Sharing Pembelajaran

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

SHARING PEMBELAJARAN

Tata Kelola Ekowisata di Taman


Nasional Bantimurung Bulusaraung
Foto: Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Kelompok Pengelola Ekowisata (KPE) Bantimurung


Kawasan TN Babul

Kawasan Taman Nasional Bantimurung


Bulusaraung memiliki luas 43.740,20 Ha,
meliputi Kabupaten Maros, Kabupaten
Pangkep, dan Kabupaten Bone Provinsi
Sulawesi Selatan.
Memiliki lansekap yang unik, gua
berornamen stalaktit dan stalakmit,
bernilai historis, berpanorama indah,
mendukung ilmu pengetahuan,
konservasi alam serta untuk kegiatan
ekowisata.
Kawasan Karst di Maros Pangkep

Karst adalah bentang alam yang terbentuk


akibat pelarutan air pada batu gamping
dan/atau dolomit (Permen ESDM No.17
Tahun 2012 Tentang Penetapan Kawasan
Bentang Alam Karst)
Jenis formasi yang berada di
permukaandikenalsebagai karst permukaan
(eksokarst), sementara yang berada di
bawahtanahdikenalsebagaigua karst
(endokarst).
KPE Bantimurung

Kelompok Pengelola Ekowisata (KPE) Bantimurung


dibentuk atas kepedulian terhadap kawasan karst dan
hendak mengajukan solusi melalui pengembangan
ekowisata di kawasan karst Maros Pangkep,
khususnya di kawasan Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung.

Memiliki Visi: Menjadi role model pengembangan


ekowisata karst yang mandiri, proffesional, dan tetap
proaktif terhadap upaya-upaya pelestarian ekosistem
karst, khususnya di dalam kawasan Taman Nasional
Bantimurung Bulusaraung.
PROSES KPE BANTIMURUNG
2020
Pembentukan KPE Bantimurung, dilatarbelakangi dengan
menaruh perhatian pada keberadaan gua-gua di lingkungan
Pakalu yang tidak mendapat perhatian khusus. Informasi ini
diketahui oleh sejumlah inisiator proses pembentukan KPE yakni
Takbir, dkk.
Hal ini kemudian menjadi bahan koordinasi kepada TN Babul
sehingga mendapat rekomendasi pembentukan Kelompok
Pengelola Ekowisata yang berkedudukan di Bantimurung.
2020
Kondisi organisasi tidak berjalan dengan baik, disebabkan oleh
beberapa tantangan seperti:
1. Tidak meratanya kompetensi anggota berimplikasi pada tidak
aktifnya sejumlah anggota. Sehingga hanya tersisa 3 orang
anggota yang terhitung aktif untuk melakukan pengembangan
organisasi pada tahun 2021 hingga 2022.
2. Belum terdapatnya kejelasan mengenai site kelola sehingga menyebabkan pada
minimnya agenda yang berkaitan langsung dengan rencana pengembangan
ekowisata.

2022
Melaksanakan agenda-agenda untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan
skill untuk anggota dengan dukungan dari berbagai pihak seperti TN Babul, LSM
dan stakeholder terkait.
1. Karst Conservation Camp I, sebagai ruang belajar bersama kelompok lainnya di
kawasan karst Maros Pangkep.
2. Agenda rutin latihan gabungan penelusuran gua, panjat tebing, dan latihan Single
Rope Technique (SRT).
3. Ikut serta dalam expedisi pemanjatan tebing Bampapuang Kab. Enrekang
4. Mendapatkan pelatihan kepemanduan gua sertifikasi BNSP.
5. Mengikuti kegiatan Studi Banding peningkatan kapasitas Tata Kelola
pengembangan Ekowisata di TN Bromo oleh TN Babul dan FFI Sulawesi
2022
Menyusun proposal dan rencana pengelolaan site kerjasama
kemitraan konservasi pengelolaan site di kawasan TN Babul.
Pengusulan pengelolaan site dan penyediaan jasa
pemandu/interpreter wisata alam dengan rekomendasi Balai TN
Babul.
Penandatangan Kerjasama Kemitraan Konservasi pengelolaan
Site Bantimurug.
2022
Melakukan kegiatan jasa kepemanduan gua Mimpi, Bantimurung.
“Karst Day” sebagai ruang peningkatan skill. Dalam agenda
latihan gabungan penelusuran gua atau panjat tebing.
Inisiasi kegiatan monitoring gua-gua wisata di kawasan karst
Maros Pangkep.
Karst Conservation Camp II, wadah belajar lintas komunitas.
Peningkatan kapasitas pengetahuan. Terdiri dari agenda
miniclass, workshop, dan penyusunan RTL bersama komunitas.
2023 - 2024
Penyetujuan kerjasama pengelola site Bantimurung pada
zona pemanfaatan kawasan TN Babul.
Pengelolaan site Bantimurung. Penyediaan usaha perahu
kano di sungai Bantimurung.
Terlibat dalam kegiatan survei sebaran pohon langka di
kawasan TN Babul.
Ikut serta dalam kegiatan Explorasi Sungai Maros.
“Karst Day” dalam aksi bersih gua Mimpi.
CAPAIAN
1. Terdapat areal site kelola pada zona pemanfaatan kawasan
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
2. Terdapat setidaknya 1 orang yang memiliki skill dan
sertifikasi kepemanduan gua dan 3 orang memiliki basic skill
bidang panjat tebing adventure.
3. Telah ada aset seperti perahu karet 5 unit, perahu plastic
LLDPE 2 unit. Serta beberapa alat camp, penelusuran gua,
dan panjat tebing.
4. Terdapat usaha penyediaan perahu kano, dan melibatkan 5-
7 orang muda untuk bekerja bersama.
5. Meningkatnya grafik kunjungan perahu kano. Setidaknya
terdapat 1.105 kali operasi perahu sejak Agustus 2023.
PEMBELAJARAN
1. Pentingnya agenda pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan
keterampilan anggota secara signifikan.
2. Meningkatkan komunikasi internal antar anggota untuk menjaga
keterlibatan anggota. Memaksimalkan peran anggota dengan
pemberian tanggung jawab.
3. Identifikasi kebutuhan dalam pengelolaan site. Pentingnya
perencanaan pengelolaan site yang baik dan mengikutsertakan
komunitas lokal dalam pelaksanaan.
4. Memaksimalkan investasi aset yang mendukung aktifitas ekowisata
dan pentingnya perawatan aset agar dapat bertahan lama.
5. Pentingnya mendokumentasikan dan mengarsipkan segala aktifitas
yang ada.
6. Adanya pembagian hasil usaha yang proporsional untuk organisasi,
anggota yang bekerja, dan saving hasil usaha untuk kegiatan
konservasi/sosial.

You might also like