1192 5214 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.

1192
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 78-84

Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Waktu Maserasi terhadap Rendemen, Kadar


Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Padina australis
1 2 3
Anissa Permatasari , Irmanida Batubara , Muhammad Nursid
1
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor
2
Pusat Studi Biofarmaka Tropika Institut Pertanian Bogor, Bogor
3
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta
E-mail: [email protected]

Abstract
Padina australis seaweed is known to contain active compounds that can be utilized in pharmaceutics and cosmetics.
Ethanol concentration and maceration time are thought to affect the concentration of active compounds in the extract.
This study aims to determine the effect of ethanol concentration and maceration time on yield, antioxidant activity,
and the total phenol content (TPC). Seaweed samples were taken from Binuangeun waters, Lebak-Banten.
Extraction was conducted by maceration method using 0, 40, and 80 % (v/v) ethanol for 8, 16, and 24 hours.
Antioxidant activity was carried out using the 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) test, while the TPC was
determined by colorimetry method using FolinCiocalteu reagent. The results showed that the highest extract yield
was obtained when using 40 % ethanol and 16 hours maceration time, the highest antioxidant activity was obtained
when using 80 % ethanol and 24 hours maceration time, while the highest TPC was obtained when using 40 %
ethanol and 8 hours maceration time. Based on this research, the best antioxidant activity of extract was obtained
when maceration used 80 % ethanol with a 24-hour maceration time.
Keywords: Padina australis, ethanol concentration, maceration time, DPPH, total phenolic content

Abstrak
Rumput laut Padina australis diketahui mengandung senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan dalam bidang
farmaseutika dan kosmetika. Konsentrasi etanol dan waktu maserasi diduga mempengaruhi kadar senyawa aktif
yang ada didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol dan waktu maserasi
terhadap rendemen, aktivitas antioksidan dan kandungan total fenol ekstrak yang dihasilkan. Sampel rumput laut
diambil dari perairan Binuangeun, Lebak-Banten. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol
dengan kadar 0%, 40%, dan 80% selama 8, 16, dan 24 jam. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan menggunakan
metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH), sedangkan kandungan total fenolik ditentukan menggunakan Folin
Ciocalteu secara secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen paling tinggi didapatkan
pada konsentrasi etanol 40% dan waktu maserasi 16 jam, aktivitas antioksidan paling tinggi pada konsentrasi etanol
80% dengan maserasi selama 24 jam, sedangkan total fenolik tertinggi pada konsentrasi etanol 40% dan waktu
maserasi 8 jam. Berdasarkan penelitin ini maka untuk mendapatkan aktivitas antioksidan terbaik, maserasi sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan 80% etanol dengan waktu maserasi 24 jam
Kata kunci : Padina australis, konsentrasi etanol, waktu maserasi, DPPH, kandungan total fenolik

Pendahuluan yang berasal dari pantai Binuangeun, Lebak


Banten, P. australis memiliki kandungan fenol
Senyawa antioksidan dapat menangkal total tertinggi dan aktivitas antikoksidan yang
radikal bebas dengan cara menyumbangkan satu paling baik. Rumput laut P. australis merupakan
atau lebih elektron kepada radikal bebas (Zubia et jenis rumput laut coklat yang ekstraknya
al. 2007). Radikal bebas sifatnya sangat tidak mengandung senyawa metabolit sekunder seperti
stabil dan reaktif serta merusak jaringan, alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, fenol
sehingga menjadi sumber penyakit degeneratif hidrokuinon dan tannin (Yuguchi et al. 2016) yang
seperti diabetes melitus dan penyakit lainnya berpotensi sebagai antioksidan (Sachindra et al.
seperti pengerasan pembuluh darah, jantung 2007), antitirosinase (Maharani et al. 2017),
koroner, stroke dan kanker (Kang et al. 2010). antiinflamasi (Shiratori et al. 2005), dan
Antioksidan dalam tubuh manusia jumlahnya antikanker (Hosokawa et al. 2004).
terbatas sehingga jika terjadi paparan radikal Golongan senyawa yang memiliki korelasi
yang berlebihan maka tubuh membutuhkan yang kuat dengan aktivitas antioksidan adalah
antioksidan eksogen, yaitu antioksidan yang senyawa fenolik (Dudonne et al., 2009; Stankovic
berasal dari luar tubuh baik yang alami maupun 2011). Senyawa fenolik memiliki sifat aktivitas
sintetik. Salah satu pilihan sumber antioksidan antioksidan karena kemampuannya sebagai agen
yang perlu dieksplorasi adalah adalah yang preduksi yaitu sebagai donor hidrogen. Selain itu
berasal dari rumput laut. Rumput laut berpotensi senyawa fenolik dapat berfungsi sebagai kelator
untuk dikembangkan sebagai sumber antioksidan logam yang melindungi fungsi katalitik logam
alami. Hasil penelitian Nursid et al. (2016) dalam proses inisiasi suatu radikal (Wu &
menunjukkan bahwa dari 20 jenis rumput laut Hansen, 2008). Selain senyawa fenolik yang

78
Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Waktu … Permatasari, dkk.

berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan, australis dikeringkan selama satu hari dengan
senyawa xantofil yang dikenal d engan menggunakan alat pengering rumput laut
fukosantin juga memiliki aktivitas antioksidan kemudian dihaluskan menggunakan blender.
(D’Orazio et al., 2012). Kadar senyawa fenolik Simplisia P. australis ditentukan kadar airnya
dan fukosantin pada rumput laut P. australis yang sebelum digunakan untuk tahap selanjutnya.
dikeringkan dengan cara yang berbeda, Simplisia P. australis sebanyak 50 g ditambahkan
berkorelasi positif terhadap aktivitas antioksidan pelarut etanol dengan variasi konsentrasi (0%,
(Nursid & Noviendri, 2017). 40%, 80%). Perbandingan serbuk simplisia dan
Sesuai dengan peraturan Kepala Badan pelarut adalah sebesar 1 gram simplisia dalam 6
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik mL pelarut. Ekstraksi dilakukan dengan cara
Indonesia No.HK.00.05.41.1384 tahun 2005 maserasi selama 8, 16, dan 24 jam, pada suhu
o
tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran 35 C. Kombinasi ekstraksi dilakukan
Obat Tradisional, OHT dan Fitofarmaka, pelarut menggunakan rancangan analisis faktorial
yang diperbolehkan untuk mengekstraksi suatu sehingga didapat 9 kombinasi ekstraksi (Tabel 1).
bahan aktif adalah etanol dan air. Etanol adalah Ekstrak yang dihasilkan dikeringkan dengan
salah satu pelarut yang banyak digunakan untuk penguap putar lalu ekstrak kering yang didapat
mengekstraksi suatu senyawa aktif. Menurut Li et ditentukan rendemennya (berat ekstrak/berat
al. (2017), etanol memiliki kemampuan yang baik kering sampel), aktivitas antioksidan, dan kadar
untuk mengekstraksi senyawa fenolik dari rumput total fenolnya.
laut maupun tanaman terestrial. Dibandingkan
Uji Aktivitas Antioksidan
dengan metanol ataupun aseton, etanol lebih
dipilih karena bersifat food grade dan Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan
pharmaceutical grade. Menurut Boi et al (2017), berdasarkan metode Batubara et al. (2009)
kandungan senyawa fenol phlorotannin dan dengan sedikit modifikasi. Uji ini didasarkan pada
aktivitas antioksidannya dari rumput laut coklat kemampuan bahan dalam mereduksi radikal
Sargassum serratum salah satunya sangat DPPH (1,1-dipenil-2pikril hidrazil). Sampel
dipengaruhi oleh kondisi ekstraksi misalnya jenis dilarutkan dengan menggunakan metanol hingga
pelarut dan waktu ekstraksi. konsentrasi 1 mg/mL. Sebanyak 100 µL sampel
Salah satu upaya untuk mengembangkan dan 100 µL DPPH (125 µM) masing-masing
P. australis sebagai sumber antioksidan, dimasukkan ke dalam 96 microwell plate. Sampel
diperlukan penelitian untuk mengetahui kadar diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit.
etanol dan waktu yang optimum agar diperoleh Setelah itu, absorbansi campuran diukur pada
rendemen ekstrak dan kandungan senyawa panjang gelombang 517 nm menggunakan
fenolik yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, microplate reader (Thermo Scinetific). Kontrol
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui positif yang digunakan adalah asam askorbat dan
pengaruh konsentrasi etanol dan waktu maserasi metanol digunakan sebagai blanko. Persentase
terhadap rendemen, kandungan total senyawa penghambatan radikal DPPH dihitung denga
fenolik dan aktivitas antioksidan ekstrak rumput formula :
laut coklat P. australis.
(𝐶 − 𝐷) − (𝐴 − 𝐵)
𝐷𝑃𝑃𝐻 = [ ]𝑥 100%
Bahan dan Metode (𝐶 − 𝐷)
Dimana A = absorbansi ekstrak, B = absorbansi
Bahan kontrol ekstrak , C= absorbansi kontrol negatif
Bahan-bahan yang digunakan dalam dan D = absorbansi blanko
penelitian ini adalah sampel rumput laut coklat
(P.australis) yang diperoleh dari pantai Penentuan Kadar Total Fenolik
Binuangeun, Lebak, Banten. Bahan kimia yang
digunakan adalah etanol teknis (96%) yang Penentuan kadar total fenolik dilakukan
kemudian diencerkan dengan variasi konsentrasi, berdasarkan metode Premakumara et al. (2013).
dan bahan kimia lain untuk pereaksi dan standar Kadar total fenolik ditentukan dengan reagen
yaitu DPPH (Merck), asam askorbat, Folin Folin Ciocalteu menggunakan 96 microwell plate.
Ciocalteu (FC) (Merck), Na2CO3, dan asam galat Sebanyak 70 μL ekstrak ditambahkan dengan
(Merck). 110 μL reagen Folin Ciocalteu. Selanjutnya pada
campuran ditambahkan 70 μL larutan natrium
o
Metode karbonat dan diinkubasi pada suhu 28-30 C
selama 30 menit dalam gelap. Absorban larutan
Ekstraksi kemudian diukur pada panjang gelombang 765
Pada penelitian ini ekstraksi yang dilakukan nm dengan menggunakan microplate reader.
menggunakan metode maserasi dengan berbagai Asam galat digunakan sebagai standar. Kadar
konsentrasi etanol dan waktu. Ekstraksi dilakukan total fenol dilaporkan sebagai mg ekuivalen asam
menurut metode Husni et al (2014) dengan galat per gram ekstrak (mg GAE/g ekstrak).
beberapa modifikasi. Rumput laut coklat P.

79
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.1192
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 78-84

Analisis Data ekstraksi maserasi. Rendemen ekstrak berkisar


antara 4,62 – 6,01%. Rendemen terendah
Penelitian ini menggunakan rancangan
diperoleh dari perlakuan etanol 40% selama 24
analisis faktorial. Setiap percobaan dilakukan
jam (A2B3) sedangkan yang tertinggi diperoleh
dengan tiga kali ulangan. Data yang ditampilkan
dengan perlakuan etanol 80% selama 16 jam
merupakan rerata dari tiga kali ulangan
(A3B2). Perbedaan nilai tersebut siginifkan secara
percobaan. Rerata tiap hasil percobaan diuji
statistik (P < 0,05). Semakin tinggi konsentrasi
dengan analisis varian (ANOVA) pada nilai alfa
etanol yang digunakan tidak meningkatkan
5% yang dilanjutkan dengan uji Duncan.
rendemen ekstrak yang dihasilkan. Peningkatan
konsentrasi etanol akan menurunkan kepolaran
pelarut yang digunakan, yang pada akhirnya
Hasil dan Pembahasan
dapat meningkatkan kemampuan pelarut dalam
mengekstraksi senyawa yang kurang polar
Ekstraksi Rumput laut (Shadmani et al. 2004). Pelarut yang kurang polar
dapat menyebabkan dinding sel yang memiliki
Ekstraksi menggunakan konsentrasi etanol sifat kurang polar terdegradasi sehingga senyawa
yang berbeda dan waktu ekstraksi yang berbeda aktif yang terdapat pada sampel menjadi lebih
menghasilkan rendemen yang berbeda seperti mudah terekstraksi (Tiwari et al. 2011). Namun,
yang terlihat pada Gambar 1. Ringkasan hasil semakin kurang polar pelarut yang digunakan,
penelitian nilai rendemen, aktivitas antioksidan senyawa polar yang terekstraksi menjadi
dan kadar total fenolik P. australis yang berkurang. Oleh karena itu, rendemen tertinggi
diekstraksi dengan variasi etanol dan waktu yang diperoleh pada saat ekstraksi menggunakan
berbeda disajikan pada Tabel 1. Teknik ekstraksi etanol dengan konsentrasi 40%.
yang digunakan pada penelitian ini adalah

10
Rendemen (%)

8
6
4
2
0
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3
Perlakuan

Keterangan : A1B1 (etanol 0% waktu ekstraksi 8 jam), A1B2 (etanol 0% waktu ekstraksi 16 jam), A1B3 (etanol 0%
waktu ekstraksi 24 jam), A2B1 (etanol 40% waktu ekstraksi 8 jam), A2B2 (etanol 40% waktu ekstraksi 16 jam), A2B3
(etanol 40% waktu ekstraksi 24 jam), A3B1 (etanol 80% waktu ekstraksi 8 jam), A3B2 (etanol 80% waktu ekstraksi 16
jam), A3B3 (etanol 80% waktu ekstraksi 24 jam).
Gambar 1. Rendemen ekstrak P. australis yang diekstraksi dengan kadar etanol dan waktu yang berbeda

Tabel 1. Rendemen, aktivitas antioksidan dan kadar total fenolik P. australis yang diekstraksi dengan
variasi etanol dan waktu yang berbeda

Variabel Respon

Konsentrasi Waktu Kode Aktivitas antioksidan Kadar total fenolik


Rendemen (%)
Etanol (Jam) (%) (g GAE/g)
c,d,e,f,g d,e,f g
8 A1B1 5.20 42.92 3.07
d,e,f,g,h a h
0 16 A1B2 5.61 34.22 5.96
d,e,f,g a,b,c,d f
24 A1B3 5.44 47.77 3.73
d,e,f,g a,b,c,d e
8 A2B1 5.54 40.73 7.33
e,f,g,h,i a,b,c,d h,i
40 16 A2B2 5.72 43.922 6.56
a,b,c,d,e,f a,b,c,d.e i,j,k
24 A2B3 4.54 49.32 5.96
b,c,d,e,f,g a,b,c j,k,l
8 A3B1 5.04 39.43 6.29
c,d,e,f,g a,b,c,d,e,f a,b,c,d
80 16 A3B2 5.16 57.42 3.25
b,c,d,e,f,g c,d,e,f h,i,j,k,l
24 A3B3 4.86 63.73 5.86

80
Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Waktu … Permatasari, dkk.

Sama halnya dengan konsentrasi etanol, Aktivitas Antioksidan


peningkatan waktu ekstraksi tidak meningkatkan
Aktivitas antioksidan ekstrak yang
rendemen ekstraksi. Waktu ekstraksi paling
dihasilkan berkisar antara 42-64% penghambatan
optimum ditemukan pada ekstraksi 16 jam untuk
pada konsentrasi ekstrak 1000 mg/L (Tabel 1).
semua jenis pelarut yang digunakan. Waktu
Penghambatan tertinggi diperoleh pada ekstrak
kontak yang lebih lama menyebabkan rendemen
yang didapat menggunakan etanol 80% selama
ekstrak berkurang. Dalam waktu yang optimum,
24 jam (A3B3) (Gambar 3). Aktivitas antioksidan
pelarut dapat terpenetrasi optimum ke dalam
dipengaruhi oleh waktu dan lama ekstraksi. Almey
simplisia untuk mengeluarkan senyawa aktif.
et al (2010) menyatakan bahwa semakin lama
waktu ekstraksi maka senyawa antioksidan yang
Kadar Total Fenolik
terdapat pada suatu ekstrak akan semakin
Senyawa fenolik adalah kumpulan molekul meningkat. Hal ini tidak sejalan dengan hasil yang
yang banyak ditemukan pada tanaman. Senyawa didapat pada penelitian ini. Konsentrasi etanol
ini memiliki gugus fenol pada molekulnya. yang digunakan sebagai pelarut lebih signifikan
Terdapat lebih dari 8000 jenis senyawa yang menunjukkan peningkatkan aktivitas antioksidan.
termasuk dalam golongan fenolik yang dapat Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kandungan
diklasifikasikan menjadi beberapa golongan senyawa antioksidan tidak hanya berasal dari
seperti asam fenolat, flavonoid, stilbene, kumarin, senyawa fenolik, tetapi juga disebabkan oleh
lignin dan tannin (Aksoy et al. 2016). Total fenolik senyawa lainnya yang lebih nonpolar seperti
ekstrak yang dihasilkan dengan variasi karotenoid fukosantin. Seperti diketahui,
konsentrasi etanol dan variasi waktu ekstraksi fukosantin merupakan salah satu senyawa
ditampilkan pada Tabel 1. Kadar total fenolik karotenoid yang memiliki aktivitas antioksidan
tertinggi sebesar 6.75 mg GAE/g ditemukan pada yang baik.
ekstrak yang dihasilkan menggunakan air sebagai 70
Aktivitas antioksidan (%)
pelarut pengekstraksi dan lama ekstraksi 16 jam
60
(A2B1). Konsentrasi pelarut pengekstraksi dan
waktu maserasi berpengaruh pada kadar total 50
fenol ekstrak yang dihasilkan dan tidak dapat 40
dijelaskan berdasarkan masing-masing faktornya. 30
Pada konsentrasi etanol dan waktu ekstraksi
20
optimum kelarutan senyawa fenolik dalam pelarut
semakin besar sehingga proses ekstraksi juga 10
berjalan lebih cepat karena dinding sel lebih 0
mudah rusak dan menyebabkan semakin banyak A1B1A1B2A1B3A2B1A2B2A2B3A3B1A3B2A3B3
senyawa fenol yang terekstraksi (Diantika et al. Perlakuan
2014).
Keterangan : A1B1 (etanol 0% waktu ekstraksi 8 jam), A1B2
10 (etanol 0% waktu ekstraksi 16 jam), A1B3 (etanol 0% waktu
kadar total fenolik (mg

ekstraksi 24 jam), A2B1 (etanol 40% waktu ekstraksi 8 jam),


8 A2B2 (etanol 40% waktu ekstraksi 16 jam), A2B3 (etanol 40%
6 waktu ekstraksi 24 jam), A3B1 (etanol 80% waktu ekstraksi 8
GAE/g)

jam), A3B2 (etanol 80% waktu ekstraksi 16 jam), A3B3 (etanol


4 80% waktu ekstraksi 24 jam).
2 Gambar 3. Aktivitas antioksidan ekstrak P.
0 australis yang diekstraksi dengan
kadar etanol dan waktu yang
berbeda.
Perlakuan
Aktivitas antioksidan berhubungan erat
Keterangan : A1B1 (etanol 0% waktu ekstraksi 8 jam), A1B2 dengan kandungan total fenolik dalam sampel
(etanol 0% waktu ekstraksi 16 jam), A1B3 (etanol 0% waktu yang diuji karena kemampuan sampel dalam
ekstraksi 24 jam), A2B1 (etanol 40% waktu ekstraksi 8 jam),
A2B2 (etanol 40% waktu ekstraksi 16 jam), A2B3 (etanol 40% mendonorkan atom hidrogen (proton). Namun,
waktu ekstraksi 24 jam), A3B1 (etanol 80% waktu ekstraksi 8 aktivitas antioksidan tidak selalu berkorelasi
jam), A3B2 (etanol 80% waktu ekstraksi 16 jam), A3B3 (etanol positif dengan kandungan total fenolik (Scalzo et
80% waktu ekstraksi 24 jam). al. 2005) karena respon fenolik terhadap radikal
Gambar 2. Kadar total fenolik ekstrak P. australis bebas DPPH berbeda-beda sesuai dengan
yang diekstraksi dengan kadar etanol banyaknya gugus hidroksil yang terdapat pada
dan waktu yang berbeda senyawa fenolik tersebut. Selain itu, metode
aktivitas antioksidan (penghambatan radikal
bebas) tidak hanya spesifik untuk polifenol (Almey
et al. 2010). Nursid et al. (2016) menyatakan
bahwa fraksi polar yang kemungkinan besar

81
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.1192
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 78-84

merupakan golongan senyawa-senyawa fenolik Hasil penelitian Nursid & Noviendri (2017)
memiliki aktivitas antioksidan sekitar 10 kali lebih memperlihatkan bahwa kandungan senyawa
kuat dibanding fraksi yang kurang polar yang fenolik dan fukosantin pada P. australis yang
banyak mengandung senyawa fukosantin. Salah dikeringkan dengan sinar matahari semakin
satu senyawa fenolik yang hanya terdapat pada menurun dengan bertambahnya waktu
rumput laut coklat adalah phlorotannin (Gambar 4 pengeringan. Hal ini menyebabkan aktivitas
A) (Koivikko, 2008; Li et al, 2017). Phlorotannin antioksidannya juga semakin menurun. Airanthi et
dari rumput laut memiliki aktivitas antioksidan al (2011) menunjukkan bahwa ekstrak metanol
yang sangat baik seperti yang diteliti oleh Wang Cystoseira hakodatensis merupakan sumber yang
et al (2012), Sathya et al (2013) dan Boi et al baik untuk antioksidan dan sifat aktivitas
(2017). Phlorotannin, juga dikenal sebagai derivat antioksidannya tidak hanya didasarkan pada
phloroglucinol, memiliki perbedaan yang kandungan fenolik yang tinggi, tetapi juga pada
mencolok dengan senyawa fenolik yang berasal keberadaan fucoxanthin, hal ini menunjukkan
dari tanaman terestrial. Senyawa ini memiliki adanya sinergi antara fenolik dan fukosantin
kisaran aktivitas yang luas, selain sebagai dalam menentukan aktivitas antioksidan.
antioksidan juga aktif sebagai anti melanogenik,
anti alergi, anti aging, anti inflamasi dan bersifat
sebagai hepatoprotektor, oleh karena itu Kesimpulan
phlorotannin sangat berpotensi untuk
dikembangkan sebagai bahan nutraseutika dan Konsentrasi etanol sebagai pelarut
kosmetika (Azam, Choi, Lee, and Kim, 2017). pengekstraksi dan waktu ekstraksi secara
Selain senyawa fenolik, kelompok senyawa bersama-sama berpengaruh pada aktivitas
lain yang kemungkinan besar berkontribusi antioksidan dan kadar total fenolik ekstrak yang
terhadap aktivitas antioksidan adalah karotenoid. dihasilkan, namun tidak mempengaruhi rendemen
Salah satu korotenoid polar yang memiliki aktvitas ekstrak. Berdasarkan penelitian ini maka untuk
antikoksidan yang cukup baik adalah fukosantin mendapatkan aktivitas antioksidan terbaik,
(Gambar 4 B). Hasil beberapa penelitian maserasi sebaiknya dilakukan dengan
memperlihatkan bahwa fukosantin efektif dalam menggunakan 80% etanol dengan waktu
meradam radikal bebas (Peng, Yuan, Wu and maserasi 24 jam
Wang, 2011). Fukosantin bertindak sebagai
antioksidan dalam kondisi anoksik dengan cara Ucapan Terimakasih
mendonorkan elektron sebagai bagian dari fungsi Penelitian ini merupakan bagian dari
peredaman radikal bebas. Dalam banyak kasus,
proyek riset INSINAS Ristek Dikti 2016
jaringan tubuh dalam kondisi fisiologis dengan
kadar oksigen yang rendah. Beberapa konsorsium antara Pusat Studi Biofarmaka
antioksidan berperan sebagai donor proton Tropika LPPM IPB, Balai Besar Riset Pengolahan
misalnya asam askorbat, α-tokoferol, dan Produk dan Bioteknologi Kelautan Perikanan
glutathione (D’Orazio et al., 2012). (BBRP2BKP) dan PT. Martina Berto.

Gambar 4. Struktur kimia phlorotannin eckol


(Azam et al., 2017) (A) dan
fukosantin (Peng et al., 2011) (B).

82
Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Waktu … Permatasari, dkk.

Daftar Pustaka D’Orazio, N., Gemello, E., Gammone, M. A.,


Girolamo, M., Ficoneri, C., & Riccioni, G.
Airanthi, M.W.A., Hosokawa, M. & Miyashita, K. 2012. Fucoxantin: a treasure from the sea.
2011. Comparative antioxidant activity of Mar. Drugs, 10 (3): 604 – 616. doi:
edible Japanese brown seaweeds. J. Food 10.3390/md10030604
Sci., 76: C104–C111. doi: 10.1111/j.1750- Heim, K.E., Tagliaferro, A.R., & Bobilya, D.J.
3841.2010.01915.x 2002. Flavonoid antioxidants:chemistry,
Aksoy., Mine., İ İ N Gülç., & Ö İ Küfrev İ O Ğ Lu. metabolism and structure-activity
2016. In Vitro Antioxidant Profiles of Some relationship. Journal. Nut.r Bio., 13, 572-
Flavonoids. Journal Nature Applied 584.
Sciences, 020103-1.doi:10.1063/1.4945929 Hosokawa F., Kudo M., Maeda H., Kohno
Ali, S.S., Kasoju N., Luthra A., Singh A., H.,Tanaka T., & Miyashita K. 2004.
Sharanabasava H., Sahu A., & Bora U. Fucoxanthin induces apoptosis and
2008. Indian medicinal herbs as sources of enhances the antiproliferative effect of the
antioxidants. Food Research International, PPARg ligand, troglitazone, on colon
41, 1-15. cancer cells. Journal Biochimica et
doi:10.1016/j.foodres.2007.10.001. Biophysica Acta, 1675, 113– 119.
Almey, A.A.A., Khan, A.J., Zahir, S.I., Suleiman, doi:10.1016/j.bbagen.2004.08.012.
M.K., Aisyah, M.R., & Rahim, K.K. 2010. Husni A, Putra, D.R., & Lelana, I.Y.B. 2014.
Total phenolic content and primary Aktivitas antioksidan Padina sp. pada
antioxidant activity of methanolic and berbagai suhu dan lama pengeringan. JPB
ethanolic extracts of aromatic plants leaves. Kelautan dan Perikanan, 9 (2) : 165 -173.
Journal of Int Food Res, 17, 1077-1084. Jafari, A.A., Miroliaei, M., Angelova, V.T.,
Azam MS, Choi J, Lee MS & Kim HR. 2017. Emamzadeh, R., Djukic, M.M., Djuric A., &
Hypopigmenting Effects of Brown Algae- Saso L. 2016. Antioxidant activity and
Derived Phytochemicals: A Review on protective role on protein glycation of
Molecular Mechanisms. Mar. Drugs, 15 synthetic aminocoumarins. Electronic
(10): pii: E297. doi:10.3390/md15100297. Journal of Biotechnology, 19 (6):
Batubara I., Mitsunaga T., & Ohashi H. 2009. Valparaíso nov. 2016. 1-6.
Screening Antiacne Potency of Indonesian doi:10.1016/j.ejbt.2016.08.004.
Medical Plants: Antibacterial, Lipase Kaewnarin K., Niamsup H., Shank L., &
Inhibition, and Antioxidant Activities. Rakariyatham N. 2014. Antioxidant and
Journal of Wood Science, 55 (3): 230-235. antiglycation activities of some edible and
doi:10.1007/s10086-008-1021-1. medicinal plants. Chiang Mai Journal of
Boi, V.N., Cuong, D.X., & Vinh, P.T.K. 2017. Science, 41(1): 105-116.
Effects of extraction conditions over the Kang, C., Jin, B., Lee, H., Cha, M., Sohn. E.,
phlorotannin content and antioxidant Moon, J., Park, C., Chun, S., Jung, E.,
activity of extract from brown algae Hong, J.S., Kim, J., & Kim, E. 2010. Brown
Sargassum serratum. Free Radicals and algae Eclonia cava attenuates type 1
Antioxidants, 2017; 7(1): 115-122. diabetes by activating AMPK and AKT
doi:10.5530/fra.2017.1.17. signaling pathways. Journal of Food
D’Orazio, N., Gemello, E., Gammone, M. A., Chemistry and Toxicology, 48: 509–516.
Girolamo, M., Ficoneri, C., & Riccioni, G. doi: 10.1016/j.fct.2009.11.004.
2012. Fucoxantin: a treasure from the sea. Koivikko R. 2008. Brown Algal Phlorotannins
Mar. Drugs, 10: 604 - 616. Improving and Applying Chemical Methods.
https://doi.org/10.3390/md10030604 PhD Thesis, University of Turku Finland.
Diantika F., Sutan SM., & Yulianingsih R. 2014. Turku, 61 p.
The effect of long extraction and Lee., Authors Wei-kang., Yi-yi Lim., & Adam
concentration and concentration of ethanol Thean-chor Leow. 2017. Biosynthesis of
solvent extraction antioxidant cocoa beans Agar in Red Seaweeds: A Review.
(Theobroma cacao L.). Jurnal Teknologi Carbohydrate Polymer, 164: 23-30. doi:
Pertanian, 15(3): 159-164. 10.1016/j.carbpol.2017.01.078.
Dudonne, S., Vitrac, X., Coutiere, P., Woillez, M., Maharani, F., Nurjanah, Suwandi R., Anwar E., &
& Merillon, J.M. 2009. Comparative study of Hidayat T. 2017. Bioactive compounds of
antioxidant properties and total phenolic seaweed Padina australis and Eucheuma
content of 30 plant extracts of industrial cottoni as sunscreen raw materials. Journal
interest using DPPH, ABTS, FRAP, SOD, Marine, 1-20.
and ORAC assays. J. Agric. Food Chem. doi:10.17844/iphpi.v.20il1.16553.
57, 1768–1774. doi: 10.1021/jf803011r.
83
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.1192
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 78-84

Masuda T., Isoke J., Jitoe A., & Nakatani N. 1992. S2614.
Antioxidative curcuminoids from rhizomes https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2013.09.039
of Curcuma xanthorrhiza. Phytochemistry, Scalzo J., Politi A., Pllegrini N., Mezzetti B., &
31(10), 3645-3647. Battino M. 2005. Plant genotype affects
Naik, G.H., Priyadarsini, K. I., Satav, J.G., total antioxidant capacity and phenolic
Banavalikar, M.M., Sohoni, D.P., Biyani, contents in fruit. Nutrition: 21, 207-213.
M.K., & Mohan, H. 2003. Comparative doi:10.1016/j.nut.2004.03.025.
antioxidant activity of individual herbal Shadmani A., Azhar I., Mazhar F., Hassan M.M.,
components used in ayurvedic medicine. Ahmed SW., Ahmad I., Usmanghani K., &
Phytochemistry, 63 (1), 97-104. Shamim, S. 2004. Kinetic studies on
Nursid, M., Marraskuranto, E., Atmojo, K.B., Zingiber Officinale. Pakistan Journal of
Hartono, T.M.P., Meinita, M.D.N., Riyanti. Pharmaceutical Sciences, 17(1): 47-54.
2016. Investigation on antioxidant Shiratori k., Ohgami K., Ilieva I., Jin X., Koyama
compounds from marine algae extracts Y., Miyashita K., Yoshida K., Kase S., &
collected from Binuangeun coast, Banten, Ohno S. 2005. Effects of fucoxanthin on
Indonesia. Squalen Bull. of Mar. and Fish. lipopolysaccharide-induced inflammation in
Postharvest and Biotech., 11 (2) : 59-67. vitro and in vivo. Journal Experimental
doi: Research, 81(4): 422–428.
http://dx.doi.org/10.15578/squalen.v11i2.24 doi:10.1016/j.exer.2005.03.002
3. Stankovic, M.S. 2011. Total phenolic content,
Nursid, M & Noviendri D. 2017. Kandungan flavonoid concentration and antioxidant
fukosantin dan fenolik total pada rumput activity of Marrubium peregrinum L.
laut cokelat Padina australis yang extract. Kragujevac J. Sci., 3: 63–72.
dikeringkan dengan sinar matahari. JPB Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G. & Kaur,
Kelautan dan Perikanan, 12 (2): 117-124. H. (2011) Phytochemical Screening and
doi : Extraction: A Review. Internationale
http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v12i2.341. Pharmaceutica Sciencia, 1, 98- 106.
Peng, J., Yuan, J. P., Wu, C. F., & Wang, J. H. Wang, T., Jónsdóttir, R., Liu, H., Gu, L.,
2011. Fucoxanthin, a marine carotenoid Kristinsson, H.G., Raghavan,
present in brown seaweeds and diatoms: S.,Ólafsdóttir, G. 2012. Antioxidant
metabolism and bioactivities relevant to Capacities of Phlorotannins Extracted from
human health. Mar. Drugs, 9: 1806–1828. the Brown Algae Fucus vesiculosus.
doi: 10.3390/md9101806. Journal of Agricultural and Food
Premakumara, G.A.S., Abeysekera, W.K.S.M., Chemistry, 60 (23): 5874-5883, doi:
Ratnasooriya, W.D., Chandrasekharan, 10.1021/jf3003653.
N.V., & Bentota AP. 2013. Antioxidant, anti- Wu, X, J. & Hansen, C. 2008. Antioxidant
amylase and anti-glycation potential of capacity, phenolic content, polysaccharide
brans of some Sri Lankan traditional and content of Lentinus edodes grown in Whey
improved rice (Oryza sativa L.) varietes. permeate based submerged culture. J.
Journal of Cereal Science, 58: 451-456. Food Sci.73: 434–438.
Sarwono J. 2009. Statistik Itu Mudah: Panduan Yuguchi, Y., Tran, V.T.T, Bui, L.M., Takebe, S.,
Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Suzuki, S., Nakajima, N., Kitamura, S., &
Menggunakan SPSS 16. Penerbit Andi, Thanh, T.T.T. 2016. Primary Structure,
Yogyakarta: 345 p. Conformation in Aqueous Solution, and
Sachindra N., Santo M., Maeda H., Hosokawa M., Intestinal Immunomodulating Activity of
Niwano Y., Kohno M., & Miyashita K. 2007. Fucoidan from Two Brown Seaweed
Radical scavenging and singlet oxygen Species Sargassum crassifolium and
quenching activity of marine carotenoid Padina australis. Journal Carbohydrate
fucoxanthin and its metabolites. Journal of Polymers 147, 69–78.
Agricultural and Food Chemistry, 55: 8516- doi:10.1016/j.carbpol.2016.03.101.
8522. Zubia, M., Robledo, D., & Freile-Pelegrin Y. 2007.
Sathya, R., Kanaga, N. Sankar, P., & Jeeva, S. Antioxidant activities in marine macroalgae
2013. Antioxidant properties of from the coasts of quintana Roo and
phlorotannins from brown seaweed Yucata. Journal of Applied Phycology,19,
Cystoseira trinodis (Forsskal) C. Agard. 449–458
Arabian Journal of Chemistry, 10 : S2608–

84

You might also like