2 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

IJPST - 9(2), 2022; 65-74

Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology


Journal Homepage : http://jurnal.unpad.ac.id/ijpst/
UNPAD Research Article

Development and Characterization of Orally Ibuprofen Self Emulsifying


Drug Delivery Systems (SEDDS)

Fitrianti Darusman*, Frida A.K. Amalia, Sani E. Priani


Department of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Islam Bandung,
West Java, Indonesia

Submitted 04 November 2021; Revised 12 April 2022; Accepted 01 May 2022; Published 09 June 2022
*Corresponding author: [email protected]

Abstract
Self-emulsifying drug delivery systems (SEDDS) were developed as a method to increase lipophilic
drug solubility such as ibuprofen, and to increase the absorption and rate of drug dissolution.
Therefore, the purpose of this study is to develop a new pharmaceutical dosage qualified ibuprofen
SEDDS formulation and to increase ibuprofen bioavailability. The SEDDS formula was obtained
from the ibuprofen solubility test and the optimization of the formula on various concentrations of
oils, surfactants and cosurfactants. Oleic acid, cremophor RH 40 and propylenglycol respectively use
as oil, surfactant and cosurfactant with comparison of oil phase:(surfactant + cosurfactant) 1:9 and
comparison of surfactant: cosurfactant (3:2). Evaluations of the optimum SEDDS formula included
transmittance percentage measurement, dispersibility test, robustness test, stability test, particle size
measurement and dissolution rate test. The best ibuprofen SEDDS formula have met requirement of
transmittance percent (99.7±0.872%), dispersibility test (41.48±1.3 seconds), the SEDDS formula was
stable on the robustness test, no separation of phase in stability test and globule size in the micrometer
range of 114.7±0.692 nm. The in vitro dissolution rate test results at the 10th minute showed that the
ibuprofen SEDDS preparation was higher than the pure ibuprofen powder, namely 90.04 ± 1.764% and
59.33 ± 1.638%, respectively.

Keywords: antiinflammation, ibuprofen, oleic acid, oral, SEDDS

Pembuatan dan Karakterisasi Self Emulsifying Drug Delivery Systems


(SEDDS) Ibuprofen Secara Oral

Abstrak
Self emulsifying drug delivery systems (SEDDS) dikembangkan sebagai metode untuk meningkatkan
kelarutan obat lipofilik seperti ibuprofen, serta untuk meningkatkan absorpsi dan laju disolusi obat.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formulasi sediaan baru SEDDS
ibuprofen yang memenuhi syarat secara farmasetik dan meningkatkan bioavailabilitas ibuprofen.
Formula SEDDS diperoleh dari uji kelarutan ibuprofen dan optimasi formula pada berbagai konsentrasi
minyak, surfaktan dan kosurfaktan. Asam oleat, cremophor RH 40 dan propilenglikol masing-masing
terpilih sebagai minyak, surfaktan dan kosurfaktan dengan perbandingan fase minyak : (surfaktan +
kosurfaktan) 1:9 dan pebandingan surfaktan : kosurfaktan (3:2). Formula SEDDS optimum dievaluasi
meliputi pengukuran persen transmitan, pengujian dispersibilitas, pengujian robustness, pengujian
stabilitas (sentrifugasi, heating cooling cycle, freeze thaw cycle), penentuan ukuran partikel dan uji laju
disolusi. Formula SEDDS ibuprofen terbaik memenuhi persyaratan persen transmitan (99,7% ± 0,872),
waktu dispersibilitas (41,48 detik ± 1,3), stabil pada pengujian robustness, tidak terjadi pemisahan
fasa pada pengujian stabilitas, serta memiliki ukuran globul dalam kisaran mikrometer yaitu 114,7

65
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

± 0,692 nm. Hasil uji laju disolusi in vitro pada menit ke-10 menunjukkan bahwa sediaan SEDDS
ibuprofen lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk ibuprofen murni, yaitu masing-masing sebesar
90,04 ± 1,764% dan 59,30 ± 1,638%.

Kata Kunci: antiinflamasi, ibuprofen, asam oleat, oral, SEDDS

1. Introduction ibuprofen murni.


Self Emulsifying Drug Delivery Systems
(SEDDS) adalah campuran isotropik dari 2. Metode
minyak, surfaktan, kosurfaktan dan obat 2.1. Alat
lipofilik. Sistem ini merupakan emulsi pra- Timbangan analitik (Mettler Toledo, AL
konsentrat atau bentuk emulsi anhidrat. Pada 204), hot plate (Cimarec, Thermo Scientific),
agitasi ringan yang disebabkan oleh gerakan magnetic stirrer (Termolyne S131120-
gastrointestinal diikuti dengan pengenceran 33Q), sonikator (Bransonic CPX2800-E),
pada media berair, SEDDS dapat membentuk sentrifugasi (Table Top Low Speed Centrifuge
emulsi minyak dalam air secara spontan.1 12 hole), alat uji disolusi (Vanguard),
Sediaan obat dalam formulasi SEDDS spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu-
menghasilkan globul/droplet berukuran UV mini-1240), Particle Size Analyzer
sangat kecil yang dapat meningkatkan luas (Beckman Coulter Delsa™ Nano Common),
permukaan sentuh dengan cairan biologis Vortex (Thermo Scientific), vial, termometer,
sehingga meningkatkan absorbsi obat.2 mikropipet, stopwatch, dan alat-alat gelas
SEDDS mencakup Self-Microemulsifying yang digunakan di laboratorium.
Drug Delivery Systems (SMEDDS) dan Self-
Nanoemulsifying Drug Delivery Systems 2.2. Bahan
(SNEDDS). SMEDDS dengan kisaran ukuran Ibuprofen (IOL Chemical &
globul antara 100 dan 250 nm. SNEDDS Pharmaceutical LTD.), asam oleat, isopropil
dengan kisaran ukuran globul lebih rendah miristat, minyak kedelai, minyak biji bunga
dari 100.1 matahari, Tween 80, cremophor RH 40,
Ibuprofen merupakan obat golongan Polietilenglikol 400, propilenglikol, asam
antiinflamasi non steroid derivat asam klorida, dinatrium hidrogenfosfat, dikalium
propionat yang mempunyai aktivitas hidrogenfosfat, aquadest.
analgetik-antipiretik yang diklasifikasikan
dalam golongan BCS (Biopharmaceutical 2.3. Prosedur
Clasification System) kelas II dengan 2.3.1. Optimasi formula SEDDS ibuprofen
kelarutan praktis tidak larut dalam air.2 Hal ini 1. Uji Kelarutan Ibuprofen
membatasi laju disolusi dan absorbsi obat yang Sebanyak 100 mg ibuprofen dimasukan
mengarah pada rendahnya bioavailabilitas ke dalam tabung reaksi masing masing
obat di dalam darah sehingga mengakibatkan berisi pembawa yaitu minyak, surfaktan dan
efek terapi lambat atau berkurang.3,4 Oleh kosurfaktan masing-masing dimulai dalam 1
karena itu, ibuprofen yang merupakan obat mL, lalu divortex selama 5 menit, dan diamati
lipofilik dapat diformulasikan dalam sistem kelarutannya.5
SEDDS.
Berdasarkan latar belakang tersebut, 2. Optimasi basis formula SEDDS
peneltian ini dilakukan untuk mendapatkan ibuprofen
formula baru yang optimum dari SEDDS Dibuat 15 formula SEDDS
ibuprofen sebagai obat analgetik antipiretik dengan perbandingan minyak dan
yang memenuhi persyaratan farmasetik dan (surfaktan+kosurfaktan) 1:9; 1:8; 1:7; 1:6
mengetahui perbandingan hasil disolusi dan 2:8 serta perbandingan surfaktan :
SEDDS ibuprofen terhadap bahan baku kosurfaktan yaitu 2:1; 3:1; 3:2.13 SEDDS

66
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

dibuat dengan cara mencampurkan basis setiap tanda-tanda pemisahan fase diamati
berupa minyak, surfaktan dan kosurfaktan secara visual.9
kemudian campuran dipanaskan pada suhu 4. Pengujian stabilitas
40°C kemudian diaduk menggunakan a. Sentrifugasi
vortex sampai homogen. Terhadap formula Formula SEDDS Ibuprofen
hasil optimasi dilakukan evaluasi meliputi disentrifugasi pada kecepatan 3500 rpm
pengukuran nilai persen transmitan dan selama 30 menit.3
pengujian dispersibilitas untuk mendapatkan b. Heating cooling cycle
formula terbaik6. Pengujian dilakukan pada formula
SEDDS Ibuprofen sebanyak tiga siklus antara
3. Optimasi dosis ibuprofen dan suhu lemari pendingin 4oC dan 45oC dengan
pembuatan formula SEDDS ibuprofen penyimpanan pada setiap suhu tidak kurang
Dilakukan optimasi dosis ibuprofen dari 48 jam.3
untuk formula SEDDS yaitu, 200 mg, 100 mg, c. Freeze thaw cycle
50 mg, dan 20 mg dengan mencampurkan Pengujian dilakukan pada formula
pembawa minyak, surfaktan, kosurfaktan SEDDS Ibuprofen sebanyak tiga siklus pada
dan ibuprofen dipanaskan pada suhu 40oC, suhu beku yaitu -21oC dan suhu kamar yaitu
dan diaduk menggunakan vortex sampai 25oC dengan penyimpanan pada setiap suhu
homogen, lalu disonikasi selama 15 menit.6,7 tidak kurang dari 48 jam.3

2.3.2. Evaluasi formula SEDDS 2.3.3. Evaluasi sediaan akhir formula


Formula SEDDS ibuprofen dilakukan SEDDS hasil optimasi
evaluasi, meliputi: 1. Evaluasi Farmasetika
1. Pengukuran persen transmitan Evaluasi farmasetika sediaan SEDDS
Sebanyak 1 mL formula SEDDS ibuprofen meliputi organoleptik, indeks bias,
Ibuprofen masing-masing ditambahkan ke dan persen transmitan.
dalam aquadest sampai 100 mL lalu dikocok
hingga homogen. Selanjutnya dilakukan 2. Penentuan Ukuran Partikel
pengukuran persen transmitan digunakan Sebanyak 100 µL sediaan SEDDS
aquadest sebagai blanko. Diukur pada panjang Ibuprofen dilarutkan ke dalam 50 mL aquadest
gelombang 650 nm.8 kemudian dilakukan pengadukan dan
ditentukan ukuran partikelnya menggunakan
2. Pengujian dispersibilitas dan alat Particle Size Analyzer.10
emulsification time
Sebanyak 1 mL formula SEDDS 3. Penetapan Kadar Zat Aktif
masing-masing ditambahkan 500 mL aquadest Sediaan SEDDS ibuprofen ditimbang
pada suhu 37oC dengan kecepatan 50 rpm. setara dengan 20 mg serbuk ibuprofen
Pengujian ini dilakukan menggunakan alat uji murni lalu dimasukkan ke dalam labu takar
disolusi tipe II (dayung). Formulasi SEDDS 1000 mL, ditambahkan larutan dapar fosfat
dinilai secara visual disesuaikan dengan pH 7,4 hingga tanda batas, dikocok hingga
tingkat emulsifikasi grade A, B, C, D atau E9. homogen dan disaring dengan kertas saring
Whatman. Kemudian diukur absorbansinya
3. Pengujian robustness pada panjang gelombang serapan maksimum
Sebanyak 1 mL formula SEDDS 235 nm menggunakan spektrofotometer UV.3
Ibuprofen dimasukkan ke dalam 100 kali
media berbeda pH seperti HCl 0,1 N, 4. Pengujian laju disolusi
aquadest dan dapar fosfat pH 6,8 kemudian Uji laju disolusi dilakukan pada sediaan
diaduk dengan kecepatan 100 rpm pada suhu SEDDS ibuprofen yang dibandingkan
37oC. Selanjutnya dilakukan penyimpanan terhadap serbuk ibuprofen murni
pada suhu kamar selama 24 jam. Kemudian menggunakan alat uji disolusi apparatus type

67
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

II USP (dayung). Sediaan SEDDS ibuprofen sebagai kosurfaktan. Setelah itu dilanjutkan
ditimbang setara dengan 20 mg serbuk dengan uji ketercampuran minyak, surfaktan
ibuprofen murni, kemudian dimasukkan ke dan kosurfaktan (Tabel 1). Berdasarkan
dalam medium larutan dapar fosfat pH 7,4 uji ketercampuran didapatkan komponen
sebanyak 900 mL dengan kecepatan putaran minyak yang terpilih adalah asam oleat,
50 rpm dan suhu 37ºC. Sampel obat yang surfaktan yang terpilih adalah cremophor
terlarut dalam medium diambil pada menit RH 40 dan kosurfaktan yang terpilih adalah
ke-5, 10, 15, 30, 45, dan 60, masing-masing propilenglikol.
sebanyak 5 mL. Jumlah medium yang terambil
digantikan dengan medium baru dengan 3.1.2. Optimasi basis formula SEDDS
jumlah yang sama sehingga volume medium Dibuat sebanyak 15 formula SEDDS
selalu konstan. Tiap sampel yang diambil dengan berbagai perbandingan minyak :
dari medium disolusi kemudian disaring dan (surfaktan & kosurfaktan) dan surfaktan :
diamati dengan spektrofotometer UV pada kosurfaktan untuk mendapakan perbandingan
panjang gelombang serapan maksimum 235 yang terbaik. Berdasarkan hasil pengukuran
nm.3 terpilih beberapa formula basis SEDDS
dengan nilai persen transmitan >90%, yaitu
3. Hasil F1, F2, F3, F4, F5, F6, F7, F8, dan F9. Hal
3.1. Optimasi formula SEDDS ibuprofen ini berarti campuran tersebut homogen dan
3.1.1. Uji kelarutan ibuprofen memiliki tampilan yang jernih.11 Selanjutnya
Hasil uji kelarutan ibuprofen dalam basis formula SEDDS terpilih dilakukan
berbagai pembawa, yaitu minyak, surfaktan pengujian dispersibilitas dan emulsification
dan kosurfaktan yang dipilih berdasarkan time. Hasil optimasi basis formula SEDDS
kemampuannya untuk melarutkan ibuprofen dirangkum pada Tabel 2.
secara maksimal. Berdasarkan pengujian, Pada pengujian ini ditetapkan penilaian
pembawa yang mampu melarutkan ibuprofen grade, dimana keberhasilan terbentuknya self-
dengan baik pada perbandingan 1:1, yaitu emulsifying yang berukuran nano memiliki
asam oleat sebagai fase minyak, tween 80 grade A dan B9. Basis formula SEDDS yang
dan cremophor RH 40 sebagai surfaktan serta memenuhi grade A adalah F1, F2, F3, dan
polietilengklikol 400 dan propilenglikol F4 dan grade B adalah F5 dan F6 (Tabel 2).

Tabel 1. Hasil uji ketercampuran dan pengukuran nilai transmitan


Perbandingan
Minyak : Surfaktan+
Rata-rata (%T)
Minyak : Surfaktan : Kosurfaktan Kosurfaktan
± SD
dan (Surfaktan :
Kosurfaktan)
Asam oleat – Tween 80 – Polietilenglikol 400 1 : 9 (2 : 1) 70,20 ± 0,1
1 : 9 (3 : 1) 63,20 ± 0,1
1 : 9 (3 : 2) 63,13 ± 0,057
Asam oleat – Tween 80 - Propilenglikol 1 : 9 (2 : 1) 79,73 ± 0,115
1 : 9 (3 : 1) 72,20 ± 0,1
1 : 9 (3 : 2) 79,74 ± 0,053
Asam oleat – Cremophor RH 40 - Polietilenglikol 400 1 : 9 (2 : 1) 94,80 ± 0,1
1 : 9 (3 : 1) 96,43 ± 0,152
1 : 9 (3 : 2) 97,40 ± 0,2
Asam oleat – Cremophor RH 40 – Propilenglikol 1 : 9 (2 : 1) 99,43 ± 0,152
1 : 9 (3 : 1) 100,60 ± 0,2
1 : 9 (3 : 2) 99,53 ± 0,2
68
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

Tabel 2. Hasil optimasi basis formula SEDDS


Minyak :
Surfaktan : Transmitan Dispersibilitas
Formula Surfaktan & Kerjernihan Grade
Kosurfaktan
Kosurfaktan (%T) (detik)
F1 1:9 2:1 99,70 ± 0,10 50,69 ± 0,509 Jernih A
F2 1:9 3:1 99,57 ± 0,15 48,86 ± 0,415 Jernih A
F3 1:9 3:2 99,20 ± 0,10 34,43 ± 0,573 Jernih A
F4 1:8 2:1 99,60 ± 0,10 58,47 ± 1,039 Jernih A
F5 1:8 3:1 97,57 ± 0,25 60,16 ± 0,045 Putih B
F6 1:8 3:2 97,80 ± 0,519 36,275 ± 0,078 Putih B
F7 1:7 2:1 94,40 ± 0,173 > 1 menit Putih C
F8 1:7 3:1 94,10 ± 0,153 > 1 menit Putih C
F9 1:7 3:2 95,26 ± 0,153 > 1 menit Putih C

Selanjutnya, formula F1 hingga F6 dilakukan 3. Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa


optimasi penentuan dosis ibuprofen. formula terbaik yang memenuhi syarat
pengujian persen transmitan, dispersibilitas
3.1.3. Optimasi Dosis Ibuprofen dan emulsification time, robustness serta
Dosis ibuprofen yang terpilih dalam stabilitas yang meliputi sentrifugasi, heating
formula SEDDS berdasarkan nilai persen cooling dan freeze thaw cycle adalah formula
transmitan >90% yaitu 20 mg/mL pada F3.
formula F1, F2, F3, dan F6.
3.3. Evaluasi Farmasetika Sediaan
3.1.4. Pembuatan Formula SEDDS Ibupro- SEDDS
fen Hasil evaluasi farmasetika Sediaan
Dilakukan pengembangan formula SEDDS ibuprofen 20 mg/mL meliputi
SEDDS ibuprofen dosis 20 mg/mL pada organoleptik, indeks bias, persen transmitan,
formula F1, F2, F3, dan F6. ukuran partikel, indeks polidispersitas dan
penetapan kadar zat aktif, dirangkum pada
3.2. Evaluasi Awal Formula SEDDS Tabel 4 dan ditunjukkan pada Gambar 1.
Ibuprofen
Hasil evaluasi awal formula SEDDS 3.1.2. Evaluasi Performa Sediaan SEDDS
ibuprofen 20 mg/mL terdapat pada Tabel Ibuprofen

Tabel 3. Hasil evaluasi awal formula SEDDS ibuprofen 20 mg/mL


Dispersibilitas
Formula %T ± SD Kerjernihan Grade Robustness Stabilitas
(detik) ± SD
F1 99,07 ± 0,568 50,63 ± 1,131 Jernih A Tidak terjadi Stabil
pemisahan
fase
F2 99,53 ± 0,757 50,37 ± 0,587 Jernih A Tidak terjadi Stabil
pemisahan
fase
F3 99,70 ± 0,872 41,48 ± 1,293 Jernih A Tidak terjadi Stabil
pemisahan
fase
F6 92,73 ± 0,288 53,71 ± 1,427 Putih B Tidak terjadi Stabil
kebiruan pemisahan
fase
69
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

Table 4. Hasil evaluasi farmasetika sediaan SEDDS ibuprofen 20 mg/mL

Ukuran Penetapan
Transmitan Indeks
Formula Organoleptik Indeks Bias Partikel Kadar
(%) (nm)
Polidispersitas (% b/b)
F3 Jernih 1,3328 ± 99,20 ± 114,7 ± 0,428 ± 0,011 98,82 ±
0,018 0,388 0,692 0,810

Hasil evaluasi performa sediaan SEDDS obat lipofilik tersedia dalam larutan berbentuk
ibuprofen 20 mg/mL dilakukan dengan uji droplet yang mengarah pada meningkatnya
laju disolusi yang dibandingkan terhadap luas permukaan sehingga dapat meningkatkan
serbuk ibuprofen murni, ditunjukkan pada absorpsi.3
Gambar 2. Keberhasilan formulasi SEDDS
tergantung pada kelarutan ibuprofen dalam
4. Pembahasan berbagai pembawa. Minyak, surfaktan
Rute pemberian obat secara oral adalah dan kosurfaktan dipilih berdasarkan
rute yang paling menguntungkan untuk kemampuannya untuk melarutkan ibuprofen
pemberian obat. Namun, hampir setengah dari secara maksimal dengan uji kelarutan
zat aktif obat saat ini menunjukkan kelarutan serta perbandingan rasio pada setiap
yang rendah dalam air, sehingga mengarah komponennya.12 Peran penting surfaktan
pada terbatasnya bioavailabilitas dan efek dalam menurunkan tegangan permukaan serta
klinis secara oral. Salah satu pendekatan bantuan kosurfaktan untuk meningkatkan
seperti penggunaan formulasi self-emulsifying fluiditas film antarmuka dengan menembus
telah dikembangkan untuk meningkatkan ke dalam lapisan tunggal surfaktan dan energi
bioavailabilitas dan tingkat disolusi obat yang bebas menjadi minimum.13
lipofilik seperti ibuprofen.10 Pengujian nilai persen transmitan
Self Emulsifying Drug Delivery Systems dilakukan untuk melihat kejernihan formula
(SEDDS) digambarkan sebagai campuran sediaan setelah dilakukan pengenceran
isotropik dari minyak, surfaktan, kosurfaktan 1:100.14 Optimasi formula dilakukan untuk
dan obat lipofilik. Sistem ini membentuk mendapatkan perbandingan komposisi antara
emulsi minyak dalam air saat dimasukan ke fase minyak, surfaktan dan kosurfaktan
dalam fase berair di bawah agitasi ringan yang yang mampu menghasilkan fasa homogen
diberikan oleh gerakan gastrointestinal yang dan jernih setelah pencampuran. Formula
mampu membentuk emulsi dengan cepat SEDDS yang baik adalah yang memiliki
dalam cairan gastrointestinal. Pada sistem ini nilai persen transmitan lebih dari 90% yang

Gambar 1. Organoleptik sediaan SEDDS ibuprofen 20 mg/mL

70
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

Gambar 2. Profil disolusi SEDDS ibuprofen dan ibuprofen murni

mengindikasikan kejernihan.11 Berdasarkan F6 tidak terjadi pemisahan fase (Tabel 3) yang


Tabel 2, nilai transimitan dari semua mengindikasikan bahwa formula SEDDS
formulasi (F1-F9) memiliki nilai diatas stabil. Selain itu, pengujian ini dilakukan
90% yang mengindikasikan bahwa basis untuk melihat kemampuan formula SEDDS
formula SEDDS terdispersi sempurna, jernih, ketika diencerkan pada media yang mewakili
sehingga luas permukaan partikel meningkat, pH lambung dan usus yang ada dalam saluran
meningkatkan area tegangan antarmuka pencernaan tidak membentuk pemisahan
sehingga pelepasan dan absorbsi obat di fasa.9
saluran pencernaan juga lebih cepat.11 Pengujian stabilitas SEDDS dilakukan
Hasil dari uji dispersibiitas dapat dilihat dengan metode sentrifugasi, heating cooling
pada Tabel 3. Pengujian ini dilakukan untuk cycle dan freeze thaw cycle. Pengujian stabilitas
melihat proses dan waktu yang dibutuhkan dengan metode sentrifugasi dilakukan untuk
untuk terbentuknya nanoemulsi secara in vitro melihat kekeruhan sediaan dan pemisahan
dengan pengamatan visual menggunakan fase akibat gaya gravitasi. Pengujian stabilitas
sistem grading.9 Berdasarkan hasil pengujian secara termodinamika dilakukan dengan 2
ini, formula F1, F2, F3, dan F6 memiliki metode yaitu heating cooling cycle dan freeze
waktu dispersibilitas kurang dari 1 akan tetapi thaw cycle, bertujuan untuk menguji stabilitas
F3 memiliki waktu dispersibilitas yang lebih sistem emulsi terhadap perubahan suhu yang
cepat. Selain itu, formula F1-F3 termasuk ekstrim sehingga dapat membedakan antara
kedalam grade A menunjukkan bahwa mikroemulsi atau nanoemulsi yang terbentuk
formulasi ini membentuk nanoemulsi dengan dari makroemulsi. Pada dasarnya sediaan
cepat (dalam 1 menit), dan menghasilkan emulsi konvensional memiliki ketidakstabilan
nanoemulsi yang jenih. Sedangkan formula kinetik dan termodinamika yang dapat
F2 termasuk ke dalam grade B dikarenakan menyebabkan terjadinya pemisahan fasa.3,9
emulsi memiliki penampilan putih kebiruan.21 Hasil pengujian stabilitas menunjukkan
Hasil dari pengujian robustness bahwa formula F1, F2, F3, dan F6 stabil
menunjukkan bahwa formula F1, F2, F3, dan (Tabel 3).
71
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

Formulasi Self-emulsifying drug dalam formula SEDDS. Menurut Farmakope


delivery systems (SEDDS) ditandai dengan Indonesia Edisi V, kadar ibuprofen yang
ukuran globul dari 100-300 nm15. SEDDS memenuhi syarat tidak kurang dari 97,0%
terdiri dari sistem penghantaran obat self- dan tidak lebih dari 103,0%. Hasil penetapan
microemulsifying drug delivery systems kadar ibuprofen dalam sediaan SEDDS adalah
(SMEDDS) dan self-nanoemulsifying drug 98,82 ± 0,810%, sehingga diketahui bahwa
delivery systems (SNEDDS). SMEDDS kadar zat aktif memenuhi syarat (Tabel 4).
menunjukkan formulasi yang menghasilkan Profil uji laju disolusi in vitro pada menit
mikroemulsi transparan dengan ukuran ke-10 menunjukkan bahwa sediaan SEDDS
globul antara 100 sampai 250 nm, sedangkan ibuprofen lebih tinggi dibandingkan dengan
SNEDDS membentuk emulsi dengan kisaran serbuk ibuprofen murni, yaitu masing-masing
ukuran globul kurang dari 100 nm.16,17 Dari sebesar 90,04 ± 1,764% dan 59,33 ± 1,638%
hasil penentuan ukuran partikel diketahui (Gambar 2). Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa formula SEDDS ibuprofen 20 mg/mL proses disolusi obat berhubungan dengan
memiliki ukuran globul 114,7 nm (Tabel 4). ukuran globul. Ukuran globul menurun
Hal tersebut menunjukkan bahwa formula mengakibatkan luas permukaan meningkat
SEDDS ibuprofen 20 mg/mL termasuk ke dan menghasilkan disolusi atau pelepasan
dalam range mikro sehingga dapat disebut obat yang lebih cepat.22
self-microemulsifying drug delivery systems
(SMEDDS). 5. Simpulan
Indeks polidispersibilitas merupakan Penelitian ini menghasilkan formula
patokan homogenitas dari ukuran droplet baru untuk SEDDS ibuprofen 20 mg/mL
yang nilainya bervariasi dari 0,0 hingga dengan menggunakan fasa minyak asam oleat,
1,0. Polidispersibilitas adalah rasio deviasi surfaktan cremophor RH 40 dan kosurfaktan
standar yang berarti ukuran tetesan propilenglikol dengan perbandingan fase
dalam suatu formulasi. Semakin tinggi minyak : (surfaktan + kosurfaktan) 1:9
indeks polidispersibilitasnya, semakin dan pebandingan surfaktan : kosurfaktan
rendah keseragaman ukuran droplet 3:2. Formula tersebut merupakan formula
dalam formulasi. Semakin mendekati nol terbaik karena memenuhi persyaratan persen
indeks polidispersibilitas, menunjukkan transmitan (99,7%), waktu dispersibilitas
ukuran droplet semakin homogen.3 Indeks (<60 detik), tidak terjadi pemisahan fasa pada
polidispersibilitas dengan nilai 0,0 sampai pengujian robustness dan pada pengujian
0,5 menunjukkan formula monodispersi stabilitas tidak terjadi pemisahan fasa.
serta mengindikasikan formula memiliki Memiliki ukuran globul rata-rata 114,7 ± 0,692
keseragaman ukuran globul.18,19,20 Hasil nm. Hasil uji laju disolusi in vitro pada menit
evaluasi farmasetika sediaan SEDSS ibuprofen ke-10 menunjukkan bahwa sediaan SEDDS
20 mg/mL dapat dilihat pada Tabel 4. SEDDS ibuprofen lebih tinggi dibandingkan dengan
ibuprofen memiliki indeks polidispersibilitas serbuk ibuprofen murni, yaitu masing-masing
sebesar 0,428 yang menunjukan formula sebesar 90,04 ± 1,764% dan 59,33 ± 1,638%.
SEDDS ibuprofen memiliki keseragaman Saran penelitian serlanjutnya dialkukan uji
ukuran tetesan yang baik.3 Indeks bias dari stabilitas dari produk SEDDS ibuprofen 20
formulasi yang dihasilkan sebesar 1,3328 mg/mL yang dihasilkan.
± 0,018 mirip dengan indeks bias air yaitu
1,333. Selain itu, formulasi menunjukkan Daftar Pustaka
nilai transmittan lebih dari 99%. Indeks bias 1. Meirinho ,S., Rodrigues, M., Santos,
dan persen data transmitansi menunjukkan A.O., Falcão, A., Alves, G. Self-
formula SEDDS ibuprofen tersebut transparan Emulsifying Drug Delivery Systems: An
(Gambar 1). 3 Alternative Approach to Improve Brain
Penetapan kadar zat aktif dilakukan Bioavailability of Poorly Water-Soluble
untuk menuntukan kandungan ibuprofen Drugs through Intranasal Administration.

72
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

Pharmaceutics. 2022;14(7):1487. doi: System (SNEDDS) for Improved Oral


10.3390/pharmaceutics14071487. Bioavailability of Chlorpromazine: In
2. Zanchetta, B., Chaud, M.V., Santana, Vitro and In Vivo Evaluation. Medicina
M.H.A. Self-emulsifying drug delivery (Kaunas). 2019 May 24;55(5):210.
system (SEDDS) in pharmaceutical 11. Anindhita, M.A., Oktaviani, N. Formulasi
development. J Adv Chem Eng. 2015;5(3). self-nanoemulsifying drug delivery
3. Saritha, D., Bose, P.S.C., Nagaraju, R. system (SNEDDS) ekstrak daun pepaya
Formulation and Evaluation of Self- (Carica papaya l.) dengan virgin coconut
emulsifying drug delivery systems oil (VCO) sebagai minyak pembawa.
(SEDDS) of Ibuprofen. IJPSR. Jurnal Pena Medika. 2016;6(2).
2014;5(9):3511-3519. 12. Amrutkar, C., Salunkhe, K., Chaudhari
4. Khames, A. Investigation of the effect of S. Study on self nano emulsifying drug
solubility increase at the main absorption delivery system of poorly water soluble
site on bioavailability of BCS class II drug drug rosuvastatin calcium. World
(risperidone) using liquisolid technique. Journal of Pharmaceutical Research.
Drug Deliv. 2017 Nov;24(1):328-338 2014;3(4):2137-2151.
5. Chavda, H., Patel, J., Chavada, G., 13. Priani, S.E., Nurrayyan., Darusman, F.
Dave, S., Patel, A., Patel, C. Self- Formulasi self nano emulsifying drug
nanoemulsifying powder of isotretinoin: delivery system (SNEDDS) glimepirid
preparation and characterization. Journal dengan fasa minyak asam oleat. J u r n a l
of Powder Technology. 2013;1-9. Pharmaciana. 2017;7(2); 267-276.
6. Shah, S.E., Parikh, R.H., Chavda, J.R., 14. Sharma, S., Sharma, A.D., Naseer, M.D.A.,
Sheth, N.R. Self-nanoemulsifying drug Singh, R. Formulation and evaluation of
delivery system of glimepiride : Design, self emulsifying drug delivery system
development and optimization. J Pharm of iburofen using castor oil. Int J Pharm
Sci and Tech. 2013;67(3):201-213. Pharm Sci. 2011;3(4):299-302
7. Wadhwa, J., Asthana, A., Shilakari, G., 15. Nicholas, O., Lydia, U., Lawrence, E.,
Chopra, A.K., Singh, R. Development Sunday, O., Vegil, O., Amarauche, C.
and evaluation of nanoemulsifying Ibuprofen self-emulsifying drug delivery
preconcentrate of curcumin for colon system. World journal of pharmacy and
delivery. The Scientific World Journal. pharmaceutical sciences. 2015;4(02):887-
2015;1-15. 899.
8. Senapati, P.C., Sahoo, S.K., Sahu, A.N. 16. Parthasarathi, K.P., Mudit, D.,
Mixed surfactant based (SNEDDS) self- Prudhvi, R., Lavanya, D., Krishna,
nanoemulsifying drug delivery system L.N.V. Formulation and evaluation of
presenting efavirenz for enhancement positively charged self-emulsifying drug
of oral bioavailability. Biomed delivery systems containing ibuprofen.
Pharmacother. 2016;80:42-51. International Research Journal of
9. Nasr A, Gardouh A, Ghonaim H, Pharmacy. 2011;2(8):82-91.
Abdelghany E, Ghorab M. Effect of oils, 17. Indriani, V., Tobing, N.E.K.P., Rijai, L.
surfactants and cosurfactants on phase Formulasi self-nanoemulsifying drug
behavior and physicochemical properties delivery system (SNEDDS) ekstrak biji
of self-nanoemulsifying drug delivery ramania (bouea macrophylla griff) dengan
system (SNEDDS) for irbesartan and asam oleat (oleic acid) sebagai minyak
olmesartan. Int j app pharm. 2016;8(1):13- pembawa. Proceeding of Mulawarman
24. Pharmaceuticals Conferences.
10. Baloch J, Sohail MF, Sarwar HS, Kiani 2018;8(1):276-284.
MH, Khan GM, Jahan S, Rafay M, 18. Tan, M.E., He, C.H., Jiang, W., et al.
Chaudhry MT, Yasinzai M, Shahnaz G. Development of solid lipid nanoparticles
Self-Nanoemulsifying Drug Delivery containing total flavonoid extract from

73
IJPST - 9(2), 2022; 65-74

Dracocephalum moldavica L. and their


therapeutic effect against myocardial
ischemia-reperfusion injury in rats. Int J
Nanomedicine. 2017;12:3253-3265.
19. Zhu, Y., Ye, J., Zhang, Q. Self-emulsifying
Drug Delivery System Improve Oral
Bioavailability: Role of Excipients and
Physico-chemical Characterization.
Pharm Nanotechnol. 2020;8(4):290-301.
doi: 10.2174/2211738508666200811104
240.
20. Sharma, R., Katageri, S.B. Development,
optimization and characterization of oral
solid self nanoemulsifying drug delivery
systems (S-SNEDDS) of repaglinide
tablets for type-II diabetes. International
Journal for Pharmaceutical Research
Scholars. 2015;4(I-3);123-138.
21. Nasr A, Gardouh A, Ghorab M. Novel
Solid Self-Nanoemulsifying Drug
Delivery System (S-SNEDDS) for Oral
Delivery of Olmesartan Medoxomil:
Design, Formulation, Pharmacokinetic
and Bioavailability Evaluation.
Pharmaceutics. 2016; 8(3):20.
22. Verma R, Kaushik D. Design and
optimization of candesartan loaded
self-nanoemulsifying drug delivery
system for improving its dissolution
rate and pharmacodynamic potential.
Drug Deliv. 2020;27(1):756-771. doi:
10.1080/10717544.2020.1760961.

74

You might also like