Biometrik Sidik Jari SH
Biometrik Sidik Jari SH
Biometrik Sidik Jari SH
dalam bidang dua dimensi, dengan (x,y) menyatakan suatu koordinat dan nilai f pada setiap titik (x,y) menyatakan intensitas, tingkat kecerahan atau derajat keabuan.
Kata kunci :
Sidik jari,VeriFinger, FingerCell, minusi, identifikasi, verifikasi
1. Pendahuluan
Sistem biometrik sidik jari merupakan sistem autentikasi berbasis biometrik yang paling banyak digunakan saat ini karena cenderung memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan mudah untuk diterapkan. Pengkajian terhadap akurasi dan unjuk kerja sistem biometrik sidik jari menjadi latar belakang penelitian ini agar hasil dari analisis performansi tersebut nantinya dapat diterapkan untuk aplikasi keamanan akses.
3. Pengenalan pola
Pola atau pattern adalah pengaturan khusus dari elemen-elemen struktural misalnya pola-pola awan yang berbeda-beda. Adapun pengenalan pola adalah proses mengidentifikasi suatu objek dalam citra. Secara garis besar metode-metode pengenalan pola dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu metode statistik, metode struktural maupun metode jaringan syaraf tiruan.Pada metode struktural,dicari ciri khas/fitur yang unik dari suatu citra yang dapat dimanfaatkan pada proses pengenalan pola. Pada penelitian ini digunakan metode pengenalan pola dengan metode struktural. Sebagaimana prinsip kerjanya maka pada metode ini harus ada fitur yang diekstrak dan untuk verifikasi sidik jari ini fitur yang diambil adalah minusi sebagai model strukturnya.
Biometrik_sidik_jari_SH
(valley), yang unik untuk tiap individu, bahkan bagi ), mereka yang kembar sekalipun.
4. Sistem biometrik
Sebuah sistem biometrik pada hakikatnya merupakan sebuah sistem pengenalan pola yang melakukan identifikasi personal dengan menentukan keotentikan dari karakteristik fisiologis dan perilaku tertentu yang dimiliki seseorang. Secara logika sistem ini dibagi menjadi dua modul: modul pendaftaran dan modul identifikasi. Modul pendaftaran berfungsi untuk mengambil data dari individu dan menyimpannya ke dalam sistem. Pada saat pendaftaran, karakteristik biometrik dipindai terlebih dahulu oleh sebuah pemindai biometrik untuk menghasilkan sebuah representasi digital yang belum diolah. Untuk dapat digunakan dalam proses pencocokan, representasi digital tersebut diproses lebih lanjut untuk mendapatkan representasi yang cukup untuk mewakilinya yang disebut sebagai ilinya template. Template ini kemudian disimpan dalam pusat database dalam sistem biometrik atau pada kartu magnetik atau smart card. Modul identifikasi berfungsi untuk mengidentifikasi individu pada titik akses. Pada saat tahap pengoperasian, pemindai erasian, biometrik menangkap karakteristik yang akan diidentifikasi dan diubah menjadi format digital, kemudian oleh ekstraktor fitur diproses menjadi representasi yang sama dengan template template-nya dan kemudian dicocokkan untuk mendapatkan suatu identitas.
5. Sidik jari
Sidik jari merupakan karakteristik alami manusia yang digunakan dalam identifikasi personal sejak lama. Bahkan orang awam sering menganggap sidik jari merupakan sinonim dari biometrik. Sidik jari yang terdiri dari pola alur (ridge dan lembah ridge)
Gambar 2 Sampel sidik jari pada proses pengujian dengan tiga variasi
Pada penelitian ini, perangkat lunak simulasi autentikasi biometrik sidik jari yaitu FingerCell 1.1 dan VeriFinger 4.2.
Biometrik_sidik_jari_SH
untuk masing-masing variasi sidik jari. Pada proses verifikasi random ini dipilih untuk memperbandingkan antar dua user yang memiliki kesamaan tipe sidik jari. Untuk melakukan verifikasi diperkenankan untuk melakukan percobaan verifikasi ulang sampai tiga kali.. membutuhkan setidaknya mendaftarkan 10 user. 4,195 detik untuk
8. Analisis
Selain FRR dan FAR yang telah dijelaskan sebelumnya, analisis performansi terhadap suatu sistem biometrik meliputi: a. REJENROLL (Jumlah fingerprint yang ditolak selama proses enrollment). b. REJNGRA (Jumlah fingerprint yang ditolak selama proses pencocokan dengan menggunakan sampel yang benar). c. REJNIRA (Jumlah fingerprint yang ditolak selama proses pencocokan silang). d. Kurva FMR(t)/FNMR(t). e. Kurva ROC(t). f. FMR100 (FNMR terendah untuk FMR <=1%) . g. FMR1000 (FNMR terendah untuk FMR <=0.1%) . h. Waktu rata-rata yang diperlukan untuk proses pendaftaran . i. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencocokan. (a) (b)
Gambar 4 Perbandingan hasil binerisasi proses enrollment terhadap user oleh FingerCell (a) dan VeriFinger (b)
Untuk menguji waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses pemasukan data untuk ukuran database yang besar, dilakukan pendaftaran terhadap 611 user dan waktu total yang dibutuhkan oleh masing-masing program adalah 3 menit 10 detik dan 8 menit 2 detik. Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa tidak ada sampel sidik jari yang ditolak untuk didiftarkan dengan batas jumlah minusi minimal 10. Dari data ini dapat dilihat bahwa VeriFinger memerlukan waktu lebih lama 25 % lebih lama. Namun, dapat dilihat bahwa dengan waktu yang hanya kali lebih lama, VeriFinger mampu mengekstrak 2,35 kali fitur yang lebih banyak.
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 250
30 27 24 21 18 15 12 9 6 3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
user
300
350
400
waktu (ms)
450
500
550
FAR 0.01
FINGERCELL
VERIFINGER
Disini terlihat bahwa program VeriFinger memberikan fitur yang lebih besar terhadap setiap sampel yang diambil atau rata-rata 614 bytes per sampel, bandingkan dengan FingerCell yang mengekstrak rata-rata 182 bytes per sampel. Hal ini berdampak pada waktu yang diperlukan oleh masing-masing program untuk melakukan proses pemasukan data. FingerCell membutuhkan total waktu 3,354 detik sedangkan VeriFinger
Dari kurva di atas dapat kita lihat bahwa terdapat kecenderungan proses identifikasi membutuhkan waktu yang sama untuk setiap nilai FAR. Untuk nilai FAR yang lebih rendah terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi lebih besar. Terdapat 4 orang user yang ditolak untuk FAR = 0.1, 5 orang untuk FAR = 0.01 dan 8 orang untuk FAR = 0.001 Dari hasil ini dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Biometrik_sidik_jari_SH
ROC IDENTIFIKASI DENGAN FINGERCELL
Sebagai perbandingan, kurva ROC untuk proses identifikasi ini dapat kita lihat sebagai berikut:
ROC IDENTIFIKASI DENGAN VERIFINGER
FRR
0, 3 0, 25 0, 2 0, 15 0, 1 0, 05 0 - 05 0, 0 0, 05
FAR
FR R
Gambar 6 Kurva ROC identifikasi fingercell Gambar 8 Kurva ROC identifikasi VeriFinger
Dari grafik diatas, dapat kita lihat bahwa terdapat trade off antara FRR dan FAR. Semakin tinggi kita menetapkan FAR maka FRR yang kita peroleh akan semakin kecil. Setelah memeriksa citra masukan yang ditolak oleh sistem dengan software FingerCell yaitu citra yang dimiliki oleh user 3, 4, 6, 8 dan 9, ditemukan bahwa citra yang dimasukkan memang kurang baik. Generalisasi dapat dilakukan pada proses pendaftaran dengan memasukkan beberapa contoh masukan sidik jari untuk satu user tertentu. Fitur dari masing-masing sidik jari ini akan diambil dan dibuat kesamaan variasinya. Dari tabel hasil identifikasi dengan software VeriFinger dapat dibuat grafik sebagai berikut:
IDENTIFIKASI DENGAN VERIFINGER
Dari grafik diatas, dapat kita lihat bahwa untuk setiap nilai FAR yg diinisiasikan terhadap sistem, nilai FRR selalu konstan sama dengan nol. Ini merupakan hasil yang baik dan menunjukkan performansi yang baik. Hasil ini menunjukkan pula bahwa seharusnya sistem yang kita miliki tidak memberikan toleransi meskipun database berukuran besar atau nilai FAR diset tinggi. Perbedaan pada sidik jari dari pemilik yang sama dapat terjadi dikarenakan oleh banyak hal diantaranya adalah: (a)Inconsistent Contact, (b)Nonuniform contact, (c)Irreproducible contact, (d)Sensing Act, dan (e)Feature extraction artifacts
40 36 32 28 24 20 16 12 8 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
user
FAR 0.01
Dari kurva di atas dapat kita lihat bahwa terdapat kecenderungan dimana proses identifikasi membutuhkan waktu yang bervariasi untuk setiap nilai FAR. Untuk nilai FAR yang lebih rendah terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi lebih besar. Hal ini berkaitan dengan tingkat akurasi yang lebih baik nilai FAR yang lebih rendah. Berbeda halnya dengan identifikasi dengan FingerCell, identifikasi dengan VeriFinger tidak menghasilkan penolakan untuk satu user pun untuk setiap nilai FAR yang bervariasi. Dari hasil simulasi ini dapat kita katakan bahwa algoritma yang diberikan oleh software ini lebih baik.
verifikasi dengan menggunakan software FingerCell, dapat dilihat bahwa software ini tidak dapat mengatasi pergeseran terutama pada user 3, 4, 8, dan 9 karena sample yang memang kurang baik.Untuk itu, perlu adanya pengambilan kembali terhadap sampel sidik jari user tertentu. Pemberian kesempatan kedua dan ketiga bagi user yang gagal melakukan verifikasi sebaiknya diperbolehkan oleh sistem. Pada keadaan tertentu, terutama jika dalam pemrosesan dengan jumlah database yang besar atau dengan utilitas processor yang tinggi, FingerCell dapat saja menolak user yang tidak seharusnya ditolak (FRR). Hal ini tentu saja merugikan user dan dapat menyebabkan perubahan emosional yang secara tidak langsung juga berdampak kondisi input sidik jarinya. Untuk verifikasi random, FingerCell memberikan hasil yang memuaskan dengan tingkat FAR nol. Ini membuktikan bahwa kita telah menetapkan nilai FAR yang layak dan cukup aman untuk autentikasi. Dari percobaan untuk proses verifiaksi dengan VeriFinger, ditemukan bahwa software ini melakukan autentikasi dengan sangat akurat terhadap semua variasi sidik jari dan juga dengan verifikasi random.
Biometrik_sidik_jari_SH
Perbandingan parameter performansi untuk kedua software ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Perbandingan performansi FingerCell dan VeriFinger FINGER VERI PARAMETER CELL FINGER REJENROLL REJNGRA REJNIRA FMR1000 Waktu rata-rata untuk proses pencocokan 0% 17,5% 100% 18,8% 16.77 ms 0% 0% 100% 0% 8.39 ms
[3] [4]
[5] [6]
Dari tabel di atas terlihat bahwa VeriFinger memiliki keunggulan dibanding FingerCell dari sisi waktu pencocokan dan tingkat akurasi yang dihasilkan. VeriFinger merupakan pilihan yang baik untuk penggunaan autentikasi dengan database besar karena waktu pencocokannya yang singkat serta untuk aplikasi dengan tingkat keamanan yang tinggi. Namun, FingerCell dapat menjadi alternatif yang memadai untuk aplikasi embedded system karena ukuran programnya yang kecil dan mobilitasnya yang tinggi serta konsumsi dayanya yang rendah.
[7]
[8] [9]
[ 10 ]
[ 11 ]
8. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Salah satu teknik ekstraksi fitur sidik jari adalah minusi yang meru pakan primitif dari alur-alur sidik jari sesuai dengan Galton detail. b. Terdapat hubungan antara ukuran fitur sidik jari dengan waktu yang diperlukan untuk pendaftaran dimana untuk ukuran fitur yang 2,35 kali lebih besar, software VeriFinger memerlukan waktu 25% lebih lama dibandingkan dengan FingerCell. c. Pada proses identifikasi dan verifikasi, tampak bahwa faktor translasi dan rotasi mempengaruhi performansi sistem dengan FingerCell. REJENROLL sistem 17,5% dan FMR1000 18.8%. [ 12 ]
[ 13 ]
[ 14 ]
Biometrics System Laboratory- Cesena, http://bias.csr.unibo.it. Fingerprint Identification, Pattern Recognition and Image Processing Laboratory, Department of Computer Science and Engineering, Michigan State University, http://biometrics.cse.msu.edu/fingerprint.ht ml FingerCell Embedded Development Kit, http://www.neurotechnologija.com Clive Reedman, Biometrics and Law Enforcement, UK Police Information Technology Organization. http://www3.gartner.com/5_about/press_rel eases/pr21july2003a.jsp Anil. K. Jain, Recent Advances in Fingerprint Verification, Department of Computer Science and Engineering, Michigan State University. VeriFinger 4.2 Demo evaluation version, http://www.neurotechnologija.com. R. Austin Hiclin, Comparative Fingerprint Quality and Performance , http://mitretek.org. Elaine M. Newton, Biometrics: A technical Primer, Andy Oram and Joe Camp. A.J. Mansfield, Best Practices in Testing and Reporting Performance of Biometric Devices, National Physical Laboratory, San Jose State University, Midlesex. Magnus Petterson, How Secure is Your Biometric Solution, Precise Biometrics, 2002. Hari Zainuddin Rasyid, Pengenalan Sidik Jari Manusia Menggunakan algoritma Ektraksi Minusi. Penelitian, Departemen Teknik Elektro, 2001 Interpreting Fingerprint Authentication Performance Tehcnical White paper, Fidelica mycrosystems. Available at http://www.fidelica.com
. 9. Referensi
[1] [2] Anil. K. Jain, Handbook of Figerprint Recognition, Springer, New York, 2003. A minutia matching algorithm, http://www.fingerpass.net