MAKALAH PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL (BIOMETRIC SYSTEM) - Yoshi Nurmansyah (190120201026)
MAKALAH PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL (BIOMETRIC SYSTEM) - Yoshi Nurmansyah (190120201026)
MAKALAH PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL (BIOMETRIC SYSTEM) - Yoshi Nurmansyah (190120201026)
DOSEN PENGAMPUH :
TONY SUHENDRA, ST., M.Cs
MAHASISWA
NAMA : Yoshi Nurmansyah
NIM : 190120201026
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS : TEKNIK
i
ABSTRACT
Biometrics is a technology that uses unique human biological data as a distinguishing feature
between humans such as fingerprints, retinas, facial recognition, palms etc. Various
authentication methods or the use of passwords have developed as one of the most accurate and
reliable methods of authentication or password usage today and has high security. The error rate
produced is proven to be the lowest compared to ancient authentication technologies such as
cards, pins and passwords because each individual has a different fingerprint, retina, facial
structure. The user convenience factor is also a distinct advantage for this authentication
technology because users can make electronic transactions and access certain places and can
access information easily and safely, of course.
Biometrik adalah teknologi yang menggunakan data biologis dari manusia yang unik sebagai
pembeda antar manusia sepert sidik jari, retina, pengenalan wajah, telapak tangan dll. Berbagai
metode autentikasi atau penggunaan sandi telah berkembang sebagai salah satu metode
autentikasi atau penggunaan sandi yang paling akurat dan terpercaya saat ini dan memiliki
keamanan yang tinggi. Tingkat kesalahan yang dihasilkan telah terbukti paling rendah
dibanding teknologi autentikasi kuno seperti kartu, pin maupun password dikarenakan setiap
individu memiliki sidik jari, retina, struktur wajah yang berbeda-beda. Faktor kemudahan user
juga menjadi keunggulan tersendiri bagi teknologi autentikasi ini dikarenakan user dapat
melakukan transaksi elektronik dan akses ke tempat-tempat tertentu serta dapat mengakses
informasi dengan mudah dan aman tentunya.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa itu biometric dan jenis-jenisnya.
2. Paham bagaimana langkah utama pada biometric.
3. Mengetahui kekurangan dari biometric.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1.2 Biometrik Suara
Dalam penelitian oleh Iqbal, Mahboob dan Khiyat pada jurnal berjudul
Voice Recognition using HMM with MFCC for Secure ATM, digunakan
pengenalan suara nasabah untuk mengamankan transaksi pada mesin ATM
(Iqbal, Mahboob, & Khiyat, 2011). Pada penelitian tersebut, sampel suara diamati
dengan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) untuk ekstraksi feature
akustik dan kemudian digunakan untuk melatih parameter Hidden Markov
Modeling (HMM) melalui algoritma forward backward yang merupakan bagian
dalam HMM dan pada akhirnya hitungan kemungkinan logaritma dari latihan
disimpan kedalam database. Ini akan mengenali suara nasabah dengan
membandingkan nilai logaritma dari database. Teknik ini diimplementasikan
pada Matlab 7.0. Dengan demikian teknik ini akan menggantikan PIN dalam
mengakses layanan pada ATM. Akurasi yang didapatkan pada teknik ini
sebesar 86,67% dengan error ratesebesar 13,33% (Iqbal, Mahboob, & Khiyat,
2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Venugopal et al juga membahas
mengenai keamanan ATM menggunakan pengenalan biometrik suara dimana
mengimplementasikan HMM untuk mengkalkulasikan speech rate dan
frekuensi. HMM akan dikombinasikan dengan modulasi Pitch Detection
Algorithm (PDA) untuk menghitung pitch dari voiceprint serta dikombinasikan
juga dengan Accent Classification (AC) untuk analisis aksen dalam suara.
Kombinasi ketiga algoritma ini akan menghasilkan tingkat keamanan sistem
pengenalan suara yang lebih tinggi pada mesin ATM. Alur kerja sistem ini
dimulai dengan memasukkan sinyal suara dan dikonversi dari sinyal analog
(suara) menjadi sinyal digital. Hasil dari sinyal digital dikalkulasikan untuk
menghitung speech rate menggunakan HMM. Setelah itu dikalkulasikan juga
pitch rate dengan menggunakan PDA dan analisa aksen dari suara
menggunakan AC. Hasil analisa aksen kemudian akan dikalkulasikan untuk
menentukan apakah suara yang dimasukkan cocok dengan template atau tidak.
Solusi ini diuji cobakan dengan diimplementasikan menggunakan web browser
yang open source yaitu Mozilla Firefox 1.5 dengan dilakukan sedikit modifikasi.
3
Web browser ini digunakan untuk menjalankan Scripting language-JavaScript
yang ada didalam halaman web dengan bantuan Voice XML agar membuat
tampilan menjadi lebih interaktif bagi pengguna. Testing tool yang digunakan
untuk mengetes perangkat lunak pengenalan suara adalah Automation Testing.
Hasil yang didapat dari sistem ini berupa akurasi sebesar 90% lebih dibanding
algoritma tradisional yang hanya 75% (Venugopal, Hema.U, Kalaiselvi.S,
& Mahalakshmi.M, 2012).
4
classifiers dan “simile” classifiers. Metode “attribute” classifiers
menggunakan binary classifiers trained untuk mengenali ada atau tidaknya
aspek yang bisa dideskripsikan dari penampilan visual (seperti jenis kelamin,
ras dan umur). Metode “simile” classifiers menghilangkan manual labeling yang
diperlukan untuk klasifikasi atribut dan mempelajari kesamaan wajah atau
daerah wajah terhadap orang yang spesifik. Kedua metode tersebut memerlukan
biaya yang besar, sering “rapuh” dan perlu mensejajarkan antara sepasang
gambar. Namun, kedua metode tersebut menghasilkan deskripsi visual yang
compact dan bekerja pada gambar nyata. Kedua metode tersebut juga
memperbaiki metode level tertinggi untuk set data “Labeled Faces in the Wild”
(LFW) dan mengurangi error rates sebesar 23,92% untuk “attribute” classifiers;
26,34% untuk “simile” classifiers; dan 31,68% untuk gabungan kedua metode.
Set data yang digunakan memiliki jumlah gambar lebih banyak (60.000 gambar)
dan lebih “dalam” (300 gambar per individu) dibandingkan dengan data set
yang telah ada. Akurasi yang didapatkan adalah: 83,62% ± 1,58% untuk
“attribute” classifiers; 84,14% ± 1,31% untuk “simile” classifiers; dan 85,29%
± 1,23% untuk gabungan kedua metode (Kumar, Berg, Belhumeur, & Nayar, 2009).
Algoritma sparse representations untuk verifikasi wajah yang
mengintegrasikan 2 cara untuk penempatan sparsity. Diberikan sepasang gambar
dan dictionary, untuk gambar , lalu dibuat 2 sparse code, satu dengan
menggunakan dictionary asli dan satunya lagi dengan menambahkan kedalam
sebagai dictionary tambahan. Kemudian korelasi dari sparse code dan , dimana
keduanya menggunakan dictionary, mengukur seberapa mirip sepasang gambar
tersebut, yang dinyatakan sebagai similarity score. Ketidaksamaan dari sparse
code, pada dan , dinyatakan sebagai dissimilarity score. Pada algoritma ini
memanfaatkan transformasi multiple feature untuk mendapatkan beberapa score
menggunakan kedua pengukuran dan menggabungkannya dengan merata-
ratakan untuk situasi dimana tidak tersedia training set atau dengan SVM
ketika sebuah training set diberikan. HybridSparse score didapatkan dengan
menggabungkan 8 skor dari kedua similarity score dan dissimilarity score.
Rata-rata HybridSparse didapatkan dengan merata-ratakan 8 skor dengan
5
equal weight, menghasilkan akurasi 83% dan HybridSparse (SVM)
meningkatkan peforma menjadi 84,67% (Guo, Wang, Choi, & Davis, 2012).
6
ini didiskusikan mengenai variasi tipe metode enkripsi dan standard yang digunakan
dalam mengamankan transmisi data perbankan sehingga data perbankan lebih aman.
Metode keamanan DES merupakan standar keamanan yang mengubah data ke dalam
bentuk yang tidak mungkin dibaca tanpa pengetahuan atau kunci khusus. DES
merupakan standar sistem kriptografi yang menggunakan algoritma simetrik dimana
digunakan 64-bit blok dalam blok chiperdan kunci eksternal. Triple DES (3DES)
merupakan hasil revisi dari DES dimana tingkat keamanan yang diberikan lebih
tinggi dibanding DES sehingga perbankan menggunakan ini untuk mengamankan data
komunikasi dalam jaringan publik.
Metode kemanan selain DES adalah AES dimana merupakan perubahan privasi untuk
IPSecdan Internet Key Exchange (IKE) dan menggantikan DES. AES menggunakan
ukuran key yang lebih besar untuk memastikan hanya pihak berkepentingan yang
bisa mendekripsi pesan. AES memiliki panjang key 128-bit, 192-bit atau 256-bit.
AES bisa memroses enam kali lebih cepat daripada 3DES namun biaya implementasi AES
cukup mahal dibanding 3DES. Dibandingkan antara DES dan AES, implementasi
DES lebih cocok untuk aplikasi pada perangkat keras seperti sistem jaringan
komunikasi, perangkat jaringan VPN atau sebuah ATM. Metode EPP merupakan
metode dimana mengenkripsi keypad secara lokal dan menyegel modul sehingga tidak
ada data mentah dari PIN yang bisa diakses oleh penyerang baik melalui penyadapan
kabel didalam mesin ATM ataupun sensing secara remoteradiasi elektromagnetik yang
dihasilkan oleh kabel ATM.
Data biometrik wajah bisa diamankan dengan menggunakan enkripsi biometrik.
Penelitian oleh Lu et al berfokus pada privasi untuk skenario self-exclusion
(pengeluaran-sendiri) dari pengenalan wajah, melalui kombinasi pengenalan
wajah dengan skema enkripsi biometrik sederhana yang dinamakan Helper Data
System (HDS) (Lu, Martin, Bui, Plataniotis, & Hatzinakos, 2009).
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
3.2 LANGKAH UTAMA YANG DILAKUKAN DALAM TEKNIK BIOMETRIC
Proses pengamanan atau security system biasanya dilakukan dengan melalui tiga
proses yaitu proses identifikasi atau pencocokkan satu terhadap beberapa contoh data
yang dianggap cocok, verifikasi atau pengecekan kembali dan autentikasi atau
authentication. Berikut ini adalah 5 langkah utama yang dilakukan dalam teknik Biometric:
1. Pengambilan data
Proses ini dilalukan dengan menggunakan peralatan yang bisa mengambil
data secara digital seperti Fingerprint reader, microphone dan kamera digital.
2. Pengolahan data
Pada proses ini data yang sudah didapat diperbaiki atau dipersiapkan
sehingga bisa dipakai untuk proses selanjutnya.
3. Proses Ekstrasi
Pada proses ini data dari proses sebelumnya diektraksi.
4. Pembuatan Template
Template merupakan object yang solid dan tidak bisa diubah-ubah (invariant)
hasil dari proses ekstraksi atas data-data yang ada.
9
3.3 KEKURANGAN BIOMETRIC
Meskipun metode identifikasi konvensional tidak lagi akurat, teknologi biometrik
ini belum banyak dipakai dan tersebar luas di khalayak umum disebabkan oleh berbagai
hal yang mungkin masih diperhitungkan oleh para pengembang dan perusahaan yaitu
akurasi, biaya, integritas, dll
3.3.1 Akurasi
Bahkan jika karakteristik biometrik yang sah dapat disajikan dengan
sistem biometrik, tingkat kebenarannya masih belum dapat terjamin. Ini
bisa jadi karena sensor suara, keterbatasan metode pengolahan, dan
variabilitas dalam kedua karakteristik biometrik.
3.3.2 Biaya
Biaya dalam hal ini terkait dengan akurasi; banyak aplikasi seperti log on
ke pc sangat sensitif terhadap penambahan biaya yang dibutuhkan untuk
mengusung teknologi biometrik. Dengan arti lain dalam segi biaya
teknologi biometric ini sangat lah besar.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Tahapan yang perlu dilakukan dalam implementasi teknologi biometric security
adalah strategic planning and budgeting, Teknologi biometrics ini hampir dapat
diterapkan di mana saja. Mulai untuk melindungi sebuah barang tertentu dari akses
yang tidak diinginkan, seperti komputer. Sampai untuk melindungi sebuah ruangan.
Biometric ini merupakan solusi dari autentikasi kuno seperti pin, password maupun
kartu identitas yang sering mengalami masalah ketinggalan ataupun lupa maupun
kehilangan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Josua. 2004. Biometric Security: Alternatif Pengendalian Dalam Sistem Informasi
Akuntansi Terkomputerisasi. jurnal akuntansi & keuangan vol. 6 : 90-105
12