Permasalahan AUD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 80

PERMASALAHAN ANAK USIA DINI

CHILDREN LEARN WHAT THEY LIVE


Bila seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum Bila seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan Bila seorang anak hidup dalam ketakutan, ia akan belajar dengan rasa cemas Bila seorang anak hidup dengan kecemburuan, ia akan belajar untuk merasa iri Bila seorang anak hidup dengan olokan, ia akan merasa malu

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki


Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya

DOROTHY LAW NOLTE

PERMASALAHAN ANAK USIA DINI


Anak terlantar (secara ekonomi, pendidikan) Anak dalam keluarga broken home atau korban perceraian Salah asuhan Anak dalam lingkungan yang kurang baik.

Anak korban kekerasan

JENIS PERMASALAHAN AUD

makro
Permasalahan anak di lingkungan masyarakat. Permasalahan anak di luar proses pembelajaran, meskipun dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

mikro

Sesuatu yg menghambat perkembangan kehidupan anak, baik fisik, psikis maupun sosial

PERMASALAHAN MIKRO
Gangguan fungsi panca indera Hiperaktif (dg ciri-ciri keaktifan berlebihan)

Cacat tubuh,Obesitas, Kidal, Gagap

Gangguan gerak peniruan (stereotipik)/TIC Gangguan kesehatan dsb

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Berasal dari dalam individu. Bersifat bawaan atau genetik (nature)

internal

eksternal

Berasal dari luar individu. Terdiri dari lingkungan (nurture).

FAKTOR INTERNAL

Genetik Faktor yang diturunkan oleh kedua orang tua Yang menentukan warna rambut, kulit, ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual dan emosi (Atkinson, 1991). Penyakit keturunan dari orang tua, kondisi fisik dan psikologis ibu saat hamil

FAKTOR EKSTERNAL

Lingkungan

Pola asuh Trauma


Gizi dan kesehatan Budaya Stimulasi Kesehatan

Lingkungan Fisik

ASI yang cukup Makanan bergizi Kondisi tempat tinggal

Lingkungan Sosial

Kebiasaan orang tua dan keluarga Pola hidup tetangga

Parenting

Pola asuh, kasih sayang dan penghargaan. Perkembangan teknologi dan informasi (media audio visual) Konsistensi orang tua Kondisi psikologis orang tua Fasilitas bermain, pengalaman belajar

Kesehatan

Asupan gizi yang mempengaruhi perkembangan otak baik saat masih dalam kandungan maupun ketika sudah lahir

Kondisi tubuh yang sehat meminimalisir


adanya virus atau bakteri yang dapat

menyerang tubuh

Kondisi Psikososial

Stimulasi Stimulasi yang cukup dan terarah dapat menunjang perkembangan fisik dan psikologis anak Motivasi dalam mempelajari sesuatu Motivasi yang muncul pada anak tergantung dari kesempatan yang diberikan anak. Apakah orang tua cenderung banyak melarang atau membiarkan anak belajar dari pengalamannya

Kondisi emosional anak sangat mempengaruhi keaktifan anak dalam belajar sesuatu. Kemampuan intelektual anak menentukan kuantitas dan kualitas ilmu yang diperoleh anak disekitarnya Kesimpulan: Jika kondisi anak sehat sejak awal pembuahan sampai lahir maka perkembangan selanjutnya juga akan baik dengan dukungan stimulasi yang tepat

YANG PERLU DIPERHATIKAN


Eye contact

Konsisten

Reward

Model

Unconditional regard

Mengalihkan

Menyeleksi kalimat

YANG PERLU DILATIHKAN


Ketahan malangan

manajemen konflik

kemandirian

minta maaf dan memafkan

empati dan berbagi

berpikir kritis

gemar membaca

YANG PERLU DILAKUKAN


Pembiasaan

Relaksasi anak

Mendoakan

Terapi dan konseling

Permasalahan Anak Usia Dini


Jenis-jenis Masalah Anak TK a. Masalah Fisik Gangguan fungsi panca indera Cacat tubuh,Obesitas, Kidal, Gagap Gangguan gerak peniruan (stereotipik)/TIC Gangguan kesehatan Hiperaktif

b. Masalah Psikis
Misalnya: Suka berbohong Sosio Emosional Misalnya : :: Takut ke sekolah :: Takut kepada orang tua :: Tak mau ditinggal ibu/ pengantar :: Mudah menangis :: Mau menang sendiri :: Sering membangkang / mudah marah dsb.

c. Masalah Sosial Misalnya: Agresif Daya suai kurang (cenderung menarik diri dari lingkungan) Pemalu Negativisme (melawan otoritas orang tua)
d.

Kesulitan belajar disleksia, discalculia dll

C. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Permasalahan Anak TK


1.Internal a.Fisik
:: Kesehatan :: Kecacatan :: Gizi / makanan :: Kelelahan b. Psikis :: kecerdasan :: Ingatan :: Perasaan :: Kemauan

2.Eksternal :: Keluarga :: Sekolah :: Masyarakat :: Media Massa

MENGUBAH KALIMAT POSITIF MENJADI NEGATIF.

YUK, COBA KITA UBAH MENJADI


KALIMAT POSITIF

Jangan nakal ya. Adek tidak boleh makan es terlalu banyak lo. He masih salah. Kok kayak gitu to. Ayo dibenerin. Hayo, dibersihin dulu. Tak jewer lo. Makanya ndengerin, jangan ngeyel. Waduh, kodoknya lari. Awas kalo nggak mandi nanti nggak tak beliin roti.

YUK, KITA KOREKSI BARENG


Dek, ayo mandi dulu. Habis mandi kita jalan-jalan. (hanya untuk iming-iming). Ayo cepetan masuk rumah, nanti digondol wewe lo. Kalau nggak nurut nanti diculik orang gila lo. Yeye kok nggak bisa. Ye..ye kok nggak bisa. Gak pa-pa sekali-kali telat masuk sekolah. Anak: Buk, katanya kalau nonton TV nggak boleh tiduran, kok ibuk tiduran. Ibu: Gak papa, ibuk capek banget.

YUK, KITA KOREKSI BARENG


Walah,

gitu aja kok gak bisa. Isoh po, dek? Dia aja bisa, masak kamu nggak bisa, malumaluin. Bocah kok nakal tenan. Ayo turun, nanti jatuh. Hayo nggak maen disitu. Itu sandalnya kebalik. Ayo dibalik. Bocah kok nakal. Jalannya rame, nanti ketabrak.

YUK, KITA KOREKSI BARENG


Jangan dipegang pot bunganya, nanti pecah. Lo pecah kan, padahal belinya mahal. Kalau pintunya kamu tendang , pintunya bisa rusak. Eman pintunya. Hayo, kamu apain tadi temenmu tadi.

BULLYING
perilaku yang disengaja yang menyebabkan orang lain terganggu baik melalui kekerasan verbal, serangan secara fisik, maupun pemaksaan dengan cara-cara halus seperti manipulasi. Secara harfiah bullying berasal dari kata bully yang artinya pemarah, orang yang suka marah. Menurut Andrew Mellor (Univ. of Edinburgh, antibullying network), Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, dan ia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, dan merasa tak berdaya untuk mencegahnya.

CARA MENGATASI

Strategi umum dijabarkan dengan menciptakan kultur sekolah yang sehat. Ratiyono mendeskripsikan kultur sekolah sebagai pola nilai-nilai, norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaankebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur sekolah dilaksanakan oleh warga sekolah secara bersama baik oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa sebagai dasar dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul. Sedangkan strategi khusus adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya tindakan bullying di lingkungan sekolah, aktifkan semua komponen secara proporsional sesuai perannya dalam menanggulangi perilaku bullying, susun program aksi penanggulangan bullying berdasarkan analisis menyeluruh dan melakukan evaluasi dan pemantauan secara periodik dan berkelanjutan.

GADGET GENERATION
Pengenalan Pemahaman Pendampingan Pengaturan waktu

MELATIH KEMANDIRIAN ANAK


Biarkan Anak Mengerjakan Hilangkan Rasa Kasihan Libatkan dalam Pengambilan Keputusan Ajarkan Anak Untuk mengungkapkan Emosinya Hargai Kepentingan Diri Sendiri Dilatih Berkomunikasi

HAL-HAL YANG SEBAIKNYA TIDAK DILAKUKAN ORANG TUA, DI ANTARANYA:

1. Mendikte 2. Sikap Otoriter 3. Tertutup 4. Membantu Berlebihan

SIKAP BIJAK ORANG DEWASA TERHADAP ANAK

Anak dilahirkan tidak hanya untuk kita ajar dan kita didik, tapi juga untuk mengajar dan mendidik kita untuk SABAR dan DEWASA.

SIKAP ORANG DEWASA


Teladan . Pembiasaan. Memberikan stimulasi (tidak hanya membiarkan). Belajar dari anak. Anak adalah sahabatku. Meluangkan waktu bersama. Menghargai potensi anak. Menegur dengan baik. Tidak menyalahkan, tapi mengarahkan. Memberi petunjuk, mendemonstrasikan.

LANJUTAN

BERMAIN. Overprotective. No !!!!! Memberikan penghargaan. Memberikan anak kesempatan dan kepercayaan. Meminimalisir kata jangan dan tidak boleh. Berkomentar negatif. NO!!!! Melarang tanpa alasan yang jelas. Learning by doing . YES !!!! Membandingkan secara berlebihan. Membuat kondisi nyaman , menyenangkan dan dalam pengawasan. Menunjukkan rasa kasih sayang.

LANJUTAN

Menggunakan humor. Mau mendengarkan dan menemani. Memperhatikan rasa anak. Mengajak berinteraksi. Membekali anak dengan kompetensi fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional. Menyikapi masalah anak dengan sabar dan bijaksana. Setiap anak bisa berubah. Memotivasi anak.

LANJUTAN

Membantu anak membentuk positive self-talk. Mengenali dan merespon anak. Melatih anak untuk mendeskripsikan pikiran dan perasaan. Membantu anak melihat pengalamannya. Tidak hanya mengejar kuantitas tapi juga kualitas. PROCESS. Important thing. Family therapy dan School Parenting. Anak milik zaman.

LANJUTAN

Melatih kemandirian. Melatih anak mengambil keputusan. Mengembangkan kreativitas ex: membuat mainan sendiri, membuat topi atau celengan sendiri. Berharap terlalu banyak pada anak. Meremehkan anak. Menerapkan hadiah dan hukuman. Membiasakan disiplin. Mengembangkan empati dan peduli pada orang lain.

LANJUTAN
Kesalahan yang selalu ditampakkan, kemajuan tidak pernah dikomentari. Anak kurang merasa dihargai --self-efficacy rendah. NONONO Terlalu mengasihani anak???? Berarti meremehkan anak. Melatih resilience dan adversity anak agar anak mau belajar sabar. Mengancam anak???? Ampun nggih :-( Membiasakan kata tolong, terimakasih dan maaf. Lan sakpanunggalanipun ingkang mboten sae

MEMAHAMI BAKAT ANAK


Keyakinan bahwa setiap anak punya kelebihan. Anak terlahir sbg manusia unik. Orgtua membantu anak menjadi diri yang seutuhnya sesuai keinginannya, bukan sesuai keinginan orgtua. Pentingnya memberi rangsangan, adanya suasana kreatif dan kondusif. Pengenalan dan pengamatan terhadap kecenderungan anak. Pahami keterbatasan anak. Motivasi

HAL YANG PERLU DIHINDARI


Memaksa anak. Menghukum atau memperlakukan anak di depan orang lain krn tidak bisa. Mengintervensi berlebihan, shg kreativitas krg berkembang. Membandingkan kemampuan anak dgn temantemannya. Menuntut terlalu tinggi dan atau meremehkan anak.

MENGAPA ANAK TIDAK MAU?


Cari tahu dengan bertanya pd anak. Beri kebebasan memilih. Berikan penghargaan dan motivasi. Mengajak refreshing.

MENERIMA ANAK PADANYA


Kenyataan dan tuntutan berlebihan bisa membuat anak terbebani. Menuntut guru TK mengajarkan calistung. Memaksa anak mengikuti les. Memasukkan anak ke sekolah bonafide, padahal anak krg tertarik. Daripada memberi perintah lebih baik mengajukan permintaan dan setelah itu mengucapkan terimakasih.

PERLUKAH ANAK TK IKUT LES?


Pada dasarnya anak TK belum membutuhkan les. Tapi kalau anak berminat, maka sesuaikan dengan keinginan anak dan aturlah waktunya. Keinginan anak atau menuruti gengsi ???? Berikan hak bermain pada anak.

MENUMBUHKAN KEPEKAAN
Anak lebih banyak dijejali dengan muatan kognitif (menemukan, menyetujui, membagi, menjumlah dsb). Sedangkan muatan afektif (mengagumi, menghargai, memaafkan, berterimakasih, kerjasama dsb). Lewat cerita. Mengajak anak untuk mengunjungi dan membantu orang lain yang membutuhkan.

MENGHADAPI LINGKUNGAN ANAK


Anak perlu mengembangkan kemampuan sosialnya. Menyiapkan anak untuk memasuki lingkungan di luar rumah. Tetap dalam pengawasan orang tua. Memberikan pengertian apabila menemui hal negatif (kata-kata, perilaku) pada anak. Tidak serta merta memarahi dan menghukum anak. Membentuk kepribadian tangguh daripada membatasi anak denga lingkungannya.

ANAK BOSSY: ASET DAN PROBLEM


Faktor penyebab: - Org tua juga bossy. - Kurang perhatian - Anak diistimewakan. Perlu dikelola agar anak tidak bergantung (lbh mandiri). Jangan anggap itu sbg hal lucu. Jangan langsung memarahi anak. Pengawasan dan arahan.

MENDIDIK ANAK DI TENGAH BUDAYA


KEKERASAN

Mendampingi anak. Memberikan penjelasan dan arahan pd anak. Membantu anak mengatur waktu. Membantu anak memilih tontonan yang sehat.

SI PEMBUAT ONAR

Bisa jadi, keusilan anak pada awalnya merp bahasa pergaulan anak, tapi berubah menjadi bahasa protes dan kebingungan dan akhirnya menjadi bentuk agresivitas. Anak diperlakukan sbg makhluk kecil yang menyebabkan toleransinya pada frustasi lambat berkembang. Memahami motif anak. Bentuk minta perhatian. Terpaksa harus mengalah, harus berebut dsb. Terlalu banyak tuntutan. Label dpt semakin memperparah perilaku anak. Bila dibiarkan, label itu akan melekat. Menghargai anak. Mendekatkan dengan temannya, bukan memisahkan. Lewat dongeng dan cerita untuk mengarahkan anak.

SI PERFEKSIONIS
Perfeksionis berbeda dgn disiplin. Dapat menyebabkan emotional disturbance, disorganized behavior dan self-defeating attitute. Tips - No untuk pola asuh yang mengarah pd kepekaan berlebihan. - No untuk mengkritik anak scr berlebihan. - Membekali anak dengan keterampilan sosial agar siap menghadapi org lain yang berbeda dg dirinya.

MENGHADAPI KEMARAHAN ANAK


Biasa terjadi. Melatih anak mengungkapkan rasa marah yang diterima lingkungannya. Evaluasi diri: org tua menjadi model. Melatih anak untuk sabar. Mengajarkan anak untuk meminta maaf.

PENTING LO
Memaafkan dan memberi maaf. Memberikan pilihan dan kesempatan Tegas bukan keras Berbincang bukan berbicara Melindungi bukan mengurung Menemani bukan memusuhi Terlibat bukan melihat

LANJUTAN

Pelajari motif perbuatan/tindakan anak Melibatkan anak dalam membuat aturan Kompak dalam mendidik Tidak merendahkan, menghina dan meremehkan anak Tidak perlu membandingkan

PERLU DIPAHAMI
Hadiah OK, suap NO. Guru yang konsisten dalam menerapkan aturan serta kode etik akan membuat anak patuh dan taat. Anak baik dan anak nakal. Setuju tidak??? Setiap anak unik, memiliki perbedaan

LANJUTAN

Ketika ada kekeliruan terhadap anak, maka semua pihak harus berani menginteropeksi diri masingmasing. Orangtua dan lingkungan jangan membunuh usaha remaja menjadi kreatif dengan melabeli nakal, aneh, atau nyeleneh.

BERBOHONG
Setiap kebohongan yang terjadi bisa diminimalisir pengaruhnya apabila yang melakukannya segera menyadari kelakuannya. Biarkan anak menyadarinya, tanpa harus takut kehilangan kasih sayang.

TUNTUTAN
Anak-anak kita sebenarnya sering bertanya adakah ayah ibu menyayangi mereka. Ayah ibu mengharapkan saya sempurna. Apa yang mereka perhatikan hanya sekolah. Dulu mereka memperlakukan saya sebagai seorang anak dewasa, tapi sekarang mereka memperlakukan saya sebagai anak kecil.

PENYEBAB ANAK BERBOHONG


1. FAKTOR IMAJINASI 2. KONFLIK DIRI 3. IMAJINASI 4. MENGHILANGKAN KEJENUHAN

CARA MENGHADAPI
1.

2.

3.

Tidak menuduh anak berbohong bila tidak mempunyai bukti. Setiap orang butuh diberi kepercayaan, begitu pula anakanak kita. Dahulukan prasangka baik dengan mendengarkan alasan-alasan yang dikemukakan. Jika tidak mendapatkan kepercayaan ia akan menolak untuk berkomunikasi. Menjadi pendengar yang baik, untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada anak. Jika mengetahui anak berbohong, langsung jelaskan faktanya tidak perlu menunggu sampai dia mengaku, apalagi memaksa ia untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tindakan ini hanya akan mendidiknya lebih canggih untuk berbohong.

LANJUTAN
4. Kontrol emosi saat mengetahui anak berbohong. Emosi yang berlebihan dan memenggil anak sebagai pembohong tidak akan menyelesaikan masalah, malah makin membuat anak takut dan berbohong lagi. Berikan jaminan bahwa jika ia bereterus terang kita akan memaafkan dan tidak menghukumnya. 5. Mengevaluasi diri, apakah kita terlalu keras kepada anak, sehingga tersumbat jalur komunikasi dengan anak. 6. Jika anak berbohong karena imajinasi maka ajari anak untuk membedakan antara hal realistik dan imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya tersebut.

MEMARAHI ANAK
Pertama, Adalah buruk memarahi tanpa memberikan penjelasan. Kedua, membuat komitmen bersama dengan anak untuk mematuhi aturan. Ketiga, Jangan Cela Dirinya, Cukup Perilakunya Saja Keempat, Jangan Katakan Jangan. YANG TERBAIK ADALAH TIDAK MARAH

AGAR ANAK MAU BERBICARA


Jangan memaksa Selalu ada buat mereka Libatkan diri Tidak bersikap menghakimi Kiat bertanya Beri respon Libatkan dengan hobi anak Sediakan kesempatan untuk bersenang-senang Jadilah orang tua dan teman bagi mereka

TIPS KETIKA MENGINGATKAN ANAK


Didekati

si anak ajak komunikasi sebagai teman. Diberi kesempatan untuk bercerita tentang hal apa saja yang dia temui. Diajari sifat dan sikap tanggung jawab. Untuk membiasakan anak bertanggung jawab haruslah dimulai sejak dini, tanpa dibiasakan sejak kecil tidak mungkin anak mempunyai rasa tanggung jawab.

LANJUTAN

Biasakan anak mengambil dan mengembalikan mainannya sendiri sebelum dan sesudah bermain * Biasakan anak untuk melakukan tugas-tugas ringan sejak kecil * Biasakan anak untuk menjaga kebersihan * Tegurlah dan diberi pengarahan * Bila melakukan kesalahan dengan orang lain biasakan anak untuk minta maaf agar dia mengeri dan menyadari kesalahannya * Biasakan anak untuk mengucapkan terimakasih bila ditolong atau diberi sesuatu oleh orang lain.

HUKUMAN
Pilihan hukuman yang mendidik untuk anak antara lain : Memberi mereka tugas membersihkan halaman Menyuruh mereka meminta maaf kepada orang yang bersangkutan, sebaiknya kita temani Menyuruh mereka untuk belajar atau mengerjakan PR Menyuruh mereka untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kita yang mudah-mudah Memberi mereka tugas yang dapat mengasah kemampuan mereka

LANJUTAN

Kalau pun kita harus memarahi mereka, usahakan jangan memarahi mereka didepan umum. Karena hal itu akan berdampak pada anak. Menyuruh mereka berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut. Jangan lupa untuk slalu memngingatkan mereka untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama

MELATIH KONSENTRASI
1. Membuat rules Kemudian tulis rules tersebut, dan tempel di tempat belajarnya di bagian yg mudah terlihat. Dengan demikian, diharapkan nantinya Ibu Nani tidak lagi selalu berteriak untuk mengingatkan, karena rules tersebut diharapkan bisa menjadi sign bagi anak tentang perilaku yang harus ditampilkan saat ia belajar. Diharapkan pula, anak bisa menggeneralisasi rules tersebut di sekolah. 2. Membuat sign dengan waktu, sehingga anak sadar bahwa dalam mengerjakan tugas ada time limit-nya. Misalnya : dengan menggunakan timer atau stop watch. Bila ia sudah memahami konsep jam, Ibu Nani bisa meletakkan jam weker di dekatnya, dan mengatakan : Adek punya waktu 30 menit untuk mengerjakan tugas. Sekarang jam 8, jadi jam 8.30 Adek harus sudah bisa menyelesaikan semua tugas itu.

LANJUTAN

3. Memecah waktu belajarnya menjadi beberapa kali. Misalnya, waktu belajar yang satu jam, kita pecah menjadi tiga kali dalam satu jam (per 20 menit) dan diselingi dengan istirahat selama lima menit. Bila anak sudah konsisten dengan waktu 20 menit, maka bisa kita tambah waktu belajarnya menjadi 30 menit, dan seterusnya. Perlu di perhatikan, semuanya akan membutuhkan usaha maksimal, konsistensi, kesabaran dan doa dari kita.

KEGIATAN UNTUK MELATIH KONSENTRASI


1. Menjumput (menggunakan jempol dan telunjuk) butiran beras atau kacang merah sambil menghitung jumlahnya, selain melatih konsentrasi juga melatih motorik halus anak. 2. Memindahkan air dari mangkuk/baskom kedalam botol dgn menggunakan tutup botol tsb. dilakukan dgn tangan kanan dan kiri secara bergantian. 3. Bermain Puzzle juga diyakini dapat meningkatkan konsentrasi dan memori anak.Kotak susu bekas dapat dibuat menjadi puzzle sederhana. 4. Menyusun balok bisa juga dilakukan. Menyusun balok secara horisontal keatas maupun vertikal dalam bentuk barisan. 5. Berenang, terutama dengan gaya bebas juga merupakan olahraga yg baik untuk anak, karena berenang bisa menstimulasi indera2 sensoris, melatih konsentrasi, juga menstimulasi otak kanan dan kiri (pada gerakan gaya bebas).

AGRESIF

Anak agresif merupakan anak yang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata namun tidak diimbangi dengan sikap yang cukup menyenangkan. Mereka sangat lincah, suka meminta perhatian orang lain dengan cara mengganggu, kasar secara fisik maupun lisan, serta egois. Biasanya masyarakat umum menyebut anak agresif dengan sebutan anak nakal. Namun, dari sudut pandang ilmu psikologi sebutan atau cap anak nakal bukanlah sebuah interpretasi yang baik, sebutan ini hanya akan memberikan kontribusi negatif bagi perkembangan perilaku anak.

LANJUTAN Daya tangkap anak agresif dalam proses belajarmengajar sangat luar biasa cepat, sehingga sebenarnya tidak akan banyak kesulitan untuk mendidik anak agresif menerima suatu pelajaran. Kendala mereka terletak pada masalah konsentrasi, anak agresif sangat mudah membagi-bagi perhatian terhadap hal-hal yang dianggap mereka menarik. Karenanya langkah awal yang perlu dilakukan orang tua untuk membantu anak-anak belajar dengan terlebih dahulu melatih konsentrasi mereka.

LANJUTAN

Ajarkan anak untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan waktu, tempat dan jadwal kegiatan. Berilah mereka daftar kegiatan yang harus dikerjakan selama jangka waktu tertentu. Buat perjanjian tertulis dengan mereka mengenai aturan main pelaksanaan kegiatan tersebut. Hadiah dan hukuman. Cara ini akan melatih disiplin anak, melatih tanggung jawab, dan pada akhirnya melatih konsentrasi mereka lebih terfokus dan terarah.

BULLYING

Pengertian perilaku bullying masih menjadi perdebatan dan belum menemukan suatu definisi yang diakui secara universal, sehingga belum ada pengertian yang baku hingga saat ini. Bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari (Sejiwa, 2008: 2). Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu tindakan yang destruktif.

LANJUTAN

Berbeda dengan negara lain, seperti di Norwegia, Finlandia, Denmark, dan Finlandia yang menyebutkan bullying dengan istilah mobbing atau mobbning. Istilah aslinya berasal dari Inggris, yaitu mob yang menekankan bahwa biasanya mob adalah kelompok orang yang anonim dan berjumlah banyak dan terlibat kekerasan.

LANJUTAN

Sedangkan Schwartz dkk (2005:1) menyebut bullying dengan istilah victimization. Buhs dkk. (2006: 2) menambahkan istilah peer exclusion dan victimization untuk menggambarkan perilaku bullying. Tattum (dikutip, Smith, Pepler and Rigby, 2007: 5) memandang bahwa bullying adalah keinginan untuk menyakiti dan sebagian besar harus melibatkan ketidakseimbangan kekuatan yaitu orang atau kelompok yang menjadi korban adalah yang tidak memiliki kekuatan dan perlakuan ini terjadi berulang-ulang dan diserang secara tidak adil.

LANJUTAN

Berbeda dengan tindakan agresif lain yang melibatkan serangan yang dilakukan hanya dalam satu kali kesempatan dan dalam waktu pendek, bullying biasanya terjadi secara berkelanjutan dalam jangka waktu cukup lama, sehingga korbannya terus-menerus berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi. Hal ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan Djuwita (2006: 2) bahwa bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya, dan peristiwanya mungkin terjadi berulang.

PEMICU PELAKU BULLYING

Anak-anak yang menjadi tukang bully cenderung memiliki orangtua yang sering memarahi mereka atau menganggap anaknya sering mengganggu. Anak-anak dengan masalah emosional, problem pada perkembangan, maupun masalah perilaku memiliki kemungkinan besar menjadi tukang bully. Anak-anak yang memiliki ibu dengan tingkat kesehatan mental dan jiwa yang kurang baik, juga berpotensi besar menjadi tukang bully.

LANJUTAN

Menurut Dr Shetgiri, hal yang dapat mencegah seorang anak menjadi tukang bully adalah kmunikasi yang baik dan positif antara orangtua dan anaknya. Dari hasil risetnya, terlihat bahwa orangtua yang selalu meluangkan waktu untuk bicara dan berbagi cerita dengan anaknya memiliki peluang sangat kecil untuk membesarkan anak yang jadi tukang bully.

UPAYA MENCEGAH BULLYING


Mengajarkan

kemampuan asertif, yaitu kemampuan untuk menyampaikan pendapat atau opini pada orang lain dengan cara yang tepat. Hal ini termasuk kemampuan untuk mengatakan TIDAK atas tekanan-tekanan yang didapatkan dari teman/pelaku bullying. Memberikan rasa aman.

DISLEKSIA
Dys: tidak memadai dan lexis: kata/bahasa. Kesulitan membaca, mengeja, menulis, berbicara atau mendengar. Kesulitan mengatur diri. Struktur fungsi otaknya berbeda. Lebih terampil mengintegrasikan visual spasial dan gerakan (arsitek, atletik, elektronik, grafis, mekanik). Memiliki daya cipta yg tinggi, membayangkan, lebih kreatif dan intuitif. Disleksia tidak berarti bodoh.

CIRI-CIRI DISLEKSIA
Ada kesenjangan antra kemampuan dg prestasi. Bisa jadi keturunan. Kesulitan mengeja. Kebingungan membedakan kanan dan kiri. Menulis huruf atau anhka secara mundur. Sulit membedakan huruf b, d, p dengan angka 9. Kesulitan dalam hitungan. Kesulitan megikuti instruksi yang kompleks.

MEMBANTU ANAK DISLEKSIA BELAJAR


Diminta menulis huruf b dan d besar-besar di lantai. Dpt ditulis di kertas amplas atau bahan yang kenyal (tanah liat) agar bisa diraba. Duduk paling depan agar pandangan lbh terarah. Beri penguatan.

Anda mungkin juga menyukai