1. Tes hematologi meliputi pengukuran hemoglobin janin, fragilitas osmotik eritrosit, dan sel LE.
2. Hemoglobin janin menurun setelah lahir dan diganti hemoglobin dewasa. Fragilitas osmotik eritrosit mengukur kemampuan eritrosit menahan hemolisis dalam larutan hipotonik. Sel LE digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
531 tayangan25 halaman
1. Tes hematologi meliputi pengukuran hemoglobin janin, fragilitas osmotik eritrosit, dan sel LE.
2. Hemoglobin janin menurun setelah lahir dan diganti hemoglobin dewasa. Fragilitas osmotik eritrosit mengukur kemampuan eritrosit menahan hemolisis dalam larutan hipotonik. Sel LE digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.
1. Tes hematologi meliputi pengukuran hemoglobin janin, fragilitas osmotik eritrosit, dan sel LE.
2. Hemoglobin janin menurun setelah lahir dan diganti hemoglobin dewasa. Fragilitas osmotik eritrosit mengukur kemampuan eritrosit menahan hemolisis dalam larutan hipotonik. Sel LE digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.
1. Tes hematologi meliputi pengukuran hemoglobin janin, fragilitas osmotik eritrosit, dan sel LE.
2. Hemoglobin janin menurun setelah lahir dan diganti hemoglobin dewasa. Fragilitas osmotik eritrosit mengukur kemampuan eritrosit menahan hemolisis dalam larutan hipotonik. Sel LE digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25
TES HEMATOLOGI
1. HEMOGLOBIN JANIN (HBF)
Hemoglobin janin (Hemoglobin F atau HbF) merupakan komponen hemoglobin utama dalam aliran darah janin. Setelah lahir, ia akan menurun dengan cepat dan segera setelah itu diganti dengan hemoglobin dewasa (hemoglobin A). Selama perkembangan janin, hemoglobin janin menyusun sekitar 9 persen dari total hemoglobin. !ada saat lahir, darah bayi terdiri dari sekitar "# hemoglobin janin. Hemoglobin janin lalu dengan cepat menurun menjadi $# atau kurang setelah tahun kedua sampai keempat dan hanya sekitar ,%# atau kurang yang ditemukan pada saat dewasa. &ika HbF tetap menunjukkan peningkatan setelah bayi berusia ' bulan, harus dipertimbangkan terjadinya hemoglobinopati seperti yang terjadi pada talasemia minor ataupun mayor. Masalah Klinis Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen yang ditemukan dalam sel darah merah. (ni adalah molekul besar yang dibuat di sumsum tulang dari dua komponen, yaitu heme dan globin. Hemoglobin dihasilkan oleh gen yang mengontrol ekspresi dari protein hemoglobin . )acat gen ini dapat menghasilkan hemoglobin abnormal dan anemia, yang disebut kondisi *hemoglobinopathy*. Ada dua kategori hemoglobinopathy. !ertama, rantai globin yang abnormal menimbulkan molekul hemoglobin abnormal. )ontohnya adalah anemia sel sabit, dan anemia hemolitik kronis. +edua, rantai hemoglobin normal diproduksi tetapi dalam jumlah yang abnormal. ,angguan dalam kategori ini yang disebut thalassemia, yang dibagi menurut jenis rantai asam amino yang dipengaruhi (al-a atau beta), dan apakah ada satu gen cacat (.halassemia minor) atau dua gen cacat (.halassemia mayor). /asalah klinis lain yang ditandai dengan peningkatn kadar HbF adalah anemia aplastik didapat (akibat obat, toksin, dll), hipertiroidisme, leukemia akut atau kronis, terutama leukemia mieloid ju0enil, mieloma multipel, penyakit hemoglobin H. Prosedr +umpulkan " 1 2 ml darah 0ena dalam tabung berturup lembayung (34.A) atau hijau (heparin). .abung jangan dikocok. .idak ada pembatasan asupan makanan dan minuman. 5ntuk pengukuran HbF sering digunakan cara denaturasi alkali dari Singer atu modi6kasinya. /odi6kasi yang paling sederhana adalah modi6kasi dari /olden. )ara lain adalah dengan acid elution dari +leihauer, radial immunodifusion assay (7(A) dari /ancini, atau dengan elektro-oresis pada cellulose acetate. !ada tulisan ini akan diterangkan penentuan kadar HbF dengan denaturasi alkali dari Singer. 4asar pengujian ini adalah bahwa hemoglobin -etal lebih tahan terhadap denaturasi dengan alkali kuat daripada hemoglobin lain. /ula8mula dilakukan pencucian terhadap eritrosit penderita dengan larutan saline. Sampel darah yang diperoleh dipusingkan selama % menit dengan kecepatan 9 rpm lalu plasmanya dibuang hingga hanya tersisa eritrosit. .ambahkan beberapa ml :a)l ,;%# pada eritrosit, bolak8baliklah tabung dengan perlahan8lahan sampai eritrosit terlarut sempurna. !usingkan selama % menit dengan kecepatan 9 rpm. <uang supernatan hingga hanya tersisa eritrosit. 5langi pencucian hingga 98= kali. Ambil 2 ml (2>l ) eritrosit yang telah dicuci larutkan dalam 2,= ml a?uadest, dikocok kuat8kuat (0orte@). .ambahkan ,= ml (=>l) .oluene, kocok lagi kuat8 kuat (0orte@) kemudian pusingkan selama 2% menit dengan kecepatan 9. rpm. !isahkan lapisan toluene (atas) dan sumbatan protein (tengah) menggunakan pipet pastur. Saring lapisan paling bawah yang berwarna merah jernih dengan kertas Ahartman :o.2. Filtrat yang didapatkan adalah hemolisat, tampung dalam tabung lain yang bersih. /asukkan 2,' ml +BH ,; : dalam tabung lalu inkubasi $o) selama %82 menit. .ambahkan ,2 ml (2>l) hemolisat, campur dan diamkan selama ' detik. .ambahkan 9,= ml Ammonium sul-at setengah jenuh dan segera dicampur dengan cara membolak8balik tabung sebanyak ' kali. Saring larutan dengan kertas Ahartman :o. ==. Filtrat yang diperoleh diukur intensitas warnanya (absorbansCB4) secara -otokolorimetri pada D %= nm. Selain itu ukurlah juga kadar hemoglobin total. +e dalam tabung, masukkan %, ml a?uadest lalu tambahkan ,$ ml ($El) hemolisat. )ampur baik8baik hingga homogen. 5kur absorbans pada D %= nm. Hitung kadar HbF sebagai berikut F +adar HbF G ( absorbans 6ltrat F absorbans total ) @ ,$9 @ 2# Nilai !"#an A:A+ F Bayi baru lahir F '89#H 1-5 bulan F kurang dari "#H 6-12 bulan F kurang dari %#H lebih dari 1 tahun F kurang dari $#. 43AASA F ,=8,;# Fa#$or %an& Me'(en&arhi Te'an La)ora$ori' * 8 Hemolisis sampel darah 8 Spesimen darh yang sudah disimpan melebihi 9 jam dapat memberikan temuan positi- palsu. 8 .rans-usi darah sebelum pengambilan sampel dapt mempengaruhi hasil pemeriksaan. +. F!AGILITAS OSMOTIK E!IT!OSIT <ila eritrosit berada dalam larutan yang hipotonis, cairan yang kadar osmolalitasnya lebih rendah daripada plasma atau serum normal (kurang dari $; mBsmCkg) 5ji -ragilitas osmotik eritrosit (juga disebut resistensi osmotik eritrosit) dilakukan untuk mengukur kemampuan eritrosit menahan terjadinya hemolisis (destruksi eritrosit) dalam larutan yang hipotonis. )aranya adalah sebagi berikut F eritrosit dilarutkan dalam larutan salin dengan berbagai konsentrasi. &ika terjadi hemolisis pada larutan salin yang sedikit hipotonis, keadaan ini dinamakan peningkatan -ragilitas eritrosit (Gpenurunan resistensiCdaya tahan eritrosit), dan apabila hemolisis terjadi pada larutan salin yang sangat hipotonis, keadaan ini mengindikasikan penurunan -ragilitas osmotik (Gpeningkatan resistensi eritrosit). Hemoglobin keluar dari sel pada masing8masing tabung yang berisi larutan :a)l yang kadarnya berbeda8beda. +adar Hb kemudian ditentukan secara -otokolorimetrik. Hasilnya dilaporkan dalam persentase (#) hemolisis. +umpulan hasil8hasil hemolisis diplot dalam suatu kur0a dibandingkan dengan data eritrosit normal. !ada keadaan peningkatan -ragilitas, eritrosit biasanya berbentuk s-eris, dan kur0a tampak bergeser ke kanan. Sedangkan pada penurunan -ragilitas, eritrosit berbentuk tipis dan rata, kur0a tampak bergeser ke kiri. Masalah Klinis !3:575:A: F7A,(I(.AS F .alasemia mayor dan minor (anemia /editerania atau anemia )ooley), anemia (de6siensi besi, de6siensi asam -olat, de6siensi 0it <', sel sabit), penyakit hemoglobin ), polisitemia 0era, post splenektomi, nekrosis hati akut dan sub akut, ikterik obstrukti-. !3:(:,+A.A: F7A,(I(.AS F S-erositosis herediter, trans-usi (inkompatibilitas A<B dan 7hesus), anemia hemolitik autoimun (A(HA), penyakit hemoglobin ), toksisitas obat atau Jat kimia, leukemia lim-ositik kronis, luka bakar (termal). Prosedr 5ji ini biasanya dilakukan pada sampel darah segar kurang dari 9 jam danCatu sampel darah $= jam yang diinkubasi pada suhu 9"o). Sampel darah yang digunakan berupa darah heparin atau darah Kde6brinatedL. .idak ada pembatasan asupan makanan atau minuman. !ada pengujian ini dibuat larutan :a)l dengan konsentrasi yang berbeda. !enilaian hasil dengan metode -otokolorimetri (menggunakan alat -otometer atau spektro-otometer). Sebelum melakukan pengujian, sediakan dulu larutan stock buMer :a)l 2# yang terbuat dari :a)l 9 gram, :a$H!B= 2,9'% gram, dan :aH$!B=.H$B ,$2% gram. <ahan8bahan tersebut kemudian dilarutkan dengan a?uadest sampai 2 ml. Sebelum digunakan untuk pemeriksaan, buatlah larutan pokok :a)l 2,# dengan cara melarutkan %, ml stock buMer saline 2# dengan a?uadest hingga %, ml. Selanjutnya lakukan pengujian sebagai berikut F 2. Sediakan 2$ buah tabung lalu buatlah pengenceran bertingkat larutan :a)l dengan konsentrasi F ,;%#, ,"%#, ,'%#, ,'#, ,%%#, ,%#, ,=%#, ,=#, ,9%#, ,9#, ,$# dan ,2#, masing8masing sebanyak %, ml. Iarutan8larutan :a)l tersebut dibuat dari larutan pokok :a)l 2,#. $. .ambahkan ke dalam tabung8tabung itu masing8masing % El sampel darah. )ampur (homogenisasi) dengan cara membolak8balikkan tabung beberapa kali. 9. (nkubasikan selama 9 menit pada suhu kamar. =. )ampur (homogenisasi) lagi lalu pusingkan (centrifuge) tiap tabung tersebut selama % menit dengan kecepatan 9 rpm. %. 5kur absorbans (B4) dari supernatant pada D %= nm dengan blanko supernatant tabung ke82 (:a)l ,;%#). '. Hitung # hemolisis dengan cara membagi absorbans (B4) sampel dengan absorbans (B4) tabung ke82$ dikalikan 2#. ". <uat kur0a dengan konsentrasi :a)l sebagai a@is (@) dan # hemolisis sebagai ordinat (y). <andingkanlah dengan kur0a dari kontrol darah normal. Nilai Nor'al !ermulaan hemolisis pada konsentrasi :a)l ,=# 8 ,=%# Hemolisis sempurna pada konsentrasi :a)l ,9# 8 ,9%# !ersentase hemolisis dalam keadaan normal adalah F 9" 8 2 # hemolisis dalam :a)l ,9# % 8 9 # hemolisis dalam :a)l ,=# % 8 =% # hemolisis dalam :a)l ,=%# # hemolisis dalam :a)l ,%%# Fa#$or %an& Me'(en&arhi Te'an La)ora$ori' pH plasma, suhu, konsentrasi glukosa, dan saturasi oksigen pada darah 3ritrosit yang berumur lama cenderung memiliki -ragilitas osmotik yang tinggi Sampel darah yang diambil lebih dari 9 jam dapat menunjukkan peningkatan -ragilitas osmotik. ,. SEL LE !ada lupus eritematosus disseminata atau lupus eritematosus sistemik (SI3), terdapat autoantibodi (-aktor I3) dalam -raksi gamma globulin yang berpengaruh terhadap lekosit yang telah rusak. Autoantibodi yang mengarah ke -enomena sel I3 mengikat histon pada inti sel. Iekosit itu berubah menjadi massa yang homogen dan bulat yang kemudian di-agosit oleh lekosit polymor-onuclear normal. Sel I3 ditemukan pertama kali pada tahun 29=; oleh hematologist klinis Amerika, /alcolm Hargra0es dan 7obert /orton bersama seorang teknisi laboratorium Helen 7ichmond. /ereka telah mengamati dua -enomena yang tidak biasa pada beberapa sediaan sumsum tulang, yang mereka sebut sebagai Ksel tartL dan Ksel I3L. !engujian ini terutama digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik (SI3). Sekitar %# sampai "%# dari pasien dengan lupus mempunyai tes positi-. :amun, beberapa pasien dengan rheumatoid arthritis, skleroderma, dan drug8induced lupus erythematosus juga memiliki tes sel I3 positi-. Prosedr !emeriksaan sel I3 dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu F cara /agath dan Ainkle (modi6kasi dari Nimmer dan Hargra0es), cara Ninkham dan )onley, dan cara /udrick. 2. )ara /agath dan Ainkle (modi6kasi dari Nimmer dan Hargra0es) +umpulkan darah 0ena ;82 ml dan biarkan darah itu membeku dalam tabung kering dan bersih. <iarkan $ jam pada suhu kamar atau 9 menit dalam pengeram dengan suhu 9"o). !isahkan bekuan dari serum lalu bekuan itu digerus dan disaring melalui saringan kawat tembaga. Hasil saringan dimasukkan dalam tabung Aintrobe dan dipusingkan dengan kecepatan 9 rpm selama 2 menit. <uang serum bagian atas, ambil lapisan sel paling atas (buMycoat) dengan pipet pastur lalu teteskan di atas obyek glass dan buat sediaan apus. Aarnai sediaan dengan larutan pewarna ,iemsa atau Aright dan cari sel8sel I3 di bawah mikroskop. $. )ara Ninkham dan )onley +umpulkan darah 0ena ;82 ml, biarkan pada suhu kamar selama 9 menit. +ocok darah tersebut dengan alat rotator selama 9 menit. /asukkan darah tersebut ke dalam tabung Aintrobe dan pusingkan selam 2 menit dengan kecepatan 9 rpm. <uat sediaan apus seperti cara di atas. 9. )ara /udrick Ambil darah kapiler dan masukkan ke dalam tabung kapiler yang dilapisi heparin seperti yang dipakai untuk mikrohematokrit. .utuplah salah satu ujung tabung tersebut dengan dempul dan pusingkan selama 2 menit dengan centri-uge mikrohematokrit. /asukkan kawat baja halus ke dalam tabung kapiler dan putar8putarlah kawat itu untuk mencampur buMycoat dengan plasma dan untuk merusak lekosit8lekosit. (nkubasi selama 9 menit pada suhu 9"o) atau biarkan selama $ jam pada suhu kamar. !usingkan lagi seperti di atas. +emudian patahkan tabung kapiler dekat lapisan buMycoat lalu sentuhkan ujung tabung yang dipatahkan itu ke permukaan kaca obyek dan buatlah sediaan apus. Aarnai sediaan dengan ,iemsa atau Aright dan periksa di bawah mikroskop untuk mencari sel8sel I3. Sel I3 tampak sebagai massa homogen yang di-agosit oleh lekosit polymorphonuclear. Sel I3 sering tampak seperti kue tart, sehingga juga disebut sel tart. /assa homogen yang dikelilingi oleh banyak se lekosit polymorphonuclear dikenal dengan nama sel rosetteH sel ini dianggap sebagai sel I3 yang belum sempurna atau sel pre8I3. !embentukan sel I3 berlaku in 0itro saja karena memerlukan adanya sel8sel lekosit yang rusak. .eknik membuat sediaan sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium. Adanya sel I3 merupakan bukti adanya autoantibodi atau -aktor I3. .idak menemukan sel I3 bukan berarti tidak adanya penyakit SI3 pada pasien yang bersangkutan. .es sel I3 kini jarang dilakukan karena tes yang lebih baik sekarang ada untuk membantu mendiagnosis lupus. Nilai !"#an Hasil normal F negati0e -. HIT.NG T!OMBOSIT .rombosit adalah -ragmen atau kepingan8kepingan tidak berinti dari sitoplasma megakariosit yang berukuran 28= mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 2 hari. ,ambaran mikroskopik dengan pewarnaan Aright 1 ,iemsa, trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru8keabu8abuan pucat yang berisi granula merah8ungu yang tersebar merata. .rombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme -aali tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma8trauma kecil yang terjadi sehari8hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. /ereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub8endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit). Brang8orang dengan kelainan trombosit, baik kualitati- maupun kuantitati-, sering mengalami perdarahan8perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan tidak dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Agar dapat ber-ungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas (jumlah) dan kualitasnya. !embentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga bagus. <eberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit ¨ah trombosit normal adalah 2%. 1 =%. per mmk darah. 4ikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 2. 1 2%. per mmk darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari '. per mmk darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. &ika jumlah trombosit di atas =. per mmk darah biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. &ika terjadi perdarahan spontan kemungkinan -ungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. <ila jumlah trombosit kurang dari =. per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 2. per mmk darah perdarahan akan lebih berat. 4ilihat dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena adanya resiko perdarahan. /etode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel8sel trombosit yang merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan trombosit dengan kotoran. Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. /etode secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop -ase kontras dan mikroskop cahaya (7ees83cker) maupun secara otomatis. /etode yang dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop -ase kontras dan otomatis. /etode otomatis akhir8akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyekti6tas pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik. Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. )ara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah dan praktis. +eunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan ukuran dan mor-ologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang tidak merata di dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per lapang pandang besar (minyak imersi). !emeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombosit rendah palsu. <ahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah 34.A. Antikoagulan ini mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan juga dapat menghambat agregasi trombosit. Me$ode lan&sn& (!ees E/#er) Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop cahaya. !ada hitung trombosit cara 7ees83cker, darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung <rilliant )resyl <lue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik trombosit tampak re-raktil dan mengkilat berwarna biru mudaClila lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. )ara ini memiliki kesalahan sebesar 2'8 $%#, penyebabnya karena -aktor teknik pengambilan sampel yang menyebabkan trombosit bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan penyebaran trombosit yang tidak merata. Me$ode 0ase1#on$ras !ada hitung trombosit metode -ase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan ammonium oksalat 2# sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop -ase kontras. Sel8sel lekosit dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap. .rombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna biru mudaClila terang. <ila -okus dinaik8turunkan tampak perubahan yang bagusCkontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena si-at re-raktilnya. +esalahan dengan metode ini sebesar ; 1 2#. /etode -ase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. !enyebab kesalahan yang utama pada cara ini, selain -aktor teknis atau pengenceran yang tidak akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau agregasi. Modi2#asi 'e$ode 0ase1#on$ras den&an (las'a darah /etodenya sama seperti -ase8kontras tetapi sebagai pengganti pengenceran dipakai plasma. 4arah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm plasma. Selanjutnya plasma diencerkan dengan larutan pengencer dan dihitung trombosit dengan kamar hitung seperti pada metode -ase8kontras. Me$ode $ida# lan&sn& )ara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Aright, ,iemsa atau /ay ,runwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling tumpang tindih. /etode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. )ara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung eritrosit. !enghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam 2 lpmi @ $ atau $ lpmi @ 2 memiliki sensiti6tas dan spesi6sitas yang baik untuk populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis). +orelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat. Sedangkan untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah 2. per mmk, penghitungan trombosit dianjurkan dalam 2 lpmi @ $ karena memiliki sensiti6tas dan spesi6sitas yang baik. +orelasi dengan metode lain cukup erat. Hi$n& Tro')osi$ O$o'a$is !enghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trombosit selain hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan eritrosit bersama8sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. !artikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai eritrosit. 4engan alat ini, penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak trombosit. .eknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah lekosit lebih dari 2.Cmmk, apabila terjadi -ragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer berisi partikel8partikel eksogen, apabila sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat. Masalah Klinis !3:575:A: &5/IAH F (.!, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), leukemia (lim-ositik, mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis, hepatitis akti- kronis), SI3, 4(), eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut. Pengaruh obat F antibiotik (kloromisetin, streptomisin), sul-onamide, aspirin (salisilat), ?uinidin, ?uinine, asetaJolamid (4iamo@), amidopirin, diuretik tiaJid, meprobamat (3?uanil), -enilbutaJon (<utaJolidin), tolbutamid (Brinase), injeksi 0aksin, agen kemoterapeutik. !3:(:,+A.A: &5/IAH F !olisitemia 0era, trauma (-raktur, pembedahan), paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis, retikulositosis, latihan 6sik berat. Pengaruh obat F epine-rin (adrenalin) Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium F +emoterapi dan sinar O dapat menurunkan hitung trombosit, !engaruh obat (lihat pengaruh obat), !enggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah, !engambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat (agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu, .idak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan, !erbandingan 0olume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan kesalahan pada hasil F &ika 0olume terlalu sedikit (G 34.A terlalu berlebihan), sel8sel eritrosit mengalami krenasi, sedangkan trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. &ika 0olume terlalu banyak (G34.A terlalu sedikit) dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah trombosit. !enundaan pemeriksaan lebih dari 2 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit Bahan Ba/aan * 2. 4acie, S.&.P. dan Iewis S./., 2992, Practical Hematology, "th ed., Iongman Singapore !ublishers !tc. Itd., Singapore. $. ,andasoebrata, 7., 299$, Penuntun Laboratorium Klinik, 4ian 7akyat, <andung. 9. +oepke, &.A., 2992, Practical Laboratory Hematology, 2st ed., )hurchill Ii0ingstone, :ew Qork. =. Iaboratorium !atologi +linik F+85,/, 299%, untunan Praktikum Hematologi, <agian !atologi +linik F+85,/, Qogyakarta. %. Besman, Farida R 7. Setiabudy, 299$, !isiologi Hemostasis dan !ibrinolisis, dalam F Setiabudy, 7. (ed.), 299$, Hemostasis dan rombosis, <alai !enerbit F+5(, &akarta. '. 7atnaningsih, .. dan Setyawati, $9, Perbandingan "ntara hitung rombosit #etode Langsung dan idak Langsung Pada rombosito$enia, <erkala +esehatan +linik, Pol. (O, :o. 2, &uni $9, 7S 4r. Sardjito, Qogyakarta. ". 7atnaningsih, .. dan 5si Sukorini, $%, Pengaruh Konsentrasi %a2&'" erhada$ Perubahan Parameter Hematologi, F+ 5,/, Qogyakarta. ;. Sacher, 7onald A. dan 7ichard A. /c!herson, alih bahasa F <rahm 5. !endit dan 4ewi Aulandari, editor F Huriawati Hartanto, $=, in(auan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, 3disi 22, 3,), &akarta. 9. Aidmann, Frances +., alih bahasa F S. <oedina +resno dkk., 299$, in(auan Klinis "tas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke82, 3,), &akarta, hlm. 22"829$. 2.+ee, &oyce IeFe0er, $") Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan 'iagnostik, 3disi ', 3,), &akarta. 3. HIIT.NG !ETIK.LOSIT 7etikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar sisa8sisa ribosome dan 7:A yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. 7ibosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl blue atau ne* methylene blue untuk membentuk endapan granula atau 6lamen yang berwarna biru. 7eaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan tidak di6ksasi. Bleh karena itu disebut pewarnaan su$ra+ital. 7etikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosome terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik ribosome. !ada pewarnaan Aright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit. 7etikulum terlihat sebagai bintik8 bintik abnormal. !olikromato6lia yang menunjukkan warna kebiru8biruan dan bintik8bintik baso6l pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome tersebut. Hitung retikulosit merupakan indikator akti0itas sumsum tulang dan digunakan untuk mendiagnosis anemia. <anyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. !eningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus8menerus dapat mengindikasikan keadan hipo-ungsi sumsum tulang atau anemia aplastik. Me$ode Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supra0ital. Sampel darah dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue ,B-B. atau ne* methylene blue maka ribosome akan terlihat sebagai 6lamen berwarna biru. ¨ah retikulosit dihitung per 2 eritrosit dan dinyatakan dalam #, jadi hasilnya dibagi 2. !ewarna yang digunakan memiliki -ormula sebagai berikut F <rilliant )resyl <lue (<)<) F brilliant cresyl blue 2. grH :a)l .;%# 99. ml. Saring larutan sebelum dipergunakan. :ew methylene blue F :a)l .; grH kalium oksalat 2.= grH new methylene blue : .% grH a?uadest 2 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan. 4ianjurkan menggunaan ne* methylene blue, kesalahan metode ini pada nilai normal $% #. Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit adalah darah kapiler atau 0ena, dengan antikoagulan (34.A) atau tanpa antikoagulan (segar). Prosedr +e dalam tabung masukkan darah dan pewarna dengan perbandingan 2 F 2, campur baik8baik, biarkan selama 2% menit agar pewarnaannya sempurna. <uatlah sediaan apus campuran itu, biarkan kering di udara. !eriksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 2@. 3ritrosit nampak biru muda dan retikulosit akan tampat sebagai sel yang mengadung granulaC6lamen yang berwarna biru. <ila kurang jelas waktu pewarnaannya diperpanjang atau dicounterstain (dicat lagi) dengan cat Aright. Hitunglah jumlah retikulosit dalam 2 sel eritrosit. &ika kesulitan menghitung, lakukan pengecilan medan penglihatan okuler dengan meletakkan kertas berlubang pada lensa okuler. Hitung retikulosit ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut F Hitung retikulosit G ( jumlah retikulosit per 2 eritrosit F 2 ) # Nilai !"#an 4ewasa F .% 8 2.% # <ayi baru lahir F $.% 8 '.% # <ayi F .% 8 9.% # Anak F .% 8 $. # Masalah Klinis !enurunan jumlah F Anemia (pernisiosa, de6siensi asam -olat, aplastik, terapi radiasi, pengaruh iradiasi sinar8O, hipo-ungsi adrenokortikal, hipo-ungsi hipo6sis anterior, sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit) !eningkatan jumlah F Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor, perdarahan kronis, pasca perdarahan (9 8 = hari), pengobatan anemia (de6siensi Jat besi, 0it <2$, asam -olat), leukemia, eritroblastosis -etalis (penyakit hemolitik pada bayi baru lahir), penyakit hemoglobin ) dan 4, kehamilan. Faktor8-aktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium F <ila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah )at yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel8sel eritrosit sehingga terlihat seperti retikulosit /enghitung di daerah yang terlalu padat !eningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaan 4. LAJ. EN5AP 5A!AH Iaju endap darah (erithrocyte sedimentation rate) &/0) yang juga disebut kecepatan endap darah (+34) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mmCjam. I34 merupakan uji yang tidak spesi6k. I34 dijumpai meningkat selama proses inSamasi akut, in-eksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress 6siologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hematologi, I34 tidak andal karena tidak spesi6k, dan dipengaruhi oleh -aktor 6siologis yang menyebabkan temuan tidak akurat. !emeriksaan )7! dipertimbangkan lebih berguna daripada I34 karena kenaikan kadar )7! terjadi lebih cepat selama proses inSamasi akut, dan lebih cepat juga kembali ke kadar normal daripada I34. :amun, beberapa dokter masih mengharuskan uji I34 bila ingin membuat perhitungan kasar mengenai proses penyakit, dan berman-aat untuk mengikuti perjalanan penyakit. &ika nilai I34 meningkat, maka uji laboratorium lain harus dilakukan untuk mengidenti6kasi masalah klinis yang muncul. Me$ode /etode yang digunakan untuk pemeriksaan I34 ada dua, yaitu metode Aintrobe dan Aestergreen. Hasil pemeriksaan I34 dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai I34 masih dalam batas normal. .etapi jika nilai I34 meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Aintrobe kurang menyakinkan. 4engan metode Aestergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Aestergreen yang dua kali panjang pipet Aintrobe. +enyataan inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Aestergreen daribada metode Aintrobe. Selain itu, 1nternational -ommitee for /tandardi2ation in Hematology ,1-/H. merekomendasikan untuk menggunakan metode Aestergreen. I34 berlangsung 9 tahap, tahap ke82 penyusunan letak eritrosit (rouleau@ -ormation) dimana kecepatan sedimentasi sangat sedikit, tahap ke8$ kecepatan sedimentasi agak cepat, dan tahap ke89 kecepatan sedimentasi sangat rendah. Prosedr 2. /etode Aestergreen o 5ntuk melakukan pemeriksaan I34 cara Aestergreen diperlukan sampel darah citrat = F 2 (= bagian darah 0ena T 2 bagian natrium sitrat 9,$ # ) atau darah 34.A yang diencerkan dengan :a)l .;% # = F 2 (= bagian darah 34.A T 2 bagian :a)l .;%#). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. o Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Aestergreen sampai tandaCskala . o .abung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung. o <iarkan tepat 2 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. $. /etode Aintrobe o Sampel yang digunakan berupa darah 34.A atau darah Amonium8 kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. o Sampel dimasukkan ke dalam tabung Aintrobe menggunakan pipet !asteur sampai tanda . o Ietakkan tabung dengan posisi tegak lurus. o <iarkan tepat 2 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit. Nilai !"#an 2. /etode Aestergreen F o !ria F 8 2% mmCjam Aanita F 8 $ mmCjam $. /etode Aintrobe F o !ria F 8 9 mmCjam Aanita 8 2% mmCjam Masalah Klini# !enurunan kadar F polisitemia 0era, )HF, anemia sel sabit, mononukleus in-eksiosa, de6siensi -aktor P, artritis degenerati-, angina pektoris. !engaruh obat F 3tambutol (myambutol), kinin, salisilat (aspirin), kortison, prednison. !eningkatan kadar F artirits reumatoid, demam rematik, /)( akut, kanker (lambung, kolon, payudara, hati, ginjal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel, lim-osarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati, inSamasi panggul akut, si6lis, tuberkulosis, glomerulone-ritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (eritroblastosis -etalis), SI3, kehamilan (trimester kedua dan ketiga). !engaruh obat F 4e@tran, metildopa (Aldomet), metilsergid (Sansert), penisilamin ()uprimine), prokainamid (!ronestyl), teo6lin, kontrasepsi oral, 0itamin A. Faktor8-aktor yang mempengaruhi temuan laboratorium F Faktor yang mengurangi I34 F bayi baru lahir (penurunan 6brinogen), obat (lihat pengaruh obat), gula darah tinggi, albumin serum, -os-olipid serum, kelebihan antikoagulan, penurunan suhu. Faktor yang meningkatkan I34 F kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruasi, obat (lihat pengaruh obat), keberadan kolesterol, 6brinogen, globulin, peningkatan suhu, kemiringan tabung. 6. IN5EKS E!IT!OSIT (ndeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit. (stilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks kospouskuler. (ndeks eritrosit terdiri atas F isiC0olume atau ukuran eritrosit (/)P F mean cor$uscular +olume atau 0olume eritrosit rata8rata), berat (/)H F mean cor$uscular hemoglobin atau hemoglobin eritrosit rata8rata), konsentrasi (/)H) F mean cor$uscular hemoglobin concentration atau kadar hemoglobin eritrosit rata8rata), dan perbedaan ukuran (74A F 0B- distribution *idth atau luas distribusi eritrosit). (ndeks eritrosit dipergunakan secara luas dalam mengklasi6kasi anemia atau sebagai penunjang dalam membedakan berbagai macam anemia. (ndeks eritrosit dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik) menggunakan hematology analy2er. 5ntuk dapat menghitung indeks eritrosit secara manual diperlukan data kadar hemoglobin, hematokritC!)P dan hitung eritrosit. 7ol'e eri$rosi$ ra$a1ra$a (7E!) a$a mean corpuscular volume (M87) /)P mengindikasikan ukuran eritrosit F mikrositik (ukuran kecil), normositik (ukuran normal), dan makrositik (ukuran besar). :ilai /)P diperoleh dengan mengalikan hematokrit 2 kali lalu membaginya dengan hitung eritrosit. /)P G (hematokrit @ 2) F hitung eritrosit :ilai rujukan F 4ewasa F ; 8 2 -I (baca -emtoliter) <ayi baru lahir F 9; 8 2$$ -I Anak usia 289 tahun F "9 8 22 -I Anak usia =8% tahun F "$ 8 ;; -I Anak usia '82 tahun F '9 8 99 -I /asalah klinis F !enurunan nilai F anemia mikrositik, anemia de6siensi besi (A4<), malignansi, artritis reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin )), keracunan timbal, radiasi. !eningkatan nilai F anemia makrositik, aplastik, hemolitik, pernisiosaH penyakit hati kronisH hipotiroidisme (miksedema)H pengaruh obat (de6siensi 0it <2$, antikon0ulsan, antimetabolik) He'o&lo)in eri$rosi$ ra$a1ra$a (HE!) a$a mean corpuscular hemoglobin (M8H) /)H mengindikasikan bobot hemoglobin di dalam eritrosit tanpa memperhatikan ukurannya. /)H diperoleh dengan mengalikan kadar Hb 2 kali, lalu membaginya dengan hitung eritrosit. /)H G (hemoglobin@2) F hitung eritrosit :ilai rujukan F 4ewasa F $' 8 9= pg (baca pikogram) <ayi baru lahir F 99 8 =2 pg Anak usia 28% tahun F $9 8 92 pg Anak usia '82 tahun F $$ 8 9= pg /)H dijumpai meningkat pada anemia makrositik8normokromik atau s-erositosis, dan menurun pada anemia mikrositik8normokromik atau anemia mikrositik8 hipokromik. Kadar he'o&lo)in eri$rosi$ ra$a1ra$a (KHE!) a$a mean corpuscular hemoglobin concentration (M8H8) /)H) mengindikasikan konsentrasi hemoglobin per unit 0olume eritrosit. !enurunan nilai /)H) dijumpai pada anemia hipokromik, de6siensi Jat besi serta talasemia. :ilai /)H) dihitung dari nilai /)H dan /)P atau dari hemoglobin dan hematokrit. /)H) G ( /)H F /)P ) @ 2 # atau /)H) G ( Hb F Hmt ) @ 2 # :ilai rujukan F 4ewasa F 9$ 8 9' # <ayi baru lahir F 92 8 9% # Anak usia 2.% 8 9 tahun F $' 8 9= # Anak usia % 8 2 tahun F 9$ 8 9' # Las dis$ri)si eri$rosi$ (RBCdistribution width) 74A adalah perbedaan ukuran (luas) dari eritrosit. 74A adalah pengukuran luas kur0a distribusi ukuran pada histogram. :ilai 74A dapat diketahui dari hasil pemeriksaan darah lengkap (full blood count) !B-) dengan hematology analy2er. :ilai 74A berguna untuk memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai /)P berubah dan sebelum terjadi tanda dan gejala. !eningkatan nilai 74A dapat dijumpai pada F anemia de6siensi (Jat besi, asam -olat, 0it <2$), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Faktor8-aktor yang mempengaruhi temuan laboratorium F lihat penetapan kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. 9. HIT.NG E!IT!OSIT Seperti hitung lekosit, untuk menghitung jumlah sel8sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). /etode manual hampir sama dengan hitung lekosit, yaitu menggunakan bilik hitung. :amun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung lekosit. Brang yang telah berpengalaman saja memiliki kesalahan yang cukup besar dalam menghitung eritrosit (rata8rata sekitar $#), apalagi orang yang belum berpengalaman atau kerjanya kurang teliti. !rinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan yang isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Iarutan !engencer yang biasa digunakan adalah F Iarutan Hayem F :atrium sul-at $.% g, :atrium klorid .% g, /erkuri klorid .$% g, a?uadest 2 ml. !ada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleau@, aglutinasi. Iarutan ,ower F :atrium sul-at 2$.% g, Asam asetat glasial 99.9 ml, a?uadest $ ml. Iarutan ini mencegah aglutinasi dan rouleau@. :atrium klorid .;% # <ahan pemeriksaan yang dipergunakan adalah darah kapiler, darah 34.A, darah heparin, atau darah amonium8kalium oksalat. Prosedr 4arah diencerkan 2 @ atau $ @ menggunakan pipet eritrosit atau tabung, kocok selama 9 menit supaya homogen. Iarutan sampel kemudian dimasukkanCditeteskan ke dalam bilik hitung. Sel8sel eritrosit dihitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang (=@). )ara menghitung sel eritrosit adalah F Ietakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (2@). )ari kotak penghitungan yang berada di tengah. +otak tersebut terbagi dalam $% kotak kecil dan setiap kotak kecil terbagi menjadi menjadi 2' kotak kecil8kecil. Sel eritrosit dihitung dalam % kotak kecil, yaitu = kotak di sudut dan 2 kotak lagi di tengah. ¨ah eritrosit dihitung dengan rumus F Hitung eritrosit G (: C P ) @ !engenceran G (: C U% @ .$ @ .$ @ .2 V ) @ $ G ( : C .$ ) @ $ G : @ 2. dimana F :Gjumlah sel eritrosit yang dihitung, PG0olume bilik hitung Nilai !"#an 4ewasa pria F =.% 8 '.% (@2W'Cmmk) 4ewasa wanita F 9.; 8 =.; (@2W'Cmmk) <ayi baru lahir F =.9 8 '.9 (@2W'Cmmk) Anak usia 289 tahun F 9.' 8 %.$ (@2W'Cmmkl) Anak usia =8% tahun F 9." 8 %." (@2W'Cmmk) Anak usia '82 tahun F 9.; 8 %.; (@2W'Cmmk) Masalah Klinis !enurunan nilai F kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, in-eksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra 0ena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan !eningkatan nilai F polisitemia 0era, hemokonsentrasiCdehidrasi, dataran tinggi, penyakit kardio0askuler Faktor8-aktor yang dapat mempengaruhi temuan hasil laboratorium F !engambilan sampel darah di daerah lengan yang terpasang jalur intra80ena menyebabkan hitung eritrosit rendah akibat hemodilusi !engenceran tidak tepat Iarutan pengencer tercemar darah atau lainnya Alat yang dipergunakan seperti pipet, bilik hitung dan kaca penutupnya kotor dan basah !enghitungan mikroskopik menggunakan perbesaran lemah (2@) :. PENETAPAN NILAI HEMATOK!IT Hematokrit atau 0olume eritrosit yang dimampatkan ($acked cell +olume) P-3) adalah persentase 0olume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. .ujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. <erdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. 4apat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia. :ilai hematokrit atau !)P dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analy2er atau secara manual. /etode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada $, yaitu F 2. /etode makrohematokrit !ada metode makro, sebanyak 2 ml sampel darah (darah 34.A atau heparin) dimasukkan dalam tabung Aintrobe yang berukuran panjang 22 mm dengan diameter $.%89. mm dan berskala 82 mm. .abung kemudian disentri-us selama 9 menit dengan kecepatan 9. rpm. .inggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam #. $. /etode mikrohematokrit !ada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah 34.A, darah heparin atau darah amonium8kalium8oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang "% mm dengan diameter 2 mm. .abung kapiler yang digunakan ada $ macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah 34.ACheparinCamonium8kalium8oksalat. !rosedur pemeriksaannya adalah F sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai $C9 0olume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentri-us selama % menit dengan kecepatan 2%. rpm. .inggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam #. /etode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung. Nilai !"#an 4ewasa pria F = 8 %$ # 4ewasa wanita F 9% 8 =" # <ayi baru lahir F == 8 "$ # Anak usia 2 8 9 tahun F 9% 8 =9 # Anak usia = 8 % tahun F 92 8 =9 # Anak usia '82 tahun F 99 8 =% # Masalah Klinis !enurunan kadar F kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, de6siensi asam -olat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (lim-ositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, lim-osarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, de6siensi 0itamin (tiamin, 0itamin )), 6stula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SI3. !engaruh obat F antineoplastik, antibiotik (kloram-enikol, penisilin), obat radioakti-. !eningkatan kadar F dehidrasiChipo0olemia, diare berat, polisitemia 0era, eritrositosis, diabetes asidosis, em6sema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar. Faktor8-aktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium F &ika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra80ena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi. !emasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat. !engambilan darah kapiler F tusukan kurang dalam sehingga 0olume yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas8peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja. 1;. PENETAPAN KA5A! HEMOGLOBIN Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas Jat besi yang merupakan pembawa oksigen. +adar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin. /etode Sahli tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti sul-hemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin. 4ua metode yang lain (oksihemoglobin dan sianmethemoglobin) dapat diterima dalam hemoglobinometri klinik. :amun, dari dua metode tersebut, metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan oleh 1nternational -ommitee for /tandardi2ation in Hematology (()SH) sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin dapat terukur, kecuali sul-hemoglobin. 5asar Pene$a(an !enetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan H)l .2: kemudian diencerkan dengan a?uadest. !engukuran secara 0isual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. /etode ini memiliki kesalahan sebesar 282%#, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit. !enetapan kadar Hb metode oksihemoglobin didasarkan atas pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah ditambah larutan :atrium karbonat .2# atau Ammonium hidroksida. +adar Hb ditentukan dengan mengukur intensitas warna yang terbentuk secara spektro-otometri pada panjang gelombang %= nm. /etode ini tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin tetapi standar oksihemoglobin tidak stabil. /etode sianmethemoglin didasarkan pada pembentukan sianmethemoglobin yang intensitas warnanya diukur secara -otometri. 7eagen yang digunakan adalah larutan 4rabkin yang mengandung +alium -erisianida (+9FeU):V') dan kalium sianida (+):). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk -erro ke bentuk -erri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan +): membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. (ntensitas warna yang terbentuk diukur secara -otometri pada panjang gelombang %= nm. Selain +9FeU):V' dan +):, larutan 4rabkin juga mengandung kalium dihidrogen -os-at (+H$!B=) dan deterjen. +alium dihidrogen -os-at ber-ungsi menstabilkan pH dimana rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. 4eterjen ber-ungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma. Bahan Pe'eri#saan <ahan pemeriksaan yang digunakan untuk penetapan kadar hemoglobin (Hb) adalah darah kapiler atau darah 34.A. Prosedr !rosedur pemeriksaan yang akan dibicarakan di sini adalah prosedur yang menggunakan metode sianmethemoglobin. +e dalam tabung reaksi dimasukkan % ml larutan 4rabkin lalu ditambah $ ul sampel darah. Iakukan pencampuran dengan cara membolak8balikkan tabung beberapa kali. 4iamkan pada suhu kamar selama 98 % menit kemudian ukur intensitas warna dengan -otometer pada panjang gelombang %= nm dengan blanko reagen. +adar Hb dapat dibaca pada kur0e kalibrasi atau dihitung dengan menggunakan -aktor, dimana kadar Hb G serapan @ -aktor. +ur0e kalibrasi dan -aktor telah dipersiapkan sebelumnya. Me')a$ Kr<a Kali)rasi dan Perhi$n&an Fa#$or Sebelum melakukan penetapan kadar Hb, -otometer harus dikalibrasi dulu atau dihitung -aktornya. 5ntuk keperluan tersebut disiapkan larutan standar Hemisianida (sianmethemoglobin) dan pengenceran larutan tersebut dalam larutan 4rabkin. +adar Hb dari larutan standar dapat dihitung dengan rumus G kadar hemisianida @ .$%2 gCdl <uatlah pengenceran larutan standar 2, "%, %, $% dan #, sebagai blanko dengan larutan 4rabkin. Setelah semua tercampur, biarkan 98% menit pada suhu kamar lalu baca serapan (absorbance atau o$tical densityCB4) pada -otometer dengan panjang gelombang %= nm. <uatlah kur0enya dengan kadar Hb sebagai absis dan serapan sebagai ordinat. Selanjutnya untuk menetapkan kadar Hb pasien tinggal memplotkan pada kur0e kalibrasi. &ika memilih menggunakan perhitungan -aktor, maka jumlahkan dulu nilai serapan (G total B4) dan kadar Hb larutan standar (G total kadar) yang telah diencerkan 2, "%, %, $% dan #. Faktor (F) G total B4 F total kadar +adar Hb pasien G B4 pasien @ F Fotometer saat ini telah banyak yang dirancang untuk dapat menghitung secara otomatis dimana kadar Hb yang diukur sudah langsung diketahui tanpa kita harus melakukan penghitungan secara manual. Nilai !"#an 4ewasa pria F 29.$ 8 2".9 gCdl !erempuan F 22." 8 2%.% gCdl <ayi baru lahir F 2%.$ 8 $9.' gCdl Anak usia 289 tahun F 2.; 8 2$.; gCdl Anak usia =8% tahun F 2." 8 2=." gCdl Anak usia '82 tahun F 2.; 8 2%.' gCdl Masalah Klinis !enurunan kadar F anemia (de6siensi besi, aplastik, hemolitik, dsb), perdarahan hebat, leukemia, kanker (usus besar, usus halus, rektum, hati, tulang, dsb), thalasemia, penyakit ginjal, penyakit Hodgkin, kehamilan, sarkoidosis, kelebihan cairan intra80ena. !engaruh obat F antibiotik (kloram-enikol UchloromycetinV, penisilin, tetrasiklin), aspirin, antineoplastik, doksapram (dopram), deri0at hidantoin, 0itamin A dosis besar, hidralaJin (Apresoline), indometasin ((ndocin), inhibitor /AB, primakuin, ri-ampin, sul-onamid, trimetadion (.ridione) !eningkatan kadar F dehidrasiChemokonsentrasi, polisitemia, daerah dataran tinggi, chronic heart failure ()HF), luka bakar yang parah. !engaruh obat F gentamisin, metildopa (Aldomet) Fa#$or =an& Me'(en&arhi Te'an La)ora$ori' !engaruh obat (lihat keterangan di atas) /engambil darah pada tangan atau lengan yang terpasang cairan intra80ena menyebabkan darah terencerkan /emasang turniket terlalu lama (lebih dari 2 menit) menyebabkan hemokonsentrasi .inggal di dataran tinggi menyebabkan peningkatan kadar Hb !enurunan asupan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb akibat hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb akibat hemodilusi 11. HIT.NG JENIS LEKOSIT Hitung jenis lekosit (H&I) atau diferential cell count merupakan bagian dari tes darah lengkap (full blood count), terdiri dari lima macam lekosit, yaitu F netro6l, lim-osit, monosit, eosino6l dan baso6l. Hitung jenis lekosit dinyatakan dalam persen atau Cmmk (jumlah absolut). Hasil hitung jenis lekosit memberikan in-ormasi yang lebih spesi6k mengenai in-eksi dan proses penyakit. Ne$ro2l Sel ini yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi sel darah putih dan lebih cepat merespons adanya in-eksi dan cedera jaringan daripada jenis sel darah putih lainnya. Selama in-eksi akut, netro6l berada paling depan di garis pertahanan tubuh. :etro6l yang beredar di darah tepi terbanyak adalah segmen, yaitu netro6l yang matur. <atang atau stab adalah netro6l imatur yang dapat bermultiplikasi dengan cepat selama in-eksi akut. 4alam keadaan normal, jumlah netro6l berkisar antara %8'% # atau $.%8'.% @2W9Cmmk. !eningkatan jumlah netro6l (disebut netro6lia) dijumpai pada in-eksi akut (lokal dan sistemik), radang atau inSamasi (reumatoid arthritis, gout, pneumonia), kerusakan jaringan (in-ark miokard akut, luka bakar, cedera tabrakan, pembedahan), penyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease o- newborn (H4:), kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat (epine-rin, digitalis, heparin, sul-onamide, litium, kortison, A).H) !enurunan jumlah netro6l (disebut netropenia) dijumpai pada penyakit 0irus, leukemia (lim-ositik dan monositik), agranolositosis, anemia de6siensi besi (A4<), anemia aplastik, pengaruh obat (antibiotic, agen imunosupresi-). Li'0osi$ Iim-osit berperan penting dalam respons imun sebagai lim-osit . dan lim-osit <. 4alam keadaan normal, jumlah lim-osit berkisar $%89% # atau 2."89.% @2W9Cmmk. ¨ah lim-osit meningkat (disebut lim-ositosis) terjadi pada in-eksi kronis dan 0irus. Iim-ositosis berat umumnya disebabkan karena leukemia lim-ositik kronik. Iim-osit mengalami penurunan jumlah (disebut leukopenia) selama terjadi sekresi hormon adenokortikal atau pemberian terapi steroid yang berlebihan. !eningkatan jumlah lim-osit dijumpai pada leukemia lim-ositik, in-eksi 0irus (mononucleosis in-eksiosa, hepatitis, parotitis, rubella, pneumonia 0irus, myeloma multiple, hipo-ungsi adrenokortikal. !enurunan jumlah lim-osit dijumpai pada kanker, leukemia, hiper-ungsi adrenokortikal, agranulositosis, anemia aplastik, sklerosis multiple, gagal ginjal, sindrom ne-rotik, SI3. Monosi$ /onosit adalah baris pertahanan kedua terhadap in-eksi bakteri dan benda asing. Sel ini lebih kuat daripada netro6l dan dapat mengonsumsi partikel debris yang lebih besar. /onosit berespons lambat selama -ase in-eksi akut dan proses inSamasi, dan terus ber-ungsi selama -ase kronis dari -agosit. 4alam keadaan normal, jumlah monosit berkisar antara =8' # atau .$8.' @2W9Cmmk. !eningkatan jumlah monosit (disebut monositosis) dapat dijumpai pada F penyakit 0irus (mononucleosis in-eksiosa, parotitis, herpes Joster), penyakit parasitic (demam bintik 7ocky /ountain, toksoplasmosis, bruselosis), leukemia monositik, kanker, anemia (sel sabit, hemolitik), SI3, arthritis rheumatoid, colitis ulserati-. !enurunan jumlah monosit dapat dijumpai pada leukemia lim-ositik, anemia aplastik. Eosino2l ¨ah eosino6l meningkat selama alergi dan in-eksi parasit. <ersamaan dengan peningkatan steroid, baik yang diproduksi oleh kelenjar adrenal selama stress maupun yang diberikan per oral atau injeksi, jumlah eosino6l mengalami penurunan. ¨ah eosino6l pada kondisi normal berkisar antara 289 # atau .28.9 @2W9Cmmk. !eningkatan jumlah eosino6l (disebur eosino6lia) dapat dijumpai pada alergi, pernyakit parasitic, kanker (tulang, o0arium, testis, otak), -eblitis, tromboSebitis, asma, em6sema, penyakit ginjal (gagal ginjal, sindrom ne-rotik). !enurunan jumlah eosino6l dapat dijumpai pada stress, luka bakar, syok, hiper-ungsi adrenokortikal. Baso2l 4alam keadaan normal, baso6l dijumpai dalam kisaran .=82 # atau .=8.2 @ 2W9Cmmk. !eningkatan jumlah baso6l (disebut baso6lia) dapat dijumpai pada proses inSamasi, leukemia, tahap penyembuhan in-eksi atau inSamasi, anemia hemolitik didapat. !enurunan jumlah dapat dijumpai pada stress, reaksi hipersensiti0itas, kehamilan, hipertiroidisme. Prosedr <uat sediaan apus darah kemudian diwarnai dengan pewarna ,iemsa, Aright atau /ay ,runwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis8jenis lekosit hingga didapatkan 2 sel. .iap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (#). ¨ah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung lekosit, hasilnya dinyatakan dalam selCmmk. Bahan )a/aan * 2. 4aniela .agliasacchi and ,iorgio )arboni, IetXs Bbser0e .he <lood )ells, 299" on Fun Science ,allery. $. Frances +. Aidmann, alih bahasa F S. <oedina +resno dkk., in(auan Klinis "tas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke82, 3,), &akarta, 299$. 9. &oyce IeFe0er +ee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium 4 'iagnostik, 3,), &akarta, $". =. Iaboratorium !atologi +linik F+85,/, untunan Praktikum Hematologi, <agian !atologi +linik F+85,/, Qogyakarta, 299%. %. 7. ,andasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, 4ian 7akyat, <andung, 299$. '. 7onald A. Sacher R 7ichard A. /c!herson, alih bahasa F <rahm 5. !endit dan 4ewi Aulandari, editor F Huriawati Hartanto, in(auan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, 3disi 22, 3,), &akarta, $=. 1+. HIT.NG LE.KOSIT Iekosit adalah bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing. 4arah tepi orang dewasa mengandung lekosit yang jumlahnya berkisar antara =.%822. @2W9 selCmmk. !ada neonates (bayi baru lahir) jumlahnya mencapai 2.8$'. @2W9Cmmk, anak 2 umur tahun '.8 2;. @2W9Cmmk, anak umur =8" tahun %.82%. @2W9Cmmk dan anak umur ;82$ tahun =.%829.% @2W9Cmmk. !eningkatan jumlah lekosit di atas normal disebut lekositosis, sedangkan penurunan jumlah lekosit di bawah normal disebut lekopenia. (ndikasi hitung lekosit adalah F 2) tes rutin sebagai bagian dari tes darah lengkap (full blood count), $) untuk menentukan lekositosis (misalnya pada in-eksi, inSamasi, anemia, leukemia) atau leukopenia (misalnya pada depresi sumsum tulang, iradiasi, toksik karena obat anti kanker, malnutrisi, in-eksi 0irus), 9) pemantauan pengobatan. /etode pemeriksaan ada dua, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analy2er) dan cara manual. Saat ini sudah banyak laboratorium yang menggunakan cara elektronik. .etapi banyak juga yang masih menggunakan cara manual. )ara manual masih tetap dapat diandalkan asal dilakukan dengan teliti. Prosedr Hitung lekosit manual, sampel darah diencerkan dengan larutan .57+ yang mengandung asam lemah (asam asetat glasial) sehingga sel8sel eritrosit hemolisis dan lekosit menjadi lebih mudah dihitung. !engenceran yang digunakan biasanya 2@ atau $@. !engenceran dilakukan dengan menggunakan pipet lekosit atau tabung. 4i bawah ini adalah contoh pengenceran menggunakan pipet lekosit dan tabung dengan pengenceran sebesar $@. !engenceran dengan pipet lekosit F darah diisap sampai angka .%, lalu diisap reagen sampai angka 22. +ocok pipet beberapa kali lalu diamkan selama 9 menit. <uang 98= tetes pertama, tetes selanjutnya masukkan ke dalam bilik hitung. !engenceran dengan tabung F darah dipipet 2 ul lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 29 ul reagen, campur baik8baik. ()ara lain F pipetkan ke dalam tabung $ ul reagen lalu kurangi 2 ul sehingga tinggal 29 ul. Selanjutnya tambahkan 2 ul sampel darah) !ipet larutan sampel dan masukkan ke dalam bilik hitung. Iekosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. !enghitungan dilakukan di dalam = kotak besar. ¨ah lekositCmmk darah dihitung dengan rumus F (:C.=) @ $ atau : @ %, dimana :Gjumlah sel lekosit yang ditemukan, .=G0olume bilik hitung, dan $Gpengenceran. Kore#si J'lah Le#osi$ &ika darah tepi mengandung banyak eritrosit berinti (nucleated red blood cells) %0B-s) atau eritroblast, yaitu eritrosit yang masih muda (misalnya pada anemia hemolitik), maka sel8sel tersebut akan turut diperhitungkan seperti lekosit. Hal ini karena inti dari eritroblast tidak bisa dilisiskan oleh larutan pengencer. +oreksi dapat dilakukan dengan memeriksa apusan darah untuk dilakukan hitung diMerensial lekosit, kemudian persentase jumlah eritrosit berinti dicatat. +oreksi jumlah lekosit dilakukan jika dijumpai :7<) sebanyak 2# atau lebih. !erhitungannya adalah F Iekosit terkoreksi G ( 2 @ AI ) F ( 2 T : ) dimana, AI G hitung lekosit, dan : G jumlah :7<)s yang ditemukan. &ika jumlah :7<)s yang ditemukan kurang dari 2#, maka tidak perlu dilakukan koreksi jumlah lekosit, cukup dilaporkan saja. Masalah Klinis !3:(:,+A.A: &5/IAH F (n-eksi akut (pneumonia, tuberkulosis, meningitis, apendisitis, tonsilitis, pielone-ritis, peritonitis, pankreatitis, di0ertikulitis, septikemia, demam rematik), leukemia, nekrosis jaringan (in-ark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, em6sema, ulkus peptikum), penyakiy kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit parasitik, stress (pembedahn, demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama). Pengaruh 5bat F Aspirin, heparin, digitalis, epine-rin, lithium, histamin, antibiotik (ampisilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetrasiklin, 0ankomisin, streptomisin), senyawa emas, prokainamid, triamteren, alopurinol, kalium iodida, deri0at didantoin, sul-onamid. !3:575:A: &5/IAH F !enyakit hematopoetik (anemia aplastik, anameia pernisiosa, hipersplenisme, penyakit ,aucher), in-eksi 0irus, malaria, agranulositosis, alkoholisme, SI3, artritis rheumatoid. Pengaruh 5bat F Antibiotik (penisilin, se-alotin, kloram-enikol), asetamino-en, sul-onamid, propiltiourasil, barbiturat, agen kemoterapi kanker, diaJepam, diuretik, klordiaJepoksid, agen hipoglikemik oral, indometasin, metildopa, ri-ampin, -enotiaJin. Fa#$or %an& 5a(a$ Me'(en&arhi Te'an La)ora$ori' 2. Bbat yang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah lekosit $. Aaktu samplingH jumlah lekosit lebih rendah di pagi hari daripada siang hari. 9. 5siaH anak memiliki jumlah lekosit yang lebih tinggi, terutama usia % tahun pertama. 1,. HIT.NG 5A!AH LENGKAP Hitung darah lengkap (com$lete blood count6full blood count6blood $anel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan in-ormasi tentang sel8sel darah pasien. Hitung darah lengkap digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, in-eksi, dan banyak penyakit lainnya. Sel8sel yang beredar di dalam aliran darah dibagi menjadi tiga jenisF sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan platelet (trombosit). .inggi atau rendahnya hasil penghitungan mungkin menunjukkan adanya berbagai bentuk kelainan, penyakit atau status kesehatan pasien. Hitung darah lengkap merupakan tes penyaring terhadap F 2) +elainan sel darah (anemia, leukemia), $) Adanya in-eksi (bakterial, 0irus), 9) +elainan perdarahan. Hitung darah lengkap terdiri dari beberapa panel pemeriksaan, yaitu F Hi$n& le#osi$ > ?hi$e )lood /ell /on$ (@B8). Hitung lekosit adalah jumlah lekosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Hi$n& "enis le#osi$ > diAeren$ial /ell /on$. Hitung jenis lekosit digunbakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis lekosit. Ada lima jenis lekosit, masing8 masing dengan -ungsi tersendiri dalam melindungi kita dari in-eksi. Sel8sel itu adalah neutro6l, lim-osit, monosit, eosino6l, dan baso6l. Hi$n& eri$rosi$ > red )lood /ell /on$ (!B8). Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Kadar he'o&lo)in (H)). Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah. He'a$o#ri$ (H/$>H'$). Hematokrit adalah persentase eritrosit dalam 0olume tertentu darah. Mean /or(s/lar <ol'e (M87). /)P adalah ukuran atau 0olume rata8rata eritroit. /)P meningkat jika eritrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), misalnya pada anemia karena kekurangan 0itamin <2$. /)P menurun jika eritrosit lebih kecil dari biasanya (mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan Jat besi. Mean /or(s/lar he'o&lo)in (M8H). /)H adalah jumlah rata8rata hemoglobin dalam eritrosit. 3ritrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki /)H yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada eritrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai /)H yang lebih rendah. Mean /or(s/lar he'o&lo)in /on/en$ra$ion (M8H8). /)H) adalah perhitungan rata8rata konsentrasi hemoglobin di dalam eritrosit. /)H) menurun (hipokromia) dijumpai pada kondisi di mana hemoglobin abnormal diencerkan di dalam eritrosit, seperti pada anemia dan kekurangan Jat besi dalam talasemia. !eningkatan /)H) (hiperkromia) terdapat pada kondisi di mana hemoglobin abnormal terkonsentrasi di dalam eritrosit, seperti pada pasien luka bakar dan s-erositosis bawan. !ed /ell dis$ri)$ion ?id$h (!5@). 74A adalah 0ariasi ukuran eritrosit. 4alam beberapa kasus anemia, seperti anemia pernisiosa, 0ariasi dalam ukuran eritrosit (anisositosis) bersama dengan 0ariasi dalam bentuk (poikilositosis) menyebabkan peningkatan 74A. Hi$n& $ro')osi$ > (la$ele$ /on$. Hitung trombosit adalah jumlah trombositCplatelet per milimeterkubik atau mikroliter darah. Mean (la$ele$ <ol'e (MP7). /!P adalah ukuran rata8rata trombositCplatelet. .rombosit baru lebih besar, dan peningkatan /!P terjadi ketika terjadi peningkatan jumlah platelet yang sedang diproduksi. Sebaliknya, penurunan /!P merupakan indikasi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia). Pla$ele$ dis$ri)$ion ?id$h (P5@). Seperti halnya 74A, !4A merupakan indikasi 0ariasi ukuran trombosit yang dapat menjadi tanda pelepasan platelet akti-. !emeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin penghitung otomatis (hematology analyJer). !emeriksaan dengan mesin penghitung otomatis dapat memberikan hasil yang cepat. :amun, analyJer memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang abnormal, misalnya banyak dijumpainya sel8sel yang belum matang pada leukemia, in-eksi bakterial, sepsis, dsb. Atau, ketika jumlah sel sangat tinggi sehingga analyJer tidak mampu menghitungnya. !ada keadaan seperti ini, pemeriksaan manual sangat diperlukan. +euntungan dari penghitungan manual adalah bahwa mesin penghitung otomatis tidak dapat diandalkan dalam menghitung sel abnormal. 4alam hal ini diperlukan pemeriksaan manual terhadap apusan darah. !emeriksaan secara mikroskopik akan memberikan in-ormasi mengenai lekosit8lekosit yang abnormal dan 0ariasi bentuk eritrosit. !emeriksaan manual juga dapat memberikan in-ormasi mengenai adanya jenis sel lain yang biasanya tidak dijumpai dalam darah tepi, misalnya sel plasma. Selain itu, adanya trombosit yang menggerombol (clum$s) yang menyebabkan rendahnya jumlah trombosit pada pemeriksaan otomatis dapat dikon6rmasi dengan pemeriksaan apusan darah. 4alam kasus jumlah sel yang sangat tinggi dimana analyJer tidak mampu menghitungnya, maka pemeriksaan manual menjadi pilihan untuk dilakukan. !ada pemeriksaan secara manual ini darah diencerkan dulu dengan tingkat pengenceran yang lebih tinggi.