Analisis Pengaruh Work Life Balance Dan Person Job Fit Terhadap Affective Organizational Commitment
Analisis Pengaruh Work Life Balance Dan Person Job Fit Terhadap Affective Organizational Commitment
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh dari work life balance
dan person job fit terhadap affective organizational commitment dan
pengaruh affective organizational commitment terhadap job
performance. Data analisis diperoleh melalui kuesioner mencakup 97
karyawan PT Asiatrust Technovima Qualiti. Pengujian hipotesis
menggunakan structural equation modelling dengan Smartpls 3.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa work life balance dan person job fit
berpengaruh positif terhadap affective organizational commitment, serta
affective organizational commitment berpengaruh positif terhadap job
performance. Sehingga manajemen sumber daya manusia di
perusahaan perlu memperhatikan kebutuhan karyawan terkait
pemenuhan work life balance dan person job fit agar dapat mendorong
peningkatan komitmen karyawan terhadap perusahaan dan job
performance karyawan dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
Pendahuluan
Pasca pandemi covid 19 telah mengubah pola kehidupan dalam pekerjaan maupun
keluarga dengan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendampingi pendidikan
anak yang dilaksanakan secara daring di rumah, maupun pekerjaan yang dilakukan secara
hybrid berupa kombinasi antara work from office (WFO) dengan work from home (WFH).
Sulitnya untuk memisahkan secara jelas antara domain pekerjaan dan kehidupan pribadi
dapat mempengaruhi persepsi karyawan atas terpenuhinya work life balance (Erro-Garcés
et al., 2022).
Penelitian ini penting untuk menganalisis peran work life balance dan person job fit dalam
membentuk affective organizational commitment karyawan pada perusahaan PT Asiatrust
Technovima Qualiti sebagai perusahaan yang masih relatif baru didirikan tahun 2014 atau
berumur kurang dari 10 (sepuluh) tahun, dengan kegiatan usaha bergerak di bidang jasa
inspeksi dan uji kalibrasi mineral pertambangan. Kebutuhan kesesuaian tenaga ahli di
bidang coal testing yang tergolong keahlian spesifik, menuntut PT Asiatrust Technovima
Qualiti agar dapat mempertahankan para tenaga ahli yang dimiliki dan melakukan
kaderisasi. Aktivitas dari karyawan perusahaan banyak terkait dengan survey lapangan
pertambangan, juga merupakan tantangan bagi perusahaan untuk dapat menjaga
keseimbangan antara pola kerja lapangan dengan pemenuhan kebutuhan kehidupan sosial
dan keluarga karyawan. Sebagai perusahaan yang masih baru yang dibangun dengan
karyawan berpengalaman dari asal perusahaan yang berbeda-beda, perusahaan juga
perlu perjuangan untuk menciptakan budaya kerja dan komitmen bersama dalam
mempertahankan dan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan.
Penelitian ini juga menganalisis pengaruh affective organizational commitment terhadap job
performance sebagaimana hasil penelitian Sharma & Dhar, (2016), bahwa perusahaan
yang memberi dukungan bagi kemajuan karyawan secara adil, akan menumbuhkan
affective organizational commitment serta job performance karyawan yang akan
memberikan kontribusi dalam mendukung keberhasilan dan pertumbuhan perusahaan.
Rasa keterikatan karyawan terhadap perusahaan mengacu pada keyakinan bahwa
perusahaan memberikan perhatian atas kebutuhan dan kesejahteraan karyawan
(Ogunbanjo et al., 2022). Karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaan akan
menjaga hubungan baik dengan sesama karyawan dalam perusahaan sehingga
mendukung kinerja perusahaan (Setiawati, 2020).
Work life balance merupakan persepsi terhadap terpenuhinya secara seimbang antara
kepentingan pekerjaan dan kebutuhan individual karyawan untuk dapat menjalankan peran
sosialnya. Masalah yang berkaitan dengan work life balance dalam praktek di organisasi
saat ini menunjukkan pergeseran paradigma yang tidak hanya berhubungan dengan
tantangan menggabungkan urusan pekerjaan dan perawatan keluarga, tetapi juga untuk
lebih mengenali pentingnya peran lain yang harus dijalankan karyawan sebagai individu,
seperti komunitas, perawatan orang tua, nilai-nilai pribadi, waktu luang dan masa tua
(Shabir & Gani, 2020). Perusahaan harus memfasilitasi work life balance agar
memungkinkan karyawan menjadi lebih efektif dan produktif dalam menjalankan tugasnya
(Attar et al., 2021). Harmonisasi antara kepentingan pekerjaan dengan kehidupan pribadi
merupakan hal yang dapat mempengaruhi komitmen karyawan (Marseno & Muafi, 2021).
Sehingga rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:
Person job fit berkaitan dengan kecocokan antara kompetensi yang dimiliki individu
karyawan dengan kualifikasi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas. Person job
fit terjadi apabila pengetahuan, kemampuan dan kecakapan seseorang sejalan dengan
kebutuhan dan karakteristik dari pekerjaan (Saufi et al., 2020). Semakin tinggi level person
job fit yang dirasakan karyawan maka akan semakin meningkatkan komitmen karyawan
terhadap organisasi serta mengurangi kecenderungan terjadinya turnover (Chou et al.,
2022). Karyawan dengan persepsi person job fit yang lebih tinggi akan menanggung
konsekuensi yang lebih besar apabila akan berpindah perusahaan karena belum tentu di
perusahaan baru akan memperoleh tingkat kecocokan yang sama atau lebih besar. Itulah
alasan mengapa karyawan bertahan karena tidak ingin terjadi potensi kehilangan
kesesuaian antara kompetensi dengan tuntutan pekerjaan, yang akan berdampak pada
nilai penghargaan yang akan diterima dari perusahaan (Tufail & Jehahgir, 2018). Sehingga
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Metode
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif berdasarkan data hasil kuesioner
mencakup 4 (empat) variabel yaitu work life balance, person job fit, affective organizational
commitment, dan job performance.
Seluruh konstruksi variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan 5 (lima) poin skala
likert dengan kriteria poin 1 = Sangat Tidak Setuju, sampai dengan poin 5 = Sangat Setuju.
Data sampel penelitian ini bersumber dari hasil respon kuesioner terhadap karyawan PT
Asiatrust Technovima Qualiti dengan lokasi kantor di Tangerang Selatan yang kegiatan
usahanya bergerak di bidang inspeksi dan uji kalibrasi mineral pertambangan. Teknik
pengambilan sampel secara acak sederhana dari jumlah populasi 127 karyawan dengan
menggunakan rumus slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 97 responden.
Pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan pada periode bulan Juli 2022.
Analisis terhadap data menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk menguji
hubungan antar variabel secara lebih kompleks (Sarjono & Julianita, 2015) menggunakan
Smart PLS 3.0. Langkah awal dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas data. Uji validitas
menggunakan kriteria loading factor ≥0,6 maka data dikatakan valid. Uji reliabilitas
menggunakan kriteria cronbach’s alpha ≥0,6 dan composite reliability (CR) dengan kriteria
≥0,6 maka dinyatakan data reliabel. Pengujian multikolinearitas menggunakan variance
inflation factor (VIF) dengan kriteria VIF<5. Pengujian kelayakan model menggunakan
kriteria besaran nilai R square ≥50% maka analisis dapat dilanjutkan. Selanjutnya pengujian
hipotesis untuk membuktikan pengaruh, dengan menggunakan total effect antar variabel,
t-statistik dan p-values.
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar responden laki-laki (73,2%), berusia diatas 25 tahun
(90,7%), pendidikan S1 atau lebih (70,1%), masa kerja di atas 3 tahun (76,3) dan level
karyawan (78,4).
Pengujian validitas terhadap 46 indikator dari variabel menunjukkan bahwa sebagian besar
indikator memiliki loading factor bernilai lebih dari 0,6 sehingga indikator dinyatakan valid.
Indikator yang memiliki nilai outer loading <0,6, dikeluarkan dari model, yaitu pada variabel
work life balance untuk indikator WLB3 (pekerjaan tidak membuat kebutuhan pribadi saya
terabaikan) dan pada variabel job performance untuk indikator JP6 (saya berusaha untuk
membantu dan mendukung karyawan lain). Hasil pengujian validitas dan reliabilitas
sebagaimana disajikan pada tabel 3, menunjukkan pengukuran cronbach’s alpha pada
seluruh variabel penelitian bernilai di atas 0,6 dan composite reliability (CR) bernilai di atas
0,6 sehingga data dinyatakan reliabel. Seluruh variabel penelitian memiliki nilai average
variance extracted (AVE) di atas 0,5 sehingga seluruh variabel dinyatakan valid.
inflation factor (VIF). Hasil pengujian data pada tabel 4 menunjukkan VIF values seluruh
variabel nilainya di bawah 5 sehingga disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 6. R Square
R Square R Square Adjusted
Affective Commitment Organizational 0.645 0.638
Job Performance 0,551 0,546
Sumber : data penelitian diolah, 2022
Hasil pengujian model fit untuk model persamaan struktural yaitu model affective
organizational commitment dan model job performance ditunjukkan dengan tabel 6. Untuk
model affective organizational commitment diperoleh nilai R square adjusted sebesar 0,638
yang artinya variasi atau perilaku dari variabel independen yaitu person job fit dan work life
balance mampu menjelaskan variasi atau perilaku dari variabel dependen affective
organizational commitment sebesar 63,8% sedangkan sisanya yaitu sebesar 36,2% adalah
variasi dari variabel independen lain yang mempengaruhi affective organizational
commitment tetapi tidak dimasukan dalam model. Koefisien determinasi untuk model job
performance menghasilkan nilai adjusted R square sebesar 0,546 yang artinya perilaku dari
variabel affective organizational commitment mampu menjelaskan tentang variasi dari
variabel job performance senilai 54,6% sedangkan sisanya yaitu sebesar 45,4%
merupakan variasi dari variabel independen lain yang mempengaruhi job performance
tetapi tidak dimasukkan dalam model. Dari hasil pengujian ini, maka pengujian hipotesis
teori dapat dilanjutkan.
Hasil analisis pengujian hipotesis pada tabel 7 memperlihatkan work life balance
terbukti berpengaruh positif terhadap affective organizational commitment yang ditunjukkan
dengan nilai estimasi sebesar 0,288 dan p-value sebesar 0,007 < 0,05. Person job fit
terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap affective organizational commitment yang
ditunjukan dengan koefisien estimasi bernilai 0,580 dan p-value menunjukkan nilai sebesar
0,00 < 0,05. Untuk pengaruh dari affective organizational commitment terhadap job
performance diperoleh nilai koefisien estimasi sebesar 0,742 dan p-value sebesar 0,000 <
0,05 yang diartikan bahwa hipotesis yang diajukan terbukti.
Hasil pengujian H1 menunjukkan adanya pengaruh positif work life balance terhadap
affective organizational commitment, sejalan dengan temuan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hasan et al. (2021). Ketika perusahaan memfasilitasi work life balance maka
karyawan dapat memenuhi tugas keluarga dan non pekerjaan, sehingga akan menciptakan
loyalitas dan komitmen terhadap perusahaan (Talukder et al., 2018). Komitmen kepada
perusahaan terbentuk ketika karyawan tidak merasakan adanya konflik antara karir dan
kehidupan pribadi sehingga dapat membagi tanggung jawab antara urusan pekerjaan
dengan kepentingan pribadi dan keluarga (Marseno & Muafi, 2021). Karyawan akan
berkomitmen terhadap tugas dan tanggung jawabnya terhadap perusahaan manakala
merasakan bahwa perusahaan memberikan perlakuan baik kepada karyawan (Zeb et al.,
2020). Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial untuk menjaga kualitas kehidupan kerja
para karyawan sebagai bentuk komitmen etika perusahaan dalam bentuk dukungan
terhadap kehidupan keluarga para karyawan (Fung et al., 2021). Tuntutan work life balance
dari karyawan sebagai bentuk persepsi atas kesejahteraan yang dapat diberikan oleh
perusahaan terhadap karyawan dengan memperhitungkan keseimbangan jumlah waktu
yang dihabiskan untuk kegiatan pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan (Abdirahman
et al., 2020). Agar dapat mengakomodir kebutuhan waktu karyawan untuk urusan pribadi
yang dapat bersinggungan dengan urusan pekerjaan, maka perlu diciptakan sistem kerja
yang lebih flexibel yang memungkinkan karyawan dapat saling menggantikan satu dengan
yang lain sehingga tidak terjadi ketergantungan dalam penyelesaian suatu tugas hanya
terbatas pada karyawan tertentu. Hubungan dan komunikasi antar karyawan yang bersifat
kolaboratif akan membantu kelancaran dan penyelesaian pekerjaan, disamping juga
memberikan peluang bagi karyawan untuk dapat memperluas pengetahuan dan
kompetensi mengenai berbagai bidang pekerjaan.
Hasil pengujian H2 menunjukkan bahwa person job fit berpengaruh positif terhadap
affective organizational commitment. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya dari Hasan et al. (2021) dan Nur Iplik et al. (2011). Komitmen karyawan kepada
organisasi terbentuk apabila karyawan merasakan kesesuaian antara kompetensi yang
dimiliki dengan tugas atau jabatannya. Karyawan yang menyadari bahwa kemampuan dan
bakat yang dimilikinya sejalan dengan tugas yang diembannya dalam organisasi maka
akan meningkatkan komitmen terhadap organisasi. Karyawan yang menganggap posisinya
telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka akan memiliki kepuasan karena merasa
diterima dalam perusahaan (Chou et al., 2022). Proses rekrutmen dan penempatan
karyawan sangat berperan bagi manajemen agar karyawan berkesempatan untuk
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif work life balance dan person job
fit terhadap affective organizational commitment, serta menunjukkan bahwa affective
organizational commitment berpengaruh positif terhadap job performance. Sehingga
terdapat beberapa rekomendasi kepada manajer sumber daya manusia di perusahaan
untuk memperhatikan: 1) strategi dalam pengelolaan pola kerja karyawan agar
mengedepankan efisiensi dan efektivitas pencapaian yang didukung optimalisasi
pemanfaatan teknologi sehingga dapat mengadopsi flexibilitas, otonomi dan kolaborasi
antar karyawan; 2) proses rekrutmen dan penempatan karyawan didasarkan hasil analisis
mengenai kompetensi yang dibutuhkan dan target output yang diharapkan, sehingga
karyawan memahami secara jelas dan berupaya dapat memenuhi kompetensi yang
dibutuhkan agar karyawan dapat berkontribusi secara optimal bagi perusahaan; 3)
memfasilitasi peningkatan kompetensi karyawan baik secara internal untuk memahami
proses bisnis di luar bidang tugasnya agar meningkatkan sinergi antar sesama karyawan,
atau mengikutsertakan dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal untuk
penambahan wawasan dan kompetensinya; 4) menciptakan komunikasi dalam perusahaan
yang mendorong sikap saling membantu untuk mendukung terciptanya keseimbangan
antara kehidupan pekerjaan dengan kehidupan pribadi, serta menghargai ide atau
pendapat yang membuat karyawan merasa dilibatkan dan dihargai dalam perusahaan.
Referensi
Abdirahman Isse, H. , H., Shiyanbade Najeemdeen, I., Bello, T., Abidemi, R., & Binti, A. (2020). The
Relationship Between Job Satisf action, Work-Lif e Balance and Organizational Commitment
on Employee Perf ormance. International Journal of Information, Business and
Management:12(1).
Alf i, Haryonor, S., & Nuryakin. (2021). The Ef f ect of Person Job Fit and Person Organization Fit on
Employee Perf ormance with Organizational Citizenship Behavior as Mediator: Study of Local
Government Employees in Tojo Una-Una Regency. Business Management Dynamics:10(12),
17–28. www.bmdynamics.com
Attar, M., Çağlıyan, V., & Abdul-kareem, A. (2021). Evaluating the Moderating Role of Work -Life
Balance on the Ef f ect of Job Stress on Job Satisf action. Istanbul Business Research.
https://doi.org/10.26650/ibr.2020.49.0081
Chandrahaas, S. C., & Narasimhan, N. (2022). Authentic Leadership and Af f ective Organizational
Commitment: The Mediating Role of Workplace Psychological Saf ety. International
Management Review:18(1), 12–26.
Chou, N.-W., Hsieh, H.-M., & Hung, T.-K. (2022). The Impact of Person-Job Fit on Job Perf ormance:
Job Involvement as Mediator, and Career Plateau as Mediated Moderator. The International
Journal of Organizational Innovation:Vol. 14. https://www.ijoi-online.org/
de Cuyper, N., & de Witte, H. (2011). The management paradox: Self -rated employability and
organizational commitment and perf ormance. Personnel Review:40(2), 152–172.
https://doi.org/10.1108/00483481111106057
Erro-Garcés, A., Urien, B., Čyras, G., & Janušauskienė, V. M. (2022). Telework in Baltic Countries
during the Pandemic: Ef f ects on Wellbeing, Job Satisf action, and Work -Lif e Balance.
Sustainability:14(10), 5778. https://doi.org/10.3390/su14105778
Fung, L. K. hei, Hui, R. T. yin, & Yau, W. C. wai. (2021). Work-lif e balance of Chinese knowledge
workers under f lextime arrangement: the relationship of work -lif e balance supportive culture
and work-lif e spillover. Asian Journal of Business Ethics:10(1).
https://doi.org/10.1007/s13520-020-00114-7
Ghozali Imam, & Latan Hengky (2015), Partial Least Squares Konsep Teknik dan Aplikasi
menggunakan Program SmartPLS 3.0, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang,
ISBN : 979.704.300.2
Hasan, T., Jawaad, M., & Butt, I. (2021). The inf luence of person–job fit, work–lif e balance, and work
conditions on organizational commitment: Investigating the mediation of job satisfaction in the
private sector of the emerging market. Sustainability (Switzerland):13(12).
https://doi.org/10.3390/su13126622
Kaur, P., Malhotra, K., & Sharma, S. K. (2020). Moderation-mediation f ramework connecting internal
branding, af f ective commitment, employee engagement and job satisf action: an empirical
study of BPO employees in Indian context. Asia-Pacific Journal of Business
Administration:12(3–4), 327–348. https://doi.org/10.1108/APJBA-10-2019-0217
Marseno, W. A., & Muaf i, M. (2021). The ef f ects of work -lif e balance and emotional intelligence on
organizational commitment mediated by work engagement. International Journal of Business
Ecosystem & Strategy (2687-2293):3(2), 01–15. https://doi.org/10.36096/ijbes.v3i2.257
Nasurdin, A. Mohd, Tan, C. L., & Naseer Khan, S. (2020). Can high perf ormance work practices and
satisf action predict job perf ormance? An examination of the Malaysian private healt h-care
sector. International Journal of Quality and Service Sciences . https://doi.org/10.1108/IJQSS-
06-2019-0090
Nur Iplik, F., Can Kilic, K., & Yalcin, A. (2011). The simultaneous ef f ects of person-organization and
person-job f it on Turkish hotel managers. International Journal of Contemporary Hospitality
Management:23(5), 644–661. https://doi.org/10.1108/09596111111143386
Ogunbanjo CLN, B., Olusegun Awonusi Hezekiah Oluwasanmi Library, S., & Olaniyi, I. (2022).
Correlations between Work Environment, Af f ective, Normative, and Continuance
Commitments of Library Personnel in Public University Libraries in South-West Nigeria.
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/(the"License")
Park, J., Han, S. J., Kim, J., & Kim, W. (2021). Structural relationships among transf ormational
leadership, af f ective organizational commitment, and job perf ormance: the mediating role o f
employee engagement. European Journal of Training and Development .
https://doi.org/10.1108/EJTD-10-2020-0149
Peng, Y., & Mao, C. (2015). The Impact of Person–Job Fit on Job Satisfaction: The Mediator Role of
Self Ef f icacy. Social Indicators Research: 121(3), 805–813. https://doi.org/10.1007/s11205-
014-0659-x
Pongton, P., & Suntrayuth, S. (2019). Communication Satisf action, Employee Engagement, Job
Satisf action, and Job Perf ormance in Higher Education Institutions. ABAC Journal:39(3), 90–
110.
Sarjono Haryadi, Julianita Winda (2018), Structural Equation Modeling (SEM) Sebuah Pengantar,
Aplikasi untuk Penelitian Bisnis, Penerbit Salemba Empat, ISBN 978-979-061-554-0
Sauf i, R. A., Mansor, N. N. A., Kakar, A. S., & Singh, H. (2020). The mediating role of perso n-job fit
between person-organisation f it and intention to leave the job: Empirical evidence f rom
pakistan. Sustainability (Switzerland):12(19), 8189. https://doi.org/10.3390/su12198189
Setiawati, T. (2020). Inf luence of Perf ormance Appraisal Fairness and Job Satisf action through
Commitment on Job Perf ormance. Review of Integrative Business and Economics
Research:9(3), 133–152.
Shabir, S., & Gani, A. (2020). Impact of work–lif e balance on organizational commitment of women
health-care workers: Structural modeling approach. International Journal of Organizational
Analysis:28(4), 917–939. https://doi.org/10.1108/IJOA-07-2019-1820
Sharma, J., & Dhar, R. L. (2016). Factors inf luencing job perf ormance of nursing staf f: Mediating role
of af f ective commitment. Personnel Review:45(1), 161–182. https://doi.org/10.1108/PR-01-
2014-0007
Swalhi, A., Zgoulli, S., & Hof aidhllaoui, M. (2017). The inf luence of organizational justice on job
perf ormance: The mediating ef f ect of af f ective commitment. Journal of Management
Development:36(4), 542–559. https://doi.org/10.1108/JMD-11-2015-0162
Talukder, A. K. M., Vickers, M., & Khan, A. (2018). Supervisor support and work -lif e balance: Impacts
on job perf ormance in the Australian f inancial sector. Personnel Review:47(3), 727–744.
https://doi.org/10.1108/PR-12-2016-0314
Triastuti, Y., Wulandari, D., Budiningsih, S., & Koentari, K. (2021). Pengaruh Pelatihan, Lingkungan,
dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Mandom Indonesia Tbk. EKOMABIS:
Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis:2(02), 147–156.
https://doi.org/10.37366/ekomabis.v2i02.196
Tuf ail, M., & Jehahgir, M. (2018). The Nexus of Person Organization Fit and Person Job Fit to Job
Satisf action: A Case Of KP Educational Institutions. City University Research Journal:Volume
08 Number 02 July 2018 PP 311-321
Uraon, R. S., & Gupta, M. (2020). Do HRD practices af f ect perceived market perf ormance through
operational perf ormance? Evidence f rom sof tware industry. International Journal of
Productivity and Performance Management:69(1), 85–108. https://doi.org/10.1108/IJPPM-06-
2018-0207
Zeb, A., Rehman, F. ur, Imran, M., Ali, M., & Almansoori, R. G. (2020). Authentic leadership traits,
high-perf ormance human resource practices and job perf ormance in Pakistan. International
Journal of Public Leadership:16(3), 299–317. https://doi.org/10.1108/ijpl-02-2020-0011