Deteksi Dini Kelainan Urologi Pada Bayi Baru Lahir: Dr. Bobby Hery Yudhanto, Spu

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 52

Deteksi Dini Kelainan

Urologi pada Bayi baru


lahir
dr. Bobby Hery Yudhanto,SpU
 Anomali traktus urinarius pada fetus sering ditemukan
(sekitar 0,2% - 1,5%) dari seluruh kehamilan ( Helin et
al, 1986 ; Scott et al, 1987 ; Scott et al, 1993 ; Ismaili et
al, 2003 ).
 Lebih dari separuhnya berupa hydronefrosis dengan
penyebab terbanyak adalah obstruksi UPJ, Reflux
vesiko ureter, uretero vesical junction stenosis dan
megaureter ( Mandell et al, 1991 ).
Perinatal
 Kelainan Urologi pada
bayi dapat ditemukan
pada saat kehamilan atau
setelah lahir.
 Saat perinatal, diagnostik
dengan USG pada
trimester kedua dapat
menemukan adanya
kelainan urologi

Gambar USG Hydronefrosis


pada fetus
Tanda-tanda kegawatdaruratan Urologi dan pemeriksaan
yang dilakukan
Kelainan Traktus Urinarius Bagian Atas

 Massa di daerah Flank : Dapat berupa suatu tumor atau


kelainan kongenital
 Tumor ginjal merupakan 1-2 % dari seluruh keganasan
organ padat anak-anak
Diagnosis dan terapi sedini mungkin meningkatkan
angka survival
Diagnosis dapat menggunakan USG dan CT Scan
Uretero Pelvic Junction Stenosis

 25% kasus ditemukan


pada usia di bawah 1
tahun
 Seringkali tidak ada
keluhan kecuali adanya
massa di perut
 Keluhan lainnya nyeri
perut secara episodik
atau terasa sebah
 Diagnosis
 USG

 IVP

 MRI

 Terapi : operasi
KELAINAN URETHRA

1. HYPOSPADIA
- Muara urethra yang abnormal pada sisi ventral dari penis
macam : - glandular
- coronal
- penile
- penoscrotal
- perineal
Hampir selalu disertai adanya chordae
2. Epispadia :
- muara urethra pada sisi dorsal penis
3. Posterior - urethral - valve
4. Congenital urethral fistula
5. Urethral diverticula
6. Megalo - urethra
34
Hypospadia
(1) Muara urethra di ventral penis ( glans penis hingga
perineum)
(2) Penis membengkok ke depan (chordee)
(3) Kulit sisi dorsal yang berlebihan dan kulit di sisi
ventral yang kurang
Gambar Hypospadia
Skema Posisi Urethra pada Hypospadia
 Kapan dilakukan rekonstruksi ?
Waktu terbaik dilakukan pada usia 6-12 bulan
 Tehnik operasi yang dilakukan dapat 1 tahap atau 2
tahap (tergantung berat ringannya chordee penis dan
lokasi muara urethra)
Epispadia
KELAINAN GENITALIA
EXTERNA
 Pada neonatus aterm diapatkan ukuran penis yang
normal 3.5 ± 0.7 cm ( stretched length) dan 1.1 ± 0.2
cm (in diameter )
 Sebanyak 50% dari anak dengan malformasi anorektal
berhubungan dengan malformasi urologi dan yang
paling sering terjadi pada genetalia eksterna
Stretched Penile Length (cm) in Normal Male
Subjects

Data from Feldman KW, Smith DW:Fetal phallic growth and penile
standards for newborn male infants. J Pediatr 1975;86:895
 Bayi dan anak-anak yang tidak dilakukan sirkumsisi
merupakan predisposisi timbulnya ISK ( Singh-Grewal et
al, 2005 ). Wiswell dkk (1985) : anak yang tidak
dilakukan sirkumsisi mempunyai kemungkinan 20x yang
lebih besar untuk mengalami ISK
 Pada penelitian 100 neonatus dengan ISK, didapatkan
hanya 5% penderita ISK yang sudah dilakukan
sirkumsisi (Ginsburg and McCracken,1982)
 Kontraindikasi sirkumsisi : pada bayi dengan
hypospadias, chordee without hypospadias, deformitas
dorsal hood, webbed penis, atau penis yang kecil
 Bayi dengan hidrokel yang besar atau hernia dapat
menyebabkan phymosis dan buried penis jika dikerjakan
sirkumsisi
Phimosis
Paraphymosis

Cara Penanganan Paraphymosis


Micropenis
Agenesis penis / Aphalia
Concealed/ Buried Penis
Chordee Tanpa Hypospadia
Transposisi Penoskrotal/ Skrotum
Bifidum
KELAINAN TESTIS

1. Agenesis testis :
 scrotum di mana testis (-)  juga mengalami atrophy
2. Ectopic testis :
 testis tidak pada jalurnya, yaitu keluar dari jalurnya
setelah keluar dari anulus inguinalis externus
 posisi :
• superficial inguinal (terbanyak)
• perineal
• femoral
• penile
36
3. Cryptorchismus/ Undescensus Testis
• secara embryologis  testis berada intraperitoneal terjadi
migrasi "trans abdominal", di mana testis turun sampai
didekat anulus inguinalis internus
• kemudian terjadi "migrasi trans inguinal" di mana testis dan
epididimis turun membawa serta prosesus vaginalis
• insiden : Bayi prematur : 33 %
Bayi aterm : 3%

•Jadi cryptorchismus : testis yang terhenti dalam perjalanannya,


sebelum mencapai scrotum
• Sekitar 70-77% testis akan turun spontan, biasanya pada usia 3
bulan

37
MACAM-MACAM :
Type :
1. Intra abdominal
2. Intra canalicular (inguinal)
3. High scrotal (prepubic)

Catatan :
• Semakin tinggi letak testis, semakin berat
derajat kelainan perkembangannya
• Sering disertai adanya hernia inguinalis
lateralis
• Sering mengalami degenerasi maligna
38
Kelainan Lokasi Testis
Cara Pemeriksaan Undescensus
Testis
Penyulit :
• Hernia
• Torsio testis
• Trauma testis
• Keganasan
• Infertilitas

Pada undescensus testis, operasi dilakukan pada


usia 6 bulan karena sangat jarang yang akan turun
ke kantong skrotum setelah usia 3 bulan.

Terapi :
1. Hormonal : HCG
2. Operasi : Orchidopeksi
39
Hidrokel
 Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di
antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis
 Bayi dengan hidrokel asimptomatik jarang membutuhkan
operasi secepatnya karena sebagian besar akan
menutup pada usia 1 tahun.
 Pada hidrokel yang teraba dan ukurannya besar
biasanya dikoreksi pada usia 6-12 bulan
 Penyulit : dapat terjadi atrofi testis karena penekanan
pembuluh darah
Anomali kanalis inguinalis dan skrotum yang
disebabkan kelainan penutupan processus vaginalis
Infeksi Saluran Kemih

 Pada usia hingga 1 tahun, anak laki-laki lebih sering


terkena ISK dibandingkan perempuan ( Asscher et al,
1973 ; Winberg et al, 1974 ), dan selama belum
dilakukan sirkumsisi seorang anak laki-laki akan
mempunyai resiko terkena ISK lebih tinggi 10x lipat
(Rushton and Majd, 1992 ; Wiswell and Hachey, 1993).
 Pada usia 1 tahun, sekitar 2.7% anak laki dan 0.7%
anak perempuan mengalami bakteriuria (Wettergren et
al, 1980).
 Prevalensi ISK pada bayi dengan febris (usia kurang dari
8 minggu ) sekitar 13.6% , dan sebagian besar terjadi
pada anak laki-laki ( Lin et al, 2000 ).
 Sebagian bayi dengan febris tanpa kecurigaan ISK
ternyata juga ditemukan adanya sumber infeksi di
saluran kemih (5.1% versus 5.9%)
 Sedangkan pada 3.5% bayi dengan penyebab panas
yang lainnya (seperti otitis media) juga terdapat ISK
(Hoberman et al, 1993 ).
 Penyebab lain ISK : adanya obstruksi dari traktus
urinarius atau adanya Vesico-Ureter Reflux, dan batu
saluran kemih
 Diagnosis ditegakkan dengan memeriksa urinalisis,
kultur urine dan USG
Gejala Infeksi yang muncul pada 100 bayi
dengan ISK akut

Modified from Ginsburg CM,


McCracken GHJ: Urinary tract
infections in young infants.
Pediatrics 1982;69:409-412.
Algoritma Penanganan Infeksi
Saluran Kemih
Kriteria Diagnosis ISK
 Empat poin penting pada urinalisis yang menentukan
diagnosis ISK
(1) Adanya leukosit (WBCs), “pyuria,” (lebih dari
5 per lapangan pandang)
(2) Adanya bakteri pada sedimen urine
(3) Adanya leukosit esterase yang positif
(4) Adanya nitrit yang positif
 Direkomendasikan untuk pemeriksaan urinalisis pada
evaluasi pasien dengan ikterus pada bayi berusia
kurang dari 8 minggu (terutama yang terjadi pada 8
hari awal kelahiran )
 Bakteri gram negatif yang resisten terhadap ampicillin
merupakan penyebab utama infeksi bakteri yang berat
pada bayi berusia kurang dari 3 bulan ( Byington et al,
2003 ).
 Direkomendasikan pemberian cephalosporin generasi
ke tiga untuk menggantikan terapi ampicillin pada ISK
anak berusia kurang dari 60 hari
 Komplikasi
Terjadinya jaringan parut pada ginjal merupakan
komplikasi yang tersering.
Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
dan gagal ginjal yang progresif
Hematuria
 Mikroskopik hematuria sering terjadi pada anak-anak
 Sebagian besar sumber hematuria tidak ditemukan
 Direkomendasikan untuk dilakukan terapi pada penyakit
yang berhubungan dengan hematuria (Penyakit
pulmonologi dan imunologi, penyakit glomerolus dan
intertitial ginjal, batu saluran kemih, tumor saluran
kemih)
 Gross hematuria jarang terjadi dibandingkan dengan
hematuria mikroskopik (prevalensi 1.3 per 1000)
(Ingelfinger et al, 1977 ).
 Penyebab utama : ISK (26%), iritasi perineum (11%),
trauma (7%), meatal stenosis dengan ulserasi (7%),
gangguan pembekuan darah (3%), batu saluran kemih
(2%).
Absence of Micturition

 Secara normalneonatus akan


mengalami kencing pertama kali
dalam 24 jam pertama
 Bila tidak ada proses kencing, harus
di palpasi daerah buli. Bila penuh
kemungkinan harus dilakukan
pemasangan kateter
 Penyebab : obstruksi daerah bladder
outlet seperti posterior urethral valve
Perubahan volume dan frekuensi miksi pada
neonatus dan anak
Enuresis (ngompol)

 Anak-anak dengan kelainan ngompol sepanjang siang dan malam


membutuhkan evaluasi
 Rekomendasi : terapi diberikan setelah usia 5 tahun, evaluasi
adanya masalah psikologis , infeksi saluran kemih atau kelainan
bawaan
 Pada anak perempuan dapat terjadi karena adanya ureter ektopik
( muara ureter di depan urethra)
40
 Dr. Bobby Hery Yudhanto,SpU

 Email : [email protected]
 Telp : 081806670709

You might also like