Rab 11 Okt 2011
Rab 11 Okt 2011
Rab 11 Okt 2011
BUKU REFERENSI 1. Sunggono, KH, Rencana Anggaran Biaya, Nova, Bandung, 19 ; 2. Soedradjat, AS, Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan, Nova, Bandung, 1982; 3. Anonim, Analisa Upah dan Bahan (Analisa BOW), Bumi Aksara, Jakarta, 1990; 4. Malangjoedo, S, AV 41 (SU41), Syarat-syarat Umum untuk pelaksanaan Bangunan Umum, BP Pekerjaan Umum, Jakarta, 1978 ; 5. Bachtiar Ibrahim, Rencana dan Estimate Real of Cost, Bumi Aksara, Jakarta, 2001; 6. Mukomuko, JA, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Kurnia Esa, Jakarta, 1976; 7. Smith, N.J., Project Cost Estimating, Thomas Telford, London, 1995; 8. Iman Soeharto, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta, 1995; 9. Peurivoy D.S, and Oberlender, G.D., Estimating Construction Costs, 4th Ed., McGraw-Hill Book, New York, 1992; 10. Ritz, G.J., Total Constraction Project Management, Intl Ed., McGraw-Hill Book, Singapore, 1994.
(TIU)
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tahap penting dalam rangka pelaksanaan suatu kontruksi adalah perhitungan atau perkiraan biaya yang diperlukan untuk
pembangunannya. Besar biaya ini menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik bangunan, guna memilih cara atau alternative pembangunan yang paling efisien. Selain unsur-unsur harga bahan, upah tenaga, peralatan dan metoda pelaksanaan yang akan menetapkan besar biaya pembangunan, maka jangka waktu pelaksanaan juga akan sangat berpengaruh. Bahkan pada proyek-proyek besar ditentukan pula oleh kerjasama antara para pelaku (teamwork) yang terlibat dalam pembangunan, seperti pemilik bangunan (owner), perencana, pengawas, dan pelaksana atau kontraktor. Pengelolaan pelaksanaan
sedemikian pada akhir-akhir ini berkembang merupakan obyek bahasa tersendiri dalam disiplin manajemen konstruksi (construction management).
1.1 Rencana Biaya dalam kegiatan proyek Dalam kegiatan proyek konstruksi dikenal beberapa tahap dan merupakan suatu urutan kegiatan-kegiatan yang berulang, yang biasa disebut siklus proyek (lihat pada Gambar 1). Dalam hal ini perhitungan rencana biaya pembangunan, yang lebih dikenal dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), adalah termasuk bagian dalam kelompok kegiatan perencanaan. Seperti diketaui perencanaan memegang peranan penting dalam siklus proyek, karena keberhasilan proyek akan sangat ditentukan oleh kualitas dari perencanaan. Terjadinya perubahan-perubahan dalam pelaksanaan akibat perencanaan kurang mantap, selain menambah panjang waktu pelaksanaan juga menyebabkan pemborosan. Dalam perencanaan pula ditetapkan besar kecilnya tujuan dan sasaran dari proyek.
RAB merupakan istilah dan singkatan yang popular dan sudah lama digunakan di Indonesia. Ada beberapa istilah yang dipakai untuk itu, antara
lain : rencana biaya konstruksi, taksiran biaya, estimasi biaya, atau dalam bahasa asing begrooting (bahasa Belanda) dan construction cost estimate dalam bahasa lnggris.
Dalam kegiatan perencanaan ini tercakup pula penyiapan dokumen kelengkapan untuk pelelangan atau biasa disebut dokumen tender. Dokumen tersebut terdiri atas gambar-gambar desain, peraturan-peraturan dan
persyaratan pelaksanaan pekerjaan, yang di Indonesia dikenal dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat), dan semua tercakup sebagai suatu spesifikasi (specification), merupakan petunjuk dan syarat pelaksanaan (dahulu populer dengan sebutan bestek en voorwarden atau disingkat bestek). Selanjutnya dilaksanakan proses penetapan pelaksana pekerjaan, yang umumnya dilakukan melalui suatu pelelangan atau tender. Dengan pelelangan dapat memilih kontraktor-kontraktor yang baik dan bonafid serta biaya pembangunan yang terendah. Cara pelelangan umumnya dipandang sebagai yang paling tepat dan obyektif atau fair dalam menentukan kontraktor pelaksana. Walaupun dengan alasan-alasan tertentu tidak menutup
kemungkinan pemberian pekerjaan secara langsung atau penunjukan, yakni yang dikenal juga sebagai penetapan/penunjukan di bawah tangan.
1.2 Maksud dan Tujuan Dengan buku atau diktat ini dimaksudkan untuk memberikan pokokpokok materi mata kuliah RAB, guna memudahkan mahasiswa dalam mempelajari dan mendalaminya. Untuk lengkapnya pada bagian akhir dicantumkan daftar rujukan atau bibliografi dari dipergunakan. Adapun tujuan atau TIU (Tujuan Instruksional Umum) dari mata kuliah RAB ini secara singkat adalah agar pada akhir kuliah para mahasiswa diharapkan dapat: a. Menjelaskan dasar-dasar pengetahuan tentang estimasi biaya konstruksi, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) pelaksanaan pembangunan; b. Menjelaskan unsur-unsur pelaku pelaksana pembangunan, hubungan kerja, wewenang dan tanggundawabnya, serta proses pelelangan proyek; c. Mampu menyusun RAB suatu konstruksi sederhana secara lengkap dengan RKS-nya; d. Mengenal dasar-dasar umum (pengantar) penjadwalan dan buku-buku yang
pengendalian proyek.
1.3 Lingkup dan Peranan Biaya Konstruksi RAB merupakan perkiraan atau estimasi, ialah suatu rencana biaya sebelum bangunan/proyek dilaksanakan. Diperlukan baik oleh pemilik bangunan atau owner maupun kontraktor sebagai pelaksana pembangunan. RAB yang biasa juga disebut biaya konstruksi dipakai sebagai ancer-ancer dan pegangan sementara dalam pelaksanaan. Karena biaya konstruksi sebenarnya (actual cost) baru dapat disusun setelah selesai pelaksanaan proyek.
Estimasi biaya konstruksi dapat dibedakan atas estimasi kasaran (approximate estimates atau preliminary estimates) dan estimasi teliti atau estimasi detail (detailed estimates). Estimasi kasaran biasanya diperlukan untuk pengusulan atau pengajuan anggaran kepada instansi atasan, misalnya
pada pengusulan DIP (Daftar Isian Proyek) proyek-proyek pemerintah, dan juga digunakan dalam tahap studi kelayakan suatu proyek. Sedangkan estimasi detail adalah RAB lengkap yang dipakai dalam penilaian penawaran pada pelelangan, serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. Estimasi detail pada hakekatnya merupakan RAB lengkap yang terperinci termasuk biaya-biaya tak langsung atau overhead, keuntungan kontraktor dan pajak. Biasanya biaya overhead, keuntungan dan pajak diperhitungkan berdasar persentase (%) terhadap biaya konstruksi (bouwsom). Menurut Smith (1995) tingkatan RAB atau estimasi dalam pekerjaan teknik sipil, atau proyek pada umumnya, dapat dibagi atas tujuh tingkat atau tahap : a. Preliminary estimate, merupakan hitungan kasaran sebagai awal estimasi atau estimasi kasaran; b. Appraisal estmate, dikenal sebagai estimasi kelayakan (feasibility estimate); diperlukan dalam rangka membandingkan beberapa estimasi alternatif dan suatu rencana (scheme) tertentu; c. Proposal estimate, adalah estimasi dari rencana terpilih (selected scheme); biasanya dibuat berdasar suatu konsep desain dan studi spesifikasi desain yang akan mengarah kepada estimasi biaya untuk pembuatan garis-garis besar desain (outline design); d. Approved estimate, modifikasi dan proposal estimate bagi kepentingan client atau pelanggan, dengan maksud menjadi dasar dalam pengendalian biaya proyek; e. Pre-tender estimate, merupakan penyempurnaan dan approved estimate berdasar desain pekerjaan definitif sesuai informasi yang tersedia dalam dokumen tender atau RKS, dipersiapkan untuk evaluasi penawaran pada lelang ; f. Post-contract estimate, adalah perkembangan lebih lanjut mencerminkan besar biaya setelah pelulusan dan tercantum dalam kontrak; memuat
perincian- uang dengan masing-masing pekerjaan (bill of quantities) serta pengeluaran lainnya; g. Achieved cost, merupakan besar biaya sesungguhnya atau real cost, disusun setelah proyek selesai digunakan sebagai data atau masukan untuk proyek mendatang.
1.4 Dasar dan Peraturan Besar biaya proyek dapat diperkirakan atau diperhitungkan melalui beberapa cara atau metode. Menurut Iman Soeharto (1995) metode estimasi biaya yang sering dipakai pada proyek adalah : 1) Metode parametrik, dengan pendekatan matematik mencoba mencari hubungan antara biaya atau jam orang dengan karakteristik fisik tertentu (volume, luas, berat, panjang, dsb); 2) Metode indeks, menggunakan daftar indeks dan informasi harga proyek terdahulu; indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada tahun tertentu terhadap harga pada tahun yang digunakan sebagai dasar; 3) Metode analisis unsur-unsur, lingkup pekerjaan diuraikan menjadi unsurunsur menu-rut fungsinya; membandingkan berbagai material bangunan untuk memperoleh kualitas perkiraan biaya dan tiap unsur, kemudian dapat dipilih estimasi biaya paling efektif; 4) Metode faktor, memakai asumsi terdapat korelasi atau faktor antara peralatan dengan komponen-komponen terkait; biaya komponen dihitung dengan cam menggunakan faktor perkalian terhadap peralatan; 5) Metode quantity take-off, disini estimasi biaya dilakukan dengan mengukur/menghikuantitas komponen-komponen proyek (dari gambar dan spesifikasi), kemudian memben beban jam-orang serta beban biayanya; 6) Metode harga satuan (unit price), dilakukan jika kuantitas komponenkomponen proyek belum dapat diperoleh secara pasti atau gambar detail belum siap; biaya dihitung berdasar harga satuan setiap jenis komponen (misalnya setiap m3, m2, m, helai, butir, dan lain-lain).
Dalam perhitungan RAB pekerjaan sipil selama ini di Indonesia masih banyak menggunakan analisis pekerjaan, mengikuti cara lama sejak masa kolonial, yakni Analisis BOW (Burgelijke van Openbare Werken) yang berlaku mulai tahun 1921. Merupakan cara perhitungan tergolong metode quantity take-off yang berlaku bagi lingkungan instansi pekerjaan umum pada masa itu. Pemberlakuan analisis tersebut dewasa ini dilaksanakan dengan beberapa penyesuaian dan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. Prinsip perhitungan mendasarkan pada nilai harga satuan pekerjaan, yakni biaya atau ongkos (mencakup upah dan material) yang dikeluarkan guna menyelesaikan satu unit jenis pekerjaan tertentu (misalnya per m3, m2 atau m1). Dimana rencana biaya adalah total hasil kali tiap harga satuan dengan jumlah volume tiap jenis pekerjaan yang ada. Ketentuan-ketentuan dan peraturan tentang pelelangan, syarat
pelaksanaan dan hubungan kerja antara pemilik bangunan dan kontraktor pelaksana di Indonesia juga masih banyak berpedoman pada peraturan atau standar lama yang populer dan dikenal sebagai AV-1941, singkatan dari Algemene Voorwarden voor de uitvoering van Openbare Werken) yang diterbitkan tahun 1941. Berbagai penyesuaian, perubahan dan tambahan, termasuk akhir-akhir ini dengan adanya SII (Standar Industri Indonesia) dan SNI (Standarisasi Nasional Indonesia) yang menerbitkan SNI 19.90001992 berdasar ISO 9000, serta berbagai standar lainnya (PBI-1971, PKKI1961, PUBBI-1982, dsb) sampai Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Seperti diketahui dewasa ini Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL) telah mengupayakan standarisasi tentang Metode, Spesifikasi, Pedoman dan Manual (NSPM) berbagai jenis pekerjaan sipil sebagai produk SNI.
Hasil kegiatan perencanaan, antara lain : (Diperlukan Sebelum Memulai Pembangunan) Perhitungan konstruksi Gambar konstruksi Spesifikasi = rencana kerja dan syarat-syarat (rks) Rab
10
JENIS RAB
Estimasi Kasar (Global) (Preliminary Estimate)
Preliminaty Estimate
Untuk pengajuan anggaram kepada atasan/instansi Untuk analisis studi kelayakan Perhitungan dari pengalaman berdasar harga per unit (misal gedung per m2 luas lantai)
RAB
BIAYA KONTRUKSI DIPENGARUHI : Harga material bangunan Upah tenaga Peralatan (beli atau sewa) Metode pelaksanaan Waktu penyelesaian
11
1) Parasemetrik pendekatan matematik 2) Indeks daftar indeks dari harga proyek terdahulu 3) Analisis unsur membandingkan bbrp alternatif bangunan menurut unsur fungsinya. 4) Faktor asumsi korelasi antara peralatan & komponen terkai; diperoleh faktor pengali 5) Quantity take off mengukur/menghitung kuantitas komponen (dari gbr & spek) dan pembebanan jam-orang dan biaya 6) Harga satuan kuantitas komponen belum pasti/belum diperoleh; biaya dihitung berdasar harga satuan tiap jenis komponen.
1) Keterlambatan pengadaan material & peralatan 2) Keterlambatan perencanaan 3) Perubahan selama pelaksanaan 4) Jadwal (time schedule) tidak layak 5) Produktivitas pekerja 6) Metode konstruksi 7) Peraturan pemerintah
12
RAB yang menjadi pokok bahasan di sini adalah RAB detail, bukan estimasi (RAB) kasaran. Seperti telah dijelaskan pada Bab I tentang kegunaan dan kedua jenis RAB tersebut, pada prinsipnya kedua RAB berbeda dalam hal: RAB kasaran (global). perhitungan lebih sederhana dan bersifat global, misalnya bangunan gedung dihitung berdasar bras lantai (dalam m 2), jalan raya berdasar panjang ruas jalan (dalam km), jembatan berdasar panjang bentangan (dalam m), dsb; RAB detail, perhitungan lebih teliti berdasar volume masing-masing jenis pekerjaan pada bangunan tersebut, misalnya untuk bangunan gedung ada pekerjaan tanah (galian/timbunan), pekerjaan dinding/tembok, pekerjaan kayu, atap, mengecat, dsb.
2.1 Langkah-langkah Persiapan Sebagai langkah awal dalam perhitungan RAB perlu dilalcukan upaya persiapan (Peurifoy dan Oberlender, 1989) agar diperoleh angka yang tepat atau akurat. Adapun kegiatan pada langkah persiapan itu mencakup hal-hal berikut. a. Peninjauan ruang lingkup proyek: pertimbangkan pengaruh lingkungan lokasi dari segi keamanan, tenaga kerja, lalu-lintas dan jalan masuk, ruang untuk gudang, dan sebagainya terhadap biaya; b. Penentuan kuantitas atau volume pekerjaan dan konstruksi bangunan/poyek; c. Harga material yang akan digunakan; d. Harga tenaga (pekerja dan tukang) e. Harga peralatan kerja (beli atau sewa) f. Daftar harga (penawaran) dan leveransir atau suppliers; g. Daftar harga satuan pekerjaan dari penawaran pars kontraktor di daerah itu;
13
h. Perkiraan besar pajak, jaminan, asuransi, overhead, dan keuntungan; i. Biaya tak terduga dan pembulatan.
Pada hakekatnya penguasaan seluk-beluk proyek dan lingkungannya secara komprehensif akan sangat mendukung perhitungan RAB yang tepat dan realistic. Perlu dipahami pula bahwa setiap proyek mempunyai hal-hal yang spesifik dan tidak mungkin sama dengan proyek lain walaupun dan proyek yang sejenis. Peranan pengamatan atau survai lapangan sangat penting sebagai pelengkap perhitungan biaya berdasar gambar desain agar diperoleh rencana biaya yang akurat. Petunjuk pengamatan lapangan (area investigation guidelines) menurut Barrie dan Paulson (1992) akan mencakup :
b. Utility Serving Site (fasilitas tersedia lapangan), seperti: listrik, gas, air,
jalan raya, jalan kabupaten/kampung, dsb;
c. Building Department (data gedung), seperti: hubungan, telefon, lisensi, jasajasa, dsb;
14
2.2 Dasar Perhitungan Perhitungan RAB pada prinsipnya diperoleh sebagai jumlah seluruh basil kali volume tiap jenis pekerjaan yang ada dengan harga satuan masing-masing. Volume pekerjaan dapat diperoleh dan membaca dan menghitung atas gambar desain (lebih dikenal sebagai gambar bestek). Telah disinggung di muka bahwa unsur biaya konstruksi mencakup harga-harga bahan, upah tenaga, dan peralatan yang digunakan. Dan semua unsur biaya ditentukan harga satuan tiap jenis pekerjaan, dan untuk ini dapat digunakan analisis BOW yang sudah dikenal sejak masa penjajahan Belanda (ketetapan Direktur BOW tanggal 28 Pebruari 1921 Nomor 5372 A). Secara umum prosedur perhitungan RAB disusun atas dasar lima unsur harga berikut: a. Bahan-bahan atau material bangunan: Dihitung kuantitas (volume, ukuran, berat, tipe, dsb) masing-masing jenis bahan yang digunakan. Juga harga tiap jenis bahan itu sampai di lokasi pekerjaan (termasuk ongkos angkutan), bahkan kadang-kadang mencakup biaya pemeriksaan kualitas dan pengadaan gudang/tempat penyimpanan. b. Upah tenaga kerja: Dihitung jam kerja yang dibutuhkan dan jumlah biaya/upah. Biasanya digunakan berdasar harian atau per hari sebagai unit waktu, serta volume pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam unit waktu tersebut. Sebagai unit waktu dapat pula atas dasar tiap jam. Perlu diketahui bahwa kemampuan tiap tenaga kerja tidak sama tergantung ketrampilan dan pengalaman, demikian juga besar upahnya.
15
c. P e r a l a t a n Dihitung banyak dan jenis tiap peralatan yang diperlukan serta harga/biayanya (beli atau sewa). Biaya peralatan termasuk ongkos angkut/mobilisasi, upah operator mesin, biaya bahan bakar dan sebagainya. Kemampuan peralatan per satuan waktu perlu diketahui.
d. Overhead
Biasa dikategorikan sebagai biaya tak terduga atau biaya tak langsung, dan dibagi menjadi dua golongan, yakni pertama yang bersifat umum, serta kedua yang berkaitan dengan pekerjaan di lapangan. Overhead umum misalnya sewa kantor, peralatan kantor, listrik, telepon, perjalanan, asuransi/jamsostek, termasuk gaji/upah karyawan kantor yang terlibat kegiatan proyek. Sedangkan overhead lapangan merupakan biaya yang tak dapat dibebankan pada harga bahan-bahan, upah pekerja dan peralatan, seperti telepon di proyek, pengamanan, biaya perizinan, dan sebagainya. Biaya overhead keseluruhan ditetapkan berdasar pengalaman, biasanya sekitar 12 sampai 30% dari jumlah harga bahan, upah dan peralatan. e. Keuntungan dan pajak Besar keuntungan tergantung pada besar-kecilnya proyek dan besarnya risiko serta tingkat kesulitan pekerjaan. Biasanya keuntungan berkisar antara 8 sampai 15% dari biaya konstruksi (bouwsom). Sedangkan pajak besarnya tergantung pada peraturan pemerintah yang berlaku, biasanya antara 10 sampai 18%.
Selain kemampuan membaca dan menafsirkan gambar-gambar desain, maka seorang penyusun RAB atau estimator harus menguasai lapangan dan metode pelaksanaan pekerjaan. Tanpa bekal kemampuan tersebut tidak mungkin diperoleh hasil RAB yang teliti dan ekonomis seperti diharapkan.
16
2.3 Perhitungan Volume Penetapan besar kuantitas atau volume tiap jenis pekerjaan dari konstruksi bangunan merupakan kunci ketelitian dan ketepatan sebuah RAB. Yang dimaksud jenis pekerjaan adalah semua kategori pekerjaan (dari huruf A sampai W) yang terdapat dalam analisis BOW, misalnya pekerjaan tanah (galian dan timbunan), lempengan dan pagar, jalan, pekerjaan bambu (termasuk konstruksi Bari bahan-bahan dalam negeri), pancang dan tiang bersekrup, pekerjaan kayu, pekerjaan menembok dan konstruksi batu, penutup atap, dan sebagainya. Perhitungan volume dilakukan atas dasar gambar detail dari bestek yang tersedia, termasuk perubahan dan tambahan yang diberikan pada saat pemberian penjelasan atau aanwijzing sebelum pelelangan. Kelengkapan gambar detail sangat diperlukan, sebagai contoh pada bangunan gedung, akan mencakup gambar-gambar: o Gambar situasi (skala 1 : 200 atau 1 : 500): rencana tapak bangunan, halaman, jalan pagan, saluran pembuang, garis batas tanah dan garis sempadan (rooilijn). o Gambar denah (skala 1 : 100), lihat Gambar 2: merupakan gambar tampang/potongan mendatar setinggi 1,00 m di atas lantai, sehingga pintu dan jendela tampak jelas (garis penuh) sedangkan jendela atas/penerangan tampak sebagai garis terputus-putus; adanya kolom dan tembok, serta elevasi atau peil dan tanah dan lantai; untuk rencana pondasi biasa dibuat denah tersendiri. o Gambar potongan/penampang (skala 1 : 100), lihat Gambar 3a dan 3b: terdiri dari potongan memanjang dan melintang sesuai dengan keperluan; letak dan kedudukan konstruksi dijelaskan dengan elevasi/peil dari kedudukan lantai (+ 0), di atas lantai + (plus) dan di bawah lantai - (minus) o Gambar rencana atap (skala 1 : 100), lihat Gambar 4: menjelaskan konstruksi atap lengkap dengan kuda-kuda, nok, gording, usuk, talang dan sebagainya; semua lengkap dengan ukuran-ukuran; kadang-kadang dilengkapi juga dengan rencana plafon. Gambar konstruksi detail
17
(skala 1 : 50): merupakan gambar penjelasan yang mencakup antara lain konstruksi beton (penulangan), konstruksi kayu, konstruksi baja, semua lengkap dengan ukuran-ukuranya; termasuk juga gambar sanitair, instalasi listrik saluran air pembuang, dan lain-lain. o Gambar pandangan/tampak (skala 1 : 100): merupakan gambar pelengkap tanpa ukuran, termasuk hiasan dan dekorasi yang diperlukan.
18
19
Tergantung pada jenis pckerjaan satuan volume dapat berbeda-beda, bisa meterkubik (m3), meter-persegi (m 2), meter (m), kilogram (kg) ataupun buah/biji, sebagai contoh : volume pondasi batu kali = 60 m3; volume atap = 240 m 2 ; lisplang = 42 m; volume anker besi = 36 kg ; volume kunci tanam = 24 buah.
2.4 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan 2.4.1 Cara menggunakan analisis BOW Seperti telah disebut di muka perhitungan harga satuan pekerjaan digunakan analisis BOW. Harga satuan pekerjaan akan mencakup harga satuan bahan dan harga satuan upah (lihat Gambar 5). Misalnya untuk jenis pekerjaan pasangan batu kali dengan campuran 1 : 4 (1 PC :.4 Pasir) menggunakan analisis G 32 h (G 19) untuk bahan dan G 31 a untuk upah: Analisis G 32 h, bahan diperlukan agar memperoleh 1 m 3 campuran pasangan (1 : 4) diperlukan : 1,2 m 3 batu kali, 0,958 tong PC (1 tong = 170 kg) = 4,0715 zak, dan 0,522 m3 pasir Analisis G 31 a, upah diperlukan untuk memperoleh 1 m 3 campuran
20
diperlukan upah: 1,2 tukang batu, 0,12 kepala tukang, 3,6 pckerja, dan 0,18 mandor.
HARGA BAHAN
ANALISIS BAHAN HARGA SATUAN PEKERJAAN HARGA UPAH HARGA SATUAN UPAH ANALISIS UPAH Gambar 5. Harga satuan pekerjaan
Contoh (1) : Hitunglah harga satuan pekerjaan pasangan batu kali dengan campuran 1 PC dan 4 pasir, jika diketahui : Harga Material : Batu kali Rp. 40.000,00/m3 Harga Upah : Pasir Rp. 35.000,00/m3 Tukang Batu Rp. 30.000,00/hari
Semen PC Rp. 25.000,00/zak Kepala tukang Rp. 40.000,00/hari Pekerja Mandor Rp. 20.000,00/hari Rp. 35.000,00/hari
Perhitungan : Harga satuan bahan : 1.2 m3 batu kali = 1,2 x Rp. 40.000,00 = Rp. 48.000,00 4,0715 zak PC = 4,0715 X Rp. 25.000,00 0,522 m3 pasir = 0,522 x Rp. 35.000,00 Jumlah = Rp. 101.787,50 = Rp. 18.270,00 = Rp. 168.057,50
Harga Satuan Upah : 1,2 tukang batu = 1,2 x Rp. 30.000,- = Rp. 36.000,00
21
0,12 kepala tukang = 0,12 x Rp.40.000,-= Rp. 3,6 pekerja 0,18 mandor
4.000,00
= 3,6 x Rp. 20.000,-= Rp. 72.000,00 = 0,18 x Rp. 35.000,00 Jumlah = Rp. 6.300,00
= Rp. 118.300,00
Maka harga satuan pekerjaan pasangan batu = Rp. 168.057,50 + Rp. 118.300,00 = Rp. 286.357,50
Contoh (2) : Hitunglah harga satuan untuk pekerjaan kuda-kuda kayu, jika diketahui harga kayu Rp. 800.000,00 per m3 dan harga-harga upah tenaga sama seperti pada contoh (1)
Perhitungan: Harga satuan bahan: 1,1 m3 (10% hilang dalam pengerjaan) = 1,1 x Rp 800.000,= Rp 880.000,Harga satuan upah (F23): 36 tukang kayu =36xRp 30.000,3,6 kepala tukang = 3,6 x Rp 40.000,12 pekerja = 12 x Rp 20.000,00 0,6 mandor = 0,6 x Rp 35.000,00 Jumlah = Rp 1.080.000,00 = Rp 144.000,00 = Rp 240.000,00 = Rp 21.000,00
= Rp 1.485.000,00
Yang dihitung hanya 3/4 nya = 3/4 x Rp 1.485.000,- = Rp 1.113.750,Maka harga satuan pekerjaan kuda-kuda kayu = Rp 880.000,00 + Rp 1.113.750,00 = Rp 1.993.750,00
2.4.2 Penjelasan tentang analisis BOW Seperti telah dijelaskan bahwa analisis BOW peninggalan masa penjajahan Belanda. Pada dasarnya metoda pelaksanaan secara konvensional, mengutamakan dengan penggunaan tenaga manusia atau bersifat padat karya. Untuk masa sekarang, dengan kemajuan teknologi baik mengenai bahanbahan bangunan maupun peralatan kerja, memang memerlukan penyesuaian
22
dan tambahan-tambahan. a. Pekerjaan tanah Dalam analisis BOW pekerjaan ini tergolong pada kategori atau pasal A. Menggali 1 m3 tanah maksimum kedalaman 1 m, dan tanahnya disebar di sekitarnya: A.1 untuk jenis tanah biasa A.2 untuk jenis tanah keras (menggunakan belincong) A.3 untuk jenis tanah yang banyak batu-batu bundar - A.4 untuk tanah lumpur A.5 untuk tanah cadas (mengunakan belincong) (penggunaan pasal A.1 s/d A.5 sesuai kondisi setempat dapat dikurangi maksimum sampai 60%) Mengangkut 1 m3 sejauh 30 m: A.6 (semua jenis tanah kecuali lumpur) Mengangkut 1 m3 tanah dengan jarak melebihi 30 m: A.7 (menggunakan rumus) Mengangkut 1 m3 tanah dengan menggunakan Lori yang dapat dipindahpjpdah: A.8 (menggunakan rumus) Mengangkut 1 m3 tanah dan lubang galian yang dalamnya lebih dan 1 m (untuk tiap m terhitung dan titik beratnya): A.9 (semua jenis tanah kecuali lumpur) A.10 (untuk tanah lumpur) Menghancurkan 1 m3 gumpalan kapur/karang: A.11 Mengangkat 1 m3 batu atau karang lepas diangkat dan dalam sumur/lubang: A.12 (jika batu-batu kecil menggunakan A.9 dengan maksimum ditambah 255%) Mendatangkan 1 m3 tanah dngan membilas: A.13 Membuang 1 m3 tanah dengan membilas: A.14 Menambah 1 m3 tanah (untuk tanggul dsb), 1,3 m3 tanah tambahan diratakan, 23
ditimbris, dihaluskan dsb.: A.15 (lihat A.1, 6, 7, dan 9) Menambah pelin-pelin, tambahan dalam bendungan-bendungan, dsb.: A.16 Mengisi kembali bekas galian alur untuk alas: A.17 Melapis 1 m3 pasir dalam bangunan rumah termasuk siraman air: A.18 Menggali 1 m3 tanah secara besar-besaran (jika talc ada perhitungan tersendiri): A.19 (60% dan A.1 s/d A.7) Mengerjakan lapisan pudel tiap m3 : A.20 b. Pekerjaan lempengan (nimput/tanaman) dan pagar hidup Mengerjakan 1 m2 lempengan tempel atau gebalan (mengambil dan memasang_tanpa mengangkut): B.1 (jika bidang yang luas diambil 2/3 nya) Mengangkut = 1 m 3 tanah) B.2 (lihat A.6 dan A.7) Mengerjakan lempengan kotak per m2: lempengan tempel per m 3 m 2 lempengan dihitiung
B.3 Menganglkut lempengan kotak (tebal 0,12 m), dihitung tiap 10 m2 lempengan = 2 m3 tanah (tiap 5 m2 lemepengan): B.4 (lihat A.6 dan A.7) Menanam 1 m pagan hidup: B.5
c. Pekerjaan jalan
24
Membelah 1 m3 batu gunung atau batu karang, diukur menjadi + 0,850 m3: CA (memerlukan 3 5 pekerja dan 0,15 0,25 mandor) Mengisi 1 m3 kas-ialan (setebal 0,20 m): C.2 C.3 (jika ditimbris/dipadatkan) Membuat 1 m pengerasan-jalan selebar 4 m, tebal 0,20 m dengan lengkung jalan 0,10 m, terdiri dan 3 lapis bath karang yang dialur dengan pasir (batu-batu sebsar 0,4 - 0,5 m dan yang kecill dari 0,025 m untuk pengisi), termasuk membelah-belahnya: C.4 (C.4a dan C.4b) Membuat 1 m *alan krikil an akan di ilin setebal 0 20 m dan lebar 4 m terdiri dari 2 lapis yang dialur dengan pasir: C.5 (juga C.5a) Membuat 1 m ialan krikil (digilingJdigilas) setebal 0,15 m dan selebar 4 m, terdiri 2 Lapis yang telah dialuri dengan pasir (tak ada biaya menimbris): C.6 (C.6a) Pemeliharaan setiap tahun 1 m jalan: C.7 (untuk C.4), C.8 (untuk C.5), C.9 (untuk C.5) Menyebar krikil di halaman tiap m2: C.10 (dihitung 1/4 dari C.9) Untuk jalan berpengeras batu-batu: C.11 (lihat G.47 dan G.48) Untuk lapis-turap dari aspal beton: C.12 (lihat L.15)
25
Membuat 1 m2 rangka atap (dari bambu dibelah dual: D.1 (Untuk atap genteng lihat F.17) Membuat 1 m2 atap/penutup (kemiringan maksimum 40 derajat): D.2 (atapdari welit, panjang 1,2 m); untuk menurunkan atap per m2 dihitung 1/4 dari upah D.2) D.3 (atap dari ijuk) D.4 (rangka atap welit tak begitu baik di atas rangka ringan) D.5 (rangka atap alang-alang di atas rangka ringan) Membuat lubang hawa 1 m2: D.6 Membuat 1 m2 dinding luar berikut pintu dan jendela: D.7 Membuat 1 m2 dinding luar: D.8 Membuat 1 m2 lantai sasak: D.9 Membuat 1 m2 bangsal kerja: D.10 (tertutup) D.11 (terbuka, dihitung 1/2 D.18) Membuat 1 m2 langit-langit/plafon: D.12 (dari bambu, tanpa balok penggantung; jika dengan balok penggantung ditambah 0,5 bambu) D.13 (dari tikar, termasuk balok penggantung) Membuat 1 m2 turap dengan kajang D.14
26
Mengeriakan satu tiang pancang dicincin dan dilancipkan: E.1 (jika digunakan kayu hutan atau batang kelapa upah tukang diambil 50%) E.2 (dengan sepatu dan cicin besi) Membuat bibir tiap tiang alas mantel: E.3 Mengerjakan pen pada tiang lubang pada balok pemikul tiap epn dan lubang : E.4 (jika memakai batang kelapa atau kayu hutan diambil 1/4nya) Memasang 1 m3 balok pemikul pada tiang alam berat (seperti pada E.4): E.5 Mengerjakan alas tiang: E.6 (dipakai 1/2 E.5) Mengerjakan 1 m papan penahan lebar 0,25 m: E.7 (dengan sambungan lidah penyalur) E.8 (dengan hubungan cembung-cembung) E.9 (tanpa sambungan lidah penyalur, dipakai 1/3 E.7) Jika dikerjakan orang berpengalaman dan upahnya tinggi dapat dikurang sampai 1/3 atauY2-nya. Memancang 1 m kepala papan penahan digergaji rata, lalu di paku ke balok pelancar dan diukur sepaniang pelancar papan penahan: E.10 Mengerjakan 1 m2 bidang dipaku dengan paku pencegah ulat: E.11 E.12 (untuk tiang dibalut tembaga lembaran) Memancang 1 m tiang kedalam tanah lunak: E.13 (Untuk tanah biasa dihitung 1,25, tanag keras 1,5 dan tanah pasir 2 kali. Jika memakai batang kelapa/kauu hutan untuk jembatan darurat dipalai 1.5 kali) E.14 (dengan perancah di atas rakit) E.15 untuk tiang-tiang pangkalan (gunakan E.14, sesuai keadaan) E.16 (tiang dicorot dalam tanah pasir, dihitung 1/3 E.14)
27
E.17 (untuk tanah lunak) Untuk tanah biasa dihitung 1,25, tanah keras 1,5 dan tanah passir 2 kali E.17 E.18 (papan penahan dicorot kedalam tanah pasir dihitung 1/3 E.17) Memancang tiang bersekrup diputar tegak ke dalam tanah biasa,tidak lebih dari 7 m: E.19 (Jika sebuah pemikul tiang bersekrup terdiri dua bagian, maka pemikul bagian atas dihitung menurut E.23; jika tiang-tiang harus disambung karena tingginya, dihitung untuk 2 tiang dari 8 m, misal: 16 m = 7 x E.19 + 9 x E.21) E.20 (diputar miring, dihitung 2 kali E.19) Memancang taiang yang lebih dari 7 m, tiap m tambahan: E.21 (tambahan terhadap E.19 atau E.20) Memancang 1 m tiang bersekrup diputar kedalam tanah keras: E.22 (dihitung 1,5 kali E.19, E.20 atau E.21) Memasang 100 kg topi-topi, tabung-tabung penyambung (tak bersekrup) batang penarik, sambungan melintang dan sebagainya kepada tiang-tiang bersekrup: E.23 (analisis ini juga dipakai menghitung pekerjaan memasang besi-besi pada jembatan balok dan jembatan-jembatan tipe) Mencabut 1 m tiang pemancang, yang diukur bagian yang masuk kedalam tanah: E.24
f. Pekerjaan kayu 1) Alas jembatan Mengerjakan 1 m3 kayu secara kasar untuk rangka : F.1 (tercakup upah menggergaji 14 m2) Jika menggunakan batang kelapa dihitung %-nya dan kayu hutan 1/3 nya untuk upah tukangnya Mengerjakan 1 m3 kayu membuat balok-balok pemikul diatas tiang bulat: F.2 (tercakup upah menggergaji 14 m2)
28
Mengerjakan 1 m3 kayu sandaran jembatan, balok-balok pemikul, dan balok-balok air pada emperan F.3 (termasuk membuat sambungan-sambungan, dan upah menggergaji 14 m2) Memasang 1m3 balok-balok ada jembatan dengan bentang sampai 15 m) F.4 (termasuk upah menggergaji 14 m2) Dan seterusnya sampai F.15a (semua untuk pekerjaan jembatan) 2) Pekerjaan mengatap Memasang 1 m3 kasa dan reng (dari kayu) F.15b (untuk dari bambu F.17 dan F.18; sedang rangka dan besi F.19) Memasang genteng tiap 1 m2 F.16a dan F.16b Mengerjakan bambu/papan untuk lisplang F.20 (bambu berukir tiap 1 m) dan F.21 (papan kayu tiap 1 m2) 3) Kuda-kuda Mengerjakan 1 m3 kayu untuk balok bin dan balok loteng, serta kuda-kuda sederhana (bentang < 7 m) F.22 (sudah termasuk upah menggergaji 14 m2), F.23 (memasang kembali kudakuda bongkaran), F.24 (kuda-kuda biasa), dan F.25 (kuda-kuda konstruksi sulit) 4) Pekerjaan kusen, jendela dan pintu Mengerjakan 1 m3 kayu untuk kusen, jendela danpintu F.26 (kusen bangunan F.28 semi (kusen permanen), dengan F.27 (kusen rumah
permanen/induk),
lubang
cahaya/penerangan
lengkung), F.29 (kusen halus memakai pinggiran), F.30 (pintu dan jendela kelam dengan bingkai per m2, dan tanpa bingkai F.31), F.32 (pintu dengan kelam rangkap), F.33 (pintu atau jendela kelam dengan bingkai), F.34 & F.35 (pintu dan jendela jalusi), dan F.36 (pintu dan jendela kaca)
29
Mengerjakan 1 m2 kayu langit-langit, dinding luar, lantai papan F.37 (biasa), F.38 (diserut dengan halus), dan F.39 (dengan sambungan sponning) 6) Cetakan Mengerjakan 1 m cetakan rongga biasa F.40 (beikut memasang), F.41 (10 m rongga lengkung dengan bentang 4 m), F.42 (ukuran sama tiap m2 luas), F.43 (rongga tembereng) dan F.44 (cetakan bersusun dengan bentang besar) 7) Tangga dan berbagai pekerjaan kayu F.45 (tangga biasa, lebar 1m, lebar anaktangga 0,30 m,tinggi anak tangga 0,15 m), F.46 (untuk lebar 2 m), F.47 (1 m3 kayu untuk tangga lebar berlainan), F.48 (tangga sederhana), F.49 (tangga sumbu, guling atau pelong, tiap 1m3), F.50 (1 m3 tangga guling dengan ibu tangga berbentuk matarantai), F.51 (1 m2 penutup atap dan sirap, F.52 (atap sirap ukuran besar, tiap 1m2), F.53 (1 m2 memasang sirap untuk rumah tak betingkat, bertingkat F.54), F.55 (sirap besar untuk rumah tak bertingkat, tiap 1 m2; bertingkat F.56), F.57 (palung untuk kandang kuda, 10 m, dan F.58, F.59), F.60 (10 m2 berocok, tinggi 2,5 m), F.61 (1 m3 berocok dikerjakan rapi), dan F.62 (cincin sumur garis tengah + 1 m untuk pagar per m3 1 batu). g. Pekerjaan Menembok dan Konstruksi Batu 1) Timbrisan dan pasangan batu kosong G.1 (1 m3 timbrisan dari batu-karang atau batu belah), G.2 (pasangan batu kosong antara tiang-tiang perkun, atau pasangan lainnya, per m3), G.3 (1 m2 pasngan batu kosong setebal 0,25 m). G.4 (1 m2 memasang batu pada bendungan curahan,parit miring, lantai pintu air, di atas selapis kerikil atau batu pecah) G.5a (membuat 3 m3 bronjong matras kawat digalvano diisi dengan batu, untuk kawat ukuran 3 mm), G.Sb (kawat ukuran 4 mm) dan G.5c (kawat ukuran 5 mm) 2) Campuran perekat pasangan
30
G.6 (campuran 1 m3 kapur, terdiri 1 bagian kapur dan 2 bagian pasur) G.7(campuran 1 m3 tras-baster, terdiri 3 bag. kapur-batu, 4 bag. pasir dan 2 bag. semen merah) dan G.8 (jika terdiri 1 bag. kapur-batu, 1 bag. pasir dan 1 bag. semen merah) G.9a (campuran 1 m3 tras muria kapur batu, terdiri 1 tras kapur-batu dan 3 pasir), G.9b (jika terdiril tras, 1 kapur batu dan 3 pasir) dan G.9c (jika terdiri 1 : 1 : 5 atau 1 : 1,25 : 5) G.10 ( campiuran 1m3 tras-baster kuat, terdiri 3 bag. kapur-batu, 4 bag. semen dan 2 bag. pasir), G.11 (1 m3 tras kuat, terdiri 1 bag. kapur-batu dan 2 bag. semen). G.12 (campiuran 1 m3 PC, terdiri 7.353 tong PC dan 76 m3 pasir), G.13 (jika terdiri dari 1 PC dan 1 pasir), G.14 (jika terdiri dan 1 PC dan 2 pasir), G.15 (jika terdiri 1 PC, 3/4 tras muris dan 3 pasir), G.16 (jika terdiri 1 PC dan 3 pasir), G.17 (jika terri dan 1 PC, 1 tras muria dan 4 pasir), G.18 (jika terdiri 1 PC, 1/3 kapur-batu dan 5 pasir), G.18a (jika terdiri I PC, 1 tras muria dan 5 pasir), G.18b (jika terdiri dari 1 PC, 5/8 kapu-karang dan 5 pasir), G.19 (jika teridiri 1 PC dan 4 pasir) G.20 (1 m3 perekat-plaster kuning), G.21 (1 m3 perekat-plester abu-abu). 3) Pasangan G.22 (penjelasan berbagai pasangan tembok), G.23 (jumlah bata diperlukan untuk 1 m3 pasangan), G.24 (1 m3 pasangan batu memerlukan 1,2 m3 batu dan 1,2 m3 perekat), G.25 (1 m3 pasangan batu buatan memerlukan 0,35 m3 perekat), G.26 (upah 1 m3 pasangan dengan berbagai campuran, G.27 sampai dengan G.31). G.32 (1 m3 pasangan bata, dengan berbagai campuran). 4) Beton G.33 (1 m3 beton dari brangkal bata dengan perekat tras-baster), G.34 (1 m3 brangkal bata memerlukan 0,56 m3 perekat), G.35 (membuat 1 m3 beton brangkal).
31
dari buku Analisis BOW yang banyak tersedia di perpustakaan maupun di toko-toko buku.
2.5 Uraian Jenis Pekerjaan Dalam penyusunan RAB di Indonesia belum ada standar yang resmi tentang uraian jenis pekerjaan, namun biasanya mengambil dari aturan Analisis BOW dengan penyesuaian-penyesuaian. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat sudah memiliki standar, yakni berupa Masterformat dari CSI dikenal dengan The Construction Specifications Institute. Dalam Masterformat tersebut semua jenis pekerjaan telah dirinci lengkap dengan nomor kodenya. Berikut contoh uraian jenis pekerjaan yang biasa digunakan di Indonesia.
1. Pekerjaan Pondasi Persiapan Pembersihan lapangan Memasang bouwplank Direksi keet Los kerja/gudang Penggalian Galian tanah pondasi Urugan kembali (1/4 galian) Pasangan Pondasi 1.3.1 Urugan pasir alas pondasi 1.3.2 Aanstamping batu kali 1.3.3 Pasangan pondasi batu kali
2. Pekerjaan Beton/Dinding
32
Beton bertulang Beton sloof Tiang praktis Ring balk Balok konsul/kolom Kuda-kuda beton Plat beton Beton tak bertulang Beton cor (1 : 2 : 3) Dinding Pasangan tembok 1 : 4 Pasangan tembok 1 : 8 Kusen Kusen pintu/jendela Cat meni kayu Bout/angker 3. Pekerjaan Kap dan Atap Kap dan rangka atap Pekerjaan kuda-kuda Pekerjaan rangka atap Lisplank papan Papan miter Cat meni sambungan kayu Mencat residu kuda-kuda Bout/anker Atap Memasang atap BJLS 20 Memasang perabung BJLS 30
4. Pekerjaan Plafon
33
Balok plafon Rangka plafon dalam Rangka plafon luar Cat residu rangka plafon Memasang plafon Memasang plafon triplek tebal 4 mm Memasang plafon luar kisi-kisi 2 x 5 cm Lis pingir plafon dalam 5. Pekerjaan Plesteran Plesteran Plesteran dinding 1 : 2 Plesteran dinding 1 : 4 Turap poselen
5.2.1 Pasangan turap porselen 6. Pekerjaan Lantai 6.1 Urugan di bawah lantai Urugan tanah 6.1.2 Urugan pasir Pasangan lantai Pasangan ubin PC polos Pasangan ubin PC petak/alur 7. Pekerjaan Pintu dan Jendela Pintu/jendela Pintu teakwood Rangka jendela naco Kaca tetap/jalusi Pasang kaca tebal 5 mm Pasang kaca naco tebal 5 mm Pasang ventilasi jalusi Penggantung/kunci Peumelles nilon Kunsi tanam Union
8. Pekerjaan Cat/Kapuran
34
Pengecatan Mencat kayu yang kelihatan Mencat loteng dengan teak oil Mencat dinding dengan Shintex Mencat kusen/pintu dan jalusi 9. Pekerjaan Perlengkapan Dalam Listrik Pasang instalasi dalam Pasang lampu pijar Lampu neon TL 40 watt Pasang zekering group Sakelar seri Sakelar engkel Sanitasi dan saluran air Kloset jongkok porselen Pemasangan instalasi air bersib/leiding Pemasangan instalasi air kotor Keran Flour drain 10. Pekerjaan Perlengkapan Luar Halaman Saluran keliling gedung Rabat beton 1 : 3 : 5 Rabat krikil Bak kont-rol Septik tank
35
DASAR PERHITUNGAN
ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI = HARGA SATUAN X VOLUME PEK. HARGA SATUAN = HARGA SATUAN BAHAN + HARGA SATUAN UPAH HARGA SATUAN Untuk Tiap Jenis Pekerjaan (Per M3, Per M2, Dsb) Ditentukan Oleh Harga Material Dan Upah (Dipengaruhi Upah Harian, Dan Keterampilan/ Produktivitas) Berdasar Hasil Penelitian / Percobaan (Dapat Menggunakan Analisis Bow) Contoh: MENGERJAKAN 1 M3 CAMPURAN PASANGAN 1 : 4 (1 pc dan 4 pasir) - analisis bow g.32h dan g.31a Material/Bahan 1,2 m3 batu kali 0,958 tong pc (1 tong = 170 kg) Tukang 0,522 m3 pasir Upah Tenaga 1,2 tukang batu 0,12 kep. 3,6 pekerja 0,18 mandor RP 40.000,00/m3 RP 35.000,00/m3 RP 25.000,00/zak (40 kg) RP 30.000,00/hari RP 40.000,00/hari RP 20.000,00/hari RP 35.000,00/hari
Jika Diketahui :
Harga Batu Kali Pasir Pc (Semen) Upah Tukang Batu Kepala Tukang Pekerja Mandor
Perhitungan: Harga satuan bahan: 1,2 M3 Batu Kali = 1,2 X RP 40.000,= Rp 48.000,00 0,958 Tong PC (4,0715 Zak) = 4,0715 X RP 25.000,- = Rp 101.787,50 0,522 Pasir = 0,522 X RP 35.000,- = Rp 18.270,00 Harga Satuan Bahan = Rp 168.057,50 Harga Satuah Upah 1,2 Tukang Batu = 1,2 x Rp 30.000,00 = Rp 36.000,00 0,12 Kepala Tukang = 0,12 x Rp 40.000,00 = Rp 4.000,00 3,6 Pekerja = 3,6 x Rp 20.000,00 = Rp 72.000,00 0,18 Mandor = 0,18 x Rp35.000,00 = Rp 6.300,00 Harga Satuan Upah = Rp 118.300,00 Maka Harga Satuan Pekerjaan Pasangan Batu (1 : 4) Adalah = Rp 168.057,50 + Rp 118.300,00 = Rp 286.357,50 36
Menurunkan, Menaikkan/Mengangkat Dan Menimbun (Dengan Tangan, Tenaga Manusia) Dihitung Berdasar Kemampuan Orang Dalam Satuan Waktu Hasil Penyelidikan/Percobaan (Di Amerika Serikat): Bahan Beban Jumlah bahan per jam Satu Mengambil/ Mengambil/ Orang meletakkan menyusun 1 zak 1 buah 2 buah 2 - 4 bh 100 - 170 100 - 170 140 - 250 400 - 700 70 - 125 70 - 125 115 - 200 300 - 500 905 - 2275 685 - 1600 1,85 - 5,75 Waktu diperlukan untuk mengerjakan 1000 x satuan bahan Mengambil/ Mengambil/ meletakkan menyusun 6 - 10 8 - 14 6 - 10 4-7 1,5 - 2,5 0,1 - 0,3 0,2 - 0,4 0,3 - 0,8 8 - 14 5-9 2 - 3,5 0,2 - 0,5 0,3 - 0,7 0,4 - 1,2
1. Semen 2. Batu blok & ubin: besar kecil 3. Bata 4.Besi beton - ikatan - lepas 5. Kayu
Contoh 1 Hitunglah estimasi biaya diperlukan untuk menurunkan semen 800 zak dari truk dan meinumbun di gudang. Upah buruh rp 25.000 per hari (atau rp 3.125 per jam, sehari 8 jam kerja). Truk pengangkut dapat merapat ke gudang, pajak upah dan asuransi 10% Perhitungan: Asumsi Pekerja Rajin/Baik - Diambil 12 Jam Untuk 1.000 Zak (Lihat Tabel) Waktu yang diperlukan = 800/1000 x 12 jam = 9,6 jam Jumlah upah harus dibayar = RP 3.125 X 9,6 X 1,1 = RP 33.000,00
37
Contoh 2 Hitung taksiran biaya untuk memindahkan 8.500 buah bata dari truk saw ke truk lainnya (mepet saling membelakangi). Upah buruh rp 3.125 per jam, pajak & asuransi 15% dari upah. Perhitungan: Kondisi pekerja biasa (lihat tabel) 1.000 bh perlu waktu 1,5 jam waktu yang diperlukan = 8.500/1.000 x 1,5 = 12,75 jam kerja Biaya yang harus dibayar = 12,75 x Rp 3.125 x 1,15 = Rp 45.820 (dibulatkan = Rp 45.820,00)
Contoh 3 Hitung estimasi biaya menurunkan kayu sebanyak 150 m3 dari truk ke atas tanah. Ukuran tebal kayu 2,5 cm x 5 cm dan 2,5 cm x 7,5 cm, dan panjang rata-rata 4,00 m. Upah seperti contoh di atas. Perhitungan : Dianggap dikerjakan 2 orang Dari tabel 1.000 x 0,0023 m3 = 2,3 m3 perlu waktu 0,8 jam Karena 2 orang, maka waktu diambil 0,8/2 = 0,4 jam Waktu yang diperlukan = 150/2,3 x 0,4 = 26,09 jam Biaya yang diperlukan = 26,09 x 1,15 x 2x rp 3.125 = Rp 187.521,87 atau dibulatkan = Rp 187.522,00 Bahan Berupa Pasir/Kerikil/Tanah, Dikerjakan Dengan Sekop
Jenis Bahan 1. Pasir 2. Batu pecah 3. Kerikil 4. debu 5.Tanah permukaan 1. Pasir 2. Batu pecah 3. Kerikil 4. Debu 5. Tanah Permk 6. Tanah sedang 7. Tanah keras 8. Tanah cadas Jenis Pekerjaan Dari truk ke tanah Dari truk ke truk lain Atau dari timbunan Ke timbunan lain, pada ketinggian sama Volume (m3) M3/jam/ Jam kerja/ orang m3 1,10 2,20 0,27 - 0,54 0,75 - 1,75 0,30 - 0,75 0,75 - 1,75 0,30 - 0,75 1,50 - 3,00 0,20 - 0,375 0,85 - 2,00 0,27 - 0,600 0,30 0,60 0,34 0,95 0,34 0,95 0,23 0,50 0,30 0,75 0,375 0,95 0,50 1,25 0,60 1,50 Berat (ton) Ton/jam/ Jam kerja/ orang ton 2,00 - 4,00 0,25 - 0,50 1,25 - 3,00 0,35 - 0,80 1,25 - 3,25 0,30 - 0,80 1,75 - 3,50 0,30 - 0,60 1,65 - 3,50 0,30 - 0,60 1,65 3,50 0,90 2,75 0,95 3,00 1,25 3,25 1,35 3,35 1,00 2,65 0,80 2,00 0,70 1,65 0,30 0,60 0,35 1,10 0,35 1,05 0,30 0,80 0,30 0,75 0,40 1,00 0,50 1,25 0,60 1,45
Dari tanah ke truk pengangkut dengan tinggi angkat 1,20 m atau kurang
0,85 - 1,75 0,55 - 1,70 0,55 - 1,70 1,10 - 2,65 0,75 - 1,75 0,55 - 1,50 0,45 - 1,10 0,375 0,85
38
1. Pasir 2. Batu pecah 3. Kerikil 4. Debu 5. Tanah Permk 6. Tanah sedang 7. Tanah keras 8. Tanah cadas
Dari tanah ke truk pengangkut dengan tinggi angkat 1,20 m sampai 1,80 m
0,55 - 1,50 0,375 1,30 0,375 1,30 0,75 - 2,20 0,50 - 1,50 0,375 1,10 0,30 - 0,85 0,23 - 0,75
0,375 0,95 0,45 1,50 0,45 1,50 0,27 0,75 0,375 1,10 0,50 1,50 0,60 1,75 0,75 2,35
1,00 2,75 0,65 2,25 0,65 2,50 0,85 2,75 0,85 2,75 0,65 2,00 0,55 1,65 0,40 1,35
0,35 1,00 0,45 1,50 0,40 1,50 0,35 1,20 0,35 1,20 0,50 1,55 0,60 1,80 0,75 2,50
BERAT BAHAN PER M3 Bahan Kemampuan orang Untuk mengangkut Rata-rata dengan Beban 45 kg kecepatan 1,6 km/jam 1. Pasir 2. Kerikil (diayak) 3. Kerikil 4. Batu Pecah 5. Debu 6. Tanah Permukaan Berat tiap m3 (kg) 1.000 1,365 1.000 1,275 1.100 1.955 910 1.225 725 1.135 1.000-1.275
Contoh 4 Hitung taksiran biaya untuk upah menurunkan kerikil dari gerbong kereta api barang sebanyak 45 ton. Kerikil dipindah ice truk dengan menggunakan sekop. Upah buruh rp 3.125 per jam, pajak dan asuransi 10%.
Perhitungan: Dianggap pekerja cukup terampil, 1 ton bahan memerlukan waktu 0,75 jam (lihat tabel, antara 0,30 - 0,80 jam). Maka jumlah upah yang harus dibayar = RP 3.125 X 0,75 X 45 X 1,1 = Rp 116.015,62 Dibulatkan = Rp 116.016,00
39
Contoh 5 Hitung taksiran biaya mengangkut 220 zak pc dengan jarak angkut 40 m. Upah pekerja RP. 3.125 per jam, pajak dan asuransi 10%.
Perhitungan: 1 zak pc berat = 40 kg, waktu mengangkat & menaruh diambil 1 menit waktu diperlukan pulang-pergi = 1 + (40/1600 x 60 x2) = 4 menit untuk 220 zak perlu waktu = 220 x 40 menit = 880 menit = 14,6 jam biaya yang diperlukan = rp 3.125 x 14,6 x 1,1 = Rp 50.187,50 CONTOH 6 Hitung taksiran biaya untuk mengangkut pasir (dengan keranjang bambu) sebanyak 15 m3, jarak angkut 50 m, dan waktu memuat dan
membongkar/menurunkan pasir diambil 2 menit. Upah pekerja per jam rp 3.125 dan pajak & asuransi 10%.
PERHITUNGAN: Pasir 15 m3 = 15 x 1.200 kg = 18.000 kg, sekali angkut 45 kg Sekali angkat diperlukan waktu = 2 + (50/1600 x 60 x 2) = 5,75 menit waktu diperlukan seluruhnya = (15x1200)/45 x 5,75 menit = 2300 Menit = 38,33 jam Biaya diperlukan = RP 3.125 X 38,33 X 1,1 = RP 131.759,37 Atau Dibulatkan = RP 131.760,00
MENGANGKUT DENGAN TRUK Prosedur perhitungan: 1) Ongkos penggunaan truk tiap jam (sewa+biaya operasi+supir) 2) Waktu yang diperlukan sekali angkut (pulang-pergi), termasuk waktu bongkar-muat, kecepatan rata-rata kendaraan, kondisi jalan, antri, dsb. 3) Hitung biaya tiap sekali angkut (atau biaya tiap jam kali jam perjalanan sekali angkut) 4) Hitung harga satuan (unit cost) dengan membagi baiaya tiap sekali angkut dengan kubikasi/tonase bahan sekali angkut
40
CONTOH 7 Hitung biaya angkutan semen tiap zak dar' gudang stasiun k.a. Ke lokasi proyek, jika kapasitas angkut truk 120 zak. Biaya truk (sewa, supir, operas') rp 15.000,00 per jam. Kecepatan rata-rata 40 km/jam dan jarak angkut 12 km. Waktu menaikan & menurunkan masing-masing = 12 menit; kehilangan waktu lain (menunggu giliran, parkir, dll) = 16 menit untuk sekali angkut.
Perhitungan: Sekali angkut menempuh jarak = 2 x 12 km Waktu diperlukan sekali angkut = 24/40 x 60 Waktu seluruhnya = 12 + 12 + 16 + 36 Biaya Sekali Angkut (120 Zak) = 1,26 X Rp 15.000 Biaya (Harga Satuan) Tiap Zak = Rp 18.900/120 = 24 km = 36 menit = 76 menit = 1,26 Jam = Rp 18.900,00 = Rp 157,50
CONTOH 8 Hitunglah biaya angkutan kerikil sebanyak 100 m3 dari tempat pen. Imbunan ke lokasi proyek yang jauhnya 10 km. Kapasitas truk 5 m3 dan ongkos sewa (termasuk sopir + bahan bakar) rp 20 ribu per jam. Kecepatan rata-rata truk 45 km/jam. Pemuatan dengan alat berat (loader) dan pembongkaran langsung (dump truck) memerlukan waktu total 5 menit, dan waktu menunggu 4 menit.
Perhitungan: Waktu diperlukan sekali angkut = 5 + 4 + (10/45 x 60 x 2)= 35,67 menit = 0,59 jam Ongkos sekali angkut Jumlah angkutan Jumlah biaya angkutan = Rp 20.000 x 0,59 = 100/5 = 20 kali = 20 x Rp 11.800 = Rp 236.000,00 = Rp 2.360,00 = Rp 11.800,00
41
(Earth Work)
Galian (Pondasi, Saluran, Pipa, Kabel, dsb) PEK. TANAH Timbunan (Timbunan Kembali, Jalan, Lapangan Terbang, Tanggul, dsb) SIFAT-SIFAT TANAH (Fisis) :Batas konsistensi (atterberg's limits) Kadar air (moisture content) Kepadatan (density) Berat Volume Gradasi : Permeabilitas (permability) Porositas (porousity) Konsolidasi Kekuatan geser (shear strength)
Kondisi Pekerjaan Tanah (Galian & Timbunan): 1) Keadaan asli (alamiah) volume asli (BM = Bank Measure) 2) Keadaan lepas (setelah digali)- volume lebih besar (LM = Loose Measure) 3) Keadaan padat (ditimbun dan dipadatkan) volume dapat lebih kecil atau lebih besar tergantung pemadatannya LM = BM + (%SWELL X BM) SWELL Pembengkakan = pertambahan volume Dinyatakan dlm % terhadap keadaan asli (bm) Tergantung jenis tanah Jenis Tanah Pasir Tanah permukaan (top soil) Tanah biasa Lempung (clay) Batu Swell (%) 5 - 10 10 - 25 20 - 45 30 - 60 50 -60
42
PEKERJAAN GALIAN MENURUT JENIS TANAH: 1) Tanah lepas, tak perlu dihancurkan langsung dapat diangkat dengan sekop atau cangkul (misalnya pasir atau tanah hasil galian) 2) Tanah biasa, mudah dilepas dengan cangkul, tidak perlu alat lain (dandang/ganco atau alat lain) 3) Tanah keras, sukar dilepas dengan cangkul (perlu dandang /ganco atau alat berat seperti shovel, backhoe, dsb) 4) Tanah cadas, tak dapat dicangkul, harus dipecah dengan pahat/betel atau peledakan (dinamit kekuatan rendah) 5) Batu, perlu peledakan (dengan membuat lubang/bor diisi dengan dinamit)
PRODUKSI PEKERJAAN MENGGARU: Cara Tanah Sedang Dengan tangan (cangkul) Dengan bajak tangan Traktor dengan 1 bajak Traktor dengan 2 bajak 1,5 - 3,0 19 - 38 30 - 53 38 - 76 M3/jam Tanah Liat Cadas Tanah Sedang Jam/m3 Tanah Liat Cadas
43
MENGANGKAT/MENGANGKUT KEATAS TRUK Produksi tergantung dari ketrampilan pekerja, jenis tanah tinggi angkat, dan pengawasan Dengan tangan (dengan sekop), ketinggian kurang dari 1,80 m (jika tinggi angkat > 1,80 m produksi dikurangi 5% - 10%), produksinya:
Jenis Tanah 1) Tanah lepas, daxi permukaan tanah 2) Tanah sedang, dari permukaan tanah 3) Tanah liat, dari permukaan tanah 4) Cadas, dasar permukaan tanah 1) Tanah lepas, dari lubang galian 2) Tanah sedang, dari lubang galian 3) Tanah liat, dari lubang galian 4) Cadas, dari lubang galian Mengangkat Dari Lubang Galian
m3/jam - 2,00 - 1,50 - 1,15 - 0,95 - 1,75 - 1,35 - 1,00 - 0,85 Bantuan
Jam/m3 0,53 - 1,12 0,65 - 1,30 0,85 - 1,65 1,00 - 1,85 0,55 - 1,20 0,70 - 1,85 0,95 - 1,90 1,10 - 2,10 Cangkul Untuk
Dengan
Menggemburkan (Tinggi Angkat Kurang Dari 1,80 M): Biasanya Jika Lebih Dalam Dam 1,50 M Diperliukan Platform Untuk Menaikkan (Dengan 1 Pekerja Untuk 2 - 3 Orang Tukang Gali)
2) Tanah sedang
3) Tanah liat
4) Tanah cadas
Keadaan Galian Biasa, kering Biasa, basah Luar biasa, kering Biasa, kering Biasa basah Luar biasa, kering Biasa, kering Biasa, basah Luar biasa, kering Biasa, kering Biasa, basah Luar biasa, kering
M3/jam 0,75 - 1,30 0,50 - 1,00 0,65 - 1,15 0,60 - 1,00 0,40 - 0,75 0,50 - 0,90 0,45 - 0,85 0,25 - 0,45 0,35 - 0,60 0,35 - 0,75 0,20 - 0,40 0,25 - 0,45
Jam/m3 0,72 - 1,32 0,99 - 1,91 0,86 - 1,45 0,92 - 1,65 1,32 - 2,33 1,12 - 1,91 1,12 - 2,24 2,05 - 3,76 1,65 - 2,97 1,32 - 2,64 2,64 - 5,28 2,05 - 3,76
44
Dengan shovel, dragline, backhoe, dsb (dibahas lebih detail pada mata kuliah pemindahan tanah mekanis) Produksi penggalian dengan alat berat
0,35 0,55 0,75 0,95 1,15 1,35 1,50 2,00 2,25 2,65 3,00 3,75 4,50
Alat berat lengan pendek M3/jam Jam/1.000 m3 22,50-76,00 13,20 - 44,00 34,00-98,80 10,20 - 29,30 45,50-121,6 8,32 - 22,00 57,00-144,4 7,00 - 17,56 68,40-167,2 6,00 - 14,65 79,80-186,2 5,41 - 12,54 91,20-205,2 4,88 - 10,96 110,0-243,0 4,09 - 9,11 129,2-281,2 3,56 - 7,79 144,4-319,0 3,17 - 7,00 159,6-349,6 2,90 - 6,34 190,0- 413,0 2,38 - 5,28 216,6- 478,8 2,11 - 4,62
Alat berat lengan paniang M3/jam Jam/1.000 m3 19,00 - 57,00 17,55 - 52,80 30,40 - 76,00 13,20 - 33,00 41,80 - 95,00 10,56 - 24,00 53,20 - 114,0 8,84 - 18,88 60,80 - 133,0 7,52 - 16,50 68,40 - 152,0 6,60 -14,65 76,00 - 167,0 6,07 - 13,20 91,20 - 197,6 5,15 - 10,96 106,4 - 228,0 4,36 - 9,37 121,6 - 250,8 3,96 - 8,32 133,0 - 266,0 3,83 - 7,52 -
MENIMBUN KEMBALI Bekas/sisa lubang. Galian (pondasi, pipa, kabel, dsb) Dapat dengan tangan (cangkul/sekop) atau alat berat Kapasitas penimbunan dengan tangan: Jenis Tanah Tanah lepas Tanah sedang/biasa Tanahliat Menimbun saja M3/jam Jam/m3 1,15 - 2,25 0,46 - 0,86 1,00 - 1,75 0,53 - 0,99 0,75 -1,50 0,38 -1,32 Menimbun & memadatkan M3/jam Jam/m3 0,60 - 1,67 0,55 - 1,65 0,59 - 1,35 0,70 - 1,90 0,45 - 1,15 0,85 - 2,15
(Jika Dengan Alat Berat/Bulldozer, Kapasitas 2,50 M3 - 22 M3 Per Jam, Tergantung Jenis Tanah, Kondisi Lapangan, dan Spesifikasi Bulldozer)
45
PRODUKSI GALIAN PEKERJA MENURUT KEDALAMAN TANAH CUKUP KERING (TIDAK TERLALU BASAH):
Jenis Tanah Tanah lepas Tanah biasa Tanah liat Tanah cadas Tanah lepas Tanah biasa Tanah liat Tanah cadas 1,00 0,75-1,35 0,65-1,25 0,45-0,95 0,35-0,75 0,75-1,32 0,85-1,58 1,00-2,16 1,32-2,65 1,50 0,70-1,30 0,60-1,15 0,45-0,90 0,35-0,70 0,75-1,40 0,90-1,65 1,12-2,15 1,40-2,75 Dalamny _galian 2,25 3,50 M3/j am 0,65-1,15 0,60-1,10 0,55-1,00 0,50-1,00 0,40-0,80 0,40-0,75 0,35-0,65 0,30-0,60 Jam/m3 0,85-1,50 0,90-1,65 1,00-1,85 1,00-2,00 1,25-2,35 1,32-2,50 1,50-3,10 1,65-3,30 (m) 4,00
UNTUK
Biasanya untuk penggalian (dengan tangan) lebih dalam, produksi akan makin menurun. Berikut prosentase hasil kerja yang diperhitungkan: Dalamnya Galian (m) Prosentase hasil kerja (%) 1,00 100 1,50 95 2,25 86 3,50 81 4,00 71 5,00 67
CONTOH 9 Hitunglah anggaran biaya menggali dan menimbun kembali lubang galian untuk pipa, dengan ukuran: dalam 1,35 m, lebar 0,60 m dan panjang 80 m. Keadaaan tanah biasa dan tak perlu konstruksi penunjang. Upah pekerja rp 3000 per jam, pajak & asuransi 10 %, dan sewa alat ditaksir rp 120.000,00 Perhitungan: Volume Galian = 0,6 X 1,35 X 80 = 64,8 m3 Diambil Kecepatan Menggali = 0,80 m 3 /Jam, (dipadatkan) =1,2 M3/Jam Upah pekerja = 1,10 x Rp. 3000 Upah menggali = 64,8/0,80 x Rp 3.300 Upah memadatkan = 64,8/1,2 x RP 3.300 Jumlah Upah Sewa Alat Keuntungan & Overhead Diambil 15% Anggaran Biaya Total
dan Menimbun kembali = Rp 3.300,00/jam = Rp 267.300,= Rp 178.200,= Rp 445.500,= Rp 120.000,= = 565.500,84.825,Rp. 650.325,-
1
1.
2
I. PEKERJAAN PONDASI Permulaan a. Pembersihan lapangan b. Memasang bouwplank c. Direksi Keet d. Los Kerja Penggalian a. Galian Tanah Pondasi b. Urugan kembali galian Pasangan pondasi batu kali a. Urugan pasir bawah pondasi b. Aamslampang batu kali c. Pas Pondasi batu kali Jumlah (1 + 2 + 3) II. PEKERJAAN BETON/DINDING Beton bertulang a. Beton Sloof b. Tiang praktis c. Ring balok d. Balok konsul e. Kuda-kuda beton f. Plat beton Beton tak bertulang a. Beton cor 1 : 2 : 3 Dinding a. Pas Tembok 1 : 2 b. Pas tembok 1 : 4 Kusen a. Kusen Pintu dan jendela b. Meni kayu yg menyentuh pasangan c. Bout-bout / angker Jumlah (1 + 2 + 3 + 4) III. PEKERJAAN KAP DAN ATAP Kap dan rangka atap a. pekerjaan kuda-kuda b. Pekerjaan rangka atap c. pekerjanan lesplank atap d. pekerjaan papan buitor e. memeni sambungan kayu f. residu kuda-kuda g. Bout-bout/angker Atap a. Memasang atap BJLS 20 b. Memasang perabung BJLS jumlah (1+2)
3
225,45 48,40 15,00 28,00 132,28 33,07 3,82 13,71 36,99
4
m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3
5
196,25 2,167,25 60.000,00 20.000,00 1.962,50 1.962,50 5,585 12,612,50 42,963,75
6
44.244,56 105.862,90 900.000,00 560.000,00 259.599,50 64.899,87 21.334,70 172.917,37 1.589.229,1
= Rp.
1.610.107,46
2.
324.499,37
3.
1.783.481,17 3.718.088,00
1.
2,15 2,67 2,15 3,49 1,09 0,22 0,37 3,24 20,98 1,71 16,93 43,13
m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3
293.295 293.295 293.295 293.295 293.295 293.295 66.770 65.515,50 57.043,50 318.500,00 606,25 1.320,00
630.584,25 783.097,65 630.584,25 1.023.599,55 319.691,55 64.524,90 24.704,90 212.270,22 1.196.772,63 544.635,00 10.263,81 56.931,60 Rp.
3.452.082,00 24.704,90
2. 3.
1.409.042,85
4.
611.830,41 5.497.660,31
1.
m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3
1.472.031,69
2.
896.722,85 2.368.754.54
47
1
1.
2
IV. PEKERJAAN PLAFON Balok plafon a. Rangka plafon dalam b. Rangka plafon luar ( overstek ) c. Residu rangka plafon Memasang plavon a. Memasang plavon tripleks 4 mm b. Memasang plavon luar Kisi-kisi 2 x 5 cm c. Los pinggir plavon dalam Jumlah ( 1 + 2 ) V. PEKERJAAN PLESTERAN Plesteran a. Plesteran dinding 1 : 2 b. Plesteran 1 : 4 Turap perselen a. Pasangan turap porselen Jumlah ( 1 + 2 ) VI. PEKERJAAN LANTAI Urangan dibawah lantai a. Urangan tanah b. Urangan pasir Pasangan lantai a. Pas. Ubin PC polos b. Pas. Ubin PC Pelak/alur Jumlah ( 1 + 2 ) VII. PEK. PINTU DAN JENDELA Pintu/jendela a. Pintu toak wood b. Rangka jendela nako pengaman Kaca tetap jalusl a. Pas kaca tebal 5 mm b. Pas kaca nako tebal 5 mm c. Pas ventilasi jalusl Penggantung / Kunci a. Peumelles Nilon b. Kunci tanam Union 2x Slaag 3b Jumlah ( 1 + 2 + 3 ) VIII. PEKERJAAN CANTIK/KAPURAN Pengecatan a. Mencat kayu yang kelihatan b. Mencat loleng dengan toak oil c. Mencat dinding dengan malek d. Mencat kusen / pintu dan jalusi Jumlah IX. PEK PERLENGKAPAN DALAM Listrik a. Pas instalasi dalam b. Pemasangan lampu pijar
3
1,22 0,09 109,67 71,40 53,31 96,60
5
250.275 250.275 436,25 6.438,61 7.620,27 1.964
6
305.335.50 222.744,75 47.843,54 459.761,75 409.716,29 187.983,60 = Rp.
7
575.923,79
m2 m2 m2 m2 m2 m2
2.
1.057.668,64 1.633.592,43
1.
m2 m2 m2
2.
1.
m2 m2 m2 m2
112.150.40
2.
852.354,74 964.505,14
1.
m2 daun m2 m2 m2 bh bh
817.219,93
2.
314.312,38
3.
238.318,11 1.094.842,04
1.
m2 m2 m2 m2
1.094.842,04 1.094.842,04
1.
17 14 3
ttk ttk bh
48
2.
1.
Lampu TL 2 x 40 watt d. Pas zokering group e. Stop kontak f. Sakelar sell g. Sakelar engkel Sanitasi dan Instalasi air a. Kloset jongkok perselen b. Pemasangan instalasi air bersih c. Pemasangan instalasi air kotor d. Kran e. Flour draino Jumlah ( 1 + 2 ) X. PEK. PERLENGKAPAN LUAR Halaman a. Saluran keliling gedung b. Rabat beton 1 : 3 : 6 c. Rabat kerikil d. Rabat control e. Septicktank Jumlah
c.
1 6 2 10 2 23,02 17,62 3 2
bh ttk bh bh bh m m bh bh
50.000 6.750 2.000 1.850 27.000 3.900 4.200 2.500 3.500 = Rp.
259.650,00
232.202,00 491.932,00
m m2 m2 bh bh
1.029.528,88
REKAPITULASI I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. Pekerjaan Ponadasi Pekerjaan Beton Dan Dinding Pekerjaan Tap Dan Atap Pekerjaan Plafon Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Lantai Pekerjaan Pintu Dan Jendela Pekerjaan Cat Dan Kapuran Pekerjaan Perlengkapan Dalam Pekerjaan Perlengkapan Luar Jumlah Dibulatkan Rp. 3.718.088,00 Rp. 5.497.660,31 Rp. 2.368.754,54 Rp. 1.633.592,43 Rp. 1.686.713,15 Rp. 964.505,14 Rp. 1.369.850,42 Rp. 1.094.842,04 Rp 491.932,00 Rp. 1.029.528,88 Rp. 19.855.466,91 Rp. 19.855.467
Terbilang :(Sembilan belas juta delapn ratus lima puluh ribu emapt ratus enam puluh tujuh rupiah)
Total general hasil perkalian volume dan harga satuan pekerjaan sebagaimana dapat dilihat pada rekapitulasi di atas berjumlah Rp. 19.855,467, merupakan harga bangunan murni
49
KEGIATAN
Permulaan a. I. PEKERJAAN PONDASI b. 1. c. d. Pembersihan Lapangan Memasang Bouwplank Direksi keet Los Kerja
BOBOT
Pekerjaan Bagian Sub . Bagian
Penggalian a. 2. b. Galian Tanah Pondasi Urugan Kembali galian 18,71 8,98 1,30 0,33
Pasangan Pondasi Batu Kali a. 3. b. c. Urugan Pasir Aanstampang Batu Kali Pas Pondasi Batu Kali 17,4 3,18 3,94 3,18 5,16 1,61 0,33 0,12 0,12 7,1 Pas Tembok 1 : 2 Pas Tembok 1 : 4 3,08 Kusen Pintu dan Jendela Meni yang Menyentuh Pasangan 2,74 0,05 1,07 6,03 0,11 0,87 8,00
Beton Bertulang a. b. II. PEKERJAAN BETON DINDING 1. c. d. e. f. Beton Sloof Tiang Praktis Reng Balok Balok Konsul Kuda-kuda beton Plat Beton
Kusen 4. a. b.
50
c. Bout-bout/ angker Kap dan Rangka Atap III. PEKERJAAN KAP DAN ATAP a. b. c. 1. d. e. f. g. Atap 2. a. b. Memasang Atap BJLS 20 Memasang Perabung BJLS 30 Pekerjaan Kuda-kuda Pekerjaan Rangka Atap Pekerjaab lesplank Papan Pekerjaan Papab Ruiter Memeni Sambungan Kayu Residu Kuda-kuda Bout-Bout/ Angker 11,93
0,29 7,42 3,95 2,20 0,73 0,15 0,01 0,23 0,15 4,51 4,28 0,23 2,90 1,54 1,12 8,24 5,34 2,32 0,24
Balok Plafond IV. PEKERJAAN PLAFOND a. 1. b. c. Rangka Plafon Rangka Plafond (Overstek) Residu Rangka Plafon
Memasang Plafon a. Memasang Plafond Triplek tebal 4 mm 2. b. Memasang Plafond Luar Kisi-kisi 1x c. Les Pingir Triplek
2,07
0,95 5,83 0,41 5,42 8,49 2,66 0,02 2,66 0,57 0,18 0,39
V. PEKERJAAN
PEK.LA
VI.
51
Pintu/ Jendela VII. PEK. PINTU DAN JENDELA 1. a. b. Pintu Teak Wood Rangka Jendela Nako Pengaman
Kaca Tetap/ Jalusi a. 2. b. c. Pas. Kaca Tebal 5 mm Pas. Kaca Nako Tebal 5 mm Pas. Ventilasi Jalusi
Pengecatan
KAPURAN
a. 1. b. c. d. Listrik
Mencat Kayu yang Kelihatan Mencat Loteng dengan Teak Oil Mencat Dinding dengan Matek Mencat Kusen/ Pintu dan Jalusi
a. b. c. 1. d. e. f. g. DALAM
Pas. Instalasi Dalam Pemasangan Lampu Pijar Lampu TL 2x 40 watt Pas. Zekering Group Stop Kontak Sakelar Seri Sakelar Engkel
Sanitair dan Instalasi Air a. Kloset Jongkok Porselin 2. b. Pemasangan Instalasi Air Bersih c. Pemasangan Instalasi Air Kotor
52
d. c. 2.7
RAB dalam Strategi Memenangkan Tender (Pelelangan) PERTIMBANGAN RAB UNTUK PENAWARAN DALAM TENDER RAB Rugi Kalah Tender
Terlalu Rendah
adalah tujuan STRATEGI TENDER RAB harusMEMENANGKAN rasional : Wajar & Realitis FAKTOR PERLU DIAMANTI/ DIKAJI Kondisi Pesaing Perhitungan RAB Jumlah, pengalaman Cermat, metode yang tepat
Keuntungan Wajar (Fair) RESIKO YANG HARUS DIPERHITUNGKAN Pekerjaan Lanjutan Kemungkinan penunjukan Resiko Jenis Resiko Pekerjaan Lanjutan = Kemungkinan Kerugian = Cuaca, banjir, Kesalahan Hitung, Kesalahan Tukang, pemogokan, Pencurian, dsb Cara Mengatasi 1. Teknis = Perhitungan, Metode Asuransi
53
3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.4 3.4.1 3.4.2 3.4.3 3.4.4
RKS Pengertian dan Fungsi RKS Susunan dan Isi RKS Standar dalam RKS Beberapa Janis Pemberian Pekerjaan (Award) Pelelangan Umum Pelelangan Terbatas Tanpa Pelelangan (Penunjukan) Kontak Definisi dan Fungsi Isi Kontak Jaminan (bond) Jenis-jenis Kontak dan Hubungan Kontraktual
54
Syarat Umum : Peraturan Bagi calon penawar dalam lelang Prosedur tender Rencana isi kontrak Dll
Gambar : Gambar Desain lengkap Termasuk gambar detail kontruksi (Gambar bestek) Dokumen Kontrak : Isi Perjanjian + Dokumen lelang + Berita Acara Aanwijzing
STANDAR/ ACUAN DI INDONESIA 1. UU No. 18 Th. 1999 tentang Jasa Konstruksi 2. PP No. 28 Th. 2000 tentang Usaha dan peran Masyarakat Konstruksi 3. PP No. 29 Th.2000 tentang penyelenggaraan Jasa Konstruksi 4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PPBI) 1982 6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961 7. Berbagai Standari Normalisasi Indonesia (SNI) dan Standar Industri Indonesia (SII) 8. dll
55
PEMBERIAN PEKERJAAN
(Award)
Tender (lelang) Kontrak (diborongkan)
Penunjuk
Swakelola
PENGERTIAN
Pemberian pekerjaan atau Award Pelaksanaan bukan oleh pemilik, oleh pihak lain (pihak kedua) Penyerahan pelaksanaan melalui kontral atau perjanjian tertulis Proses penyerahan dapat melalui tender/ pelelangan atau penunjukan
TENDER (lelang)
Manfaat Memilih diantara para kontraktor yang bonafit Memperoleh harga yang rendah (ekonomis) Kekurangan Perlu persiapan (dokumen tender, jadwal, undangan, dll) Butuh waktu untuk proses tender Kemungkinan mendapat kontraktor yang belum dikenal
56
Pelelangan Umum
: Terbuka
bagi
seluruh
kontraktor
yang
memenuhi syarat
Pelelangan Terbatas
Penunjukan
PENYELENGGARAAN TENDER
PERSIAPAN : Penyusunan dokumen tender Pembuatan jadwal tender (undangan, Aanwijzing, pemasukan penawaran
Pembukuan penawaran, pengumuman pemenang) Pembentukan panitia Tender PRAKUALIFIKASI : Seleksi kontraktor calon peserta Tender Dipilih diantara para kontraktor Bonafid Penilaian berdasarkan reputasi/ pengalaman, modal, tenaga ahli, peralatan EVALUASI TENDER : Setelah pembukuan penawaran yang disaksikan para peserta tender, dasar penilaian/ evaluasi Proposal/ metode pelaksanaan Perhitungan dan harga yang rasional Waktu penyelesaian Aspek khusus (mudah dibuhungi, jumlah pengalaman pekerjaan sejenis ditender, kontraktor setempat, dll)
57
Jika ada yang meragukan konfirmasi/ klarifikasi KEPUTUSAN & PENGUMUMAN PEMENANG Keputudan yang mantap dan paling menguntungkan Pada dasarnya keputusan tak dapat diganggu gugat Pengumuman pemenang dan penyampaiannya
PADA PROYEK PEMERINTAH DIMUNGKINKAN PENYANGGAHAN DENGAN MENGAJUKAN ALASANNYA, DAN AKAN DIPERTIMBANGKAN
KONTRAK
Definisi Suatu perjanjian (tertulis) antara dua orang atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang khusus. Syarat sahnya perjanjian (Menurut Kitab UU Hukum Perdata Pasal 1320) : 1. Kesepakatan diri mereka yang mengikatkan diri 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Mengenai suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang legal Fungsi Kontrak Ikatan kewajiban masing-masing pihak Menimbulkan hubungan hukum memiliki kekuatan hokum Acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perjanjian Cakup/ Isi Terdiri beberapa pasal Mencakup ketentuan dan persyaratan 1. Unsur Utama Membangun suatu konstruksi dengan imbalan jasa 2. Unsur Naturalia Memuat syarat-syarat, spesifikasi/ RKS, cara pembayaran, sll 3. Unsur Aksidentalia Mengatur hal-hal khusus yang diperlukan (kwitansi, lampiran pengajuan pembayaran, dll) Klausa Force Majeure, arbitrase, dll Lampiran tak terpisahkan Dokumen tender (RKS, gambar, dsb), berita acara Aanwijzing
58
Tanda tangan masing-masing Jaminan (Bond) Jaminan Penawaran (Bid Bond) Jaminan pelaksanaan (Performance Bond) Jaminan uang muka Selain itu ada jaminan berpa retensi (sebagai pembayaran yang ditahan) Jenis Kontrak 1. Borongan (Lump sum/ Fixed cost) 2. Biaya satuan (unit price) 3. Biaya dan jasa (cost plus fee) Jenis Hubungan Kontraktual 1. Tradisional (pemilik menyerahkan pembangunan KPD kontraktor) 2. Swakelola (pemilik melaksanakan sendiri dengan/ tanpa bantuan kontraktor 3. Manajemen konstruksi (MK) menunju pihak lain/ MK, pemilik tahunya jadi 4. Putar kunci (turn key) 5. Bot dan boo
59
4.1 Unsur Pelaksana 4.2 Pemilik Bangunan (Owner) 4.3 Perencana dan Konsultan 4.4 Pengawas 4.5 Tertib dalam pelaksanaan 4.5.1 4.5.2 4.5.3 4.5.4 4.5.5 4.5.6 Penyerahan Lapangan Izin memulai pekerjaan Laporan Periodik Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Selesai Tanggungjawab pemeliharaan & Kegagalan Bangunan
60
ADMINISTRASI PROYEK
BIAYA ( BUDGET )
KUALITAS ( SCHEDULE )
JADWAL ( SCHEDULE )
Administrasi proyek kemudian berkembang menjadi disiplin baru = Manajemen Kontruksi ( Contuktion Management ) Menejemen kontruksi merupakan matakuliah tersendiri ( TSS.471, 2 SKS, pada semester VII ) Materi diberikan di sini hanya dasar-dasarnya atau merupakan pengantar
61
Pemilik ( Owner )
Perencana/ Konsultan
Pelaksana/ Kontraktor
Rencana n
Bangunanan
Pemilik bangunan/ proyek penggagas ide, memiliki tujuan tertentu Dapat menyewa/ menyuruh ahli (Perencana) dan pelaksanaan (Kontraktor) untuk mewujudkan ide dan tujuannya Pemilik = pengguna jasa = Prinsipal
Perencana ( Desiner ) Perencana, menjabarkan ide pemilik dalam gambar rencana Membantu pemilik = penyedia jasa = konsultan Dapat membantu pemilik dalam pengawasan pembangunan
Pelaksana ( Contractor ) Melaksanakan pembangunan sesuai gambar rencana Mewujudkan ide pemilik menjadi kenyataan Membantu pemilik = penyedia jasa = kontraktor / pemborong
62
Tanggung jawab : 1) Pemilik penyediaan lokasi, pembiayaan, tanggal penyelesaian proyek, criteria dan standar operasi & pemeliharaan (O & R) setelah proyek selesai 2) Perencana membuat perhitungan, alternatif rencana, gambar dan gambar pelaksanaan : spesifikasi ( RKS ), Rincian Jadwal Pembangunan yang sesuai jadwal dari pemilik 3) Pelaksanaan atau kontraktor membangun sesuai dengan document kontrak : menjamin kinerja dan kualitas bangunan 4) Pengawas membantu pemilik mengendalikan pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi, serta jadwal yang ada. (umumnya dilakukan oleh konsultan perencana)
63
TERTIB PELAKSANAAN
1) Penyerahan lapangan : dari pemilik KPD kontrsktor Tempat lokasi pekerjaan/ proyek dibebaskan ) Tak ada masalah kepemilikan ( sudah
2) Izin memulai pekerjaan : dari pemilik/ kuasa/ pemilik/ ditreksi pekerjaan. Agar pemilik siap menetapkan wakil lapangan Memastikan perizinan (IMB, dll) sudah ada Mulai pekerjaan tertentu (pasan pondasi, pengecoran beton, dll)
3) Laporan periodik : dibuat oleh kontraktor, disetujui pengawas/ direksi Laporan harian Laporan mingguan/ bulanan Merupakan dokumen yang harus dipelihara
4) Berita acara : dibuat oleh kontraktor dan disetujui wakil pemilik/ direksi pekerjaan Dokumen resmi untuk ppembayaran termin, pekerjaan tambah/ kurang, perubahan-perubahan, dll 5) Penyerahan pekerjaan selesai : dari kontraktor kepada pemilik/ kuasa pemilik Serah terima resmi (dengan berita acara) Siap dioperasikan/ dimanfaatkan oleh pihak pemilik
6) Memelihara dan tanggungjawab kegagalan : Menjadi tanggungan kontraktor sesuai ketentuan kontrak Kontraktor bertanggungjawab selama periode tertentu (10 tahun) jika ada kerusakan/ kegagalan bangunan, terhitung setelah penyerahan proyek.
Masa pemeliharaan setelah penyerahan pertama ( Provesioanal Hand Over Pho ), selama 3-6 bulan. Setelah masa pemeliharaan berakhir ( Penyerahan Akhir Atau Final Hand Over Fho )
64
5.1 Pengertian dan fungsi penjadwalan ( Scheduling ) dan Pengendalian ( controlling ) 5.2 Jenis-jenis Penjadwalan ( Diagram Balok, Kurva S, dan Jaringan Kerja ) 5.3 Jenis-jenis pengendalian ( Waktu dan Biaya, Kualitas, Rekayasa Nilai, dan Audit )
65
Perencanaan kegiatan pelaksanaan Memuat urutan dan wakt kegiatan Agar pelaksanaan pembangunan efektif dan efisien Sebagai pedoman & tolak ukur pelaksanaan
B. Pengendalian ( Controling ) Upaya mempertahankan laju pelaksanaan proyek Mencangkup : 1) Pemantauan kegiatan, 2) pengukuran dan evaluasi 3) tidakan perbaikan, dan 4) koordinasi dan Komunikasi Agar pelaksanaan tidak menyimpang dari segi waktu, kuantitas dan kualitas.
Jenis-jenis penjadwalan 1) diagram balok ( Bar Chart Atau Gant Chart ) 2) kurva S ( S Curve ) 3) jaringan kerja ( Net Works, Pert & CPM)
Jenis-jenis pengendalian 1) pengendalian waktu & biaya 2) pengendalian kualitas ( Quality Control ) 3) Rekayasa Nilai ( Value Engineering ) 4) Audit
66
Aspek penting dala, perencanaan, yang akan menjamin pencapaian tujuan . keberhasilan proyek Mendeteksi apa yang harus dilaksanakan, kapan mulainya dan kapan diharapkan selesainya Membantu memantau/ memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan proyek
SISITEM PENJADWALAN Diagram balok ( Bar Chart atau Gantt Charts ) Penjadwalan batu tonggak ( Milestone Chart ) Diagram S atau kurva S Jaringan kerja ( Net Work ) : Pert / CPM ( Program Evaluasiand Review Technique / critical Path Method )
BAR CHART
Paling sederhana, pembuatan mudah Mudah dimengerti Untuk proyek kecil/tidak rumit Kekurangan Hubungan antara kegiatan tidak tampak Indicator pelaksanaan kritis tidak tampak Sulit mengecek ketepatannya
67
68
69
KURVA S
Krva / lengkung menggambarkan hubungan antara kumulatif biaya yang digunakanatau persentase ( % ) penyelesaian pekerjaan dengan arameter waktu. Sumbu-x : kumulatif biaya/presentasi Sumbu-y : waktu penyelesaian pekerjaan
FUNGSI Alat pemantau / pemonitor kemajuan pekerjaan Alat pengendalian dalam pelaksanaan proyek.
PROSEDUR PEMBUATAN 1) Menyusun pokok-pokok item pekerjaan 2) Menyusun daftar volume / biaya tiap item 3) Membuat urutan logis tiap item pekerjaan dan lama waktu pekerjaan 4) Menyusun nilai bobot ( biaya ) dan nilai bobot 5) Mengeplot titik-titik tersebut dan akan diperoleh kurva S
70
71
JARINGAN KERJA
( Network )
PENGERTIAN
penyempurnaan dari metode diagram balok ( Bar Chart ) pelaksanaan proyek diuraikan dalam kegiatan-kegiatan ( activities ) rangkaian kegiatan, menggambar urutan dan waktu kegiatan dapat memperkirakan jadwal paling ekonomis popular dengan nama methode pert/cpm ( program evaluation and review technique/ critical path method ) atau metoda lintas kritis, dan metode preseden diagram ( Precedent Diagram method, PDM )
PROSES PENYUSUNAN 1) Identifikasi tentukan komponen-komponen kegiatan proyek 2) Susun urutan tiap komponen kegiatan berdasarkan logika jaringan kerja. 3) Perkirakan kurun waktu masing-masing kegiatan 4) Idenyifikasi jalur kritis dan waktu penyelesaian proyek 5) Tingkatkan dayaguna dan hasilguna sumber daya ( Iman Soeharto, 1995 )
72
TERMINOLOGI ( PERISTILAHAN )
Kegiatan ( Activity ) : ssuatu pekerjaan tertentu yang merupakan komponen dari konstruksi atau proyek ( missal : pasang pondasi, pengecoran kolom, pasang kuda-kuda. Kejadian ( Event ) : hasil dari suatu kegiatan ( Activity) atau pekerjaan tertentu ( missal pondasi, , kolom, kuda-kuda, dll ) Node : titik simpul Es ( Earlist Finish Time ) : waktu paling akhir kegiatan boleh mulai Ls ( Latest Allowable Start Time ) : waktu selesai paling akhir kegiatan boleh selesai Ef ( Earlist Finish Time ) : waktu selesai paling awal suatu kegiatan Lf ( Latest Allowable Finish Time ) : waktu paling akhir kegiatan boleh selesai D ( Duration ) : kuru waktu suatu kegiatan Tl ( Total Flat ) : Float total, selisih antara Lf Dan Ef serta Ls dan Es : Lf Ef Ls- Es : Slack : jumlah wakru yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.
CARA PENGGAMBARAN NETWORK Dilakukan dengan symbol-simbol terdiri dari panah ( Arrow ) dan simpul ( Node ) 1. Model AOA ( Activity On Arrow ) : kegiatan digambarkan sebagai anak panah 2. Model AON ( Activity On Node ) : kegiatan digambarkan sebagai simpul. Untuk part / CPM biasanya menggunakan model AOA.
73
JALUR KRITIS (Critical Path) o Lintasan kegiatan-kegiatan dengan float total sama dengan nol ( Tl = 0 ) o Jalur terpanjang melewati jaringan kerja yang menentukan total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek o Perubahan waktu penyelesaian proyek.
74
PENGENDALIAN PROYEK
ALASAN PERLUNYA PENGENDALIAN KINERJA Timbulnya masalah teknis tak terduga Sumberdaya tak mencukupi saat dibutuhkan Adanya kesulitan teknis yang tak teratasi Terjadinya masalah kualitas & reabilitas Perubahan dalam spesifikasi Timbulnya kesulitan antar fungsional Terobosan teknologi yang berpengaruh pada proyek
BIAYA Kesulitan teknis yang memerlukan tambahan biaya Meninggkatnya lingkup proyek Awal estimatis atau penawaran yang terlalu rendah Laporan yang buruk dan lambat Penganggaran yang tidak memadai Tindakan perbaikan / koreksi tidak segera dilakukan Terjadinya perubahan input harga
WAKTU Kesulitan teknis memerlukan waktu penyelesaian lebih lama Awal perkiraan waktu terlalu optimistik Urutan pekerjaan tidak benar Pasokan material, tenaga dan peralatan tak terpenuhi saat diperlukan Pekerjaan pendahuluan yang diperlukan tidak lengkap Permintaan perubahan pekerjaan yang memerluksn pekerjaan ulang Perubahan peraturan pemerintah
75
REKAYASA NILAI ( Value Engineering ) usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yakni mengidentifikasi fungsi produk atau jasa dengan tujuan memenuhi fungsi diperlukan serta biaya terrendah menekankan pada pengurangan biaya sejauh mungkin dengan tetap memelihara kualitas dan reabilitas mencari hubungan antara fungsi yang sesungguhnya terhadap biaya yang diperlukan rekayasa nilai membantu membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan tidak diperlukandan mengembangkan alternative sesuai kebutuhan dengan biaya terendah.
76
AUDIT PROYEK
merupakan bentuk lain pengendalian dengan mengevaluasi kegiatan setelah seluruh atau sebagian proyek selesai terdiri atas langkah-langkah sistematis dan logis dengan pengkajian yang obyektif memerlukan bukti-bukti pendukung dan criteria sebagai tolak ukur untuk perbandingan dari kegiatan audit kemudian dibuat kesimpulan dan opini, serta disusun dalam bentuk laporan.
77