Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan

kebidanan
Ratings: (0)|Views: 2,007 |Likes: 1
Published by Rus Ikuyz
See more

AB IPENDAHULUANA.

Latar Belakang
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkatseiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era
globalisasi.Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan
yang
kuat bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberikan pelayananke
bidanan yang profesional dalam melakukan profesi kebidanan, dan
dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada individu, keluarga danmas
yaraka.Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus
mampumemahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam
memandangkualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam
pelayanan.Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama
diberbagaitempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para
praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan
kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi.Bidan sebagai praktisi pelayanan
harus menjaga perkembangan
praktik berdasarkan /evidence based /Etika adalah penerapan dan proses dan t
eorifilsafat moral pada situasi nyata. Etilka dibagi menjadi tiga bagian,
meliputi:Metaetika (etika); Etika atau teori moral; Etika praktik.Etika atau teori
moral untuk memformulasikan prosedur ataumekanisme untuk memecahkan
masalah etika. Etika praktik merupakan penerapan etika dalam praktik sehari-
hari, dimana dalam situasi praktik ketika kecelakaan terjadi keputusan harus
segera dibuat.Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusa tentang:
apayang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban
moral(akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkanoleh setiap
anggota didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalamhidupnya di masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui pengertian etika, etiket, moral dan hukum.
2. Memahami sistematika etika
3. Mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1.Mengetahui arti dari Etika, Etiket, moral serta tanggung jawab profesionalseorang
bidan.
2.Mengetahui arti tentang hukum dalam profesional kebidanan.
3.Mengetahui fungsi dan tanggung jawab seoarng bidan profesional.

BAB IIPEMBAHASANA.

Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum

1.Etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethosdalam bentuk
tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah lakumanusia, adat, akhlak, waktu,
perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat
kebiasaan.
Menurut filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan
filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, makaetika berarti: ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentangadat kebiasaan. Etika berasal dari bahasa
Inggris Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik,
yaknitindakan yang tepat yagn harus dilaksanakan oleh manusia sesuai denganmoral
pada umumnya.
Etika berasal dari bahasa Latin Mos atau Mores (jamak), artinyamoral, yang
berarti juga adat, kebiasaan, sehingga makna kata moral danetika adalah sama, hanya
bahasa asalnya berbeda. Menurut KamusUmum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,
1953), Etika artinya ilmu pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Depdikbud, 1988) etika mengandung arti

a.Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dankewajiban
moral.
b.Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c.Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
ataumasyarakat.Sedangkan Bertens merumuskan arti kata etika sebagai
berikut:a.

Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moralyang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam

4mengatur tingkah lakunya, arti ini bisa dirumuskan sebagai sistemnilai. Sistem nilai
bisa berfungsi dalam hidup manusia peroranganmaupun pada taraf sosial. b.

Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disiniadalah kode etik.c.

Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk.

2.Moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagiseseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral juga berarti mengenai apa yang
dianggap baik atau buruk di masyarakatdalam suatu kurun waktu tertentu sesuai
perkembangan atau perubahannorma atau nilai. Moralitas berasal dari bahasa Latin
Moralis, artinya:a.

Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya. b.

Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan baik buruk.

3.Etiket

Etiket berasal dari bahasa Inggris Etiquette. Etika berarti moral,sedangkan etiket berarti
sopan santun. Persamaan etika dengan etiketadalah:a.

Sama-sama menyangkut perilaku manusia. b.

Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentangapa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang
etika dan etiket,maka berikut ini digambarkan mengenai perbedaan antara etiket
denganetika:a.

Menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan. b.

Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, memberinilai tentang


perbuatan itu sendiri.

5c.

Hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain tidak berlaku.d.
Selalu berlaku, tidak tergantung hadir atau tidaknya seseorang.e.

Bersifat relatif, tidak sopan dalam satu kebudayaan, sopan dalamkebudayaan lain.f.

Bersifat absolut, contoh jangan mencuri, jangan berbohong.g.

Memandang manusia dari segi lahiriah.h.

Memandang manusia dari segi batiniah.

4.Kode Etik
Pengertian kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkanoleh setiap profesi
didalam melaksanakan tugas profesinya dan didalamhidupnya di masyarakat.Kode etik
juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pengetahuan komprehensif suatu profesi
yang memberikan tuntunan bagianggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

5.Hukum
Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkanmoral. Hukum tidak
mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas.Sebaliknya moral juga berhubungan
erat dengan hukum. Moral hanyasebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum.
Contoh bahwamencuri itu adalah moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini
berakar di masyarakat maka harus diatur dengan hukum.Menurut Bertens, ada
beberapa perbedaan antar hukum dan moral:a.

Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang,mempunyai kepastian


lebih besar dan bersifat obyektif. b.

Moral bersifat subyektif, tidak tertulis dan mempunyaiketidakpastian lebih besar.

14Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etikayang baik di


negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kitadiwajibkan untuk beretika
disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila
ke dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri
bahwakehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.
E.

Kode Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan olehlayanan
kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya
masyarakat dan termasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.Parameter sosial
demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain : perbaikan status gizi bayi, cakupan
pertolonggan persalinan, menurut angkakematian Ibu, menurunnya angka kelahiran
bayi, cakupan penanganan kasus beresiko, meningkatkan cakupa pemeriksaan
antenatal.Bidan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan harus menyiapkan diriuntuk
mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat atau pelayanankebidanan.Keadilan
dalam sumber daya pelayanan dimulai dari : pemenuahankebutuhan klien sesuai,
sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan pelayan kebidanan, dan
keterjangkauan tempat pelayanan.Tingkat ketersediaan ini merupaka syarat utama
untuk terlaksananya pelayankebidanana. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien,
sesuai kebutuhanklien, tidak membedakan pelayanan siapapun.Pelayanan kebidanan
di suatu institusi memiliki norma dan budayayang unik. Setiap institusi pelayanan
memiliki norma sendiri dalammemberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi
atau profesikesehatan.Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu, yaitu manusia
atauindividu. Sehingga setiap individu harus jelas batas wewenangnya.
Areakewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002

15tentang registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran bidan diatur dalam
standar praktik kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.1.

Etika dalam pelayanan kontrasepsiDalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu


telahmerundingkan dengan suami dan telah menetapkan metode kontrasepsiyang akan
digunakan. Sehingga keputusan untuk memilih kontrasepsi,merupakan hak klien dan
berada diluar kompetensi bidan. Jika klien belum mempunyai keputusan karena
disebabkan ketidaktahuan kliententang kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan
untuk memberikaninformasi tentang kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien,
denganmemberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi dan beberapa
alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan
keyakinannya.2.

Etika dalam penelitian kebidananMenurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa
bidanseharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai prosesseperti dari
pengalaman pelayanan kebidanan dan dari riset keidanan.Tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi,karena semakin majunya jaman, dan
kita memasuki era globalisasi,dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin
meningkatkan.

16

BAB IIIPENUTUPA.

Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah kumpulan asasatau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, sedangkan etiket adalah sopansantun. Moral merupakan
nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagiseseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum
membutuhkan moral, hukum tidak mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas.
Etika dalam pelayanankebidanan merupakan issue utama di berbaai tempat, dimana
sering terjadikarena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap
etika.Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi.Hal tersebut
membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dankeluarganya. Screening
antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan pengakhiran
yang profesional dan akuntabilitas sertaaspek legal dalam pelayanan kebidanan kode
etik profesi bidan merupakansuatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan profesional bidan.
B.

Saran
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun calon bidan
menjalankan profesionalitas pekerjaannya sesuai kode etik kebidanan,antara lain
menjunjung tinggi martabat dan citra profesi, menjaga danmemelihara kesejahteraan
para anggota, meningkatkan pengabdian paraanggoa profesi, dan meningkatkan mutu
profesi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Puji Heni, Yetty Asmar.
Etika Profesi Kebidanan.
Yogyakarta, 2005.
Hadiwardoyo, Purwa, “Etika Medis”, Yogyakarta, 1989.
Heni Puji Wahyuningsih.2009.
Etika Profesi Kebidanan
, Fitramaya, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai