277 290 Selvia Kuserawati
277 290 Selvia Kuserawati
277 290 Selvia Kuserawati
Abstract
Psychological well-being becomes an important factor for college students to carry out their task
and responsibility to achieve success at university. Compare to the previous research which shows
a positive correlation between self-efficacy and psychological well-being of high school students in
general way, this study focused on academic self-efficacy in college students which aimed to
discover the correlation between academic self-efficacy and psychological well-being of the Malang
State University’s students. The sampling technique used is cluster sampling with a total sample of
259 students from the Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Engineering, and
Faculty of Psychology at the State University of Malang. The Academic Self-Efficacy (TASES) and
psychological well-being are used to collect the data. The methodes used are descriptive and
correlational analysis. The results of this study indicate 67,2% of the Malang State University’s
students have a high level of academic self-efficacy and 55,6% of them have a high level of
psychological well-being. The results of correlation test showed a coefficient of 0,643 which means
that there is a significant positive correlation between academic self-efficacy and psychological
well-being in Malang State University’s students. Through this research, it’s hoped that the Malang
State University’s Students can improve their academic self-efficacy to achieve better psychological
well-being.
Abstrak
Kesejahteraan psikologis menjadi faktor penting bagi mahasiswa dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab untuk mencapai kesuksesan di universitas. Temuan penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa ada hubungan positif efikasi diri dengan kesejahteraan psikologis pada siswa
sekolah menengah atas. Penelitian terdahulu cenderung meneliti efikasi diri secara umum pada
siswa sedangkan penelitian ini berfokus pada efikasi diri akademik pada mahasiswa yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis pada
mahasiswa Universitas Negeri Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling
dengan jumlah sampel sebesar 259 mahasiswa yang berasal dari Fakultas MIPA, Fakultas Teknik,
dan Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang. Pengumpulan data menggunakan adaptasi dari
The Academic Self-Efficacy Scale (TASES) dan skala kesejahteraan psikologis. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan korelasional. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak
67,2% mahasiswa Universitas Negeri Malang memiliki tingkat efikasi diri akademik yang tinggi dan
sebanyak 55,6% mahasiswa Universitas Negeri Malang memiliki tingkat kesejahteraan psikologis
yang tinggi. Hasil uji korelasi menunjukkan koefisien sebesar 0,643 yang berarti ada hubungan
positif yang signifikan antara efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa
Universitas Negeri Malang. Melalui penelitian ini diharapkan mahasiswa Universitas Negeri Malang
dapat meningkatkan efikasi diri akademik untuk mencapai kondisi kesejahetraan psikologis yang
lebih baik.
1. Pendahuluan
Kehidupan sebagai mahasiswa merupakan peralihan dari masa remaja di sekolah
menengah atas (SMA) menuju pemenuhan kebutuhan pendidikan pada masa dewasa awal di
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
perguruan tinggi (universitas). Dalam fase ini, mahasiswa mengalami masa transisi dari masa
remaja akhir dan beralih ke masa dewasa awal. Menurut Arnett (Santrock, 2012) masa
transisi terjadi dalam rentang usia 18 sampai 25 tahun. Pada masa dewasa awal, individu
mulai menjajaki masa pendidikan di perguruan tinggi sebagai sarana dalam mengembangkan
pengetahuan intelektual serta meningkatkan peluang dan keterampilan kerja (Papalia dkk.,
2008). Mahasiswa dituntut untuk mencapai pertumbuhan kognitif yang adaptif terhadap
wawasan dan pola pikir yang baru, perbedaan kultur, pandangan, dan nilai di masyarakat.
Kesejahteraan psikologis sebagai salah satu konsep dalam psikologi positif terkait
kondisi mental yang sehat dan berfungsi secara maksimal pada diri individu (Ryff, 1989). Ryff
mengemukakan bahwa konsep kesejahteraan psikologis sebagai bagian dari psikologi positif
yang mencakup berbagai perspektif seperti konsep aktualisasi diri, fungsi diri individu secara
penuh, kedewasaan, kesehatan mental, dan perkembangan diri individu pada berbagai fase
kehidupan. Dalam konsep ini, Ryff (1989) menjelaskan bahwa terdapat enam dimensi dari
kesejahteraan psikologis diantaranya:
1) Otonomi (autonomy) yaitu individu berfungsi secara penuh atas diri sendiri sebagai
wujud aktualisasi diri. Hal ini digambarkan dengan adanya lokus evaluasi internal
dengan melakukan evaluasi diri berdasarkan standar pribadi bukan berdasarkan
pada standar orang lain. Individu memiliki kemandirian, mampu mengatur perilaku
diri sendiri, mengambil keputusan, dan melawan tekanan sosial.
2) Penguasaan lingkungan (environmental mastery) yaitu kemampuan individu untuk
menciptakan lingkungan sesuai dengan kondisi diri. Individu membutuhkan
278
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya gap antara kondisi
kesejahteraan psikologis yang diharapkan dengan kondisi kesejahteraan psikologis
mahasiswa yang sebenarnya. Menurut Ryff (1989) kondisi kesejahteraan psikologis yang
ideal ialah individu yang otonom, menerima diri sendiri, mampu menguasai lingkungan,
memiliki tujuan hidup, dan berusaha untuk mengembangkan diri. Namun, munculnya
279
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
Efikasi diri memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
terutama pada permulaan hingga akhir usaha seseorang untuk menghadapi berbagai tugas-
tugas sebagai tantangan yang harus diselesaikan. Efikasi diri yang tinggi memotivasi
seseorang untuk menggunakan potensi dirinya secara optimal dalam menghadapi suatu
tantangan dengan adanya dorongan secara positif. Efikasi diri merupakan keyakinan individu
terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan tugas guna mencapai
suatu hasil (Bandura dkk., 1999). Bandura mengemukakan bahwa efikasi diri memengaruhi
proses berpikir, motivasi, kondisi perasaan, dan perilaku seseorang (Feist, 2010). Individu
dengan efikasi diri tinggi merasa mampu terhadap kemampuan dirinya dan cenderung untuk
berusaha dan gigih dalam menghadapi tugas yang sulit agar memperoleh kesuksesan.
Sebaliknya, individu dengan efikasi diri yang rendah akan merasa sulit untuk memotivasi diri
atau merasa tidak mampu dalam menyelesaikan suatu tugas sehingga cenderung untuk
mengurangi usaha, menyerah, atau menghindari tugas tersebut.
Tingkat efikasi diri seseorang dapat berbeda pada suatu tugas dengan tugas lainnya
dimana setiap tugas memiliki tingkat kesulitan (level) yang berbeda dan berpengaruh pada
efikasi diri. Efikasi diri sebagai suatu keyakinan diri individu terhadap kemampuannya dalam
menyelesaikan tugas spesifik salah satunya yaitu tugas akademik. Dalam hal ini, salah satu
bentuk efikasi diri adalah efikasi diri akademik. Menurut Schunk (Sagone & Caroli, 2014)
efikasi diri akademik merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu berhasil dalam
melakukan kinerja atau tugas akademik yang diberikan. Adapun dimensi dari efikasi diri
akademik menurut Sagone & Caroli (2014) adalah (1) self-engagement yaitu kemampuan
individu untuk mengatasi kesulitan dengan adanya keterlibatan diri sendiri, (2) self-oriented
decision making merupakan kemampuan individu untuk memecahkan permasalahan secara
mandiri, (3) others-oriented problem solving merupakan kemampuan individu untuk
memecahkan permasalahan melalui bantuan orang lain, (4) interpersonal climate merupakan
kemampuan untuk menciptakan iklim prososial dan kolaboratif dalam hubungan dengan
orang lain.
280
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
Individu dengan efikasi diri yang tinggi merasa yakin bahwa dirinya mampu menangani
situasi secara efektif dengan harapan akan berhasil mengatasi kesulitan, bertahan dalam
tugas pada level yang tinggi, dan mencapai hasil yang diinginkan (Schultz & Schultz, 2012).
Efikasi diri yang tinggi juga mendorong perilaku individu dalam mewujudkan fungsi diri
untuk mencapai kesejahteraan yang diimplementasikan dalam dimensi-dimensi
kesejahteraan psikologis. Individu merasa yakin bahwa dirinya dapat menggunakan potensi
diri untuk mengatasi kesulitan sebagai tantangan bukan sebagai ancaman, mampu bertindak
untuk meraih kesuksesan sehingga menjadi pribadi yang otonom, mampu menghadapi
tekanan, mengambil keputusan secara mandiri.
Penelitian sebelumnya berfokus pada efikasi diri secara umum sedangkan penelitian
ini berfokus dalam meneliti efikasi diri akademik pada mahasiswa dalam menghadapi tugas
akademik di universitas. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Negeri
Malang. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
yaitu ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri akademik dengan kesejahteraan
psikologis pada mahasiswa Universitas Negeri Malang.
2. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menggunakan data-data berupa angka yang dikumpulkan melalui
prosedur pengukuran dan diolah dengan metode analisis statistika (Azwar, 2017). Jenis
penelitian ini yaitu deskriptif korelasional yang menghubungkan antara dua variabel yakni
efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis.
Populasi yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang dengan jumlah
33.290 mahasiswa berdasarkan sampling frame dari laman masing-masing fakultas di
Universitas Negeri Malang yang diakses pada tanggal 28 Januari 2022 sebagai berikut:
Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang dengan teknik cluster sampling
dan incidental sampling. Peneliti melakukan dua tahap cluster sampling menurut Neuman
(2014) yakni memilih secara acak tiga dari delapan fakultas di Universitas Negeri Malang
yakni Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, dan Fakultas Psikologi sebagai unit cluster serta
mengambil sampel yakni mahasiswa pada ketiga fakultas tersebut. Sampel mahasiswa
ditentukan berdasarkan mahasiswa di ketiga fakultas tersebut yang secara insidental ditemui
oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan media Google Form untuk mengumpulkan
281
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
data dengan mengirimkan media tersebut kepada mahasiswa fakultas terkait. Adapun jumlah
sampel pada masing-masing cluster yakni 91 mahasiswa Fakultas MIPA, 75 mhasiswa
Fakultas Teknik, dan 93 mahasiswa dari Fakultas Psikologi sehingga total sampel sebanyak
259 mahasiswa.
Terdapat dua instrumen yang digunakan yaitu The Academic Self-Efficacy Scale (TASES)
dan skala kesejahteraan psikologis.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi. Analisis
deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai variabel efikasi
diri akademik dan kesejahteraan psikologis. Dalam analisis ini, peneliti menggunakan
kategorisasi berdasarkan nilai maksimum (Max), nilai minimum (Min), mean (M) dan standar
deviasi (SD) dengan kategorisasi berdasarkan Azwar (2012) sebagai berikut:
Tabel 2. Pedoman Kategorisasi
Kategori Pedoman
Sangat Rendah X ≤ M - 1,5 SD
Rendah M - 1,5 SD < X ≤ M - 0,5 SD
Sedang M - 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD
Tinggi M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD
Sangat Tinggi M + 1,5 SD < X
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui arah dan hubungan antara dua variabel
(Sugiyono, 2016). Melalui analisis korelasi dapat diketahui arah dan dibuktikan ada atau
tidak adanya hubungan antara efikasi diri akademik dan kesejaheteraan psikologis pada
mahasiswa Universitas Negeri Malang. Uji korelasi awal yang digunakan adalah korelasi
Product Moment namun berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan bahwa
distribusi data tidak normal maka peneliti menggunakan uji korelasi Spearman-Rank dengan
bantuan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 18.
282
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
Tabel 3. Perbandingan Data Empirik dan Data Hipotetik Efikasi Diri Akademik
Berdasarkan data skor rata-rata empirik variabel efikasi diri akademik pada tabel 6.
dan kategorisasi variabel efikasi diri akademik pada tabel 7. dapat disimpulkan bahwa
efikasi diri akademik pada mahasiswa Universitas Negeri Malang termasuk dalam
kategori tinggi. Terdapat 174 mahasiswa Universitas Negeri Malang dengan persentase
67,2% memiliki tingkat efikasi diri akademik yang tinggi (lihat lampiran C no 1b). Hal ini
menandakan bahwa mahasiswa Universitas Negeri Malang merasa yakin terhadap diri
sendiri bahwa mereka dapat berhasil melakukan kinerja atau tugas akademik dalam
perkuliahan.
Berdasarkan analisis deskriptif statistik efikasi diri akademik pada tingkat usia,
diketahui bahwa pada setiap usia subjek penelitian memiliki tingkat efikasi diri akademik
yang berbeda. Hal ini dibuktikan oleh nilai rata-rata pada masing-masing tingkatan usia.
Nilai rata-rata tertinggi pada variabel efikasi diri akademik diperoleh mahasiswa berusia
23 tahun sebesar 75,83 yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang berusia 23 tahun di
Universitas Negeri Malang memiliki tingkat efikasi diri akademik yang tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa pada tingkat usia lainnya (lihat lampiran C no 1c).
Standar deviasi yang tinggi menunjukkan bahwa mahasiswa yang berusia 23 tahun
memiliki perbedaan efikasi diri akademik yang bervariasi berdasarkan sebaran skor
efikasi diri akademik.
283
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
284
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
285
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
tinggi dan memiliki arah positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis pada
mahasiswa Universitas Negeri Malang.
3.5. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara efikasi diri akademik dan
kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Negeri Malang. Berdasarkan hasil
uji hipotesis, diketahui bahwa hipotesis diterima dengan koefisien korelasi sebesar 0,643
dan taraf siginifikansi sebesar p < 0,05. Artinya, ada hubungan yang signifikan antara
efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Negeri
Malang. Semakin tinggi efikasi diri akademik maka semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Negeri Malang, sebaliknya semakin
rendah efikasi diri akademik maka semakin rendah pula tingkat kesejahteraan psikologis
pada mahasiswa Universitas Negeri Malang. Roos dkk., (2013) menyebutkan bahwa
efikasi diri sebagai salah satu prediktor kesejahateraan psikologis dimana efikasi diri yang
tinggi akan meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kemampuan beradaptasi
seseorang.
Bandura (Feist, 2010) menyatakan bahwa efikasi diri memengaruhi kondisi perasaan
dan perilaku seseorang. Efikasi diri yang digambarkan sebagai keyakinan individu
terhadap kemampuannya mendorong terbentuknya emosi dan perilaku positif.
Mahasiswa memerlukan efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis supaya
mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas di perguruan tinggi dengan kondisi psikis yang
positif. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh penelitian Siddiqui
(2015) yakni efikasi diri yang tinggi mendorong mahasiswa untuk mencapai tingkat
kesejahteraan psikologis yang tinggi, sedangkan efikasi diri yang rendah cenderung
menurunkan tingkat kesejahteraan psikologis mahasiswa. Mahasiswa dengan efikasi diri
dan kesejahteraan psikologis yang tinggi termotivasi untuk berpartisipasi secara positif
dalam kegiatan akademik dan mencapai kesuksesan akademik.
Sebanyak 174 mahasiwa Universitas Negeri Malang memiliki efikasi diri akademik
yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Universitas Negeri Malang merasa
yakin terhadap diri sendiri dimana mereka dapat berhasil melakukan kinerja atau tugas
akademik yang diberikan dalam perkuliahan. Hal tersebut selaras dengan pendapat
Schunk dalam Sagone & Caroli (2014) bahwa efikasi diri akademik merupakan keyakinan
individu terhadap dirinya bahwa mereka dapat berhasil melakukan kinerja atau tugas
akademik yang diberikan. Mahasiswa dengan efikasi diri akademik yang tinggi cenderung
mampu untuk mengatasi kesulitan dengan melibatkan diri sendiri, mampu menyelesaikan
permasalahan akademik baik secara mandiri maupun melalui bantuan orang lain, dan
memiliki sikap prososial dan kolaboratif dalam relasi dengan orang lain (Sagone & Caroli,
2014).
Hasil nalisis deskriptif efikasi diri akademik berdasarkan usia menunjukkan bahwa
skor rata-rata mahasiswa berusia 23 tahun di Universitas Negeri Malang berada pada
tingkat tinggi dibandingkan dengan mahasiswa berusia lainnya. Hal ini dikarenakan
mahasiswa pada usia tersebut telah melalui berbagai semester perkuliahan yang
membentuk beragam pengalaman akan kemampuan individu dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Mahasiswa yang berusia 23 tahun biasanya berada pada tingkat akhir dimana
286
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
mahasiswa tingkat akhir memiliki kemampuan yang baik dalam melewati proses
pembelajaran di perguruan tinggi sehinggan cenderung berhasil dalam menjalankan
studi. Bandura dkk., (1999) menyatakan bahwa pengalaman seseorang menjadi salah satu
sumber efikasi diri dimana pengalaman sebagai sumber efikasi diri yang kuat dan
berpengaruh. Performa yang berhasil dalam pengalaman menyelesaikan tugas-tugas pada
setiap semester dapat meningkatan efikasi diri mahasiswa. Kesuksesan kinerja seseorang
akan membangkitkan harapan terhadap kemampuan diri sendiri untuk memengaruhi
hasil yang diinginkan.
Hasil analisis deskriptif efikasi diri akademik berdasarkan jenis kelamin, skor rata-
rata mahasiswa laki-laki di Universitas Negeri Malang lebih tinggi daripada mahasiswa
perempuan. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa laki-laki di Universitas Malang
cenderung lebih percaya diri terhadap kemampuannnya dalam mengerjakan tugas-tugas
akademik. Thorndike (Afifah dkk., 2019) menyatakan laki-laki memiliki kemampuan yang
lebih unggul daripada perempuan. Adapun performa yang unggul akan membangkitkan
kepercayaan terhadap kemampuan diri dan membentuk efikasi diri yang tinggi. Efikasi
diri sebagai evaluasi individu terhadap kemampuan untuk melakukan sebuah tugas,
mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan (Bandura dkk., 1999).
287
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
Univeristas Negeri Malang lebih tinggi daripada mahasiswa perempuan. Namun skor rata-
rata kesejahteraan psikologis pada mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Temuan ini mendukung penelitian Ryff (1989)
yang menyatakan bahwa kesejahteraan psikologis pada laki-laki dan perempuan secara
konsisten tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam dimensi otonomi,
penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan penerimaan diri. Selain itu, tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi berdasarkan fakultas terdapat pada mahasiswa
Fakultas Teknik meskipun perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis pada mahasiswa
Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan Fakultas Psikologi tidak signifikan. Hal ini
ditunjukkan oleh selisih skor rata-rata kesejahteraan tiga fakultas tersebut yang relatif
kecil. Tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi pada mahasiswa Fakultas Teknik
Univeristas Negeri Malang cenderung didukung oleh sikap mandiri dan karakteristik
pembelajaran yang dominan berbasis praktek dimana individu dituntut untuk
menggunakan kemampuannya dalam mengatur perilaku, mengambil keputusan, dan
melawan tekanan dari lingkungan selama pembelajaran di kampus.
Adanya hubungan antara efikasi diri akademik dan kesejahteraan psikologis pada
mahasiswa Universitas Negeri Malang menunjukkan bahawa efikasi diri akademik
berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis mahasiswa. Siddiqui
(2015) mengatakan bahwa efikasi diri yang tinggi mendorong mahasiswa untuk dapat
memperoleh indeks prestasi yang baik, menyelesaikan masa studi tepat waktu, dan dapat
mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Keyakinan diri individu atas
kemampuanya dalam bidang akademik akan membantu terpenuhinya dimensi-dimensi
kesejahteraan psikologis pada diri mahasiwa sehingga kondisi psikis mahasiswa dapat
terhindar dari kondisi mental yang buruk.
4. Simpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) efikasi diri akademik
mahasiswa Universitas Negeri Malang termasuk dalam kategori tinggi. Di antara Fakultas
MIPA, Fakultas Teknik, dan Fakultas Psikologi, mahasiswa Fakultas Teknik memiliki
efikasi diri akademik lebih tinggi, (2) kesejahteraan psikologis mahasiswa Universitas
Negeri Malang termasuk dalam kategori tinggi. Di antara Fakultas MIPA, Fakultas Teknik,
dan Fakultas Psikologi, mahasiswa Fakultas Teknik memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang lebih tinggi, 3) ada hubungan yang signifikan dan positif antara efikasi diri
akademik dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Hubungan pada kedua variabel tersebut berarti bahwa semakin tinggi efikasi diri
akademik maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan psikologis pada mahasiswa
Universitas Negeri Malang dan sebaliknya semakin rendah efikasi diri akademik maka
semakin rendah pula tingkat kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Negeri
Malang.
288
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
pengembangan diri dalam bidang akademik sehingga tercipta karakter mahasiswa yang
unggul terutama dalam bidang akademik. Untuk penelitian selanjutnya dapat
menggunakan teknik sampling lain yang menjangkau seluruh fakultas di Universitas
Negeri Malang sehingga seluruh unit sampel dapat terwakili dan hasil penelitian lebih
komprehensif. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat melakukan analisis deskpritif secara
mendalam berdasarkan dimensi-dimensi efikasi diri akademik dan kesejahteraan
psikologis.
Daftar Rujukan
Adeyemo, D. A., & Adeleye, A. T. (2008). Emotional Intelligence , Religiosity and Self-Efficacy as Predictors of
Psychological Well-Being among Secondary School Adolescents in Ogbomoso, Nigeria. Europe’s Journal
of Psychology, 4(1), 1–13. https://doi.org/https://doi.org/10.5964/ejop.v4i1.423
Afifah, Aprilia, Hamidah, Dewi, Burhani, I. (2019). STUDI KOMPARASI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI (SELF
CONFIDENCE) SISWA ANTARA KELAS HOMOGEN DENGAN KELAS HETEROGEN DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS. Happiness, Journal of Psychology and Islamic Science, 3(1).
https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/happiness/article/view/1886/907
Awaliyah, A., & Listiyandini, R. A. (2017). Pengaruh Rasa Kesadaran terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada
Mahasiswa The Influence of Trait Mindfulness toward Psychological Well-Being among University
Students. Psikogenesis, 5(2), 90–101. https://doi.org/10.24854/jps.v5i2.498
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, A., Freeman, W. H., & Lightsey, R. (1999). Self-Efficacy: The Exercise of Control. In Journal of Cognitive
Psychotherapy (Vol. 13, Issue 2, pp. 158–166). https://doi.org/10.1891/0889-8391.13.2.158
Darmayanti, K. K. H., Anggraini, E., Winata, E. Y., & Mardianto, M. F. F. (2021). Confirmatory Factor Analysis of
the Academic Self-Efficacy Scale : An Indonesian Version. JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi Dan
Pendidikan Indonesia), 10(2), 118–132. https://doi.org/https://doi.org/10.15408/jp3i.v10i2.19777
Davis, S. K., & Hadwin, A. F. (2021). Exploring differences in psychological well-being and self-regulated
learning in university student success. Frontline Learning Research, 9(1), 30–43.
https://doi.org/10.14786/flr.v9i1.581
Dyla, D. F. N., Afni, A., & Rahmi, A. R. (2020). Psychological Well Being Mahasiswa dalam Menjalani Kuliah
Daring untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona (Studi terhadap Mahasiswa Bimbingan Konseling
Islam UIN Imam Bonjol Padang). Al Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 11(1), 15–22.
https://www.ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alirsyad/article/view/1510
Fadhil, A. (2021). Evaluasi Properti Psikometris Skala Psychological Well-Being (PWB) Versi Indonesia. Jurnal
Psikologi Universitas Padang, 5(2), 4666–4674.
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/1622
Feist, J., & Feist., G. J. (2013). Teori Kepribadian Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Humanika
Imamuddin, M., & Isnaniah. (2017). Kemampuan Spasial Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan Dalam
Menyelesaikan Masalah Geometri. Humanisma Journal of Gender Studies, 1(2), 38–47.
Ismail, R. G., & Indrawati, E. S. (2013). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Psychological Well Being Pada
Mahasiswa STIE Dharmaputera Program Studi Ekonomi Manajemen Semarang. Jurnal Empati, 2(4), 1–8.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/7427/7187
Khoirunnisa, A., & Ratnaningsih, I. Z. (2016). Optimisme Dan Kesejahteraan Psikologis Pada Mahasiswa
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Empati, 5(1), 1–4.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/14936
Kurniasari, E., Rusmana, N., & Budiman, N. (2019). Gambaran umum kesejahteraan psikologis mahasiswa.
Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice, and Research, 3(2), 52–58.
https://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling/article/view/564
Narpila, S. D. (2019). Perbedaan Kecerdasan Spasial Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Kelas X Sma
Ypk Medan Pada Materi Geometri. Jurnal Prinsip Pendidikan Matematika, 2(1), 34–41.
https://doi.org/10.33578/prinsip.v2i1.39
289
Jurnal Flourishing, 2(4), 2022, 277–290
Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Pearson Education
Limited.
Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D . (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi Ke-9
Bagian V s/d IX. Jakarta: Kencana.
Prayogi, Handarini, F., & Moenindyah, D. (2017). Hubungan Self Efficacy, Optimism, Social Support dan
Psychological Well-Being Peserta Didik SMK. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan,
2(4), 508–515. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Rahmawati, N. R., Handarini, D. M., & Triyono, T. (2017). Relation of Emotional Intelligence, Self-esteem, Self-
efficacy, and Psychological Well-Being Students of State Senior High School. Jurnal Pendidikan
Humaniora, 5(1), 40–46. https://doi.org/10.17977/um030v5i12017p040
Roos, S. M., Potgieter, J. C., & Temane, M. Q. (2013). Self-efficacy, collective efficacy and the psychological well-
being of groups in transition. Journal of Psychology in Africa, 23(4), 561–567.
https://doi.org/10.1080/14330237.2013.10820668
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being.
Journal of Personality and Social Psychology, 57(6), 1069–1081. https://doi.org/10.1037/0022-
3514.57.6.1069
Sagone, E., & Caroli, M. E. De. (2014). Locus of Control and Academic Self-efficacy in University Students: The
Effects of Self-concepts. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 114(January 2015), 222–228.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.689
Santrock, J. W. (2012). Life Span Development (Perkembangan Masa-Hidup), Edisi Ke-13 Jilid 1. Jakarta:Erlangga.
Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2012). Theories od Personlity, Tenth Edition. Wadsworth Cengage Learning.
Siddiqui, S. (2015). Impact of Self-Efficacy on Psychological Well-Being among Undergraduate Students.
International Journal of Indian Psychology, 2(3). https://doi.org/10.25215/0203.040
Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Triwahyuningsih, Y. (2017). Kajian Meta-Analisis Hubungan antara Self Esteem dan Kesejahteraan Psikologis.
Buletin Psikologi, 25(1), 26–35. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.9382
290