Moral Bangsa Indonesia
Moral Bangsa Indonesia
Moral Bangsa Indonesia
Puji sukur panjatkan kepada Allah SWT, yang atas rahmatnya maka saya dapat menyelesaikan makalah mengenai "Moralitas Bangsa Indonesia Saat Ini" Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratann untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Pada penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan baik pada teknis maupun pada penulisan materi, mengingat kemampuan yang dimiliki oleh saya. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini saya berterima kasih sebesar besarnya kepada semua pihak yang berperan menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap agar Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada semua pihak yang ikut membantu proses penyelesaian makalah ini, terima kasih.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH Kondisi moral bangsa Indonesia saat ini sudah mulai mengkhawatirkan. Bayak para remaja yang sebenernya berfungsi sebagai tiang bangsa, justru malah melupakan pentingnya kaidah dan norma yang ada, sehingga menyebkan rusaknya moral bangsa Indonesia. Mereka sudah benar benar melupakan sesuatu yang seharusnya mereka tanam sejak dini, karena mereka merupaka cerminan bangsa. Kerusakan moral Indonesia bukan semata mata masalah pemerintah. Di sisi lain pemerintah yang ada saat ini terlihat seakan akan tidak terlalu memperdulikan masalah moral bangsa Indonesia, seolah olah pemerintah hanya foukus dalam urusan menaikan mutu pendidikan melalui perbaikan perbaikan standar nilai, pemerintah tidak melihat bagaimana kondisi moral peserta didik. Karena sesungguhnya tidak hanya intelektual bangsa yang harus dikembangkan, namun moral juga harus ikut berkembang. Instansi sekolah seakan akan hanya sebagai hiasan saja, karena sesungguhnya seharusnya sekolah tidak hanya bertugas untuk meningkatkan mutu otak bangsa, tetapi mutu hati juga harus ikut ditingkatkan.
RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu moral? 2. Bagaimana kondisi moral bangsa Indonesia saat ini? 3. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan moral? 4. Bagaimana pendidikan moral memperbaiki moral bangsa Indonesia? 5. Bagaimana Indonesia? TUJUAN pemerintah dalam menghadapi kemerosotan moral bangsa
1. Mengetahui apa itu moral 2. Mengetahui kondisi remaja saat ini dan masalah apa yang ditimbulkan 3. Dapat menentukan solusi yang tepat untuk menangani permasalahan kemerosotan moral bangsa
LANDASAN TEORI
MORAL Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yaitu mores, mores itu sendiri berarti kebiasaan atau cara hidup. (Gunarasa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur perilaku individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara eksplisit adalah berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implicit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan dalam kehidupan, manusia harus memiliki moral jika ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral itu sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Di dalam moral terdapat tingkah laku, perbuatan, dan ucapan seseorang dalam menjalankan interaksi dengan individu lain. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima dan mampu menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat. Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal keyakinan serta sikap batin dan bukan hanya sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa
hukum Negara, hukum agama atau hukum adat istiadat. Selanjutnya dikatakan, bahwa criteria mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri. Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada pengertian baik dan buruk. Moral lah yang membedakan manusia dengan mahluk tuhan yang lain. Moral adalah realisasi dari kepribadian pada umumnya, di dalam dunia Islam moral identik dengan ahlak, dimana kata ahlak berasal dari bahasa Arab khulqun yang berarti budi pekerti. Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban untuk melakukan sesuatu atau keharusan untuk meninggalkan perbuatan perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar norma norma kehidupan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersopan santun. Dalam kamus filsafat terdapat beberapa definisi dari moral, yang diantaranya adalah sebagai berikut: Memiliki kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keibsyafan benar atau salah, kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah kaidah perilaku nilai benar atau salah. Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan individu lain. Menyangkut kegiatan kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, dan tepat atau tidak tepat. Sesuai dengan kaidah kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap adil dan pantas.
PEMBAHASAN
Kerusakan moral Indonesia sudah melewati tahap yang sangat membahayakan, karena kerusakan moral tersebut sudah masuk segala bidang dan terjadi di hamper seluruh komponen bangsa, baik penyelenggara Negara maupun masyarakat umum. Disini kita menyaksikan fenomena sekaligus tragedy yang sungguh berseberangan dnegan suasana keagamaan. Dengan mudahnya kita bisa menyaksikan perilaku pejabat pemerintah atau sekelompok orang yang tidak mau tahu dengan segala bingkai moral. Pelanggaran moral baginya dirasa enteng saja, meskipun pesan pesan agama yang sering didengarnya mengecam perbuatan tersebut. Sekecil apapun pelanggaran moral akan merapuhkan sendi sendi kehidupan tanah air Indonesia. Apa sebenarnya penyebab rapuhnya moral masyarakat Indonesia?
A. MEDIA ELEKTRONIK DAN MORAL BANGSA Tidak dapat kita pungkiri, kemajuan teknologi semakin pesat, khususnya teknologi di bidang informasi seperti televisi, internet dan lain sebagainya. Kemajuan teknologi ini tidak hanya mengubah gaya hidup masyarakat, akan tetapi telah mengubah cara pandang dan paradigma masyarakat terhadap segala sesuatu. Segala sendi kehidupan yang ada dalam masyarakat tidak luput dari campur tangan teknologi. Secara objektif, sebenarnya televise memberikan dampak negative dan memberikan dampak positive kepada masyarakat. Salah satu contoh dampak positif dari televise, dengan adanya televise, kita dapat mendapatkan berbagai macam informasi dari seluruh penjuru dunia dengan lebih jelas dibandingkan media cetak. Adapun, satu hal yang terkadang kita kurang menyadarinya, bahwa televise sering memberikan dampak negative, khususnya bagi anak anak. Pengaruh televise kepada jiwa anak sangatlah signifikan, apabila televise menyangkan sesuatu yang tidak mendidik moral anak, maka
perilaku anak yang menontonnya akan mudah terkontaminasi dengan apa yang disaksikannya di layar kaca. Dalam ilmu pendidikan terdapat tiga teori dasar yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu: 1. Nativisme Teori yang mengatakan bahwa manusia tergantung gen yang dibawa dari orang tuanya. 2. Impirisme Teori yang mengatakan bahwa manusia sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. 3. Konvergensi Penggabungan antara nativisme dan impirisme. Dan jika kita lihat dari disipli ilmu psikologi perkembangan, ada dua factor utama yang mempengaruhi perkembangan moral seseorang, yaitu factor hereditas (keturunan), dan factor lingkungan, Akan tetapi yang paling dominan disini adalah factor lingkungan. Untuk anak anak, kecenderungan meniru. Moralnya bisa menjadi buruk dan juga menjadi baik tergantung denagn apa yang disaksikan dihadapan mata. Jika yang dia liat sehari harinya adalah sinetron, maka jangan salahkan anak kalau dia senang menghabiskan waktu pacaran di masa kanak kanaknya. Dengan pacaran, konsentrasi anak akan terganggu, sehingga akan menghambat perkembangan kogntif, afektif, dan psikomotoriknya. Tayangan televise saat ini dinilai hanya mementingkan nilai komersil, tanpa memikirkan nilai edukasi. Karenanya, Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) Bersama Komisi Penyiaran Indonesia melakukan pengawasan ketat terhadap siaran siaran televise saat ini. Hasilnya, Berdasarkan hasil survey, 13,3% atau 10 dari 75 tayangan televise Indonesia bermasalah. Tayangan itu dinilai dapat merusak moral bangsa jika terus menurus dipertontonkan kepada masyarakat. Kata Menkominfo Tifatul Sembiring. Banyaknya tayangan televise yang tidak layak dan dapat merusak
moral bangsa seperti tayangan infotaiment, reality show, yang menampilkan tayangan tayangan yang tidak senonoh, film film yang menampakan aurat perempuan dan cerita yang mengumbar aib seseorang. Tayangan tayangan televise tersebut tidak memiliki kualitas, dan hanya menanamkan hal buruk pada pola piker masyarakat, sehingga menyebabkan menurunnya kualitas moral bangsa. Bagaimana kita bisa membangun moral bangsa yang baik, jika yang kita tonton hanyalah sesuatu berbau mistis dan erotis. Ini akan mengkikis budaya timur kita. Jika kita dapat mengindari televise yang seringkali menampilkan tayangan tayangan tak mendidik dan tidak mencerminkan nilai nilai kepribadian bangsa, seperti sinetron, acara mistis, dan sebagainya, maka moral kita secara otomatis akan terhindar dari degadrasi moral dan penetrasi budaya yang buruk yang sengaja diselipkan dalam tayangan tayangan televisi yang tidak mencerminkan nilai nilai kesopanan sebagaimana yang telah dijunjung oleh bangsa Indonesia. Sehingga dari itu diharapkan dapat membentuk dan memperbaiki moral bangsa yang hari ini masih terpuruk.
B. PENDIDIKAN DAN MORAL BANGSA Dalam dunia pendidikan Indonesia, guru memiliki peran ganda bahkan multifungsi. Mereka dituntut tidak hanya sebagai pengajar yang mentrasfer ilmu, tetapi juga sebagai pendidik yang menanamka nilai nilai budaya, orang tua kedua serta penjaga moral bagi anak didiknya. Hal ini terkait dengan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Selain kompetensi akademik dan pengelolaan proses belajar mengajar, guru juga perlu memiliki kompetensi personal. Kompetensi personal ini meliputi memiliki kepribadian yang stabil, berahlak mulia dan menjadi teladan bagi para peserta didiknya. Tanpa disadari oleh guru, mereka adalah panutan dan figure bagi anak didik dalam mencapai kemadirian dan kedewasaan.
Malangnya, dunia pendidikan kita telah banyak kehilangan idealismenya. Sekolah mahal berlabel unggulan, sudah menjadi hak eksklusif masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang kuat. Nilai UN digunakan sebagai ajang promosi bagi para pejabat. Beberapa daerah berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui tingkat kelulusan 100% yang dilakukan dengan berbagai cara, dan beberapa diantaranya tidak terpuji, seperti melonggarkan pengawasan dalam ujian, dan jika perlu guru membagikan jawaban kepada peserta ujian. Saat saat tes yang dihadapi dari jenjang SD sampai perguruan tinggi selalu saja terbuka kesempatan untuk bekerja sama dan saling memberik contekan. Beberapa waktu yang lalu suatu surat kabar melansir saat ujian sertifikasi guru telah ditemukan ribuan ijazah palsu. Berita ini sangat membuat sedih kita semua, guru yang sering dijadikan sosok digugu dan ditiru melakukan hal yang bertentangan dengan moral. Bagaimana kondidisi anak didik yang berada dibawah asuhan guru guru tidak terpuji ini? Dalam peribahasa disebutkan guru kencing berlari, murid kencing berdiri. Pantaslah kiranya saat ini bangsa Indonesia sulit mencari pegawai, kasir, partner bisnis, bahkan calon pemimpin yang jujur. Kalopun ada pemimpin yang jujur, orang orang disekelilingnya tidak jujur sehingga mengahmbat kinerja sang pemimpin. Ada kasus calon wakil rakyat berijazah palsu, suatu bukti degradasi moral yang sangat meprihatinkan. Peningkatan mutu pendidikan di tanah air tidak bisa dilepaskan dari eksistensi guru itu sendiri, cita cita pendidikan kita untuk membentuk manusia seutuhnya tidak dapat lepas dari campur tangan guru. Tapi sesungguhnya sosok guru tidak hanya kita jumpai di lembaga sekolah, orang tua adalah pendidik, guru yang pertama dan utama bagi anak anaknya. Demikian pula dengan masyarakat, para ulama, bahkan pemerintah, kita semua pada hakikatnya adalah guru. Jadi, memiliki kompetensi moral yang baik adalah suatu kewajiban bagi individu yang ingin mewujudkan cita cita bangsa.
Bila komponen bangsa ini mau interopeksi diri, maka dari pemerintah, pejabat, hingga masyarakat hendaknya berani mengakui kesalahan dan kekeliruannya. Dan yang lebih penting adalah memperbaiki diri, bertobat dan melakukan aktivitas yang lebih baik dari hari kemarin.
C. PEJABAT DAN MORAL BANGSA Nampaknya apa yang dikatakan sejarawan abad ke 17, Edward Gibbon dalam The History Of The Decline and Fall Of the Rome mulai sangat Nampak di negri ini. Ia mengatakan kemerosotan moral dengan gejala hidup mewah dan berlebihan itulah penyebab utama hancurnya suatu Negara. Gejala itu nampaknya sudah mengkristal menjadi gumpalan akumulasi Negara. JIka melihat pola hidup para pejabat dan kaum elit Negara ini maka tentu yang terbayang di benak kita adalah kesan kemewahan yang sangat, gaya hidup yang lebih mementingkan libido duniawi. Bagaimana tidak, bagi kita tentunya tidak lah sulit untuk menemukan jamur gaya hidup mewah pejabat negri ini. Logika yang mereka pakai adalah semakin tinggi fasilitas berbanding lurus dengan kualitas hasil kerja. Pada tataran konsepsi teoritis memang hal itu bisa dibenarkan, tapi jika kita bumi-kan pada tataran praktis makan jawabannya akan lain. Karena banyak pejabat negri kita yang dengan sekian lengkap fasilitasnya tetapi tetap mandul, baik produktifitas, etos ataupun elan kerjanya. Ada dua hal substansial yang menyebabkan Indonesia terpuruk, yaitu system pengelolaan Negara yang tidak baik dan moral pejabat yang rusak. Korupsi Al Quran adalah salah satu bukti pejabat Indonesia miskin moral, Al quran sebagai kita suci umat islam yang seharusnya disucikan dan dihormati malah diselewengkan dengan memanfaatkan keuntungan proyek tersebut. Mencuatnya kasus korupsi Al Quran sangat disayangkan oleh public negri ini, Publik hanya terkejut menyaksikan korupsi yang begitu massif, bahkan telah menyerang aspek aspek yang sebelumnya kita anggap tabu untuk disntuh korupsi, melainkan juga ikut prihatin kepada
institusi yang berlabel agama menjadi sarang korupsi. Kendati korupsi di kementrian agama bukan hal yang baru, namun korupsi terkait dengan Al Quran, oleh public dianggap sebagai kemunafikan dan kemungkaran yang tidak bisa diterima. Selain itu terdapat kasus anggota DPR yang menonton video porno saat sidang paripurna sedang berlangsung, kasus tersebut benar benar menunjukan bahwa moral anggota DPR Indonesia jongkok. Seseorang yang seharusnya menyampaikan aspirasi rakyat di sidang paripurna, ini malah asik menonton video porno, jelas hal tersebut membuat masyarakat geram, apalagi anggota DPR tersebut berasala dari partai dengan label agamis yang menggembor gembor nama islam.
KESIMPULAN Krisis moral memang bukan hal baru di Indonesia, bahkan di dunia, di Negara yang terhitung maju sekalipun pasti terdapat masalah masalah pelencengan moral, apalagi di Indonesia sebagai Negara yang masih harus banyak belajar. Setiap manusia dilahirkan dengan naluri untuk melakukan sesuatu yang melenceng dengan moral dan norma, tetapi beberapa diantara mereka memiliki kekuatan untuk teguh tidak melakukan hal tersebut. Intinya yang menentukan kualitas moral bangsa bukanlah institusi atau lembaga, tetapi setiap individu yang ada di dalamnya. Termasuk kita, banyak dari kita yang berkoar koar mengenai buruknya pejabat pejabat diatas, tetapi faktanya moral kita sendiri belum tentu ada di jalan yan benar. Bila ingin perubahan di dalam negri yang labil ini, mulailah dari kita sendiri, berkaca lah sebelum berkata, apakah moral kita sudah benar benar baik?
NAMA: DE RIZKY KURNIAWAN NPM: 110110100012 MATA KULIAH: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER: S.A.T 2012