Lakon Remaja Percakapan Suatu Sore

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Lakon Remaja

PERCAKAPAN, PADA SUATU SORE


Adaptasi Cerpen LELAKI SEJATI karya Putu Wijaya oleh Yussak Anugrah

1 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

Dramatic Personae
IBU, usia sekira 45 tahun. Menghidupi diri dengan membuat selimut kapas (bed cover), pesanan dari kota. DARA, usia sekira 17 tahun. Siswi kelas 2 SMA.

2 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

SORE, DI BERANDA NAMPAK IBU TENGAH KHUSUK MENJAHIT POTONGAN KAIN BERPOLA PADA DAKRON YANG TERHAMPAR DI DEPANNYA. DAKRON TERSEBUT TERENTANG OLEH TIGA KAKI-KAKI MEJA. BILA SELESAI NANTI AKAN MENJADI SEBUAH BED COVER BUATAN TANGAN YANG LUAR BIASA INDAH. SEBAGAI PENGRAJIN SELIMUT KAPAS, TANGAN IBU LINCAH MEMAINKAN JARUM DI TANGAN MENYATUKAN DUA KAIN BERPOLA YANG MENGHIMPIT DAKRON DI TENGAHNYA. DARA, SEDARI PULANG SEKOLAH JUGA TERLIHAT MEMBANTU IBUNYA DENGAN MENGGAMBAR DENGAN POLA YANG SUDAH TERSEDIA DAN KEMUDIAN MEMOTONG KAIN TERSEBUT. TAMPAKNYA DARA TIDAK TERLALU MENIKMATI PEKERJAANNYA ITU, TERLIHAT SESEKALI IA MEMBACA BUKU, LALU MELANJUTKAN PEKERJAAN SETELAH MENDENGAR IBUNYA BERDEHEM. SETELAH AGAK LAMA DISIKSA GELISAH, AKHIRNYA DARA MEMBERANIKAN DIRI UNTUK BERTANYA. DARA Ibu, lelaki sejati itu seperti apa? IBU TERKEJUT. IA MEMANDANG TAKJUB PADA ANAK YANG DI LUAR PENGAMATANNYA SUDAH MENJADI GADIS JELITA ITU. TERPESONA, KARENA WAKTU TAK MAU MENUNGGU. RASANYA BARU KEMARIN ANAK ITU MASIH NGOMPOL DI SAMPINGNYA SEHINGGA KASUR BERBAU PESING. TIBA-TIBA SAJA KINI IA SUDAH MENJADI PEREMPUAN YANG PUNYA BANYAK PERTANYAAN. SEPASANG MATA YANG DULU SERING BELEKAN ITU, SEKARANG BAGAI SOROT LAMPU MOBIL PADA MALAM GELAP. SINARNYA BEGITU TAJAM. SEKELILINGNYA JADI IKUT MEMANTULKAN CAHAYA. NAMUN JALAN YANG ADA DI DEPAN HIDUNGNYA SENDIRI, YANG SEDANG IA TEMPUH, NAMPAK MASIH BERKABUT. HIDUP MEMANG SEBUAH RAHASIA BESAR YANG TAK HANYA DIALAMI DALAM CERITA DI DALAM PENGALAMAN ORANG LAIN, KARENA HARUS DITEMPUH SENDIRI. IBU Kenapa kamu menanyakan itu, anakku? DARA Sebab aku ingin tahu. IBU Dan sesudah tahu? DARA Aku tak tahu. WAJAH DARA MENJADI MERAH. IBUNYA PAHAM KARENA IA PUN PERNAH MUDA DAN INGIN MENANYAKAN HAL YANG SAMA KEPADA IBUNYA, TETAPI TIDAK BERANI. WAKTU ITU PERASAAN TIDAK PERNAH DIBICARAKAN,
3 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

APALAGI YANG MENYANGKUT CINTA. KALAUPUN DICOBA, JAWABAN YANG MUNCUL SERING MENYESATKAN. KARENA ORANG TUA CENDERUNG MENYEMBUNYIKAN RAHASIA KEHIDUPAN DARI ANAK-ANAKNYA YANG DIANGGAP BELUM CUKUP SIAP UNTUK MENGALAMI. KINI SEGALANYA SUDAH BERUBAH. ANAK-ANAK INGIN TAHU TAK HANYA YANG HARUS MEREKA KETAHUI, TETAPI SEMUANYA. TERMASUK YANG DULU TABU. MEREKA SENANG PADA BAHAYA. SETELAH MENARIK NAFAS, IBU MENGHAMPIRI DARA DAN MENGUSAP KEPALA DARA SAMBIL BERBISIK. IBU Jangan malu, anakku. Sebuah rahasia tak akan menguraikan dirinya, kalau kau sendiri tak penasaran untuk membukanya. Sebuah rahasia dimulai dengan rasa ingin tahu, meskipun sebenarnya kamu sudah tahu. Hanya karena kamu tidak pernah mengalami sendiri, pengetahuanmu hanya menjadi potret asing yang kamu baca dari buku. Banyak orang tua menyembunyikannya, karena pengetahuan yang tidak perlu akan membuat hidupmu berat dan mungkin sekali patah lalu berbelok sehingga kamu tidak akan pernah sampai ke tujuan. Tapi ibu tidak seperti itu. Ibu percaya zaman memberikan kamu kemampuan lain untuk menghadapi bahaya-bahaya yang juga sudah berbeda. Jadi ibu akan bercerita. Tetapi apa kamu siap menerima kebenaran walaupun itu tidak menyenangkan? DARA Maksud Ibu? IBU Lelaki sejati anakku, mungkin tidak seperti yang kamu bayangkan. DARA Kenapa tidak? IBU Sebab di dalam mimpi, kamu sudah dikacaukan oleh bermacam-macam harapan yang meluap dari berbagai kekecewaan terhadap laki-laki yang tak pernah memenuhi harapan perempuan. Di situ yang ada hanya perasaan keki. DARA Apakah itu salah? IBU Ibu tidak akan bicara tentang salah atau benar. Ibu hanya ingin kamu memisahkan antara perasaan dan pikiran. Antara harapan dan kenyataan. DARA Aku selalu memisahkan itu. Harapan adalah sesuatu yang kita inginkan terjadi yang seringkali bertentangan dengan apa yang kemudian ada di depan mata. Harapan menjadi ilusi, ia hanya bayang-bayang dari hati. Itu aku mengerti sekali. Tetapi apa salahnya bayangbayang? Karena dengan bayang-bayang itulah kita tahu ada sinar matahari yang menyorot, sehingga berkat kegelapan, kita bisa melihat bagian-bagian yang diterangi cahaya, hal-hal yang nyata yang harus kita terima, meskipun itu bertentangan dengan harapan.
4 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

IBU TERSENYUM. IBU Jadi kamu masih ingat semua yang ibu katakan? DARA Kenapa tidak? IBU Berarti kamu sudah siap untuk melihat kenyataan? DARA Aku siap. Aku tak sabar lagi untuk mendengar. Tunjukkan padaku bagaimana laki-laki sejati itu. IBU MEMEJAMKAN MATA. SEAKAN-AKAN MENGUMPULKAN SELURUH UNSUR YANG BERSERAKAN DI MANA-MANA, UNTUK MEMBANGUN SEBUAH SOSOK YANG JELAS DAN NYATA. IBU Laki-laki yang sejati, anakku, adalah DARA Adalah? (MENGHAMPIRI IBU) IBU Adalah seorang laki-laki yang sejati. DARA Ah, Ibu jangan ngeledek begitu, aku serius, aku tak sabar. IBU Bagus, Ibu hanya berusaha agar kamu benar-benar mendengar setiap kata yang akan ibu sampaikan. Jadi perhatikan dengan sungguh-sungguh dan jangan memotong, karena laki-laki sejati tak bisa diucapkan hanya dengan satu kalimat. Laki-laki sejati anakku, (lanjut ibu sambil memandang ke depan, seakan-akan ia melihat laki-laki sejati itu sedang melangkah di udara menghampiri penjelmaannya dalam kata-kata) laki-laki sejati adalah DARA Laki-laki yang perkasa?! IBU Salah! Kan barusan Ibu bilang, jangan menyela! Laki-laki disebut laki-laki sejati, bukan hanya karena dia perkasa! Tembok beton juga perkasa, tetapi bukan laki-laki sejati hanya karena dia tidak tembus oleh peluru tidak goyah oleh gempa tidak tembus oleh garukan

5 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

tsunami, tetapi dia harus lentur dan berjiwa. Tumbuh, berkembang bahkan berubah, seperti juga kamu. DARA O ya? IBU Bukan karena ampuh, bukan juga karena tampan laki-laki menjadi sejati. Seorang lelaki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena tubuhnya tahan banting, karena bentuknya indah dan proporsinya ideal. Seorang laki-laki tidak dengan sendirinya menjadi laki-laki sejati karena dia hebat, unggul, selalu menjadi pemenang, berani dan rela berkorban. Seorang laki-laki belum menjadi laki-laki sejati hanya karena dia kaya-raya, baik, bijaksana, pintar bicara, beriman, menarik, rajin sembahyang, ramah, tidak sombong, tidak suka memfitnah, rendah hati, penuh pengertian, berwibawa, jago bercinta, pintar mengalah, penuh dengan toleransi, selalu menghargai orang lain, punya kedudukan, tinggi pangkat atau punya karisma serta banyak akal. Seorang laki-laki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena dia berjasa, berguna, bermanfaat, jujur, lihai, pintar atau jenius. Seorang laki-laki meskipun dia seorang idola yang kamu kagumi, seorang pemimpin, seorang pahlawan, seorang perintis, pemberontak dan pembaru, bahkan seorang yang arif-bijaksana, tidak membuat dia otomatis menjadi laki-laki sejati! DARA Kalau begitu apa dong? IBU Seorang laki-laki sejati adalah seorang yang melihat yang pantas dilihat, mendengar yang pantas didengar, merasa yang pantas dirasa, berpikir yang pantas dipikir, membaca yang pantas dibaca, dan berbuat yang pantas dibuat, karena itu dia berpikir yang pantas dipikir, berkelakuan yang pantas dilakukan dan hidup yang sepantasnya dijadikan kehidupan. IBU KEMBALI KE TEMPAT DIA MENJAHIT. DARA Hanya itu? IBU Seorang laki-laki sejati adalah seorang laki-laki yang satu kata dengan perbuatan! DARA Orang yang konsekuen? IBU Lebih dari itu! DARA Seorang yang bisa dipercaya? IBU Semuanya!

6 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

DARA TERPESONA DARA Apa yang lebih dari yang satu kata dan perbuatan? Tulus dan semuanya? Ahhhhh! (Dara memejamkan mata, seakan-akan mencoba membayangkan seluruh sifat itu mengkristal menjadi sosok manusia dan kemudian memeluknya. Ia menikmati lamunannya sampai tak sanggup melanjutkan lagi ngomong. Dari mulutnya terdengar erangan kecil, kagum, memuja dan rindu. Ia mengalami orgasme batin) Ahhhhhhh... (Gumannya terus seperti mendapat tusukan nikmat). Aku jatuh cinta kepadanya dalam penggambaran yang pertama. Aku ingin berjumpa dengan laki-laki seperti itu. Katakan di mana aku bisa menjumpai laki-laki sejati seperti itu, Ibu? (Ibu tidak menjawab. Dia hanya memandang anak gadisnya seperti kasihan lalu meneruskan pekerjaannya) Di mana aku bisa berkenalan dengan dia? IBU Untuk apa? DARA Karena aku akan berkata terus-terang, bahwa aku mencintainya. Aku tidak akan malu-malu untuk menyatakan, aku ingin dia menjadi pacarku, mempelaiku, menjadi bapak dari anakanakku, cucu-cucu Ibu. Biar dia menjadi teman hidupku, menjadi tongkatku kalau nanti aku sudah tua. Menjadi orang yang akan memijit kakiku kalau semutan, menjadi orang yang membesarkan hatiku kalau sedang remuk dan ciut. Membangunkan aku pagi-pagi kalau aku malas dan tak mampu lagi bergerak. Aku akan meminangnya untuk menjadi suamiku, ya aku tak akan ragu-ragu untuk merayunya menjadi menantu Ibu, penerus generasi kita, kenapa tidak, aku akan merebutnya, aku akan berjuang untuk memilikinya. (Dada dara turun-naik) Apa salahnya sekarang wanita memilih laki-laki untuk jadi suami, setelah selama berabadabad kami perempuan hanya menjadi orang yang menunggu giliran dipilih? Perempuan muda itu membuka matanya. Bola mata itu berkilat-kilat. Ia memegang tangan ibunya. Katakan cepat Ibu, di mana aku bisa menjumpai laki-laki itu? (Ibu menarik nafas panjang. Dara terkejut) Kenapa Ibu menghela nafas sepanjang itu? IBU Karena kamu menanyakan sesuatu yang sudah tidak mungkin, sayang. DARA
7 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

Apa? Tidak mungkin? IBU Ya. DARA Kenapa? IBU Karena laki-laki sejati seperti itu sudah tidak ada lagi di atas dunia. DARA Oh...(terkejut). DARA Sudah tidak ada lagi? IBU Sudah habis. DARA Ya Tuhan, habis? Kenapa? IBU Laki-laki sejati seperti itu semuanya sudah amblas, sejak ayahmu meninggal dunia. DARA MENUTUP MULUTNYA YANG TERPEKIK KARENA KECEWA. DARA Sudah amblas? IBU (Sambil Terus Menjahit) Ya. Sekarang yang ada hanya laki-laki yang tak bisa lagi dipegang mulutnya. Semuanya hanya pembual. Aktor-aktor kelas tiga. Cap tempe semua. Banyak laki-laki yang kuat, pintar, kaya, punya kekuasaan dan bisa berbuat apa saja, tapi semuanya tidak bisa dipercaya. Tidak ada lagi laki-laki sejati anakku. Mereka tukang kawin, tukang ngibul, semuanya bakul jamu, tidak mau mengurus anak, apalagi mencuci celana dalammu, mereka buas dan jadi macan kalau sudah dapat apa yang diinginkan. Kalau kamu sudah tua dan tidak rajin lagi meladeni, mereka tidak segan-segan menyiksa dan menggebuki kaum perempuan yang pernah menjadi ibunya. Tidak ada lagi laki-laki sejati, anakku. Jadi kalau kamu masih merindukan laki-laki sejati, kamu akan menjadi perawan tua. Lebih baik hentikan mimpi yang tak berguna itu. DARA TERMENUNG. MUKANYA NAMPAK SANGAT MURUNG. DARA Jadi tak ada harapan lagi, gumamnya dengan suara tercekik putus asa. Tak ada harapan lagi. Kalau begitu aku patah hati. IBU Patah hati?
8 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

DARA Ya. Aku putus asa. IBU Kenapa mesti putus asa? DARA Karena apa gunanya lagi aku hidup, kalau tidak ada laki-laki sejati? IBU KEMBALI MENGUSAP KEPALA ANAK PEREMPUANNYA, LALU TERSENYUM. IBU Kamu terlalu muda, terlalu banyak membaca buku dan duduk di belakang meja. Tutup buku itu sekarang dan berdiri dari kursi yang sudah memenjarakan kamu itu. Keluar, hirup udara segar, pandang lagit biru dan daun-daun hijau. Ada bunga bakung putih sedang mekar beramai-ramai di pagar, dunia tidak seburuk seperti yang kamu bayangkan di dalam kamarmu. Hidup tidak sekotor yang diceritakan oleh buku-buku dalam perpustakaanmu meskipun memang tidak seindah mimpi-mimpimu. Keluarlah anakku, cari seseorang di sana, lalu tegur dan bicara! Jangan ngumpet di sini! DARA Aku tidak ngumpet! IBU Jangan lari! DARA Siapa yang lari? IBU Mengurung diri itu lari atau ngumpet. Ayo keluar! DARA Keluar ke mana? IBU Ke jalan! (Ibu menunjuk ke arah jalan). Bergaul dengan masyarakat banyak. DARA TERMANGU DARA Untuk apa? Dalam rumah kan lebih nyaman? IBU
9 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

Kalau begitu kamu mau jadi kodok kuper! DARA Tapi aku kan banyak membaca? Aku hapal di luar kepala sajak-sajak Kahlil Gibran! IBU Tidak cukup! Kamu harus pasang omong dengan mereka, berdialog akan membuat hatimu terbuka, matamu melihat lebih banyak dan mengerti pada kelebihan-kelebihan orang lain. DARA MENGGELENG. DARA Tidak ada gunanya, karena mereka bukan laki-laki sejati. IBU Makanya keluar. Keluar sekarang juga! DARA Keluar? IBU Ya. DARA TERCENGANG, SUARA IBU MENJADI KERAS DAN MEMERINTAH. IBU Matahari sore terhalang awan tipis tetapi itu justru menolong matahari tropis yang garang untuk menjadi bola api yang indah. Dalam bulatan yang hampir sempurna, merahnya menyala namun lembut menggelincir ke kaki langit. SILUET SEEKOR BURUNG ELANG NAMPAK JAUH TINGGI MELAYANG-LAYANG MENGINCAR SASARAN. WAJAH DARA TETAP KOSONG. DARA Aku tidak memerlukan matahari, aku memerlukan seorang laki-laki sejati, bisiknya. IBU Makanya keluar dari rumah dan lihat ke jalanan! DARA Untuk apa? IBU Banyak laki-laki di jalanan. Tangkap salah satu. Ambil yang mana saja, sembarangan dengan mata terpejam juga tidak apa-apa. Tak peduli siapa namanya, bagaimana tampangnya, apa pendidikannya, bagaimana otaknya dan tak peduli seperti apa perasaannya. Gaet sembarang laki-laki yang mana saja yang tergapai oleh tanganmu dan jadikan ia teman hidupmu! (Hampir saja ia mau protes. Tapi ibu segera memotong)

10 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

Asal, lanjut ibunya dengan suara lirih namun tegas, asal, ini yang terpenting anakku, asal dia benar-benar mencintaimu dan kamu sendiri juga sungguh-sungguh mencintainya. Karena cinta, anakku, karena cinta dapat mengubah segala-galanya. Dan lebih dari itu, (Lanjut Ibu Sebelum Anaknya Sempat Membantah) lebih dari itu anakku, (Dengan Suara Yang Lebih Lembut Namun Semakin Tegas) karena seorang perempuan, anakku, siapa pun dia, dari mana pun dia, bagaimana pun dia, setiap perempuan, setiap perempuan anakku, dapat membuat seorang lelaki, siapa pun dia, bagaimana pun dia, apa pun pekerjaannya bahkan bagaimana pun kalibernya, seorang perempuan dapat membuat setiap lelaki menjadi seorang laki-laki yang sejati! ***

SELESAI

11 | Lakon Remaja Percakapan Pada Suatu Sore karya Yussak Anugrah

Anda mungkin juga menyukai