SlideShare a Scribd company logo
1
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
PERUMUSAN MASALAH, VARIABEL PENELITIAN, DAN
FOKUS PENELITIAN
A. Perumusan Masalah
Hal yang sangat penting dalam mengawali penelitian adalah perumusan masalah
penelitian. Seorang peneliti harus mengetahui secara pasti masalah penelitian yang
dihadapi, sehingga mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Masalah
merupakan kesenjangan antara yag seharusnya (harapan) dan yang ada dalam kenyataan.
Kesenjangan yang terjadi mengacu pada ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan,
ekonomi, sosial budaya, politik, dan sebagainya. Rumusan masalah yang jelas dan tajam
akan menjadi titik acuan yang membimbing peneliti mengembangkan kerangka teoritis
dan pemikiran untuk menyusun tujuan, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan
penelitian.
Rumusan masalah atau disebut juga research question atau research problem
merupakan suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena atau kesenjangan baik
secara mandiri maupun saling terkait dengan lainnya, mungkin juga sebagai penyebab
maupun akibat.
1. Identifikasi Masalah Penelitian
Salah satu faktor pertimbangan penelitian dianggap penting dan dapat
dilakukan adalah jika terdapat permasalahan penelitian. Masalah penelitian sebagai
suatu persoalan atau kesenjangan dapat menuntut peneliti untuk mencari jawaban atau
solusinya. Kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa
kesenjangan terjadi. Dari pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat
dikembangkan. Ada kondisi yang menandakan suatu pertanyaan dapat
dikembangkan, yaitu:
a. Ada kesenjangan dari yang seharusnya (baik teori maupun empirik) dengan
kenyataan yang dihadapi.
b. Kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan
terjadi.
c. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab dan jawabannya lebih dari
satu kemungkinan.
Peranan latar belakang masalah suatu penelitian meliputi:
a. Menjelaskan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi masalah.
b. Menguraikan kesenjangan antara teori dan praktek, antara rencana dan
pelaksanaan, antara harapan dan kenyataan, dan lainnya.
2
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
c. Menceritakan faktor yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
terhadap suatu permasalahan.
d. Menjelaskan alasan-alasan penting dan daya tarik masalah untuk diteliti.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam identifikasi masalah antara lain:
a. Esensial, artinya seberapa penting nilai penelitian dalam menduduki urutan
paling utama di antara masalah-masalah yang lian.
b. Urgen, artinya masalah tersebut dianggap mendesak untuk dipecahkan.
c. Bermanfaat, artinya ada kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah tersebut
dipecahkan.
Secara umum ada tiga macam permasalahan dalam penelitian, yaitu:
a. Permasalahan deskriptif, untuk mengetahui status variabel dan mendeskripsikan
fenomena tersebut.
b. Permasalahan komparatif, untuk membandingkan dua variabel atau lebih, untuk
mencari persamaan dan perbedaannya.
c. Permasalahan asosiatif atau korelatif, untuk mencari hubungan antara dua
variabel atau lebih, baik korelasi sejajar maupun korelasi sebab-akibat.
Rumusan masalah penelitian harus berupa kalimat yang mempertanyakan
kesenjangan yang akan diteliti. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat
tanya, karena dengan kalimat tanya akan lebih mudah diperoleh sifat-sifat tajam dan
spesifik inti masalah yang dipersoalkan.
2. Sumber-Sumber Masalah Penelitian
Masalah penelitian dapat digali, diidentifikasi, dan dikembangkan dari sumber-
yang sangat beragam, antara lain:
a. Pengalaman pribadi,
b. Lanjutan atau perluasan penlitian terdahulu,
c. Sumber kepustakaan,
d. Forum pertemuan ilmiah,
e. Observasi atau pengalaman langsung,
f. Perubahan paradigma pendidikan
g. Fenomena pendidikan, dan
h. Deduksi dari teori.
3. Ciri-Ciri Masalah Penelitian yang Baik
Masalah penelitian dikatakan baik jika memiliki:
a. Kontribusi, baik pengembangan teori baru, perbaikan metode, manfaat dan
implikasi aplikatif.
3
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
b. Orisinalitas, bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian lain, baik
masalah yang diteliti, kerangka konsep, maupun pendekatan.
c. Pernyataan permasalahan, berupa pernyataan penelitian dan gambaran asosiasi
variabel terukur.
d. Aspek kelayakan, seperti dapat dijawab, waktu dan biaya, tingkat pengetahuan
dan keterampilan, daya dukung fasilitas, dan sumber daya lainnya.
4. Pentingnya Perumusan Masalah Penelitian
Perumusan masalah berfungsi dalam menetapkan:
a. Langkah awal, yaitu untuk mengembangkan kerangka konsep, konseptualisasi
dan operasionalisasi, dan desain penelitian.
b. Prediksi keberhasilan penelitian
c. Memilih judul dan menuliskan tujuan penelitian
d. Menilai orisinilitas studi dan plagiarisme.
Langkah yang harus dilalui dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah,
yaitu:
a. Formulasikan situasi problematik yang dihadapi.
b. Identifikasi kesenjangan yang ada.
c. Pelajari kepustakaan dan sumber informasi lain berkaitan dengan kenyataan
problematik
d. Pilih inti permasalahan yang paling utama atau yang mempengaruhi sub masalah
yang lain, kemudian pertajam dan formulasikan dalam rumusan masalah
penelitian.
Kalimat rumusan masalah dapat dikembangkan sesuai dengan pemilihan
metode penelitian, seperti:
1. Identifikasi penguasaan metodologi penelitian dan kemampuan menulis skripsi
mahasiswa (deskripti).
2. Hubungan antara penguasaan metodologi penelitian dengan kemampuan
menulis skripsi mahasiswa (asosiatif/korelatif).
3. Perbandingan penguasaan metodologi penelitian dengan kemampuan menulis
skripsi mahasiswa (komparatif).
Memilih masalah penelitian sebaiknya harus:
a. Memastikan masalah yang dipilih sudah atau akan ada jawabannya.
b. Mempertimbangkan relevansinya.
c. Mempertimbangkan manfaat teoritisnya.
d. Mempertimbangkan aspek aktualitas masalah.
4
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
e. Mempertimbangkan jelajah atau wilayah pengembangan ilmu yang berkaitan.
Merumuskan masalah penelitian akan terasa sulit, karena:
a. Peneliti mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan yang jelas.
b. Peneliti memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah sesuai
dengan data yang tersedia.
c. Peneliti merumuskan masalah dalam bentuk terlalu umum dan ambiugitas,
sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan penelitian.
5. Kesalahan Umum dalam Perumusan Masalah Penelitian
Berbagai kesalahan umum yang banyak dilakukan antara lain:
a. Konsep belum matang (immature)
Menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil penelitian
terdahulu dengan topik sejenis dan tidak banyak membahas konsep dan teori,
sehingga masalah penelitian tidak didukung oleh kerangka teoritis yang baik.
b. Gagasan yang ditawarkan belum akurat
Gagasan dalam masalah penelitian yang dipilih tidak dilengkapi dengan data
dan fakta, sehingga menjadikan gagasan yang ditawarkan kurang atau bahkan
tidak akurat. Data dan fakta yang mendukung gagasan harus akurat baik waktu,
tempat, peristiwa, dan sumber sehingga dapat dibuktikan kebenarannya.
c. Kurang memberi kontribusi
Hasil penelitian dari masalah yang dipilih kurang memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori dan/atau pemecahan masalah praktis.
d. Ketidaksesuaian variabel penelitian dengan metode analisis
Penentuan metode analisis yang dilakukan harus sesuai dengan masalah
yang diteliti, misalnya masalah dianalisis secara kualitatif, padahal sebaliknya
lebih tepat jika dilakukan secara kuantitatif.
6. Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah
Bentuk rumusan masalah dikembangkah berdasarkan tingkat eksplanasi (level
of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam masalah deskriptif,
masalah komparatif, dan masalah asosiatif.
a. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif merupakan suatu rumusan masalah berkaitan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih. Dalam penelitian yang menggunakan rumusan masalah
deskriptif, peneliti tidak membuat perbandingan dengan sampel yang lain juga
tidak mencari hubungan dengan variabel lain. Penelitian hanya mendeskripsikan
5
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
data hasil penelitian dengan baik tabel atau grafik, sehingga temuan tersebut
menjadi lebih mudah dipahami oleh para pembaca. Penelitian dengan rumusan
masalah seperti ini disebut penelitian deskriptif. Dalam rumusan masalah
deskriptif, perlu ditambahkan secara spesifik batan masalah penelitian yang
dilakukan, misalnya ditetapkan sekolah tertentu sebagai tempat dilakukan
penelitian. Contoh rumusan masalah deskriptif antara lain:
1) Bagaimana peningkatan hasil ujian sekolah mata pelajaran Informatika di
MTs Nurul Huda Sukaraja?
2) Bagaimana tanggapan orang tua peserta didik terhadap rencana penerapan
lima hari sekolah di SMK Nurul Huda Sukaraja?
3) Seberapa besar peranan orang tua dalam memotivasi anak-anaknya
berprestasi di MA Nurul Huda Sukaraja?
4) Bagaimana tingkat kepuasan orang tua terhadap pelayanan penerimaan
peserta didik baru di SMP Terpadu Pondok Pesantren Nurul Huda Tanah
Merah?
5) Bagaimana taraf minat baca peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
b. Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif merupakan rumusan masalah penelitian
yang membandingkan (komparasi) keberadaan satu atau lebih variabel pada dua
atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dinilai dari metode,
perlaukan (treatment), atau waktu. Contoh rumusan masalah deskriptif:
1) Adakah perbedaan pretasi belajar mata pelajaran Informatika antara peserta
didik SMP negeri dan swasta di Kecamatan Belitang Madang Raya?
Di sini ada satu variabel penelitian, yaitu prestasi belajar mata pelajaran
Informatika. Perbandingan dilakukan terhadap dua sampel yaitu status SMP
swasta dan SMP negeri.
2) Adakah perbedaan motivasi kerja guru Informatika antara SMA perkotaan
dan pedesaan di Kecamatan Semendawai Timur?
Di sini ada satu variabel penelitian, yaitu motivasi kerja guru Informatika.
Perbandingan dilakukan antara dua sampel yaitu wilayah kota dan desa.
3) Adakah perbedan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran Informatika
antara peserta didik yang berdomisili di asrama dan peserta didik yang tidak
di asrama pada SMK Nurul Huda Sukaraja.
6
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Di sini ada dua variabel penelitian, yaitu motivasi belajar dan hasil belajar.
Perbandingan dilakukan terhadap dua sampel, yaitu domisili peserta didik di
asrama dan tidak di asrama.
c. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif merupakan rumusan masalah penelitian yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan, yaitu:
1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kemunculannya bersamaan atau sejajar. Pada penelitian semacam ini
tidak ada variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, atau kedua variabel
memiliki kedudukan yang sama kuat atau setara. Hubungan simetris selain
dicirikan dengan hubungan kedua variabel sejajar, juga dicirikan dengan kata
penghubung ”dengan” di antara dua atau lebih variabel. Hal ini menunjukkan
bahwa salah satu variabel bukanlah akibat atau pengaruh variabel lainnya.
Contoh rumusan masalahnya:
a) Adakah hubungan tinggi badan dengan keinginan untuk sehat peserta
didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
b) Adakah hubungan kemampuan di bidang Matematika dengan
kemampuan Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
c) Adakah hubungan kemampuan berbicara dengan kemampuan praktikum
Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
d) Adakah hubungan tingkat kekayaan orang tua dengan hasil belajar mata
pelajaran Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
2) Hubungan kausal
Hubungan kausal merupakan hubungan yang berifat sebab-akibat.
Dalam hubungan ini terdapat variabel independen (variabel bebas atau
variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel terikat atau
variabel yang dipengaruhi. Namun demikian, dalam bentuk ini hanya ada
salah satu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, kondisi tersebut
tidak dapat dianggap berlaku sebaliknya. Rumusan masalah hubungan kausal
selain ditandai dengan bentuk hubungan kedua variabel bersifat sebab-
akibat, juga dicirikan dengan penggunaan kata hubung ”terhadap” di antara
kedua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya:
7
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
a) Adakah hubungan pengetahuan gizi terhadap pola pemilihan makanan
jajanan peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
b) Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap hasil belajar
Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
c) Adakah hubungan kurikulum dan media pembelajaran terhadap
kompetensi lulusan yang dihasilkan MTs Nurul Huda Sukaraja?
3) Hubungan interaktif (timbal balik)
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Pada penelitian seperti ini, tidak diketahui mana variabel independen
maupun variabel dependen. Rumusan masalah interaktif selain dicirikan
dengan bentuk hubungan kedua variabel yang bersifat timbal balik, juga
dicirikan dengan penggunaan kata hubung ”antara” di antara dua atau lebih
variabel. Contoh rumusan masalah:
a) Adakah hubungan antara promosi sekolah dan kuantitas peserta didik
baru di MTs Nurul Huda Sukaraja?
Di sini variabel X adalah promosi sekolah, sedangkan variabel Y adalah
kuantitas peserta didik baru.
b) Adakah hubungan antara kualitas kerja dan loyalitas guru dengan tingkat
kepuasan peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja?
Di sini variabel X1 adalah kualitas kerja dan variabel X2 adalah loyalitas
guru, sedangkan variabel Y adalah kepuasan peserta didik.
7. Judul Penelitian
Bagian yang dicantumkan pada bagian paling awal sebuah penelitian adalah
judul penelitian. Namun pada kenyataannya, penelitian didahului dengan
mengidentifikasi, menetapkan, dan merumuskan permasalahan penelitian yang layak
diteliti. Penetapan judul penelitian, sangat memungkinkan dilakukan setelah rumusan
masalah diketahui.
Hal ini dikarenakan masalah penelitian merupakan fokus perhatian awal dalam
suatu penelitian, sebagai titik sentral dari keseluruhan penelitian. Setelah merumuskan
masalah, dapat ditetapkan hipotesis penelitian.
Menetapkan judul penelitian, setidaknya harus mengikuti kaidah umum
gambaran proses penetapan judul penelitian.
8
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Gambar 2.1. Alur penetapan judul penelitian
Dalam penyusun laporan penelitian, judul yang ditempatkan pada bagian
paling awal penelitian, dituliskan mengikuti pembatasan masalah yang ditetapkan.
Judul mencerminkan topik dan isi dari penelitian. Oleh karena itu, judul penelitian
bukan harga mati. Selama proses penyusunan proposal atau proses penelitian
berlangsung, sangat mungkin terjadi perubahan redaksional judul penelitian. Judul
menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan sebuah penelitian. Judul dianggap
mewakili bobot sebuah penelitian, bahkan menjadi gambaran mutu tulisan yang
dibuat. Penetapan judul dapat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Jika penelitian bersifat kualitatif, judul bisa dirumuskan dari intisari hasil temua
yang telah ada,
b. Sebaliknya jika penelitian bersifat kuantitatif, maka judul telah ditentukan secara
deduktif dan menggambarkan masalah yang akan diteliti.
Apapun proses penetapan judul yang dilakukan (induktif atau deduktif), judul
penelitian jangan terlalu luas cakupannya atau sebaliknya tidak terlalu sempit. Judul
juga jangan bersifat simbolik, terlalu abstrak atau bahkan mungkin puitis. Judul yang
baik memperlihatkan korelasi antar variabel secara jelas dan mencerminkan arah
penelitian yang dilakukan. Pembuata judul harus memperhatikan cakupannya, dan
yang lebih pentinga adalah:
a. Judul telah mencerminkan masalah yang menggambarkan bahwa penelitian
sangat penting untuk dilakukan.
b. Judul harus memiliki signifikansi sebagai karya ilmiah, baik secara akademis
(menjanjikan temuan teoritis) maupun secara praktis (sebagai problem solving).
c. Judul harus singkat, memikiat, informatif, menyajikan tema aktual di bidangnya,
dan disampaikan dalam bahasa yang jernih.
Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:
a. Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit.
b. Topik yang diteliti spesifik, menarik, dan aktual secara akademis dan praktis.
c. Topik belum banyak diteliti orang lain.
Judul
Penelitian
Masalah Identifikasi Pembatasan Perumusan
V I II III IV
Penyajian:
Tahapan:
9
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
d. Judul diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan
dengan jelas variabel independen dan variabel dependen.
e. Judul harus menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema penelitian.
f. Judul sebaiknya dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum
yang diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus permasalahan yang
dikaji.
Contoh menentukan judul penelitian:
10
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
LANGKAH MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN
A. Deskripsi masalah pembelajaran
1. Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan.
2. Sebagian besar siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat.
3. Persentase siswa yang mencapai ketuntasan minimum 50%.
4. Nilai rata-rata 51.
5. Medode yang digunakan guru ceramah.
6. Sebagian siswa salah Konsep.
7. Siswa tidak dapat mengerjakan/memecahkan masalah.
B. Identifikasi masalah
1. Kualitas proses belajar (fakta 1,2)
2. Pemahaman siswa/Kualitas hasil belajar (fakta 3,4, 6, 7)
3. Metode kurang menarik
C. Penyebab masalah
1. Metode pembelajaran kurang menarik
2. Media/bahan ajar tidak ada
D. Analisis penyebab/akar masalah
Metode mengajar yang digunakan berpusat pada guru dan kurang variatif
karena peran guru dominan dan guru hanya transfer pengetahuan, sehingga penjelasan
guru kurang menarik dengan materi yang sulit, banyak hafalan, dan pembelajaran
terkesan menakutkan/ membosankan. Akibat dari kondisi pembelajaran seperti ini
adalah pemahaman siswa rendah dan siswa kurang termotivasi/pasif, sehingga kualitas
proses dan hasil belajar masih rendah.
E. Solusi
Metode mengajar yang berpusat pada guru dan kurang variatif harus diganti
dengan
metode yang berorientasi konstruktivistik, yaitu metode yang berpusat pada siswa,
berbasis aktivitas, berbasis penemuan/konstruksi konsep, dan siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Metode tersebut antara lain inkuiri, PBL, cooperative, siklus belajar,
dan peta konsep.
Karakteristik materi pembelajaran meliputi konsep berhubungan, konsep abstrak,
dan mengacu pada kerja ilmiah. Metode yang sesuai dengan karakteristik materi ini
adalah metode peta konsep, karena metode peta konsep memberi peluang hands-on
activity, mendemonstrasikan hubungan antar konsep, berpusat pada siswa, dan
menunjukkan relevansi konsep dalam aplikasi kehidupan.
F. Rumusan judul penelitian
”Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran peta
konsep dikelas X/Multimedia SMK Nurul Huda Sukaraja OKU Timur.”
11
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
B. Variabel Penelitian
Saat melakukan penelitian tidak akan bisa lepas dari masalah yang akan diteliti
secara ilmiah. Untuk melakukannya perlu menentukan variabel penelitian agar penelitian
tetap sesuai dengan tujuan dan sasarannya.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh penliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Variabel penelitian merupakan obyek penelitian
atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010).
Variabel penelitian merupakan karakter, atribut, atau segala sesuatu yang
terbentuk, atau yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian sehingga mempunyai
variasi antara obyek yang satu dengan obyek yang lain dalam satu kelompok tertentu
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan suatu besaran yang
dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian.
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan
penelitian. Dalam sebuah penelitian, terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu
variabel, sehingga variabel adalah fenomena yang menjadi pusat perhatian penelitian
untuk diobservasi atau diukur.
Contoh variabel kualitatif antara lain status perkawinan, rasa takut, rasa lapar,
keindahan, rasa bahagia, ketidaktahuan, kreativitas, kualifikasi ujian, dan lain-lain.
Contoh variabel kuantitatif antara lain jumlah anggota keluarga, jumlah hewan di
kandang, nilai (harga) suatu benda, tinggi badan, berat bada, kecepatan kendaraan, skor
hasil tes, dan lain-lain.
Cara merumuskan variabel penelitian:
1. Tentukan masalah utama,
2. Temukan faktor permasalahan,
3. Siapkan teori penelitian,
4. Siapkan kebutuhan penelitian,
C. Macam Variabel Penelitian
Variabel penelitian dibedakan jenisnya berdasarkan kedudukannya dalam suatu
penelitian. Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas, variabel
moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening (Winarno, 2013).
1. Variabel terikat
Variabel terikat atau disebut dependent variable merupakan variabel respon
atau output atau kriteria atau konsekuen. Variabel ini merupakan variabel yang
12
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena keberadaan variabel bebas. Variabel
terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang
dipradugakan berasal dari variabel bebas. Variabel terikat menjadi kondisi yang akan
dijelaskan oleh peneliti. Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebaslah yang
dimanipulasi/dimainkan oleh pembuat eksperimen.
Contoh, dalam sebuah penelitian hubungan antar dua variabel: Hubungan
penerapan tutor sebaya dalam implementasi Mastery Learning (variabel X) terhadap
hasil belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi peserta didik
(Variabel Y) MTs Nurul Huda Sukaraja. Dalam penelitian ini, pertanyannya adalah
apa yang akan terjadi pada variabel Y jika variabel X dibuat lebih besar atau lebih
kecil. Dalam penelitian ini variabel Y sebagai variabel terikat, karena variabel Y akan
berubah sebagai akibat dari variabel X diubah. Disebut dependent karena nilai
variabel Y akan berubah (terikat/tergantung) pada nilai variabel X (bebas).
2. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebaga
sebab kemunculan variabel terikat. Variabel bebas disebut juga variabel stimulus,
prediktor, antecedent. Variabel bebas menjadi variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebag perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas dimanipulasi, diamati,
dan diukur untuk diketahui hubungan/pengaruhnya dengan variabel lain.
Contoh, sebuah penelitian hubungan antar dua variabel: Hubungan penerapan
tutor sebaya dalam implementasi Mastery Learning (variabel X) terhadap hasil
belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi peserta didik (Variabel
Y) MTs Nurul Huda Sukaraja. Dalam penelitian ini, variabel X sebagai variabel
bebas yang dimanipulasi atau diubah untuk merubah atau mempengaruhi variabel Y.
Perubahan nilai pada variabel Y tergantung/terikat dengan perubahan pada variabel
X.
3. Variabel moderator
Variabel moderator merupakan variabel antara yang merupakan sebuah tipe
khusus variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang diangkat untuk
menentukan apakah variabel moderator tersebut mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas primer dan variabel terikat. Variabel moderator adalah faktor yang
diukur, dimanipulasi, atau dipilih peneliti untuk mengungkap apakah faktor tersebut
mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal peneliti
ingin mempelajari hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi ragu-ragu
akan hubungan antara kedua variabel tersebut, maka variabel Z dapat dianalisis
13
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
sebagai variabel moderator. Variabel moderator bisa disebut sebagai variabel bebas
kedua.Variabel moderator mempunyai karakteristik dasar yang lebih sulit berubah
dalam jangka waktu tertentu.
Variabel moderator adalah variabel pihak ketiga yang memotivasi hubungan
antara variabel X dengan variabel Y untuk mengukur kekuatan hubungan variabel X
dengan variabel Y.
4. Variabel kontrol
Dalam sebuah penelitian, tidak semua variabel dapat diteliti sekaligus dalam
waktu yang sama. Beberapa variabel tersebut harus dinetralkan untuk menjamin agar
variabel yang dimaksud tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel-variabel yang harus dinetralkan tersebut disebut sebagai
variabel kontrol. Jadi, variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau
dinetralkan oleh peneliti karena jika tidak dinetralkan diduga ikut mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel kontrol berbeda dengan
variabel moderator. Variabel moderator dipelajari atau dianalisis pengaruhnya,
sedangkan variabel kontrol dinetralkan atau disamakan pengaruhnya.
5. Variabel antara (intervening)
Variabel-variabel di atas (terikat, bebas, moderator, dan kontrol) merupakan
variabel yang konkret (nyata). Variabel-variabel tersebut dapat dimanipulasi oleh
peneliti dan dapat diamati (diukur) pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Apabila sebuah variabel yang akan diamati pengaruhnya terhadap variabel
terikat, ternyata tidak dapat diamati (diukur) karena terlalu abstrak, maka variabel
tersebut dipandang sebagai variabel antara (intervening). Jadi, variabel antara adalah
faktor yang secara teoritik mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat, tetapi tidak
dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau dimanipulasi. Pengaruh variabel
intervening terhadap variabel terikat hanya dapat diinferensikan berdasarkan
pengaruh variabel bebas dan/atau variabel moderator terhadap variabel terikat.
Variabel antara adalah variabel mediator hubungan antara variabel X dengan
variabel Y dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel X dan variabel
Y.
Selain macam-macam variabel seperti diuraikan di atas, masih terdapat macam
variabel lain seperti variabel berdasarkan skala pengukurannya yang terdiri dari variabel
nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Adapula variabel
berdasarkan perolehannya, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinyu. Variabel
berdasarkan perlakuan manipulasi yang terdiri dari variabel dinamis dan variabel statis.
14
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
D. Fokus Penelitian
Istilah fokus penelitian digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono (2013) bahwa dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala bersifat
holistic (menyeluruh tidak dapat dipisah-pisah, sehingga peneliti kualitatif tidak akan
menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan
situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergi.
Karena masalah penelitian yang terlalu luas, maka dalam penelitian kualitatif
perlu dibatasi dalam satu atau lebih variabel. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif
disebut fokus yang bersifat pokok masalah yang masih umum. Pembatasan objek
penelitian yang dilakukan adalah agar tidak terjebak pada banyaknya data yang diperoleh
di lapangan.
Penentuan fokus penelitian adalah proses yang sifatnya subjektif, peneliti dapat
menentukan topik apapun yang akan diteliti, karena peneliti sendiri yang mengetahui apa
yang dimiliki dan seberapa jauh mampu menangani sebuah proyek penelitian. Penentuan
fokus penelitian lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh
dari situasi sosial (lapangan). Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami
secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi ada keinginan untuk
menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus penelitian
diperoleh setelah melakukan penjelajahan umum untuk memperoleh gambaran umum
secara menyeluruh tentang situasi sosial. Pemilihan fokus penelitian sangat penting,
karena untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial.
Fokus penelitian merupakan inti yang didapatkan dari pengalaman peneliti atau
melalu pengetahuan yang diperoleh dari studi kepustakaan ilmiah (Moleong, 2014).
Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi
dan analisa hasil penelitian lebih terarah. Oleh karena itu, digunakanlah indikator-
indikator agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas dan pada akhirnya tidak sesuai
dengan apa yang menjadi judul penelitian. Fokus penelitian memuat rincian pertanyaan
tentang cakupan atau topik-topik yang akan diungkap atau digali dalam penelitian.
Fokus penelitian merupakan garis besar dari penelitian, sehingga proses penelitian
mulai dari pengumpulan data sampai analisis bisa terarah dan sistematis. Fokus
penelitian dalam penelitian kualitatif bersifat abstrak yang dapat berubah-ubah sesuai
dengan latar belakang penelitian. Fokus penelitian membatasi pengumpulan data
sehingga dapat dipandang sebagai reduksi data yang sudah diantisipasi sebelumnya dan
15
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
merupakan pra analisis yang mengesampingkan berbagai variabel yang berkaitan untuk
menghindari pengumpulan data yang berlimpah.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif merupakan fokus penelitian yang
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau
situasi sosial tertent. Namun demikian, setiap penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif
harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan
tujuan untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek
lainnya.
Pada tahap awal penelitian kualitatif, kemungkinan belum ada gambaran yang
jelas tentang aspek-aspek masalah yang akan diteliti. Fokus penelitian akan
dikembangkan sambil mengumpulkan data. Proses ini oleh Lincoln & Gurba dalam
Sugiyono (2013 disebut sebagai emergent design. Pertanyaan penelitian dalam penelitian
kualitatif tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional suatu variabel penelitian, tetapi
dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya
dengan aspek lain.
Cara menentukan fokus penelitian menurut Spradley dalam Sugiyono (2013)
sebagai berikut:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarakan oleh informan.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang
telah ada.
Tabel 2.1. Contoh Fokus Penelitian
Fokus
Penelitian
Komponen Sub Komponen Indikator
Pembelajaran
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
Raw Input
(Peserta
Didik)
Karakteristik fisiologis
peserta didik
Jenis kelamin
Usia kronologis
Cacat tubuh
Karakteristik
psikologis peserta
didik
Minat
Motivasi
Instrumental
Input
(Peralatan)
Perencanaan
Rencana pelaksanaan
pembelajaran
Tujuan Tujuan pembelajaran
Pendidik
Kualifikasi dan kompetensi
pendidik
Materi Pokok bahasan dan sumber
Metode Metode pembelajaran
Penilaian Penilaian pembelajaran
16
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Fokus
Penelitian
Komponen Sub Komponen Indikator
Pembelajaran
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
Process
(Proses)
Pra pembelajaran
Pemeriksaan kesiapan belajar
Kegiatan apersepsi
Kegiatan inti
pembelajaran
Penguasaan materi
Penerapan metode
Pemanfaatan sumber dan media
Keterlibatan peserta didik
Penilaian proses dan hasil
Penggunaan bahasa
Penutup
Refleksi dan rangkuman
Tindak lanjut
Output
(Hasil)
Hasil belajar setelah
pembelajaran
Hasil belajar kognitif
Hasil belajar afektif
Hasil belajar psikomotor
17
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Rineka Cepta, Jakarta.
J. Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Mahdiyah. 2016. Studi Mandiri dan Seminar Proposal Penelitian. Universitas Terbuka,
Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Winarno. 2013. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. UM Press, Malang.

More Related Content

Perumusan Masalah Penelitian.pdf

  • 1. 1 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda PERUMUSAN MASALAH, VARIABEL PENELITIAN, DAN FOKUS PENELITIAN A. Perumusan Masalah Hal yang sangat penting dalam mengawali penelitian adalah perumusan masalah penelitian. Seorang peneliti harus mengetahui secara pasti masalah penelitian yang dihadapi, sehingga mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Masalah merupakan kesenjangan antara yag seharusnya (harapan) dan yang ada dalam kenyataan. Kesenjangan yang terjadi mengacu pada ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik, dan sebagainya. Rumusan masalah yang jelas dan tajam akan menjadi titik acuan yang membimbing peneliti mengembangkan kerangka teoritis dan pemikiran untuk menyusun tujuan, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan penelitian. Rumusan masalah atau disebut juga research question atau research problem merupakan suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena atau kesenjangan baik secara mandiri maupun saling terkait dengan lainnya, mungkin juga sebagai penyebab maupun akibat. 1. Identifikasi Masalah Penelitian Salah satu faktor pertimbangan penelitian dianggap penting dan dapat dilakukan adalah jika terdapat permasalahan penelitian. Masalah penelitian sebagai suatu persoalan atau kesenjangan dapat menuntut peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya. Kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan terjadi. Dari pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat dikembangkan. Ada kondisi yang menandakan suatu pertanyaan dapat dikembangkan, yaitu: a. Ada kesenjangan dari yang seharusnya (baik teori maupun empirik) dengan kenyataan yang dihadapi. b. Kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan terjadi. c. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab dan jawabannya lebih dari satu kemungkinan. Peranan latar belakang masalah suatu penelitian meliputi: a. Menjelaskan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi masalah. b. Menguraikan kesenjangan antara teori dan praktek, antara rencana dan pelaksanaan, antara harapan dan kenyataan, dan lainnya.
  • 2. 2 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda c. Menceritakan faktor yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap suatu permasalahan. d. Menjelaskan alasan-alasan penting dan daya tarik masalah untuk diteliti. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam identifikasi masalah antara lain: a. Esensial, artinya seberapa penting nilai penelitian dalam menduduki urutan paling utama di antara masalah-masalah yang lian. b. Urgen, artinya masalah tersebut dianggap mendesak untuk dipecahkan. c. Bermanfaat, artinya ada kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah tersebut dipecahkan. Secara umum ada tiga macam permasalahan dalam penelitian, yaitu: a. Permasalahan deskriptif, untuk mengetahui status variabel dan mendeskripsikan fenomena tersebut. b. Permasalahan komparatif, untuk membandingkan dua variabel atau lebih, untuk mencari persamaan dan perbedaannya. c. Permasalahan asosiatif atau korelatif, untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, baik korelasi sejajar maupun korelasi sebab-akibat. Rumusan masalah penelitian harus berupa kalimat yang mempertanyakan kesenjangan yang akan diteliti. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya, karena dengan kalimat tanya akan lebih mudah diperoleh sifat-sifat tajam dan spesifik inti masalah yang dipersoalkan. 2. Sumber-Sumber Masalah Penelitian Masalah penelitian dapat digali, diidentifikasi, dan dikembangkan dari sumber- yang sangat beragam, antara lain: a. Pengalaman pribadi, b. Lanjutan atau perluasan penlitian terdahulu, c. Sumber kepustakaan, d. Forum pertemuan ilmiah, e. Observasi atau pengalaman langsung, f. Perubahan paradigma pendidikan g. Fenomena pendidikan, dan h. Deduksi dari teori. 3. Ciri-Ciri Masalah Penelitian yang Baik Masalah penelitian dikatakan baik jika memiliki: a. Kontribusi, baik pengembangan teori baru, perbaikan metode, manfaat dan implikasi aplikatif.
  • 3. 3 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda b. Orisinalitas, bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian lain, baik masalah yang diteliti, kerangka konsep, maupun pendekatan. c. Pernyataan permasalahan, berupa pernyataan penelitian dan gambaran asosiasi variabel terukur. d. Aspek kelayakan, seperti dapat dijawab, waktu dan biaya, tingkat pengetahuan dan keterampilan, daya dukung fasilitas, dan sumber daya lainnya. 4. Pentingnya Perumusan Masalah Penelitian Perumusan masalah berfungsi dalam menetapkan: a. Langkah awal, yaitu untuk mengembangkan kerangka konsep, konseptualisasi dan operasionalisasi, dan desain penelitian. b. Prediksi keberhasilan penelitian c. Memilih judul dan menuliskan tujuan penelitian d. Menilai orisinilitas studi dan plagiarisme. Langkah yang harus dilalui dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah, yaitu: a. Formulasikan situasi problematik yang dihadapi. b. Identifikasi kesenjangan yang ada. c. Pelajari kepustakaan dan sumber informasi lain berkaitan dengan kenyataan problematik d. Pilih inti permasalahan yang paling utama atau yang mempengaruhi sub masalah yang lain, kemudian pertajam dan formulasikan dalam rumusan masalah penelitian. Kalimat rumusan masalah dapat dikembangkan sesuai dengan pemilihan metode penelitian, seperti: 1. Identifikasi penguasaan metodologi penelitian dan kemampuan menulis skripsi mahasiswa (deskripti). 2. Hubungan antara penguasaan metodologi penelitian dengan kemampuan menulis skripsi mahasiswa (asosiatif/korelatif). 3. Perbandingan penguasaan metodologi penelitian dengan kemampuan menulis skripsi mahasiswa (komparatif). Memilih masalah penelitian sebaiknya harus: a. Memastikan masalah yang dipilih sudah atau akan ada jawabannya. b. Mempertimbangkan relevansinya. c. Mempertimbangkan manfaat teoritisnya. d. Mempertimbangkan aspek aktualitas masalah.
  • 4. 4 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda e. Mempertimbangkan jelajah atau wilayah pengembangan ilmu yang berkaitan. Merumuskan masalah penelitian akan terasa sulit, karena: a. Peneliti mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan yang jelas. b. Peneliti memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah sesuai dengan data yang tersedia. c. Peneliti merumuskan masalah dalam bentuk terlalu umum dan ambiugitas, sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan penelitian. 5. Kesalahan Umum dalam Perumusan Masalah Penelitian Berbagai kesalahan umum yang banyak dilakukan antara lain: a. Konsep belum matang (immature) Menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu dengan topik sejenis dan tidak banyak membahas konsep dan teori, sehingga masalah penelitian tidak didukung oleh kerangka teoritis yang baik. b. Gagasan yang ditawarkan belum akurat Gagasan dalam masalah penelitian yang dipilih tidak dilengkapi dengan data dan fakta, sehingga menjadikan gagasan yang ditawarkan kurang atau bahkan tidak akurat. Data dan fakta yang mendukung gagasan harus akurat baik waktu, tempat, peristiwa, dan sumber sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. c. Kurang memberi kontribusi Hasil penelitian dari masalah yang dipilih kurang memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori dan/atau pemecahan masalah praktis. d. Ketidaksesuaian variabel penelitian dengan metode analisis Penentuan metode analisis yang dilakukan harus sesuai dengan masalah yang diteliti, misalnya masalah dianalisis secara kualitatif, padahal sebaliknya lebih tepat jika dilakukan secara kuantitatif. 6. Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Bentuk rumusan masalah dikembangkah berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam masalah deskriptif, masalah komparatif, dan masalah asosiatif. a. Rumusan masalah deskriptif Rumusan masalah deskriptif merupakan suatu rumusan masalah berkaitan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Dalam penelitian yang menggunakan rumusan masalah deskriptif, peneliti tidak membuat perbandingan dengan sampel yang lain juga tidak mencari hubungan dengan variabel lain. Penelitian hanya mendeskripsikan
  • 5. 5 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda data hasil penelitian dengan baik tabel atau grafik, sehingga temuan tersebut menjadi lebih mudah dipahami oleh para pembaca. Penelitian dengan rumusan masalah seperti ini disebut penelitian deskriptif. Dalam rumusan masalah deskriptif, perlu ditambahkan secara spesifik batan masalah penelitian yang dilakukan, misalnya ditetapkan sekolah tertentu sebagai tempat dilakukan penelitian. Contoh rumusan masalah deskriptif antara lain: 1) Bagaimana peningkatan hasil ujian sekolah mata pelajaran Informatika di MTs Nurul Huda Sukaraja? 2) Bagaimana tanggapan orang tua peserta didik terhadap rencana penerapan lima hari sekolah di SMK Nurul Huda Sukaraja? 3) Seberapa besar peranan orang tua dalam memotivasi anak-anaknya berprestasi di MA Nurul Huda Sukaraja? 4) Bagaimana tingkat kepuasan orang tua terhadap pelayanan penerimaan peserta didik baru di SMP Terpadu Pondok Pesantren Nurul Huda Tanah Merah? 5) Bagaimana taraf minat baca peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? b. Rumusan masalah komparatif Rumusan masalah komparatif merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan (komparasi) keberadaan satu atau lebih variabel pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dinilai dari metode, perlaukan (treatment), atau waktu. Contoh rumusan masalah deskriptif: 1) Adakah perbedaan pretasi belajar mata pelajaran Informatika antara peserta didik SMP negeri dan swasta di Kecamatan Belitang Madang Raya? Di sini ada satu variabel penelitian, yaitu prestasi belajar mata pelajaran Informatika. Perbandingan dilakukan terhadap dua sampel yaitu status SMP swasta dan SMP negeri. 2) Adakah perbedaan motivasi kerja guru Informatika antara SMA perkotaan dan pedesaan di Kecamatan Semendawai Timur? Di sini ada satu variabel penelitian, yaitu motivasi kerja guru Informatika. Perbandingan dilakukan antara dua sampel yaitu wilayah kota dan desa. 3) Adakah perbedan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran Informatika antara peserta didik yang berdomisili di asrama dan peserta didik yang tidak di asrama pada SMK Nurul Huda Sukaraja.
  • 6. 6 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda Di sini ada dua variabel penelitian, yaitu motivasi belajar dan hasil belajar. Perbandingan dilakukan terhadap dua sampel, yaitu domisili peserta didik di asrama dan tidak di asrama. c. Rumusan masalah asosiatif Rumusan masalah asosiatif merupakan rumusan masalah penelitian yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu: 1) Hubungan simetris Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kemunculannya bersamaan atau sejajar. Pada penelitian semacam ini tidak ada variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, atau kedua variabel memiliki kedudukan yang sama kuat atau setara. Hubungan simetris selain dicirikan dengan hubungan kedua variabel sejajar, juga dicirikan dengan kata penghubung ”dengan” di antara dua atau lebih variabel. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu variabel bukanlah akibat atau pengaruh variabel lainnya. Contoh rumusan masalahnya: a) Adakah hubungan tinggi badan dengan keinginan untuk sehat peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? b) Adakah hubungan kemampuan di bidang Matematika dengan kemampuan Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? c) Adakah hubungan kemampuan berbicara dengan kemampuan praktikum Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? d) Adakah hubungan tingkat kekayaan orang tua dengan hasil belajar mata pelajaran Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? 2) Hubungan kausal Hubungan kausal merupakan hubungan yang berifat sebab-akibat. Dalam hubungan ini terdapat variabel independen (variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi. Namun demikian, dalam bentuk ini hanya ada salah satu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, kondisi tersebut tidak dapat dianggap berlaku sebaliknya. Rumusan masalah hubungan kausal selain ditandai dengan bentuk hubungan kedua variabel bersifat sebab- akibat, juga dicirikan dengan penggunaan kata hubung ”terhadap” di antara kedua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya:
  • 7. 7 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda a) Adakah hubungan pengetahuan gizi terhadap pola pemilihan makanan jajanan peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? b) Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap hasil belajar Informatika peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? c) Adakah hubungan kurikulum dan media pembelajaran terhadap kompetensi lulusan yang dihasilkan MTs Nurul Huda Sukaraja? 3) Hubungan interaktif (timbal balik) Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Pada penelitian seperti ini, tidak diketahui mana variabel independen maupun variabel dependen. Rumusan masalah interaktif selain dicirikan dengan bentuk hubungan kedua variabel yang bersifat timbal balik, juga dicirikan dengan penggunaan kata hubung ”antara” di antara dua atau lebih variabel. Contoh rumusan masalah: a) Adakah hubungan antara promosi sekolah dan kuantitas peserta didik baru di MTs Nurul Huda Sukaraja? Di sini variabel X adalah promosi sekolah, sedangkan variabel Y adalah kuantitas peserta didik baru. b) Adakah hubungan antara kualitas kerja dan loyalitas guru dengan tingkat kepuasan peserta didik di MTs Nurul Huda Sukaraja? Di sini variabel X1 adalah kualitas kerja dan variabel X2 adalah loyalitas guru, sedangkan variabel Y adalah kepuasan peserta didik. 7. Judul Penelitian Bagian yang dicantumkan pada bagian paling awal sebuah penelitian adalah judul penelitian. Namun pada kenyataannya, penelitian didahului dengan mengidentifikasi, menetapkan, dan merumuskan permasalahan penelitian yang layak diteliti. Penetapan judul penelitian, sangat memungkinkan dilakukan setelah rumusan masalah diketahui. Hal ini dikarenakan masalah penelitian merupakan fokus perhatian awal dalam suatu penelitian, sebagai titik sentral dari keseluruhan penelitian. Setelah merumuskan masalah, dapat ditetapkan hipotesis penelitian. Menetapkan judul penelitian, setidaknya harus mengikuti kaidah umum gambaran proses penetapan judul penelitian.
  • 8. 8 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda Gambar 2.1. Alur penetapan judul penelitian Dalam penyusun laporan penelitian, judul yang ditempatkan pada bagian paling awal penelitian, dituliskan mengikuti pembatasan masalah yang ditetapkan. Judul mencerminkan topik dan isi dari penelitian. Oleh karena itu, judul penelitian bukan harga mati. Selama proses penyusunan proposal atau proses penelitian berlangsung, sangat mungkin terjadi perubahan redaksional judul penelitian. Judul menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan sebuah penelitian. Judul dianggap mewakili bobot sebuah penelitian, bahkan menjadi gambaran mutu tulisan yang dibuat. Penetapan judul dapat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Jika penelitian bersifat kualitatif, judul bisa dirumuskan dari intisari hasil temua yang telah ada, b. Sebaliknya jika penelitian bersifat kuantitatif, maka judul telah ditentukan secara deduktif dan menggambarkan masalah yang akan diteliti. Apapun proses penetapan judul yang dilakukan (induktif atau deduktif), judul penelitian jangan terlalu luas cakupannya atau sebaliknya tidak terlalu sempit. Judul juga jangan bersifat simbolik, terlalu abstrak atau bahkan mungkin puitis. Judul yang baik memperlihatkan korelasi antar variabel secara jelas dan mencerminkan arah penelitian yang dilakukan. Pembuata judul harus memperhatikan cakupannya, dan yang lebih pentinga adalah: a. Judul telah mencerminkan masalah yang menggambarkan bahwa penelitian sangat penting untuk dilakukan. b. Judul harus memiliki signifikansi sebagai karya ilmiah, baik secara akademis (menjanjikan temuan teoritis) maupun secara praktis (sebagai problem solving). c. Judul harus singkat, memikiat, informatif, menyajikan tema aktual di bidangnya, dan disampaikan dalam bahasa yang jernih. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah: a. Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. b. Topik yang diteliti spesifik, menarik, dan aktual secara akademis dan praktis. c. Topik belum banyak diteliti orang lain. Judul Penelitian Masalah Identifikasi Pembatasan Perumusan V I II III IV Penyajian: Tahapan:
  • 9. 9 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda d. Judul diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas variabel independen dan variabel dependen. e. Judul harus menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema penelitian. f. Judul sebaiknya dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus permasalahan yang dikaji. Contoh menentukan judul penelitian:
  • 10. 10 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda LANGKAH MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN A. Deskripsi masalah pembelajaran 1. Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan. 2. Sebagian besar siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat. 3. Persentase siswa yang mencapai ketuntasan minimum 50%. 4. Nilai rata-rata 51. 5. Medode yang digunakan guru ceramah. 6. Sebagian siswa salah Konsep. 7. Siswa tidak dapat mengerjakan/memecahkan masalah. B. Identifikasi masalah 1. Kualitas proses belajar (fakta 1,2) 2. Pemahaman siswa/Kualitas hasil belajar (fakta 3,4, 6, 7) 3. Metode kurang menarik C. Penyebab masalah 1. Metode pembelajaran kurang menarik 2. Media/bahan ajar tidak ada D. Analisis penyebab/akar masalah Metode mengajar yang digunakan berpusat pada guru dan kurang variatif karena peran guru dominan dan guru hanya transfer pengetahuan, sehingga penjelasan guru kurang menarik dengan materi yang sulit, banyak hafalan, dan pembelajaran terkesan menakutkan/ membosankan. Akibat dari kondisi pembelajaran seperti ini adalah pemahaman siswa rendah dan siswa kurang termotivasi/pasif, sehingga kualitas proses dan hasil belajar masih rendah. E. Solusi Metode mengajar yang berpusat pada guru dan kurang variatif harus diganti dengan metode yang berorientasi konstruktivistik, yaitu metode yang berpusat pada siswa, berbasis aktivitas, berbasis penemuan/konstruksi konsep, dan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Metode tersebut antara lain inkuiri, PBL, cooperative, siklus belajar, dan peta konsep. Karakteristik materi pembelajaran meliputi konsep berhubungan, konsep abstrak, dan mengacu pada kerja ilmiah. Metode yang sesuai dengan karakteristik materi ini adalah metode peta konsep, karena metode peta konsep memberi peluang hands-on activity, mendemonstrasikan hubungan antar konsep, berpusat pada siswa, dan menunjukkan relevansi konsep dalam aplikasi kehidupan. F. Rumusan judul penelitian ”Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran peta konsep dikelas X/Multimedia SMK Nurul Huda Sukaraja OKU Timur.”
  • 11. 11 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda B. Variabel Penelitian Saat melakukan penelitian tidak akan bisa lepas dari masalah yang akan diteliti secara ilmiah. Untuk melakukannya perlu menentukan variabel penelitian agar penelitian tetap sesuai dengan tujuan dan sasarannya. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Variabel penelitian merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Variabel penelitian merupakan karakter, atribut, atau segala sesuatu yang terbentuk, atau yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian sehingga mempunyai variasi antara obyek yang satu dengan obyek yang lain dalam satu kelompok tertentu kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dalam sebuah penelitian, terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu variabel, sehingga variabel adalah fenomena yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk diobservasi atau diukur. Contoh variabel kualitatif antara lain status perkawinan, rasa takut, rasa lapar, keindahan, rasa bahagia, ketidaktahuan, kreativitas, kualifikasi ujian, dan lain-lain. Contoh variabel kuantitatif antara lain jumlah anggota keluarga, jumlah hewan di kandang, nilai (harga) suatu benda, tinggi badan, berat bada, kecepatan kendaraan, skor hasil tes, dan lain-lain. Cara merumuskan variabel penelitian: 1. Tentukan masalah utama, 2. Temukan faktor permasalahan, 3. Siapkan teori penelitian, 4. Siapkan kebutuhan penelitian, C. Macam Variabel Penelitian Variabel penelitian dibedakan jenisnya berdasarkan kedudukannya dalam suatu penelitian. Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening (Winarno, 2013). 1. Variabel terikat Variabel terikat atau disebut dependent variable merupakan variabel respon atau output atau kriteria atau konsekuen. Variabel ini merupakan variabel yang
  • 12. 12 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena keberadaan variabel bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas. Variabel terikat menjadi kondisi yang akan dijelaskan oleh peneliti. Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebaslah yang dimanipulasi/dimainkan oleh pembuat eksperimen. Contoh, dalam sebuah penelitian hubungan antar dua variabel: Hubungan penerapan tutor sebaya dalam implementasi Mastery Learning (variabel X) terhadap hasil belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi peserta didik (Variabel Y) MTs Nurul Huda Sukaraja. Dalam penelitian ini, pertanyannya adalah apa yang akan terjadi pada variabel Y jika variabel X dibuat lebih besar atau lebih kecil. Dalam penelitian ini variabel Y sebagai variabel terikat, karena variabel Y akan berubah sebagai akibat dari variabel X diubah. Disebut dependent karena nilai variabel Y akan berubah (terikat/tergantung) pada nilai variabel X (bebas). 2. Variabel bebas Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebaga sebab kemunculan variabel terikat. Variabel bebas disebut juga variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas menjadi variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebag perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungan/pengaruhnya dengan variabel lain. Contoh, sebuah penelitian hubungan antar dua variabel: Hubungan penerapan tutor sebaya dalam implementasi Mastery Learning (variabel X) terhadap hasil belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi peserta didik (Variabel Y) MTs Nurul Huda Sukaraja. Dalam penelitian ini, variabel X sebagai variabel bebas yang dimanipulasi atau diubah untuk merubah atau mempengaruhi variabel Y. Perubahan nilai pada variabel Y tergantung/terikat dengan perubahan pada variabel X. 3. Variabel moderator Variabel moderator merupakan variabel antara yang merupakan sebuah tipe khusus variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang diangkat untuk menentukan apakah variabel moderator tersebut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas primer dan variabel terikat. Variabel moderator adalah faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih peneliti untuk mengungkap apakah faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal peneliti ingin mempelajari hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi ragu-ragu akan hubungan antara kedua variabel tersebut, maka variabel Z dapat dianalisis
  • 13. 13 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda sebagai variabel moderator. Variabel moderator bisa disebut sebagai variabel bebas kedua.Variabel moderator mempunyai karakteristik dasar yang lebih sulit berubah dalam jangka waktu tertentu. Variabel moderator adalah variabel pihak ketiga yang memotivasi hubungan antara variabel X dengan variabel Y untuk mengukur kekuatan hubungan variabel X dengan variabel Y. 4. Variabel kontrol Dalam sebuah penelitian, tidak semua variabel dapat diteliti sekaligus dalam waktu yang sama. Beberapa variabel tersebut harus dinetralkan untuk menjamin agar variabel yang dimaksud tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel yang harus dinetralkan tersebut disebut sebagai variabel kontrol. Jadi, variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau dinetralkan oleh peneliti karena jika tidak dinetralkan diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel kontrol berbeda dengan variabel moderator. Variabel moderator dipelajari atau dianalisis pengaruhnya, sedangkan variabel kontrol dinetralkan atau disamakan pengaruhnya. 5. Variabel antara (intervening) Variabel-variabel di atas (terikat, bebas, moderator, dan kontrol) merupakan variabel yang konkret (nyata). Variabel-variabel tersebut dapat dimanipulasi oleh peneliti dan dapat diamati (diukur) pengaruhnya terhadap variabel terikat. Apabila sebuah variabel yang akan diamati pengaruhnya terhadap variabel terikat, ternyata tidak dapat diamati (diukur) karena terlalu abstrak, maka variabel tersebut dipandang sebagai variabel antara (intervening). Jadi, variabel antara adalah faktor yang secara teoritik mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat, tetapi tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau dimanipulasi. Pengaruh variabel intervening terhadap variabel terikat hanya dapat diinferensikan berdasarkan pengaruh variabel bebas dan/atau variabel moderator terhadap variabel terikat. Variabel antara adalah variabel mediator hubungan antara variabel X dengan variabel Y dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel X dan variabel Y. Selain macam-macam variabel seperti diuraikan di atas, masih terdapat macam variabel lain seperti variabel berdasarkan skala pengukurannya yang terdiri dari variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Adapula variabel berdasarkan perolehannya, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinyu. Variabel berdasarkan perlakuan manipulasi yang terdiri dari variabel dinamis dan variabel statis.
  • 14. 14 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda D. Fokus Penelitian Istilah fokus penelitian digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2013) bahwa dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala bersifat holistic (menyeluruh tidak dapat dipisah-pisah, sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergi. Karena masalah penelitian yang terlalu luas, maka dalam penelitian kualitatif perlu dibatasi dalam satu atau lebih variabel. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut fokus yang bersifat pokok masalah yang masih umum. Pembatasan objek penelitian yang dilakukan adalah agar tidak terjebak pada banyaknya data yang diperoleh di lapangan. Penentuan fokus penelitian adalah proses yang sifatnya subjektif, peneliti dapat menentukan topik apapun yang akan diteliti, karena peneliti sendiri yang mengetahui apa yang dimiliki dan seberapa jauh mampu menangani sebuah proyek penelitian. Penentuan fokus penelitian lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus penelitian diperoleh setelah melakukan penjelajahan umum untuk memperoleh gambaran umum secara menyeluruh tentang situasi sosial. Pemilihan fokus penelitian sangat penting, karena untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial. Fokus penelitian merupakan inti yang didapatkan dari pengalaman peneliti atau melalu pengetahuan yang diperoleh dari studi kepustakaan ilmiah (Moleong, 2014). Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi dan analisa hasil penelitian lebih terarah. Oleh karena itu, digunakanlah indikator- indikator agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas dan pada akhirnya tidak sesuai dengan apa yang menjadi judul penelitian. Fokus penelitian memuat rincian pertanyaan tentang cakupan atau topik-topik yang akan diungkap atau digali dalam penelitian. Fokus penelitian merupakan garis besar dari penelitian, sehingga proses penelitian mulai dari pengumpulan data sampai analisis bisa terarah dan sistematis. Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif bersifat abstrak yang dapat berubah-ubah sesuai dengan latar belakang penelitian. Fokus penelitian membatasi pengumpulan data sehingga dapat dipandang sebagai reduksi data yang sudah diantisipasi sebelumnya dan
  • 15. 15 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda merupakan pra analisis yang mengesampingkan berbagai variabel yang berkaitan untuk menghindari pengumpulan data yang berlimpah. Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif merupakan fokus penelitian yang masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertent. Namun demikian, setiap penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan tujuan untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lainnya. Pada tahap awal penelitian kualitatif, kemungkinan belum ada gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah yang akan diteliti. Fokus penelitian akan dikembangkan sambil mengumpulkan data. Proses ini oleh Lincoln & Gurba dalam Sugiyono (2013 disebut sebagai emergent design. Pertanyaan penelitian dalam penelitian kualitatif tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional suatu variabel penelitian, tetapi dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek lain. Cara menentukan fokus penelitian menurut Spradley dalam Sugiyono (2013) sebagai berikut: 1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarakan oleh informan. 2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu. 3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Tabel 2.1. Contoh Fokus Penelitian Fokus Penelitian Komponen Sub Komponen Indikator Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Raw Input (Peserta Didik) Karakteristik fisiologis peserta didik Jenis kelamin Usia kronologis Cacat tubuh Karakteristik psikologis peserta didik Minat Motivasi Instrumental Input (Peralatan) Perencanaan Rencana pelaksanaan pembelajaran Tujuan Tujuan pembelajaran Pendidik Kualifikasi dan kompetensi pendidik Materi Pokok bahasan dan sumber Metode Metode pembelajaran Penilaian Penilaian pembelajaran
  • 16. 16 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda Fokus Penelitian Komponen Sub Komponen Indikator Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Process (Proses) Pra pembelajaran Pemeriksaan kesiapan belajar Kegiatan apersepsi Kegiatan inti pembelajaran Penguasaan materi Penerapan metode Pemanfaatan sumber dan media Keterlibatan peserta didik Penilaian proses dan hasil Penggunaan bahasa Penutup Refleksi dan rangkuman Tindak lanjut Output (Hasil) Hasil belajar setelah pembelajaran Hasil belajar kognitif Hasil belajar afektif Hasil belajar psikomotor
  • 17. 17 Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I. Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Rineka Cepta, Jakarta. J. Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Mahdiyah. 2016. Studi Mandiri dan Seminar Proposal Penelitian. Universitas Terbuka, Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig dan R&D. Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung. Winarno. 2013. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. UM Press, Malang.