Masalah Etik Dan Efisiensi Mutu Layanan Kebidanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MASALAH ETIK DAN EFISIENSI MUTU LAYANAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG PRODI D-III KEBIDANAN BUKITTINGGI TAHUN AKADEMIK 2013/2014

MASALAH ETIK DAN EFISIENSI MUTU LAYANAN KEBIDANAN

2.1 Istilah dalam etik Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia. Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah lake sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan. Perbedaan antara etika dengan etiket 1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. 2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa. 3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti jangan berbohong, jangan mencuri merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar. 4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguhsungguh baik.

Pengertian Etika Profesi Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Pengertian Kode Etik Profesi Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.

Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaikbaiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional

2.2 Kewajiban pekerjaan bidan 1. Kewajiban Bidan Terhadap Klien Dan Masyarakat 1) Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi, menghayati, dan mengamalkan jabatan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya 2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan 3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran ,tugas da tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, kelurga dan masyarakat 4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat 5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan indentitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemanusiaan yang dimiliki 6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi dalam hubungan pelaksanaan

tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

2. Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya 1) Setiap bidan senantiasa memberika pelayanan paripurna kepada klien, kelurga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimiliki berdasarkan kebutuhan klien kelurga dan masyarakat 2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsoltasi atau rujukan. 3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien. 3. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya 1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi 2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya. 4. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Profesinya 1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjujung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. 2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi 3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya 5. Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri 1) Setiap bidan harus memelihara kesehatan agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik 2) Setiap bidan seyoyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. 6. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa Dan Tanah Air

1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan

ketentuan-

ketentuan Pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga 2) Setiap bidan melalui profesnya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan kelurga.

2.3 Permasalahan etik dalam hidup sehari hari Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapi pada beberapa permasalahan yang dilematis, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinai bidan dengan kenyataan yang ada. Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut : 1. Persetujuan dalam proses melahirkan. 2. Pemilih atau mengambil keputusan dalam persalinan. 3. Kegagalan dalam proses persalinan. 4. Pelaksannan USG dalam kehamilan. 5. Konsep normal pelayanan kebidanan. 6. Bidan dan pendidikan sex.

2.4 permasalahan etik yang berhubungan dengan teknologi 1. Perawatan intensif pada bayi Perawatan intensif pada bayi harus dilakukan dalam ruang perawatan khusus yang terdiri dari tiga level, berdasarkan derajat kesakitan, risiko masalah dan kebutuhan pengawasannya : Level I adalah untuk bayi risiko rendah, dengan kata lain bayi normal yang sering digunakan istilah rawat gabung (perawatan bersama ibu). Level II adalah untuk bayi risiko tinggi tetapi pengawasan belum perlu intensif. Pada level ini bayi diawasi oleh perawat 24 jam, akan tetapi perbandingan perawat dan bayi tidak perlu 1-1. Level III adalah pengawasan yang dilakukan benar-benar ekstra ketat. Satu orang perawat yang bertugas hanya boleh menangani satu pasien selama 24 jam penuh. Pada ketiga level peran dokter boleh dibagi, artinya 1 orang dokter pada ketiga level, akan

tetapi dengan ketrampilan dan pengetahuan khusus mengenai masalah gawat darurat pada neonatus. Monitoring bayi baru lahir ini harus dilakukan secara kontinyu, teratur, dan teliti, dengan menggunakan berbagai metode/teknik dan peralatan yang dapat dipercaya reliabilitasnya, karena dukungan peralatan ini juga sangat berperan dalam kesembuhan pasien. 2. Screening bayi Tindakan Pencegahan Gangguan Perkembangan Motorik Anak Screening Denver Test DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama. Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umur. 3. Transplantasi organ Teknik transplantasi, dimungkinkan untuk memindahkan suatu organ atau jaringan tubuh manusia yang masih berfungsi baik, baik dari orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, ke tubuh manusia lain. Dalam penyembuhan suatu penyakit, ada kalanya transplantasi tidak dapat dihindari dalam menyelamatkan nyawa si penderita. Dengan keberhasilan teknik transplantasi dalam usaha penyembuhan suatu penyakit dan dengan meningkatnya keterampilan dokter-dokter dalam melakukan transplantasi, upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya penyembuhan yang cepat dan tuntas. Untuk mengembangkan transplantasi sebagai salah satu cara penembuhan suatu penyakit tidak dapat bagitu saja diterima masyarakat luas. Pertimbangan etik, moral, agama, hukum serta sosial budaya ikut mempengaruhinya. 4. Teknik reproduksi dalam kebidanan. "Suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup manusia". Hal yang berkaitan dengan reproduksi : a. Fungsi Reproduksi Pertumbuhan kerangka tubuh dan produksi hormon berjalan baik tidak ada gangguan atau masalah yang dapat mengganggu fungsi reproduksi. b. Proses reproduksi

Proses reproduksi bukan hanya masalah hamil, melahirkan dan menyusui namun juga mencangkup perkembangan dari usia anak-anak hingga dewasa dan melewati masa menopause sesuai dengan konsep siklus kehidupan (Life Cycle) dalam kesehatan reproduksi yakni : "From Womb to Tomb" atau "Dari Rahim Hingga Liang Kubur" Kondisi kesehatan selama siklus hidup sejak pembuahan, dalam

kandungan/rahim, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Meningkatnya kualitas hidup individu diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup generasi berikutnya Selain itu, pendekatan sosial-budaya juga penting digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul. 2.5 Etik Dan Profesi Pengertian Etika Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang bearti adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat. Pengertian Profesi Profesi berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut dari padanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Pengertian Etika Profesi Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Pengertian Kode Etik Profesi Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Fungsi Kode Etik Profesi

Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Tujuan diterapkannya Kode Etik Profesi :

Menjunjung tinggi martabat profesi Melindungi pihak yang menjadi layanan profesi dari perbuatan mal-praktik. Meningkatkan kualitas profesi. Menjaga status profesi. Menegakkan ikatan antara tenaga professional dengan profesi yang disandangnya.

2.6 Etik isu dan Dilema A. Issue Etik Issue adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Issue muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai. Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya. Contoh Issue Etik dalam kehidupan sehari hari : Persetujuan dalam proses melahirkan. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan Kegagalan dalam proses persalinan Pelaksanan USG dalam kehamilan Konsep normal pelayanan kebidanan Bidan dan pendidikan seks

B. Dilema Dilema merupakan suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Contoh dilema dalam dunia kesehatan : Aborsi Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mencapai viabilitas dengan usia kehamilan < 22 minggu dan berat janin <500 gram.

Euthanasia Euthanasia berasal dari Bahasa Yunani yaitu : -, eu yang artinya "baik", dan, thanatos yang berarti kematian, adalah praktik pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan. Adopsi / Pengangkatan anak Adopsi berasal dari kata adaptie dalam bahasa Belanda. Menurut kasus hukum berarti Pengangkatan seorang anak untuk anak kandungnya sendiri. Dalam bahasa Malaysia dipakai kata adopsi, berarti anak angkat atau mengangkat anak. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, Edoft (Adaption), berarti pengangkatan anak atau mengangkat anak. Dalam bahasa Arab disebut Tabanni yang menurut Prof. Mahmud Yunus diartikan dengan Mengambil Anak Angkat. Transplantasi Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau

sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal. Bayi tabung Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur diluar tubuh (in vitro fertilization). Setelah terjadi konsepsi hasil tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu atau embrio transfer sehingga dapat tumbuh menjadi janin sebagaimana layaknya kehamilan biasa.

2.7 Tanggapan yang berkaitan dengan kode etik bidan Majelis Etika Profesi merupakan badan perlindungan hokum terhadap para bidab sehubungan dengan adanya tuntutan dari klien akibat pelayanan yang diberikan dan tidak melakukan indikasi pemyimpangan hukum. Realisasi majelis etika profesi bidab adalah dalam bentuk MPEB (Majelis Pertimbangan Etika Bidan) dan MPA (Majelis Pembelaan Anggota). Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan anggota (MPA) secara internal berperan memberikan saran, pendapat dan buah pikiran tentang masalah pelik

yang sedang dihadapi khususnya yang menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan anggota. Dewan Pertimbangan Etika Bidan (DPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) memiliki fungsi antara lain : 1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidan sesuai dengan ketetapan Pengurus Pusat. 2. Melaporkan hasil kegiatan sesuai dengan bidang dan tugasnya secara berkala 3. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas Pengurus Pusat 4. Membentuk Tim Teknis sesuai dengan kebutuhan

2.8 Solusi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kode etik bidan Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan/solusi : 1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh. 2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus. 3. Fakta, keputusan lebih riel, valid dan baik. 4. Wewenang lebih bersifat rutinitas. 5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, transparan, konsisten. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan/Solusi : 1. Posisi/kedudukan 2. Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin dan insidentil 3. Situasi: faktor konstan, faktor tidak konstan 4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak 5. Tujuan antara atau obyektif Ciri-ciri pengambilan keputusan/solusi yang etis : 1.Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah 2.Sering menyangkut pilihan yang sukar 3. Tidak mungkin dielakkan 4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial Pengambilan Keputusan/Solusi Klinis yang benar dan tepat : 1. Menghindari pekerajan atau tindakan rutin yang tidak sesuai dengan kebutuhan klien 2. Meningkatkan efektitivitas dan efisiensi pelayanan yang diberikan

3. Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart 4. Memberikan kepuasan pelanggan Teori-teori Pengambilan Keputusan/Solusi : 1. Teori Utilitarisme Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan ketidaksenangan. 2. Teori Deontology Menurut Immanuel Kant, sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam harus dikembalikan 3. Teori Hedonisme Menurut Aristippos , sesuai kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. 4. Teori Eudemonisme Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya, manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Teori Etika Teori etika adalah proses yang ditempuh dalam membenarkan suatu keputusan etis tertentu. 1. Konsekuensialisme Menjawab pertanyaan apa yang harus saya lakukan ? dengan memandang konsekuensi dari berbagai jawaban. 2. Deontologi Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan tugas. 3. Hak Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan. 4. Intuisionisme Memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi. Intuisi kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah sesuatu baik atau buruk

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Wahyuningsih, Marimbi,

Heni

Puji.2008.Etika

Profesi

Kebidanan;Fitramaya,Yogyakarta.

Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan; Mitra Cendikia, Yogyakarta. Synthia Dewi Nilda. 2011.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.Rohima, Yogyakarta Setiawan.2010. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan.2010. jakarta: trans info media CV

Anda mungkin juga menyukai