Kerangka Acuan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 54

MODUL DEMO MEMASAK

Topik Sub-topik

:Demo Memasak :Demo Memasak Menu Sehat dan Bergizi

Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti demo memasak, diharapkan para peserta memahami bahan makanan apa saja yang sehat dan bergizi, dan mengetahui gizi seimbang yang dapat diatur dalam menu sehari-hari. Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para peserta dapat selalu menyediakan makanan sehat dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga masing-masing.

Target Sasaran Jumlah target sasaran Waktu Durasi Tempat

:Ibu-Ibu Rumah Tangga di Rusunawa& RW08 : 40 orang : : 90 menit : Aula serba guna (kapasitas 40 jiwa)

A. PELATIH dokter muda IKM (kelompok pelaksana I)

B. PERSIAPAN membahas bahan rujukan pelatihan dengan pembimbing mempersiapkan tempat dan perjanjian dengan ketua RW di wilayah Rusunawa menyiapkan sarana yang akan digunakan (bahan memasak, panci, kompor, penggorengan, bumbu dapur, sodet, piring, gelas, sendok, garpu, pisau, talenan) mempersiapkanchecklist kegiatan yang akan diisi oleh tim pelaksana

C. METODE Metode yang digunakan adalah : 1. Pemberian materi dengan ceramah 2. Demo memasak

D. DRAFT RENCANA PROSES KEGIATAN No. 1. Waktu 5 Menit Kegiatan Doa pembuka Mengucapkan salam Melakukan edukasi kepada Berdoa sesuai

kepercayaan masing - masing Menjawab salam

peserta mengenai pentingnya mengenal dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi 2. 5 menit Ice Breaking

Melakukan kegiatan sesuai

3.

25 menit

Melakukan penyuluhan materi bahan makanan yang bergizi dan sehat

instruksi Mengikuti sesi

4. 5.

5 menit 45 menit

Persiapan demo memasak, diselingi tanya jawab materi Demo masakan menu sehari yang sehat dan bergizi

Mengikuti

sesi

tanya jawab Mengikuti sesi cara memilih dan mengolah makanan untuk

lengkap.

6.

5 menit

Penutup : Pengisian kuesioner materi Doa penutup Mengucapkan atas terima kasih dan

menu harian Mencicipi hasil demo masakan Mengikuti kuesioner

partisipasi

perhatiannya Memberi salam perpisahan E.MEDIA KEGIATAN bahan memasak panci kompor penggorengan bumbu dapur sodet piring gelas sendok garpu pisau talenan

F. BAHAN RUJUKAN Departemen Kesehatan RI. http://gizi.depkes.go.id/pugs/index.shtml PENERAPAN PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN JANTUNG PADA IBU PESERTA DAN BUKAN PESERTA KLUB JANTUNG SEHAT DI KALURAHAN PLERET BANTUL YOGYAKARTA. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ISI %20LAPORAN%20PENEL%20PUGS.pdf

G. METODE EVALUASI Kuesioner : mengenai kemampuan dalam memilih bahan makanan sehat dan bergizi, dan menyusun menu sesuai PUGS.

H. KRITERIA EVALUASI Terdapat peningkatan kemampuan dan pemahaman dalam menyusun menu sehat dan bergizi

I. MATERI Memberi materi mengenai Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

Upaya menanggulangi masalah gizi baik gizi kurang dan gizi lebih, adalah membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang seimbang. Untuk maksud tersebut, ada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang yang perlu diikuti, yaitu : 1. Makanlah beraneka ragam makanan. Makan beraneka ragam makanan dapat lebih mencukupi kebutuhan gizi seseorang yaitu kebutuhan lengkap akan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Berbagai jenis bahan makanan mempunyai masing-masing kandungan gizinya dengan kata lain mempunyai kelebihan dan kekurangan atas zat gizi tertentu. Misalnya beberapa makanan mengandung tinggi

karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin tetapi miskin karbohidrat. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan. Masingmasing bahan makanan akan saling memenuhi kebutuhan akan zat gizi. 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Seseorang dapat menjalankan aktivitasnya seperti bekerja, belajar, berpikir atau pun berolahraga karena mempunyai energi.Energi ini didapatkan dari makanan khususnya dari karbohidrat, protein dan lemak.Jumlah makanan yang dimakan haruslah cukup. Jika berlebihan akan menambah berat badan sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan lainnya. Jika kurang seseorang akan kekurangan energi sehingga menjadi lemas atau kurang bersemangat dan dapat menurunkan produkivitas kerja. 3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Makanan sumber karbohidrat ini terdapat dalam bahan makanan pokok yang merupakan porsi yang paling besar dalam hidangan sebaiknya tidak lebih dari setengah kebutuhan. Setengah yang lainnya akan dipenuhi oleh bahan makanan lain yaitu protein dan lemak. Misalnya jika seseorang kekenyangan makan ubi akan melupakan makanan lain yang menjadi sumber protein dan lemak. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi. Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan.Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya 15 25 % dari kebutuhan energi.Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi daripada karbohidrat dan protein.Tiap gram lemak menghasilkan 9 kilokalori, sedangkan karbohidrat dan protein hanya 4 kilokalori.Bagi kebanyakan penduduk

Indonesia, khususnya yang tinggal di perdesaan, konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga masih perlu ditingkatkan.Sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah harus diwaspadai karena cenderung berlebihan.Mereka yang sudah berlebihan mengonsumsi lemak harus segera menurunkan secara bertahap, dengan cara mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, termasuk mengurangi konsumsi makanan bersantan dan yang digoreng.Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3.Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah. 5. Gunakan garam beryodium. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium.Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia.Garam beryodium adalah garam natrium yang telah diperkaya dengan KIO 3 (kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm.GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin (kerdil).Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.Indonesia saat ini diperkirakan kehilangan 140 juta I.Q poin akibat GAKY.Anak sekolah yang menderita GAKY biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan tingkat pendidikan formal tertentu.Bahkan mereka yang menderita GAKY tingkat berat (kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan dasar. 6. Makanlah makanan sumber zat besi. Zat besi (Fe) merupakan salah satu unsur pembentuk dari sel darah merah (eritrosit) yang bertanggungjawab transpor oksigen dan

karbondioksida.Kekurangan zat besi menimbulkan masalah anemia gizi besi atau di masyarakat dikenal dengan penyakit kurang darah.Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang- kacangan serta sayuran berwarna hijau tua.Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%.Sedangkan tingkat penyerapan Fe makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%.Ini berarti bahwa Fe pangan asal hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme). Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok lain. Kelompok lain yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah. AGB dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko: mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Anemia sedang dan ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing, pucat dan penglihatan sering berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas kerja. Disamping itu, penderita anemia lebih mudah terserang infeksi.Hal ini tentunya sangat menghambat upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia. 7. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif) sampai bayi umur 6 bulan. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.Tidak ada seseorang pun yang dapat membuat makanan atau minuman sebaik ASI untuk bayi.Komposisi gizi dalam ASI sangat lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh sehat.Selain itu efek psikologis yang ditimbulkan baik terhadap bayi maupun ibunya.Kolostrum yang terdapat pada awal setelah ibu melahirkan meskipun

hanya dalam jumlah sedikit mengandung zat kekebalan dan vitamin A tinggi harus segera diberikan pada bayi. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan kepada bayi segera setelah dilahirkan (dalam waktu 30 menit setelah lahir).Disamping itu daya isap bayi pada saat itu paling kuat dapat merangsang produksi ASI selanjutnya.Pemberian makanan selain ASI pada umur 0-4 bulan sangat tidak dianjurkan karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya lain yang fatal. Perlu diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar, yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin, termasuk menyusui pada malam hari.Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui.Di samping itu posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai.Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu ibu harus baik, yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk ke mulut bayi. Semua ini agar pemberian ASI lebih efektif. 8. Biasakan makan pagi. Sarapan atau makan pagi sangat penting untuk menunjang aktivitas seharihari. Makan pagi dapat mendukung produktivitas kerja karena meningkatkan daya tahan kerja.Bagi anak sekolah makan pagi penting untuk meningkatkan konsentrasi dalam belajar sehingga lebih mudah untuk menerima

pelajaran.Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari.Kebiasaan seseorang menghindari makan pagi dengan tujuan untuk menurunkan berat badan merupakan kekeliruan yang dapat mengganggu kondisi kesehatan misalnya berupa gangguan pada saluran pencernaan sepeti sakit maag. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan

merosotnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Bagi pekerja akan menurunkan produktivitas kerja. 9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup. Air yang bersih dan aman harus direbus sampai mendidih terlebih dahulu supaya kuman mati. Untuk memenuhi kebutuhan air dikonsumsi sekurangkurangnya 2 liter atau setara dengan 8 gelas sehari. Minum air yang cukup dapat menurunkan resiko penyakit ginjal dan saluran kencing. Menentukan kebutuhan air minum dengan mengandalkan rasa haus tidak sepenuhnya benar. Contoh, seseorang yang bekerja di ruang AC tidak merasa haus, padahal yang bersangkutan seharusnya memerlukan cairan lebih banyak dibanding ketika ia bekerja di ruang tanpa AC. Atau ketika seseorang brada di daerah yang kelembababnya rendah sedangkan suhu udaranya tinggi cairan lebih mudah menguap melalui kulit sehingga kebutuhan air akan lebih banyak. 10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur. Kebugaran fisik akan mudah dicapai jika seseorang berolahraga atau melakukanaktivitas fisik secara teratur. Seseorang dapat melakukan aktivitas fisik tanpa kelelahan yang berarti.Olahraga teratur juga dapat menjaga kelebihan berat badan serta meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot. Disamping itu olahraga juga dapat memperlambat proses penuaan. Ketidakseimbangan antara konsumsi makanan dan aktivitas fisik dapat mengganggu kesehatan terutama berhubungan dengan kelebihan berat badan.Hal ini sering terjadi pada orang yang dalam pekerjaannya lebih banyak di dalam ruangan sehingga tidak punya waktu untuk melakukan aktivitas fisik yang lebih banyak sedangkan mereka mengkonsumsi makanan tidak sesuai dengan kebutuhannya.

11. Hindari minum minuman berakohol.

Banyak sekali kerugian dari minuman berakohol.Minuman berakohol hanyamengandung energi tetapi tidak zat gizi lainnya. Kebiasaan minum minuman berakohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting meskipun orang tersebut mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup sehingga menimbulkan kurang gizi, penyakit gangguan hati dan saluran pencernaan terutama lambung dan duodenum serta kerusakan saraf otak dan jaringan tubuh. Di samping itu, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan dan kehilangan kendali diri dan dapat menjadi faktor pencetus ke arah tindak kriminal.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan harus bergizi lengkap dan juga harus layak dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat atau dengan kata lain halal. Makanan atau masakan yang dapat memenuhi syarat-syarat halal dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut ditanam atau diternakkan sampai siap disantap, makanan harus diperlakukan secara baik dan benar. Mulai dari proses panen, produksi, pengiriman, pengolahan di pabrik, pengolahan di rumah sampai akan dihidangkan harus melalui proses yang baik dan aman. Makanan harus bebas dari pengawet atau bahan tambahan lain yang dapat merugikan kesehatan seperti seperti asam borax/bleng, formalin, zat pewarna rhodamin B dan methanil yellow.Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain: berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warna makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal daluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut harus segera dimusnahkan.Sebaiknya, makanan dengan tandatanda tersebut tidak dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat murah.

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuranbahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa serta keterangan penting lainnya. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakan makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen. TIPS MEMILIH BAHAN PANGAN UNTUK MENU HARIAN No. Jenis Nutrisi 1 Karbohidrat Contoh Sumber Bahan Pangan Nasi, singkong, kentang, ubi, talas, sagu, ketan, gandum. 2 Protein Telur, tahu, tempe, ikan, ayam, udang, kerang, polong-polongan. 3 Lemak Kacang-kacangan, minyak goreng, kedelai, alpukat. 4 Serat Beraneka sayur segar dan buah segar jenis apapun.

MENU DEMO MASAKAN MENU HARIAN BERGIZI SEIMBANG 1. Tumis Kangkung Bahan: 1 ikat kangkung, siangi 2 buah cabe merah besar, potong menyamping cabe rawit sesuai selera

2 siung bawang putih, memarkan 1 sdt terasi 1/4 sdt garam 1/2 sdt gula minyak untuk menggoreng

Cara Membuat: 1. Panaskan wajan. Tumis cabe merah, cabe rawit dan bawang putih hingga layu dan berubah warna. 2. Masukkan kangkung, tumis sejenak hingga setengah matang. Tambahkan sedikit saja air. 3. Masukkan gula, garam dan terasi. Tumis sebentar. Angkat dan sajikan.

2. Tempe Teri Sambal Bahan Sambal Tempe Teri : 150 gr tempe, potong tipis, goreng 4-5 sdm teri medan, goreng 4 cabe merah besar, buang biji, iris halus 1-2 sdt gula merah, sisir halus 1 sdm kecap manis 2 sdm minyak, untuk menumis Bumbu Halus Sambal Teri Tempe : 4 bawang merah 2 bawang putih 4 cabe merah keriting 1 sdt garam

Cara Membuat Sambal Teri Tempe : 1. Tumis bumbu halus hingga harum.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kemudian masukkan cabe iris, aduk sampai cukup layu. Tambahkan gula dan kecap, cicipi rasanya. Angkat. Tuang bumbu yg telah ditumis ke dalam ulekan. Tambahkan teri dan tempe yang telah digoreng. Kemudian ulek kasar hingga tercampur. Sajikan bersama sayuran rebus.

3. Tahu Masak Pindang Bahan-bahan/bumbu-bumbu: 2 buah tahu putih, dipotong 4 bagian, dipotong diagonal 1.200 ml air 7 butir bawang merah, dibakar 3 siung bawang putih, dibakar 2 buah cabai merah, dibakar, dibelah dua memanjang 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya 1 batang serai, diambil bagian putihnya, dimemarkan 2 cm lengkuas, dimemarkan 3 sendok makan kecap manis 1 sendok makan garam 3 1/2 sendok teh gula merah

Cara membuat: 1. 2. Rebus bawang merah dan bawang putih dalam air sampai mendidih. Tambahkan cabai merah, daun salam, daun jeruk, dan lengkuas. Aduk rata. 3. 4. Masukkan tahu, kecap manis, garam, dan gula merah. Aduk rata. Masak di atas api sedang sampai matang.

4. Aneka Buah Segar

MODUL AKTIVITAS FISIK Topik Sub Topik : Aktivitas fisik : Senam Bersama Untuk Menerapkan Pola Hidup Sehat di Masyarakat Tujuan pembelajaran umum

Peserta dapat melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan kualitas kesehatannya. Tujuan pembelajaran khusus Peserta dapat terus menerapkan pola hidup bersama keluarganya untuk beraktifitas fisik secara rutin sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tidak menular. Target sasaran : Kepala keluarga RW 08 dengan usia kurang dari 60 tahun Jumlah target sasaran Waktu Durasi Tempat : 40 orang

: Hari Sabtu / Minggu setiap minggu : 60 menit : Aula serba guna (kapasitas 40 jiwa)

A. PELATIH Dokter muda departemen IKM (kelompok pelaksana)

B. PERSIAPAN Membahas pengumuman kepada warga kegiatan senam bersama dengan ketua RW 08 Mempersiapkan tempat kegiatan senam Mempersiapkan sarana yang akan digunakan (speaker, audio player, mikrofon, CD lagu, DVD, DVD player, air minum) Membuat video instruksi senam singkat di rumah Mempersiapkan konsumsi

C. METODE Metode yang digunakan adalah A. Senam bersama

B. Pembagian DVD video instruksi senam singkat di rumah

D. DRAFT RENCANA PROSES KEGIATAN No. 1. Waktu 5 Menit Kegiatan Doa pembuka Mengucapkan salam Melakukan peserta edukasi kepada frekuensi Berdoa sesuai

kepercayaan masing - masing Menjawab salam Melakukan pemanasan sesuai instruksi

mengenai

ideal melakukan aktivitas fisik (terutama olahraga aerobik) dan manfaatnya bagi tubuh 2. 5 menit Pemanasan

pelatih Melakukan pemanasan sesuai instruksi

3.

25 menit

Melakukan bersama

kegiatan

senam

pelatih Melakukan gerakan sesuai pelatih tubuh instruksi

Alat : Speaker Audio player Mikrofon CD lagu 4. 5 menit Pendinginan Melakukan pendinginan sesuai 5. 15 menit J. Pembagian makan siang dan DVD video instruksi senam singkat di rumah pelatih Makan sambil menyaksikan instruksi siang

K. Makan siang L. Pemutaran demo video

pemutaran demo video instruksi

instruksi senam singkat di 6. 5 menit rumah kepada peserta Penutup : Doa penutup Mengucapkan atas terima kasih dan

senam singkat di rumah. Berdoa sesuai

kepercayaan masing masing Menjawab salam perpisahan

partisipasi

perhatiannya Memberi salam perpisahan E. MEDIA KEGIATAN Speaker Audio player Mikrofon CD lagu F. BAHAN RUJUKAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta; 2008 Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1637-penyakit-tidakmenular- ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di- indonesia.html.%20Diakses %2019%20Oktober%202011 Weil R. Aerobic Exercise. http://www.medicinenet.com/aerobic_exercise/article.htm (accessed 19 April 2013) World Health Organization. Definition of an Older or Elderly Person. http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/ (accessed 19 April

2013)

G. METODE EVALUASI Kuesioner : survei mengenai rutinitas aktivitas fisik. H.KRITERIA EVALUASI Terdapat peningkatan frekuensi aktivitas fisik. I. MATERI Kini, penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Penyebab kematian untuk semua umur telah terjadi pergeseran, dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Proporsi angka kematian akibat PTM pada tahun 2007 sudah mencapai 59,5 %. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4 %) kemudian hipertensi (6,8 %), diabetes mellitus (5,7 %), tumor ganas (5,7 % ).

Proporsi penyakit tidak menular semua umur di Indonesia Penyakit tidak menular (n = 2.285) Strok Hipertensi Diabetes Mellitus Tumor ganas Penyakit jantung iskemik Penyakit saluran nafas kronik Penyakit jantung lain Ulkus lambung dan usus 12 hari Malformasi kongenital Malnutrisi % 26.9 12.3 10.2 10.2 9.3 9.2 7.5 3.4 1.0 0.4

Salah satu faktor resiko terjadinya PTM adalah kurangnya aktivitas fisik. Prevalensi nasional kurangnya aktifitas fisik pada penduduk umur lebih dari 10 Tahun adalah 48,2%. Maka dari itu dengan melakukan aktivitas fisik aerobik dengan durasi 20 60 menit sebanyak tiga sampai lima kali per minggu seperti jogging, menari, bersepeda, berenang diharapkan masyarakat akan memiliki kualitas kesehatan yang lebih baik dan pola hidup yang lebih

sehat. Apabila tidak tersedia waktu untuk melakukan aktivitas fisik dengan durasi tersebut, aktivitas fisik dapat dilakukan dengan prinsip akumulasi artinya, aktivitas fisik dapat dilakukan hanya selama 10 menit 15 menit di saat yang berbeda beda dalam hari yang sama (contoh : 10 menit pagi hari sebelum pergi bekerja, 10 menit di siang hari saat makan siang, 10 menit di sore hari saat pulang bekerja) hingga mencapai target minimal 20 - 30 menit aktivitas fisik per hari.

MODUL INSPEKSI VISUAL ASAM (IVA) Topik Sub-topik : Pelatihan kader dan skrining kanker leher rahim : Pelatihan kader dan skrining kanker leher rahim dengan metode

Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat (IVA) Tujuan pemeriksaan umum : Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan deteksi dini lesi pra-kanker leher rahim dengan IVA. Tujuan pemeriksaan khusus: Setelah kegiatan ini kader diharapkan mampu membantu tenaga kesehatan puskesmas dalam pelaksanaan skrining kanker leher rahim dengan IVA dan deteksi dini kanker leher rahim dapat ditingkatkan. Target sasaran :

Pelatihan : Bidan dan kader Pemeriksaan IVA: Wanita usia 30-50 tahun

Jumlah target sasaran: Kader : 10 orang Peserta IVA: 50 warga perempuan RW 08

Waktu : Satu kali

Durasi : 120 menit

Tempat: Posyandu RW 08

A. PELATIH: Dokter Muda FK Atma Jaya

B. PELAKSANA IVA: Dokter puskesmas Bidan puskesmas Dokter Atma Jaya Dokter muda FK Atma Jaya (kelompok pelaksana) Kader

C. PERSIAPAN : Membahas bahan rujukan pelatihan dengan pembimbing. Mempersiapkan alat dan tempat untuk pelatihan. Mempersiapkan alat, bahan dan tempat untuk pemeriksaan IVA. Mempersiapkan konsumsi

D. METODE Metode yang digunakan adalah: Ceramah Diskusi/ tanya jawab dan kuis Simulasi

E. DRAFT RENCANA PELAKSANAAN No. Waktu 1. 5 menit Kegiatan Pembukaan: 1. Memberi salam 2. Perkenalan 3. Ice breaking 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pemeriksaan 5. Menyebutkan materi/ pokok bahasan yang 2. 30 menit akan disampaikan Ceramah tentang kanker Ceramah dan leher rahim dan IVA, serta simulasi pelatihan Diskusi dan tanya jawab 3. 80-90 menit Pemeriksaan IVA Pemeriksaan 9. Mendengarkan 10. Dapat aktif mencoba saat pelatihan 11. Berpartisipasi dalam dan Metode Ceramah Sasaran 6. Menjawab salam 7. Menerima pamflet 8. Mendengarkan memperhatikan dan

tanya jawab 1. Menjalani pemeriksaan Tahap persiapan: Memberi penjelasan kepada pasien tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA. Ibu diminta buang air kecil dan membilas kemaluannya

terlebih dahulu. Kemudian, ibu diminta melepaskan pakaian dan pakaian dalamnyaserta di meja

diposisikan

pemeriksaan ginekologi)

Tahap pemeriksaan: 1. Mempersiapkan dan bahan alat (sarung

tangan, larutan asam asetat, 3-5%, spekulum steril, kapas lidi sumber cahaya yang memadai, wadah alat yang telah di disinfeksi, meja

periksa larutan

ginekologi, klorin 0,5%

untuk sterilisasi) 2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai 3. Pengamatan bagian luar kemaluan, lihat apakah ada kelanjar (kelenjar Bartholini) menyentuh karena menyebabkan cairan, raba sekitar Skene dan

Jangan klitoris akan rasa

tidak nyaman. Katakan pada pasien bahwa akan

berikutnya

dimasukkan spekulum dan mungkin ibu akan merasakan tekanan. 4. Dengan hati-hati beberapa

masukkan sepenuhnya sampai tahanan perlahan

spekulum atau ada secara cocor

terasa lalu buka

untuk melihat serviks. Atur spekulum leher terlihat. agar rahim Bila

seluruh dapat

serviks dapat terlihat sepenuhnya, cocor spekulum. 5. Pindahkan cahaya agar sumber serviks kunci

terlihat jelas. 6. Amati peradangan bercak cairan nanah, tanda-tanda seperti kemerahan, keputihan, penampakan

seperti stroberi ataupun kelainan lain seperti

massa mirip kembang kol. 7. Gunakan bersih membersihkan kapas lidi untuk cairan

yang keluar, darah atau mukosa serviks. Buang kapas lidi ke wadah anti bocor. 8. Basahi kapas lidi

dengan larutan asam asetat (3-5%) dan

oleskan pada serviks. 9. Tunggu 1 menit 10. Periksa apakah serviks mudah berdarah

ataukah muncul bercak putih yang tebal atau epitel acetowhite yang menandakan positif 11. Apabila hasil positif, dapat dirujuk ke IVA

puskesmas/ RS yang memiliki pelayanan

kanker serviks. F. MEDIA KEGIATAN Flip chart atau proyektor Video Alat peraga

G. BAHAN RUJUKAN Petunjuk Teknis Pencegahan-Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 2007 dari Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan RI yang diterbitkan oleh Bakti Husada.

H. METODE EVALUASI Metode evaluasi Jenis evaluasi : Tanya jawab. : Lisan.

I. KRITERIA EVALUASI Kader dapat memahami pentingnya deteksi dini kanker leher rahim dan metode teknis dasar IVA guna membantu tenaga kesehatan dalam pelaksanannya. Pemeriksaan IVA yang benar terhadap para peserta pemeriksaan.

J. MATERI Kelompok risiko kanker leher rahim adalah wanita pada usia suburnya, terutama mereka yang menikah/ memulai aktivitas seksual pada usia kurang dari 20 tahun, berganti-ganti pasangan seks maupun riwayat infeksi panggul, dan perokok pasif maupun aktif. Penapisan atau screening kanker leher rahim memungkingkan penemuan dini dan pengobatan segera untuk hasil yang lebih baik. Penapisan kanker leher rahim dapat dilakukan salah satunya dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA merupakan praktik pemeriksaan yang aman, tidak mahal, dan memberikan hasil segera. Sebelum melakukan tes IVA, sebaiknya dilakukan persiapan. Pertama, dijelaskan terlebih dahulu mengapa tes dianjurkan dan apa yang akan terjadi saat pemeriksaan dan kemungkinan hasil temuan dari pemeriksaan. Setelah memastikan semua alat dan bahan (sarung tangan, larutan asam asetat, 3-5%, spekulum steril, kapas lidi sumber cahaya yang memadai, wadah alat yang telah di disinfeksi, meja periksa ginekologi, larutan klorin 0,5% untuk sterilisasi) tersedia, ibu dibawa ke ruang pemeriksaan dan diminta buang air kecil sekaligus membersihkan dan membilas kemaluannya. Ibu kemudian diminta untuk melepaskan pakaian (termasuk celana dalam) dan dibantu posisikan di meja ginekologi. Tutup badan ibu dengan kain, nyalakan lampu dan arahkan ke vagina ibu. Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air lalu keringkan, periksa bagian perut sampai lipat paha apabila ada benjolan atau luka. Pakai sarung tangan periksa, atur peralatan dalam wadah. Tes IVA kemudian dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai 2. Pengamatan bagian luar kemaluan dan lihat apakah ada cairan, raba kelanjar sekitar (kelenjar Skene dan Bartholini) Jangan menyentuh klitoris karena akan

menyebabkan rasa tidak nyaman. Katakan pada pasien bahwa berikutnya akan dimasukkan spekulum dan mungkin ibu akan merasakan beberapa tekanan. 3.Dengan hati-hati masukkan spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada tahanan lalu secara perlahan buka cocor untuk melihat serviks. Atur spekulum agar seluruh leher rahim dapat terlihat. Bila serviks dapat terlihat sepenuhnya, kunci cocor spekulum. 4. Pindahkan sumber cahaya agar serviks terlihat jelas. 5.Amati tanda-tanda peradangan seperti bercak kemerahan, cairan keputihan, nanah, penampakan seperti stroberi ataupun kelainan lain seperti massa mirip kembang kol. 6.Gunakan kapas lidi bersih untuk memberishkan cairan yang keluar, darah atau mukosa dari serviks. Buang kapas lidi ke wadah anti bocor. 7. Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat dan oleskan pada serviks. 8. Tunggu 1 menit 9. Periksa apakah serviks mudah berdarah ataukah muncul bercak putih yang tebal atau epitel acetowhite yang menandakan IVA positif Apabila didapatkan hasil positif pada IVA ataupun adanya massa, tawarkan pasien dapat dirujuk ke fasilitas yang memiliki pengobatan dan konseling kanker serviks, misalnya puskesmas ataupun RS.

MODUL PEMBERDAYAAN KADER

Topik Sub-topik : -

: Pemberdayaan Kader

Pelatihan kader pengukuran tekanan darah dan antropometri Screening tekanan darah dan antropometri

Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah dilakukan screening diharapkan warga mengetahui faktor resiko yang dimiliki sehingga dapat mengurangi angka kejadian PTM.

Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para kader peserta pelatihan dapat melakukan pengukuran tekanan darah dan antropometri dengan benar secara mandiri. Kader yang telah dilatih mampu melakukan screening serta melakukan pengukuran tekanan darah serta antropometri secara berkala.

Target Sasaran

: Kader RW 08

Jumlah Target Sasaran 1. Pelatihan :15 orang (kader RW08) 2. screening : Seluruh warga RW 08 yang datang ke posbindu Waktu : Mei 2013 (kader RW 08, oleh dokter muda IKM tim pelaksana I), disesuaikan dengan waktu pelaksanaan posbindu Durasi Tempat : 40 menit (pelatihan) + 2 jam (screening) : Posbindu RW 08, kecamatan Penjaringan

D. PELATIH dokter muda IKM (kelompok pelaksana I)

E. PERSIAPAN A. membahas bahan rujukan pelatihan dengan pembimbing B. mempersiapkan tempat dan perjanjian dengan kader RW 08 C. menyiapkan sarana yang akan digunakan (timbangan, microtoise, meteran, tensimeter raksa, spidol, kertas pencatatan) D. mempersiapkan checklist kegiatan yang akan diisi oleh tim pelaksana

F. METODE Metode yang digunakan adalah : 3. Pemberian materi dengan ceramah dan alat peraga

4.

Simulasi / roleplay

G. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN

No. 1

Waktu 5 menit

Kegiatan Pelatihan Pembukaan : Perkenalan Ice breaking Menjelaskan tujuan pelatihan Menyampaikan materi bahasan yang

Peserta - Perkenalan Mendengarkan memperhatikan dan

15 menit

akan diberikan Menjelaskan cara pengukuran tekanan darah dan antropometri, dengan memberi peragaan :

Menyimak memperhatikan

dan

Ukur tekanan darah Responden istirahat minimal 30 menit sebelum pengukuran. Responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang dan telapak menyentuh lantai. Singsingkan lengan baju kanan

responden, dan meminta responden tetap diam dan tak berbicara selama pemeriksaan. Lengan responden diminta untuk rileks dan telapak tangan terbuka ke atas. Persiapkan manset, cek apakah ada lekukan pada pipa manset. Pasang manset pada lengan kanan responden dengan posisi kain halis di bagian dalam dan besi D-ring tidak

menyentuh lengan. Masukkan ujung

manset ke besi D-ring dengan posisi kain perekat di bagian luar. Ujung bawah manset kira-kira 1 2 cm di atas siku. Tarik manset dan kencangkan

melingkari lengan responden, letakkan stetoskop di bawah manset. Mengembangkan manset, sambil

mendengarkan bunyi sistol dan diastol. Pada tensimeter digital, pemeriksaan dilakukan 2 kali, bila terdapat selisih >10 mmHg, lakukan 10 menit lagi. Catat hasil pemeriksaan.

Pengukuran antropometri 1. Berat badan Responden diminta melepas alas kaki, lalu naik ke timbangan dengan posisi kaki tepat di tengah alat tetapi tidak menutupi jendela baca. Kepala responden diminta untuk tidak menunduk, memandang lurus ke depan dan tenang. Apabila jarum sudah diam, catat angka sejajar jarum. Responden timbangan. 2. Tinggi Badan Responden diminta melepas alas kaki dan topi/penutup kepala. Responden diminta berdiri tegak di bawah alat geser. diminta turun dari

Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise

dipasang. Pandangan lurus ke depan, gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas

kepala responden. Baca angka tinggi badan, catat hasilnya.

3. Lingkar Perut Responden diminta dengan sopan untuk membuka / menyingkap pakaian bagian atas. Raba tulang rusuk terakhir

responden untuk menentukan lokasi pengukuran. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah, tandai dengan spidol. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul, tandai dengan spidol. Tandai titik tengah antara kedua titik tersebut dengan spidol. Minta responden untuk berdiri tegak dan bernapas normal. Lakukan pengukuran lingkar perut

mulai dari titik tengan secara horizontal dan kembali menuju titik tengah di awal pengukuran. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm. Catat hasilnya.

4. Lingkar Lengan Atas (LLA)

Tentukan posisi pangkal bahu. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah perut.

Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran, beri tanda dengan spidol.

Lingkarkan meteran sesuai tanda spidol dan usahakan jangan terlalu

ketat/longgar. 3. Baca angkanya, dan catat hasilnya.

Materi : 1. Tensimeter raksa / digital 2. Stetoskop 3. Timbangan 4. Microtoise 5. Meteran 6. Alat cek gula darah dan kolesterol (termasuk jarum, strip dan alat) 7. Kasa alkohol 8. Spidol

4.

15 menit

9. Kertas pencatatan Simulasi Meminta peserta (para kader) untuk mempraktikkan dengan sesame peserta cara pengukuran tekanan darah dan antropometri dengan benar

Melakukan Simulasi

5.

5 menit

Penutup Pelatihan Review singkat dan tanya jawab

Menjawab salam

6.

2 jam

- Mengucapkan terima kasih dan salam Screening tekanan darah dan antopometri yang Melakukan pemeriksaan

dilakukan kader didampingi oleh dokter muda tekanan

darah

dan

Atmajaya terhadap warga RW 08 yang datang antropometri ke posbindu

H. MEDIA KEGIATAN Tensimeter raksa / digital Stetoskop Timbangan Microtoise Meteran Spidol Kertas pencatatan

I.

BAHAN RUJUKAN Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2007. Diunduh dari : http://riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/PedomanPengukuran.pdf Buku SK Antropometri 2010 mengenai Standar Antropometri. Diunduh dari : http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/11/buku-sk-antropometri2010.pdf Kementerian Kesehatan RI. Buku Pintar Kader Seri 2 Petunjuk Pengukuran Faktor Risiko di Posbindu PTM. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2012

J.

METODE EVALUASI Metode Evaluasi : Tanya jawab dan review (subjektif), simulasi (objektif)

Jenis Evaluasi: Lisan dan Praktek

K. KRITERIA EVALUASI Peserta dapat memahami dan mengerti langkah melakukan pengukuran tekanan darah dan antropometri Peserta dapat melakukan pengukuran tekanan darah dan antropometri dengan

benar secara mandiri.

L. MATERI Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan. Data Riskesdas 2007 menunjukkan di perkotaan, kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di perdesaan sebesar 11,5%. Hal tersebut menunjukkan PTM (utamanya stroke) menyerang usia produktif. Sementara itu prevalensi PTM lainnya cukup tinggi, yaitu: hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit jantung (7.2%), dan cedera (7,5%). PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik. Sebagai skrining, dapat dilakukan pemeriksaan untuk mencari faktor risiko PTM, seperti pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan antropometri, gula darah dan kolesterol.

Kerangka Acuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Clinical Breast Examination (CBE) Topik Su !opik Tu"uan Tujuan Umum Meningkatkan survival rate dan menurunkan mortality rate pasien kanker payudara. Tujuan !usus Mendeteksi dini adanya kanker payudara me"a"ui pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara #"e! petugas kese!atan ter"ati! (d#kter dan d#kter muda). Me"akukan rujukan pasien yang memi"iki tanda$tanda keganasan ke pe"ayanan kese!atan yang "e%i! tinggi. : Deteksi dini keganasan pada payudara : Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan Clinical Breast Examination (CBE)

Tujuan Pe"ati!an Mem%eri in&#rmasi tentang kanker payudara. Mem%eri in&#rmasi tentang 'ara mendeteksi dini kanker payudara. Mem%eri pe"ati!an %agaimana "angka!$"angka! pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Sasaran &ak!u Durasi A' PE(ATI): d#kter umum dan d#kter muda ( perempuan dengan usia "e%i! dari )* ta!un+ ( ./ se%u"an ( .)* menit

#um$a% Targe! Sasaran( tergantung jum"a! ,anita yang usianya - )*

Tempa!( Ruangan Tertutup000 Au"a ser%a guna (kapasitas +* #rang)

B' PERSIAPA*: Mem%a!as pengumuman kepada ,arga tentang kegiatan SADARI dan CBE dengan ketua R1 *23 kader p#s%indu3 dan d#kter kepa"a puskesmas R1 *2. Mempersiapkan tempat kegiatan SADARI dan CBE. Mempersiapkan sarana yang akan digunakan (speaker3 audi# p"ayer3 mikr#&#n) Menyiapkan 'ek"ist "angka!$"angka! pemeriksaan SADARI3 &#rm 4asi" Pemeriksaan SADARI3 dan &#rm rujukan se%anyak jum"a! peserta. Me"akukan pem%agian tim pendamping ke"#mp#k (k#as dan kader) Mempersiapkan k#nsumsi air minum.

C. MET5DE Met#de yang digunakan ada"a!( $ Penyu"u!an $ Praktek mandiri didampingi k#as dan kader $ Pemeriksaan #"e! d#kter umum %i"a didapati ke'urigaan keganasan payudara di p#s k!usus $ Merujuk kepada Pe"ayananan ese!atan tingkat sekunder %i"a

diper"ukan. D. DRAFT RE6CA6A PR5SES E7IATA6 6#. .. egiatan D#a pem%uka Mengu'apkan sa"am ). Sam%utan I%u R1*2 Me"akukan edukasi kepada peserta mengenai kanker payudara3 %a!ayanya3 &akt#r$&akt#r resik#3 tanda$tanda dan geja"a keganasan pada payudara. Mengajari "angka!$"angka! SADARI Menje"askan a"ur kegiatan da"am ke"#mp#k Mem%uka &#rum pertanyaan (maksima" 9 9. pertanyaan) Masuk da"am ke"#mp#k$ke"#mp#k praktek SADARI dipandu kader dan tim 5AS dan mempersiapkan %i"ik3 'ermin3 'ek"ist SADARI3 dan &#rm 4asi" +. Pemeriksaan SADARI Mendampingi dan memandu peserta untuk memeriksa payudaranya masing$ masing 8. Mengisi !asi" pemeriksaan SADARI Memeriksakan peserta yang memi"iki tanda$tanda atau geja"a keganasan payudara kepada d#kter umum di p#s pemeriksaan "anjut. Menu"is surat rujukan untuk peserta yang diduga terdapat keganasan payudara ke <. ;. pe"ayanan kese!atan tingkat sekunder. ata penutup #"e! I%u R1*2 D#a penutup E=a"uasi A'ara #"e! D#kter puskesmas3 8: ;: (tiap pasien) )*: 8: 9*: 1aktu (menit) 8 eterangan

d#kter umum3 kader3 k#as3 dan semua pi!ak yang ter"i%at E. MEDIA E7IATA6 Bi"ik untuk pemeriksaan tiap ke"#mp#k Cermin Mane>in payudara ?. BA4A6 RU@U A6 .. dari %uku yang diruangan I M ). Dari %uku yang di ruangan I M 9. Breast Can'er( Ear"y Dete'ti#n. Ameri'an Can'er S#'iety. http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/moreinformation/brea stcancerearlydetection/breast-cancer-early-detection-acs-recsclinical-breast-exam +. 4annan DS3 et al. C"ini'a" %reast e/aminati#n( pra'ti'a" re'#mendati#ns &#r #ptimiAing per&#rman'e and rep#rting. Ca Cancer Journal ClinicB8+(9);C9++ 7. MET5DE EDAEUASI Data primer( %erapa jum"a! perempuan usia -)* ta!un yang terdeteksi adanya keganasan pada payudara. 4. RITERIA EDAEUASI @um"a! (%isa se'ara persentase) perempuan usia -)* ta!un yang terdeteksi keganasan pada payudara. I. MATERI anker merupakan sa"a! satu penyakit tidak menu"ar yang juga menjadi masa"a! kese!atan msayarakat karena ke'enderungan kasus yang semakin meningkat. anker dise%a%kan #"e! pertum%u!an se" jaringan tu%u! yang tidak n#rma" dan tidak terkenda"i. 7am%aran epidemi#"#gi penyakit kanker di dunia menunjukkan terjadi .* juta kasus %aru kanker setiap ta!un3 +3; juta "e%i! terjadi di negara maju dan !ampir 838 juta terdapat di negara %erkem%ang.. Berdasarkan Sur=ei ese!atan Ruma! Tangga (S RT) ta!un )**. diketa!ui %a!,a penyakit kanker merupakan penye%a% kematian n#m#r "ima di Ind#nesia. Data di RS anker D!armais ta!un )**+ menunjunkkan %a!,a kanker payudara

menempati urutan pertama dengan presentase );3)8F dari se"uru! kasus kanker %aru.) anker Payudara ada"a! tum#r ganas yang %erasa" dari se" ke"enjar3 sa"uran ke"enjar dan jaringan penunjang payudara3 tidak termasuk ku"it payudara. Penye%a% pasti kanker payudara tidak diketa!ui3 namun terdapat %e%erapa &akt#r risik#3 antara "ain p#"a makan3 &akt#r keturunan3 !#rm#na"3 dan ri,ayat tum#r jinak pada payudara se%e"umnya. Pada kanker stadium dini dapat "e%i! muda! di#%ati dan disem%u!kan jika dapat diketa!ui "e%i! a,a". 5"e! karena itu3 di%utu!kan penyu"u!an tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara da"am rangka menurunkan angka kejadian kanker payudara. Deteksi dini kanker payudara dapat di"akukan se'ara sendiri #"e! pasien me"a"ui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan #"e! petugas kese!atan pr#&esi#na" seperti d#kter3 pera,at yang suda! ter"ati!3 dan petugas kese!atan yang suda! ter"ati!.9 MODUL PELATIHAN DAN SKRINING GULA DARAH MASAL

Topik: Pelatihan dan Skrining Sub-Topik: Pelatihan Pengukuran Gula Darah dan Skrining Gula Darah Masal

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti pelatihan pemeriksaan gula darah, diharapkan para kader dapat mengerti mengenai cara pemeriksaan gula darah sewaktu dan masyarakat mengetahui keadaan gula darah sewaktu dirinya

Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti pelatihan pemeriksaan gula darah, diharapkan para kader dapat melakukan secara mandiri skrining gula darah. Masyarakat yang mempunyai kadar gula darah sewaktu yang tidak normal, dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga mendapatkan penanganan.

Target Sasaran: Pelatihan : Kader

Skrining

: Warga RW 08

Targer Peserta : Kader : 15 orang

Masyarakat : 30 Orang

Waktu:

Durasi: 90 menit

Tempat:

A. PELATIH Pelatihan : Dokter muda IKM Skrining masal : Kader didampingi Dokter Muda IKM

B. PERSIAPAN a. Mempersiapkan bahan pelatihan dan skrining gula darah b. Membahas bahan pelatihan pemeriksaan gula darah dan skrining gula darah masal dengan pembimbing c. Menyiapkan sarana yang akan digunakan (powerpoint, laptop, proyektor, alat periksa gula darah, strip pengukuran gula darah, jarum satu kali pakai, kapas alkohol, tempat sampah pembuangan jarum) d. Mempersiapkan konsumsi e. Menyiapkan checklist kegiatan yang akan dikerjakan oleh tim pelaksana f. Mempersiapkan jadwal susunan acara yang akan dilakukan oleh tim pelaksana

C. METODE Metode yang digunakan:

Pelatihan : a. Ceramah b. Tanya jawab c. Simulasi pengecekan kadar gula darah antar kader

Skrining Gula darah Masal a. Skrining gula darah masal

D. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANA No Waktu 1 5 Menit Kegiatan Promosi Kesehatan Pembukaan: 1. Memberi salam 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3. Menyebutkan materi/ pokok 5. menjawab salam 6. Menerima handout 7. Mendengar dan memperhatikan 8. Mengerjakan pretest

bahasan yang akan disampaikan 2 15 menit 4. Pretest ~ Menjelaskan secara singkat Menyimak

dan

mengenai bahaya diabetes, memperhatikan pentingnya deteksi dini,

dan kriteria diagnosis

~ Menjelaskan mengenai cara melakukan pemeriksaan

gula darah sewaktu 9. Memasang pengukur darah pada strip gula alat gula

pengukur darah

10. Memilih satu jari

untuk

diperiksa

(biasa jari ke 3) 11. Memijat jari

tersebut dari bawah keatas darah pada sehingga terkumpul ujung jari

kemudian menekan pada ruas jari kedua agar darah tetap

terkumpul 12. Mengoleskan kapas alkohol pada area yang akan ditusuk 13. Menusuk ujung jari menggunakan jarum sekali pakai 14. Meneteskan darah

yang keluar pada strip pengukuran

gula darah 15. Menutup tusukan hasil dengan

kapas alkohol 16. Melihat angka yang keluar pada alat gula

pengukuran darah Materi 17. Power Point 18. Laptop 19. Proyektor

20. Handout presentasi 3 4 5 menit 10 menit Sesi Tanya Jawab Simulasi pengecekan Bertanya dan menjawab kadar Berpartisipasi aktif

gula darah antar kader Materi: 21. Alat pengecekan

gula darah 22. Strip pengukuran

gula darah 23. Jarum sekali pakai 24. Kapas alkohol 25. Tempat 5 6 7 10 menit 40 menit 10 menit pembuangan jarum Persiapan untuk melakukan Berpartisipasi aktif skrinning masal Melakukan skrining masal Penutup : Post test Doa penutup Mengucapkan terima Berpartisipasi aktif Berdoa

sesuai

kepercayaan masing masing Menjawab perpisahan salam

kasih atas partisipasi dan perhatiannya Memberi perpisahan E. Media Kegiatan a. Powerpoint b. Laptop c. Proyektor d. Alat periksa gula darah e. Strip pengukuran gula darah f. Jarum satu kali pakai salam

g. Kapas alkohol h. Tempat sampah pembuangan jarum

F. Bahan Rujukan 26. World Health Organization. Diabetes. Geneva, World Health

Organization. 2013.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html.Diak ses tanggal 7 April 2013. 27. Purnamasari D.Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam: Sudoyono AW, Setiyohadi B, Alwi I, et all (Eds).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 2009. Jakarta : Interna Publishing

G. Metode Evaluasi a. Metode evaluasi: pretest dan posttest b. Jenis Evaluasi : tertulis

H. Kriteria Evaluasi a. Kader dapat menyebutkan komplikasi diabetes b. Kader dapat menyebutkan pentingnya deteksi dini pada diabetes c. Kader mengetahui cara mengukur gula darah sewaktu

I. Materi Di dunia, diperkirakan terdapat 346 juta orang dengan diabetes dan 3, 4 juta orang meniggal tiap tahun akibat komplikasi dari tingginya gula darah. Di Asia tenggara, hampir 71 juta orang diperkirakan menderita diabetes pada tahun 2010 dan 1 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi dari diabetes. Diabetes memperparah penyakit infeksi, seperti TBC, malaria dan HIV/AIDS. Orang dengan diabetes lebih mudah terkena TBC, dan diperkirakan 15% dari kasus TBC di dunia diperkirakan berhubungan dengan diabetes. Diabetes adalah suatu kondisi tingginya gula darah akibat kurangnya inulin (hormone yang mengatur gula darah) yang dihasilkan oeh pancreas. Ada 2 jenis diabetes. Diabetes tipe 1 disebabkan karena kurangnya produksi insulin, dan diabetes

tipe 2 disebabkan karena penggunaan insulin yang tidak efektif. 90% orang dengan diabetes menderita diabetes tipe 2. Penyebab diabetes tipe 1 tidak diketahui, tetapi diperkirakan berhubungan dengan lingkungan, genetic atau autoimun. Beberapa faktor resiko diabetes tipe 2 antara lain kelebihan berat badan (overweight / obese), ada riwayat keluarga yang terkena diabetes, konsumsi alcohol berlebihan, merokok, aktivitas fisik yang kurang Gejala dari diabetes: 28. sering berkemih (polyuria) 29. rasa haus berlebih (polydipsia) 30. terus menerus merasa lapar (polyfagi) 31. penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas 32. kulit sangat kering 33. gangguan penglihatan Gejala ini dapat dijumpai pada kedua tipe diabetes, tetapi pada diabetes tipe 2 gejala kadang kurang terlihat, sehingga pada saat didiagnosis diabetes, sudah ada komplikasi Peningkatan gula darah akibat diabetes yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia. 34. Diabetes meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke. 35. Diabetes memiliki pengaruh ke mata dan merupakan salah satu penyebab kebutaan akibat kerusakan pembuluh darah yang ada di retina. 36. Diabetes mengganggu saraf yang ada di kaki dan dapat mengakibatkan luka yang tidak sembuh pada kaki dan pada akhirnya mengharuskan amputasi. 37. Diabetes merupakan salah satu penyebab gagal ginjal Untuk mengetahui apakah seseorang menderita diabetes atau tidak, maka perlu dilakukan beberapa tes, salah satunya adalah pemeriksaan kadar gula darah puasa atau sewaktu. Kriteria diagnosis diabetes melitus: 38. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu > 200mg/dl (Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir Gejala klasik

Atau 39. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126 mg/dl (puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam) 40. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dl TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan kedalam air

MODUL PENGGUNAAN PEAK FLOW METER

Topik : Penggunaan Peak Flow Meter Sub Topik : Cara Menggunakan Peak Flow Meter yang benar Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti promosi kesehatan diharapkan para peserta dapat mengerti dalam penggunaan Peak Flow meter yang benar Tujuan pembelajaran khusus Setelah mengikuti promosi kesehatan diharapkan para peserta dapat mempraktikkan penggunaan Peak Flow meter yang benar

Target sasaran Jumlah target sasaran Waktu Durasi Tempat

: Warga RW 08 : 20 orang : : 60 menit : Aula serba guna (kapasitas 40 jiwa)

A. PELATIH 1. Dokter muda departemen IKM (kelompok pelaksana)

B. PERSIAPAN 2. Membahas bahan rujukan dengan pembimbing 3. Mempersiapkan tempat simulasi 4. Menyiapkan sarana yang akan digunakan ( speaker, flowchart , alat peak flow meter ) 5. Mempersiapkan konsumsi 6. Mempersiapkan check-list yang akan dilaksanakan oleh tim pelaksana

C. METODE Metode yang digunakan adalah C. Ceramah D. Simulasi/ Role Play

D. DRAFT RENCANA PROSES KEGIATAN No. 1. Waktu 5 Menit Kegiatan Doa pembuka Mengucapkan salam Berdoa kepercayaan sesuai

Menjelaskan pembelajaran Menyebutkan

tujuan

masing - masing Menjawab salam

materi pokok

Mendengarkan dan memperhatikan Menyimak dan memperhatikan

yang akan disampaikan 2. 10 menit Menjelaskan cara batuk yang benar disertai dengan peragaan : Sebelum digunakan

pastikan jarum penunjuk pada posisi 0 Genggam peak flow meter Berdiri Tegak Ambil Nafas dalam Letakkan mulut ke dalam corong dan tutup bibir dan gigi dengan rapat Tiup sekeras dan secepat mungkin pada corong peak flow meter Catat angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk Ulangi prosedur diatas

sebanyak tiga kali dan catat hasilnya Jika batuk, prosedur harus diulang lagi. Catat hasil yang tertinggi dari tiga hasil tersebut dan itu adalah angka aliran puncak (Peak flow ) Menginterpretasi hasil dan

digolongkan ke dalam : zona hijau : 80-100 % zona kuning : 50-80 % zona merah : <50 % Materi : $ $ 40 menit Flowchart Peak Flow Meter Simulasi: Meminta peserta untuk cara menjawab salam Melakukan simulasi

mempraktikkan 5 menit

pemakaian peak flow meter Penutup : Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam

E. MEDIA KEGIATAN Flow chart Peak flow meter

F. BAHAN RUJUKAN World Health Organization. Global status report on noncommunicable disease 2010.Geneva ;2010 Peak Flow Measurement. Diunduh dari http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/pulmonary/pea k_flow_measurement_92,P07755/ Tanggal 19/4/2013

G. METODE EVALUASI a. Metode Evaluasi b. Jenis Evaluasi : Tanya jawab (subjektif) : Lisan

H.KRITERIA EVALUASI 1. Peserta dapat memperagakan ulang cara menggunakan alat peak flow meter yang benar

I. MATERI Penyebab kematian akibat penyakit tidak menular pada tahun 2008 menurut WHO adalah : penyakit kardiovaskular (17 juta kematian atau 48 % dari semua kematian akibat PTM), kanker (7,6 juta / 21 % dari semua kematian akibat PTM, dan Penyakit saluran pernapasan yaitu asthma dan PPOK (4,2 juta kematian). Dan diabetes mengakibatkan 1,3 juta kematian. Penyakit saluran pernapasan sering terjadi pada negara dengan pendapatan yang menegah dan rendah termasuk indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini untuk mencegah perjalanan penyakit lebih salah satunya adalah dengan menggunakan Peak Flow Meter. Peak Flow meter adalah alat yang tidak mahal , mudah dibawa dan merupakan alat untuk menilai seberapa baik udara keluar dari paru-paru. Pengukuran menggunakan peak flow merupakan bagian penting untuk deteksi dini dari penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan juga asma. Cara kerja peak flow meter adalah dengan mengukur seberapa cepat udara keluar dari paru ketika menghembuskan nafas secara paksa setelah inspirasi penuh. Ukuran ini dinamakan dengan peak expiratory flow (PEF) Cara penggunaan peak flow meteryang benar adalah : A. Sebelum digunakan pastikan jarum penunjuk pada posisi nol B. Genggam peak flow meter C. Berdiri Tegak D. Ambil Nafas dalam E. Letakkan mulut ke dalam corong dan tutup bibir dan gigi dengan rapat F. Tiup sekeras dan secepat mungkin pada corong peak flow meter G. Catat angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk H. Ulangi prosedur diatas sebanyak tiga kali dan catat hasilnya

Terdapat 3 zona pengukuran yang biasa digunakan untuk menginterpretasikan peak flow rate yaitu : zona hijau, zona kuning ,dan zona merah 1. Zona hijau : bervariasi dari 80- 100 % dari pembacaan peak flow yang paling tinggi anda. Ini adalah zona yang harus ada setiap hari. Pengukuran pada zona ini menunjukan bahwa udara dapat bergerak dengan baik melalui jalan udara dan dapat melakukan aktivitas biasa dan pergi tidur tanpa gangguan. 2. Zona Kuning : ini bervariasi dari 50-80 % dari angka peak flow terbaik anda. Hasil pada zona ini menunjukan bahwa jalan udara sudah mulai menyempit. Dan anda mulai mengalai gejala ringan seperti, batuk, merasa lelah, dan merasa dada seperti tertekan. Gejala ini mungkin akan menghalangi anda untuk melakukan aktivitas biasa atau tidur yang nyenyak. Anda harus memberitahu dokter pada saat ini. dokter mungkin akan mengubah obat atau memberikan instruksi tambahan untuk mencegah perburukan gejala 3. Zona Merah : pada zona merah peak flow <50% dari peakflow tertinggi anda. Pembacaan ini menunjukan penyempitan yang parah dari jalan udara yang besar sudah muncul. Ini butuh tindakan segera dan harus dilakukan pertolongan segera. Gejala yang muncul seperti batuk, nafas yang pendek, mengi ketika menghirup dan mengeluarkan nafas atau terdapat retraksi, dan juga memiliki masalah dalam berjalan dan berbicara. Pada bagian ini harus menghubungi dokter dan lakukan tindakan pertolongan segera

MODUL SKRINING KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH

Topik

: Mengukur kadar kolesterol dalam darah.

Tujuan Umum Kegiatan : 1. Untuk melakukan skrining kadar kolesterol total dalam darah pada masyarakat RW 08 Kelurahan Pejagalan. Tujuan Khusus Kegiatan : 2. Mengetahui angka prevalensi masyarakat RW 08 yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. 3. Mengetahui ada tidaknya risiko penyakit jantung pada masyarakat RW 08. Target Sasaran : 4. Seluruh masyarakat RW 08 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan. Jumlah Target Sasaran : 5. Waktu : Durasi : Tempat :

A. PELAKSANA KEGIATAN Kegiatan skrining kadar kolesterol total pada RW 08 Kelurahan Pejagalan akan dilakukan oleh kader dan didampingi oleh dokter muda IKM.

B. PERSIAPAN 6. Meminta ketua RW 08 Kelurahan Pejagalan untuk menginformasikan adanya kegiatan skrining kadar kolesterol darah dan perlunya berpuasa

pada malam (10-12 jam) sebelum pemeriksaan dilakukan esok harinya. 7. Mempersiapkan tempat untuk melakukan skrining. 8. Melatih kader-kader untuk menggunakan alat pengukur kolesterol sebelum kegiatan dimulai. 9. Mempersiapkan sarana yang akan digunakan (alat tes kolesterol, cholesterol stick, kapas alcohol, alat untuk mencatat). 10. Mempersiapkan konsumsi untuk kader dan dokter muda IKM.

C. METODE Metode yang digunakan adalah : Pengukuran langsung di tempat.

D. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN No 1. 2. Durasi 30 menit 120 menit Kegiatan Mengajarkan cara penggunaan alat

pengukuran kolesterol. Pengukuran kadar kolesterol masyarakat RW 08 Kelurahan Pejagalan.

E. MEDIA KEGIATAN Alat pengukur kolesterol. Cholesterol Stick. Kapas alcohol. Buku dan pulpen untuk mencatat.

F. BAHAN RUJUKAN a. Jenis-Jenis Kolesterol. Diambil dari : http://kadarkolesterolnormal.com/. Tanggal 19 April 2013. b. Nilawati, Sri, Diah Krisnatuti, B Mahendra, Oei Gin Djing. 2008. Care Yourself, Kolesterol. Depok : Penebar Plus. G. METODE EVALUASI a. Metode evaluasi : menghitung cakupan kegiatan.

b. Jenis evaluasi : tertulis. H. KRITERIA EVALUASI a. Semua masyarakat RW 08 Kelurahan Pejagalan mau mengukur kadar kolesterol dalam kegiatan ini.

I.

MATERI Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan sisanya 20% dari luar tubuh untuk bermacammacam fungsi di dalam tubuh. Banyak pakar menyarankan agar pemeriksaan kesehatan dilakukan pada semua orang dewasa, atau paling tidak kepada mereka yang menghadapi risiko terkena serangan jantung. Pemeriksaan kesehatan ini mencakup pengukuran

kadar kolesterol darah dan memberikan penjelasan terhadap efek kebiasaan merokok, berat badan, dan pemeriksaan tekanan darah. Tujuan pengukuran kolesterol darah adalah untuk mengetahui apakash seseorang menghadapi terkena risiko arterosklerosis pada usia muda. Risiko sklerosis (penyumbatan) pada arteri koroner bisa dikurangi dengan memeriksakan diri secara rutin. Karena alasan itulah, orang-orang dari kelompok umur 20-60 tahun harus diukur kadar kolesterol darahnya, terutama mereka yang masuk dalam ciri-ciri : 1. Orang tua atau saudara sekandung mereka menunjukkan tandatanda sklerosis pembuluh darah koroner sebelum usia 60 tahun. 2. 3. Mempunyai kerabat dekat dengan kadar lemak darah yang tinggi. Pernah diberi perawatan dengan obat hipotensif (obat untuk menurunkan tekanan darah). 4. 5. Pasien diabetes. Mereka yang memperlihatkan tanda-tanda penyakit jantung atau atherosclerosis yang mengganggu pasokan darah ke kaki atau otak. 6. Perokok berat (lebih dari 15 batang per hari).

Beberapa orang mempunyai tana-tanda penumpukan kolesterol yang terlihat dalam jaringan tubuhnya. Penumpukan kolesterol ini dikenal sebagai xanthomata, terutama ditemukan dalam kulit dan urat. Pada orang dengan

kolesterol tinggi karena faktor keturunan, penumpukan ini kadang-kadang tampak dalam kulit, seperti separuh biji kacang. Penumpukan kolesterol ini juga bisa dirasakan dan dilihat di sekitar urat Achilles. Pada keadaan hiperlipidemia, xanthomata bisa berupa pembengkakan yang bulat berwarna kuning atau jingga. Biasanya terletak di atas siku atau sebagai garis-garis jingga pada telapak tangan. Harus ditekankan bahwa banyak orang dengan kadar kolesterol tinggi tidak menunjukkan adanya xanthomata. Oleh karena itu, diagnosis yang terbaik adalah dengan mengukur kadar kolesterol di dalam darah. Ketika mengukur kadar kolesterol, penting sekali mengetahui wawasan terhadap insidensi penyakit jantung dalam keluarga, kebiasaan merokok mereka, serta perbandingan antara berat badan dan tinggi badan. Tekanan darah juga harus diukur. Selain itu, sedikit contoh darah diambil dari arteri pada lengan untuk memeriksa kadar kolesterol darah. Beberapa dokter mengemukakan bahwa tes ini harus dilakukan pada pagi hari setelah berpuasa pada malam sebelumnya. Kadar kolesterol ini harus selalu diperhitungkan karena dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk faktor risiko penyakit jantung. Kadar kolesterol dalam darah : 11. 12. 13. Normal kadar kolesterol <200 mg/dL. Batas tinggi kadar kolesterol 200-239 mg/dL. Tinggi kadar kolesterol >= 240 mg/dL.

Kadar kolesterol ini bisa melebih kadar normal, apabila : 1. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh (gajih, jeroan, keju, susu, margarine, mentega) dan lemak trans (gorengan, kue kering, margarine / mentega) dan kolesterol sehingga tidak mampu mengendalikan kadarnya. 2. Proses pengeluaran kolesterol ke usus besar melalui asam empedu terlalu sedikit. 3. Faktor genetic / bawaan.

Anda mungkin juga menyukai