Proses Produksi - UMM

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN

PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI II









Oleh :

Xxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx



JURUSAN MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, atas segala berkah rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum Proses Produksi II.
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi ini disusun sebagai syarat untuk
mengikuti ujian praktikum Proses Produksi dan menjelaskan serta mendefinisikan
langkah-langkah pembuatan roda gigi dan poros .
Laporan ini penulis buat berdasarkan percobaan pembuatan dalam
praktikum Proses Produksi yang telah dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu untuk penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik penulisannya maupun penyajiannya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan lebih sempurna. Penulis
berharap semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak yang membutuhkan.



Malang, 25 Mei 2012


KELOMPOK






UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK
Jurusan ; Mesin, Elektro, Sipil, Industri, Informatika, D3 Elektro
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp (0341) 464318-21, Fax (0341) 460782
Malang 65144

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN
PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI II

Disusun oleh :

Nama :
NIM / kelas :
Fakultas / Jurusan : Teknik / T.Mesin

Berdasarkan hasil praktikum Proses Produksi II yang dilaksanakan di
Laboratorum Proses Produksi Universitas Muhammadiyah Malang.
Telah diperiksa dan disetujui oleh:



Asisten Dosen
Pembimbing Pembimbing
Prak. Proses Produksi Prak. Proses Produksi


(Donny) ( Ir. Murjito, MT )

Mengetahui,
Kepala Laboratorium
Proses Produksi


( Ir. Herry Suprianto,MT )
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK
Jurusan ; Mesin, Elektro, Sipil, Industri, Informatika, D3 Elektro
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp (0341) 464318-21, Fax (0341) 460782
Malang 65144

LEMBAR ASISTENSI

Nama :
Nim :

No.





Tanggal Catatan Asistensi Ket/Paraf








Malang,....................

Dosen Pembimbing



(Ir. Murjito, MT)




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iii

LEMBAR ASISTENSI........................................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Umum
1.4 Tujuan Khusus

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 TURNING ( Mesin Bubut )
2.2 FRAIS
2.3 EDM (Electric Discharge Machining)

LEMBAR KERJA
1. Lembar Kerja
2. Langkah-langkah Kerja

PERHITUNGAN

KESIMPULAN






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengetahuan proses produksi merupakan salah satu dalam mekanika teknik,
tetapi dalam perkembangan teknologi yang ditandai dengan adanya bahan-bahan
baru dalam mekanisasi dan otomatisasi teknologi menjadi lebih rumit.
Sebagai sarjana teknologi harus mengetahui bagaimana cara-cara
pengolahan, pendesainan proses produksi bahan. Setelah memperoleh
pengetahuan dan teknologi mekanik mahasiswa diwajibkan ikut praktikum proses
produksi dengan materi mesin Freis dan mesin Bubut.
Dalam rangka pelaksanaannya praktikum ini mahasiswa harus
memaksimalkan dulu teori sebelum melaksanakan praktikum proses produksi agar
dapat berjalan dengan lancar. Setelah menempuh beberapa kegiatan praktikum
maka tersusunlah laporan praktikum proses produksi ini.

1.2 Perumusan Masalah
Berikut adalah perumusan masalah pada masing-masing modul dalam
laporan akhir ini. Permasalahan yang terdapat dalam Laporan Akhir Praktikum
Proses Produksi ini merupakan pembahasan mengenai proses pembuatan sebuah
foot step dan aksesoris bendera. Foot step berbahan dasar alumunium, sedangkan
aksesoris bendera menggunakan aluminium sebagai tiang dan kayu untuk wadah
tiang. Mengetahui, mempelajari dan memahami cara penggunaan mesin-mesin
yang digunakan selama proses produksi tersebut berlangsung.

1.3 Tujuan Umum
Tujuan mempelajari ilmu proses produksi terutama dalam penggunaan
mesin-mesin, diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman terhadap
teknologi yang sangat erat kaitannya dalam bidang industri. Selain itu juga dapat
menambah kemampuan dalam mengoperasikan beragam mesin dan membuat
produk dengan kualitas yang baik.

1.4 Tujuan Khusus
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi mempunyai beberapa tujuan
khusus. Berikut ini merupakan tujuan khusus pembuatan laporan akhir ini.
1. Mempelajari dan mengoperasikan mesin bubut, mesin milling, mesin
sekrap, kompressor dan lain-lain.
2. Membuat gambar selama proses kerja berlangsung dengan standar gambar
teknik yang benar, serta mempelajari penggunaan software autocad.
3. Membuat foot step berbahan dasar aluminium sedangkan aksesoris
bendera berbahan alumunium dan kayu.























BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah salah satu mesin perkakas yang mempunyai gerak
berputar dan berfungsi untuk mengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan
cara menyayat benda kerja tersebut dengan salah satu pahat bubut, sehingga
menghasilkan satu pekerjaan yang berpenampang lingkaran.
Proses benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin sedangkan pahat
bergerak maju dan mundur ke kiri dan ke kanan searah dengan tegak lurus dengan
sumbu mesin yang menyayat benda kerja.

1. Arah untuk membalikkan arah
perputaran pakai yang pertama
12. Roda tangan untuk
memindahkan kepala lepas.
2. Alat yang menggerakkan pakai
utama
13. Ruas untuk mengatur jumlah
perputaran poros satu awal.
3. Proses potong bubut atau skrup
hantar.
14. Tuas untuk catu awal.
4. Tiga genggaman yang memusat
sendiri.
15. Roda tangan untuk
memindahkan support.
5. Handle untuk kunci mur. 16. Lemari kunci
6. Pemegang Pahat. 17. Tuas untuk menjalankan satu
awal lewat catu awal.
7. Eretan atas 18. Poros satu awal.
8. Senterdiam kepala lepas.
9. Eretan Melintang.
10.Alas mesin (landasan eretan)
11.Kepala lepas.




Gambar 2.1 Mesin Bubut

Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain:
. Membubut luar
. Membubut dalam
. Membubut tirus
. Membuat Permukaan
. Memotong
. Membuat ulir

Pada gambar 2.2 dibawah ini dapat dilihat bentuk-bentuk benda kerja yang
dibuat oleh mesin bubut tersebut.Meskipun ada juga kemampuan-kemampuan lain
yang dapat dikerjakan oleh mesin tersebut.

Gambar 2.2 Hasil-hasil dari pembuatan
2.1.2 Jenis-jenis Mesin Bubut
Menurut jenis dan fungsinya, maka mesin bubut dapat dikelompokkan
menjadi:
a. I nstrument Lathe Engine (Mesin bubut Instrumen)
Mesin bubut jenis ini biasanya digunakan untuk membuat suatu produk (benda
kerja) yang kecil ukuran nya, tetapi dengan tingkat ke presisian yang tinggi dan
jumlah banyak (mass product).
b. Bench Engine Lathe (Mesin Bubut Meja)
Mesin bubut ini biasanya digunakan untuk membuat produk-produk yang lebih
besar dibandingkan dengan produk instrument lathe engine. Mesin bubut jenis ini
dapat ditempatkan di atas bangku/meja kerja atau pun mesin yang mempunyai
kaki terbuat dari baja profil dan pelat baja.
c. Standard Engine Lathe (Mesin Bubut Standar)
Mesin bubut jenis ini, selain dapat memproduksi benda kerja yang lebih besar,
juga lebih panjang.
d. Gap Lathe Head Engine (Mesin Bubut Celah)
Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yang besar, juga
dengan diameter yang relatif besa, sebab bagian alas dari mesin ini, yakni yang
berdekatan dengan kepala tetap, dapat dilepas-lepas dan akan menghasil kan
celah, untuk kemudian akan di tempati oleh benda kerja berdiameter besar
tersebut
e. Turret Lathe Engine (Mesin Bubut Turret)
Mesin bubut jenis ini mempunyai ekor putar tetap, dimana dapat di pasangkan 6
(enam) alat potong, sesuai dengan yang dibutuh kan. Benda kerja dijepit pada
chuck (cekam ber rahang tiga), alat potongnya dapat di setel sedemikian rupa
sesuai dengan yang di inginkan, misalnya:
- facing : mem bubut muka
- turning : mem bubut rata
- cutting : me motong
- grooving : membuat alur
- drilling : mengebor (melubangi)
- reaming : menghaluskan lubang
f. Computer Numerically Control Lathe Engine - CNC Machine
(Pengendalian Secara Numerik)
Sebelum mesin di operasikan, lazim nya dibuatkan suatu program (software)
komputer yang sesuai bentuk benda kerja yang akan dibuat. Program ini terdiri
dari sederetan instruksi-instruksi yang di kodefikasi dalam bentuk algoritma
matematis, sehingga disebut: kendali numerik. Dengan menyesuaikan
kedudukan pahat terhadap benda kerja, tebalnya penyayatan, panjang yang akan
dibubut, diameter yang diinginkan, dll, maka mesin jenis ini akan bekerja secara
otomatis.

2.1.3 Bagian Utama Mesin Bubut
a. Alas Mesin (BEA)
Alas mesin merupakan kerangka utama mesin bubut yang berfungsi sebagai
landasan yang kokoh sebagai penopang komponen-komponen pada mesin
bubut, alas mesin ini harus kuat dan tidak bergerak bila mesin dijalankan
dengan kecepatan tinggi maka itu alas mesin harus dibaut.
b. Kepala Tetap (Head Stock)
Didalam kepala tetap ini terdapat sumbu utama, roda gigi dan sekam.
Rangkaian roda gigi di dalam kepala tetap berguna untuk mentransmisikan
putaran dari motor ke sumbu utama serta untuk mengatur kecepatan. Untuk
mengubah kecepatan cukup dengan memindahkan kecepatan sesuai tabel yang
ada di mesin bubut.
c. Mekanisme Kecepatan
Mekanisme ini berfungsi mengubah putaran dari motor listrik menjadi putaran
spinder mesin yang berguna untuk memutar benda kerja yang terdapat pada
sekam (suck). Hal ini digunakan karena putaran motor tidak sesuai dengan
putaran yang di inginkan pada waktu pengerjaan bubut dilakukan.
d. Kepala Lepas
Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang dan
pendukung proses pengeboran serta dapat digerakkan sepanjang bed. Kepala
lepas juga digunakan untuk memindahkan atau mendapatkan center waktu
memasang pahat bubut.
e. Eretem (Cartage)
Eretan adalah bagian penopang utama dan membawa pahat bubut yang terletak
pada bed dan digerakkan sepanjang bed. Dengan pemutaran pada bed mesin.
Ini adalah nama-nama sekaligus gambar dari bagian-bagian mesin bubut:
a. Kepala tetap (head stoke)
b. Spindel (spindle)
c. Eretan (carriage)
d. Kepala lepas (tail stoke)
e. Alas (bed)
f. Ulir Pembawa (lad screw)
g. Poros penjalan (feed rod)
h. Tempat pahat (tool post)
i. Alas putar (swivel base)
j. Lemari roda gigi (gear box)

Gambar 2.3 Bagian Utama Mesin Bubut

2.1.4 Karakteristik Mesin Bubut
Mesin bubut dapat diaplikasikan menurut bentuk konstruksi sesuai dengan
kegunaannya, antara lain:
a. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ini banyak digunakan pada orang yang masih latihan atau
belum mahir menggunakan mesin bubut, begitu juga pada pekerjaan mesin
ringan, bentuk mesin kecil sederhana dan digunakan pada benda kerja yang
berukuran kecil.
b. Mesin Bubut Sedang
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan perkembangan
yang lebih teliti. Fungsi utama dari mesin ini untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
c. Mesin Bubut Standart atau Mesin Bubut Tugas Berat
Mesin bubut di buat oleh berat dan dayanya lebih besar. Mesin ini juga
merupakan standart dalam pembuatan mesin bubut lainnya.
d. Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk
mengerjakan panjang dan besar. Misi untuk membuat poros kapal, poros
transmisi dan roda gigi.
e. Mesin Bubut Turret Horizontal Otomatis
Mesin ini beroperasi secara otomatis, agar operator dapat mengerjakan
pekerjaan secara berganda (memegang 2 atau 3 mesin sekalian).
f. Mesin Bubut Turret Vertikal
Mesin ini mirip dengan mesin freis, pengebor vertical terdiri atas pencekam
dalam kedudukan horizontal, mesin ini dilengkapi dengan system kendali
yang dapat dilakukan secara otomatis.
g. Mesin Bubut Stasiun J arak Vertical Majemuk
Keuntungan dari mesin ini adalah segala operasi dapat dilakukan secara
serentak dan dalam urusan yang sesuai kapasitas sekam. Dapat mencekam
benda kerja dengan diameter 4600 mm.
h. Mesin Bubut Vertikal
Mesin ini mampu memegang suku cadang yang besar dan berat karena
benda kerja dapat diletakkan di meja dengan kram banyak memerlukan
peralatan ke bawah untuk memegang di tempat yang tidak mungkin
memakan tempat yang luas. Mesin ini dapat melakukan pengerjaan secara
teliti karena kesederhanaan dari mesin tersebut.


i. Mesin Bubut Horizontal
Mesin ini menyita banyak ruangan, tetapi banyak dipakai di laboratorium
teknik bagi para pemula.

2.1.5 Macam-Macam Pengerjaan Pada Mesin Bubut
Mesin bubut dapat melakukan beberapa pekerjaan antara lain:
a. Membuat Lurus Rata
Pada proses pembuatan gerak jalan pahat sejajar dengan poros sumbu utama
atau poros benda kerja. Sedangkan pembuatan muka dari sisi benda kerja,
pahat di tempel pada sisi benda kerja dan digerakkan maju untuk penyayatan.
b. Membuat Alur
Untuk membuat alur digunakan pahat alur, cara membuat ular yaitu:
- Ukuran antara ujung sampai batas ukur dan di beri tanda.
- Jalankan mesin dan gunakan pahat tepat pada tanda dan putar sedikit demi
sedikit sampai alur sesuai dengan ukuran.
c. Memotong Benda Kerja
Dalam proses pemotongan benda kerja digunakan pahat dengan penyayatan
sangat ramping dan benda kerja dijepit di antara senter.
d. Membubut Dalam
Untuk memperbesar lubang yang telah ada dapat digunakan pahat dalam,
caranya sama dengan membubut lurus, dan mempunyai jenis pahat yang
bermacam-macam dengan arah penyayatan ke arah maju atau mundur.
e. Membubut Ulir
Pembubut ulir terdapat dua cara, yaitu:
a) Dengan Pahat Khusus
Jenis pahat tergantung jenis pahat ulir dimana mesin berjalan secara
otomatis, agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses finishing
dilakukan penyayatan yang tipis.
b) Dengan Menggunakan Sney



f. Membubut Tirus
Dalam pembubutan tirus dengan mesin bubut menggunakan tiga cara, antara
lain:
a. Pembubutan tirus dengan perlengkapan tirus.
a) Tentukan besarnya sudut dengan menggunakan rumus tangent.
b) Keraskan kepala baut pengikat pada bed, sehingga alat tidak bergerak
pada waktu eretan di gerakkan.
c) Tentukan sudut yang dikehendaki dengan membuka baut penyetel,
kemudian dipasang kembali.
d) Jalankan mesin dan mulailah membubut tirus.
b. Penguncian Pusat Ekor Tetap
Untuk menggunakan penggeseran kepala tetap digunakan rumus sebagai
berikut:
q
p
x
d D
x
2

=
Dimana : P : Panjang pengerjaan.
q : Panjang tirus
D : Diameter besar
d : Diameter kecil.
x : Pergeseran dari kepala lepas.
c. Membubut tirus dengan membuat eretan
Membubut tirus dengan memutar eretan tidak dapat dilakukan secara
otomatis, tetapi harung manual dengan kata lain menggunakan tangan.
Untuk memberi sudut yang kita bubut dapat menggunakan rumus:
p
d D
a g T
2

=
Dimana : D : Diameter besar
d : Diameter kecil
x : Panjang tirus
Juga bisa dengan rumus :
p d D a g T / ) (
2
1
= atau
2 / ) ( d D a g T =
Dimana : a : Sudut pergeseran eretan atas
d : Diameter terkecil
p : Panjang bagian atas
2.1.6 Cara Membubut
Terdapat cara-cara untuk membubut. Berikut ini merupakan dasar-dasar
membubut, yaitu:
a) Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas
waktu mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
b) Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan tangan,
apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau
simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang
membahayakan dan merusak mesin.

Gambar 2.4 Pemasangan Pahat Bubut

c) Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat
tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut
dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat
pahat model perahu (American tool post) lihat gambar 2.5 kemudian
lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.





2.1.7 Pahat (Tool)
Pahat bubut di gunakan untuk menyayat benda kerja, sehingga
menghasilkan produk yang di inginkan. Jenis-jenis pahat antara lain:

1. Pahat kiri
2. Pahat papan
3. Pahat bubut kasar
4. Pahat potong
5. Pahat bentuk bulat
6. Pahat pinggul kanan
7. Pahat alur
8. Pahat bubut kasar
9. Pahat bubut muka
Gambar 2.5 Macam-macam Pahat (Tool)

Pahat (tool) meliputi dua macam yaitu:
a. Bahan Pahat
Baja karbon tinggi (high carbon steel)
Mengandung 0.8-1.2%, digunakan untuk mengerjakan kayu atau bahan
lunak, pada temperature 400F keatas kekerasannya berkurang, sehingga
digunakan coolant (pendingin).
Baja temperature tinggi (High Speed Steel)
Mengandung carbon 0.6-0.8%, dapat digunakan pada temperature 1100F
dan mempunyai kekerasan yang baik, bulan ini dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
o 18-4-IHSS; 18% tungsten, 4% chromium dan 1% vanadium.
o Molib demisnm HSS; 6% tungsten, 6% molibdemium, 4% chromium,
dan 2% vanadium, mempunyai kemampuan potong dan kekenyalan yang
baik.
o Super high speed steel HSS; 2-5% cabolt untuk menambah efisiensi
pemotongan pada temperature dan tekanan tinggi. Umumnya
mengandung, 20% tungsten, 2% vanadium, 12% cobalt.
(cost non ferrous alloys)
Dapat mencapai temperature 2000F dan mengandung 82% tungsten carbide,
10% tungsten, 30-35% chromium, dan 40-45% cobalt.
Carbides
Dapat mencapai temperature 2000F dan mengandung 82% tungsten carbide,
10% titanium dan 8% cobalt. Kekerasannya 70-95 RC (kekerasan rock
well).
Ceramic
Temperature kerja mencapai 2000F dan terdiri dari aluminium oxide atau
silicon oxide dengan silicon pengikat gelas.
Industrial diamond
Barang jarang digunakan karena faktor harga yang mahal dan dapat
digunakan pada benda kerja aluminium, plastic, karet keras dll.
b. Dimensi Pahat
Ketajaman motor potong pahat besar pengaruhnya pada produk yang akan
dibentuk, untuk itu pahat harus selalu dirawat dan diasah dengan dimensi
besar.

2.1.8 Bentuk Pengasahan Pahat
Untuk menghasilkan pembubutan yang baik dan mengatasi keausan dari
mata pahat, kita harus mengetahui cara pengasahan pahat yang ditujukkan pada
gambar 2.6.

Gambar 2.6 Macam-macam Bentuk Pengasahan Pahat


2.1.9 Cara Menjalankan Mesin Bubut
a. Cekam benda kerja dalam ragum
b. Pasang pahat pada rumah pahat dan setinggi center
c. Alur kecepatan mesin sesuai dengan kualitas bahan dan diameter benda kerja
d. Jalankan mesin dengan menekan tombol start.
e. Gunakan eretan untuk memajukan atau menggeser pahat yang akan menyayat
benda kerja.
f. Matikan mesin pada waktu pekerjaan selesai.

2.1.10 Gaya Yang Terjadi Pada Saat Pemotongan
Gaya yang terjadi pada saat pemotongan yaitu gaya pemotongan (Pz)
Dimana :
K : Koefisien potong (mm)
t : Tebal pemotong (mm)
s : Kecepatan pemakan (mm/put)
m : Eksponen
Untuk mencari gaya aksial yang terjadi :
9
z x Pz
Px =
Dimana :
Px : Gaya aksial (kg)
Pz : Gaya pemotong (kg)
z : Pemotong
2.1.11 Media Pendingin dan Pengaruh
Akibat berlawanan gesek pada mesin bubut maka akan terjadi panas, oleh
karena itu diperlukan pendingin. Cairan pendingin yang cocok pada mesin bubut
adalah yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mempunyai daya pendingin yang baik.
b. Mempunyai sifat kimia yang netral terhadap benda kerja dan mesin.
c. Tidak mengganggu kesehatan pemakai.


Ada 2 macam yaitu :
1. Minyak penyayat
Digunakan pada pembuatan ulir dan pengerjaan otomatis, hal ini karena
minyak pelumas ini digunakan pada kecepatan yang sangat rendah.
2. Minyak gemuk/griss
Berasal dari minyak tumbuhan dan harganya mahal, sifatnya mengeluh akibat
penguraian terbentuknya asam-asam gemuk yang menyerang logam.

2.1.12 Kualitas Hasil Permukaan Dan Kemampuan Tool
Kualitas permukaan tergantung dari :
o Jenis minyak pelumas
o Alat pemotong
o Kecepatan putar
Kemampuan kualitas pahat (tool) tergantung dari:
o Bahan pahat (Tool)
o Dimensi pahat
o Pemakanan atau penyayatan pahat (ketebalan pemakanan).

2.1.13 Perhitungan Operasi Mesin Bubut
a. Kecepatan potong
1000
. . N D
Cs
t
=
Dimana : D : Diameter Benda Kerja
N : Putaran Mesin (rpm)

b. Tebal Potong
2
d D
t

=
Dimana : D : Diameter benda sebelum dipotong (mm)
d : Diameter benda kerja setelah pemotongan (mm)
c. Jumlah langkah potongan
|
.
|

\
| +
=
mt
mm m L n
Cs ... ...
1000
) 1 .( .

Dimana : n : Puteran Mesin (rpm)
L : Panjang langkah pemotongan
m : Eksponen
d. Waktu pengerjaan
n
I i
Tm
. o

=
Dimana : I : Panjang langkah pemotongan (mm)
i : Jumlah pemotongan
o : Feed motion (mm/pvt)
e. Gaya pemotongan
Pz = k. t. m
8
. (kg)
Dimana : K : Kooefisien potong (mm)
t : Tebal pemotongan (mm)
m : Eksponen

f. Daya pemotongan
75 , 60
.Cs Pz
Nc =
Dimana : Cs : Kecepatan potong
g. Daya motor listrik
E = p. t .. (kw)
Dimana : P : Daya Listrik (z)
t : Waktu (mt)
i : Gaya aksial
h. Gaya aksial
d
z Pz
Px
.
=
Dimana : Pz : Gaya pemotong (kg)
z : Pemotongan




2.2 Mesin Fraise (Milling Machine)
Mesin fraise adalah salah satu jenis mesin mampu mengerjakan atau
menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pasau fraise (cutter),
sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Sedangkan benda kerja
yang menjepit pada ragum bergerak horizontal.
Mesin fraise mampu melakukan pekerjaan pemotongan sudut celah roda
gigi yang dilakukan dengan menggunakan berbagai pahat (tool pemotongan yang
berbentuk lingkaran).

Gambar 2.4 Miling Machine
Mesin frais dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus,
tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin
mata frais agar tidak cepat aus. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan
diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok
(vice) atau alat Bantu lainnya.Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal
(maju-mundur dan kekiri-kekanan). Dengan gerakan ini maka dapat menghasilkan
benda-benda seperti pembuatan bidang rata, alur, roda gigi, segi banyak beraturan,
bidang bertingkat, dan lain-lain.

Gambar 2.5 Bentuk-bentuk Hasil Frais
Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan besar
yaitu, mesin frais baku dan mesin frais khusus. Mesin frais baku dibagi lagi
menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Mesin frais meja
b. Mesin frais lutut dan tiang
Mesin-mesin frais yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang
diantaranya ialah:
a. Mesin frais horizontal
b. Mesin frais vertikal
c. Mesin frais universal
Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat digerakan
pada tiga arah yaitu, arah membujur, arah melintang dan arah tegak.Sedang pada
mesin frais tegak letak sumbu utama spindelnya tegak lurus terhadap meja
mesin.Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar, maka
kedudukan spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja
mesin.Mesin frais jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang mempergunakan frais sisi atau frais jari.Sedang untuk frais
universal, meja dari mesin ini pada mesin horizontal hanya meja universal dapat
diputar mendatar dan membentuk sudut 450 kearah tiang mesin.

2.2.1 Bagian Utama Mesin Fraise
a. Badan
Badan adalah bagian yang menatan seluruh bagian dari mesin dimana dalam
anyat terdapat motor penggerak, roda gigi dan tempat minyak pelumas.
Dan dibagian alasnya terdapat tempat penampungan cairan pendingin yang
dihisap oleh suatu pompa mekanisme dan ditekan ke tempat kedudukan pisau
fraise yang kemudian mengalir ke tempat semula.
Bagian mesin fraise harus terpasang kuat pada tempatnya dan diberi
landasan untuk mengurangi getaran.
b. Paksi atau Spinder
Spinder adalah proses mesin fraise yang utama ke tempat kedudukan air tor,
poros dimasukkan kedalam lubang faksi dan diangkut dengan baut pengikat yang
letaknya di ujung lubang, jika paksi berputar maka akan ikut berputar juga. Bor
merupakan perlengkapan mesin fraise yang berguna sebagai tempat dudukan
pisau fraise dan ditempatkan pada sumbu utama mesin, dan alat ini berbentuk
bulat panjang yang ujungnya yang berbentuk tirus yang berulir.
c. Lengan
Lengan adalah bagian mesin fraise yang berfungsi sebagai tempat
kedudukan penopang atau penahan ujung poros fraise, dan letaknya pada bagian
paling atas pada mesin dan kedudukannya dapat diatur atau digeser, pada suatu
pengerjaan tertentu lengan ini kadang-kadang tidak dipakai karena menghalangi
peralatan yang dipakai.
d. Eretan Meja
Adalah bagian yang menyokong meja dan terpasang diatas lutut. Bagian
bawahnya berbentuk sambungan ekor burung yang menghubungkan bagian atas
lutut yang bagian atasnya terdapat bantalan penahan meja.
e. Meja Fraise
Meja fraise pada umumnya berbentuk persegi panjang dan berfungsi
sebagai tempat kedudukan benda kerja yang akan di fraise dimana
permukaannya rata. Meja ini dapat digerakkan secara horizontal dengan
bantuan eretan dan juga dapat digerakkan secara vertikal.

f. Penahan Poros
Penahan poros ini terletak pada bagian mesin fraise yang berguna untuk
menahan atau memompa ujung poros fraise. Penahan ini dapat digeser
kedudukannya benda kerja yang akan di fraise.
A. Pemotong dan Jenis Pekerjaan
Alat pemotong mesin milling (frais), dapat juga dikelompokkan menurut
bentuk nya atau juga terhadap jenis pekerjaan nya. Alat-alat potong tersebut, dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:

a) Pemotong Frais Biasa
Pemotong biasa adalah sebuah pemotong berbentuk piringan yang gigi-
giginya hanya terdapat di sekeliling piringannya. Bentuk giginya, bisa lurus
maupun heliks, bila heliks, biasanya akan terdapat takikan pada gigi-giginya
untuk memutuskan serpihan-serpihan dan untuk memudahkan pengeluaran
geram/serpihan.
b) Pemotong Frais Samping
Pemotong ini mirip dengan pemotong datar, bedanya ada pada gigi-gigi
yang hanya terdapat di samping. Pemotong jenis ini, bisa berbentuk lurus,
heliks maupun zig-zag.
c) Pemotong Gergaji Pembelah Logam
Pemotong nya mirip dengan pemotong frais datar, bedanya dibuat relatif
tipis ( 5 mm). Pemotong jenis ini diberi pengaman dengan cara meng gerinda
sisi nya untuk menghasilkan ruang, agar memudahkan serpihan keluar.
d) Pemotong Frais Sudut
Pemotong jenis ini dapat memotong sudut tunggal, maupun jamak.
Pemotong sudut tunggal ini, mempunyai satu permukaan kerucut, sedangkan
yang jamak, mempunyai gigi-gigi pada dua permukaan kerucut. Jenis ini
biasanya digunakan untuk memotong tanggem dan pelebar lubang (berfungsi
mirip dengan reamer).
e) Pemotong Frais Bentuk
Gigi jenis pemotong ini mempunyai bentuk khusus yang dapat digunakan
untuk memotong cekung, cembung, memotong roda gigi, memotong
pembulatan pada sudut, dsb nya.
f) Pemotong Frais Ujung
Pemotong jenis ini mempunyai poros yang integral untuk
menggerakkannya dan gigi-gigi terdapat di sekitar ujung keliling nya. Pemotong
frais ujung berdimensi besar, sering juga disebut frais cangkang
(lihat gambar), bagian pemotongnya terpisah dan di ikatkan pada arbor batang.

Pemotong ini digunakan untuk proyeksi permukaan, membuat ujung benda
kerja menjadi bujur sangkar, memotong celah dan lain-lain.
g) Pemotong Celah T
Pemotong ini mirip dengan pemotong datar kecil atau frais samping yang
memiliki poros integral untuk menggerakkannya. Gunanya untuk membuat
celah T .
h) Pemotong Gigi Sisipan
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan ukuran pemotong, maka
untuk alasan ekonomis, dirasa perlu untuk menyisipkan gigi yang terbuat dari
bahan yang lebih kuat (mahal) ke dalam baja yang lebih lunak (murah),
sehingga bila rusak, cukup hanya sisipan nya saja yang diganti.
B. GIGI PEMOTONG FRAIS
Gambar sebuah pemotong frais dengan nomenklaturnya dapat dilihat
dibawah ini.




Untuk pemotongan dengan kecepatan tinggi untuk hampir semua jenis material
benda kerja, biasanya digunakan sudut positif sebesar 10 sampai 15 derajat,
namun untuk material yang lebih lunak, misalnya aluminium maka diberikan
sudut yang lebih besar lagi. Bila menggunakan pemotong berujung karbida
dengan kecepatan potong tinggi, maka digunakan sudut negatif, baik radial
maupun aksial.Bila ingin memotong baja, maka biasanya diberikan sudut negatif
sebesar 5 s/d 10.
Pada pemotongan frais, dikenal istilah sudut ruang bebas, yakni sudut yang
terdapat antara tepi dengan garis singgung pada pemotong ujung gigi. Besar-
kecilnya ruang bebas, tergantung dari material benda kerja, misal nya: untuk besi
cor, memerlukan ruang bebas sebesar 4 s/d 7, sedangkan untuk bahan yang lebih
lunak, seperti magnesium, aluminium dan kuningan maka akan lebih efisien bila
sudut ruang bebasnya 10 s/d 12. Dari banyak penelitian dapat dibuktikan bahwa
pemotong dengan gigi-gigi yang kasar akan lebih efisien untuk
menghasilkan/membuang geram, dibandingkan gigi-gigi yang halus, karena gigi
kasar akan mengambil geram lebih tebal dan mempunyai aksi pemotongan lebih
lebar serta ruang bebas lebih besar untuk laluan dari geram. Juga terbukti bahwa
gigi-gigi halus mempunyai kecendrungan lebih besar untuk bergetar dibandingkan
dengan gigi kasar, namun demikian, bila benda kerjanya tipis, maka tetap harus
menggunakan gigi-gigi tipis.

C. PENGELOMPOKAN MESIN FRAIS
Mesin frais biasanya dibuat dalam jenis dan ukuran yang sangat beragam,
penggeraknya pun bisa melalui sistem pulley atau motor tersendiri. Cara
menghantar benda kerjanya pun, bisa dilakukan secara: manual, mekanis maupun
hidraulis. Namun pengelompokan mesin frais yang umum adalah berdasarkan
desainnya, yakni:
A. Jenis tiang dan kerucut:
1. Frais tangan
2. Mesin frais datar
3. Mesin frais universal
4. Mesin frais vertikal

B. Mesin frais penyerut
1. Mesin frais simpleks
2. Mesin frais dupleks
3. Mesin frais tripleks

C. Mesin frais jenis khusus:
1. Mesin frais meja putar
2. Mesin frais planet
3. Mesin frais profil
4. Mesin frais duplikat
5. Mesin frais pantograf
Tidak semua jenis mesin-mesin frais ini akan diterangkan. Hanya beberapa yang
cukup umum digunakan dalam produksi.

2.2.2 Mesin Frais Datar
Meskipun merupakan mesin serba guna, tetapi mesin ini juga dapat
digunakan untuk produksi massal (mass product).Pemotong dipasangkan pada
arbor horizontal yang ditopangkan (support) secara kaku (solid) oleh lengan yang
berada di atas.

Gambar 3.5 Mesin Frais Datar
2.2.3 Mesin Frais Penyerut
Namanya diberikan sebagai penyerut, sebab ada kemiripan nya dengan
mesin serut biasa.Benda kerja dibawa pada meja panjang yang geraknya hanya
longitudinal, dihantarkan ke alat pemotong yang berputar dengan kecepatan yang
disesuaikan, untuk jelasnya lihat gambar:




Gerakan hantaran meja dan pemotong berputar adalah merupakan ciri
utama mesin ini dan hal ini yang membedakan nya dengan mesin frais lain nya,
termasuk gerak lintang dan vertikal mesin ini terdapat pada spindel pemotong nya.
Mesin jenis ini dirancang untuk mem frais benda-benda yang besar yang
memrlukan pemotongan geram yang lebar dan dalam.

C. Mesin Frais Jenis Bangku Tetap
Bangkunya terbuat dari benda cor yang kaku dan berat serta diatas nya
terdapat sebuah meja kerja yang hanya memiliki gerak longitudinal.
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah mesin frais dari jenis penyerut:


Nama-nama, seperti: simpleks, dupleks dan tripleks, menunjukkan secara ber
turut-turut bahwa mesin dilengkapi dengan kepala spindel satu, dua dan tiga.
Mesin ini dilengkapi dengan pengendalian secara otomatis.

2.2.4 Mesin Pusat Pemesinan
Pusat pemesinan biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih control
numeric (CN) yang mempunyai permesinan serba guna (multi purpose machine).
Mesin jenis ini tidak hanya mampu mem frais, tapi juga menggurdi, mengebor,
meluaskan lubang, dll. Walaupun tergantung pada mesin nya, tapi pusat
pemesinan mampu melakukan starting, stopping mesin nya, memilih dan menukar
alat potong dengan cepat (sekitar 4 detik), melakukan pembentukan keliling 2D
atau 3D dengan menggunakan interpolasi linier atau yang lain nya, mendudukkan
setiap sumbu pada pergeseran dengan cepat (10 m/menit), menstart atau
menghentikan spindle pada kecepatan dan arah putaran yang terprogram,
mengarahkan meja kerja, mengalirkan dan menghentikan coolant.

a. Mesin Frais Meja Putar

Mesin frais meja putar, seperti terlihat pada gambar berikut, merupakan
modifikasi dari mesin frais vertikal yang dimaksudkan untuk kegunaan khusus.


Operasi mesin ini bisa berlangsung secara kontinu, namun terdapat cukup waktu
bagi operator untuk menaikkan dan menurunkan muatan mesin selama proses
frais berlangsung. Mesin ini bekerja cukup efisien dan cepat, namun terbatas
hanya untuk penge-fraisan datar saja.

2.2.5 Kepala Pembagi
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan
rata, menyudut, membelok, mengalur, dan sebagainya, dapat pula mengerjakan
benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang dimaksud dengan
benda kerja yang berbidang-bidang adalah benda kerja yang mempunyai beberapa
bidang atau bersudut beralur yang beraturan, misalnya :
a. Segiatau banyak beraturan
b. Batang beralur
c. Roda gigi
d. Roda gigi cacing, dsb
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau
mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam
pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan
tingkatan, yaitu :
a. Pembagi langsung (direct indexing)
b. Pembagi sederhana (simple indexing)
c. Pembagi sudut (angel indexing)
d. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara
pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan
cara kedua dan seterusnya.
a. Cara Kerja Kepala Pembagi
Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut adalah pada kepala
pembagi ini terpasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros cacing (worm
shaft). Apabila poros cacing diputar 1 putaran, maka roda gigi cacing
akanberputar 1/40 putaran dan ada juga 1/80 putaran.
a. Roda gigi
b. Cacing
c. Plat pembagi

Gambar : Bagian dari Kepala Pembagi
Untuk mengatur pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan plat pembagi
(diving plat). Untuk memegang benda kerja dan alat-alat Bantu lainnya dilengkapi
dengan chuck dan kepala lepas (tail stock). Untuk membuat segi banyak beraturan
atau membuat roda gigi, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :



Dimana:
n = putaran poros cacing
N = karakteristik kepala pembagi
z = jumlah alur atau gigi yang akan dibuat
Plat pembagi dilengkapi dengan lubang-lubang pembagi dengan jumlah lubang
masing-masing antara lain:
15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 23, 24, 27, 29, 31,
33, 37, 39, 41, 43, 47, 49
contoh :
1. Suatu benda kerja harus dibagi menjadi 5 bagian dengan jarak sama.
Jawab :

Putaran poros cacing 5 putaran setiap mengerjakan suatu bidang.
2. Suatu benda kerja harus dibagi menjadi 6 bagian sama.
Jawab :

putar poros cacing 6 2/3 putaran,. Untuk tepatnya pembagian tersebutharus
menggunakan plat pembagi yang memiliki lubang, apabila dibagi 3 hasilnya
genap. Untuk ini dipilh pembagi dengan jumlah 21 sehigga putaran poros cacing
diputar 6 putaran ditambah 14 lubang.
3.4.2 Melepaskan Piring Pembagi
a. Lepaskan mur yang ada diujung sumbu cacing dan engkol pemutarnya dilepas
keluar.
b. Buka skrup pengunci gunting dan lepaskan ring penjepitnya, kemudian gunting
keluarkan.
c. Buka semua skrup pengikat piring pembagi dan kemudian keluarkan piring
pembagi dari sumbu cacing.
d. Untuk pemasangan dilakukan dari kebalikan urutan diatas







Gambar 3.5 Cara


b. Memasang Benda Kerja Pada Kepala Pembagi
Disaat pemasangan benda kerja pada kepala pembagi mengikuti tahap sebagai
berikut ;
a. Kepala pembagi diwaktu mengefrais benda kerja harus membuat putaran
tertentu sekitar sumbunya.
b. Spindle kepala pembagi dapat dibuat dalam kedudukan tegak mulai 50
dibawah mendatar dan 50 lebih dari kedudukan tegak lurus.
c. Benda kerja dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang
spindle kepala pembagi dan lainnya dipasang pada kepala lepas.

Gambar : Cara memasang benda kerja
c. Memasang Benda Kerja Pada Penjepit Universal Dengan Tiga Cekam
Disaat pemasangan benda kerja pada penjepit universal dengan tiga cekam
sebagai berikut ;
a. Penjepit cekam dipasang pada kepala pembagi dalam keadaan tegak lurus
terhadap meja kerja.
b. Penjepit cekam tiga biasanya untuk menjepit benda kerja yang bulat dan
pendek.

Gambar : Pemasangan Benda Kerja pada Cekam Universal




c. Cara Menghitung Roda Gigi
Roda gigi dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Modul (M)
b. Diameter pitch (DP)
c. Sistem cirrular pitch
Mata pisau roda gigi (gear cutter) ada dua macam sesuai nama yang akan
digunakan. Roda gigi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Lingkaran kepala
b. Lingkaran tusuk
c. Lingkaran kaki
d. Tinggi kepala
e. Tinggi kaki




Gambar : Roda Gigi
Berikut ini adalah rumus roda gigi sistem modul :
a. Jarak tusuk (Dt) Dt = Z x M
b. Jarak antara gigi = (P) P = x M
c. Lingkaran luar (D) D = (z + 2) M
d. Dalam gigi = 1,8
e. Tebal gigi (t) t = P/2
f. Tinggi kepala (s) s = 1 x M
g. Tinggi kaki 0,8 M
h. Kebebasan gigi pada alas (f) f = t/10
Pada frais gigi untuk tiap-tiap ukuran DP terdiri dari satu set yang mempunyai 8
nomor yaitu dari no.1 s/d 8. nomor-nomor tersebut gunanya untuk pembuatan
jumlah gigi-gigi tertentu sesuai kebutuhannya. Dibawah ini dapat diperhatikan
contoh dari satu set cutter modul frais gigi.
Tabel 3.1 Set Cutter Modul Frais Gigi



2.2.6 Jenis-jenis Mesin Fraise
Mesin fraise terdiri dari dua jenis yaitu mesin Fraise Horizontal dan mesin
Fraise Vertikal, pada dasarnya dibagi menjadi.
a. Mesin Fraise Penyerut
Mesin fraise jenis ini mempunyai meja alas mesin yang panjang,
sehingga memungkinkan benda kerja yang panjang dapat di fraise dengan baik.
Gerakan hantaran meja variabel dan pemotong putar yang merupakan ciri
utama yang membedakan mesin ini dengan penyerut. Mesin ini juga untuk
mengefraise benda kerja yang merupakan pelepasan efek peragam dan bentuk
duplikasi dari bentuk profil.
b. Mesin Frase Universal
Mesin ini dikonstruksikan untuk pekerjaan yang sangat teliti, mesin ini
meja kerjanya dilengkapi dengan gerakan ke tempat yang memungkinkan meja
berputar secara horizontal. Mesin ini juga dilengkapi sebuah inked atau kepala
pembagi yang terletak di ujung meja. Sifat berputar pada mesin universal ini
memungkinkan memotong spiral yang terdapat pada kemudi, pemotong fraise
nock dan beberapa roda gigi.
c. Mesin Fraise Datar
Mesin fraise ini dapat digunakan untuk memproduksi pekerjaan
serbaguna karena terdiri dari rangka dasar dan rangka yang menghubung.
Mesin ini dilengkapi dengan mekanisme daya untuk mengendalikan gerakan
meja.
d. Mesin Fraise Vertikal
Mesin fraise ini mempunyai perjalanan spindle axial yang pendek untuk
memudahkan pergeseran ke tingkat. Mesin fraise ini dilengkapi dengan alat
putar untuk memungkinkan mengefraise alat melingkar atau mengefraise
continuo suku cadang produksi yang sangat kecil. Penggunaan mesin ini
mencakup pengurdian, pengorbanan.


e. Mesin Fraise Meja Putar
Mesin fraise ini cepat tetapi terbatas pada pengefraisean permukaan datar
saja. Mesin penyesuaian dari mesin vertikal untuk penggunaan yang
dikhususkan.
f. Mesin Fraise Tangan
Mesin ini merupakan jenis yang paling sederhana, memiliki konstruksi
tiang dan lutut atau meja, dan dipasang pada landasan tetap. Mesin ini untuk
pekerjaan produksi fraise ringan. Misal potong alur-alur pasang pendek, dan
membuat celah.

2.2.7 Macam-Macam Pekerjaan Pada Mesin Fraise
Penggunaan mesin fraise dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Mengefraise alur
Digunakan untuk membuat alur dengan mesin fraise, bentuk pisau yang
digunakan tergantung dari bentuk alur. Pisau pada poros dan meja digerakkan
vertikal sehingga pisau dapat menekan benda kerja.
b. Mengefraise rata
Digunakan untuk mengefraise benda kerja yang dimana benda kerja akan
rata, pada sekali sayat dan bukan hasil pengefraisean yang bertahap. Dengan
pengefraisean rata digunakan pisau tergantung dari tebal bagian yang akan di
fraise. Pisau benda kerja yang tebal dan lebih tipis digunakan pisau telix.
c. Menefraise sisi
Digunakan untuk menyayat sisi benda kerja yang dimulai dari bagian tepi
ke arah mendatar. Pengefraisan ini menggunakan pisau ujung (shell add cutter)
yang dipasang pada poros bentuk tanpa ditahan.
d. Menefraise sudut
Digunakan untuk mengefraise benda kerja yang letaknya bersudut,
dimana benda kerja dimiringkan kedudukannya, dengan merubah kedudukan
setengah derajat. Sedangkan sudut digunakan untuk mengefraise bagian tengah
benda kerja.

2.2.8 Tool (Pahat Fraise)
Alas yang digunakan pada waktu pengefraisan yaitu pisau frase. Pada
umumnya pisau fraise berbentuk bulat panjang dan dikelilingi gigi-gigi, garis
tengah dialiri puncak gigi satu dengan puncak gigi yang lain, yang berseberangan.
Lebar dan tebalnya diukur pada permukaan yang melintang dan sejajar dengan
sumbunya. Tada ukurnya biasanya terdapat di bagian depan pisaunya. Untuk
mengubah ukuran garis tengahnya pada lubang dibuat saluran pasak dan
kedudukan pisau ikut berputar dengan poros fraise.


- Macam-macam pisau fraise antara lain:
- Pisau fraise mentah - Pisau fraise alur t
- Pisau fraise sisi samping - Pisau fraise pembentuk
- Pisau fraise muka - Pisau fraise roda-roda gigi
- Pisau fraise sudut - Pisau fraise gergaji
- Pisau fraise ujung - Pisau fraise pahat
2.2.9 Media Pendingin Pada Mesin Fraise
Penggunaan pendingin pada mesin fraise dibagi menjadi:
- Pendingin digunakan untuk menghilangkan panas yang dihasilkan oleh benda
kerja dengan tool pada saat kerja terjadi.
- Cairan yang keluar pada saat kerja pada mesin fraise untuk melindungi benda
kerja. Pendingin sangat baik apabila diberi saringan untuk memisahkan cairan
dari kotoran dengan pendingin tersebut.
2.2.10 Perhitungan Operasi Pada Mesin Fraise
a. Kecepatan Potong (Cutting Speed)
V =
1000
. . n D t

Dimana : V = Kecepatan Potong
D = Diameter pisau fraise (mm)
N = Putaran mesin (rpm)
b. Kecepatan Pemakanan (o.m)
o = Sz . Z . n (mm/menit)
c. Luas Penampang (a)
A = a . b
Dimana : a = Tebal geram
B = Lebar pemotongan
d. Gaya Tangensial
Pz = k . t . s
m

Dimana : k = Koefisien pemotongan (mm)
t = Tebal pemotongan (mm)
s = Feed (mm/putaran)
m = Eksponen

2.3 Electric Discharge Machining (EDM)
Electric Discharge Machining (EDM) adalah penghilangan listrik yang
memproses material dengan memutuskan listrik antara dua elektrode (elektrode
benda kerja dan alat), fluida dielektrik akan digunakan dalam proses ini. Tujuan
proses ini adalah mengendalikan penghilangan material dari benda kerja.
Electric Discharge Machining (EDM) merupakan salah satu proses pemesinan non
konvensional yang berbasis komputer sebagai pengendali utamanya.
Untuk meningkatkan produktifitas dan kualiatas hasil produk sesuai dengan yang
diharapkan maka pengetahuan parameter selama proses pemesinan EDM harus
baik.


Gambar 2.7 kontrol dan pengendali parrameter

Popularitas proses EDM adalah karena keuntungan-keuntungan berikut ini :
(i) Proses bisa digunakan pada material yang konduktif secara elektrik. Sifat
fisik dan metalrugi material kerja , seperti kekuatan, kekerasan,
mikrostruktur , dan lain sebagainya tidak menghalangi aplikasinya.
(ii) Selama pemesinan, benda kerja tidak ditujukan pada pembentukan
mekanis karena tidak ada kontak fisik antara alat dan kerja. Ini
membuat proses lebih berguna . sebagai hasilnya, pengerjaan yang
kecil dan mudah pecah bisa diproses dengan baik.
(iii) Meskipun penghilangan logam dalam hal ini adalah karena pengaruh
termal, namun tidak ada pemanasan dalam kelompok material.
(iv) Bentik die yang rumit pada material keras bisa dihasilkan pada tingkat
keakuratan yang tinggi dan penyelesaian permukaan.
(v) Seluruh tingkat produksi berbanding baik dengan proses konvensional
karena tingkat produksi ini bisa melepaskan operasi seperti
menggerinda dan lain sebagainya.
(vi) Permukaan yang dihasilkan oleh EDM terdiri dari macam lubang kecil.
Ini mungkin membantu dalam penghematan oli dan pelumasan yang
lebih baik.
(vii) Proses tersebut bisa diotomasi dengan mudah , sehingga hanya
memerlukan sedikit perhatian dari operator mesin.




















PEMBAHASAN

Pembubutan
Mesin bubut adalah mesin yang menjalankan pemotongan shaft atau
haddow shaft dimana benda kerja di chuck dalam proses pembubutan benda kerja
berputar sesuai putaran yang kita atur. Pengaturan putaran motor disesuaikan oleh
diameter dan benda kerja.
Proses pemotongan menggunakan tool cutting yang dipasang pada penjepit
dan tool tersebut sejajar dengan senter yang dipasang pada kepala lepas.
Bagian-bagian utama mesin bubut:
1. Tuas pengubah kecepatan putar
2. Tuas pengubah kecepatan putar cekap
3. Cekam
4. Eretan
5. Pemutaran eretan arah sejajar terhadap sumbu benda kerja
6. Pemutaran eretan arah tegak lurus terhadap sumbu benda kerja
7. Tugas putaran eretan jalan otomatis
8. Tool snack sebagai tempat eretan
9. Tombol on/off
10. Marth switch
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan potong
1. Jenis material
2. Mata pisau/pahat
3. Arah pembubutan
4. Tebal pemotongan
Macam-macam mesin bubut:
1. Mesin bubut horizontal
2. Mesin bubut vertical




Perhitungan operasi bubut.
1. Kecepatan potong (C o)
1000
. . N D
Cs
t
=
2. Gaya pemotongan (Pz) Pz = K.t..s
m

Dimana : K : Koefisien potong (Pz)
t : Tebal potong
s : Feeding. m . eksiponen
3. Tebal pemotongan (t)
2
d D
t

=
Dimana : D : C awal (mm)
d : C akhir (mm)
4. Jumlah pemotongan (i)
f
t
i = (menit)
Dimana : f : Depth of cut
5. Waktu pemotongan (tm)
n S
i L
Tm
.
.
= (Menit)
6. Daya pemotongan (Nc)
) (
70 . 60
.
Np
Cs Pt
Nc =










Mesin Fraise
Mesin fraise termasuk perkakas proses pemotongan logam dengan proses
putar. Pemotongan pada mesin fraise menggunakan alat potong putar bergigi
banyak.
Bagian utama mesin fraise :
1. Keeping pembagi
Merupakan piringan logam yang mempunyai lubang tertentu/berjumlah terkait
pada masing-masing radius, misal tertanda angka 24 berarti radius terbagi
menjadi 24 (jarak lubang).
2. Pena pembagi
Merupakan pena dengan ujung runcing yang akan masuk pada lubang piring
pembagi.
3. Pengapit
Merupakan 2 buah belah plat yang berfungsi untuk bantalan dari pada piring
pembagi yang ditentukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan putar
1. Jenis material
2. Puluhan putar pisau
3. Tebal pembagian
Macam-macam mesin fraise
1. Mesin fraise vertikal
2. Mesin fraise horizontal
Perhitungan operasi mesin fraise:
1. Kecepatan putar (Sc)
1000
. . n D
Cs
t
= m / menit
2. Gaya tangensial
Pz = K. f. S
m

3. Jumlah Potongan
f
t
i = (Kali) f= depth of cut (mm)


4. Waktu pemotongan
n S
i L
Tm
.
.
= (menit) L = Panjang Benda Kerja
5. Momen Punter (m)
2
.D Pz
M =
6. Daya Mesin
70 . 60
.Cs Pz
Nc = (HP)
Cara Penggunaan mesin pembagi:
Li : Parca putaran pembagi terhadap cekam 40 : 1
Z : Jumlah gigi
Nk : Putaran Pembagi

Misal z : 24 maka putaran pembagi adalah
Nk : Sehingga dapat dibaca : 1 putaran + 16 gang untuk jumlah gang 24.
Kerja Bangku
Pengelasan
Fungsi dari pengelasan adalah untuk menggabungkan dua atau lebih bahan
yang terbuat dari logam. Sebenarnya ada beberapa jenis las, tetapi yang digunakan
untuk kerja bangku adalah las listrik, dan sebagai alat bantu lainnya.
Bagian-bagian utama las listrik:
a. Regulator
Adalah sebagai alat untuk menaikkan dan menurunkan tegangan listrik. Alat
ini juga berfungsi untuk membuat nyala las lebih stabil sehingga pengelasan
berjalan dengan baik.
b. Tang las
Tang ini berfungsi sebagai media mengalirnya arus listrik. Tang listrik ini
dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
1. Tang massa yaitu untuk massa yang dijepitkan atau sentuhkan pada benda
kerja sehingga dapat terjadi loncatan bunga api listrik.
2. Tang electrode yang berfungsi sebagai pegangan atau penjepit electrode
pada saat pengelasan.
Rumus perhitungan yang digunakan:
1. Daya listrik (p)
P = v. i. cosC (watt/kw)
Dimana : V : Tegangan output transfor motor (volt)
I : Arus listrik (A)
Cos C = Power factor

2. Kekuatan las
P = h. L. di . (kg)
Dimana : P : Beban (kg)
h : Lekat las (mm)
L : Panjang las (mm)
Di : Tegangan yang diizinkan (Kg/mm)
3. Panas yang ditimbulkan
H = V. L. t .. (joule)
Dimana : H : Panas dalam satuan jarak (joule)
V : Tegangan listrik (V)
T : Waktu (dkt)
4. Energy listrik
w = p. t .. (K joule)
Dimana : P : Daya listrik
t : Waktu pengelasan
5. Panas yang ditimbulkan C = 2,24. w
6. Ricment tambah
D =
1 2 +
t
(mm)
7. Kekuatan
R = h. L. f (K kel)
Dimana : H : Tebal pengelasan (mm)
L : Panjang pengelasan
f : Tegangan yang diperlukan

Alat-alat yang diperlukan
1. Mistar adalah alat yang paling sederhana dan berfungsi untuk mengukur benda
kerja yang kita buat.
2. Mistar geser adalah alat yang dapat mengukur hingga ketelitian 0.1-0.05 m
tergantung dari nilai nominalnya.
3. Martil adalah alat yang terbuat dari baja karbon tinggi yang menyebabkan alat
ini cukup keras.
4. Stang pembengkok adalah alat yang berfungsi untuk membengkokkan besi
eiser yang kita buat untuk benda kerja.
5. Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja agar benda kerja tidak berubah
sewaktu dikerjakan.
6. Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong besi eiser atau benda
kerja lainnya.
7. Gerinda dan kikir sebagai media untuk menghaluskan benda kerja yang telah
selesai di las.

INTRUKSI PENGOPRASIAN MESIN BUBUT

1. Pasang benda kerja pada cekam dan pasang senter
2. Pasang pahat pemotong (cutting tool) sejajar dengan senter
3. Atur kecepatan putar cekam dengan mengubah posisi tuas pengatur
putaran sesuai dengan table kecepatan
4. Putar posisi main switck pada posisi ON
5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON
6. Langkah pemotongan dengan menggerakan (memutar) salah satu
pemutar eretan
7. Jika ingin menginginkan langkah otomatis,putar tuas otomatis kekanan
penuh,maka eretan bergerak sejajar sumbu benda kerja.jika tuas
otomatis diputar kekiri penuh maka eretan akan bergerak tegak lurus
terhadapsumbu benda kerja

MEMATIKAN MESIN (MENGHENTIKAN LANGKAH
PEMOTONGAN)

1. Tempat pahat pemotong dalam keadaan bebas atau tidak menyentuh
benda kerja
2. Matikan motor dengan menekan tombol OFF
3. Setelah cekam tidak berputar,benda kerja bisa diukur,dipriksa atau
dilepas dari cekam





















PENGERJAAN

Batang Poros

Proses pekerjaan
1. Meletakan benda kerja pada cekam di mesin bubut.
2. Mensenter benda kerja.
3. Membubut benda kerja dengan Memmbubut bagian laur benda kerja
sampai tersisa diameter benda kerja 30,2 mm dengan panjang 105 mm,
lalu dilanjutkan membubut dari ujung sampai 99,7 mm dengan diameter
24,7
4. Adapun gambar dan pengukuran lebih lengkap dapat dilihat pada sketsa
gambar di bawah ini.


































3.3 Perhitungan
Mesin Bubut
1. Pembubutan muka rata pertama C = 33 mm dari tebal = 33mm menjadi
24.7 mm.
a. Kecepatan potong (Cs)
Cs =
1000
. . n D t
=
1000
) 500 ( 33 ) 14 , 3 (
= 51.81mm/menit
b. Tebal Potong (t)
t =
2
d D
=
2
7 . 24 33
= 4.15 mm
c. Gaya Pemotongan (Pz)
Pz = k . t . s
m

= 64 (4.15) (0,163)
0,75

= 68.13 Kj
d. Daya Pemotongan (i)
Nc =
4200
.Cs Pz
=
4200
81 . 51 ) 13 . 68 (
= 0.84 Hp



e. Jumlah Pemotongan (i)
Nc =
1
15 . 4
=
f
t
= 4.15 kali
f. Waktu Pemotongan (Tml) L = Ln + Lw + Lv
L = 1,25 + 32,5 + 1,25 = 35 mm
Tm =
n S
i L
.
.
=
500 ) 163 , 0 (
) 15 . 4 ( 105
= 5.35 menit
g. Waktu kembali (15 detik)
Tm
2
= 15 detik = 0,25 menit



2. Pembubutan muka rata pertama dengan diameter dalam C 33 mm menjadi
C 30.2 mm.
a. cs =
1000
. . n D t
=
1000
500 . 33 ) 14 , 3 (
= 51,81
menit
mm

b. t =
2
d D
=
2
2 . 30 33
= 1.4 mm

c. i =
f
t
=
1
4 . 1
= 1,4 kali
d. Pz = K . t . s
m

= 94 (1.4) (0,163)
0,75

= 33.76 kj

e. Nc
2
=
4200
.Cs Pz
=
4200
) 81 . 51 )( 76 . 33 (
= 0,84 Hp
f. L = Lv + Lw = 2 + 11,2 = 13,2 mm
Tm
3
=
n s
i L
.
.
=
) 500 )( 163 , 0 (
) 4 . 1 )( 3 . 5 (
= 0.09 menit
g. Waktu kembali 8 detik
Tm
4
= 8 detik = 0,133 menit

3. Pembubutan muka dengan L= 150 mm menjadi L= 105
a. cs =
1000
. . n D t
=
1000
500 . 33 ) 14 , 3 (
= 51,81
menit
mm

b. t = 150 mm 105 mm = 45 mm
c. Pz = K . t . s
m
= 94 (45) (0,163)
0,75

= 1085.13 Kj
d. i =
f
t
=
1
45
= 45 kali
e. Nc
2
=
4200
.Cs Pz
=
4200
) 81 . 51 )( 13 . 1085 (
= 13.38 Hp
f. Tm
s
=
n s
i L
.
.
=
500 ). 163 , 0 (
45 . 5 , 16
= 9.11 menit
L = Lv + Lw + Ln
= 1,25 + 32,5 + 1,25
= 35 mm
g. Waktu kembali 15 detik
Tm
6
= 15 detik = 0,25 menit
INTRUKSI PENGOPRASIAN MESIN FRAIS:

1. Pasang cekam (ragum)pada meja,pasang pahat pemotong pada spidle
2. Tepatkan posisi benda kerja di bawah pahat pemotong dengan
memutar hendle longitudinal dan penggerak lintang
3. Naikan posisi benda kerja sampai ujung pemotong menyinggung
benda kerja dengan memutar handle vertical
4. Geser benda kerja menjauh dari pahat pemotong
5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON
6. Langkah pemotong dengan memutar handle longitudinal atau
penggerak lintang

MEMATIKAN MESIN
1. Jauhkan benda kerja dari pahat pemotong dengan pemotong dengan
memutar hendle longitudinal atau handle penggerak lintang
2. Matikan motor dengan menekan tobol ON
3. Benda kerja dilepas dari ragum
























Gear

Proses pekerjaan
1. Potong poros dengan panjang 50 mm dan ratakan dengan mesin bubut
2. Centerkan poros yang sudah dipotong
3. Buat lubang dengan diameter 180
4. Setelah pembuatan lubang pada center
5. Masukkan poros pada lubang dangan pas / presisi
6. Cekam poros agar keadaan gear vertical untuk memudahkan
pemotongan secara horizontal yang membetuk gear
7. Atur kecepatan dan putaran pada mesin frais agar gear terbentuk secara
merata
8. Adapun gambar dan pengukuran lebih lengkap dapat dilihat pada
sketsa gambar di bawah ini






























Mesin Fraise
M = 2,25
1. Putaran Piringan (p)
p =
24
40 40
=
z
= 1,67
2. Perhitungan mesin fraise
a. Kecepatan potong cs =
1000
. . n D t
=
1000
109 . 60 ). 14 , 3 (
= 20,54
menit
mm

b. Gaya Tangensial
Pz = K.t.s
m

= 94 (7,065)(0,163)
0,75

= 170,37 Kj
c. Moment punter (m) m =
2
.D Pz
=
2
60 ) 37 , 170 (
=5111,1 mm/Kj
d. Daya mesin fraise (N) Nc =
574000
.n M
=
574000
) 109 )( 1 , 5111 (
= 0,97 Hp
e. Waktu pemotongan (tc)
Tc =
f n
Lt
.

Lt = Lv + Lw + Ln
Lv = \a (d-a)
= \4,5 (58,5 4,5)
= \243
= 15,6 mm
Lw = 50 mm
Ln =
z
d
=
2
5 , 58
= 29,25 mm
Lt = Lv + Lw + Ln = 15,6 + 50 + 29,25 = 94,8594,85 mm
tc =
f n
Lt
.
=
1 , 109
85 , 94
= 0,87 menit f = 1


Waktu setting 2 menit sehingga total : 0,87 + 2; 2,87 menit dan karena
jumlah gigi 24 maka Tc
total
= 24 (2,87)
= 68,88 menit
Daya mesin bubut
Nc
total
= Nc
1
+ Nc
2
+ Nc
3
+ Nc
4
+ Nc
5
+ Nc
6

= 0,186 + 0,186 + 0,25 + 0,186 + 0,619 + 0,404
= 1,831 Hp
Daya mesin fraise
Waktu machining
tm = tm
1
+ tm
2
+ tm
3
+ tm
4
+ tm
5
+ tm
6
+ tm
6
+ tm
7
+ tm
8
+ tm
9
+ tm
10

+ tm
11
+ tm
fraise

= 3,05 + 0,25 + 1,15 + 0,133 + 4,06 + 0,25 + 1,15 + 0,133 + 26,04
+ 0,25 + 3,2 + 68,88
= 108,55 menit
Waktu setting tiap gang adalah 2 menit.
Karena jumlah gang 24 maka : T = 24,2 = 48 menit
Tm
total
= tm + t
= 108,55 + 48
= 156,56 menit
Biaya dan operasi roda gigi
Biaya bahan = Rp 600,-
Daya yang digunakan

- Mesin bubut -
Nc
total
= 1,831 Hp
P = Nc
% 90
4 , 745
= 1,831
9 , 0
4 , 745
= 1516,5 Kw
- Mesin fraise
Nc = 0,97 Hp
P = Nc
% 90
4 , 745
= 0,97
9 , 0
4 , 745
= 803,38 Kw
- Waktu machining (tm
total
) = 156,55 menit = 2,61 jam
- Energi listrik (e) = P. T = 33336,078 x 2,61
= 8707,16 watt
= 8,707 Kwatt
- Biaya listrik = 8,707 x Rp. 800,- = Rp. 7.000,-
- Biaya kerja = 2,61 x 4000,- = Rp. 10.500,-
- Biaya perawatan = Rp. 2.000,-
- Biaya total
a. Biaya bahan : Rp. 600,-
b. Biaya listrik : Rp. 7000,-
c. Biaya pekerja : Rp. 10.500,-
d. Biaya perawatan : Rp. 2.000,-
: Rp. 20.100,-
- Keuntungan yang diambil 25%
= , 5000 . 100 . 20
100
25
Rp x
- Harga Jual
Rp. 20.100,- + Rp. 5025,- : Rp. 25125,-
+
KESIMPULAN

Kesimpulan
Dalam pembuatan komponen-komponen seperti halnya dalam pembuatan
piston dan batang piston, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
a. Dalam pembuatan benda kerja terlebih dahulu harus menentukan sifat dari
bahan yang akan mempengaruhi pada proses pengerjaan.
b. Dalam pembuatan benda kerja atau produk seharusnya terlebih dahulu
mengetahui mesin-mesin perkakas yang akan digunakan seperti alat-alat bantu
dan juga urutan pada proses pengerjaan.
c. Untuk membuat suatu benda kerja, perlu diperhatikan biaya proses produksi,
yang mana hal ini berpengaruh terhadap harga jual.

Saran
a. Pada saat proses pengerjaan perlu pendamping dari asisten untuk setiap
praktikum agar dalam praktikum bisa berjalan dengan lancar.
b. Perlu adanya kedisiplinan asisten dalam setiap menjalankan tugas yang telah di
amanatkan, terutama dalam disiplin waktu.
c. Perlu adanya pembekalan praktek dari instruktur masing-masing.
d. Perlu diperhatikan mengenai alat keselamatan kerja seperti halnya helm,
kacamata, sarung tangan, masker, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai