Laprak Klinik
Laprak Klinik
Laprak Klinik
Disusun Oleh:
Firli Aniroh
1813453062
Tingkat 3 Reguler 2
Kelompok 6 (enam)
DASAR TEORI:
.
Jumlah natrium total dalam tubuh kira-kira 55 mmol/L atau 5500/L per kilogram
berat badan. Sebagian besar beredar dalam cairan ekstraseluler. Natrium keluar
dari tubuh melalui tubulus traktus gastrointestinal, kulit, dan keringat.Dalam
keadaan normal jumlah natrium yang keluar kira-kira 2 μεq /¿hari, walaupun
jumlah cairan yang diekskresikan lumen traktus gastrointestinal dalam jumlah
besar sehingga sisa air dan elektrolit yang keluar bersama feses lebih sedikit. Jika
terjadi gangguan reabsorbsi maka akan kehilangan cairan dalam jumlah yang
sangat besar. Komposisi natrium dalam plasma yaitu 142 μεq/liter, dalam intrasel
15-20 μεq /¿liter, dan dalam ekstrasel yaitu 135-155 μεq /liter. Dari seluruh
natrium di dalam tubuh, 11% berada dalam kelompok natrium plasma. 29% pada
cairan limfa interstisial dan 2,5% pada cairan intraseluler. Sekitar 43% dari
keseluruhan tubuh berada dalam tulang jaringan ikat.
1. Hiponatremia
Terjadi jika jumlah natrium melebihi pemasukan, keadaan seperti ini
ditemukan pada saat terjadi pengeluaran gastrointestinal (diare, muntah),
jumlah keringat yang berlebih, penyakit ginjal, diabetes melitus, luka bakar
dan SIAOH (Sindrom of inappoprida anti diuraty hormon secreation) yaitu
suatu keadaan yang ditandai dengan pengeluaran abnormal.
2. Hipernatremia
Terjadi jika pemasukan melebihi penyebarannya yang disebabkan oleh
abnormalitas, mekanisme homeostasis. Oleh karena itu natrium beredar
dalam cairan ekstraseluler maka peningkatan natrium terjadi pada keadaan
gagal jantung kongetif, hati, ginjal, dan kehamilan.
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat supernatan sampel dan standar dengan skema pemipetan sebagai
berikut:
Makro Semi-mikro
Standar Sample Standar Sampel
Standar 50μl - 20μl -
Serum - 50μl - 20μl
Reagen presipitat 3000 μl 3000 μl 1000μl 1000μl
Makro Semi-mikro
Standar Sample Standar Sampel
Standar 50μl - 20μl -
Serum - 50μl - 20μl
Reagen kerja 3000 μl 3000 μl 1000μl 1000μl
Inkubasi selama 5-30 menit (tidak boleh lebih dari 30 menit).
5. Dibaca pada fotometer λ 360-410 nm.
HASIL PENGAMATAN
Probandus
Nama : Serly monica
Umur : 19 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Sampel 1
|Sampel|
Kadar Na+ = x Konsentrasi standar
|.|Standar
0,001
Kadar Na+ = x 150
0,018
Sampel 2
|Sampel|
Kadar Na+ = x Konsentrasi standar
|.|Standar
0,010
Kadar Na+ = x 150
0,018
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kadar natrium metode fotometri didapatkan hasil sebesar 67,0 mmol/L dan 83,3
mmol/L , sehingga dinyatakan kadar natrium kurang dari normal.
DAFTAR PUSTAKA
Brosur Pemeriksaan Natrium
PEMBIMBING PRAKTIKAN
DASAR TEORI :
Kalium adalah elektrolit yang paling banyak ditemukan di cairan intrasel.
Kadar kalium dalam serum hanya sedikit dan dapat menimbulkan keadaan gagal
jantung jika kadar kalium abnormal. 80%-90% kalium tubuh diekskresikan
melalui ginjal. Jika terdapat kerusakan jaringan, kalium akan keluar dari sel dan
masuk dalam cairan ekstraseluler (interstisial dan intravaskuler).
Tubuh tidak mengonversi kalium, dan ginjal mengekskresikan kalium
rata-rata sebanyak 40 μεq /L perhari bahkan dengan asupan diet rendah kalium.
Kebutuhan kalsium per hari adalah 3 sampai 4 gram. Tubuh menambah kalium
melalui makanan dan obat-obatan titik Selain itu, cairan ekstraseluler menambah
kalium kapan saja terdapat kerusakan sel-sel atas gerakan kalium keluar sel.
Tes darah adalah cara termudah untuk mengetahui apakah kita berada dalam
tingkat yang aman ataukah tidak. Jika tes darah menunjukkan bahwa tingkat
kalium berada dalam kisaran normal maka hal ini tidak masalah. Namun, terdapat
beberapa kondisi di bawah ini yang kemungkinan tidak memberikan tingkat yang
tepat dalam darah, diantaranya:
1. Mengonsumsi suplemen kalium.
2. Penggunaan obat pencahar secara berlebihan
3. Antibiotik, kortikosteroid, obat nonsteroid anti inflamasi, dan obat-obatan lain
untuk pengobatan hipertensi dan penyakit jantung.
Makro Semi-mikro
Serum 100μl 50 μl
Makro Semi-mikro
Standar Sample Standar Sampel
Reagen Kerja 2000 μl 2000 μl 1000 μl 1000 μl
Standar 200 μl - 100 μl -
Supernatan - 200 μl - 100μl
HASIL PENGAMATAN
Probandus
Nama : Serly Monica
Umur : 19 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Sampel 1
|Sampel|
Kadar K+ = x Konsentrasi standar
|.|Standar
2,125
Kadar K+ = x 5,00
0,545
Kadar K+ = 19 , 15 mmol /L
Sampel 2
|Sampel|
Kadar K+ = x Konsentrasi standar
|.|Standar
2,015
Kadar K+ = x 5,00
0,545
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Brosur Pemeriksaan Kalium
PEMBIMBING PRAKTIKAN
DASAR TEORI:
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, pada orang
dewasa normal kira-kira μεq /kgberat badan. Klorida berada dalam CES sekitar
88% dan 12 % dalam cairan intrasel. Perbedaan kadar klorida antara cairan
interstisial dan CES disebabkan oleh perbedaan potensial oleh permukaan luar dan
dalam dari membran sel karena permukaan dalam bermuatan lebih negatif
dibanding permukaan luar, maka jumlah klorida di luar sel tinggi.
1. Kelebihan klorida
Terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan homeostasis dari
klorida. Umumnya penyebab potensi klorida sama dengan retensi natrium
klorida dalam jumlah tinggi di dalam tubuh dalam keadaan dehidran asidosis
metabolik dengan diare yang lama insofiesi ginjal dan fungsi adrenalin yang
meningkat atau menurun.
2. Kekurangan klorida
Terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab kekuranganya
juga sama dengan kekurangan natrium. Klorida rendah ketika tubuh dalam
keadaan olahraga berat, nefritis, kehilangan banyak darah, asidosis metabolik
dengan peningkatan fungsi asam.
Pada alkalosis metabolk dengan hipoklaremia defisit tidak disertai dengan defisit
natrium. Alkalosis metabolk dengan hipokloremia diakibatkan karena
pembuangan klorida yang berlebih bersama pengeluaran abnormal.
Standar Sampel
Standar 20μl −¿
Sampel - 20 μl
Standar dan sampel yang digunakan adalah standar dan sampel yang telah
diencerkan terlebih dahulu.
4. Dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 5 menit
5. Dibaca pada fotometer dengan λ 590 nm.
HASIL PENGAMATAN
Probandus
Sampel 1
Nama : Serly Monica
Umur : 19 Tahun |Sampel|
Kadar Cl- = x Konsentrasi standar
|.|Standar
Jenis kelamin : Perempuan
1,769
Kadar Cl- = x 100,0
1,772
Sampel 2
|Sampel|
Kadar Cl- = x Konsentrasi standar
|.|Standar
1,750
Kadar Cl- = x 100,0
1,772
DAFTAR PUSTAKA
Brosur Pemeriksaan Klorida
PEMBIMBING PRAKTIKAN
DASAR TEORI :
Hati adalah organ penting yang sangat penting dan kompleks. Hati penting
untuk mempertahankan tubuh dan berperan pada hampir setiap metabolisme
tubuh. Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut
bagian kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena merupakan
regulator dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Hepatotoksin merupakan senyawa yang dapat menyebabkan gangguan
ataupenyakitpada jaringan hati. Penyakit hati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
penyakit hati akut dan penyakit hati kronis. Penyakit hati akut biasanya bersifat
ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting). Namun, pada beberapa
kasus kerusakan sel hati dapat sangat parah dan mengenai seluruh bagian hati
sehingga mengakibatkan gagal hati atau berkembang menjadi penyakit hati
kronis. Sedangkan pada penyakit hati kronis, terjadi perubahan struktur hati yang
permanen karena kerusakan sel hati secara berkelanjutan (Bayupurnama, 2007).
Berikut adalah macam-macam penyakit akibat gangguan fungsi hati :
1. Hepatitis Radang Hati
Hepatitis adalah peradangan pada hati, dapat disebabkan karena minum
alkohol berlebih dan meyalahgunakan obat-obatan yang terlalu banyak dosis.
Bisa juga terinfeksi virus hepatitis yang dapat menyebabkan komplikasi pada
organ hati. Hepatitis terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
a) Hepatitis A
Timbul kerusakan berat pada jaringan organ mendadak yang disebabkan
karena virus hepatitis A yang ada di air yang kotor, kerang atau juga ternak.
b) Hepatitis B
Timbulnya kerusakan pada jaringan organ hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B yang umunya terdapat pada orang dewasa. Jika sistem kekebalan
tubuh kita menurun, virus ini dapat aktif dalam tubuh. Bisa menular lewat
kontak darah, keringat dan airliur.
c) Hepatitis C
Kerusakan organ hati karena terinfeksi virus hepatitis C yang biasanya
ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang yang lain lewat darah,
jarum suntik, atau ibu hamil pada janinnya.Gejalanya : Lemah, letih, lesu dan
nyeri otot. Demam ringan, mual, kurang nafsu makan dan tubu menguning
(mata, kulit menguning). Air kencing berwarna gelap, kotoran pucat, kadang-
ladang gejal sangat ringan seperti flu.
2. Penyakit kuning (jaundice)
Penderita baik dewasa maupun anak-anak dengan kulit mata yang kuning.
Sakit kuning merupakan gejala awal pada gangguan fungsi liver (hati),
penyumbatan saluran empedu atau disebabkan obat-obatan yang mengganggu
fungsi hati. Atau pada saat adanya gangguan metabolisme bilirubin (substansi
yang diproduksi daripecahan sel darah merah).
3. Sirosis hati (Pengerasan Organ Hati)
Penyakit hati koroner yang dianggap dalam dunia kedokteran penyakit
irreversible, ditandai dengan kerusakan pada jaringan hati. Namun masih dapat
disuahakan perbaikan untuk menunda proses kerusakan lebih lanjut.
Persiapan Reagen :
Substrat Start
Reagen siap dipakai
Untuk penetapan dengan piridoxal-5-fosfat campurkan 1 bagian P-5-P dengan 100
bagian
reagen 1.
Sample Start
(tanpa pyridoxal-5-fosfat)
Campurkan 4 bagian R1 + 1 Bagian R2
(contoh : 20 mL R1 + 5 mL R2) = monoreagen
Stabilitas: 4 minggu pada suhu 2-8⁰C
5 hari pada suhu 15-25⁰C
Monoreagen harus dilindungi dari cahaya!
CARA KERJA
1. Substrat start
2. Sample start
HASIL PENGAMATAN
Probandus
Nama : Serly Monica
Umur : 19 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan SGOT dalam darah di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil pada sempel yaitu 0,64 U/l. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa aktivitas enzim SGOT/AST normal.
DAFTAR PUSTAKA
Brosur Pemeriksaan ASAT (GOT)
PEMBIMBING PRAKTIKAN
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKROLIT DAN GAS DARAH
METODE :
Dioptimalkan sesuai uji UV ke IFCC ( nternasional Federation Of Clinical Kimia
dan Laboratorium Kedokteran)
PRINSIP :
Penambahan pyridoxal-5-fosfat (P-5-P) menstabilkan aktivitas transaminases dan
menghindari nilai palsu yang rendah dalam sampel yang mengandung cukup
endogen p-5-p. Misalnya dari pasien dengan infark miokard, penyakit hati dan
pasien perawatan intensif.
REAKSI :
L-Alanine + 2-Oxoglutarate <ALAT, L-Glutemate + Pyruvate
Pyruvate + NADH, + + LDH> D-Lactate + NAD+
DASAR TEORI :
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya kerusakan hati adalah dengan
memeriksa aktivitasenzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau Alanin
Aminotransferase (ALT) dalam serum.SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin
aminotransferase) merupakan enzim yang banyakditemukan pada sel hati serta
efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim inidalam jumlah yang
kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilaites
SGPT/ALT lebih tinggi dari pada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut,
sedangkanpada proses kronis didapat sebaliknya. Pemeriksaan SGPT adalah
indikator yang lebih sensitiveterhadap kerusakan hati dibanding SGOT. Hal ini
dikarenakan enzim GPT sumber utamanya dihati, sedangkan enzim GOT banyak
terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjaldan otak (Cahyono
2009).
Enzim ini terdapat dalam sitoplasma dan mitokondria sel hati. Bila terjadi
kerusakan hati akanterjadi peningkatan permeabilitas membran sel sehingga
komponen-komponen sitoplasma akankeluar dari sel dan apabila membran
intraseluler seperti mitokondria rusak maka enzim-enzimyang terdapat di
dalamnya akan mengalami peningkatan aktivitas dalam serum. Berdasarkan
haltersebut, maka peningkatan aktivitas enzim GPT atau ALT dalam serum dapat
diukur dandijadikan salah satu parameter kerusakan fungsi hati. Enzim Glutamat
Piruvat Transaminase(GPT) atau Alanin Aminotransferase (ALT) hanya terdapat
dalam sitoplasma sel hati sehinggaenzim ini lebih sensitif untuk pemeriksaan
kerusakan fungsi hati. SGPT/ALT serum umumnyadiperiksa secara fotometri atau
spektrofotometri. Pemeriksaan SGPT umumnya dialakukan ketikadokter
mencurigai pasien mengalami gejala gangguan hati, contohnya seperti hepatitis.
Alasannyasederhana, sebab SGPT memang sangat terkait dengan organ hati.
Jaundice (sakit kuning). Warnaurine gelap. Mual dan muntah. Nyeri di bagian
perut, tepatnya pada letak organ hati. Namun,pemeriksaan SGT tak hanya
dilakukan bila tubuh mengalami gejala-gejala di atas saja.
Pemeriksaan SGPT juga biasanya akan dilakukan untuk: Mengevaluasi
perkembangan yangdiidap, misalnya sirosis, hepatitis, atau gangguan hati lainnya.
Melihat apakah pengidap butuhpengobatan atau tidak. Ada beberapa kasus
penyakit yang efek pengobatannya memicu terjadinyakerusakan hati, seperti
misalnya Tuberculosis (TB). Mengevaluasi seberapa baik sebuahperawatan
kesehatan yang telah diberikan.
CARA KERJA
1. Substrat start
Sampel atau kalibrasi 100μl
Reagen 1 1000μl
Campurkan lalu inkubasi selama 5 menit, kemudian tambahkan:
Reagen 2 1000μl
Campurkan, membaca absorbansi setelah 1 menit, dan memulai stopwatch.
Membaca absorbansi lagi 1,2, dan 3 menit setelahnya
HASIL PENGAMATAN
Probandus
Nama : Serly Monica
Umur : 19 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan SGPT dalam darah di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil pada sempel yaitu 11,6 U/l. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa aktivitas enzim SGPT/ALT normal.
DAFTAR PUSTAKA
Brosur Pemeriksaan ALAT (GPT)
PEMBIMBING PRAKTIKAN
METODE :
Tes potometim tes merupakan metode yang dioptimalkan menurut rekomendasi
dari German Society of clinical chemistry (DGKC.)
PRINSIP :
Hidrolisis cholinesterase butyrylthiocholine dibawah pelepasan butyric dan
thiocholine mengurangi potassium hexacyanoferrate yang berwarna kuning
menjadi Potassium hexacyanoferrate yang tidak berwarna penurunan absorban
diukur dalam 450 nm.
REAKSI :
Butyrylthiocholine + H2O → Cholinesterase Thiocholine + butirat
2 Thiocholine + 2 (Fe(CN)6)-3 + H2O → choline + 2 (FE(CN)6)-4 + H2O
DASAR TEORI :
Cholinesterase atau disebut enzim asetylcholinesterase adalah suatu enzim
yang terdapat didalam membran sel terminal syaraf kolinergik juga pada membran
lainnya, seperti dalam plasma darah, sel plasenta yang berfungsi sebagai katalis
untuk menghidrolisis acetylcholine menjadi choline dan acetat.
Asetylcholinesterase (ChE) adalah enzim yang berfungsi menghidrolisis
acetylcholine.Active site dari cholinesterase terdiri dari 2 sub, yaitu esteratic site
dan aniotik site. Cholinesterase atau disebut enzim asetylcholinesterase adalah
suatu enzim yang terdapat didalam membran sel terminal syaraf kolinergik juga
pada membran lainnya, seperti dalam plasma darah, sel plasenta yang berfungsi
sebagai katalis untuk menghidrolisis acetylcholine menjadi choline dan acetat.
Acetylcholine adalah suatu agen yang terdapat dalam fraksi ujung syaraf dari
sistem syaraf yang akan menghambat penyebaran impuls dari neuron ke post
ganglionik Acetylcholine adalah suatu agen yang terdapat dalam fraksi ujung
syaraf dari sistem syaraf yang akan menghambat penyebaran impuls dari neuron
ke post ganglionik.
Cholinesterase disintesis didalam hati atau liver, terdapat dalam sinaps,
plasma darah dan sel darah merah. Sekurang- kurangnya ada 3 jenis
cholinesterase utama, yaitu enzim cholinesterase yang terdapat dalam sinaps,
cholinesterase dalam plasma, dan cholinesterase dalam sel darah merah.
Cholinesterse sel darah merah merupakan enzim yang ditemukan dalam sistem
syaraf, sedangkan cholinesterase plasma diproduksi didalam hati. Cholinesterase
dalam darah umumnya digunakan sebagai parameter keracunan pestisida, karena
cara ini lebih mudah dibandingkan pengukuran cholinesterase dalam sinaps.
Nilai normal :
Perempuan 3,930 – 10,800 U/l
Probandus
Nama : Serly Monica
Umur : 19 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan Cholinesterase dalam darah di atas
dapat disimpulkan bahwa, hasil pada sampel yaitu 0,00 U/l. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa ada kesalahan dalam memeriksa sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Brosur Pemeriksaan Cholinesterase
PEMBIMBING PRAKTIKAN