeka Curriculum, P5 and PPRA, KMA No 347 of 2022,

ABSTRAK
Sejak diberlakukannya kurikulum merdeka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) dan Proyek Pelajar Rahmatan Lil Alamien (PPRA) menjadi program yang wajib
diselenggarakan bagi semua sekolah tidak terkecuali di MIN 1 Banyuwangi sebagai
madrasah yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Tujuan dari artikel ini adalah untuk
AKSELERASI: Jurnal Pendidikan Guru MI

menganalisis implementasi P5 dan PPRA dalam Kurikulum Merdeka berdasarkan


KMA No. 347 tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis studi kasus. Pemilihan sumber menggunakan purposive dan teknik pengumpulan
data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Dari hasil observasi
penelitian, pelaksanaan proyek pelajar pancasila dengan tema kewirausahaan pada
kelas 4 yang tempat pelaksanaannya berada di depan kelas mendapat antusiasme dari
siswa. Dalam satu kelas tersebut dibagi menjadi 3 kelompok diantaranya kelompok
diponegoro membuat nasi goreng, kelompok Kartini membuat es buah dan kelompok
Cut Nya' Dien membuat jasuke (jagung susu keju). Secara berkelompok, mereka
bekerja sama membuat makanan dan minuman, juga dalam menata dan menyajikan
makanan, mereka terlihat sudah sangat pandai. Berdasarkan KMA No. 347 tahun 2022
nilai P5 yang diterapkan adalah Bergotong royong, Kreatif, dan Mandiri. Sedangkan
nilai PPRA yang diterapkan adalah Berkeadaan (ta’addub), Keteladan (qudwah), dan
Musyawarah (syura).

Kata Kunci:Kurikulum Merdeka , P5 dan PPRA, KMA No 347 Tahun 2022,

PENDAHULUAN
Betapa pentingnya proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang telah termaktub dalam
Pembukaan Undang - Undang Dasar 1945. Maka dapat kita ketahui bahwa pendidikan itu sangat
penting. Dalam pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan kemajuan bangsa dan melestarikan kebudayaan. Pendidikan memiliki rambu-rambu
yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan pendidikan kepada anak. Rambu-rambu tersebut
dinamakan dengan kurikulum. Kurikulum merupakan sarana yang sangat penting bagi keberhasilan
pendidikan. Kurikulum merupakan sarana yang sangat penting bagi keberhasilan pendidikan. Tanpa
kurikulum yang tepat dan sesuai, akan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
(Utami, 2013). Kurikulum dievaluasi secara berkala sesuai dengan kebutuhan zaman, iptek,
masyarakat dan kemampuan lulusan. Oleh karena itu reformasi kurikulum tidak dapat dihindari.
Nyatanya, pesatnya perkembangan teknologi tidak lagi menempatkan sektor pendidikan pada “zona
nyaman” kurikulum saat ini (Barlian & Solekah, 2022).
Menurut (Wahyudin, 2014) kurikulum dipandang sebagai tujuan, konteks, dan strategi
pembelajaran melalui program pengembangan alat atau bahan pembelajaran, interaksi sosial, dan
teknik pembelajaran yang sistematis dalam suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu, peran
kurikulum sangat penting agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikannya secara terstruktur
dan berkelanjutan. Melihat perkembangan internet dan teknologi yang sangat pesat dapat menjadikan
momen kemerdekaan belajar sebagai peluang. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi yang biasa disingkat dengan Kemendikburistek telah menerbitkan kebijakan dalam
pengembangan Kurikulum Merdeka yang ditawarkan kepada satuan pendidikan sebagai opsi
tambahan terkait pelaksanaan pemulihan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan pada

Vol. 4, No.1, Juni 2023, Hal. 1-10 2


Fauziah, Ningsi, Husna, & Hidayat, Analisis Implementasi Proyek…

periode 2022-2024. Pendidikan dan Kebudayaan Pedoman Kementerian tentang Kurikulum


Nasional akan ditinjau pada tahun 2024 berdasarkan penilaian selama pemulihan pembelajaran
(Fauzi, 2022).
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran di
sekolah. (Mukni’ah, 2019) Pada tahun 2024 akan menjadi penentu kebijakan kurikulum nasional
berdasarkan hasil evaluasi kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran yaitu Kurikulum Merdeka.
Hasil evaluasi ini yang nantinya akan menjadi acuan Kemendikburistek dalam mengambil kebijakan
lanjutan pasca pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai konteks
kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada konsep dasar materi esensial serta
pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Menurut (Mufid, 2023) dalam prosedur
merdeka belajar, terlihat jelas Kementerian Agama RI ingin sekali melaksanakan usaha penguatan
moderasi beragama dalam proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila di
lingkungan sekolah diharapkan dapat ditingkatkan dalam dua aspek yaitu Profil Pelajar Pancasila
(P3) dan Profil Pelajar Rahmatan lil ' Alamin (PPRA), Berdasarkan KMA 347 Tahun 2022
(Akhmadi, 2019). Maka dari itu Allah SWT telah mengajarkan berbagai konsep dan pengertian serta
memperkenalkan terkait pedoman dapat kita temukan dalam Al-Quran (firman Allah SWT) surah
QS. Al-Baqarah Ayat 31:

َ ‫ض ُهمۡ َعلَى الۡ َم ٰلۡٮٕ ِٕ َك ِة فَ َق‬


ۡ‫ال اَنۡۡبُِوِۡن‬ َ ‫َو َعلَّ َم اٰ َد َم الۡاَسۡ َماۡءَ ُكلَّ َها ُُثَّ َعَر‬

‫بِاَسۡ َماۡ ِء ٰهۡ ُؤَلۡ ِء اِنۡ ُكنۡ ُتۡ ٰص ِدقِيۡ َن‬


Artinya: “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini,
jika kamu yang benar!".
Ayat tersebut menunjukkan bagaimana Allah mengajarkan pada Adam lalu Allah meminta
Adam untuk mempraktikkannya di depan malaikat. Hal itu menunjukkan bahwa apa yang dipelajari
tidak hanya disimpan namun juga dipraktikkan. Untuk itu, tiap madrasah perlu untuk melakukan
kegiatan praktik yang dalam Implementasi Kurikulum merdeka adalah dengan P5 dan PPRA. Dari
semua madrasah di Indonesia yang menerapkan P5 dan PPRA, salah satunya adalah MIN 1
Banyuwangi.
Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 1 Banyuwangi merupakan Lembaga yang beralamatkan
di Jl. Ikan Wijinongko No.17, Sobo, Tukangkayu, Kec. Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur. MIN 1 Banyuwangi termasuk lembaga yang mempunyai keunggulan dalam bidang
keagamaan pidato. Banyak sekali prestasi yang diraih dalam bidang pidato tersebut hingga meraih
juara. Dan lembaga MIN 1 Banyuwangi juga mempunyai program keagamaan yang kuat yaitu
AKSELERASI: Jurnal Pendidikan Guru MI

program tahfidz TPQ Nurul Ilmi. Sehingga alasan tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk
meneliti di MIN 1 Banyuwangi terkait kurikulum merdeka.
Penelitian terkait Kurikulum Merdeka dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Profil Pelajar lil`Alamin mengacu pada penelitian sebelumnya oleh (Aulia, 2023,) dengan judul
“Analisis Kebijakan Kurikulum Merdeka Melalui Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan P5 melalui tema
kewirausahaan dapat membantu siswa mengembangkan kompetensi dan karakter profil pelajar
pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa P5 merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk
memperkuat kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan profil pelajar pancasila dalam kurikulum
merdeka.
Penelitian sebelumnya juga diteliti oleh (Saraswati et al., 2022) dengan judul “Analisis
Kegiatan P5 di SMA Negeri 4 Kota Tangerang sebagai Penerapan Pembelajaran Terdiferensiasi pada
Kurikulum Merdeka” bahwa kegiatan P5 ini dilaksanakan dengan 2 tahapan diantaranya tahapan
konseptual dan tahapan kontekstual. Pada tahapan konseptual, guru memberikan literatur dan LKPD
sebagai sumber belajar serta memberikan arahan tema kepada siswa yang mencakup gaya hidup
berkelanjutan, suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, bangunlah
jiwa dan raganya, bhineka tunggal ika, kearifan lokal, dan kewirausahaan. Kemudian pada tahapan
kontekstual, siswa melakukan kegiatan lapangan yang sesuai dengan tema. Namun dalam penelitian
tersebut belum ada yang membahas tentang implementasi P5 dan PPRA dalam kurikulum merdeka
berdasarkan KMA 347 tahun 2022 di sekolah dasar. Kebanyakan pada penelitian sebelumnya peneliti
melakukan studi literatur di sekolah menengah atas, sehingga kurang menggambarkan secara rinci
bagaimana implementasi P5 dan PPRA dalam kurikulum merdeka berdasarkan KMA 347 tahun 2022
di madrasah.
Berdasarkan dari uraian dan penjelasan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila dan Profil
Pelajar Rahmatan Lil`Alamin Pada KMA No. 347 Tahun 2022”.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
suatu penelitian yang digunakan untuk memahami suatu fenomena atau keadaan tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian dengan melibatkan pengumpulan data yang bersifat deskriptif dan
naratif dengan jenis penelitian lapangan (Mulyana, 2010). Penelitian kualitatif sifatnya mendasar dan
alamiah untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam serta kontekstual terhadap keadaan sosial
yang sedang diteliti. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena penelitian deskriptif

Vol. 4, No.1, Juni 2023, Hal. 1-10 4


Fauziah, Ningsi, Husna, & Hidayat, Analisis Implementasi Proyek…

kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
pelaku dan pelaku yang dapat diamati.
Adapun waktu dan tempat penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret 2023 di lembaga
MIN 1 Banyuwangi. Dan subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive (Sugiyono,
2018:138) dengan informan ini antara lain kepala sekolah, waka kurikulum, wali kelas IV dan siswa
kelas IV. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan antara lain: Observasi, Wawancara,
dan Dokumentasi.
Setelah data dari lapangan diperoleh langkah selanjutnya adalah teknik analisis data dengan
menyusun dan menelaah data yang diperoleh menjadi sebuah informasi yang digunakan sebagai
acuan. Analisis informasi merupakan proses mencari serta menyusun secara sistematis informasi
yang diperoleh dari asil wawancara, catatan lapangan, serta bahan-bahan lain, sehingga gampang
dimengerti, serta temuannya bisa diinformasikan kepada orang lain. Analisis data diakukan dengan
mengorganisasikan informasi, menjabarkannya dan memilah mana yang berarti serta hendak
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang bisa dikisahkan kepada orang lain. Analisis data dalam
penelitian ini peneliti menggunakan Milles, Huberman, dan Saldana (2014) berupa kondensasi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya validitas data menggunakan triangulasi
sumber dan teknik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep pendidikan alternatif yang bertujuan untuk
memberikan kebebasan dalam belajar kepada para siswa. Konsep ini mendorong siswa untuk
menjadi mandiri, kreatif, dan aktif dalam menggali pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri.
Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa, di mana siswa diberikan
kebebasan untuk menentukan minat, tujuan, dan metode belajar mereka sendiri. Mereka dapat
mengambil inisiatif dalam mengeksplorasi topik-topik yang menarik bagi mereka dan memilih cara
terbaik untuk memperoleh pengetahuan.
Kurikulum Merdeka juga mendorong penggunaan sumber daya yang beragam, termasuk
buku teks, materi online, eksperimen, kunjungan lapangan, dan interaksi dengan komunitas di
sekitar. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam, serta
keterampilan berpikir kritis dan analitis.
Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian lebih menekankan pada proses belajar dan
perkembangan individu, bukan hanya pada hasil akhir atau nilai. Siswa diajak untuk merefleksikan
kemajuan mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta mengambil langkah-
langkah untuk terus berkembang. Meskipun Kurikulum Merdeka menawarkan kebebasan dalam
belajar, masih diperlukan panduan dan bimbingan dari pendidik. Guru berperan sebagai fasilitator
dan mentor yang membantu siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran yang realistis,
memberikan arahan, serta memberikan umpan balik yang konstruktif. Kurikulum Merdeka telah
AKSELERASI: Jurnal Pendidikan Guru MI

diterapkan dalam beberapa sekolah atau program pendidikan di beberapa negara. Konsep ini
bertujuan untuk membantu siswa menjadi pembelajar seumur hidup yang memiliki motivasi intrinsik
dan kemampuan untuk terus belajar dan berkembang.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang biasa disebut dengan P5 merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran melalui proyek dengan sasaran utama mencapai dimensi profil pelajar
pancasila. Peserta didik akan belajar menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas setiap
tahunnya (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2022). Dalam pelaksanaan Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (PPRA) di madrasah terdapat
beberapa langkah, diantaranya: 1) membentuk tim fasilitator proyek, 2) mengidentifikasi tingkat
kesiapan madrasah, 3) merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu, 4) menyusun modul proyek, 5)
merancang strategi pelaporan proyek (Hidayat, 2023).
Berdasakan Langkah tersebut, berdasarkan hasil wawancara, Kepala Madrasah menunjuk
waka kurikulum sebagai ketua tim fasilitator dan segera melakukan scanning untuk mengetahui
apakah madrasah siapa atau tidak. Selanjutnya dari hasil rapat, tim fasilitator menentukan tema yaitu
kewirausahaan dan dilaksanakan di tanggal 16 maret 2023 dengan menujuk Bapak Tamanhuri
sebagai PJ atau penanggungjawab. Baru setelah itu tim fasilitator Menyusun modul dan Menyusun
laporan.
Berdasarkan hasil peneltian diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


No. Proyek Kelas Waktu PJ Unsur P5 Unsur PPRA
1. Kewirausahaan IV 16 Bapak 1. Bergotong 1. Berkeadaan
Maret Tamanuri royong (ta’addub)
2023 2. Kreatif 2. Keteladan
3. Mandiri (qudwah)
3. Musyawarah
(syura)

Kegiatan kewirausahaan dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2023 dengan penanggung


jawab Bapak Tamanuri untuk kelas 4. Adapun unsur P5 yang terkandung di dalamnya adalah 1)
gotong royong, 2) kreatif dan 3) mandiri. Sedangkan unsur yang terkandung dalam PPRA adalah 1)
keberadaban (ta'addub), 2) keteladanan (qudwah), dan 3) Musyawarah (Syura). Proyek
kewirausahaan berfokus pada kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan siswa dengan melihat
kemampuan siswa dalam melahirkan ide baru, merancang produk dan layanan serta dapat
memasarkan secara sederhana itulah yang menjadi tujuan utama dalam proyek kewirausahaan.

Vol. 4, No.1, Juni 2023, Hal. 1-10 6


Fauziah, Ningsi, Husna, & Hidayat, Analisis Implementasi Proyek…

Gambar 1.Implementasi P5 dan PPRA Tema Kewirausahaan Oleh Kelompok Kartini


Dari hasil observasi penelitian, pelaksanaan proyek pelajar pancasila dengan tema
kewirausahaan pada kelas 4 yang tempat pelaksanaannya berada di depan kelas mendapat antusiasme
dari siswa. Dalam satu kelas tersebut dibagi menjadi 3 kelompok diantaranya kelompok Diponegoro
membuat nasi goreng, kelompok Kartini membuat es buah dan kelompok Cut Nya’ Dien membuat
jasuke (jagung susu keju). Semua siswa sangat baik dalam bekerja sama dengan kelompoknya
masing-masing. Mereka sudah pandai dalam membuat makanan dan minuman, juga dalam menata
dan menyajikan makanan, mereka terlihat sudah sangat pandai.
Setelah semua yang dibuat masing-masing kelompok sudah siap, lalu disajikan untuk siap
dijual di sekolahan. Namun sebelum di jual dinilai terlebih dahulu oleh para guru dan mereka disuruh
mempresentasikan hasil dari yang mereka buat. Dengan diadakannya proyek pelajar pancasila
dengan tema kewirausahaan ini, siswa bisa belajar tentang kewirausahaan, belajar menciptakan
bisnis baru dan mengambil risiko yang besar namun bisa menikmati sebagian hasil yang sudah
mereka lakukan. Para siswa juga belajar bekerja sama yang baik dengan teman sebayanya.
Kewirausahaan sesuai dengan pedoman implementasi Kurikulum Merdeka pada KMA No.
347 tahun 2022 bahwa siswa dapat mengidentifikasi potensi ekonomi lokal dan upaya-upayanya
untuk mengembangkannya yang berkaitan dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan
masyarakat. Dengan demikian kegiatan kewirausahaan dapat menumbuhkan kreativitas dan jiwa
kewirausahaan siswa. (Setneg RI, 2022). Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan
Kemendikbudristek dalam panduan pengembangan proyek penguatan profil pelajar pancasila tenang
tema kewirausahaan bahwa siswa dapat mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut. Melalui proyek kewirausahaan dapat
menumbuhkan kreativitas dan budaya kewirausahaan.
Nilai P5 yang berhasil diterapkan pada pelaksanaan P5 di MIN Banyuwangi adalah
Bergotong royong, Kreatif, dan Mandiri. Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi,
penerapan tersebut dianggap berhasil berdasarkan indikator berikut:
AKSELERASI: Jurnal Pendidikan Guru MI

Bergotong royong, siswa kelas IV MIN Banyuwangi berhasil bergotong-royong sesuai


kelompoknya sendiri menyiapkan alat, bahan, dan tempat untuk selanjutnya digunakan sebagai
kegiatan wirausaha.
1. Kreatif, penataan dekorasi tempat jualan dan kostum merupakan inisiatif siswa sendiri. Hal
itu memicu kreativitas masing-masing kelompok untuk menarik minat pembeli.
2. Mandiri, dalam hal ini siswa bisa menyiapkan sendiri membuktikan bahwa siswa MIN
Banyuwangi sudah bisa mandiri. Wali kelas sebagai fasilitator hanya bertugas sebagai
pengawas dan meluruskan jika ada ide salah satu siswa dalam kelompok yang memberatkan
anggotanya. Salah satunya dibuktikan dengan siswa yang mengemas sendiri es buah yang
disediakan dan di-packing sendiri untuk kemudian dijual.
Sedangkan nilai PPRA yang diterapkan adalah Berkeadaban (ta’addub), Keteladanan
(qudwah), dan Musyawarah (syura). Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi,
penerapan tersebut dianggap berhasil berdasarkan indikator berikut:
1. Berkeadaban (ta’addub), nilai ini dianggap sudah berhasil diterapkan karena siswa mampu
menunjukkan sikap yang beradab dalam melakukan praktik kewirausahaan. Dibuktikan
dengan hasil observasi bahwa tidak ada yang saling mencela hasil jualan kelompok lain atau
memaksa pembeli untuk membeli dagangannya. Hal ini merupakan contoh adab pembeli
yang diajarkan Rasulullah SAW.
2. Keteladanan (qudwah), nilai keteladanan yang bisa diambil dari hasil observasi adalah
adalah bagaimana siswa bisa sikap dan akhlak saat berjualan dalam kegiatan kewirausahaan
ini bisa menjadi inspirasi bagi siswa untuk berikhtiar dalam mencari rezeki yang halal saat
mereka sudah dewasa nanti.
3. Musyawarah (syura), hasil observasi menunjukkan bahwa mereka benar-benar melakukan
musyawarah saat menentukan apa yang akan dijual. Dikuatkan dengan wawancara pada
siswa dan guru bahwa ide-ide yang mereka kemukakan disambut baik oleh teman-teman
yang lain meski ada beberapa yang diam dan hanya ikut pada hasil musyawarah.
Jika melihat pada nilai-nilai KMA No. 347 tahun 2022 tentang pedoman implementasi
Kurikulum Merdeka, maka pelaksanaan P5 dan PPRA tema kewirausahaan di MIN 1 Banyuwangi
sudah sesuai. Akan tetapi dalam pelaksanaannya secara keseluruhan, MIN 1 Banyuwangi tidak
sesuai dengan KMA No. 347 tahun 2022 yang mana penguatan profil pelajar pancasila pada
madrasah seharusnya diproyeksikan adalah 2 (dua) proyek dengan dua tema, Sedangkan di MIN 1
Banyuwangi hanya terlaksana pada satu proyek, yaitu tema kewirausahaan, sedangkan proyek lain
tidak terlaksana untuk tahun ajaran 2022/2023. Hasil wawancara menunjukkan bahwa transisi
kurikulum dari kurikulum 13 ke kurikulum merdeka membuat madrasah kesulitan dalam
mengimplementasikan proyek ini. terlebih pelaksanaannya yang tidak serentak. Namun menurut
informan, berbekal pengalaman pada tahun ini, dipastikan tahun depan semua proyek bisa terlaksana

Vol. 4, No.1, Juni 2023, Hal. 1-10 8


Fauziah, Ningsi, Husna, & Hidayat, Analisis Implementasi Proyek…

dengan baik dengan perencanaan yang lebih matang dan bisa mengeksplorasi tema lain yang lebih
beragam.
Sedangkan perangkat ajar yang digunakan sudah sesuai dengan KMA No. 347 tahun 2022,
yaitu menggunakan modul P5 dari Kemendikbudristek dan modul dari Kemenag.
Pada dasarnya kewirausahaan merupakan suatu kemampuan berpikir kritis dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam
menghadapi tantangan hidup.(Isrososiawan, 2013).

UCAPAN TERIMA KASIH


Dengan terselesaikannya artikel jurnal ini, penulis mengungkapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Allah SWT atas limpahan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat
melakukan penelitian dan menyelesaikan artikel. Bapak Rofiq Hidayat, M.Pd.I atas bimbingan,
arahan dan koreksinya selama penyusunan dan penulisan artikel. Kedua orang tua saya yang telah
membantu dan mendukung saya dalam mengerjakan artikel jurnal ini. Kepada pihak guru, waka
kurikulum, dan kepala sekolah MIN 1 Banyuwangi atas kerja samanya selama penulis melakukan
penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada madrasah
berdasarkan KMA No. 347 tahun 2022 sudah berjalan sesuai langkah-langkah dalam buku pedoman.
Untuk nilai P5 yang diterapkan adalah Bergotong royong, Kreatif, dan Mandiri. Sedangkan nilai
PPRA yang diterapkan adalah Berkeadaban (ta’addub), Keteladanan (qudwah), dan Musyawarah
(syura). Namun di MIN 1 Banyuwangi tidak sesuai dengan panduan KMA No. 347 tahun 2022
tentang pedoman implementasi Kurikulum Merdeka dimana pada panduan penguatan profil pelajar
pancasila pada madrasah dapat diproyeksikan dalam 2 proyek 2 tema, sedangkan di MIN 1
Banyuwangi hanya terlaksana 1 tema. Namun untuk perangkat ajar sudah sesuai dengan
menggunakan modul dari Kemendikbudristek dan Kemenag.

DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, A. (2022). Strategi Pengembangan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil “Alamin Melalui
Layanan Bimbingan dan Konseling di Madrasah. Jurnal Perspektif, 15(2). 121–130
Aulia, D. (2023). Analisis Kebijakan Kurikulum Merdeka Melalui Implementasi Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar
(JP2SD), 11(1), 122-133.
AKSELERASI: Jurnal Pendidikan Guru MI

Barlian, U. C., & Solekah, S. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research, 1(12), 2105–2118.
Fauzi, A. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah Penggerak. Pahlawan: Jurnal
Pendidikan-Sosial-Budaya, 18(2), 18–22. https://doi.org/10.57216/pah.v18i2.480
Hidayat, R. (2022). Analisis Pelaksanaan Proyek Profil Pelajar Rohmatan Lil Alamien (PPRA) di
Madrasah. Diskusi Periodik.
Isrososiawan, S. (2013). Peran Kewirausahaan dalam Pendidikan. Society, 4(1), 26–49.
https://doi.org/10.20414/society.v4i1.329
Maulida, V. N. (2023). Implementasi Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada
Kelas IV di SD Muhammadiyah 4 Batu. Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang
Miles, M. B, Huberman, A.M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A. Methods
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications.
Mufid, M. (2023). Penguatan Moderasi Beragama dalam Proyek Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin
Kurikulum Merdeka Madrasah. QuranicEdu: Journal of Islamic Education, 2(2), 141-154.
Mukni’ah, M. (2019). Tentang Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak.
Jurnal Tarbiyatuna, 10(2), 137–146. https://doi.org/10.31603/tarbiyatuna.v10i2.2696
Mukti, Ali. (n.d.). Makalah Diskusi Periodik. In Lpm.Uinkhas.Ac.Id.
https://lpm.uinkhas.ac.id/download/file/Makalah_Ali_Mukti_fix.pdf
Mulyana, Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya.
Saraswati, Diah Ayu et al. (2022). Analisis Kegiatan P5 di SMA Negeri 4 Kota Tangerang sebagai
Penerapan Pembelajaran Terdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Mipa,
12(2), 185–191. https://doi.org/10.37630/jpm.v12i2.578
Sekretariat Negara Republik Indonesia, (2022) Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
No.347 Tahun 2022 tentang Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun (2021). Panduan Pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Http://Ditpsd.Kemdikbud.Go.Id/Hal/Profil-Pelajar-
Pancasila.
Wahyudin, D. (2014). Manajemen Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Yusuf, A. (2013). Produktivitas Kerja Guru Ditinjau dari Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Iklim Kerja Organisasi Sekolah, dan Motivasi Kerja Guru di SMP Negeri Se-Kota
Semarang. Lembaran Ilmu Kependidikan, 42(2), 107-115.

Vol. 4, No.1, Juni 2023, Hal. 1-10 10

You might also like