Kekerasan Dalam Pacaran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Kekerasan Dalam Pacaran

Posted by' Hariyanto, S.Pd onSeptember 11, 2010


11
Kekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam Pacaran adalah suatu tindakan berdasarkan perbedaan
jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.
Pada umumnya, sangat sedikit masyarakat yang tahu adanya kekerasan yang terjadi dalam pacaran,
karena sebagian besar menganggap bahwa masa pacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal
yang indah. Ini adalah salah satu bentuk ketidaktahuan masyarakat akibat kurangnya informasi dan data
dari laporan korban mengenai kekerasan dalam pacaran tersebut.
Kekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam Pacaran yang sebagian besar korbannya adalah perempuan ini sering diakibatkan
adanya ketimpangan antara laki-laki dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas pada umumnya.


Perempuan menurut pandangan laki-laki biasanya dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut,
pasif, sehingga menjadi alasan utama terjadinya perlakuan yang semena-mena.
Kekerasan Dalam Pacaran yang sering terjadi biasanya terdiri atas beberapa jenis misalnya serangan
fisik, mental, ekonomi, psikologis dan seksual. Secara rinci adalah sebagai berikut:
Kekerasan Dalam Pacaran Dari segi fisik misalnya memukul, menendang, ataupun mencubit, untuk
segi mental biasanya, cemburu yang berlebihan, pemaksaan, dan perlakuan kasar di depan umum,
katanya.
Kekerasan Dalam Pacaran Dari segi ekonomi, kekerasan juga bisa terjadi. Misalnya, ada pasangan
yang sering meminjam uang atau barang tanpa pernah mengembalikan.
Kekerasan Dalam Pacaran Dari segi psikologis misalnya bila pacarmu suka menghina kamu, selalu
menilai kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, , cemburu yang berlebihan dan lain
sebagainya
Sedangkan dari segi seksual adalah pasangan yang memaksa pasangannya untuk melakukan
hubungan seksual, pemerkosaan dlsb.
Menghadapi kekerasan dalam pacaran seringkali lebih sulit bagi kita, karena anggapan bahwa orang
pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati, sayang dan perasaan perasaan lain yang positif.
Sehingga kalau pacar kita marah marah dan membentak atau menampar kita, kita pikir karena dia
memang lagi capek, lagi kesel, bad mood atau mungkin karena kesalahan kita sendiri, sehingga dia
marah.
Hal klasik yang sering mucul dalam kasus kekerasan dalam pacaran adalah perasaan menyalahkan diri
sendiri dan merasa pantas diperlakukan seperti itu. Pikiran seperti ah mungkin karena saya memang
kurang cantik, sehingga dia sebel, atau mungkin karena saya kurang perhatian sama dia , mungkin
karena saya kurang sabar dan lain lain, sehingga dia jadi ketagihan merendahkan dan melakukan
terus kekerasan dalam pacaran terhadap pasangannya.
Refleksi bagi remaja:
Untuk itu, para remaja harus mewaspadai bibit-bibit kekerasan yang terjadi dalam hubungan mereka,
sehingga apabila bibit tersebut mulai terlihat, maka remaja mampu mengambil sikap yang tegas.
Referensi:
http://www.antaranews.com/berita/1282318658/psikolog-remaja-perlu-waspadai-kekerasan-dalam-
pacaran
http://forum.detik.com/showthread.php?t=46500
Kekerasan Dalam Pacaran


Read more: PACARAN >> Kekerasan Dalam Pacaran





Kekerasan dalam Pacaran, No Way !!!
OPINI | 07 March 2013 | 15:12 Dibaca: 284 Komentar: 0 Nihil
Halo..lagi ngapain? Dimana? Sama siapa? Pulang jam berapa? Ini nomer hape siapa?? Awas
yah jangan macam-macam
Pertanyaan yang sering kita dengar dari orang pacaran. Adakah yang salah dengan pertanyaan-
pertanyaan di atas? Tidak ada salahnya bila pertanyaan diatas di kemukakan pada waktu-waku
yang tepat. Tetapi wajarkah apabila pertanyaan diatas di kemukakan dengan tingkat frekuensi
yang sering, bahkan setiap hari dari/untuk pasangan kita? Menelpon setiap hari berkali-kali
hanya untuk mengecek kita jalan dengan siapa, dimana, dan ngapain aja. Fenomena apakah
sebenarnya yang terjadi dan kenapa hal seperti itu bisa terjadi?
Dari kejadian diatas bisa dilihat bahwa sepertinya merupakan hal yang wajar bila pasangan kita
mengontrol kehidupan kita yang dianggap miliknya, tapi jika kita lebih jeli terlihat bahwa ada
relasi kuasa di dalamnya, dimana salah satu pihak merasa berkuasa atas pasangannya, sehingga
bisa mengontrol semua hal atas pasangannya. Dari pertanyaan itu pula terlihat ada pemaksaan
kehendak terhadap pasangan, bahwa dia harus selalu menceritakan semuanya secara detil. Ada
juga yang pasangan yang apabila si pacar tidak mau menjelaskan secara detil aktivitasnya, maka
akan dimarahi,diomelin, bahkan diancam dengan bermacam-macam cara, sebagai contoh
akandiputusin, akan ditinggalin, bahkan ada juga yang sampai diancam akan menyebarkan video
pribadi mereka. Alasannya sih karena terlalu sayang, takut kehilangan,dan lain-lain masih
banyak lagi alasa lain yang tidak sesuai dengan tindakannya.
Inilah contoh kekerasan psikis yang mengarah pada tindakan pengendalian, eksploitasi dan juga
pemaksaaan yang dilakukan terhadap orang lain melalui ucapan. Dimana salah satu orang ada
yang merasa tidak nyaman, terpaksa atau bahkan tertekan, tetapi dia tidak mau melakukan
apapun kecuali pasrah karena ancaman yang pasangannya. Padahal, sebuah relasi pacaran yang
sehat seharusnya didasari oleh rasa cinta, kasih sayang dan saling menghormati satu sama lain.
Selain itu juga harus ada kesetaraan di dalamnya. Sebagai contoh jika di lihat relasi pacaran
antara perempuan dan laki-laki misalnya, maka posisi antara keduanya harus setara sehingga
menimbulkan perasaan yang nyaman bagi keduanya.
Dari data survey yang ada, mayoritas korban kekerasan adalah perempuan. Ini juga di karenakan
secara kekuatan fisik, laki-laki cenderung lebih kuat daripada perempuan. Berdasarkan data
kekerasan tahun 2011 yang dikumpulkan oleh Komnas Perempuan yang yang menjelaskan
bahwa kekerasan terhadap perempuan di tahun 2012 meningkat menjadi 119.107 dari tahun 2011
sebanyak 105.103 korban kekerasan. Dari pemaparan survey Komnas Perempuan tersebut, di
simpulkan bahwa terjadi kenaikan angka kekerasan sebanyak 13,32% di tahun 2012. Dan untuk
kasus kekerasan yang terjadi dalam hubungan pacaran sebanyak 1.405 kasus. Ini artinya bahwa
kekerasan terhadap perempuan masih menjadi hal yang wajar dimana ini dilatarbelakangi oleh
konstruksi budaya dan perspektif agama yang patriarkhi.
Yang perlu disadari dan ditanamkan pada diri sendiri adalah bahwa Hidup dan Kemerdekaan &
Keamanan badan adalah hak dasar manusia yang pertama, artinya hidup kita adalah milik kita
sepenuhnya yang dititipkan Tuhan pada kita. Tidak seharusnya orang lain, termasuk pacar dapat
menguasai dan mengontrol kehidupan kita 100%. Kita sebagai makhluk hidup dan juga makhluk
social juga memerlukan area privasi kita. Setuju kah anda dengan pendpat saya ?
http://muda.kompasiana.com/2013/03/07/kekerasan-dalam-pacaran-no-way--534956.html






Gambaran Kekerasan dalam Pacaran pada Remaja Usia 17
21 tahun di Program Studi Kebidanan
ABSTRAK
Gambaran Kekerasan dalam Pacaran Pada Remaja Usia 17 21 Tahun di
Program Studi Kebidanan

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak anak menuju dewasa yang mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik. Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik pada lawan
jenisnya dan mulai pacaran. Banyak orang tidak sadar bahwa dibalik indahnya pacaran ternyata tidak
lepas dari hal-hal yang mengarah pada kekerasan yang populer disebut kekerasan dalam pacaran.
Kekerasan dalam pacaran (KDP) atau dating violence adalah perilaku atau tindakan seseorang yang
dapat digolongkan sebagai tindakan kekerasan dalam percintaan atau pacaran bila salah satu pihak
merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan pasangannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kekerasan dalam pacaran yang dialami oleh
mahasiswa Program Studi Kebidanan Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif.
Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan
menyebarkan angket, setelah data terkumpul diberi kode responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 116 responden yang diteliti didapatkan hasil 28,4 % mengalami
kekerasan fisik dalam pacaran, 50,9 % mengalami kekerasan seksual dalam pacaran, 86,2 % mengalami
kekerasan emosional dalam pacaran dan 22,4 % mengalami kekerasan ekonomi dalam pacaran.
Kata kunci :Remaja, pacaran, kekerasan dalam pacaran.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 : 206). Banyak hal yang terjadi dalam
masa remaja salah satu yang menarik adalah trend pacaran (http://www.cumacewe.com). Pacaran
sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya dan belajar
membina hubungan sebagai persiapan sebelum menikah, untuk menghindari terjadinya ketidakcocokkan
dan permasalahan pada saat sudah menikah. Masing-masing berusaha mengenal kebiasaan, karakter
atau sifat, serta reaksi-reaksi terhadap berbagai masalah maupun peristiwa (http://www.balipost.com).
Indahnya romantika pacaran sudah menghipnotis remaja sampai mereka lupa bahwa dibalik indahnya
pacaran, kalau tidak hati hati justru akan terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan atau bahkan
akan menjadi cerita yang tidak akan terlupakan seumur hidup (http://www.cumacewe.com). Karena
dalam pacaran, ternyata tidak lepas dari hal-hal yang berbau kekerasan (http://www.balipost.com).
Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidak mungkin terjadi kekerasan, karena pada
umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal hal yang indah, dimana setiap hari
diwarnai oleh
manisnya tingkah laku dan kata kata yang dilakukan dan diucapkan pacar
(http://situs.kespro.info/gendervaw). Orang sering tidak sadar sebuah hubungan pacaran dapat berubah
menjadi tidak sehat dan dipenuhi kekerasan. Jika dalam kehidupan berumah tangga dikenal ada KDRT,
dalam pacaran istilah itu disebut dengan KDP (Kekerasan Dalam Pacaran) (http: //www.balipost.com).
KDP atau dating violence adalah perilaku atau tindakan seseorang yang dapat digolongkan sebagai
tindakan kekerasan dalam percintaan atau pacaran, bila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung
dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan pasangannya (http://immunnes.blogspot.com). Kekerasan
yang terjadi terdiri dari beberapa jenis, misalnya serangan terhadap fisik, emosional, ekonomi dan
seksual (http://situs.kespro.info/gendervaw). Terlepas akibat kekerasan itu dapat terlihat langsung atau
baru tampak kemudian, tetapi yang jelas dampak kekerasan seperti gangguan kesehatan, hilangnya
konsep diri dan rasa percaya diri akan menghambat perempuan korban kekerasan untuk berpartisipasi
secara optimal dalam masyarakat. WHO memperkirakan perempuan yang mengalami kekerasan akan
kehilangan 50 % produktivitasnya (http://www.rahima. or. id).
Salah satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dari 77 remaja, 66 % dari mereka mengaku
mengalami kekerasan saat sedang berpacaran (http://situs.kespro.info/gendervaw). Dalam sebuah
diskusi mengenai KDP, 70% remaja putri melaporkan mendapatkan pelecehan waktu pacaran,
sedangkan remaja putra dalam kesempatan yang sama mengaku mendapat pelecehan dari pacarnya
adalah sebesar 27% (http://situs.kespro.info/gendervaw). Kemudian menurut data yang terkumpul di
Komnas perempuan selama kurun waktu tiga tahun, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di
Indonesia mengalami pertambahan yang sangat memprihatinkan menjadi 20,391 kasus (2005). Jumlah
ini meningkat dibandingkan tahun 2004 (14.020 kasus), 2003 (5.934 kasus), dan 2002 (5.163 kasus)
(http://www.rahima.or.id). Sepanjang tahun 2005 tercatat sebanyak 20.39 1 kasus, 3,82 % di antaranya
atau sekitar 635 kasus adalah KDP (http://immunnes.blogspot.com).
Menurut catatan LSM Kelompok Perempuan Pro Demokrasi (KPPD) Samitra Abhaya, kasus kekerasan
terhadap perempuan di Jawa Timur selama 2007 sebesar 664 kasus, 88 (13,3%) adalah kasus
kekerasan dalam pacaran (http://www.d-infokom-jatim.go.id). Berdasarkan hasil wawancara tanggal 23
April dengan bapak selaku Kanit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) Polresta pada awal tahun ini
saja sudah ada 1 kasus kekerasan dalam pacaran yang berupa kekerasan seksual. Jumlah sebenarnya
bisa jadi lebih banyak sebab korban KDP enggan melaporkan kekerasan yang dialaminya
(http://immunnes.blogspot.com). Kasus yang tampak hanya kasus kasus yang dilaporkan atau tanpa
sengaja terbukti dan diketahui. Dalam hal ini yang tampak berupa fenomena gunung es (iceberg), dimana
kasus sebenarnya masih jauh lebih besar lagi, namun banyak hal yang membuatnya tidak muncul ke
permukaan (http://indomcusa.com).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 03 April di Program Studi Kebidanan terhadap 20
mahasiswa yang berada pada rentang usia 17 21 tahun, didapatkan 19 mahasiswa mengaku pernah
mengalami kekerasan dalam pacaran dan hanya 1 mahasiswa yang tidak pernah mendapat kekerasan
saat sedang pacaran. Dari pendataan tanggal 29 April di Universitas Jurusan Kebidanan, dari 20
mahasiswa, ada 14 mahasiswa yang pernah mendapatkan kekerasan dalam pacaran, 6 mahasiswa tidak
pernah. Sedangkan di Akademi Kebidanan Dharma Husada, dari 20 mahasiswa, 16 mahasiswa
mengaku pernah mengalami kekerasan saat pacaran dan 4 diantaranya mengaku tidak pernah
mendapatkan kekerasan dalam pacaran.
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kekerasan dalam pacaran yang dialami
remaja usia 17 21 tahun di Program Studi Kebidanan

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai
berikut : Bagaimana gambaran kekerasan dalam pacaran pada remaja usia 17 21 tahun di Program
Studi Kebidanan

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh gambaran kekerasan dalam pacaran yang dialami oleh mahasiswa Program Studi
Kebidanan
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui bentuk kekerasan fisik dalam pacaran.
1.3.2.2 Mengetahui bentuk kekerasan seksual dalam pacaran.
1.3.2.3 Mengetahui bentuk kekerasan emosional dalam pacaran.
1.3.2.4 Mengetahui bentuk kekerasan ekonomi dalam pacaran.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala pandang tentang gambaran kekerasan
dalam pacaran yang dialami mahasiswa Program Studi Kebidanan
1.4.2 Bagi Mahasiswa
1.4.2.1 Mahasiswa menyadari bentuk kekerasan dalam pacaran yang pernah di alaminya.
1.4.2.2 Mahasiswa mampu mengambil tindakan yang tepat jika mengalami kekerasan dalam pacaran.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan informasi sehingga dapat dikembangkan pada penelitian
penelitian selanjutnya.
silahkan download KTI SKRIPSI
GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA USIA 17 21 TAHUN DI PROGRAM
STUDI KEBIDANAN


Sumber Skripsipedia.com: Gambaran Kekerasan dalam Pacaran pada Remaja Usia 17 21 tahun di
Program Studi Kebidanan http://www.skripsipedia.com/2011/01/gambaran-kekerasan-dalam-pacaran-
pada.html#ixzz2NPJJUdD2
kti skripsi kesehatan hanya di http://www.skripsipedia.com/
Follow us: @skripsipedia on Twitter | skripsipedia on Facebook

Anda mungkin juga menyukai