Taujih Risalah (Finish)
Taujih Risalah (Finish)
Taujih Risalah (Finish)
MAKALAH
A. Pengertian Makalah
1. Tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum di
suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan;
2. Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi;
3. Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam
ruang lingkup suatu perkuliahan;
4. Karangan yang termasuk tugas pelajar selama pendidikannya di sekolah. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1988 : 546);
5. Jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil pembahasan buku
(book report) maupun sebagai hasil karangan tentang suatu pokok persoalan. (A.E. Fachrudin,
1988 : 214);
6. Tugas penulisan untuk mengakhiri suatu satuan bidang studi dalam rentang waktu seperti
semester dan sejenisnya guna memperlihatkan penguasaan atas bidang studi tersebut. (A.E.
Fachrudin, 1988 : 214);
7. Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999 : 616);
8. Selembar kertas yang berisi pernyataan tertulis atau tercetak. (Kamus Istilah Karya Tulis
Ilmiah, 2000 : 111);
9. Uraian tertulis yang membahas suatu masalah tertentu dikemukakan untuk mendapat
pembahasan lebih lanjut. (Kamus Bahasa Indonesia. W.J.S Poerwadarminta, 1994 : 496);
10. Karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris objektif. (E. Zaenal Arifin, 2000 : 2);
11. Naskah semester. Biasanya paper dituntut oleh seorang dosen atas mata kuliahnya apabila
semester akan berlangsung atau kuliah akan berakhir. Karangan tidak begitu panjang mungkin
10 15 halaman ukuran folio. (Drs. S. Imam Asyari, 1984 : 17);
12. Karangan prosa, bukan cerita rekaan, yang membicarakan pokok tertentu. Biasanya makalah
dimuat di majalah atau koran, tetapi makalah dapat juga merupakan sebuah buku antologi.
(Panuti Sudjiman, 1990 : 50);
Taujih Risalah
2
13. Suatu karya tulis yang dipergunakan untuk publikasi jurnal atau periodikal atau lisan. (Prof.
Komarudin, M. Pd, 2000 : 111);
14. Tulisan yang berisikan prasaran, pendapat yang turut membahas suatu pokok persoalan yang
akan dalam rapat kerja, simposium, seminar, dan sejenisnya. (Drs. Madyo Ekosusilo dan Drs.
Bambang Triyanto, 1991 : 16);
15. Karya tulis ilmiah yang pembahasannya difokuskan pada suatu masalah tertentu. Biasanya
berhubungan dengan suatu mata kuliah atau bidang spesialisi tertentu. (Muhamad Ali, 1984 :
61) ;
16. Suatu bentuk tugas kuliah atau prasyarat diskusi dan seminar. (Burhan, 1979 : 226);
17. Suatu karya tulis, baik yang ditulis oleh para mahasiswa sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah maupun yang ditulis oleh para sarjana sebagai hasil studi atau penyelidikan. (Siswoyo
Harjodipuro, 1982 : 47);
18. Suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok yang membahas suatu pokok
bahasan yang merupkan hasil penelitian di bidang pendidikan dan kebudayaan.
(M. Widyamartaya dan Veronika Sudiarti, 1997 : 74).
B. Karakteristik Makalah
Suatu makalah mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan hasil kajian literatur
1
dan/atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang
sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan;
2. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritik yang dikaji atau
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang
berhubungan dengan perkuliahan;
3. Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan;
4. Mendemonstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan
sintesis
2
yang utuh.
1
Literatur (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Li.te.ra.tor: Ahli sastra; pengarang profesional;
2
Paduan atau campuran berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras
Diktat: (1) catatan pelajaran yang dibuat oleh siswa pada waktu mengikuti pelajaran; (2) buku pelajaran
yang disusun oleh guru berupa stensilan (bukan cetakan); (3) berita yang didiktekan melalui radio;
Taujih Risalah
3
C. Jenis Makalah
Ada 2 (dua) jenis makalah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu
makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper).
1. Makalah biasa (common paper) yang dibuat oleh mahasiswa untuk menunjukkan
pemahamannya terhadap masalah yang dibahas. Dalam masalah ini secara deskriptif
3
,
mahasiswa mengemukakan berbagai aliran atau pandangan tentang masalah yang dikaji. Ia
juga memberikan pendapat baik berupa kritik atau saran mengenai aliran atau pendapat yang
dikemukakan. Tetapi ia tidak perlu memihak kepada salah satu aliran atau pendapat tersebut.
Dengan demikian, ia tidak perlu berargumentasi mempertahankan pendapat tersebut.
2. Makalah posisi (position paper), mahasiswa menunjukkan posisi teoritiknya dalam suatu
kajian. Untuk makalah jenis ini mahasiswa diminta untuk tidak saja menunjukkan penguasaan
pengetahuan tertentu, tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan di pihak mana ia berdiri
beserta alasannya yang didukung oleh teori-teori atau data yang relevan.
Untuk dapat membuat makalah posisi, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mempelajari
sumber tentang aliran tertentu, melainkan berbagai sumber atau aliran yang pandangannya
berbeda-beda dan bahkan mungkin sangat bertentangan.
Dari bahasan tersebut mungkin saja mahasiswa memihak kepada salah satu aliran tetapi
mungkin pula ia membuat suatu sitesis dari berbagai pendapat yang ada. Jadi kemampuan
analisis
4
, sintesis dan evaluasi sangat diperlukan untuk membuat makalah posisi
D. Jenis Makalah dan jenjang pendidikan
Makalah biasa dipersyaratkan sebagai tugas setiap jenjang pendidikan, baik mahasiswa
program Diploma dan S1 maupun mahasiswa S2 dan S3. Pada mahasiswa program Diploma dan
S1, untuk setiap 2 SKS mahasiswa dituntut membuat 1 (satu) makalah biasa. Jadi mahasiswa
yang mengambil beban semester sebesar 20-22 SKS diharuskan membuat 10-11 makalah.
3
Deskriptif: bersifat menggambarkan apa adanya:
Penelitian Deskriptif: penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan. Mengingat sifatnya yang demikian, maka penelitian deskriptif dalam pendidikan lebih
berfungsi untuk pemecahan masalah praktis pendidikan, sedikit sekali fungsinya untuk pengembangan
ilmu;
4
Analisis: penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan, perbuatan dsb) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).
Taujih Risalah
4
E. Sistematika Makalah
Untuk makalah biasa maupun makalah posisi terdiri atas:
1. Judul Nama yang dipakai untuk buku, skripsi, makalah atau bab yang di
dalamnya dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud;
2. Pendahuluan Pada bagian ini dikemukakan persoalan yang akan dibahas (latar
belakang masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraian;
3. Isi Mendemonstrasikan kemampuannya dalam menjawab masalah yang
diajukan. Bagian ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian;
4. Kesimpulan Bagian ini merupakan kesimpulan
5
dan bukan
ringkasanan
6
isi. Kesimpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil
diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut,
penulis makalah harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian
pendahuluan.
5
Kesimpulan: ikhtisar (dari uraian, pidato, dsb); kesudahan pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan kepada
uraian-uraian sebelumnya;
6
Ringkasan: hasil meringkaskan; ikhtisar; singkatan cerita, dll.: demikianlah ..............hikayat Nabi Muhammad
SAW.
Taujih Risalah
5
PENULISAN LAPORAN BUKU
A. PENGERTIAN
Laporan buku/bab-
7
/ artikel-
8
/ jurnal-
9
ilmiah pada dasarnya adalah karya ilmiah yang
mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa terhadap isi buku, bab, atau artikel jurnal ilmiah
yang dilaporkannya disertai dengan pandangan penulis terhadap isi buku/bab/artikel yang
dibahasnya. Dalam bentuk yang lebih tinggi, laporan buku/bab/artikel jurnal juga
mendemonstrasikan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis-
10
, menarik inferensi-
11
, menilai
(menjustifikasi-
12
atau mengeritik/memfalsifikasi) isi buku, bab atau jurnal yang dibacanya. Oleh
karena itu, pelaporan buku/bab/artikel jurnal lebih dari sekedar ringkasan, apalagi hanya
terjemahan, melainkan juga berisi kajian yang bersifat kritis.
Karena laporan buku/bab/artikel jurnal bertujuan untuk memperluas dan memperdalam
pemahaman tentang topik yang dibahas sesuai dengan mata kuliah yang ditempuhnya, maka
kriteria ini perlu diperhatikan:
1. buku/bab/artikel jurnal tersebut harus aktual-
13
, paling tidak terbit pada 5 (lima) tahun
terakhir. Semakin baru semakin baik;
2. buku/bab/artikel tersebut sebaiknya terpilih karena kualitas-
14
isinya;
3. buku/bab/artikel jurnal yang lama dapat dijadikan bahan laporan sejauh dapat dinilai amat
mendasari kajian-kajian terbaru, misalnya karena buku tesebut merupakan masterpiece-
15
dalam bidangnya atau merupakan buku klasik. Sebagai contoh, The Republic karya Plato,
Utopia karya Thomas Moore dll.
7
Bab (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 71): bagian isi buku, ada kalanya dibagi atas pasal-pasal;
8
Artikel (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 57): karya tulis lengkap di majalah, surat kabar, dll;
9
Jurnal: (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 422): (buku) catatan harian; surat kabar harian; majalah yang
khusus memuat artikel-artikel di satu bidang ilmu tertentu;
10
Analisis (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 37): penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb);
11
Inferensi (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 378): simpulan; yang disimpulkan;
12
Justifikasi: (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 423): putusan alasan, pertimbangan) berdasarkan hati
nurani;
13
Aktual: (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 20): betul-betul ada (terjadi);
14
Kualitas, (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 533): tingkat baik buruknya sesuatu;
15
Master, (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 634): yang utama, yang paling tinggi (pandai, cakap dsb) di
antara yang lain.
Taujih Risalah
6
Dalam laporan, dibolehkan mengutip beberapa bagian dari buku/bab/artikel jurnal yang
dibahasnya. Kutipan tersebut sifatnya hanyalah memperkuat atau mendukung pendapat pelapor
tentang isi bagian tertentu dari buku/bab/artikel tersebut. Kutipan ini tidak boleh menjadi sesuatu
yang dominan dalam laporan yang disampaikan.
Dalam laporan tersebut harus merumuskan isi pokok pemikiran pengarang dari
buku/bab/artikel yang bersangkutan serta komentar terhadap isinya. Rumusan isi pokok ini
meliputi permasalahan yang diajukan pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan
permasalahan yang diajukan, konsep teori yang dikembangkan dalam buku/bab/artikel tersebut,
serta kekhasan pendapat pengarang. Dalam hal laporan bab, harus pula dinyatakan kedudukan
bab tersebut dalam keseluruhan isi buku.
B. JENIS LAPORAN
1. Laporan buku: bila laporan tersebut berisi laporan atau kajian tentang satu judul buku secara
utuh.
2. Laporan bab: bila laporan tersebut berisi laporan atau kajian tentang isi satu atau beberapa
bab/bagian dari sebuah buku.
3. Laporan artikel jurnal: bila laporan tersebut berisi laporan atau kajian tentang isi atau
beberapa artikel yang dipilih dari jurnal ilmiah, baik jurnal tercetak maupun jurnal elektronik
di internet, maka dituntut untuk akrab dengan jurnal ilmiah dan mampu memahami isinya,
karena dalam jurnal itulah perkembangan terbaru dalam bidang keilmuan disajikan. Cepatnya
perkembangan ilmu pengetahuan hanya dapat diikuti apalagi dengan rajin membaca jurnal
ilmiah. Terlebih lagi dengan mudahnya akses terhadap jaringan internet yang berisi informasi
terbaru dalam bidang ilmu pengetahuan, kemampuan membaca jurnal ilmiah merupakan
suatu keharusan.
4. Annotated bibiography: berisi ringkasan singkat yang dituangkan dalam 2-3 paragraf tentang
isi buku atau artikel jurnal yang memuat judul buku/artikel, nama pengarang, tahun penerbit,
nama penerbit, kata-kata kunci, dan pokok-pokok isi buku/artikel jurnal tersebut dalam
beberapa kalimat. Kemampuan membuat annotated bibiography sangat diperlukan.
Taujih Risalah
7
5. Kajian tentang situs/homepage dalam internet. Laporan atau kajian model baru tentang isi
suatu situs-
16
atau homepage di internet/websites merupakan model baru yang perlu dilakukan
mahasiswa. Melalui bentuk laporan ini, hendaklah melaporkan dan mengkaji topik-topik yang
dibahas dalam situs tertentu serta arah perkembanan (trend) keilmuan di dalamnya.
Pembahasan bisa diarahkan kepada isi situs secara umum maupun terhadap beberapa topik
terpilih. Misalnya laporan tentang situs emotional intelligence (http:/ /www.eqi.org).
6. Laporan dari ERIC. ERIC merupakan sumber informasi yang sangat kaya tentang berbagai
topik kajian di bidang pendidikan yang dewasa ini dengan mudah diakses melalui internet
(http:/ / www.accesseric.org). Melaui Ask ERIC, dapat mengakses secara cuma-cuma pokok-
pokok hasil penelitian sesuai dengan topik yang dipilihnya. Hasil pencarian tersebut dapat
dilaporkan sebagai tugas dalam mata kuliah tertentu.
C. SISTEMATIKA LAPORAN
Pendahuluan
Memberikan gambaran tentang keadaan buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan seperti
judul, pengarang, tahun terbit, beserta penerbitan serta alasan pemilihan buku/bab (bukan alasan
formal karena ditugaskan).
Isi buku/bab/artikel
Mengemukakan isi dari buku/bab/artikel yang dilaporkan sebagai bukti pemahaman
pelapor terhadap buku/bab/artikel yang dilaporkan.
Komentar
Komentar penulis terhadap isi buku/bab/artikel tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulan tentang buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan atau implikasi terhadap studi
yang dipelajari.
16
Situs, (Kamus Besar B. Indonesia,1994: 952): daerah temuan.
Taujih Risalah
8
PENULISAN SKRIPSI
A. Pengertian Skripsi
1. Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan hasil
penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program Sarjana Muda atau Sarjana. Skripsi dapat
merupakan tugas akhir bagi mahasiswa untuk mencapai gelar kesarjanaannya;
2. Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan
program sarjana (S1) Pendidikan (bagi UPI);
3. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang
berhubungan dengan bidang keahliannya;
4. Skripsi disusun dan dipertahankan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau sarjana non
kependidikan;
5. Karya ilmiah mahasiswa yang disajikan di depan dewan penguji sebagai pelengkap masa
akhir perkuliahan. (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1991 : 126);
6. Bagian dari suatu karangan faktawi, jenis karangan khususnya mengenai suatu topik
keilmiahan dan pada umumnya ditujukan pada sidang pembaca yang berkecimpung dalam
bidang pengetahuan ilmiah yang bersangkutan. (P. Westra, 1991 : 39);
7. Karya tulis di tingkat sarjana yang berdasarkan atas penyelidikan bahan-bahan bacaan atau
observasi lapangan. (Suryadi, 1980 : 7);
8. Karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis.
(W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 957);
9. Sebuah karangan ilmiah yang diwajibkan untuk mengikuti ujian di perguruan tinggi. (Drs.
Bambang Marhijanto, 1993 : 284);
10. Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk mencapai tingkat akademi tertentu. (Kamus
Istilah Skripsi dan Tesis, 1993 : 99);
11. Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
(E. Zaenal Arifin, 2000 : 3);
12. Karya tulis ilmiah yang ditulis dan dipersiapkan pada akhir program studinya sebagai salah
satu syarat mendapat gelar dan skripsi ini ditulis oleh mahasiswa program S-1. (DR. Nana
Sujana, 1988 : 81);
Taujih Risalah
9
13. Tugas penulisan dalam rangka mengakhiri perkuliahan bagi para mahasiswa dan dipakai
untuk menunjuk satu subjek yaitu untuk tingkat sarjana. (A.E Fachrudin, 1998 : 215);
14. Karya ilmiah yang ditulis sebagai salah satu syarat untuk mencapai tingkat tertentu dan dibuat
saat mahasiswa akan menamatkan studinya. (Endry Boeriswati dan Moediasih R. Wijoto,
1991 : 126 127);
15. Karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir
pendidikan akademis. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999 : 953);
16. Karya ilmiah yang membahas suatu masalah berdasarkan hasil penelitian. Biasanya disusun
sebagai salah satu syarat mengikuti ujian sarjana. (Mohamad Ali, 1984 : 61);
17. Karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil penelitian
ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau sarjana. (Ahmad, 1999 : 8);
18. Karya tertulis di tingkat sarjana muda yang umumnya didasarkan atas penyelidikan bahan-
bahan bacaan atau observasi lapangan. (Prof. DR. Winarto Surakhman, 2002 : 10);
19. Karya ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai pendidikan S-1 atau gelar
sarjana. (Widyamartaya dan Veronika Sudiarti, 1997 : 76);
20. Sebuah karya ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program sarjana dari hasil-hasil
penelitiannya atas dasar analisis data primer dan atau analisis data sekunder. (Drs. Jarwanto,
1992 : 1);
21. Karangan ilmiah yang memaparkan suatu pokok soal yang cukup penting dalam suatu cabang
ilmu sebagai cabang penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh seorang
mahasiswa berdasarkan penugasan akademik dari perguruan tingginya untuk menjadi salah
satu syarat kelulusannya sebagai sarjana. (The Liang Gie, 1995 : 121).
B. Tujuan dan Karakteristik Penulisan Skripsi
a. Tujuan
Tujuan utama penulisan skripsi adalah memberi bekal pengalaman belajar ilmiah
sehingga mahasiswa mampu:
1. berpikir dan bekerja secara ilmiah;
2. merencanakan penelitian ilmiah;
3. melaksanakan penelitian ilmiah;
4. menuliskan karya ilmiah hasil penelitian;
Taujih Risalah
10
5. mempertahankan dan mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya.
b. Karakteristik
1. Untuk bidang pendidikan, skripsi difokuskan pada eksplorasi
17
permasalahan atau pemecahan
masalah pendidikan dan pengajaran pada tingkat pendidikan prasekolah (PAUD), pendidikan
dasar (SD, SLTP, MTs), pendidikan menengah (SMA, SMK, MA), pendidikan tinggi, serta
jalur pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan keluarga.
2. Untuk bidang nonkependidikan, skripsi difokuskan kepada permasalahan pada bidang
keilmuan yang sesuai dengan program studi mahasiswa;
3. Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan dan/atau penelaahan
pustaka yang relevan;
4. Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan untuk Program
Pendidikan Bahasa Arab skripsi ditulis sesuai dalam bidang studi jurusan yang bersangkutan,
dengan keharusan membuat sinopsis
18
dalam bahasa Indonesia;
5. Skripsi berbobot 4-6 SKS.
C. Ruang Lingkup Skripsi
Ruang lingkup skripsi difokuskan pada bidang kajian Jurusan pendidikan bahasa Arab di
UPI. Ruang lingkup bahasa skripsi pendidikan di FPBS meliputi kajian sebagai berikut:
a. Pendidikan dan pengajaran keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca,
menulis) dalam bahasa Arab;
b. Pendidikan
19
dan pengajaran
20
keterampilan seni;
c. Skripsi ditulis dalam bahasa yang sesuai dengan program pendidikan bahasa Arab.
E. Persyaratan
17
Eksplorasi: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 254): penjelajahan lapangan dengan tujuan
memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan);
18
Sinopsis: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 946): ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya
diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu; ringkasan; abstraksi;
Abstrak: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 3): ringkasan, inti; ikhtisar (karangan, laporan, dsb);
19
Pendidikan: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 994: 232): proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang diusaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan
20
Pengajaran: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 15): proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan.
Taujih Risalah
11
Mahasiswa S1 yang berhak menulis skripsi adalah mereka yang memenuhi persyaratan
berikut ini:
1. Telah lulus minimal sebanyak 105 SKS dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 2,50;
2. Telah lulus mata kuliah penelitian Pendidikan dengan nilai minimal 2,0;
3. Waktu untuk bimbingan skripsi paling lama 6 (enam) bulan. Perpanjangan waktu bimbingan
paling lama 1 X 6 bulan atas usul pembimbing pertama;
4. Tebal skripsi sekitar 50 100 halaman (tidak termasuk lampiran).
F. Pembimbingan
1. Prosedur Bimbingan
Penyelesaian skripsi melalui tiga tahap yaitu: 1) persiapan, 2) pelaksanaan, dan
3) penyelesaian akhir ujian.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, mahasiswa dianjurkan berkonsultasi atau diskusi dengan dosen
yang memiliki keahlian dalam bidang kajian yang diteliti. Tujuannya adalah untuk
memantapkan topik, permasalahan, serta metodologi penelitian yang direncanakan. Berdasarkan
hasil konsultasi, mahasiswa melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Mahasiswa calon diwajibkan menyusun usulan rancangan penulisan skripsi yang memuat:
a) JUDUL SKRIPSI;
b) Latar belakang masalah;
c) Identifikasi masalah termasuk pertanyaan penelitian;
d) Variabel penelitian (bagi penelitian kuantitatif);
e) Tujuan penelitian;
f) Kegunaan penelitian;
g) Definisi operasional (bagi penelitian kuantitatif);
h) Asumsi dan hipotesis (bila ada hipotesis);
i) Ringkasan tinjauan teoretis (dari buku, jurnal, Internet, dan laporan penelitian yang
relevan);
j) Metodologi mencakup desain penelitian, sampel atau subjek, instrumen, dan teknik
analisis);
k) Sistematika penulisan;
Taujih Risalah
12
l) Agenda kegiatan.
2) Mengajukan rancangan pada butir 1) untuk mendapatkan pengesahan dari Dewan
Bimbingan Skripsi di Jurusan (dilaksanakan dalam seminar rancangan penulisan skripsi);
3) Mendapat persetujuan nama-nama pembimbingnya melalui SK Dekan tentang
pembimbing.
b. Tahap pelaksanaan penelitian dan bimbingan
Setelah Surat Keputusan pengangkatan pembimbing skripsi diterbitkan, mahasiswa yang
bersangkutan mulai bekerja di bawah bimbingan pembimbing yang telah ditunjuk. Apabila
seorang mahasiswa keberatan atas seseorang pembimbing, maka mahasiswa dapat mengajukan
permohonan penggantian pembimbing kepada Dekan melalui Ketua Jurusan.
Setelah proposal penelitian disepakati oleh para dosen pembimbing, mahasiswa
melaksanakan kegiatan penelitiannya dan kemudian dilanjutkan dengan proses penulisan.
Selama proses penelitian dan penulisan, mahasiswa tetap berkonsultasi secara teratur dengan
para pembimbingnya sesuai dengan perjanjian antara mahasiswa dengan dosen pembimbing.
Untuk memantau kegiatan penelitian mahasiswa semua proses bimbingan direkam dalam kartu
bimbingan.
c. Tahap penyelesaian akhir dan ujian
Setelah penulisan skripsi dinilai oleh tim pembimbing dan dinyatakan telah memenuhi
persyaratan, mahasiswa dapat mengajukan ujian skripsi kepada ketua jurusan. Ujian skripsi dapat
diselenggarakan tiap bulan sesuai dengan aturan dalam kalender akademik UPI. Jadwal ujian dan
dosen penguji sidang skripsi ditetapkan melalui SK Dekan.
G. Penilaian
Penilaian skripsi dilakukan terhadap isi, bahasa, metode, sistematika dan penyajian.
Skripsi dipertahankan dalam ujian sidang, dan penilaian diberikan terhadap penguasaan isi,
kemampuan mempertahankan skripsi secara ilmiah, dan kemampuan mengguanakan bahasa Arab
dan bahasa keilmuan dalam bidang studi yang bersangkutan secara baik dan benar. Penilaian
skripsi dilakukan oleh dosen penguji yang terdiri atas minimal 3 (tiga) orang dosen di luar dosen
pembimbing.
Taujih Risalah
13
H. Perbaikan Skripsi dalam Rangka Lulus Bersyarat
Apabila dalam sidang ujian, panitia penguji menilai skripsi mahasiswa masih
mengandung kelemahan, maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan lulus dengan bersyarat.
Selanjutnya mahasiswa yang bersangkutan memperoleh bimbingan pengarahan dari anggota
panitia penguji yang ditunjuk. Setelah perbaikan skripsi disetujui kemudian ditelaah/dinilai
kembali oleh Jurusan untuk diberi masukan dan arahan.
Taujih Risalah
14
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Walaupun tidak ada satu ketentuan yang dipandang terbaik sistematika penulisan skripsi,
pada bagian ini dikemukakan sistematika penulisan skripsi yang dapat digunakan sebagai
pedoman oleh mahasiswa.
Bab-bab yang tercantum dalam sistematika di bawah ini merupakan bab atau keterangan
minimal yang harus dibahas. Dengan kata lain, suatu bab dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, misalnya bab tentang hasil-hasil penelitian yang relevan diuraikan berdasarkan
subtopik yang diteliti, sehingga bagian tersebut menjadi lebih dari satu bab.
Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
COVER JUDUL DAN IDENTITAS MAHASISWA;
Pernyataan mengenai maksud penulisan karya ilmiah;
Nama dan kedudukan tim pembimbing;
Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah;
Kata Pengantar: tidak lebih dari satu halaman;
ABSTRAK: tidak lebih dari satu halaman;
DAFTAR ISI;
DAFTAR TABEL (kalau ada);
DAFTAR GAMBAR (kalau ada);
DAFTAR LAMPIRAN (kalau ada).
- BAB I PENDAHULUAN;
- BAB II KAJIAN PUSTAKA atau KERANGKA TEORETIS diberi judul sesuai
dengan isi/teori yang dibahas;
- BAB III METODE PENELITIAN;
- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN;
- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI;
- BAB VI DAFTAR PUSTAKA;
- DAFTAR LAMPIRAN.
Taujih Risalah
15
JUDUL dan Pernyataan Maksud Penulisan
Judul skripsi dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas, komunikatif
21
, dan afirmatif
22
.
Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian,
subjek penelitian dan metode penelitian. Walaupun judul sudah harus dibuat sejak proposal
penelitian dibuat, namun pada akhirnya judul dapat saja berubah sesuai dengan kesepakatan
antara mahasiswa dengan para pembimbing yang bersangkutan berdasakan data yang berhasil
dikumpulkan dan diolah.
Maksud penulisan skripsi, ditulis di bawah judul merupakan pernyataan ringkas, yakni
untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian S1. Pernyataan mengenai maksud ini
ditulis baik dalam sampul luar maupun sampul dalam.
-Tim Pembimbing
Kedudukan tim pembimbing ditempatkan pada halaman khusus. Untuk Skripsi S1 dapat
digunakan istilah Tim Pembimbing dengan kedudukan sebagai Tim Pertama, Pembimbing
Kedua, dan seterusnya.
Pernyataan tentang keaslian karya tulis
Pernyataan tentang keaslian karya tulis menegaskan bahwa karya tulis tersebut adalah
benar-benar karya mahasiswa yang bersangkutan, dan bukan jiplakan.
Contoh:
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada
bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain.
Tempat, tanggal, bulan, tahun
Yang membuat pernyataan,
ttd
(penulis skripsi)
21
Komunikatif. Mudah difahami;
22
Afirmatif: bersifat menguatkan atau meneguhkan.
Taujih Risalah
16
KATA PENGANTAR
Kata pengantar berisi uraian yang mengantar para pembaca skripsi kepada permasalahan
yang diteliti. Dalam kata pengantar dapat pula dikemukakan ucapan terimakasih dan apresiasi
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiahnya. Ucapan
terimakasih disampaikan secara singkat, dan sebaiknya tidak merupakan bagian yang terpisah.
ABSTRAK
Abstrak merupakan uraian singkat dan lengkap yang memuat judul, permasalahan,
pendekatan terhadap masalah, landasan teoritik yang digunakan, hasil temuan dan rekomendasi.
Abstrak ditulis dalam satu halaman dan diketik dalam satu spasi.
DAFTAR ISI
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari skripsi. Daftar isi
berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau sub-sub isi yang ingin
dibacanya. Oleh karena itu, judul dan sub-sub judul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung
ditunjukan nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal sebelum BAB I digunakan angka romawi kecil
misalnya (i, ii, iii, iv dst), sedangkan dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman
terakhir dari karya tulis ilmiah digunakan angka Arab (1, 2, 3, 4 dst).
DAFTAR TABEL
Pada dasarnya, fungsi daftar tabel ini sama dengan daftar isi, yakni menyajikan tabel
sacara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir yang ada dalam skripsi.
Secara berurutan daftar tabel ini menyatakan nomor urut tabel (dengan dua angka Hindu-Arab)
yang masing-masing menyatakan nomor urut tabel bab di dalam skripsi.
Contoh: Tabel 1.3., artinya tabel nomor 3 yang ditulis pada Bab 1.
Untuk memudahkan pembaca mencari tabel yang ingin dipelajarinya, pada setiap nomor
urut tabel pada daftar tabel diberi nomor halaman yang menunjukkan halaman dimana tabel itu
tercantum. Judul tabel pada daftar tabel ditulis dengan HURUF BESAR untuk setiap huruf awal
kata, nomor tabel dan judul tabel pada naskah dicantumkan di atas tabel yang bersangkutan.
Taujih Risalah
17
DAFTAR GAMBAR
Pada dasarnya, fungsi daftar gambar sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya, yakni
menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar yang
terakhir yang tercantum dalam skripsi. Nomor gambar pada daftar gambar ditulis dengan dua
angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut gambar
dan nomor urut bab di dalam skripsi.
Contoh: Gambar 1.3. artinya gambar nomor 3 pada bab I.
Untuk memudahkan pembaca mencari gambar yang ingin dipelajarinya, pada setiap
nomor urut gambar pada daftar gambar diberi nomor halaman yang menunjukkan halaman
dimana gambar itu tercantum. Judul gambar pada daftar gambar ditulis dengan huruf besar untuk
setiap huruf awal kata, nomor gambar dan judul gambar pada naskah dicantumkan di bawah
gambar yang bersangkutan.
DAFTAR LAMPIRAN
Pada dasarnya, fungsi daftar lampiran sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya, yakni
menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran yang
terakhir yang tercantum dalam skripsi. Pada daftar lampiran dicantumkan nomor urut pada daftar
lampiran ditulis dengan satu angka Arab diikuti dengan nama lampiran, dan nomor halaman
tempat lampiran dicantumkan di halaman naskah skripsi.
Contoh: Lampiran 1. artinya lampiran nomor 1
A. Latar Belakang Masalah
Pembahasan latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa
masalah yang diteliti itu timbul, dan merupakan hal yang penting untuk diteliti ditinjau dari segi
profesi peneliti, pengembangan ilmu, dan kepentingan pembangunan.
Latar belakang masalah penelitian berisi argumen empirik (fenomena), argumen teoritik
dan logic untuk memunculkan masalah, identifikasi masalah, dan judul yang akan diteliti.
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud membeberkan mengapa masalah yang
diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan
kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah:
Taujih Risalah
18
1) Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya
masalah tersebut tidak diteliti;
2) Sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar
pemikiran untuk memunculkan permasalahan;
3) Kerugian-kerugian yang mungkin timbul seandainya masalah tersebut dibiarkan tidak
diteliti;
4) Keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh seandainya masalah tersebut diteliti;
5) Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan diteliti dalam ruang
lingkup bidang studi yang ditekuni oleh peneliti.
Di samping itu, perlu pula diuraikan secara jelas tentang kedudukan masalah yang hendak
diteliti itu dalam wilayah bidang studi yang ditekuni oleh peneliti. Untuk mampu merumuskan
latar belakang masalah secara runtut, jelas dan tajam, maka mahasiswa dituntut untuk mampu
membaca dan memaknakan gejala-gejala yang muncul dalam dunia pendidikan, serta memiliki
pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang
terkait. Untuk itu, tuntutan kemampuan tersebut merupakan alasan rasional mengapa penelaahan
terhadap jurnal-jurnal hasil penelitian terdahulu yang terkait perlu dilakukan sejak awal.
B. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Hal yang
dapat menolong mahasiswa keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah
pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pakar
terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan
dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang dalam penelitian beserta
definisi operasionalnya. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya
setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variable-variabel yang diteliti, dan kaitan
antara satu varabel dengan variabel lainnya. Definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap
variable harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variable yang diteliti yang kemudian
akan dijabarkan dalam instrument penelitian. Sedangkan pertanyaan merupakan ungkapan
keingintahuan terhadap sesuatu yang belum jelas, termasuk terhadap masalah itu.
Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya.
Masalah harus dapat dirasakan sebagai suatu rintangan yang harus dilalui (dengan jalan
Taujih Risalah
19
mengatasinya) apabila kita akan berjalan terus. Masalah akan menampakkan diri sebagai
tantangan, oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa masalah yang benarbenar dapat
dipermasalahkan dalam penyelidikan perlu memiliki unsurunsur yang dapat menggerakkan kita
untuk membahasnya. ( Surakhmad, 1982: 34).
Secara sederhana, masalah penelitian dapat didefinisikan sebagai hubungan, sekurang-
kurangnya antara dua unsur. Unsur-unsur tersebut secara teknis, kemudian dikenal sebagai
variabel atau peubah atau hubungan antar konsep yang memiliki makna (meaning). Ia
dirumuskan melalui tahapan identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan kemudian pertanyaan
masalah (satatement of problem), kemudian terhadap masalah itu diajukan beberapa pertanyaan
penelitian (recearch questions). Manakala muncul pertanyaan penelitian tanpa diawali dengan
masalah penelitian, ia kehilangan konteksnya. Hal itu menunjukkan inkonsistensi dalam cara
berpikir logis, terutama cara berpikir deduktif.
Identifikasi adalah pengenalan, pembuktian sama. (Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:
365) tanda kenal diri; bukti diri; penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan
sebagainya.
Masalah, berasal dari bahasa Arab yang bentuk jamaknya adalah masa'il atau problems
dalam bahasa Inggris, berbeda makna dan maksudnya dengan pertanyaan yang bentuk jamaknya
dalam bahasa Arab adalah as'ilah atau questions dalam bahasa Inggris. Pada mulanya, dan dalam
bentuk yang paling sederhana, masalah merupakan jarak antara yang diharapkan atau yang
dikehendaki dengan yang diperoleh atau yang dirasakan.
Tahapan identifikasi masalah dilakukan setelah ditemukan masalah atau masalah-masalah
yang berhubungan secara fungsional dengan bidang ilmu atau wilayah penelitian. Identifikasi
masalah berfungsi untuk mempertegas adanya masalah penelitian. Dengan mengacu kepada
wilayah dan pendekatan penelitian sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka penelitian,
dalam hal ini mahasiswa penulis skripsi, dapat mengidentifikasi sesuatu yang akan ditelitinya
sebagai masalah dari salah satu bidang pendidikan bahasa Arab atau ilmu agama Islam.
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling
penting di antara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian,
bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah
penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan
Taujih Risalah
20
(observasi, survey, dsb). Skripsi untuk level S1 seharusnya didesain untuk memecahkan masalah
yang lebih riil dan sifatnya applied.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu
variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri
dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil
topik penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang lagi bokek dan mahasiswa yang
lagi banyak uang, kita punya variabel "raut muka dan variabel "keadaan keuangan. Nah kita
ingin tahu hubungan dua variabel ini, jadilah itu sebuah masalah penelitian.
Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu
dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa parameter di bawah
(Ronny Kountur, 2007) (Moh. Nazir, 2003):
1. Menarik.
Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan penelitian dengan
serius;
2. Bermanfaat.
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun peningkatan
kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian juga diharapakan membawa
manfaat bagi masyarakat dalam skala besar (secara nasional maupun internasional),
maupun secara khusus di komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari
penelitian yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat;
3. Hal Yang Baru.
Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita lakukan adalah
hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila kita komparasi dengan
solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb. Bisa juga kebaruan ini
diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari
redundant research, meneliti hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain.
Ya ini namanya nyontek alias plagiasi skripsi;
4. Dapat Diuji (Diukur).
Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna, masalah
penelitian beserta variabel-variabelnya harus merupakan sesuatu yang bisa diuji dan
diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi, nah korelasi antara
Taujih Risalah
21
beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan beberapa
parameter;
5. Dapat Dilaksanakan.
Masalah yang bagus berkualitas, jadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian
tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian, ketersediaan
data, kecukupan waktu dan dana. Hindari research impossible;
6. Merupakan Masalah Yang Penting.
Ini agak sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita bahwa jangan sampai
melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak penting;
7. Tidak Melanggar Etika.
Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran
metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar privacy,
publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak boleh melakukan penipuan
dalam pengambilan data maupun pengolahan data.
Contoh Identifikasi masalah (lihat lampiran halaman 51)
Selanjutnya setelah dicantumkan identifikasi masalah, dan batasan masalah, baru
kemudian harus mencantumkan rumusan masalah. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam
bentuk kalimat bertanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variable-variabel
yang diteliti, dan kaitan antara satu varabel dengan variabel lainnya. Definisi operasional yang
dirumuskan untuk setiap variable harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variable yang
diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrument penelitian. Sedangkan pertanyaan
merupakan ungkapan keingintahuan terhadap sesuatu yang belum jelas, termasuk terhadap
masalah itu.
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
a). Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan dengan rumusan masalah penelitian, yang dibuat secara
spesifik, terbatas, dan dapat diperiksa dengan hasil penelitian. Ia merupakan muara dari suatu
Taujih Risalah
22
penelitian, dengan mengerahkan segala kemampuan peneliti untuk mencapai tujuan itu. Secara
teknis, kata kerja pembuka yang digunakan dapat dirumuskan melalui:
1) kalimat aktif, seperti untuk memahami; untuk menemukan; untuk mengetahui, untuk
menjelaskan; untuk menilai; untuk membandingkan; dan/atau untuk menguraikan;
2) Selain itu dapat dirumuskan dalam kalimat pasif, seperti: agar dapat diketahui; agar dapat
dijelaskan; agar dapat dibandingkan, dan sebagainya.
b). Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian memiliki hubungan yang erat dengan kegunaan/manfaat penelitian
atau signifikansi penelitian. Secara garis besar, signifikansi penelitian terdiri atas signifikansi
ilmiah yang diarahkan pada pengembangan ilmu (pengetahuan ilmiah); dan signifikansi sosial
yang diarahkan sebagai salah satu usaha dan tahapan dalam memecahkan masalah sosial. Titik
berat penelitian untuk penulisan skripsi diarahkan pada usaha pengembangan ilmu, terutama
dalam bidang pendidikan bahasa Arab yang melingkupi masalah penelitian itu. Oleh karenanya,
ia bersifat monodisipliner, dan diidentifikasi sebagai penelitian murni (pure research).
Namun demikian, penelitian untuk penulisan skripsi mempunyai peluang untuk diarahkan
pada penelitian terapan (applied research), atau secara lebih operasional diarahkan pada
penelitian kebijakan (policy research).
E. Asumsi
Fungsi asumsi
23
dalam sebuah skripsi merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka
penulisan skripsi itu. (tata cara membuat Asumsi lihat pada halaman .) Asumsi dapat berupa
teori, evidensi-evidensi
24
dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Adapun materinya, asumsi
tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi
kebenarannya, sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi-
asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis
25
.
23
Asumsi, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 63): 1. dugaan yang diterima sebagai dasar; 2.
landasan berpikir karena dianggap benar;
24
Eviden, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:272): jelas, nyata;
25
Hipotesis, 1). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 354): sesuatu yang dianggap benar untuk alasan
atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenaranya masih harus dibuktikan; anggapan dasar. 2).
Hipotesis (Suharsimi, 1991: 17): merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi
Taujih Risalah
23
Asumsi ini harus dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif
26
. Jadi bukan kalimat
bertanya, kalimat menyeluruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.
Menurut Winarno Surakhmad (1986: 6), bahwa asumsi atas postulat yang menjadi tumpuan
segala pandangan dan kegiatan masalah yang dihadapi.
Contoh:
Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah :
1. Motivasi belajar siswa berbeda-beda;
2. Prestasi belajar Semantik bahasa Arab berbeda-beda.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang
diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tujuan pustaka dan masih harus
diuji kebenarannya. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.
Hipoteisis ini harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian
yang bersifat deskriptif
27
, yang bermaksud mendeskripsikan masalah yang diteliti (Penelitian
yang bersifat Kualitatif), hipotesis tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak ada tempatnya.
Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat afirmatif
28
. Hipotesis tidak boleh
dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat menyeluruh, kalimat menyarankan, atau kalimat
menyarankan.
Contoh: (tidak mengikat)
Berdasarkan asumsi di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan kosa kata dengan
kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Arab.
masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya. 3). Hipotesis (Sudjana, 1989: 12): jawaban
sementara/dugaan sementara terhadap pertanyaan penelitian;
26
Deklaratif, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 218); bersifat penrnyataan ringkas dan jelas.
27
1). Deskripsi, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 228): pemaparan atau penggambaran dengan
kata-kata secara jelas dan terperinci; 2). Deskriptif: bersifat deskripsi: menggambarkan apa adanya.
2). Penelitian Deskriptif, (Sudjana, 1989: 64): penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif
mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya
pada saat penelitian dilakukan.
3). Penelitian Deskriptif, (Suharsimi, 1991: 194): penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
28
Afirmasi, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 10): penetapan yang positif; penegasan; peneguhan.
Afirmatif: bersifat menguatkan atau meneguhkan.
Taujih Risalah
24
2. Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari penguasaan kosa kata bahasa Arab
terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Arab.
Apabila hipotesis tersebut sudah teruji kebenarannya, maka secara statistik hipotesis
tersebut ditulis sebagai berikut:
Ho: 1 = 2, artinya tidak terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan
Ha: 1 2, artinya terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan
Berdasarkan hipotesis di atas, bila tidak terdapat hubungan dan kontribusi yang positif
dan signifikan, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Begitu pula sebaliknya bila terdapat hubungan
dan kontribusi yang positif dan signifikan, maka Ha diterima, dan Ho ditolak.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar, sedangkan
rinciannya dikemukakan pada Bab III. Bagian ini menjelaskan secara singkat jenis-jenis
penelitian: historis, deskriptif, eksperimental, atau inferensial; instrumen penelitian dan teknik
pengumpulan datanya (misalnya tes tulis/lisan dan/atau tes tindakan, angket, wawancara,
observasi partisipatif dan observasi nonpartisipatif, dan kalau diperlukan dapat disajikan
pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini.
H. Lokasi dan Sampel Penelitian
a. Lokasi
Di samping menyebut lokasi dan sampel penelitian, pada bagian ini juga harus juga
disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat itu dan dengan subjek penelitian
itu. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan masalah, latar belakang
masalah, dan tujuan penelitian, dan teknik analisis data.
Contoh (tidak mengikat)
b. Populasi penelitian
Populasi adalah semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran
kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas.
(Sudjana: 1996: 6) Yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas ..........
Bandung yang jumlahnya 206 orang siswa. Mengingat populasi yang cukup besar maka dalam
Taujih Risalah
25
penelitian tersebut diambil sebagai sampel yang diharapkan dapat mewakili dari populasi yang
ada.
c. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil populasi(Sudjana: 1996: 6). Untuk mementukan
sampel ini dilakukan melalui persentase sampel, hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi
(1998: 120) yang menyatakan bahwa Jika populasi akan mengambil lebih besar dari 100, maka
dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25%. Atas pertimbangan di atas, maka populasi
akan mengambil 30% dari 206 siswa, sehingga sampel penelitian ini adalah 62 orang siswa.
Sedangkan pengambilan sampel berdasarkan teknik random yang dimungkinkan dapat
meengambil sampel tanpa dipengaruhi faktor subjektivitas dan dapat dimungkinkan bila setiap
populasi mendapat kesempatan untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini lagi.
Taujih Risalah
26
Cara Penulisan pada BAB II.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PENULISAN UNTUK BAB II: KAJIAN PUSTAKA/KERANGKA TEORITIS
LANDASAN TEORITIS
Dalam suatu karya ilmiah, kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui
kajian pustaka ditunjukan the state of the art dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan
masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka
ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti.
Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut:
a. Apakah teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji;
b. Apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan
bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subjek);
c. Apa yang telah diketahui (berdasarkan hasil-hasil penelitian) dalam bidang yang diteliti;
Setelah peneliti melakukan kajian secara komprehensif, maka dapatlah diketahui masalah apa
yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-penelitian
sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti membandingkan, mengontraskan, meletakkan
kedudukan masing-masing dalam masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan
posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasanya. Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa
peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil-hasil penelitian tertentu saja dan tidak yang
lainnya. Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa didahului telaah
kepustakaan.
Jadi, telaah teoritis ini sama sekali bukan dimaksudkan untuk memamerkan hasil
penelitian ilmiah para pakar terdahulu dalam satu adegan verbal sehingga para pembaca diberi
tahu mengenai banyaknya sumber tertulis yang telah dipilihnya. Telaah teoritis dimaksudkan
untuk menampilkan mengapa dan bagaimana teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu
Taujih Risalah
27
itu dipergunakan oleh peneliti dalam penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-
asumsi penelitiannya.
Dalam prakteknya, J udul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga
diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORETIK, atau KAJIAN TEORETIK
karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaka dapat
dituangkan dalam 2 (dua) bab, masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan, dan bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang digunakan
dalam penelitian ini.
Taujih Risalah
28
Cara penulisan UNTUK BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab III nerupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang
secara garis besar telahdisajikan pada Bab I. Bahasan mengenai metode penelitian memuat
beberapa komponen, yaitu:
1. Desain lokasi dan subjek populasi/sample penelitian, serta cara pemilihan sampelnya;
2. Definisi operasional dari variable yang terlibat dalam penelitian;
3. Instrumen penelitian misalnya tes, lembar observasi, angket, dan skala
sikap/pendapat/pandangan;
4. Proses pengembangan instrument antara lain: pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda,
dan karakteristik lainnya;
5. Teknik pengumpulan data dan alas an rasional lainnya. Teknik yang dipilih misalnya melalui
tes tulis/lisan atau tes tindakan, angket, wawancara, observasi partisipatif dan observasi
nopartisipatif;
6. Pendekatan yang akan digunakan (kalau diperlkan), misalnya pendekatan sosiologis,
pendekatan edukatif, atau pendekatan lainnya;
7. Prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan
akhir.
Metode dalam suatu penelitian diperlukan guna pendekatan pemecahan suatu masalah
yang diteliti. Berdasarkan metode ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang
sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis
besar telah disinggung pada Bab I (satu). Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel
yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam Bab ini. Semua prosedur dan tahap-tahap
penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam Bab ini, Di samping itu,
dilaporkan juga tentang instrumen yang digunakan beserta proses pengembangan dan uji validitas
dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa sesuatu teknik atau
prosedur/metode dipilih oleh peneliti.
Dalam penyusunan pada Bab III "METODE DAN TEKNIK PENELITIAN", teknik
penulisanya tidak ada tata cara yang mengikat, tetapi tergantung permasalahan yang dihadapi,
namun pada umumnya teknik penulisannya meliputi:
Taujih Risalah
29
A. Metode Penelitian
B. Teknik Penelitian
a) Teknik Pengumpulan Data
b) Teknik Pengolahan Data
C. Instrumen Penelitian
a) Penyusunan Instrumen
b) Uji Instrumen
c) Uji Validitas
d) Uji Reliabilitas
Contoh: (lihat lampiran halaman 53)
Taujih Risalah
30
Cara penulisan pada Bab IV
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bila penulis karya ilmiah yang dituangkan ke dalam skripsi, misalnya pada Bab I
membuat rumusan masalah terdiri dari tiga rumusan, maka tujuannya pun harus tiga tujuab pula
sesuai dengan pertanyaan masalah. Dengan demikian, kontens (isi) pada bab IV harus terdiri dari
tiga bahasan juga, sesuai dengan tujuan yang ditulis bada Bab I tersebut.
Pada dasarnya bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan/analisis data untuk
menghasilkan temuan dan pembahasan/analisis temuan. Pengolahan data menjadi temuan dapat
dilakukan menurut prosedur penelitian kuantitatif, tetapi juga dapat dilakukan menurut prosedur
penelitian kualitatif. Uji hipotesis dilakukan sebagai bagian dari analisis data. Prosedur
pengolahan data mana yang dipilih harus sesuai dengan desain penelitian yang dinyatakan pada
bab III.
Bagian pembahasan/analisis temuan mendiskusikan temuan tersebut dengan
menggunakan dasar teoritik yang telah dibahas dalam bab II. Pembahasan ini akan
memperlihatkan konsekuensi temuan terhadap teori jika hipotesis nol ditolak atau diterima jika
penelitian tersebut bersifat kuantitatif.
Dalam penelitian kualitatif hal yang sama terjadi walau pun bukan dalam terminologi
penolakan atau penerimaan hipotesis, tetapi akan merupakan bahasan yang sangat kaya terkait
dengan teori yang digunakan pada bab II.
Cara Penulisan pada Bab V
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Dalam bab ini disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap semua
hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada unsur penafsiran, maka isi kesimpulan
akan berbeda dengan rangkuman. Dalam menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara
dari dua cara berikut ini:
Taujih Risalah
31
1) dengan cara butir demi butir;
2) dengan cara essey padat.
Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi, maka penulisan kesimpulan dengan cara essey
padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir.
1) Implikasi atau rekomendasi yang ditulis secara kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para
pembuat kebijakan;
2) kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan;
3) dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Cara Penulisan Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA /
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau
sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya Compack Disk, Video, Film, atau
Kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber
tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
Dilain pihak, sumber-sumber yang tidak pernah dipergunakan dalam tulisan karya tulis ilmiah
tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah
dibaca oleh peneliti.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber
tertulis/tercetak yang memakan lebih satu baris, ditulis dengan jarak antarbaris satu spasi. Cara
menulis Daftar Pustaka secara khusus dijelaskan pada bagian teknik penulisan. (lihat lampiran
halaman 41)
LAMPIRAN-LAMPIRAN /
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan
penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah . Setiap lampiran diberi nomor urut
sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut, Lampiran ini juga diberi
judul Lampiran. Nomor urut lampiran akan memudahkan pembaca untuk mengaitkannya dengan
Bab terkait. Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Hindu-Arab dengan
diselang satu tanda penghubung di mana angka depan menyatakan nomor urut bab yang
Taujih Risalah
32
bersangkutan dan angka belakang menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2
artinya lampiran 2 dari bab 1.
RIWAYAT HIDUP /
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan
kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang bersangkutan. Cakupannya adalah:
1) nama lengkap;
2) tempat dan tanggal lahir; riwayat pendidikan;
3) riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja);
4) prestasi-prestasi yang pernah dicapai;
5) karya ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atau diterbitkan (untuk S2 dan S3).
Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir perbutir dan dapat pula dibuat dengan gaya
essey padat. Dalam skripsi, tesis, atau disertasi, gaya yang kedua lebih tepat dari pada gaya yang
pertama.
Taujih Risalah
33
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
A. TEKNIK PENULISAN
Skripsi, ditulis dengan menggunakan kertas HVS 70-80 gram ukuran A4 atau kuarto.
Pengetikan skripsi perlu mengikuti aturan-aturan berikut ini:
1. Diketik dengan menggunakan komputer, huruf jenis Times New Roman ukuran 12,
dicetak dalam quality letter;
2. (Untuk huruf Arab), diketik dengan menggunakan huruf Arabic Trasparent 14-16 pt, bila
menggunakan printer dot matrix, atau tipe huruf Times New Roman, Mudir, Monotipe
Coufi, atau yang lainnya ukuran 14-18 pt bila menggunakan printer lasser;
3. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya pada isi bab adalah dua spasi. Jarak
pengetikan dua spasi ini berlaku pula bagi jarak penulisan pada daftar isi. Sedangkan
untuk penulisan huruf Arab bila pengetikannya mempergunakan ukuran 12 pt harus
menggunakan dua spasi, bila pengetikan menggunakan antara 14-18 pt, maka
pengetikannya mempergunakan jarak satu setengah spasi, sedangkan bila menggunakan
pengetikan 20 pt ke atas, maka harus menggunakan satu spasi;
4. Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah masing-masing adalah kurang lebih 4
Cm, 4 Cm, 3 Cm, 3 Cm. Bila menggunakan MS Windows atau Word Perfect, margin kiri
dan kanan masing-masing 1,20 dan margin atas 1,2 dan bawah 1.0;
5. Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal kalimat yang menjorok masuk ke dalam
dengan lima pukulan tik dari tepi kiri atau lima huruf (1tab) bila dengan komputer;
6. Penulisan judul bab dan sub-bab menggunakan HURUF KAPITAL SEMUA, sedangkan
untuk huruf Arab dikasih BOLD, tanpa garis bawah dan tanpa titik. Nomor bab
menggunakan angka romawi, sedangkan untuk huruf Arab gunakanlah huruf dengan
tulisan seperti . Setiap awal dari judul sub-bab
harus ditulis dengan HURUF KAPITAL, sedangkan untuk huruf Arab ditulis dengan
BOLD, kecuali kata sambung. Nomor urut bagi judul paragaraf menggunakan angka
Hindu-Arab atau abjad, sedangkan untuk huruf Arab gunakan angka Arab-Arab atau
huruf abjad;
7. Cara penomoran dapat menggunakan salah satu cara dari kedua cara berikut ini;
Taujih Risalah
34
8. Cara pertama : I., A., 1.,a., 1), a), (1), (a);
9. Cara kedua : I., 1., 1.1., 1.1.1., dst;
10. Dalam suatu skripsi, tesis atau disertasi cara penomoran ini harus digunakan secara
konsisten, jadi tidak boleh dicampuradukan. Kedua cara tersebut mengandung kelemahan.
Kelemahan cara pertama telah memungkinkan terjadinya nomor yang sama dalam bab
yang sama. Sedangkan kelemahan cara kedua akan mengambil ruang yang banyak
sehingga memungkikan sempitnya tempat untuk menulis uraian;
11. Perpindahan dari satu butir ke butir berikutnya tidak harus menjorok, melainkan dapat
diketik lurus/simetris agar tidak mengambil terlalu banyak tempat dan demi kemudahan
format;
12. Penggunaan nomor urut sebagaimana disebutkan pada butir 6) di atas sebaiknya dibatasi
dan jangan berlebihan, karena pada prinsipnya karya tulis ilmiah lebih banyak
mengunakan model essey, bukan pointers;
13. Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan judul untuk bagan, diagram, atau
gambar, ditulis di sebelah bawah.
B. SAMPUL LUAR
Sampul luar skripsi, tesis, atau disertasi berisi:
1) Judul diketik dengan HURUF KAPITAL SEMUA, sedangkan untuk huruf Arab ditulis
mempergunakan BOLD, tidak boleh menggunakan singkatan; jika ada sub-sub judul, maka
ditulis dengan huruf besar hanya huruf awal dari setiap kata, sedangkan untuk huruf Arab
ditulis sebagaimana bisanya saja;
2) Maksud penulisan skripsi, tesis, atau disertasi;
3) Logo universitas;
4) Nama penulis;
5) Nomor induk;
6) Nama Program studi, Jurusan, Fakultas dan Universitas;
7) Tahun penulisan.
Rumusan maksud penulisan Skripsi ditulis:
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Taujih Risalah
35
Syarat untuk Memperoleh Galar Sarjana Pendidikan
Pada Program Pendidikan Bahasa Arab
C. SAMPUL DALAM
Isi sampul dalam sama persis dengan apa yang ditulis dalam sampul luar.
D. HALAMAN PERNYATAAN
Halaman ini disediakan untuk pernyataan keaslian sripsi, tesis, atau disertasi.
Isi pernyataan untuk skripsi/tesis dan disertasi adalah sebagai berikut:
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi, tesis/disertasi dengan judul . Ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian hari diketemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Tempat, tanggal, tahun
Yang membuat pernyataan
ttd
(penulis skripsi, tesis/disertasi)
E. HALAMAN PERSETUJUAN
Halaman ini disediakan khusus untuk tanda tangan persetujuan dari pembimbing atau
promotor, dan Ketua Jurusan/Program sebagai tanda mengetahui atas skripsi, tesis, atau disertasi
yang bersangkutan.
Nama pembimbing/promotor ditulis lengkap dengan gelar akademiknya dengan
menggunakan huruf kecil kecuali untuk huruf pertama, jadi tidak menggunakan huruf kapital
Taujih Risalah
36
semua, sedangkan untuk huruf Arab, karena pada huruf tersebut tidak terdapat huruf kecil dan
besar, maka penulisannya berlaku secara almiah. Seperti, Dr. Syihabuddin, M.Pd, bila dengan
huruf Arab , dan seterusnya.
Taujih Risalah
37
CARA MENULIS KUTIPAN DAN SUMBER KUTIPAN
Beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber kutipan
didasarkan kepada sistem Harvard sebagai berikut:
a. Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik jika kutipan tersebut merupakan
kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka
kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan satu tanda petik;
b. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung ke
dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi;
c. Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda
kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan keenam
dan baris kedua diketik mulai pukulan keempat;
d. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti
dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas;
e. Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut:
1) Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis yang
diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya
diletakkan di dalam kurung
Contoh:
Sebagaimana dikemukakan oleh Syaltout (1996: 15) bahwa Agama Islam terdiri dari
pada Aqiedah, Syariah dan Akhlaq.
2) Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan
nomor halaman yang dikutip semuanya diletakan dalam kurung.
Contoh:
Sesungguhnya banyak orang-orang yang bekerja pada bidang pengajaran bahasa Arab
bagi bukan penutur asli, mereka masih menyelidiki dan meneliti.. (Ahmad, 2002:
22).
Taujih Risalah
38
3) Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan
yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa
yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh:
Al Khuliy (Ahmad dan Mudzakir, 2002: 15) mengemukakan bahwa Umur bahasa Arab
telah melampaui 1500 tahun, maka sesungguhna bahasa Arab termasuk bahasa yang
paling tua yang diucapkan oleh berjuta-juta manusia.
4) Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus
disebutkan. Misalnya, Mudzakir dan Syihab (2001: 2). Kalau penulisnya lebih dari dua
orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al.
Misalnya, Zainal et al. (2002: 15). ;
5) Jika masalah yang diikuti dibahas oleh beberapa orang sumber dalam sumber yang
berbeda, maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah sebagai berikut:
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972;
Miggs, 1976; Pareter, 1976) menunjukkan bahwa (tulis rumusan yang dipadukan dari
ketiga sumber tersebut);
6) Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun
yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, c, dan
seterussnya pada tahun penerbitan. Contoh: (Bray, 1998a, 1998b). ;
7) Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah (Tn. 1972: 18). ;
8) Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seseorang penulis, tidak perlu ada kutipan
langsung, cukup dengan menyebutkan sumbernya.
CARA MENULIS ANGKA
Cara menulis angka dalam suatu kalimat adalah sebagai berikut:
a. Ditulis dengan kata-kata apabila angka tersebut kurang dari 10
Contoh:
Dalam dua minggu ini ia bekerja keras untuk menyelesaikan tugas akhirnya.;
b. Ditulis dengan angka Arab apabila angka tersebut lebih dari 10.
Misalnya:
Taujih Risalah
39
Dari 20 kandidat untuk jabatan ketua organisasi tersebut, lima dinyatakan berhak mengikuti
pemilihan tingkat akhir.;
c. Untuk simbol kimia, matematika, statistika dst. Penulisan dilakukan apa adanya sesuai
dengan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.
CARA MENULIS SINGKATAN
Penulisan singkatan mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Untuk penulisan pertama kali suatu nama harus ditulis lengkap dan kemudian diikuti dengan
singkatan resminya dalam kurung.
Contoh:
Dalam laporan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebutkan bahwa
b. Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung digunakan tanpa perlu
menuliskan kepanjangannya.
Contoh:
Dalam laporan PBB tersebut dinyatakan pula bahwa .
c. Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.
CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA
Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini adalah sebagai
berikut:
1. Disusun secara alfabetis. Jika huruf awal sama, maka huruf kedua dari nama penulis itu
menjadi dasar urutan demikian seterusnya;
2. Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan
(disingkat). Hal ini berlaku buat semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara
penulisan inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan tradisi.
Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama apakah yang lebih dikenal di masyarakat,
melainkan apakah nama belakangnya, tanpa memperhitungkan apakah nama itu merupakan
nama keluarga atau bukan.
Misalnya:
Abdul Hamid ditulis Hamid, A.
Tuti Herawati Mulyono ditulis Herawati Mulyono, T.
Taujih Risalah
40
3. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang bersangkutan dengan digaris bawahi atau
dicetak miring, kota tempat penerbit berada, dan nama penerbit;
4. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dan seterusnya diketik mulai
ketikan kelima atau satu tab dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan berikutnya ada
satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan sumber berikutnya adalah dua
spasi.
Contoh:
Ali Khuli, M. (1986). Asaalib Tadries al Lughah al Arabiyyah. Riyadl: Maktab Al-Faraj
Daar al Tijariyyah.
' Abdurrabbi al-Binayi, M. (1988). Bahtsu f ie Tharieqah Ta' liem al -Lughah
al-' Arabiyah f ie al -Muassasaat. LIPIA. Arab Saudi.
Nuruddin, M. (1988). Tharieqoh taliem al lughah al Arabiyyah Fie Muassasah al
Rasmiyyah wa al Ghair al Rasmiyyah. Jakarta: LPBA.
Chaedar & Seni. (2001). Pokoknya Menulis: Cara baru menulis dengan metode kolaborasi.
Bandung: Kiblat.
Taujih Risalah
41
Lampiran
CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA BERDASARKAN JENIS SUMBER YANG
DIGUNAKAN
a. Kalau sumbernya J urnal
Penulisan jurnal sebagai Daftar Pustaka mengikuti urutan:
1) Nama belakang penulis, nama depan penulis (disingkat);
2) Tahun penerbitan (dalam tanda kurung);
3) Judul artikel (ditulis di antara tanda petik);
4) Judul jurnal dengan digaris bawahi dan ditulis penuh;
5) Nomor volume dengan angka Arab dan digaris bawahi tanpa didahului dengan singkatan
vol;
6) Nomor penerbitan (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung;
7) Nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir
tanpa didahului singkatan pp atau h.
Contoh:
Barret-Lennard, G.T. (1983). The Empathy Cycle: Refinement of A Nuclear Concept.
Journal of Counceling Psychology. 28
(2), 91-100.
b. Kalau sumbernya Buku
Kalau sumber tertulisnya berupa buku maka urutan-urutan penulisannya adalah:
1) Nama belakang penulis, nama depan (disingkat);
2) Tahun penerbitan (di dalam kurung);
3) Judul buku (digaris bawahi);
4) Edisi;
5) Kota asal;
6) Penerbit.
Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut:
(1) jika buku ditulis oleh seorang saja:
Ali Khuli, M. (1986). Asaalib Tadries al Lughah al Arabiyyah. Riyadl: Maktab Al-Faraj
Daar al Tijariyyah.
(2) jika buku ditulis oleh dua orang atau tiga orang, maka semua nama ditulis:
Taujih Risalah
42
Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. (1974). The Srtudy of Teaching. New York: Holt Rinehart
and Wiston
(3) jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al. (dicetak miring atau digaris
bawahi)
Ghiseli, E. et al. (1981). Mearusement Theory for The Behavioral Science. San Francisco:
W.H. Freeman and Co.
(4) jika buku ditulis sebagai penyunting:
Philips, H.W.S. dan Simpson, G.L. (Eds) (1976). Australia in the World of Education
Today and Tomorrow. Canberra: Australian National Commission.
(5) jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak
orang:
Pujianto. (1984). Etika Sosial dalam Sistem Nilai Budaya Bangsa Indonesia, dalam
YP2LPM. (1984), Dialog Manusia, Falsapah, Budaya, dan Pembangunan. Malang:
YP2LPM.
(6) jika buku itu berupa edisi:
Gabriel, J. (1980). Children Growing Up: Development of Children Personality (third ed.).
London: University of London Press.
c. Kalau sumbernya di luar J ournal dan Buku
1) Berupa Skripsi, tesis, atau disertasi:
Soelaeman, M.I. (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi
Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada
FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
2) Berupa Publikasi Departeman:
Departemen Pendidikasn dan Kebudayaan. (1988). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan
Dana Bantuan Operasional., Jakarta: Depdikbud.
3) Berupa Dokumen:
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud.
4) Berupa Makalah:
Karatadinata, S. (1989). Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian
Psikologis. Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar.
5) Berupa Surat kabar:
Sanusi, A. (1986). Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan Kecerdasan,
Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitatif. Pikiran Rakyat (8 September
1986).
a. Kalau sumbernya dari Internet
Taujih Risalah
43
1) Bila Karya Perorangan:
Cara Penulisannya ialah:
Pengarang/Penyunting. (Tahun). Judul (edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet.
[tanggal diakses].
Contoh:
Thompson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Tersedia: http:/ /
www.ed.uiuc.edu./EPS/PES-Yearbook/998/thompson. Html [30 maret 2000].
2) Bila bagian dari karya kolektif
Cara Penulisannya ialah:
Pengarang/Penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia:
alamat di internet. [tanggal akses].
Contoh:
Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music. In Britanica Online: Macropedia
[Online]. Tersedia: http: / / www.eb.com: 180/cgibin/ g:DocF=macro/ 5004/45/0.html
[28 maret 2000].
3) Bila Artikel dalam Jurnal:
Cara Penulisannya ialah:
Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis media], volume (terbitan), halaman. Tersedia:
alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh:
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision system in Indonesia: Some
Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [Online], vol 7 (7),
12 halaman. Tersedia: http:/ / epaa.asu.edu / epaa/v7n7.html [17 maret 2001].
4) Bila Artikel dalam Majalah;
Cara Penulisannya ialah:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis media], volume jumlah.
Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh:
Goodstein, C. (1991, 5 September). Healers from the Theep. American Health [CD-ROM],
60-64. Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/ Article 08A [13 Juni 1995].
5) Bila Artikel di Surat kabar:
Cara Penulisannya ialah:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat kabar [Jenis media], Jumlah halaman.
Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang. Fondasi Reformasi Bisa
Runtuh. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http: // www.[Pikiran-
rakyat.com. [9 Maret 2000].
6) Bila pesan dari E-mail
Cara Penulisannya ialah:
Taujih Risalah
44
Pengirim (Alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul Pesan. E-mail kepada
penerima [Alamat e-mail penerima]
Contoh:
Musthafa, Bachrudin ([email protected]). (2000, 25 April). Bab V Laporan Penelitian.
E-mail kepada Dedi Supriadi
([email protected]).
Taujih Risalah
45
Contoh Penulisan Sampul Proposal
Judul Skripsi/Proposal
Gunakan dengan huruf kapital
.
.
(Bila mempergunakan sub judul, gunakan tulisan biasa, namun pada setiap awal kata
hendaklah menggunakan huruf kapital)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Dalam Rangka Memperoleh Pengesahan
Untuk Melakukan Penelitian Pendidikan
Pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Oleh:
.
NIM: .
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2008
Taujih Risalah
46
Contoh Penulisan (Sampul luar dan sampul dalam)
Taujih Risalah
47
Lembar Persetujuan Skripsi
Taujih Risalah
48
Contoh pengetikan Daftar isi
PENGETIKAN DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR /
ABSTRAK / .
DAFTAR ISI / .
DAFTAR TABEL /
DAFTAR BAGAN / .
DAFTAR GAMBAR / .
DAFTAR LAMPIRAN .
BAB I PENDAHULUAN /
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Asumsi
E. Hipotesis ..
F. Metode penelitian
G. Lokasi dan Sampel Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA/
A. ..
B. ..
C. ..
D. ..
E.
BAB III METODE PENELITIAN / ..
A. .
B. ...
C. ..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
..
A. .
B. ...
C. ..
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA .
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
i
ii
iv
v
vi
vii
viii
ix
Taujih Risalah
49
DAFTAR BACAAN
Sumber utama
tn. (2009). Pedoman penulisan karya ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia
Sumber lain
Arifin, E. Z. (1998). Dasar-dasar Penulisan Karya-karya Ilmiah. Jakarta: PT. Gramedia
Asyari, S.I. (1984). Petunjuk Teknis Menulis Naskah Ilmiah. Surabaya: Usaha Nasional
Ali, M. (1984). Bimbingan Belajar : Penuntun Sukses di Perguruan Tinggi dengan Sistem SKS.
Bandung: Sinar Baru.
Boeriswati, Endry. (1991). Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka
Brotowidjoyo, M.D. (2002). Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Presindo
Cik Hasan B. (2001). Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi. Divisi
Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ensiklopedia Nasional Indonesia. (1991). Jakarta: PT. Cipta Adi Perkasa.
Ekosusilo, M. (1995). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Dahara Prize.
Fachrudin, A.E. (1988). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Gie, T.L. (1995). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
Hardjodipuro, S. (1982). Karya Ilmiah. Jakarta Pusat: Erlangga.
Burhan. (1979). Bahasa Indonesia Jilid III untuk SPG Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta : PT. Palagan.
Komarudin. (2000). Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.
Libaidhy. (1985). Dzaqoqun wa Akhorun fi Bahtsil Ilmy. Amman: Daarul Fikry.
Marhijanto, B. (1993). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Terbit Terang.
Poerwadarminta, W.J.S. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djarwanto. (1992). Petunjuk Teknis Penyusunan Skripsi. Yogyakarta: BPFE.
Salaby, A. (1981). Kaifa Taktubu Bahtsan wa Risalatan. Mesir: Libaidhy.
Taujih Risalah
50
Sudjana, N. (1988). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, dan Desertasi.
Bandung: Sinar Baru.
Sudjiman, P. (1990). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Surakhman, W. (2002). Paper, Tesis, dan Desertasi. Bandung : Tarsito.
Suryadi. (1980). Penuntun Penyusunan Paper, Skripsi, Tesis, dan Desertasi. Surabaya: PT.
Usaha Nasional.
Syihabuddin. et al. (2002). Diktat Cara Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah dan
Skripsi. Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab UPI (PSIBA). Tidak diterbitkan.
Tim Penyusun Penulisan Karya Ilmiah. (2001). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan
Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: Depdiknas Universitas Pendidikan
Indonesia.
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. (1999). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Westra, P. (1991). Pedoman Penulisan Skripsi : Berdasarkan Penelitian Empiris di Lingkungan
Perguruan Tinggi. : Airlangga University Press.
Widyamartaya, Al. (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT. Gramedia
Widiarsana Indonesia.
Taujih Risalah
51
Lampiran
contoh identifikasi masalah (tidak mengikat)
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Perlunya pengembangan kreativitas guru bahasa Arab dalam mengelola pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa;
2. Banyak metode yang dapat digunakan guru bahasa Arab dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran;
3. Perlunya terus-menerus pengayaan wawasan pengetahuan siswa, sebab pengetahuan yang
luas merupakan modal dalam meningkatkan hasil belajar;
4. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu cara untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik;
5. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa;
6. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Contoh lain:
Identifikasi Masalah: Pelajaran Balghah sulit dipahamkan ke siswa dengan sistem pembelajaran
konvensional, harus ditempuh teknik baru untuk memahamkan ke siswa.
Contoh Judul: HUBUNGAN ANTARA NILAI TES SUMATIF DENGAN TES UJIAN
AKHIR SEMESTER MUTHALA`AH DI SMA
Dari judul tersebut dapat diidentifikasi sebagai masalah nilai tes sumatif Muthala`ah,
yang masuk ke dalam wilayah pendidikan bahasa Arab.
Contoh lain: PENGARUH PENGGUNAAN METODE AMTSILATI TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA TULISAN HURUF ARAB YANG TIDAK BERSYAKAL.
Berdasarkan judul yang penulis sebutkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalahnya
adalah kesulitan dalam membaca tulisan huruf Arab yang tidak bersyakal, yang masuk ke dalam
wilayah Pendidikan Bahasa Arab.
Selanjutnya, setelah teridentifikasi masalahnya, maka mempunyai konsekwensi untuk
mencantumkan/memaparkan batasan masalah
Taujih Risalah
52
Pembatasan masalah merupakan upaya menentukan aspek-aspek tertentu dari masalah
yang akan diteliti. Dapat pula dipertegas dengan pembatasan lokasi dan waktu tertentu, bahkan
pembatasan yang lebih spesifik terlihat dalam pertanyaan penelitian. Pada tahapan pembatasan
masalah, definisi yang digunakan bersifat operasional. Definisi itu sangat terbatas, dalam arti
lebih kongkrit dan terukur.
Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya.
Masalah harus dapat dirasakan sebagai suatu rintangan yang harus dilalui (dengan jalan
mengatasinya) apabila kita akan berjalan terus. Masalah akan menampakkan diri sebagai
tantangan, oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa masalah yang benarbenar dapat
dipermasalahkan dalam penyelidikan perlu memiliki unsurunsur yang dapat menggerakkan kita
untuk membahasnya. ( Surakhmad, 1982: 34)
Contoh: Judul Skripsi (Dian Sudianti, 010594) Pengaruh Metode Strip Story Terhadap
Pembelajaran Membaca Teks Bahasa Arab".
Peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan yakni ....................................... (Tulis
masalah yang dibatasinya)
Contoh: Agar penelitian lebih terarah pada tujuan, maka penulis akan membatasi ruang lingkup
penelitian ini sehingga tidak terlalu luas dan sesuai dengan kemampuan penulis.
Penelitian ini penulis batasi pada pembelajaran membaca siswa dengan menggunakan
metode Stryp Story dan pengaruhnya dalam berbicara bahasa Arab.
Contoh: Kemampuan menulis dengan Bahasa Arab yang baik dan benar ditentukan oleh
berbagai faktor, baik faktor kebahasaan maupun non kebahasaan. Sehubungan dengan
faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan menulis tersebut maka penelitian ini
dibatasi pada hubungan antara penguasaan kosakata dan kemampuan menulis
karangan berbahasa Arab. Hal ini dilakukan karena adanya berbagai keterbatasan,
sehingga tidak mungkin semua faktor yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan
kemampuan mahasiswa dalam menulis dapat diteliti. Penelitian ini juga dibatasi pada
mahasiswa semester ganjil khususnya semester V. Penulis mengambil sampel
mahasiswa semester V karena pada saat ini mahasiswa sudah mendapat mata kuliah
menulis dan diduga pada saat ini mahasiswa sudah mempunyai kosakata yang
memadai.
Taujih Risalah
53
Lampiran.
Contoh penulisan pada Bab III. (tidak mengikat)
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriftif studi korelasi, dengan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara, Yaitu dengan mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang
dianggap dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.
2. Observasi, metode ini digunakan dengan maksud melihat kenyataan yang terjadi di lapangan
mengenai masalah-masalah yang diteliti
3. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari buku sumber, sebagai penguat teori terhadap masalah
yang dibahas.
4. Angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Contoh: Cara pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan studi korelasi.
Menurut Sudjana (1989: 77) Studi korelasi adalah mempelajari hubungan dua variabel
atau lebih, yakni sejauhmana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi
dalam variabel lain. Bertolak dari tujuan dan sifat dari penelitian yang dilaksanakan,
pemilihan metode deskriptif korelasi relevan dengan masalah yang diteliti.
Permasalahan yang diteliti adalah "bagaimana hubungan motivasi siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan prestasi belajarnya".
Contoh (tidakmengikat)
Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Menurut Usman dan Setyadi (2000:191) purpossive sampling (teknik sampling
bertujuan) digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan
tujuan penelitiannya. Menurut Kerlinger (2002) sampling purpossive (bertujuan)
Taujih Risalah
54
tergolong sampling nonprobabilitas yang mempunyai ciri penilaian dan upaya cermat
untuk memperoleh sampel representatif dengan cara meliputi wilayah-wilayah atau
kelompok-kelompok yang diduga sebagai anggota sampelnya. Dalam penelitian ini
purpossive dimaksudkan bahwa sampel penelitian sudah ditentukan sebelumnya sesuai
dengan tujuan atau ciri penelitian yakni pengelola program dan sekolah/siswa penerima
beasiswa retrival tahun 2006/2007 yang didanai melalui Dana Pengembangan
Pendidikan Kabupaten (DPPK) Proyek Desentralisasi Pendidikan Dasar (DBEP) ADB
kabupaten Lombok Timur, yang terdiri dari unsur: pimpinan proyek, penanggung
jawab program, unsur dewan pendidikan, unsur tim MBS kabupaten, unsur tim satgas
perencana pendidikan kabupaten, unsur tim steering committee, kepala desa/lurah,
kepala sekolah, komite sekolah, masyarakat/orang tua siswa, dan siswa.
Dari jumlah siswa SD/MI sebanyak 400 orang dan Siswa SMP/MTs. Sebanyak 830
orang penerima beasiswa retrival, diambil 16 (enam belas) sekolah sebagai sampel
yang mewakili setiap wilayah di Lombok Timur yaitu: SDN 3 Mamben Lauk, MI NS
Wanasaba, SMPN 1 Wanasaba dan MTs NW Wanasaba Kecamatan Wanasaba,
mewakili wilayah Utara (Suela, Pringgabaya, Sambelia, Aikmel dan Sembalun).
Wilayah Selatan (Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Keruak, Jerowaru) diwakili oleh
kecamatan Sakra Barat yaitu: SDN 1 Gunung Rajak, SMPN 1 Sakra Barat, MTs NW
Sukarara, dan MTs NW Pengkelak Mas kecamatan. Wilayah Timur diwakili oleh
kecamatan Labuhan Haji yang terdiri dari 4 sekolah yaitu: SDN 1 Korleko, SDN 2
Korleko, MTs NW Penede Gandor, dan MTs NW Suryawangi. Sedangkan wilayah
Barat diwakili oleh kecamatan Masbagik yang terdiri: MTs NW Tanak Maik, MTs NW
Kumbung, MTs Negeri Masbagik, dan SMPN 2 Masbagik.
Dari 16 (enam belas) sekolah yang dijadikan sebagai sampel sebagaimana tersebut di
atas, terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: 1 (satu) orang kepala sekolah, 1 (satu)
orang komite sekolah, 3 (tiga) orang masyarakat (orang tua siswa), dan 3 (tiga) orang
siswa.
Sumber Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder. Sesuai dengan fokus penelitian, sumber informasi dalam penelitian ini terdiri
dari key informan dan informan. Dalam penelitian ini, ditentukan pengelola program,
Taujih Risalah
55
kepala sekolah, dan komite sekolah sebagai key informan, sedangkan siswa, orang tua
siswa, guru dan masyarakat sebagai informan. Penentuan sumber informasi dilakukan
dengan purposive, yaitu berdasarkan tujuan penelitian, dan snowball sample, artinya
informan yang telah diwawancarai diminta untuk menunjukkan informan berikutnya.
3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara,
Kuesioner dan dokumentasi.
Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menjaring data yang
diperlukan guna melengkapi data dari wawancara. Kegiatan yang diamati antara lain
kehadiran, partisipasi, motivasi, aktivitas, dan sikap pengelola program dan tim seleksi
dalam rapat-rapat, perumusan kebijakan, keterlibatannya dalam pelaksanaan program,
pengelolaan program, serta pertanggungjawaban penyelenggaraan program.
Observasi dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan secara aktif untuk
memperoleh gambaran dan keterangan riil mengenai sikap dan perilaku informan.
Keterangan dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisis, ditafsirkan, dan
disimpulkan. Untuk memperoleh data, peneliti berlaku sebagai pengamat sekaligus
menjadi anggota utuh dari kelompok yang diamati, sehinggga kesan subjektif dapat
diredam dan objek yang diteliti tidak merasa bahwa dia menjadi responden.
Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara terstruktur, artinya wawancara
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang memuat butir-butir
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden/informan, pertanyaan yang diajukan
disesuaikan dengan pedoman pelaksanaan (petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis)
program pemberian beasiswa kepada siswa rawan drop out terutama miskin dan
perempuan. Data yang diperoleh dari wawancara mendalam berupa pengalaman,
pendapat, perasaan, dan pengetahuan key informan dan informan mengenai bagaimana
pengelolaan program yang dilakukan oleh penanggung jawab dan pengelola program
terutama menyangkut transparansi, ketepatan, dan akuntabilitas dalam pemberian
beasiswa. Untuk menjaring informasi dari masyarakat (orang tua siswa) dan siswa
Taujih Risalah
56
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang memuat pertanyaan
mengenai keterlibatan mereka dalam menentukan siswa yang berhak diberikan
beasiswa serta penggunaannya.
Hasil wawancara dicatat dan direkam untuk menghindari terjadinya kesesatan
recording. Di samping itu, peneliti juga menggunakan teknik recall (ulangan) yaitu
menggunakan pertanyaan yang sama tentang sesuatu hal guna memperoleh kepastian
jawaban dari informan. Apabila hasil jawaban pertama dan selanjutnya sama, maka
dapat dijadikan data yang sudah final.
Kuesioner
Kuesioner adalah pengambilan data melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan diri informan (responden), dan sudah barang tentu materi pertanyaan akan
disesuaikan dengan kondisi sekolah dan masyarakat berdasarkan teori-teori yang telah
dikemukakan di atas.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diproses melalui dokumen-dokumen. Data
yang diperoleh dari dokumentasi dalam penelitian ini berupa kutipan, segala macam
naskah, catatan program, korespondensi, laporan dan publikasi resmi penanggung
jawab dan pengelola program. Dokumentasi yang diperlukan berupa data-data proses
perumusan program pemberian beasiswa, tata cara pengelolaan program, bukti fisik
atau dokumentasi keikutsertaan masyarakat (komite sekolah) dalam berbagai kegiatan.
Penggunaan ketiga teknik tersebut sangat penting, dimana ketiga teknik ini dilakukan
secara bersama-sama untuk mendapatkan data yang akurat dan sarat makna.
Teknik Analisis Data
Data-data yang sudah terkumpul dalam penelitian ini kemudian dianalisis berdasarkan
jenis data yang terkumpul. Untuk data primer (data kualitatif) akan dianalisis dengan
model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman (1994). Ada
empat komponen analisis yang dilakukan dengan model ini, yaitu pengumpulan data,
reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Masing-masing
komponen berinteraksi dan membentuk suatu siklus.
Pengumpulan Data
Taujih Risalah
57
Data yang berhasil dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi
dicatat dalam bentuk catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan tersebut berisi
apa yang dikemukakan oleh informan dan juga catatan tentang tafsiran peneliti
terhadap informasi yang diberikan oleh responden.
Reduksi Data
Reduksi data diperlukan karena banyaknya data dari masing-masing informan yang
dianggap tidak relevan dengan fokus penelitian, sehingga perlu dibuang atau dikurangi.
Reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian ini. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam,
tentang objek pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian.
Display Data
Data yang sudah direduksi tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau
gambar, tulisan yang telah tersusun sistematis. Dengan demikian data tersebut mudah
dikuasai dan memudahkan pula dalam penarikan kesimpulan.
Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
Dari proses pengumpulan data sampai kepada penarikan kesimpulan/verifikasi
dilakukan dengan beberapa kali proses. Artinya, kesimpulan yang didapatkan akan
diperifikasi berdasarkan data yang diperoleh secara terus menerus sampai tidak ada
data lain atau keterangan lainnya lagi dari obyek yang diteliti.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel Penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam
mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya, definisi macam ini memberikan batasan atau
arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur
variabel tersebut ( Fred N. Kerlinger, Foundation of Behavioral Research, 2003: 51). Definisi
Operasional Variabel Penelitian yang dirumuskan untuk setiap variabel harus sampai melahirkan
indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam
instrumen penelitian.
Penulisan "Definisi Operasional Variabel Penelitian" pada Skripsi, hanya berlaku pada
penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu mengoperasionalkan konsep dari yang didefinisikan itu,
karena operasionalnya harus berdasarkan kuantitatif (Moh. Ali, pada perkuliahan Foundation of
Behavioral Research, di Pascasarjana UPI, 19-03-2003).
Taujih Risalah
58
Contoh lain (tidak mengikat)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen. Pemilihan ini
disesuaikan dengan tujunan yang ingin dicapai, yaitu menguji penggunaan teknik stryp Story
dalam pembelajaran membaca. Metode eksperimen yang penulis gunakan adalah metode
eksperimen kelompok tunggal, yaitu pengaruh suatu perlakuan, dalam hal ini teknik Stryp Story,
yang dilihat berdasarkan perbedaan hasil pretes dan postes.
Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek, tanpa pembanding dengan
kelompok kontrol, adapun rancangan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen
tunggal dapat digambarkan sebagai berikut:
Tes Awal
T1
Perlakuan
X
Tes Akhir
T2
Teknik Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes.
Adapaun bentuknya yaitu tes tertulis objektif . tes ini bertujuan untuk melihat kemampuan siswa
dalam memahami isi wacana. Tes-tes tersebut diberikan baik dalam pretes maupun dalam postes.
b. Teknik Pengolahan Data
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam mengolah data hasil penelitian, penulis uraikan
berikut ini :
1. Hasil tes awal dan tes akhir diperiksa dan diteliti lalu ditabulasikan. Tujuannya untuk
mengetahui rata-rata nilai dan standar deviasi.
2. Untuk menetukan teknik statistik yang akan digunakan, maka penulis menguji persyaratan
analisis data, yaitu normalitas distribusi data.
3. Uji signifikansi data untuk melihat keberartian perbedaan mean. Uji ini menggunakan rumus
uji t, yaitu :
t = Md
x
2
d
N (n-1)
Taujih Risalah
59
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t, maka penulis dapat membuktikan hipotesis yang telah
diajukan diterima atau tidak.
Instrumen Penelitian
a. Penyusunan instrumen
Instrumen dalam penelitian ini ada dua macam. Yaitu instrumen untuk menguji variabel
bebas (x) dan instrumen untuk variabel terikat (y). instrumen untuk menguji variabel bebas (x)
yaitu berupa latihan-latihan menyisun wacana deskripsi dengan menggunakan teknik Stryp Story.
Latihan-latihan ini tercantum dalam satuan pelajaran sebagai bahan perlakuan dalam penelitian
ini. Sedangkan instrumen untuk menguji variabel terikat (y) yaitu berupa tes tertulis objektif
terdiri atas 10 butir.
a) Tes Kemampuan Membaca teks bahasa Arab deskripsi
Tes ini digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami isi
wacana deskripsi yang kalimat-kalimatnya telah sengaja diacak. Wacana deskripsi yang
disajikan sebagai bahan tes ini. wacana deskripsi itu dijabarkan kedalam 10 butir soal. Butir-
butir soal tersebut merupakan soal untuk pilihan ganda dengan jumlah opsi sebanyak empat
buah ( A,B,C,D) yang terbagi kedalam enam jenjang kognitif, yaitu kognitif ingatan (K1),
kognitif pemahaman (K2), kognitif aplikasi (K3), kognitif analisis (K4), kognitif sintesis
(K5), dan kognitif evaluasi (K6).
Wacana deskripsi yang dijadikan bahan teks, penulis ambil dari buku-buku bahasa
Indonesia untuk tingkat Aliyah. Hal tersebut dimaksudkan utuk membiasakan siswa
berhadapan dengan jenis wacana deskripsi. Penulis menggunakan bahan pertimbangan
rasional dalam menyusun isi teks dan memilih wacana deskripsi agar tidak terlalu sukar bagi
siswa. Bentuk selengkapnya dapat dilihat pada model satuan pembelajaran.
b) latihan-latihan menyusun Wacana Deskriptif
Siswa di bagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diminta untuk memnyusun
kalimat-kalimat acak yang tedapat dalam beberapa kumpulan kartu kecil menjadi sebuah
paraghrap yang logis. Tiap kelompok menyususn paragraph yang berbeda nemun masih
dalam suatu wacana. Setiap kumpulan kartu hanya terdiri satu alinea. Alinea-alinea yang telah
Taujih Risalah
60
disusun siswa tersebut kemudian disusun kembali menjadi sebuah wacana deskripsi yang
logis dan bermakan.
Latihan ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan wacana deskripsi yang berbeda. Latihan
menyususn wacana deskripsi ini tercantum dalam model suatu pembelajaran.
b. Uji Instrumen Tes Objektif
Instrument penilitian yang telah penulis buat harus benar-benar mengukur apa yang
hendak pelis teliti sehingga diperoleh data yang akurat. Untuk itu, penulis melakukan
pengujian validitas dan reabilitas tes pada siswa lain yang bukan dilakukan objek pada
penelitian ini.
Data yang digunakan dalam pengujian validalitas dan reliabilitas tes sebaiknya merupakan
data yang representative, yaitu hanya mengambil 27% untuk kelompok skor teratas
(kelompok tinggi) dan 27% untuk kelompok skor terbawah (kelompok rendah).
c. Uji Validalitas (Kesahihan)
Penulis menggunakan analisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk menguji validitas dan
reliabilitas tes. Analisis kualitatif dalam pengujian validitas tes dapat dilihat dari validitas isi
(content validity) tes tersebut. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menguji
validitas isis, yaitu : (a) menyesuaikan tes dengan tujuan pembelajaran, (b) menetapkan
aspek-aspek yang akan diujikan, (c) menetapkan jenjang pertanyaan dalam penyusunan kisi-
kisi soal, dan (d) melakukan perevisian. Menurut Fernendes (dalam nurgiantoro, 1995 : 103)
pada alat tes yang dipakai untuk mengukur keberhasilan belajar, terpenuhinya validitas is
lebih penting daripada hasil kerja analisis butir soal. Apabila sebuah tes sudah terbukti valid,
maka tes tersebut juga reliabel.
Untuk analisis secara kuantitatifd dalam pengujian validitas tes, penulis menggunakan
pengujian validitas internal dengan memasukkan data ke dalam rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson ( Arikunto, 1996 : 159 ). Adapun rumus product
moment yang penulis maksudkan yaitu :
R
xy
= ( x)
2
(y)
2
Taujih Risalah
61
Pengujian validitas internal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan analisis faktor
dan analisis butir. Untuk memudahkan penghitungan, penulis melakukan analisis faktor.
Analisis faktor dilakukan berdasarkan pada asumsi orang bahwa instrumen dapat dikatakan
valid jika setiap faktor yang membentuk instrumen tersebut sudah valid ( Arikunto, 1996 :
165 )
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengujian validitas internal dengan analisis
faktor, yaaitu :
a. Membuat tabel analisis butir soal untuk faktor 1 ( soal-soal yang berhubungan dengan
informasi tersurat dari wacana deskriptsi ) dan faktor 2 ( soal-soal yang berhubungan
dengan informasi tersirat dari wacana deskripsi )
b. Mengorelasikan faktor 1 dengan faktor 2
c. Mengorelasikan jumlah skor 1 dan jumlah skor 2 dengan skor total : rumus yang
digunakan, yaitu :
N.xy (x)(y)
R
xy
={Nx
2
(x)
2
}{N.y
2
(y)
2
}
d. mencari koefisien korelasi keseluruhan faktor 1 dan faktor 2.
R = 2 x korelasi faktor 1 dan factor 2
1 +
Nilai koefisien yang diperoleh dikonsultasikan peda kriteria penafsiran koefisien
Guilford.
Kurang dari 0,20 : tidak ada korelasi
0,21 --- 0,40 : korelasi rendah
0,41 --- 0,70 : korelasi sedang
0,71 --- 0,90 : korelasi tinggi
0,91 --- 1,00 : korelasi sangat tinggi
Berdasarkan penghitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tes yang penulis buat
memiliki validitas yang sangat tinggi untuk dijadikan pada siswa sebagai bahn instrument
penelitian.
d. Uji Reliabilitas ( keterpercayaan )
Taujih Risalah
62
Menurut Tuckman ( dalam Nurgiyanto, 1995 : 118 ) kriteria keterpercayaan tes
menunjuk pengertian apakah suatu tes dapat mengukur secara konsisten sesuatu yang akan
diukur dari waktu ke waktu.
Untuk mengukur keterpercayaan tes, penulis menggunakan penghitungan koefisien
korelasi teknik belah dua dengan rumus product moment yang kemudian dimasukkan dalam
rumus Spearman-Brown ( Nurgiyanto, 1995 : 121 ). Rumus yang penulis maksudkan, yaitu :
Rumus Product Moment
Rumus Spear Brown
Keterangan :
N = jumlah data
x
1
= jumlah skor ganti
x
2
= jumlah skor ganda
r
1.2
= koefisien korelasi
r = reliabilitas seluruh tes
Adapun langkah-lamgkah perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus teknik
belah dua, yaitu :
a) menganalisis benar atau salah per butir soal per butir siswa, jawaban benar diberi skor
1, jawaban salah diberi skor 0, dalam sebuah tabel analisis butir soal
b) menghitung jumlah skor untuk butir-butir soal yang bernomor ganjil dan yang
bernomor genap
c) mengorelasikan jumlah skor untuk butir-butir soal yang bernomor ganjil dan yang
bernomor genap untuk mendapatkan koefisien korelasi ( r ) antara keduanya
d) memasukkan koefisien korelasi ( r ) ke dalam rumus Spearman-Brown.
Penghitungan reliabilitas tes yang lebih rinci dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.
1) membuat tabel analisis butir soal berdasarkan jumlah skor ganjil dan skor genap.
r = (N.x
1
x
2
)(x
1
.x
2
)
(N.x
1
2
(x
1
)
2
(N.x
2
2
(x
2
)
2
)
2 x 1
r =
1 + 1
Taujih Risalah
63
2) Data hasil analisis butir soal kemudian dipergunakan untuk menghitung koefisien
korelasi skor ganjil ( x
1
) dan skor genap ( x
2
)
3) Memasukkan data ke dalam rumus korelasi product moment angka kasar.
4) Kemudian hasil Dari poin ke 3 di atas dimasukkan ke dalam rumus Spearmen- Brown
untuk memperoleh koefisien korelasi seluruh tes.
Hasil koefisien korelasi di atas disesuaikan dengan koefisien korelasi Gilford ( Suherman,
1990 : 177 )
0 < r < 0,20 = sangat rendah
0,20 < r < 0,40 = rendah
0,40 < r < 0,60 = sedang
0,60 < r < 0,80 = tinggi
0,80 < r < 1,00 = sangat tinggi
Berdasarkan daftar koefisisen korelasi Gilford tersebut, maka tes yang penulis buat
tingkat reliabilitasnya tinggi
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel Penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam
mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya, definisi macam ini memberikan batasan atau
arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur
variabel tersebut ( Fred N. Kerlinger, Foundation of Behavioral Research, 2003: 51). Definisi
Operasional Variabel Penelitian yang dirumuskan untuk setiap variabel harus sampai melahirkan
indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam
instrumen penelitian.
Penulisan "Definisi Operasional Variabel Penelitian" pada Skripsi, hanya berlaku pada
penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu mengoperasionalkan konsep dari yang didefinisikan itu,
karena operasionalnya harus berdasarkan kuantitatif (Moh. Ali, pada perkuliahan Foundation of
Behavioral Research, di Pascasarjana UPI, 19-03-2003).
Contoh (tidak mengikat)
Judul Skripsi "Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab
dan Implikasinya Terhadap Manajemen Pendidikan".
Taujih Risalah
64
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Secara kuantitatif, variabel-variabel yang perlu didefinisikan berkenaan dengan:
Pertama, Variabel Bebas, (Variabel ), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pembelajaran bahasa Arab. Variabel ini, mencakup sub variabel Keberadaan bahasa Arab (1),
Kurikulum bahasa Arab (2), Tersedianya sumber belajar (3), dan Karakteristik kemampuan
pengajar (4);
Kedua, Variabel terikat (Variabel ), Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab. Keterkaitan antara
kedua variabel tersebut digambarkan dalam konstruksi sebagai berikut:
X1
X2
Y
X3
X4
Keterangan 1 = Keberadaan Bahasa Arab;
2 = Kurikulum Bahasa Arab;
3 = Tersedianya Sumber Belajar;
4 = Karakteristik Kemampuan Pengajar;
= Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab.
Untuk menghindari kekeliruan pemahaman, maka definisi dan indikator variabel-variabel
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
b. Definisi/Penjelasan Istilah
Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang ada pada judul
penelitian ini, penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah judul tersebut, sehingga diharapkan
adanya persepsi yang sama terhadap masalah penelitian antara penulis dengan pembaca.
Adapun istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Faktor
Taujih Risalah
65
Menurut ..(th.: halaman)
Pembelajaran
.. menurut . (th.: halaman) .
Bahasa Arab
Yang dimaksud pembelajaran bahasa Arab dalam penelitian ini adalah
.dst..
Contoh, judul Skripsi "Kontribusi Sikap dan Motivasi Siswa SMA terhadap Tingkat
Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia terhadap Serapan Bahasa Arab"
Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Paradigmanya
Ada tiga variabel yang diungkapkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sikap siswa SMA . terhadap pemakaian kosakata bahasa Indonesia unsur serapan bahasa
Arab;
2. Motivasi siswa SMA .. mempelajari kosakata bahasa Indonesia serapan bahasa Arab;
3. Tingkat penguasaan siswa SMA .. terhadap kosakata bahasa Indonesia unsur serapan
bahasa Arab.
Ketiga variabel tersebut dikelompokan menjadi dua jenis variabel, yaitu Variabel bebas
(independent) dan Variabel terikat (dependent). Variabel bebas, yaitu Sikap siswa SMA .
terhadap pemakaian kosakata unsur serapan bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (1), dan
Motivasi siswa SMA mempelajari kosakata unsur serapan bahasa Arab dalam bahasa
Indonesia (2). Variabel terikat, yaitu Tingkat penguasaan siswa SMA ... terhadap
kosakata unsur serapan bahasa Arab ().
Berdasarkan variabel-variabel tersebut di atas, maka hubungan antarvariabel tersebut
membentuk kerangka konseptual yang merupakan paradigma penelitian seperti pada gambar
berikut ini:
X1
1
2
Y
X2
Taujih Risalah
66
Keterangan 1
2
2
= Variabel Bebas "Sikap Terhadap Pemakaian Kosakata Unsur
Serapan Bahasa Arab";
= Variabel Bebas "Intensitas Motivasi Mempelajari Kosakata
unsur Serapan Bahasa Arab";
= Variabel Terikat "Tingkat Penguasaan Kosakata Unsur
Serapan Bahasa Arab";
= Koefisien Regresi Variabel 1
terhadap ;
= Koefisien Regresi Variabel 2 terhadap .
b. Definisi/Penjelasan Istilah.
Untuk tidak menimbulkan keraguan makna, maka beberapa pengertian dioperasionalkan
sebagai berikut:
Kontribusi,
Kontribusi adalah .Menurut ..(th.: halaman) .
Sikap
.. menurut . (th.: halaman) .
Motivasi
Motivasi adalah
Yang dimaksud pembelajaran bahasa Arab dalam penelitian ini adalah
.dst..
Contoh lain (tidak mengikat)
Judul Skrpsi: "Kontribusi Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Menulis
Mahasiswa Semester V Program Pendidikan Bahasa Arab FPBS"
Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Paradigmanya
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (Variabel X) adalah penguasaan kosakata;
b. Variabel terikat (Variabel Y) adalah kemampuan menulis.
Keterkaitan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam konstruksi sebagai berikut:
r
keterangan:
X = penguasaan kosakata
Y = kemampuan menulis
r = koefisien korelasi
Definisi/penjelasan istilah:
Kontribusi
..
dst.
X Y
Taujih Risalah
67
Contoh lain (tidak mengikat)
Tahap Pengumpulan Data Penelitian
Contoh (tidak mengikat)
Tahapan pengumpulan data penelitian
Secara lengkap data penelitian dilampirkan dalam buku tersendiri sebagai lampiran,
sedangkan seluruh data secara garis besar diperoleh melalui lima langkah utama pengumpulan
data. Secara berurutan, dari tahap orientasi, eksplorasi, member cek, triangulasi dan audit trail
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap orientasi ini antara lain sebagai berikut:
a. Dimulai sejak nadwah risalah ilmiah, mencari fokus permasalahan yang sesuai dengan
program studi jurusan pendidikan bahasa Arab;
b. Mencari dan menemukan lokasi yang sesuai dengan temuan permasalahan, dalam hal ini
adalah Sekolah .
c. Setelah mengadakan studi pendahuluan, maka disusunlah desain penelitian, yang
kemudian memperoleh persetujuan dari dewan skripsi jurusan pendidikan bahasa Arab;
d. Mengusahakan izin penelitian dengan prosedur:
a) Mengajukan permohonan pengantar izin kepada Ketua jurusan pendidikan bahasa
Arab FPBS UPI;
b) Meneruskan permohonan izin penelitian kepada pimpinan sekolah ...............
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini peneliti menggali data dari lapangan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menyusun pedoman umum (bersifat tentatif) cara memperoleh data
b. Memilih sumber data yang sesuai dengan kriteria dan fokus penelitian
c. Mencari data yang sesuai dengan permasalahan penelitian
d. Menetapkan data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji dalam
penelitian ini
e. Mendokumentasikan data yang telah diperoleh dalam buku catatan sebagai berikut:
a) Catatan lapangan, yaitu catatan yang dibuat saat peneliti berada di lapangan. Selain itu
juga digunakan tape rekorder sebagai alat bantu.
Taujih Risalah
68
b) Catatan laporan lapangan, yaitu catatan lengkap hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Laporan ini dibuat segera setelah pulang dari lapangan dan selanjutnya di
transfer ke dalam disket kerja sebagai data penelitian.
c) Buku harian lapangan, yaitu catatan tentang pengalaman, perasaan, kesalahan, kesulitan,
pertimbangan, rencana, dan keputusan yang telah dialami penulis
3. Tahap Member Check
Member check adalah mengecek kebenaran data dengan cara mengembalikan data
tersebut kepada sumber data untuk kemudian diperiksa kebenarannya. Member check merupakan
uji kritis terhadap data sementara yang telah diperoleh dari lapangan. Setelah peneliti
mentranskrip rekaman wawancara atau mencatat hasil pengamatan atau menelaah dokumen
kemudian mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan memaknai data secara tertulis, selanjutnya
tahapan yang ditempuh dengan cara:
a. Meminta tanggapan informan guna mencek kebenaran data yang telah disusun, kalau perlu
ada tambahan data baru;
b. Mengoreksi dan melengkapi hal-hal yang dirasa masih kurang atau tidak sesuai dengan fokus
masalah;
c. Setelah draft utuh disusun berdasarkan catatan dari sumber data, maka diberikan kepada
komunitas latar penelitian untuk dibaca secara bergantian. Setelah waktu dirasa cukup, maka
ditarik dengan sejumlah catatan yang diperlukan untuk penyempurnaan data dan penyusunan;
4. Tahap Triangulasi
Triangulasi merupakan upaya untuk melihat fenomena dari beberapa sudut, melakukan
verifikasi temuan dengan menggunakan berbagai sumber informasi dan teknik. Menurut Moleong
(1989:185) tahap ini merupakan tahap pemeriksaan data yang diperoleh dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu.
Pada tahap triangulasi ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. meminta tanggapan siswa sehubungan informasi yang diberikan guru bidang studi tentang
pelaksanan pendidikan di sekolah;
b. mencocokkan dari sumber primer dengan sumber sekunder.
5. Tahap Audit Trail
Data yang dikumpulkan baru dianggap baik dan valid manakala ada penguat. Sehubungan
dari itu, setelah melalui keempat tahapan sebagaimana disebutkan diatas, maka diperlukan tahap
Taujih Risalah
69
audit trail karena berguna untuk membuktikan keabsahan dan kebenaran data yang ditampilkan
dalam penulisan ini, begitu juga setiap data yang ditampilkan disertai dengan keterangan yang
menunjukkan sumber, sehingga data mudah ditelusuri.
Pengolahan dan analisis data penelitian
Sebagaimana lazimnya, penelitian naturalistik diolah dan dianalisis sepanjang penelitian
berlangsung. Sehingga sejak studi pendahuluan dan tahapan pengumpulan data analisis data
sudah dilakukan. Sebab kegiatan pengumpulan data dan analisis data merupakan proses siklus
dan interaktif (Miles & Huberman, 1984:21). Sehingga peneliti bergerak di antara empat sumbu,
yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan/verifikasi. Adapun
teknik analisis yang digunakan adalah berpikir induktif. Menurut Prodjo (1988:17) Suatu jalan
pikiran disebut induksi manakala berupa penarikan kesimpulan yang utama (berlaku untuk
semua/banyak) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus (beberapa/sedikit).
Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan kebenaran atau menolak hipotesis yang
dibuat sebelumnya melainkan membuat abstraksi ketika fakta-fakta khusus terkumpul dan
dikelompokan bersama-sama.
Untuk mendapatkan gambaran teknisnya, maka dapat ditelaah melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Mencari hubungan antar data yang diperoleh.
b. Mereduksi data.
c. Mendisplai data dalam disket kerja lewat layar computer.
d. Menyusun draf. Pada awalnya secara garis besar dan kasar, meliputi judul dan sub-judul,
selanjutnya diperhalus sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) menggolongkan data.
b) memilah-milah data primer, sekunder, dan lainnya.
c) memilih data yang tingkat keterhandalannya tinggi dari yang tingkat keterhandalannya
rendah.
d) mencari data pendukung bagi data yang tingkat keterhandalannya rendah.
Analisis dan interpretasi data
Analisis data atau pengolahan informasi penelitian dilakukan dengan beberapa langkah,
akan tetapi langkah-langkah itu pun sebenarnya sekedar menunjukkan suatu deskripsi untuk
Taujih Risalah
70
menjelaskan semata. Pada dasarnya pengolahan data atau analisa data pola kerja penelitian
naturalistik kualitatif bersifat sirkuler yakni berkesinambungan atau terus-menerus.
Tahap analisa dan interpretasi data ini ada yang dilakukan di lapangan, dan sebaliknya ada
juga yang dilaksanakan penafsiran di luar lokasi. Mufid (1996: 107) mengemukakan bahwa kerja
lapangan dan analisa atau penafsiran data penelitian maturalistik kualitatif sering dilakukan
secara bersama-sama, ketika penulis masih berada di lapangan. Analisa data pada dasarnya
serangkaian kegiatan yang mencakup kategori-kategori dan penafsiran.
Data yang langsung dianalisa dan ditafsirkan di lokasi, terutama data yang direkam secara
manual (non elektronik). Artinya, baik melalui observasi, wawancara, hasil dokumentasi dan lain
sebagainya, peneliti langsung mengadakan langkah-langkah seperti modifikasi, klasifikasi dan
simplikasi kasus perkasus terhadap data yang terkumpul yang bersifat fenomenologis maupun
absrtak, sehingga mengandung pesan-pesan tersendiri yang selanjutnya akan dilakukan analisis
dan kemudian ditafsirkan kembali secara selektif dan matang di luar lapangan.
Dalam proses analisa dan interpretasi data, tentunya semua informasi yang dijaring
dengan aneka cara atau alat, pada dasarnya baru merupakan "tumpukan data mentah". Oleh
karena itu, tidak semua data mentah tersebut dilimpahkan ke dalam laporan penelitian, melainkan
perlu dilakukan pemilahan-pemilahan, atau direduksi, dan/atau dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian. Jelasnya, yang dimaksud dengan analisis dan interpretasi data adalah merupakan
proses penyederhanaan dan transformasi timbunan data mentah, sehingga menjadi kesimpulan-
kesimpulan yang terarah, padat dan bermakna.