RTR Koridor Jogja-Magelang
RTR Koridor Jogja-Magelang
RTR Koridor Jogja-Magelang
Outline
Pendahuluan Gambaran umum
Pendahuluan
Koridor pengembangan Kota Magelang-Yogyakarta: Kawasan strategis dimana terdapat daerah-daerah yang berpotensi saling berinteraksi, yaitu Kota Magelang, Kota Yogyakarta, dan beberapa kecamatan di Kab. Magelang dan Kab. Sleman. Pengembangan perkotaan: desa-desa pinggiran sepanjang jalur koridor arteri primer memiliki sifat kekotaan. Akibat perubahan sebagai dampak dari proses aglomerasi pusatpusat pertumbuhan yang tidak terencana dengan baik dan permasalahan yang dihadapi oleh desa-urban yang belum siap untuk memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat permasalahan penataan ruang sepanjang koridor.
Tujuan
Mewujudkan pengembangan ekonomi wilayah koridor pengembangan sebagai kawasan strategis perkotaan dengan memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan dan kearifan lokal penataan ruang kawasan strategis perkotaan yang berciri identik dengan keunikan lokal daerah, nyaman, aman dan mensejahterakan masyarakat.
Gambaran Umum
Makro
Kawasan cepat tumbuh pada koridor jalan arteri nasional terbentuk hubungan saling interaksi antara Kota Yogyakarta dan Kota Magelang. Kota Magelang memiliki status sebagai PKW seperti yang tercantum di RTRW Provinsi Jawa Tengah.
Mikro Koridor pengembangan yang terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan meliputi 4 Kecamatan di Kabupaten Magelang (Mertoyudan, Mungkid, Muntilan, Salam), dan 3 Kecamatan di Kabupaten Sleman (Tempel, Sleman dan Mlati).
Gambaran Umum
Kriteria Desa Terpilih
1
2 3
PETA LOKASI 27 DESA TERPILIH DI SEPANJANG KORIDOR KOTA MAGELANG KOTA YOGYAKARTA
27 Desa Terpilih :
Kecamatan Mertoyudan Desa Mertoyudan Sumberrejo Danurejo Blondo Senden Ambartawang Mungkid Paremono Bojong Pabelan Taman Agung Sedayu Pucungrejo Muntilan Gunungpring Gulon Jumoyo Sucen Kadiluwih Salam Lumbungrejo Margorejo Caturharjo Triharjo Tridadi Sendangadi Sinduadi
Mungkid
Muntilan
Muntilan
Salam
SARANA DAN PRASARANA Kebutuhan masyarakat akan infrastruktur perkotaan tidak terpenuhi secara maksimal
TATA GUNA LAHAN Kota cenderung berkembang ke arah kapital dan tidak memperhatikan pengembangan kota yang berkelanjutan SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
Menurunnya kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sepanjang koridor pengembangan
Akibat
Tidak optimalnya fungsi kawasan strategis perkotaan yang kurang memperhatikan keseimbangan pertumbuhan kawasan fungsi budidaya dengan fungsi lindung
Permasalahan Utama
Kurangnya pengelolaan sumber daya lokal yang bernilai bagi pengembangan ekonomi wilayah
Tidak terpelihara nya fungsi lindung kawasan (hutan lindung, kawasan resapan air, DAS, dll)
Kepadatan penduduk di wilayah sepanjang koridor yang semakin tinggi dan persebarannya yang kurang merata
Penyebab
Isu Strategis
Potensi kawasan yang didominasi fungsi lindung karena berada pada kaki Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Sumbing serta banyak dilalui DAS
Adanya ancaman bencana Gunung Merapi yang sekaligus menimbulkan potensi wisata bencana
Terdapatnya situs-situs cagar budaya yang tersebar di seluruh koridor perencanaan Adanya potensi kemacetan di beberapa titik di sepanjang koridor perencanaan terutama pada persimpangan menuju kawasan Borobudur Adanya kebutuhan yang tinggi akan infrastruktur perkotaan yang memadai Tekanan pertumbuhan menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah menjadi permukiman dan fungsi komersil Belum optimalnya potensi pariwisata (alam dan budaya) di sepanjang koridor Belum optimalnya pengembangan sektor pertanian dan pengolahan hasil pertanian sebagai sektor unggulan
ANALISIS PERENCANAAN KORIDOR KOTA MAGELANG KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN 6 ASPEK PENGEMBANGAN
Litologi Jenis Skor Tanah Alluvial Latosol Regosol Regosol Alluvial Latosol Regosol 15 30 75 75 15 30 75
Klimatologi Intensitas Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Skor 30 30 30 40 30 30 30 Total Fungsi Kawasan Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya Kawasan Penyangga Kawasan Penyangga Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya Kawasan Lindung
0-8 %
20 20 40 8-15 % 40 25-40% 80
Mertoyudan Sumberrejo Danurejo Blondo Senden Ambartawang Mungkid Paremono Bojong Pabelan Taman Agung Sedayu Pucungrejo Muntilan Gunungpring Gulon Jumoyo Sucen Kadiluwih Salam Lumbungrejo Margorejo Caturharjo Triharjo Tridadi Sendangadi Sinduadi
Mertoyudan Sumberrejo Danurejo Blondo Senden Ambartawang Mungkid Paremono Bojong Pabelan Taman Agung Sedayu Pucungrejo Muntilan Gunungpring Gulon Jumoyo Sucen Kadiluwih Salam Lumbungrejo Margorejo Caturharjo Triharjo Tridadi Sendangadi Sinduadi
PEMUKIMAN 38%
Secara umum penggunaan lahan di 27 desa di sepanjang koridor masih didominasi fungsi persawahan Luas lahan sawah berkurang sebanyak 397,82 Ha dalam 10 tahun terakhir Secara keseluruhan semua fungsi mengalami penurunan luasan kecuali fungsi permukiman yang meningkat seluas 488 Ha atau sebesar 5%
60.00
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Kategorisasi desa berdasarkan intesitas konversi lahan: Itensitas konversi tinggi: Desa Mungkid Kec.Mungkid, Desa Sendangadi dan Sinduadi Kec. Mlati, Desa Caturharjo Kec. Sleman, Desa Danurejo Kec. Mertoyudan, serta Desa Margorejo kec. Sleman. Itensitas Konversi Sedang: Desa Mertoyudan Kec. Mertoyudan, Desa Tridadi dan Triharjo Kec. Sleman, Desa Pabelan Kec. Mungkid, Desa Tamanagung Kec. Muntilan, Desa Sumberejo Kec. Mertoyudan, Desa Lumbungrejo Kec. Tempel. Itensitas Konversi Kecil/rendah: desa Blondo, Ambartawang, Bojong, dan Paremono Kec. Mungkid; Desa Sedayu, Pucungrejo, Muntilan, Gunungpring Kec. Muntilan; Desa Gulon, Jumoyo, Salam Kec. Salam Tidak terjadi Konversi ke area terbangun: Desa Senden Kec. Mungkid; Desa Kadiluwih Kec. Salam.
Aspek Ekonomi
Prosentase PDRB Sektor Ekonomi di Koridor Magelang - Yogyakarta
12.8% 24.5% 0.9%
PERTANIAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM
23.8%
BANGUNAN/KONSTRUKSI PERDAGANGAN, RESTORAN DAN HOTEL PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA
0.7%
B. Telekomunikasi
Wilayah Kabupaten Magelang Kebijakan penyediaan menara didirikan di luar wilayah sub kawasan penyangga Borobudur (SP-2) dan di luar wilayah sub kawasan cagar budaya Borobudur (SP-1), Desa Pabelan termasuk dalam SP-1. Wilayah Kabupaten Sleman Kebijakan Lokasi BTS Zona I, meliputi: Desa Sinduadi dan Desa Sendangadi Kecamatan Mlati, Desa Tridadi dan Desa Caturharjo di Kecamatan Sleman serta Desa Lumbungrejo di Kecamatan Tempel. Zona II, meliputi: Desa Margorejo, Kecamatan Tempel.
C. Listrik
SUTT melewati: Kecamatan Tempel; Kecamatan Sleman; Kecamatan Mlati. Adanya upaya pemanfaatan alam melalui pembangkit listrik sederhada bertenaga mikrohidro dan minihidro (dengan memanfaatkan potensi alam yang ada seperti penggunaan air pada saluran irigasi maupun sungai) serta pembangkit listrik tenaga surya.
Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik di Koridor Pengembangan Tahun 2032
D. Drainase
Wilayah di Kabupaten Magelang Pelayanan jaringan drainase baru mencapai Kota Muntilan, sedangkan untuk wilayah lainnya masih menggunakan sistem drainase alami. Sistem jaringan drainase didukung dua buah sungai besar yaitu Sungai Pebelan dan Sungai Blongkeng serta sungai-sungai kecil Wilayah di Kabupaten Sleman Pembangunan sistem drainase cenderung pada sistem pembuangan air hujan ke sungai terdekat. Namun, di beberapa kawasan terbangun sudah dilayani oleh saluran drainase.
E. Air Bersih Tabel proteksi kebutuhan air bersih hingga akhir tahun rencana (2032)
Mertoyudan-Mungkid-Muntilan-Salam
Jumlah Penduduk (jiwa) 165.385 Jumlah kebutuhan air bersih (lt/org/hr) 21.830.820,00 Tempel-Sleman-Mlati Jumlah Penduduk (jiwa) 127.622 Jumlah kebutuhan air bersih (lt/org/hr) 14.293.440,00
F.
Persampahan
Ketersediaan prasarana: TPA Piyungan (lokasi TPA untuk wilayah Kabupaten Sleman) dan TPA Pasuruhan dan Kelegen (wilayah Kabupaten Magelang) Jumlah proyeksi sampah pada tahun 2032 9.522.663,88 liter/hari
No Lingkup Prasarana Kebutuhan TPS 1. 2. 3. 4. RW (2500 jiwa) Kelurahan (30.000 jiwa) Kecamatan(120.000) jiwa Kota (> 480.000 jiwa) TPS tipe I TPS tipe II TPS tipe III TPA 118 (atau sejumlah RW) 10 3 Status Kebutuhan unit tahun 2032
Peralatan Pendukung
1. 2. 3. 640 jiwa 3.200 jiwa 5.330 jiwa Gerobak sampah Container 6 m3 Container 10 m3 458 92 55
Berdasar SNI 32422008
G. Jaringan Irigasi
Sumber mata air yang memiliki debit paling tinggi ialah sumber Gending yang terletak di Kecamatan Mertoyudan. Debit airnya mencapai 1000 l/dt. Sumber-sumber mata air lain yang dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi tersebar di Kecamatan Mertoyudan dan Sleman.
Daftar Mata air di Koridor Pengembangan
No. 1. 2. 3. 4. 7. 8. 10 11. Nama Mata Air Bugel Gending Jogonegoro Pusung Sempor Sidandang Mangunan Tuk Sanggrahan Lokasi Debit (l/dt) 25 1000 150 14 8 15 Sifat Permanen Permanen Sementara waktu 16 Sementara Waktu 10 Permanen
Dusun
Blunyah Dukuh Lor Rejosari Mangunan Sanggrahan
Kesehatan
Eksisting
Analisis
Sarana Kesehatan yang ada meliputi: 18 unit posyandu, 81 balai pengobatan lingkungan, 47 BKIA, 10 poliklinik, 5 puskesmas pembantu, 50 apotek/toko obat, 6 puskesmas pembantu, dan 3 unit RS.
Hasil analisis proyeksi kebutuhan sarana kesehatan ideal untuk masyarakat di Koridor Pengembangan pada tahun 2032 diperlukan penambahan 18 unit posyandu, 81 unit balai pengobatan dengan skala pelayanan lingkungan seperti poskesdes dan polindes, dan 5 Puskesmas Pembantu.
C.
Perekonomian Eksisting Perdagangan dengan skala lokal terdistribusi dengan pola linier di sepanjang jalan desa. Kondisi lokasi menyatu dengan permukiman dengan memanfaatkan secara ganda tempat tinggal. Analisis Diperlukan perluasan dan penambahan fasilitas pendukung agar dapat menampung pertambahan pedagang dan mendukung pemasaran produk setempat serta perbaikan dan peningkatan kondisi sarana perdagangan yang sudah ada.
Konsep Perencanaan
Mewujudkan Kawasan Strategis Perkotaan Koridor Pengembangan MagelangYogyakarta melalui Optimalisasi Kawasan Berbasis Keseimbangan antara Pertumbuhan Fungsi Budidaya dengan Fungsi Lindung yang Mengusung Potensi Kearifan Lokal. Interpretasi konsep: Perencanaan yang seimbang antara fungsi lindung dan fungsi budidaya dengan mengedepankan konsep pambangunan berkelanjutan (sustainable development) Compact city sebagai upaya mengintensifkan kegiatan untuk memanipulasi ukuran perkotaan, bentuk dan struktur serta sistem permukiman berbasis lingkungan, sosial dan manfaat general yang diperoleh dari konsentrasi fungsi perkotaan Optimalisasi fungsi pusat perkotaan dan sub-sub pusat kegiatan sehingga struktur internal kota akan bersifat sektoral dan berinteraksi dalam bentuk linear Pengembangan potensi lokal khususnya sektor pertanian dan pariwisata
Kawasan lindung
1.Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya (L1): Kawasan resapan air berada di sebagian Kecamatan Tempel, Kecamatan Sleman, dan Kecamatan Mlati. 2. Kawasan Perlindungan Setempat (L2) a. Kawasan Sekitar Mata Air: Pada desa-desa terpilih di sepanjang koridor terdapat 14 mata air yang berfungsi sebagai peneyedia air bersih dan air untuk minum (pemasok PDAM). b. Kawasan Sekitar Danau/Waduk Kawasan sekitar embung terdapat di Desa Tridadi Kecamatan Sleman c. Kawasan Sempadan Sungai: Terdapat 2 (dua) DAS yang melewati kawasan Koridor Magelang-Yogyakarta yaitu DAS Progo dan DAS Opak
No
Kecamatan
Desa
Luas Wilayah 390.98 347.92 312.13 236.50 224.50 214.90 174.50 467.02 249.30 382.60 303.20
Jumlah penduduk (estimasi 2032) 15,324 10,278 8,896 6,312 3,848 4,148 6,584 7,720 5,882 9,991 11,880
Luas RTH yang harus disediakan (Ha) 1.53 1.03 0.89 0.63 0.38 0.41 0.66 0.77 0.59 1.00 1.19
Presentase dari luas wilayah % 0.39 0.30 0.29 0.27 0.17 0.19 0.38 0.17 0.24 0.26 0.39
Mertoyudan
7 8 9 10 11
Mungkid
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Muntilan
Muntilan
Salam
Tempel
Sleman
Mlati TOTAL
Sedayu Pucungrejo Muntilan Gunungpring Gulon Jumoyo Sucen Kadiluwih Salam Lumbungrejo Margorejo Caturharjo Triharjo Tridadi Sendangadi Sinduadi
201.34 145.60 200.06 220.10 483.29 380.08 323.06 216.13 369.69 539.00 333.00 744.00 578.00 504.00 536.00 737.40
9,814.29
9,752 9,537 7,157 13,108 9,325 9,202 5,796 3,079 7,568 8,264 11,584 16,398 17,955 16,417 18,877 38,126
293,005.04
0.98 0.95 0.72 1.31 0.93 0.92 0.58 0.31 0.76 0.83 1.16 1.64 1.80 1.64 1.89 3.81
29.30
0.48 0.66 0.36 0.60 0.19 0.24 0.18 0.14 0.20 0.15 0.35 0.22 0.31 0.33 0.35 0.52
Kawasan Budidaya
1. Kawasan Perdagangan dan Jasa (B1): Diarahkan mendukung sektor unggulan pertanian dan pariwisata. Fasilitas perdagangan diprioritaskan sebagai sentra pemasaran hasil pertanian, fasilitas jasa diarahkan dalam bentuk hotel, rumah makan, tour wisata, dll Kawasan perdagangan dan jasa yang ada diarahkan tersebar pada sepanjang jalan arteri koridor Kota Magelang Kota Yogyakarta dengan aglomerasi terbesar terdapat pada ibukota-ibukota kecamatan berikut: a. Desa Pucungrejo dan Desa Gunungpring di Kecamatan Muntilan sebagai kawasan perkotaan inti b. Desa Mertoyudan dan Desa Sumberejo di Kecamatan Mertoyudan sebagai wilayah yang berbatasan langsung dan menerima dampak dari pengembangan Kota Magelang c. Desa Sendangdadi dan Desa Sinduadi di Kecamatan Mlati sebagai wilayah yang berbatasan langsung dan menerima dampak dari pengembangan Kota Yogyakarta
Ternak sedang
Kec. Salam dan Kec. Tempel Kec. Tempel Kec. Tempel dan Kec. Mlati Semua kecamatan di Kab. Megelang Semua kecamatan di Kab. Magelang dan Kec. Tempel Kec. Tempel Kec. Salam dan kec. Mertoyudan
Unggas
6. Kawasan peruntukkan pertambangan (B6): Kawasan peruntukkan pertambangan pada koridor terdapat di: a. Peruntukkan pertambangan batuan pasir di Desa Ngawen Kec. Muntilan serta tersebar di Kecamatan Mungkid, Salam, dan Mlati b. Pertambangan tanah liat di Desa Gulon Kec. Salam dan Kec. Tempel c. Pertambangan andesit di Kec. Tempel
A 1 2 3 B 1 2 3
Jenis Peruntukkan Pariwisata Wisata Budaya Kesenian rakyat dan warisan budaya (cultural heritage) Kerajinan bambu dan bunga kering Anyaman mendong dan tikar Wisata Alam Kebun salak Arena/ kolam pemancingan Arena jogging Kebun salak Hiking, Pemandangan alam Gardu pandang untuk melihat sarang burung Blekok dan Kuntul Pelatihan Pertanian, Pemancingan Jogging Wisata hortikultura. Pelatihan pertanian, Pemancingan Jogging
Kelurahan/Desa Pandowoharjo Sendaridi Malangan, Brajan dan Mlangi. Gabugan Trumpon Ketingan
Gulon
Somokaton Borobudur Wanurejo Wanurejo Mendut Ngrajeg Bojong Kawasan Bukit Menoreh Wanurejo Candirejo Majaksingi-Candirejo Kawasan Bukit Menoreh Kenalan Wanurejo
4 5
Pundong Tanjung
2.
3.
4.
TERIMAKASIH