Kelompok 17 Stie
Kelompok 17 Stie
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan sebuah ilmu yang sangat penting dalam membantu
perkembangan pemikiran dan menciptakan sesuatu yang baru yang membantu
segala aktivitas manusia.Matematika merupakan alat yang sangat penting dalam
mempelajari ilmu-ilmu ekonomi dan bisnis. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut
untuk mengetahui berbagai konsep matematika. Mata kuliah Matematika
Ekonomi dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini, yaitu membekali Anda
dengan berbagai konsep matematika dalam mempelajari ilmu-ilmu ekonomi dan
bisnis. Penjelasan dan uraian dalam setiap kegiatan belajar dikemukakan dengan
penjelasan konsep dan kemudian diikuti dengan contoh serta penggunaannya
dalam ilmu ekonomi dan bisnis. Materi pembahasan mata kuliah ini merupakan
pendalaman dan perluasan terhadap materi yang telah dipelajari pada mata kuliah
sebelumnya, yaitu mata kuliah Matematika Ekonomi.
Bertujuan untuk memberikan konsep-konsep dan teknik-teknik dalam
matematika terapan yang sering digunakan untuk analisis ekonomi, bisnis dan
keuangan. Materi yang dibahas adalah himpunan permutasi dan kombinasi
derivatif fungsi yang terdiri dari banyak variabel bebas, matriks, nonlinier
programming, diferensial, integral, serta perkenalan materi yang menyangkut ke
dalam matematika ekonomi. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan
1
perbandingan antara permutasi dan kombinasi, persamaan fungsi linier, integral
tertentu dan tak tentu, dan matriks, dsb.
B. Rumusan Masalah
Apa saja pengertian dan contoh dan penyelesainya dari
Tentang Himpunan
Tentang Permutasi dan Kombinasi
Fungsi
Aplikasi dalam Ekonomi
Limit dan Kesinambungan Fungsi
Difensial Fungsi Sederhana Fungsi Sederhana
Difensial Fungsi Sederhana Fungsi Majemuk
Intergral
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan yang ingin di capai,
diantaranya:
Untuk memebrikan pemahaman mengenai materi yang ada dalam makalah
ini, semoga kita semua bisa benar-benar memahami tentang materi apa yang
dibahas dalam makalah ini dan dapat menjadikan kita lebih giat dan teliti dalam
belajar terutama dalam mencapai tujuan apa yang kita inginkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
HIMPUNAN
Teori himpunan bersifat sangat mendasar dalam matematika. Ia mendasari hampir
semua cabang ilmu hitung moderen. Berkenaan dengan sifat mendasarnya itu, maka
pada bagian buku ini terlebih dahulu dibahas hal ikhwal yang berhubungan dengan
teori himpunan (set theory)
1.1. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek. Obyek-
obyek yang mengisi atau membentuk sebuah himpunan disebut aggota, atau
elemen, atau unsur. Obyek-obyek suatu himpunan sangat bervariasi; bisa berupa
orang-orang tertentu, hewan-hewan tertentu, tanam-tanaman tertentu, benda-
benda tertentu, buku-buku tertentu, angka-angka tertentu dan sebagainya.
1.2 Operasi Himpunan : Gabungan, Irisan, Selisih Dan Pelengkap
Gabungan (union) dari himpunan A dan himpunan B, dituliskan dengan notasi A
B, adalah himpunan yang beranggotakan obyek-obyek milik A atau obyek-
obyekl milik B.
3
A B = { x: x A atau x
Irisan (intersection)dari himpunan A dan B, dituliskan dengan notasi A B
adalah himunan yangberanggotakan baik obyek milik A maupun obyek milik B;
dengan perkataan lain, beranggotakan obyek-obyek yang dimiliki Adan B secara
bersama.
Dalam hal A B = , yakni jika A dan B tidak mempunyai satupun anggota
yang dimiliki bersama, maka A dn B dikatakan (disjoint).
Selisih himpunan A dan himpunan B, dituliskan dengan notasi A B atau A|B,
adalah himpunan yang beranggotakan obyek-obyek milik A yang bukan obyek
milik B
Notasi
a. Dengan mendaftar seluruh anggotanya di antara kurung kurawal buka dan
tutup (tabular form)
b. Dengan menyatakan sifat anggotanya
c. Dengan menggunakan notasi pembentuk himpunan
Contoh : A = {1,2,3,4,5}
= himpunan bilangan asli yang lebih kecil daripada 6
= {x|x adalah bil. Asli yang lebih kecil dari 6}
4
A B = { x: x A dan x
A B A|B ={ x: x A tetapi x
Himpunan kosong
Himpunan yang tidak memiliki anggota, dilambangkan dengan { } atau
Himpunan berhingga dan tak berhingga
Himpunan bagian (subhimpunan)
A adalah himpunan
bagian B
-Syarat:
Tiap x A, maka x B
-Notasi
A B atau B A
- Himpunan kosong juga merupakan himpunan
bagian dari suatu himpunan
Kesamaan himpunan
Himpunan A sama dengan himpunan B bila seluruh elemen himpunan A ada
dalam himpunan B dan seluruh elemen himpunan B ada dalam himpunan A
Himpunan yang berpotongan
Himpunan A dan B memiliki elemen bersama
5
A
1
2
B
1
2
3
4
A B
S
Himpunan saling lepas
Himpunan A dan B tidak memiliki elemen bersama
G = { 4, 5, 6 }
H = { 7, 8, 9 }
Himpunan semesta
super himpunan dari himpunan yang bersangkutan
atau
Himpunan dari himpunan-himpunan
Disebut juga dengan keluarga himpunan
Himpunan Kuasa
Keluarga himpunan yang beranggotakan semua sub himpunan dari suatu
himpunan A disebut dengan himpunan kuasa A
Contoh : Jika K = {1,2}, maka himpunan kuasa K adalah 2
k
= {{},{1},{2},{1,2}}
Operasi Dasar Himpunan
1. Gabungan (Union)
Notasi Union antara himpunan A dan B dilambangkan A B
6
U S
2. Irisan (Intersection)
Notasi interseksi antara himpunan A dan B dilambangkan A B
3. Komplemen
Notasi komplemen himpunan A adalah A`
4. Selisih (difference)
Notasi selisih himpunan A dan B adalah A-B
NB : dalam kasusu ini , hasilnya adalah elemen yang termasuk anggota himpunan
A namun tidak termasuk himpunan B
7
S
A B
S
A B
S
A
S
A B
5. Jumlah (symmetry difference
Notasi juga A-B, tapi yang dihasilkan adalah himpunan elemen-elemen A
dan B namun tidak termasuk irisan keduanya
Sifat Operasi Himpunan
1. Komutatif
A B = B A , berlaku pula utk irisan
(A B) C = A (B C)
2. Distributif
(A B) C = (A B) (A C)
3. Idempoten
A A = A
8
S
A B
A A = A
4. Identitas
A U = A dan A = A, berlaku pula untuk irisan
5. Komplementer
A A` = U
A A` =
6. De Morgan
(A B)` = A` B`
(A B)` = A` B`
7. Penyerapan
A (A B) = A
A (A B) = A
PERMUTASI DAN KOMBINASI
9
Coba perhatikan contoh-contoh di bawah untuk memahami Permutasi dalam konsep
Peluang pada pelajaran Matematika.
Contoh I:
{a,b,c}
Jika dipilih 2 dari 3 unsur tersebut, maka banyaknya permutasi dari 3 unsur setiap
pengambilan 2 unsur adalah 6, yaitu ab, ba, ac, ca, bc, cb.
Ditulis 3P2 = 6.
Contoh II:
{a,b,c}
maka, banyaknya permutasi dari 3 unusr setiap pengambilan 3 unsur adalah 6, yaitu
abc, acb, bac, bca, cab, cba.
Ditulis 3P3 = 6
RUMUS
Catatan: Notasi Faktorial
3! = 3x2x1
5! = 5x4x3x2x1
10
1! = 1
Def 0! = 1
Permutasi Siklis
{a,b,c}
Maka, jika menggunakan permutasi siklis, hasil dari pengambilan 3 unsur dari 3
unsur dapat digambarkan seperti gambar di samping.
RUMUS: banyaknya permutasi = (n-1)!
1.1. KOMBINASI
Kombinasi adalah bentuk lain dari permutasi yang tidak memperhatikan
urutan kemunculan. Kombinasi dapat ditentukan dengan cara:
n : banyak anggota ruang sampel
r : banyak anggota yang ingin dibentuk
Misalkan sebuah kelompok paduan suara terdiri dari 20 orang anggota. Akan dipilih
15 orang untuk ikut dalam lomba. Banyak cara untuk memilih susunan peserta
lomba adalah :
Koefisien Binomial
11
Teorema binomial adalah cara untuk menjabarkan bentuk (p+q)n (n bilangan positif).
Cara ini digunakan sebagai alternatif dari segitiga Pascal.
Gambar 2.4 Segitiga Pascal
Aturan penjabaran bentuk perpangkatan (p+q)n adalah:
1. Suku pertama adalah pn dan suku terakhir adalah q
n
.
2. Pada suku berikutnya, setiap pangkat p akan berkurang 1 dan pangkat q akan
bertambah 1.
3. Koefisien untuk pn-kqk adalah C(n,k). Bilangan C(n,k) disebut koefisien
binomial.
Contohnya:
(p+q)
3
= p
3
+ 3p
2
q + 3pq
2
+ q
3
(p+q)
4
= p4 + 4p
3
q + 6 p
2
q
2
+ 4 pq
3
+ q
4
12
Secara umum, nilai kombinasi dari n objek selalu lebih sedikit dari nilai permutasi n
objek. Hal ini dapat kita buktikan dengan rumus kombinasi :
Kombinasi juga disebut bentuk khusus dari permutasi karena persamaan di atas
diturunkan dari rumus permutasi:
1.2. PELUANG
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk memahami teori peluang.
Istilah-istilah tersebut adalah percobaan, ruang sampel, titik sampel, dan kejadian.
Percobaan adalah kegiatan yang dilakukan berulang untuk mendapatkan suatu hasil
percobaan tertentu. Ruang sampel atau ruang contoh adalah himpunan dari semua
hasil yang mungkin pada sebuah percobaan. Titik sampel atau titik contoh adalah
anggota-anggota dari ruang sampel. Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang
contoh. Ada dua macam kejadian :
Kejadian sederhana, yaitu kejadian yang hanya memiliki satu titik sampel
13
Kejadian majemuk, yaitu kejadian yang memiliki titik sampel lebih dari
satu.
Peluang adalah perbandingan antara banyaknya anggota kejadian (titik
sampel) dengan anggota ruang sampel. Peluang suatu kejadian A adalah
n(A) : banyak anggota kejadian A
n(S) : banyak anggota ruang sampel
Kisaran nilai peluang adalah antara 0 (kemustahilan) sampai dengan
(kepastian), atau dapat ditulis dengan notasi 0 _ P(A) _ 1.
1.3. Permutasi
Definisi permutasi dari beberapa literatur antara lain:
An ordered arrangement of distinct object
Jumlah urutan berbeda dari pengaturan objekobjek
Permutation is the rearrangement of objects or symbols into distinguishable
sequences. Each unique ordering is called a permutation.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa permutasi merupakan
penyusunan objek-objek yang urutannya diperhatikan. Berikut ini representasi
permutasi dalam simbol-simbol :
14
Dalam perkembangannya, ada bermacam-macam jenis permutasi, di
antaranya permutasi yang memuat unsur sama, pemutasi siklis dan permutasi
berulang. Namun, ketiga jenis permutasi tersebut tidak dibahas dalam makalah ini
karena di luar batasan topik.
15
FUNGSI
A. Pengenalan Tentang Fungsi
Konsep fungsi terdapat hampir dalam setiap cabang matematika, sehingga
merupakan suatu yang sangat penting artinya dan banyak sekali kegunaannya. Akan
tetapi pengertian dalam matematika agak berbeda dengan pengertian dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian sehari-hari, fungsi adalah guna atau
manfaat. Kata fungsi dalam matematika sebagaimana diperkenalkan oleh Leibniz
(1646-1716) digunakan untuk menyatakan suatu hubungan atau kaitan yang khas
antara dua himpunan.
B. Pengertian Fungsi
Untuk memahami pengertian fungsi, perhatikanlah gambar di bawah ini :
A Berat badannya B
16
Diagram panah pada gambar menyatakan hubungan berat badannya dari himpunan A
ke himpunan B dengan A = { Yuli, Desi, Ratna, Rizki, Putri } dan B = {40, 38, 32, 50
} yang merupakan berat badan.
Setiap anak hanya mempunyai sartu berat badan, sehingga dapat dikatakan setiap
anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B. Relasi yang mempunyai sifat
seperti ini disebut pemetaan atau fungsi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan :
Definisi Fungsi: Suatu relasi yang memasangkan setiap anggota dari A
secara tunggal, dengan anggota pada B.
Dinyatakan sebagai : dibaca f adalah fungsi
dari A ke B jika dan hanya jika .
Dibaca untuk setiap x anggota A terdapat y anggota B sehingga f(x) = B dan
. Dibaca untuk setiap dua
unsur sama di A petanya sama.
C. Domain, Kodomain, dan Range
Pada fungsi, terdapat beberapa istilah penting, di antaranya:
- Domain yaitu daerah asal fungsi f dilambangkan dengan Df.
- Kodomain yaitu daerah kawan fungsi f dilambangkan dengan Kf.
- Range yaitu daerah hasil yang merupakan himpunan bagian dari kodomain.
Range fungsi f dilambangkan dengan Rf.
17
Misalkan suatu fungsi dinyatakan dengan diagram panah berikut :
Dari diagram panah tersebut dapat dikatakan bahwa :
- himpunan A = {1, 2, 3} disebut domain.
- himpunan B = {2,4, 6, 8} disebut kodomain.
- himpunan semua peta, yaitu {2, 4, 6} disebut range.
D. Sifat-Sifat Fungsi
1. Injektif (Satu-satu)
Misalkan fungsi f menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi
satu-satu (injektif), apabila setiap dua elemen yang berlainan di A akan
dipetakan pada dua elemen yang berbeda di B. Selanjutnya secara singkat
dapat dikatakan bahwa f:AB adalah fungsi injektif apabila a b berakibat
f(a) f(b) atau ekuivalen, jika f(a) = f(b) maka akibatnya a = b.
2. Surjektif
Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil
f(A) dari fungsi f adalah himpunan bagian dari B, atau f(A) =B. Apabila f(A)
18
= B, yang berarti setiap elemen di B pasti merupakan peta dari sekurang-
kurangnya satu elemen di A maka kita katakan f adalah suatu fungsi surjektif.
Contoh:
1. Fungsi f: RR yang didefinisikan dengan rumus f(x) = x2 bukan fungsi
yang surjektif karena himpunan bilangan negatif tidak dimuat oleh hasil
fungsi tersebut.
Misal A = {a, b, c, d} dan B = {x, y, z} dan fungsi f: A B yang
didefinisikan dengan diagram panah adalah suatu fungsi yang surjektif karena
daerah hasil f adalah sama dengan kodomain dari f (himpunan B).
3. Bijektif (Korespondensi Satu-satu)
Suatu pemetaan f: AB sedemikian rupa sehingga f merupakan fungsi yang
injektif dan surjektif sekaligus, maka dikatakan f adalah fungsi yang
bijektif atau A dan B berada dalam korespondensi satu-satu.
Contoh:
19
1. Relasi dari himpunan A = {a, b, c} ke himpunan B = {p,q, r} yang
didefinisikan sebagai diagram di samping adalah suatu fungsi yang bijektif.
1. Fungsi f yang memasangkan setiap negara di dunia dengan ibu kota
negaranegara di dunia adalah fungsi korespondensi satu-satu (fungsi bijektif),
karena tidak ada satu kotapun yang menjadi ibu kota dua negara yang
berlainan.
E. Jenis-Jenis Fungsi
1. Fungsi Konstan
Misalkan f:AB adalah fungsi di dalam A maka fungsi f disebut fugsi
konstan jika dan hanya jika jangkauan dari f hanya terdiri dari satu anggota.
Contoh :
f: RR didefinisikan oleh f(x) = 3 dengan R = bilangan real.
Grafik fungsi f(x) =3 adalah sebagai berikut :
20
1
2
3
1 3 2
f(x)=3
f(1) = 3
f(2) = 3
f(3) = 3
2. Fungsi Identitas
Misalkan f:AB adalah fungsi dari A ke B maka f disebut fungsi identitas jika
dan hanya jika range f = kodomain atau f(A)=B.
3. Fungsi Linear
Fungsi pada bilangan real yang didefinisikan : f(x) = ax + b, a dan b konstan
dengan a 0 disebut fungsi linear.
4. Fungsi Kuadrat
Fungsi f: RR yang ditentukan oleh rumus f(x) = ax2 + bx + c dengan a,b,c
R dan a 0 disebut fungsi kuadrat.
21
1
2
2 3 1
3
f(1) = 1
f(2) = 2
f(3) = 3
APLIKASI FUNGSI DALAM EKONOMI
1. Fungsi Dan Curve Permintaan ( Demand )
Seperti yang kita ketahui bahwa permintaan adalah berbagai jumlah barang
yang diminta akan suatu barang pada berbagai tingkat harga. Dalam hukum
permintaan kita lihat bahwa besar kecilnya jumlah yang diminta akan sangat
tergantung pada tingkat harga barang tersebut. Apabila keadaan lainnya tetap
( ceteris paribus ), maka dengan tingkat pendapatan yang tetap, jika harga suatu
barang naik , maka jumlah dari sudut barang naik, maka jumlah yang diminta
akan berkurang.
Sebaliknya jika harga dari barang itu tuirun , maka jumlah yang diminta akan
bertambah. Hal ini dapat di lihat pada gambar 4.1 .
Harga
(p)
P
2
permintaan
P
0
P
1
X
2
X
0
X
1 KUANTITAS ( X )
Gambar 4.1 grafik / curve permintaansuatu barang
22
2. Fungsi Dan Curve Penawaran ( Supply )
Penawaran adalah jumlah yang ditawarkan pada suatu barang berbagai tingkat
harga . curve penawaran suatu barang merupakan grafik yang mengambarkan
pola hubungan antara jumlah yang ditawarkan dari barang tersebut pada tingkat
harga . Dalam hukum penawaran kita melihat bahwa besar kecilnya jumlah yang
ditawarkan suatu barang sangat tergantung pada tingkat harga barang tersebut.
Apabila keadaan lainnya (ceteris paribus), maka jika dari suatu barang naik,
jumlah yang ditawarkan akan barang harga dari suatu barang naik , jumlah yang
ditawarkan akan barang tersebut akan bertambah, karena produsen berusaha
untuk menggunakan kesempatan mempebesar keuntungannya. Sebaliknya jika
harga barang itu turun, jumlah yang ditawarkan akan berkurang, karena produsen
berusaha mengurangi kerugiannya.Gambar curve penawaran suatu barang
umumnya berbentuk seperti terlihat pada gambar 4.7
P
Penawaran
P
1
S
P
0
P
2
x
X
2
X
3
X
1
Gambar 4.7 Grafik / curve penawaran sutu barang
23
Untuk menentukan penerapan fungsi dalam perekonomian , maka terlebih
dahulu kita mengenal adanya perpotongan dua buah fungsi. Dalam hal ini dua buah
fungsi dikatakan berpotongan apabila kedua buah fungsi tersebut mempunyai sebuah
titik persekutuan yang disebut titik potong. Dimana titik potong antara kedua buah
fungsi tersebut diperoleh dengan mempersamakan kedua buah fungsi itu.yang
hasilnya dinamakan titik keseimbangan (Equilibrium).
Didalam perekonomian penerapan fungsi dapat dilihat dari adanya
perpotongan demand (permintaan) dan supply (penawaran) yang dinamakan dengan
keseimbangan pasar. Untuk lebih mengetahui dengan jelas penerapan fungsi tersebut
dapat ditentukan sebagai berikut :
Fungsi Permintaan ( Demand = D ) :
a. Fungsi Linear
b. Fungsi Kuadrat
c. Fungsi Pecah
Fungsi Penawaran ( Supply = S ) :
a. Fungsi Linear
b. Fungsi Kuadrat
24
Grafik perpotongan dua buah fungsi (keseimbangan/equilibrium) :
P P S
S
E
E D
D
Q
Q
P S
E
D
AD
Q
AT
Syarat-syarat keseimbangan pasar :
1. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai yang positif
2. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk titik yang memenuhi ketentuan
bagi kurve permintaan dan kurve penawaran.
25
Contoh Soal :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran adalah sebagai berikut :
1. Permintaan P = 15 - 2 Q
Penawaran P = 4 + 1,5 Q
2. Permintaan P = 3 Q + 6
2 Q - 2
Penawaran P = 3 Q + 2
Tentukanlah titik keseimbangan dari masing- masing soal tersebut dan gambarkan
grafiknya.
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI DALAM PENERAPAN FUNGSI
Pajak : Adalah merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib
pajak, tanpa mendapatkan balas jasa secara langsung.
Pajak yang akan dimasukan dalam menentukan keseimbangan ini adalah pajak per-
unit dan pajak prosentase.
Pajak per-unit :
adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu, dimana barang
tersebut besarnya ditentukan dalam jumlah uang yang tetap untuk setiap unit
barang yang dihasilkan.
26
Yang dikenakan pajak disini adalah penawaran ( Produsen ), maka bentuk fungsinya
adalah:
Sebelum ada pajak : S P = f ( Q )
Sesudah ada Pajak : S P
t
= f ( Q ) + t
Pajak Prosentase:
Adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu dimana pajak tersebut
diperhitungkan sebesar prosentase yang tetap dari hasil penerimaannya.
Yang dikenakan pajak disini adalah penawaran ( Produsen ), maka bentuk fungsinya
adalah:
Sebelum ada pajak : S P = f ( Q )
Sesudah ada Pajak : S P
r
= f ( Q ) ( 1 + r )
SUBSIDI :
Merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen / supplier
terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkannya sehingga harga yang berlaku
dipasar adalah harga yang diinginkan pemerintah yaitu harga yang lebih rendah
dengan jumlah yang dapat dibeli masyarakat lebih besar.
Besarnya subsidi yang diberikan biasanya tetap untuk setiap unit barang yang
dihasilkan atau dipasarkan.
Yang dikenakan subsidi disini adalah penawaran ( Produsen ), maka bentuk
fungsinya adalah:
27
Sebelum ada subsidi : S P = f ( Q )
Sesudah ada subsidi : S P
s
= f ( Q ) - S
Grafik Fungsi Dari Pengaruh Pajak Dan Subsidi
1. Grafik Pengaruh Pajak
P
S
1
(S sesudah ada pajak)
P
1
S (sebelum ada pajak)
P
0
E
1
E
Q
1
Q
0
Q
2. GRAFIK PENGARUH SUBSIDI
P
S
(S sebelum ada subsidi)
P
0
S
1
(sesudah ada subsidi)
P
1
E
E
1
Q
0
Q
1
Q
28
Contoh Soal :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran adalah sebagai berikut :
1. Permintaan P = 16 4 Q
Penawaran P = 5 + Q
Jika terhadap barang tersebut dikenakan pajak per-unit Rp 3,-, pajak
persentase 25 % , dan subsidi Rp 2,- per-unit, maka berapakah titik
keseimbangan sebelum dan sesudah ada pajak, serta gambarkan grafiknya.
2. Permintaan P = 2 Q
2
- 7 Q + 10
Penawaran P = 6 Q + 3 Q
2
+ 8
a. Jika terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar Rp 2 per-unit, maka
tentukan keseimbangan sebelum dan sesudah ada pajak.
b. Jika terhadap barang tersebut dikenakan subsidi sebesar Rp 3 per-unit,
maka tentukan keseimbangan sebelum dan sesudah ada subsidi.
c. Gambarkan grafik dari kedua soal tersebut.
Cara Menghitung Nilai Pajak dan Subsidi :
1. Pajak per-unit yang ditanggung oleh produsen
Ts = Po - f ( S )
Dimana: Po adalah Nilai P eq sebelum ada pajak
F (S) = fungsi supply yang nilai Q diambil dari nilai Q setelah
ada pajak .
29
2. Total pajak yang ditanggung oleh Produsen
Px = Ts Qt
3. Pajak per-unit yang ditanggung konsumen
Td = Pt - Po
4. Total Pajak yang ditanggung konsumen
Kx = Td Qt
5. Besarnya Pajak yang diterima pemerintah
Qt t untuk pajak per-unit
Qt ( 1 + r ) untuk pajak posentase
6. Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah
Gs = S Qs
7. Besarnya Subsidi yang dinikmati Konsumen
Ks = ( Po - Ps ) (Qs)
8. Besarnya subsidi yang dinikmati Produsen
Ps = Gs - Ks
Keseimbangan pasar dua macam Produk :
Formulasi untuk fungsi permintaan dapat ditulis sebagai berikut
Qdx = a
0 -
a
1
P
x
+ a
2
P
y
Qdy = b
0
+ b
1
P
x
+ b
2
P
y
Formulasi untuk fungsi peanawaran dapat ditulis sebagai berikut
30
Qsx = - m
0
+ m
1
P
x
+ m
2
P
y
Qsy = - n
0
+ n
1
P
x
+ n
2
P
y
Dimana :
Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
P x = Harga Produk X
P y = Harga Produk Y
Variable a, b, m dan n adalah konstanta
Contoh soal :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran dari dua macam produk yang
mempunyai hubungan substitusi sebagai berikut :
Qdx = 5 - 2 Px + Py
Qdy = 6 + Px - Py
Qsx = - 5 + 4Px - Py
Qsy = - 4 - Px + 3 Py
Carilah : Harga dan kuantitas dari keseimbangan pasar.
Jawab :
Syarat keseimbangan pasar Qdx = Qsx atau Qdy = Qsy
Qdx = 5 2 Px + Py
Qsx = - 5 + 4 Px Py -
0 = 10 - 6 Px + 2 Py
31
Qdy = 6 + Px - Py
Qsy = -4 - Px + 3 Py -
0 = 10 + 2 Px 4 Py
Masukan dalam bentuk persamaan :
0 = 10 - 6 Px + 2 Py (X 2) 0 = 20 - 12 Px + 4 Py
0 = 10 + 2 Px - 4 Py (X 1) 0 = 10 + 2 Px - 4 Py +
0 = 30 - 10 Px + 0
10 Px = 30
Px = 30 / 10 = 3
Maka Py dapat dicari dari 0 = 10 - 6 Px + 2 Py
-2 Py = - 10 + 6 Px
-2 Py = - 10 + 6 (3)
Py = - 10 + 18 Py = 4
2
Maka Qx dan Qy dapat dicari dengan memasukan persamaan sbb :
Qx = 5 - 2 Px + Py
Qx = 5 - 2 (3) + 4 jadi Qx = 3
Qy = 6 + Px - Py jadi Qy = 6 + 3 - 4 = 5
32
Fungsi Biaya Dan Penerimaan
Biaya secara umum terdiri dari :
1. Biaya Total (Total Cost = TC ) = TFC + TVC
2. Biaya tetap Total (Total Fixed Cost = TFC ) = TC - TVC
3. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost = TVC ) = TC - TFC
4. Biaya Tetap rata-rata (Avarage fixed cost = AFC ) = AFC / Q
5. Biaya variable rata-rata (Avarage Variabel cost = AVC ) = AVC / Q
6. Biaya rata-rata (Avarage Cost = AC ) = TC / Q
7. Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) = TC / Q
Penerimaan = Revenue, terdiri dari :
1. Total Revenue (TR) = P x Q
2. Avarage Revenue (AR) = TR / Q = P
3. Marginal Revenue (MR) = TR / Q
4. TR maximum akan berada pada Q = -b / 2 a
5. Profit atau keuntungan = TR - TC
6. Break Even Point ( BEP ) akan terjadi pada saat : TR = TC
Fungsi Produksi
Bentuk fungsi produk total yang non linear pada umumnya berupa sebuah persamaan
kubik yang mempunyai titik belok dan sebuah titik puncak.
Bentuk umum dari fungsi produksi adalah :
Produk Total : P = f (X)
33
Produk rata-rata : AP = P / X
Produk Marginal : MP = P / X
Secara grafik, kurve produk total P mencapai puncaknya tepat ketika kurve
produk marginal ( MP =0 ). Sedangkan MP mencapai puncaknya tepat pada posisi
titik belok kurva P. Disamping itu kurva MP memotong kurva AP pada posisi
maksimum AP. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut :
P
P=f (X)
AP
0 X
MP
Contoh soal ;
Fungsi produksi yang dihadapi oleh seorang produsen adalah sebesar ;
P = 9 X
2
- X
3
34
Buatlah persamaan produk rata-ratanya, serta hitunglah total produk dan produk rata-
rata tersebut jika digunakan masukan sebanyak 6 unit. Berapa marginal produknya
jika masukan yang digunakan ditambah 1 unit.
Jawab :
P = 9 X
2
- X
3
AP = P / X = 9 X - X
2
Untuk X = 6 P = 9 ( 6
2
) - 6
3
= 108
AP = 9 ( 6 ) - 6
2
= 18
Untuk X = 7 P = 9 ( 7
2
) - 7
3
= 98
MP = P / X = 108 - 98 = - 10
7 - 6
Kesimpulan ; produk marginal hasilnya negatif, artinya masukan tambahan yang
digunakan justru mengurangi hasil produksi.
35 3
LIMIT & KESINAMBUNGAN FUNGSI
1 Teorema
1.
[ ] ) x ( g lim ) x ( f lim ) x ( g ) x ( f lim
a x a x a x
+ +
4.
[ ] ) x ( g lim ). x ( f lim ) x ( g ). x ( f lim
a x a x a x
2.
[ ] ) x ( g lim ) x ( f lim ) x ( g ) x ( f lim
a x a x a x
5.
) x ( g
a x
lim
) x ( f
a x
lim
) x ( g
) x ( f
a x
lim
1
]
1
dengan
0 ) x ( g lim
a x
3.
) x ( f lim . c ) x ( f . c lim
a x a x
, c = konstanta6.
[ ]
n
a x
n
a x
) x ( f lim ) x ( f lim
1
]
1
2 Bentuk Tak Tentu
Bentuk di dalam matematika ada 3 macam, yaitu :
1. Bentuk terdefinisi (tertentu) : yaitu bentuk yang nilainya ada dan tertentu,
misalnya :
6
3
0
4
,
.
2. Bentuk tak terdefinisi : yaitu bentuk yang tidak mempunyai nilai, misalnya :
5
0
3. Bentuk tak tentu : yaitu bentuk yang nilainya sembarang, misalnya :
0
0
1 , , ,
Penting : Persoalan limit adalah mengubah bentuk tak tentuk menjadi bentuk
tertentu.
36 3
3 Limit Fungsi Aljabar
Jika diketahui fungsi f(x) dan nilai f(a) terdefinisi, maka
lim ( ) ( )
x a
f x f a
Contoh : 1.
lim( ) ( ( ))
x
x x
+ + +
3
2 2
2 3 2 3 9 6 15
2.
lim
( )
x
x x
x
+
+
+
+
0
5 7
0 0
5 0 7
0
7
2 2
0
Berikut ini akan dibahas limit Limit Fungsi Aljabar Bentuk Tak Tentu yaitu :
( )
0
0
1 , ,
dan
.
3.1 Bentuk ( )
0
0
Limit ini dapat diselesaikan dengan memfaktorkan pembilang dan
penyebutnya, kemudian mencoret faktor yang sama, lalu substitusikan
nilai x = a.
Catatan :
1. Karena xa, maka (xa) 0 sehingga pembilang dan penyebut boleh
dibagi dengan (x a)
2. Nilai limitnya ada dengan syarat : Q(a) 0
37 33
3. Jika pembilang atau penyebutnya memuat bentuk akar, maka sebelum
difaktorkan dikalikan dulu dengan bentuk sekawannya.
Contoh :
1.
lim lim lim
( )( )
( )( )
x
x x
x
x
x x
x x
x
x
x
+
3
5 6
9
3
3 2
3 3
3
2
3
3 2
3 3
1
6
2
2
2.
lim lim
( )
( ) ( )
x
x x x
x x x
x x x
x x x
x
x x
x x
+
+
+
+
+
+
+
+
0
5
4 2
5
4 2
0
5
4 2
0 0 5
0 4 0 2
5
2
3 2
3 2
2
2
2
2
2
2
3. ( )
lim lim lim
( ) ( )
( ) x
x x
x x
x
x x
x
x x
x x x
x x
x x x
+
+ +
+ +
+
+ +
_
,
1
3 5 1
1
3 5 1
1
3 5 1
3 5 1 1
3 5 1
1 3 5 1
2
2
2
2
2
2
2
2 2
lim lim lim
( )
( )( )
( )( )
( )
( ) x
x x
x x x x
x x
x x x x x
x
x x x
+
+ +
_
,
+ + +
_
,
+ + +
_
,
1
5 4
1 3 5 1 1
1 4
1 1 3 5 1 1
4
1 3 5 1
2
2 2 2 2
( )
1 4
1 1 4 4
3
2 2 2
3
8
3
8
+ +
( )
( )
3.2 Limit Bentuk ( )
0
.
Contoh :
1.
2
1
12
6
0 0 12
0 0 6
12
6
lim lim
x 8 x 7 x 12
x 5 x 2 x 6
lim
2
x
8
x
7
2
x
5
x
2
x
3
x
x 8
3
x
2
x 7
3
x
3
x 12
3
x
x 5
3
x
2
x 2
3
x
3
x 6
x
2 3
2 3
x
+
+
+
+
+
+ +
+
+
2.
0
2
0
0 0 2
0 0 0
2
lim lim
x 4 x x 2
x 3 x 7 x 6
lim
2
x
4
x
1
3
x
3
2
x
7
x
6
x
4
x
2
x 4
4
x
3
x
4
x
4
x 2
4
x
x 3
4
x
2
x 7
4
x
3
x 6
x
2 3 4
2 3
x
+
+
+
+
+
+
+
+
38 3
3.
+
+
+
+
+
+
+
+
0
5
0 0 0
0 0 5
5
lim lim
7 x 4 x 2
2 x 3 x 5
lim
4
x
7
2
x
4
x
2
4
x
2
2
x
3
x
4
x
7
4
x
2
x 4
4
x
3
x 2
4
x
2
4
x
2
x 3
4
x
4
x 5
x
2 3
2 4
x
Kesimpulan:
Jika f x a x a x a
n n
n
( ) ..... + + +
0 1
1
g x b x b x b
m m
m
( ) ..... + + +
0 1
1
maka: 1.
lim
( )
( )
x
f x
g x
a
b
0
0
untuk n = m
2.
lim
( )
( )
x
f x
g x
0
untuk n < m
3.
lim
( )
( )
x
f x
g x
atau - untuk n > m
4.
lim
x
x x x
x x x
+
+
2 7
6 2 8
2
6
1
3
5 4 3
5 3 2 (kesimpulan (1))
5.
lim
x
x x x
x x x
+
+ +
10 8 7
12 5 2
2 3
12
0
(kesimpulan (2))
6.
lim
x
x x
x x x
+
+
3 6 2
2 7
7 4
6 4 3 (kesimpulan (3))
3.3 Limit Bentuk ( )
Limit ini umumnya memuat bentuk akar:
Cara Penyelesaian :
1. Kalikan dengan bentuk sekawannya !
) x ( g ) x ( f
) x ( g ) x ( f
x ) x ( g ) x ( f
) x ( g ) x ( f
x
lim ) x ( g ) x ( f lim
+
+
+
,
_
39 3
x bilangan real
2. Bentuknya berubah menjadi ( )
,
_
+ + +
+ + + +
+ + + +
1 x 4
2
x 2 x 6
2
x
1 x 4
2
x 2 x 6
2
x 2 2
x
1 x 4 x 2 x 6 x lim
+ + + +
+ + + +
+ + +
1 x 4
2
x 2 x 6
2
x
1 x 10
x
1 x 4
2
x 2 x 6
2
x
) 1 x 4
2
x ( ) 2 x 6
2
x (
x
lim lim
5 lim
2
10
1 1
10
1 x 4
2
x x
2
x 2
1 x 10
x
+
+
2.
,
_
+ +
+ +
+ +
x 3
2
x x
2
x 2
x 3
2
x x
2
x 2 2 2 2
x
2 2
x
x 3 x x x 2 lim x 3 x x x 2 lim
+ +
+ +
+
x 3
2
x x
2
x 2
x 4
2
x
x
x 3
2
x x
2
x 2
) x 3
2
x )( x
2
x 2 (
x
lim lim
Secara umum:
+ + + +
r qx px c bx ax lim
2 2
x
1)
b q
a
2
jika a = p
2) jika a > p
3) - jika a < p
40
pangkat tertinggi pembilang 1,
pangkat tertinggi penyebut 1,
sebab
x x
2
pangkat tertinggi pembilang 2,
pangkat tertinggi penyebut 1.
x bilangan real
3.
2
1
4
2
4 2
) 5 ( 3 2 2
x
2 x 5 x 4 1 x 3 x 4 lim +
4.
+ +
8 x x 3 1 x 7 x 4 lim
2 2
x
5.
+ +
7 x 4 x 5 3 x 2 x 4 lim
2 2
x
3.4 Limit Bentuk ( )
1
Definisi :
( )
asli bilangan n
..... 718281 , 2 e 1 lim
n
n
1
n
+
Dari definisi dapat dibuktikan teorema berikut :
1.
( ) ( ) ( ) e 1 lim 1 lim 1 lim
x
x
1
x
x
x
1
x
x
x
1
x
+ +
2.
( ) ( ) e x 1 lim x 1 lim x
1
0 x
x
1
0 x
+
Contoh :
1. ( ) ( ) ( ) ( ) [ ]
4
4
1
4
1 1 4 4
4
4
4 4
1 lim 1 lim 1 lim 1 lim +
1
]
1
+ + +
x
x
x
x x
x x
x
x
x
x
x
2.
( ) ( ) ( )
2
1
2
1
x 2
1
x
2
1
x 2
x 2
1
x
x
x 2
1
x
e 1 lim 1 lim 1 lim
1
1
]
1
+
1
]
1
+ +
3.
( ) ( ) ( )
3
3
x 3
1
0 x
3
x 3
1
0 x
x
1
0 x
e x 3 1 lim x 3 1 lim x 3 1 lim
1
]
1
1
]
1
41
x bilangan real
4 Limit Fungsi Trigonometri
Teorema :
1.
lim lim
sin
sin
x
x
x
x
x
x
0 0
1
2.
lim lim
tan
tan
x
x
x
x
x
x
0 0
1
Untuk keperluan praktis teorema tersebut dapat dikembangkan menjadi:
b
a
bx sin
ax tan
0 x
bx tan
ax sin
0 x
bx tan
ax tan
0 x
bx tan
ax
0 x
bx
ax tan
0 x
bx sin
ax
0 x
bx
ax sin
0 x
lim lim lim lim lim lim lim
Seperti pada fungsi aljabar, maka pada fungsi trigonometri juga berlaku bahwa
jika f(a) terdefinisi, maka:
lim ( ) ( )
x a
f x f a
Contoh :
1.
( ) lim sin cos sin cos
x
x x
+ + +
0
2 0 0 0 1 1
2. 2
1
0 2
0 1
2
1
cos 3
2
1
sin 2
2
1
cos
2
1
sin
x cos 3 x sin 2
x cos x sin
2
1
x
lim
+
+
+
Berikut ini akan dibahas limit Fungsi Trigonometri bentuk tak tentu yaitu :
( )
0
0
0 , , .
.
4.1 Limit Bentuk ( )
0
0
1. 4
3
x 4 tan
x 3 sin
0 x
lim
2.
3
2
3
2
x sin
x sin
x 3
sin 2
0 x
x sin x 3
x
2
sin 2
0 x
x sin . x 3
) x
2
sin 2 1 ( 1
0 x
x sin . x 3
x 2 cos 1
0 x
) 1 .( . lim lim lim lim
3.
) a x (
) a x (
2
1
sin
2
1
a x
a x
) a x (
2
1
sin ). a x (
2
1
cos 2
a x
a x
a sin x sin
a x
). a x ( cos 2 lim lim lim
+
42
[ ] a cos ). a a ( cos 2
2
1
2
1
+
4.2 Limit Bentuk
Limit bentuk( )
dapat diselesaikan dengan mengubahnya ke bentuk
( )
0
0
.
Contoh :
)
x 2
sin(
x sin .
2
sin
2
x
x cos
x sin 1
2
x
x cos
x sin
x cos
1
2
x
2
x
lim lim ) ( lim ) x tan x (sec lim
( )
) x
2
sin(
) x
2
(
2
1
sin
2 2
1
2
x
) x
2
sin(
) x
2
(
2
1
sin ) x
2
(
2
1
cos 2
2
x
. x cos 2 lim lim
+
( ) 0 cos ] .[ cos 2
2
1
2
1
2 2 2
1
+
4. 3 Limit Bentuk
( ) 0.
Limit bentuk( ) 0.
dapat diselesaikan dengan mengubahnya ke bentuk
( )
0
0
.
Contoh :
( )
,
_
x sin lim lim lim x tan ). 1 x ( lim
2
1
) x 1 (
2
1
sin
) 1 x (
1 x ) x
2
1
2
1
sin(
x
2
1
sin ) 1 x (
1 x x
2
1
cos
2
1
)(sin 1 (
1 x
2
1
1 x
( )
,
_
2
2
1
1
2
1
2
1
1
sin
43
5 Limit Deret Konvergen
Definisi : Deret Geometri Konvergen adalah deret geometri dengan rasio
(pembanding) : 1 < r < 1.
Teorema :
r 1
a
S
2
1
Contoh :
1. Hitung jumlah tak hingga deret geometri berikut :
a)
2 1
1
2
1
4
+ + + +.....
b)
3 1
1
3
1
9
+ +.....
Jawab : a)
S
a
r
1
2
1
2
1
2
1
2
4
b)
S
a
r
1
3
1
3 9
4
1
3
4
3
( )
2. Hitung limit berikut :
a)
( )
n 4
1
16
1
4
1
n
... 1 lim + + + +
b)
n
1 i
i
n
3 . 2 lim
Jawab : a) ( )
lim ...
n
a
r
n
+ + + + 1
1
4
1
16
1
4
1
1
1
4
3
1
4
b)
2 .... lim 3 . 2 lim
3
1
3
2
3
2
1
3
2
r 1
a
n
3
2
9
2
3
2
1 i
n
1 i
i
n
,
_
+ + +
44
3. Ubahlah menjadi pecahan biasa !
a) 0,6666 ..... b) 0,242424 .....
Jawab : a) 0,6666 ..... = 0,6 + 0,06 + 0,006 + .....
3
2
9
6
9 , 0
6 , 0
1 , 0 1
6 , 0
r 1
a
b) 0,242424 ..... = 0,24 + 0,0024 + 0,000024 +
33
8
99
24
99 , 0
24 , 0
01 , 0 1
24 , 0
r 1
a
4. Jumlah semua suku deret geometri tak hingga adalah 12, jumlah suku-suku
bernomor genap adalah 4. Tentukan rasio dan suku pertama deret itu !
Jawab :
S
a
r
12 12
1
...... (1)
U
2
+ U
4
+ U
6
+ ... = 4
ar + ar
3
+ ar
5
+ ... = 4
( ) ( )
ar
r
a
r
r
r
1
1 1
2
4 4
+
...... (2)
( )
2
1
r 1
r 12
r 1
r
r 4 r 8
r 4 4 r 12 4 4 12 : (2) dan (1) Dari
+
+ +
Persamaan (1) :
a
r
a
a
1
1
12 12 6
1
2
Rasio =
1
2
dan suku pertama = 6
5. Diketahui sebuah bujursangkar dengan sisi 10 cm. Titik tengah keempat
sisinya dihubungkan sehingga terbentuk bujursangkar kedua. Titik tengah
keempat sisibujursangkar kedua dihubungkan lagi sehingga terbentuk
45
f(x) diskontinu di x = a,
sebab f(a)
bujursangkar ketiga, demikian seterusnya. Hitunglah jumlah luas semua
bujursangkar itu !
Jawab :
6 Kontinuitas dan Diskontinuitas Fungsi
Definisi : Fungsi f(x) dikatakan kontinu (sinambung) di x = a jika dan
hanya jika
lim ( ) ( )
x a
f x f a
.
Dari definisi terlihat ada tiga syarat fungsi f(x) kontinu di x = a, yaitu :
1. f(a) terdefinisi (ada)
2.
lim ( )
x a
f x
terdefinisi ada
3.
lim ( ) ( )
x a
f x f a
Apabila satu di antara ketiga syarat itu tidak dipenuhi, maka fungsi f(x)
diskontinu (tak sinambung) di x =a.
Perhatikan gambar berikut :
46
R
D
C
S Q
52
52
5 5 P B A
Luas bujursangkar I = AB x AD = 10 x 10 = 100 cm
2
.
Luas bujursangkar II = PQ x PS = 52 x 52 = 50 cm
2
.
Rasio luas =
50
100
1
2
cm
2
y
f(a)
f(x)
x
a
f(x) kontinu di x = a,
sebab
1.
f(x) diskontinu di x = a,
sebab f(a)
Contoh :
1. Tunjukkan bahwa fungsi 3 ) (
2
+ x x x f kontinu di x = 1
Jawab : 1) f ( ) 1 1 1 3 1
2
+ f(1) terdefinisi
2)
( ) 1 3 1 1 3 x x lim ) x ( f lim
2 2
1 x 1 x
+ +
lim ( )
x
f x
1
terdefinisi
3)
lim ( ) ( )
x
f x f
1
1
Jadi fungsi f x x x ( ) +
2
3 kontinu di x =1.
2. Selidiki apakah fungsi f x
x
x
( )
2
9
3
kontinu di x = 3
Jawab : 1) f ( ) 3
3 9
3 3
0
0
2
(tidak terdefinisi)
Karena f(3) tak terdefinisi, maka f(x) diskontinu di x = 3
47
y
f(a)
f(x)
x
a
f(x) diskontinu di x = a,
sebab tidak ada
2.
f(x) diskontinu di x = a,
sebab f(a)
y
f(a)
f(x)
x
a
3.
3. Selidiki apakah fungsi
'
2 untuk , 4
2 untuk ,
) (
2
4
2
x
x
x f
x
x
kontinu di x = 2
Jawab : 1) f(1) = 4 (terdefinisi)
2)
( ) 3 1 1 1 1 x x lim lim lim ) x ( f lim
2 2
1 x
1 x
) 1 x
2
x )( 1 x (
1 x
1 x
1
3
x
1 x 1 x
+ + + +
+ +
(terdefinisi)
3)
) 1 ( ) ( lim
1
f x f
x
= 0
2.
< 0
dimana
= R C
Contoh 1:
Diketahui: R = 2Q
2
+ 1000Q
C = Q
3
59Q
2
+ 1315Q + 2000
Ditanyakan:
a. Berapa tingkat produksi yang menghasilkan keuntungan maksimum?
b. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan maksimum?
c. Berapa besarnya penerimaan pada saat perusahaan mencapai keuntungan
maksimum?
d. Berapa harga jual per unit pada saat perusahaan mencapai keuntungan
maksimum?
58
e. Berapa besarnya keuntungan maksimum tersebut?
Penyelesaian:
a. = R C = ( 2Q
2
+ 1000Q) (Q
3
59Q
2
+ 1315Q + 2000)
= Q
3
+ 57Q
2
315Q 2000
= 3Q
2
+ 114Q 315
Agar keuntungan maksimum:
Syarat 1. = 0
= 3Q
2
+ 114Q 315 = 0
Maka didapat Q
1
= 3 dan Q
2
= 35 (dengan rumus abc maupun dengan pemfaktoran)
Syarat 2. < 0,
Q
1
= 3,
= 6Q + 114 = 6.3 + 114 = 96
Q
2
= 35,
= 6Q + 114 = 6.35 + 114 = 96
Karena syarat ke 2 untuk Q = 35 hasilnya < 0, maka tingkat produksi
yang menghasilkan keuntungan maksimum adalah Q = 35 unit.
b. Biaya yang menghasilkan keuntungan maksimum:
C = Q
3
59Q
2
+ 1315Q + 2000
C = 35
3
59.(35
2
)+ 1315.(35) + 2000
C = 18.625
59
c. Besarnya pendapatan:
R = 2Q
2
+ 1000Q
R = 2.(35
2
)+ 1000.(35)
R = 32.550
d. Harga jual per unit:
R = P.Q, maka P = R/Q
P = 32550/35 = 930/unit
e. Adapun besarnya keuntungan maksimum tersebut adalah:
= - (35)
3
+ 57 (35)
2
315 (35) 2000 = 13.925
atau:
= R C
= 32.550 18.625 = 13.925
60
DIFERENSIAL FUNGSI MAJEMUK
Fungsi dengan dua variabel atau lebih variabel bebas ini sering kita jumpai dalam
penerapan bidang ekonomi dan bisnis. Karena dalam kenyataannya, bila ditelusuri
lebih mendalam biasanya suatu variabel terikat (dependent variable) akan
dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas (independent variables). Namun, perlu
diingat bahwa di antara variabel-variabel bebas ini ada yang saling mempengaruhi
(interdependency), dan ada pula yang tidak saling mempengaruhi (independent) satu
sama lainnya. Hal inilah yang perlu diperhatikan bilamana akan membuat suatu
model ekonomi atau bisnis, aga
r dalam analisisnya nanti akan diperoleh hasil yang sesuai dan akurat.
1. Diferensiasi parsial
Misalkan, kita mempunyai suatu fungsi dengan n variabel bebas,
Y = f (X
1
,X
2
,..........................X
n
)
di mana variabel bebas X
1
,X
2
, dan seterusnya sampai X
n
adalah tidak saling
mempengaruhi (independent) satu sama lainnya. Jika variabel terikat Y
berubah yang diakibatkan oleh perubahan dari salah satu varibel bebas yang
sangat kecil (katakannlah X
1
), sedangkan variabel bebas lainnya katakanlah
(X
2
,X
3
, ... , X
n
) tidak berubah atau konstan, maka hal ini dapat disebut sebagai
61
derivatif parsial dari Y terhadap X
1
. Selanjutnya , hal yang serupa bila
variabel bebas X
2
yang berubah-ubah dan variabel bebas lainnya konstan,
maka kita sebut derivatif parsial dari Y terhadap X
2
. Dengan demikian,
derivatif parsial dapat didefinisikan sebagai tingkat perubahan seketika dari
variabel terikat Y yang diakibatkan oleh perubahan dari salah satu variabel
bebas X, dimana variabel bebas X lainnya dianggap konstan.
Simbol dari derivatif parsial adalah huruf kecil delta yaitu atau
dengan huruf kecil d. Jadi, derivatif parsial Y terhadap X
1
, dapat ditulis
menjadi,
Y atau dy atau Fxx dan Fyy atau Fx dan Fy
X
1
dx
Penulisan lain derivatif parsial dari suatu fungsi,
Y = f (X
1
,X
2
,....X
n
) adalah f
1
,f
2
, ..... f
n
Penulisan ini hampir sama dengan penulisan f(X) pada fungsi dengan satu
variabel bebas. Namun, bilamana fungsi tidak ditulis dalam bentuk seperti di
atas, melainkan fungsi ditulis dalam bentuk seperti,
Y = f (U,V,W), maka derivatif parsialnya adalah fu, fv, fw atau
Y/U, atau Y/V, dan Y/W.
62
Jadi, penulisan derivatif parsial secara umum dari fungsi,
Y = f (X
1
,X
2
,....X
n
) adalah,
di mana: i = 1,2,.....,n
Proses untuk mencari derivatif parsial disebut diferensial parsial. Teknik
diferensiasi parsial ini berbeda dengan aturan diferensiasi fungsi dengan satu
variabel bebas. Sebuah fungsi yang hanya mengandung satu variabel bebas
hanya akan memiliki satu macam turunan yaitu : jika y = f (x) maka y =
dy/dx. Sedangkan jika sebuah fungsi mengandung lebih dari satu variabel
bebas maka turunannya akan lebih dari satu macam pula, atau jika suatu
fungsi memiliki n variabel bebas maka akan memiliki sebanyak n turunan.
Jika y = f (x,z) maka akan ada 2 y yaitu y = dy/dx dan y = dy/dz. Untuk
membedakan turunan terhadap x dan z maka biasanya akan diberi notasi Fx
untuk turunan terhadap x dan Fz untuk turunan terhadap z.
63
fi atau Y
Xi
Contoh :
Y = 3x - 8xz 5 z maka Fx = dy/dx = 6x 8z dan
Fz = dy/dz = -8x 10 z
2. Derivatif dari derivatif parsial
Seperti halnya dengan fungsi dengan satu variabel bebas maka fungsi yang
memiliki lebih dari satu variabel bebas pun dapat diturunkan lebih dari satu
kali. Dengan kata lain masing-masing parsialnya masih mungkin diturunkan
lagi, namun berapa banyak turunan dari turunan parsial dapat dibentuk
tergantung dari bentuk turunan parsial tersebut.
Contoh :
Y = X + 5 Z - 4 X Z 6 XZ + 8Z 7
Turunan 1 Turunan 1
Fx = dy/dx = 3 X - 8 XZ 6 Z Fz = dy/dz = 10 Z - 4 X 12 XZ
Turunan 2 Turunan 2
Fxx = dy/dx = 6 X 8 Z Fzx = dy/dzdx = -8 X 12 Z
Fxz = dy/dxdz = -8 X 12 Z Fzz = dy/dz = 10 12 X
Turunan 3 Turunan 3
Fxxx = dy/dx = 6 Fzxx = dy/dzdx = -8
64
Fxxz = dy/dxdz = -8 Fzxz = dy/dzdx = -12
Fxzx = dy/ dxdz = -8 Fzzx = dy/ dzdx = -12
Fxzz = dy/ dxdz = -12 Fzzz = dy/ dz = 0
Sekarang turunan-turunan parsial ketiga ini tidak dapat diturunkan lagi karena
masing-masing hanya mengandung konstanta.
3. Nilai ekstrim: maksimum dan minimum
Nilai ekstrim dari (optimum) dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari
satu variabel bebas dapat dicari dengan pengujian sampai derivatif keduanya :
Syarat di atas adalah syarat yang diperlukan agar fungsinya mencapai titik
ekstrim. Untuk mengetahui apakah titik ekstrim tersebut titik maksimum atau
minimum, digunakan syarat yang harus dipenuhi yaitu:
65
Untuk y = f (x,z) maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika :
Fx = dy/dx = 0 dan Fz = dy/dz=0
Maksimum bila Fxx = dy/dx < 0 dan Fzz=dy/dz < 0
Minimum bila Fxx = dy/dx > 0 dan Fzz = dy/dz >0
Contoh 1:
Selidikilah apakah titik ekstrim dari fungsi berikut ini adalah titik maksimum
atau titik minimum ? : y = -x + 12x -z + 10z 45
Jawab :
Fx = -2x + 12 = 0 y = -6 + 12 . 6 -5 + 10 . 5 45
= 16
-2x + 12 = 0 Fxx = -2 < 0 dan Fzz < 0 maka
titik
-2x = 12 maka x = 6 ekstrimnya adalah titik
maksimum
Fz = -2z + 10 = 0 dengan y maks = 16
-2z + 10 = 0
2z = 10 maka z = 5
4. Optimasi bersyarat : Pengganda Lagrange
Dalam kenyataan kita sering sekali harus mengoptimalkan suatu fungsi yakni
mencari nilai maksimum atau nilai minimumnya tetapi terkekang oleh suatu fungsi
lain yang harus dipenuhi, atau dengan kata lain hendak mengoptimumkan tetapi
menghadapi kendala. Dalam kasus ekonomi hal ini banyak sekali terjadi, misalnya
hendak mengoptimalkan kepuasan tetapi terbentur oleh pendapatan yang terbatas,
66
atau ingin memaksimumkan laba tapi terbentur oleh terbatasnya jumlah produk
yang dapat dihasilkan.
Pengganda Lagrange
Adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah diatas
yaitu ingin mengoptimalkan suatu fungsi tetapi terbentur oleh adanya batasan
(kendala).
Caranya:
F = Fungsi yang hendak dioptimumkan + (fungsi kendala)
Kemudian cari nilai ekstrimnya dengan cara diferensiasi parsial:
Fx = 0
Fy = 0
Kemudian masukkan nilai ekstrim tersebut ke dalam fungsi kendala, sehingga
diperoleh nilai variabel x dan variabel y. Barulah dimasukkan ke dalam fungsi
yang hendak dioptimumkan.
Contoh 1:
Tentukan nilai ekstrim z dari fungsi z = 2x + 2y dengan kendala x + y = 8
Jelas pula nilai ekstrimnya.
Jawab :
Fungsi Lagrange = F = 2x + 2y + (x+ y - 8) = 2x + 2y + x + y 8
67
Agar ekstrim F = 0
Fx = 2 + 2x = 0 diperoleh = -2/2x = -1/x(1)
Fy = 2 + 2y = 0 diperoleh = -2/2y = -1/y(2)
Berdasarkan (1) dan (2) : -1/x = -1/y atau x = y
Menurut fungsi kendala x + y = 8 jika x = y maka x + x = 8
2x = 8
x = 4
x = t 2 berarti y = t 2
karena x = y = t 2 maka z = t 2 + t 2 = 8
penyidikan nilai ekstrim :
untuk x = y = 2. maka = -1/x = -1/y =-1/2
Fxx = 2 = 2. 1/2 = -1 < 0 karena Fxx dan Fyy < 0 maka nilai
Fyy = 2 = 2. 1/2 = -1 < 0 ekstrimnya adalah maksimum
Untuk x = y = -2 maka = -1/x = -1/y =
Fxx = 2 = 2. 1/2 = 1 > 0 karena Fxx dan Fyy > 0 maka nilai
Fyy = 2 = 2. 1/2 = 1 > 0 ekstrimnya adalah minimum
68
INTEGRAL
1.1 Definisi Integral Tak Tentu (Indefinite Integral)
Jika maka y adalah fungsi yang mempunyai turunan f(x)dan disebut anti
turunan
(antiderivate) dari f(x) atau integral tak tentu dari f(x)yang diberi notasi .
Sebaliknya, jika
karena turunan dari suatu konstanta adalah nol, maka suatu integral
tak tentu
mempunyai suku konstanta sembarang.
1.2 Rumus-rumus Integral Tak Tentu
69
70
71
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting
dalam dunia pendidikan dan kehidupan, namun masih banyak yang kurang
menyukai, takut, tidak tertarik walaupun dalam kehidupan sehari-hari tidak
lepas dari persoalan matematika.
Pendidikan matematika di sekolah perlu dipahami dan dikembangkan sesuai
dengan perkembangan zaman. Hal ini dengan memperbanyak materi aplikasi
matematika dalam bidang keahlian. Karena matematika membentuk pola
berpikir kritis, kreatif, inovatis, dan mandiri serta mampu menyelesaikan
masalah secara tepat dan dapat pertanggungjawabkan.
Guru/ Dosen memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran
matematika. Sehingga Guru/ Dosen matematika harus memenuhi beberapa
kriteria yaitu :
o Menguasai materi dengan baik, hal ini berkaitan dengan latar belakang
pendidikan Guru/ Dosen tersebut.
o Menguasai teknik pengajaran matematika dengan baik, hal ini
berkaitan dengan keaktifan dan inovasi Guru/ Dosen dalam membuat
saran belajar seperti alat peraga dan trik-trik memotivasi siswa.
72
o Menguasai kelas dan siswa dengan baik, artinya Guru/ Dosen harus
memahami karakter dan kemampuan siswa.
Konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam ilmu pengetahuan lain,
hal ini sesuai dengan istilah matematika sebagai induknya ilmu pengetahuan.
Serta konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam menyelesaikan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Terima kasih kami ucapakan kepada para pembaca makalah ini khususnya
maha siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini semoga makalah
ini dapat bermampaat bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih banyak di
temukan kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk itu kami
memohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun
B. SARAN
Terima kasih kami ucapakan kepada para pembaca makalah ini khususnya maha
siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini semoga makalah ini dapat
bermampaat bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih banyak di temukan
kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk itu kami memohon
kritik dan sarannya yang bersifat membangun
73
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto, Hand Out Pengantar Dasar Matematika, FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah Struktur Diskrit, Departemen Teknik Informatika,
Institut Teknologi Bandung, 2004.
Anonim.
Soedyarto, Nugroho, Maryanto. 2008.
74