Proses Produksi - UMM
Proses Produksi - UMM
Proses Produksi - UMM
=
Dimana : P : Panjang pengerjaan.
q : Panjang tirus
D : Diameter besar
d : Diameter kecil.
x : Pergeseran dari kepala lepas.
c. Membubut tirus dengan membuat eretan
Membubut tirus dengan memutar eretan tidak dapat dilakukan secara
otomatis, tetapi harung manual dengan kata lain menggunakan tangan.
Untuk memberi sudut yang kita bubut dapat menggunakan rumus:
p
d D
a g T
2
=
Dimana : D : Diameter besar
d : Diameter kecil
x : Panjang tirus
Juga bisa dengan rumus :
p d D a g T / ) (
2
1
= atau
2 / ) ( d D a g T =
Dimana : a : Sudut pergeseran eretan atas
d : Diameter terkecil
p : Panjang bagian atas
2.1.6 Cara Membubut
Terdapat cara-cara untuk membubut. Berikut ini merupakan dasar-dasar
membubut, yaitu:
a) Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas
waktu mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
b) Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan tangan,
apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau
simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang
membahayakan dan merusak mesin.
Gambar 2.4 Pemasangan Pahat Bubut
c) Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat
tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut
dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat
pahat model perahu (American tool post) lihat gambar 2.5 kemudian
lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
2.1.7 Pahat (Tool)
Pahat bubut di gunakan untuk menyayat benda kerja, sehingga
menghasilkan produk yang di inginkan. Jenis-jenis pahat antara lain:
1. Pahat kiri
2. Pahat papan
3. Pahat bubut kasar
4. Pahat potong
5. Pahat bentuk bulat
6. Pahat pinggul kanan
7. Pahat alur
8. Pahat bubut kasar
9. Pahat bubut muka
Gambar 2.5 Macam-macam Pahat (Tool)
Pahat (tool) meliputi dua macam yaitu:
a. Bahan Pahat
Baja karbon tinggi (high carbon steel)
Mengandung 0.8-1.2%, digunakan untuk mengerjakan kayu atau bahan
lunak, pada temperature 400F keatas kekerasannya berkurang, sehingga
digunakan coolant (pendingin).
Baja temperature tinggi (High Speed Steel)
Mengandung carbon 0.6-0.8%, dapat digunakan pada temperature 1100F
dan mempunyai kekerasan yang baik, bulan ini dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
o 18-4-IHSS; 18% tungsten, 4% chromium dan 1% vanadium.
o Molib demisnm HSS; 6% tungsten, 6% molibdemium, 4% chromium,
dan 2% vanadium, mempunyai kemampuan potong dan kekenyalan yang
baik.
o Super high speed steel HSS; 2-5% cabolt untuk menambah efisiensi
pemotongan pada temperature dan tekanan tinggi. Umumnya
mengandung, 20% tungsten, 2% vanadium, 12% cobalt.
(cost non ferrous alloys)
Dapat mencapai temperature 2000F dan mengandung 82% tungsten carbide,
10% tungsten, 30-35% chromium, dan 40-45% cobalt.
Carbides
Dapat mencapai temperature 2000F dan mengandung 82% tungsten carbide,
10% titanium dan 8% cobalt. Kekerasannya 70-95 RC (kekerasan rock
well).
Ceramic
Temperature kerja mencapai 2000F dan terdiri dari aluminium oxide atau
silicon oxide dengan silicon pengikat gelas.
Industrial diamond
Barang jarang digunakan karena faktor harga yang mahal dan dapat
digunakan pada benda kerja aluminium, plastic, karet keras dll.
b. Dimensi Pahat
Ketajaman motor potong pahat besar pengaruhnya pada produk yang akan
dibentuk, untuk itu pahat harus selalu dirawat dan diasah dengan dimensi
besar.
2.1.8 Bentuk Pengasahan Pahat
Untuk menghasilkan pembubutan yang baik dan mengatasi keausan dari
mata pahat, kita harus mengetahui cara pengasahan pahat yang ditujukkan pada
gambar 2.6.
Gambar 2.6 Macam-macam Bentuk Pengasahan Pahat
2.1.9 Cara Menjalankan Mesin Bubut
a. Cekam benda kerja dalam ragum
b. Pasang pahat pada rumah pahat dan setinggi center
c. Alur kecepatan mesin sesuai dengan kualitas bahan dan diameter benda kerja
d. Jalankan mesin dengan menekan tombol start.
e. Gunakan eretan untuk memajukan atau menggeser pahat yang akan menyayat
benda kerja.
f. Matikan mesin pada waktu pekerjaan selesai.
2.1.10 Gaya Yang Terjadi Pada Saat Pemotongan
Gaya yang terjadi pada saat pemotongan yaitu gaya pemotongan (Pz)
Dimana :
K : Koefisien potong (mm)
t : Tebal pemotong (mm)
s : Kecepatan pemakan (mm/put)
m : Eksponen
Untuk mencari gaya aksial yang terjadi :
9
z x Pz
Px =
Dimana :
Px : Gaya aksial (kg)
Pz : Gaya pemotong (kg)
z : Pemotong
2.1.11 Media Pendingin dan Pengaruh
Akibat berlawanan gesek pada mesin bubut maka akan terjadi panas, oleh
karena itu diperlukan pendingin. Cairan pendingin yang cocok pada mesin bubut
adalah yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mempunyai daya pendingin yang baik.
b. Mempunyai sifat kimia yang netral terhadap benda kerja dan mesin.
c. Tidak mengganggu kesehatan pemakai.
Ada 2 macam yaitu :
1. Minyak penyayat
Digunakan pada pembuatan ulir dan pengerjaan otomatis, hal ini karena
minyak pelumas ini digunakan pada kecepatan yang sangat rendah.
2. Minyak gemuk/griss
Berasal dari minyak tumbuhan dan harganya mahal, sifatnya mengeluh akibat
penguraian terbentuknya asam-asam gemuk yang menyerang logam.
2.1.12 Kualitas Hasil Permukaan Dan Kemampuan Tool
Kualitas permukaan tergantung dari :
o Jenis minyak pelumas
o Alat pemotong
o Kecepatan putar
Kemampuan kualitas pahat (tool) tergantung dari:
o Bahan pahat (Tool)
o Dimensi pahat
o Pemakanan atau penyayatan pahat (ketebalan pemakanan).
2.1.13 Perhitungan Operasi Mesin Bubut
a. Kecepatan potong
1000
. . N D
Cs
t
=
Dimana : D : Diameter Benda Kerja
N : Putaran Mesin (rpm)
b. Tebal Potong
2
d D
t
=
Dimana : D : Diameter benda sebelum dipotong (mm)
d : Diameter benda kerja setelah pemotongan (mm)
c. Jumlah langkah potongan
|
.
|
\
| +
=
mt
mm m L n
Cs ... ...
1000
) 1 .( .
Dimana : n : Puteran Mesin (rpm)
L : Panjang langkah pemotongan
m : Eksponen
d. Waktu pengerjaan
n
I i
Tm
. o
=
Dimana : I : Panjang langkah pemotongan (mm)
i : Jumlah pemotongan
o : Feed motion (mm/pvt)
e. Gaya pemotongan
Pz = k. t. m
8
. (kg)
Dimana : K : Kooefisien potong (mm)
t : Tebal pemotongan (mm)
m : Eksponen
f. Daya pemotongan
75 , 60
.Cs Pz
Nc =
Dimana : Cs : Kecepatan potong
g. Daya motor listrik
E = p. t .. (kw)
Dimana : P : Daya Listrik (z)
t : Waktu (mt)
i : Gaya aksial
h. Gaya aksial
d
z Pz
Px
.
=
Dimana : Pz : Gaya pemotong (kg)
z : Pemotongan
2.2 Mesin Fraise (Milling Machine)
Mesin fraise adalah salah satu jenis mesin mampu mengerjakan atau
menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pasau fraise (cutter),
sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Sedangkan benda kerja
yang menjepit pada ragum bergerak horizontal.
Mesin fraise mampu melakukan pekerjaan pemotongan sudut celah roda
gigi yang dilakukan dengan menggunakan berbagai pahat (tool pemotongan yang
berbentuk lingkaran).
Gambar 2.4 Miling Machine
Mesin frais dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus,
tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin
mata frais agar tidak cepat aus. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan
diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok
(vice) atau alat Bantu lainnya.Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal
(maju-mundur dan kekiri-kekanan). Dengan gerakan ini maka dapat menghasilkan
benda-benda seperti pembuatan bidang rata, alur, roda gigi, segi banyak beraturan,
bidang bertingkat, dan lain-lain.
Gambar 2.5 Bentuk-bentuk Hasil Frais
Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan besar
yaitu, mesin frais baku dan mesin frais khusus. Mesin frais baku dibagi lagi
menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Mesin frais meja
b. Mesin frais lutut dan tiang
Mesin-mesin frais yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang
diantaranya ialah:
a. Mesin frais horizontal
b. Mesin frais vertikal
c. Mesin frais universal
Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat digerakan
pada tiga arah yaitu, arah membujur, arah melintang dan arah tegak.Sedang pada
mesin frais tegak letak sumbu utama spindelnya tegak lurus terhadap meja
mesin.Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar, maka
kedudukan spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja
mesin.Mesin frais jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang mempergunakan frais sisi atau frais jari.Sedang untuk frais
universal, meja dari mesin ini pada mesin horizontal hanya meja universal dapat
diputar mendatar dan membentuk sudut 450 kearah tiang mesin.
2.2.1 Bagian Utama Mesin Fraise
a. Badan
Badan adalah bagian yang menatan seluruh bagian dari mesin dimana dalam
anyat terdapat motor penggerak, roda gigi dan tempat minyak pelumas.
Dan dibagian alasnya terdapat tempat penampungan cairan pendingin yang
dihisap oleh suatu pompa mekanisme dan ditekan ke tempat kedudukan pisau
fraise yang kemudian mengalir ke tempat semula.
Bagian mesin fraise harus terpasang kuat pada tempatnya dan diberi
landasan untuk mengurangi getaran.
b. Paksi atau Spinder
Spinder adalah proses mesin fraise yang utama ke tempat kedudukan air tor,
poros dimasukkan kedalam lubang faksi dan diangkut dengan baut pengikat yang
letaknya di ujung lubang, jika paksi berputar maka akan ikut berputar juga. Bor
merupakan perlengkapan mesin fraise yang berguna sebagai tempat dudukan
pisau fraise dan ditempatkan pada sumbu utama mesin, dan alat ini berbentuk
bulat panjang yang ujungnya yang berbentuk tirus yang berulir.
c. Lengan
Lengan adalah bagian mesin fraise yang berfungsi sebagai tempat
kedudukan penopang atau penahan ujung poros fraise, dan letaknya pada bagian
paling atas pada mesin dan kedudukannya dapat diatur atau digeser, pada suatu
pengerjaan tertentu lengan ini kadang-kadang tidak dipakai karena menghalangi
peralatan yang dipakai.
d. Eretan Meja
Adalah bagian yang menyokong meja dan terpasang diatas lutut. Bagian
bawahnya berbentuk sambungan ekor burung yang menghubungkan bagian atas
lutut yang bagian atasnya terdapat bantalan penahan meja.
e. Meja Fraise
Meja fraise pada umumnya berbentuk persegi panjang dan berfungsi
sebagai tempat kedudukan benda kerja yang akan di fraise dimana
permukaannya rata. Meja ini dapat digerakkan secara horizontal dengan
bantuan eretan dan juga dapat digerakkan secara vertikal.
f. Penahan Poros
Penahan poros ini terletak pada bagian mesin fraise yang berguna untuk
menahan atau memompa ujung poros fraise. Penahan ini dapat digeser
kedudukannya benda kerja yang akan di fraise.
A. Pemotong dan Jenis Pekerjaan
Alat pemotong mesin milling (frais), dapat juga dikelompokkan menurut
bentuk nya atau juga terhadap jenis pekerjaan nya. Alat-alat potong tersebut, dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
a) Pemotong Frais Biasa
Pemotong biasa adalah sebuah pemotong berbentuk piringan yang gigi-
giginya hanya terdapat di sekeliling piringannya. Bentuk giginya, bisa lurus
maupun heliks, bila heliks, biasanya akan terdapat takikan pada gigi-giginya
untuk memutuskan serpihan-serpihan dan untuk memudahkan pengeluaran
geram/serpihan.
b) Pemotong Frais Samping
Pemotong ini mirip dengan pemotong datar, bedanya ada pada gigi-gigi
yang hanya terdapat di samping. Pemotong jenis ini, bisa berbentuk lurus,
heliks maupun zig-zag.
c) Pemotong Gergaji Pembelah Logam
Pemotong nya mirip dengan pemotong frais datar, bedanya dibuat relatif
tipis ( 5 mm). Pemotong jenis ini diberi pengaman dengan cara meng gerinda
sisi nya untuk menghasilkan ruang, agar memudahkan serpihan keluar.
d) Pemotong Frais Sudut
Pemotong jenis ini dapat memotong sudut tunggal, maupun jamak.
Pemotong sudut tunggal ini, mempunyai satu permukaan kerucut, sedangkan
yang jamak, mempunyai gigi-gigi pada dua permukaan kerucut. Jenis ini
biasanya digunakan untuk memotong tanggem dan pelebar lubang (berfungsi
mirip dengan reamer).
e) Pemotong Frais Bentuk
Gigi jenis pemotong ini mempunyai bentuk khusus yang dapat digunakan
untuk memotong cekung, cembung, memotong roda gigi, memotong
pembulatan pada sudut, dsb nya.
f) Pemotong Frais Ujung
Pemotong jenis ini mempunyai poros yang integral untuk
menggerakkannya dan gigi-gigi terdapat di sekitar ujung keliling nya. Pemotong
frais ujung berdimensi besar, sering juga disebut frais cangkang
(lihat gambar), bagian pemotongnya terpisah dan di ikatkan pada arbor batang.
Pemotong ini digunakan untuk proyeksi permukaan, membuat ujung benda
kerja menjadi bujur sangkar, memotong celah dan lain-lain.
g) Pemotong Celah T
Pemotong ini mirip dengan pemotong datar kecil atau frais samping yang
memiliki poros integral untuk menggerakkannya. Gunanya untuk membuat
celah T .
h) Pemotong Gigi Sisipan
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan ukuran pemotong, maka
untuk alasan ekonomis, dirasa perlu untuk menyisipkan gigi yang terbuat dari
bahan yang lebih kuat (mahal) ke dalam baja yang lebih lunak (murah),
sehingga bila rusak, cukup hanya sisipan nya saja yang diganti.
B. GIGI PEMOTONG FRAIS
Gambar sebuah pemotong frais dengan nomenklaturnya dapat dilihat
dibawah ini.
Untuk pemotongan dengan kecepatan tinggi untuk hampir semua jenis material
benda kerja, biasanya digunakan sudut positif sebesar 10 sampai 15 derajat,
namun untuk material yang lebih lunak, misalnya aluminium maka diberikan
sudut yang lebih besar lagi. Bila menggunakan pemotong berujung karbida
dengan kecepatan potong tinggi, maka digunakan sudut negatif, baik radial
maupun aksial.Bila ingin memotong baja, maka biasanya diberikan sudut negatif
sebesar 5 s/d 10.
Pada pemotongan frais, dikenal istilah sudut ruang bebas, yakni sudut yang
terdapat antara tepi dengan garis singgung pada pemotong ujung gigi. Besar-
kecilnya ruang bebas, tergantung dari material benda kerja, misal nya: untuk besi
cor, memerlukan ruang bebas sebesar 4 s/d 7, sedangkan untuk bahan yang lebih
lunak, seperti magnesium, aluminium dan kuningan maka akan lebih efisien bila
sudut ruang bebasnya 10 s/d 12. Dari banyak penelitian dapat dibuktikan bahwa
pemotong dengan gigi-gigi yang kasar akan lebih efisien untuk
menghasilkan/membuang geram, dibandingkan gigi-gigi yang halus, karena gigi
kasar akan mengambil geram lebih tebal dan mempunyai aksi pemotongan lebih
lebar serta ruang bebas lebih besar untuk laluan dari geram. Juga terbukti bahwa
gigi-gigi halus mempunyai kecendrungan lebih besar untuk bergetar dibandingkan
dengan gigi kasar, namun demikian, bila benda kerjanya tipis, maka tetap harus
menggunakan gigi-gigi tipis.
C. PENGELOMPOKAN MESIN FRAIS
Mesin frais biasanya dibuat dalam jenis dan ukuran yang sangat beragam,
penggeraknya pun bisa melalui sistem pulley atau motor tersendiri. Cara
menghantar benda kerjanya pun, bisa dilakukan secara: manual, mekanis maupun
hidraulis. Namun pengelompokan mesin frais yang umum adalah berdasarkan
desainnya, yakni:
A. Jenis tiang dan kerucut:
1. Frais tangan
2. Mesin frais datar
3. Mesin frais universal
4. Mesin frais vertikal
B. Mesin frais penyerut
1. Mesin frais simpleks
2. Mesin frais dupleks
3. Mesin frais tripleks
C. Mesin frais jenis khusus:
1. Mesin frais meja putar
2. Mesin frais planet
3. Mesin frais profil
4. Mesin frais duplikat
5. Mesin frais pantograf
Tidak semua jenis mesin-mesin frais ini akan diterangkan. Hanya beberapa yang
cukup umum digunakan dalam produksi.
2.2.2 Mesin Frais Datar
Meskipun merupakan mesin serba guna, tetapi mesin ini juga dapat
digunakan untuk produksi massal (mass product).Pemotong dipasangkan pada
arbor horizontal yang ditopangkan (support) secara kaku (solid) oleh lengan yang
berada di atas.
Gambar 3.5 Mesin Frais Datar
2.2.3 Mesin Frais Penyerut
Namanya diberikan sebagai penyerut, sebab ada kemiripan nya dengan
mesin serut biasa.Benda kerja dibawa pada meja panjang yang geraknya hanya
longitudinal, dihantarkan ke alat pemotong yang berputar dengan kecepatan yang
disesuaikan, untuk jelasnya lihat gambar:
Gerakan hantaran meja dan pemotong berputar adalah merupakan ciri
utama mesin ini dan hal ini yang membedakan nya dengan mesin frais lain nya,
termasuk gerak lintang dan vertikal mesin ini terdapat pada spindel pemotong nya.
Mesin jenis ini dirancang untuk mem frais benda-benda yang besar yang
memrlukan pemotongan geram yang lebar dan dalam.
C. Mesin Frais Jenis Bangku Tetap
Bangkunya terbuat dari benda cor yang kaku dan berat serta diatas nya
terdapat sebuah meja kerja yang hanya memiliki gerak longitudinal.
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah mesin frais dari jenis penyerut:
Nama-nama, seperti: simpleks, dupleks dan tripleks, menunjukkan secara ber
turut-turut bahwa mesin dilengkapi dengan kepala spindel satu, dua dan tiga.
Mesin ini dilengkapi dengan pengendalian secara otomatis.
2.2.4 Mesin Pusat Pemesinan
Pusat pemesinan biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih control
numeric (CN) yang mempunyai permesinan serba guna (multi purpose machine).
Mesin jenis ini tidak hanya mampu mem frais, tapi juga menggurdi, mengebor,
meluaskan lubang, dll. Walaupun tergantung pada mesin nya, tapi pusat
pemesinan mampu melakukan starting, stopping mesin nya, memilih dan menukar
alat potong dengan cepat (sekitar 4 detik), melakukan pembentukan keliling 2D
atau 3D dengan menggunakan interpolasi linier atau yang lain nya, mendudukkan
setiap sumbu pada pergeseran dengan cepat (10 m/menit), menstart atau
menghentikan spindle pada kecepatan dan arah putaran yang terprogram,
mengarahkan meja kerja, mengalirkan dan menghentikan coolant.
a. Mesin Frais Meja Putar
Mesin frais meja putar, seperti terlihat pada gambar berikut, merupakan
modifikasi dari mesin frais vertikal yang dimaksudkan untuk kegunaan khusus.
Operasi mesin ini bisa berlangsung secara kontinu, namun terdapat cukup waktu
bagi operator untuk menaikkan dan menurunkan muatan mesin selama proses
frais berlangsung. Mesin ini bekerja cukup efisien dan cepat, namun terbatas
hanya untuk penge-fraisan datar saja.
2.2.5 Kepala Pembagi
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan
rata, menyudut, membelok, mengalur, dan sebagainya, dapat pula mengerjakan
benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang dimaksud dengan
benda kerja yang berbidang-bidang adalah benda kerja yang mempunyai beberapa
bidang atau bersudut beralur yang beraturan, misalnya :
a. Segiatau banyak beraturan
b. Batang beralur
c. Roda gigi
d. Roda gigi cacing, dsb
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau
mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam
pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan
tingkatan, yaitu :
a. Pembagi langsung (direct indexing)
b. Pembagi sederhana (simple indexing)
c. Pembagi sudut (angel indexing)
d. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara
pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan
cara kedua dan seterusnya.
a. Cara Kerja Kepala Pembagi
Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut adalah pada kepala
pembagi ini terpasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros cacing (worm
shaft). Apabila poros cacing diputar 1 putaran, maka roda gigi cacing
akanberputar 1/40 putaran dan ada juga 1/80 putaran.
a. Roda gigi
b. Cacing
c. Plat pembagi
Gambar : Bagian dari Kepala Pembagi
Untuk mengatur pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan plat pembagi
(diving plat). Untuk memegang benda kerja dan alat-alat Bantu lainnya dilengkapi
dengan chuck dan kepala lepas (tail stock). Untuk membuat segi banyak beraturan
atau membuat roda gigi, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana:
n = putaran poros cacing
N = karakteristik kepala pembagi
z = jumlah alur atau gigi yang akan dibuat
Plat pembagi dilengkapi dengan lubang-lubang pembagi dengan jumlah lubang
masing-masing antara lain:
15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 23, 24, 27, 29, 31,
33, 37, 39, 41, 43, 47, 49
contoh :
1. Suatu benda kerja harus dibagi menjadi 5 bagian dengan jarak sama.
Jawab :
Putaran poros cacing 5 putaran setiap mengerjakan suatu bidang.
2. Suatu benda kerja harus dibagi menjadi 6 bagian sama.
Jawab :
putar poros cacing 6 2/3 putaran,. Untuk tepatnya pembagian tersebutharus
menggunakan plat pembagi yang memiliki lubang, apabila dibagi 3 hasilnya
genap. Untuk ini dipilh pembagi dengan jumlah 21 sehigga putaran poros cacing
diputar 6 putaran ditambah 14 lubang.
3.4.2 Melepaskan Piring Pembagi
a. Lepaskan mur yang ada diujung sumbu cacing dan engkol pemutarnya dilepas
keluar.
b. Buka skrup pengunci gunting dan lepaskan ring penjepitnya, kemudian gunting
keluarkan.
c. Buka semua skrup pengikat piring pembagi dan kemudian keluarkan piring
pembagi dari sumbu cacing.
d. Untuk pemasangan dilakukan dari kebalikan urutan diatas
Gambar 3.5 Cara
b. Memasang Benda Kerja Pada Kepala Pembagi
Disaat pemasangan benda kerja pada kepala pembagi mengikuti tahap sebagai
berikut ;
a. Kepala pembagi diwaktu mengefrais benda kerja harus membuat putaran
tertentu sekitar sumbunya.
b. Spindle kepala pembagi dapat dibuat dalam kedudukan tegak mulai 50
dibawah mendatar dan 50 lebih dari kedudukan tegak lurus.
c. Benda kerja dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang
spindle kepala pembagi dan lainnya dipasang pada kepala lepas.
Gambar : Cara memasang benda kerja
c. Memasang Benda Kerja Pada Penjepit Universal Dengan Tiga Cekam
Disaat pemasangan benda kerja pada penjepit universal dengan tiga cekam
sebagai berikut ;
a. Penjepit cekam dipasang pada kepala pembagi dalam keadaan tegak lurus
terhadap meja kerja.
b. Penjepit cekam tiga biasanya untuk menjepit benda kerja yang bulat dan
pendek.
Gambar : Pemasangan Benda Kerja pada Cekam Universal
c. Cara Menghitung Roda Gigi
Roda gigi dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Modul (M)
b. Diameter pitch (DP)
c. Sistem cirrular pitch
Mata pisau roda gigi (gear cutter) ada dua macam sesuai nama yang akan
digunakan. Roda gigi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Lingkaran kepala
b. Lingkaran tusuk
c. Lingkaran kaki
d. Tinggi kepala
e. Tinggi kaki
Gambar : Roda Gigi
Berikut ini adalah rumus roda gigi sistem modul :
a. Jarak tusuk (Dt) Dt = Z x M
b. Jarak antara gigi = (P) P = x M
c. Lingkaran luar (D) D = (z + 2) M
d. Dalam gigi = 1,8
e. Tebal gigi (t) t = P/2
f. Tinggi kepala (s) s = 1 x M
g. Tinggi kaki 0,8 M
h. Kebebasan gigi pada alas (f) f = t/10
Pada frais gigi untuk tiap-tiap ukuran DP terdiri dari satu set yang mempunyai 8
nomor yaitu dari no.1 s/d 8. nomor-nomor tersebut gunanya untuk pembuatan
jumlah gigi-gigi tertentu sesuai kebutuhannya. Dibawah ini dapat diperhatikan
contoh dari satu set cutter modul frais gigi.
Tabel 3.1 Set Cutter Modul Frais Gigi
2.2.6 Jenis-jenis Mesin Fraise
Mesin fraise terdiri dari dua jenis yaitu mesin Fraise Horizontal dan mesin
Fraise Vertikal, pada dasarnya dibagi menjadi.
a. Mesin Fraise Penyerut
Mesin fraise jenis ini mempunyai meja alas mesin yang panjang,
sehingga memungkinkan benda kerja yang panjang dapat di fraise dengan baik.
Gerakan hantaran meja variabel dan pemotong putar yang merupakan ciri
utama yang membedakan mesin ini dengan penyerut. Mesin ini juga untuk
mengefraise benda kerja yang merupakan pelepasan efek peragam dan bentuk
duplikasi dari bentuk profil.
b. Mesin Frase Universal
Mesin ini dikonstruksikan untuk pekerjaan yang sangat teliti, mesin ini
meja kerjanya dilengkapi dengan gerakan ke tempat yang memungkinkan meja
berputar secara horizontal. Mesin ini juga dilengkapi sebuah inked atau kepala
pembagi yang terletak di ujung meja. Sifat berputar pada mesin universal ini
memungkinkan memotong spiral yang terdapat pada kemudi, pemotong fraise
nock dan beberapa roda gigi.
c. Mesin Fraise Datar
Mesin fraise ini dapat digunakan untuk memproduksi pekerjaan
serbaguna karena terdiri dari rangka dasar dan rangka yang menghubung.
Mesin ini dilengkapi dengan mekanisme daya untuk mengendalikan gerakan
meja.
d. Mesin Fraise Vertikal
Mesin fraise ini mempunyai perjalanan spindle axial yang pendek untuk
memudahkan pergeseran ke tingkat. Mesin fraise ini dilengkapi dengan alat
putar untuk memungkinkan mengefraise alat melingkar atau mengefraise
continuo suku cadang produksi yang sangat kecil. Penggunaan mesin ini
mencakup pengurdian, pengorbanan.
e. Mesin Fraise Meja Putar
Mesin fraise ini cepat tetapi terbatas pada pengefraisean permukaan datar
saja. Mesin penyesuaian dari mesin vertikal untuk penggunaan yang
dikhususkan.
f. Mesin Fraise Tangan
Mesin ini merupakan jenis yang paling sederhana, memiliki konstruksi
tiang dan lutut atau meja, dan dipasang pada landasan tetap. Mesin ini untuk
pekerjaan produksi fraise ringan. Misal potong alur-alur pasang pendek, dan
membuat celah.
2.2.7 Macam-Macam Pekerjaan Pada Mesin Fraise
Penggunaan mesin fraise dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Mengefraise alur
Digunakan untuk membuat alur dengan mesin fraise, bentuk pisau yang
digunakan tergantung dari bentuk alur. Pisau pada poros dan meja digerakkan
vertikal sehingga pisau dapat menekan benda kerja.
b. Mengefraise rata
Digunakan untuk mengefraise benda kerja yang dimana benda kerja akan
rata, pada sekali sayat dan bukan hasil pengefraisean yang bertahap. Dengan
pengefraisean rata digunakan pisau tergantung dari tebal bagian yang akan di
fraise. Pisau benda kerja yang tebal dan lebih tipis digunakan pisau telix.
c. Menefraise sisi
Digunakan untuk menyayat sisi benda kerja yang dimulai dari bagian tepi
ke arah mendatar. Pengefraisan ini menggunakan pisau ujung (shell add cutter)
yang dipasang pada poros bentuk tanpa ditahan.
d. Menefraise sudut
Digunakan untuk mengefraise benda kerja yang letaknya bersudut,
dimana benda kerja dimiringkan kedudukannya, dengan merubah kedudukan
setengah derajat. Sedangkan sudut digunakan untuk mengefraise bagian tengah
benda kerja.
2.2.8 Tool (Pahat Fraise)
Alas yang digunakan pada waktu pengefraisan yaitu pisau frase. Pada
umumnya pisau fraise berbentuk bulat panjang dan dikelilingi gigi-gigi, garis
tengah dialiri puncak gigi satu dengan puncak gigi yang lain, yang berseberangan.
Lebar dan tebalnya diukur pada permukaan yang melintang dan sejajar dengan
sumbunya. Tada ukurnya biasanya terdapat di bagian depan pisaunya. Untuk
mengubah ukuran garis tengahnya pada lubang dibuat saluran pasak dan
kedudukan pisau ikut berputar dengan poros fraise.
- Macam-macam pisau fraise antara lain:
- Pisau fraise mentah - Pisau fraise alur t
- Pisau fraise sisi samping - Pisau fraise pembentuk
- Pisau fraise muka - Pisau fraise roda-roda gigi
- Pisau fraise sudut - Pisau fraise gergaji
- Pisau fraise ujung - Pisau fraise pahat
2.2.9 Media Pendingin Pada Mesin Fraise
Penggunaan pendingin pada mesin fraise dibagi menjadi:
- Pendingin digunakan untuk menghilangkan panas yang dihasilkan oleh benda
kerja dengan tool pada saat kerja terjadi.
- Cairan yang keluar pada saat kerja pada mesin fraise untuk melindungi benda
kerja. Pendingin sangat baik apabila diberi saringan untuk memisahkan cairan
dari kotoran dengan pendingin tersebut.
2.2.10 Perhitungan Operasi Pada Mesin Fraise
a. Kecepatan Potong (Cutting Speed)
V =
1000
. . n D t
Dimana : V = Kecepatan Potong
D = Diameter pisau fraise (mm)
N = Putaran mesin (rpm)
b. Kecepatan Pemakanan (o.m)
o = Sz . Z . n (mm/menit)
c. Luas Penampang (a)
A = a . b
Dimana : a = Tebal geram
B = Lebar pemotongan
d. Gaya Tangensial
Pz = k . t . s
m
Dimana : k = Koefisien pemotongan (mm)
t = Tebal pemotongan (mm)
s = Feed (mm/putaran)
m = Eksponen
2.3 Electric Discharge Machining (EDM)
Electric Discharge Machining (EDM) adalah penghilangan listrik yang
memproses material dengan memutuskan listrik antara dua elektrode (elektrode
benda kerja dan alat), fluida dielektrik akan digunakan dalam proses ini. Tujuan
proses ini adalah mengendalikan penghilangan material dari benda kerja.
Electric Discharge Machining (EDM) merupakan salah satu proses pemesinan non
konvensional yang berbasis komputer sebagai pengendali utamanya.
Untuk meningkatkan produktifitas dan kualiatas hasil produk sesuai dengan yang
diharapkan maka pengetahuan parameter selama proses pemesinan EDM harus
baik.
Gambar 2.7 kontrol dan pengendali parrameter
Popularitas proses EDM adalah karena keuntungan-keuntungan berikut ini :
(i) Proses bisa digunakan pada material yang konduktif secara elektrik. Sifat
fisik dan metalrugi material kerja , seperti kekuatan, kekerasan,
mikrostruktur , dan lain sebagainya tidak menghalangi aplikasinya.
(ii) Selama pemesinan, benda kerja tidak ditujukan pada pembentukan
mekanis karena tidak ada kontak fisik antara alat dan kerja. Ini
membuat proses lebih berguna . sebagai hasilnya, pengerjaan yang
kecil dan mudah pecah bisa diproses dengan baik.
(iii) Meskipun penghilangan logam dalam hal ini adalah karena pengaruh
termal, namun tidak ada pemanasan dalam kelompok material.
(iv) Bentik die yang rumit pada material keras bisa dihasilkan pada tingkat
keakuratan yang tinggi dan penyelesaian permukaan.
(v) Seluruh tingkat produksi berbanding baik dengan proses konvensional
karena tingkat produksi ini bisa melepaskan operasi seperti
menggerinda dan lain sebagainya.
(vi) Permukaan yang dihasilkan oleh EDM terdiri dari macam lubang kecil.
Ini mungkin membantu dalam penghematan oli dan pelumasan yang
lebih baik.
(vii) Proses tersebut bisa diotomasi dengan mudah , sehingga hanya
memerlukan sedikit perhatian dari operator mesin.
PEMBAHASAN
Pembubutan
Mesin bubut adalah mesin yang menjalankan pemotongan shaft atau
haddow shaft dimana benda kerja di chuck dalam proses pembubutan benda kerja
berputar sesuai putaran yang kita atur. Pengaturan putaran motor disesuaikan oleh
diameter dan benda kerja.
Proses pemotongan menggunakan tool cutting yang dipasang pada penjepit
dan tool tersebut sejajar dengan senter yang dipasang pada kepala lepas.
Bagian-bagian utama mesin bubut:
1. Tuas pengubah kecepatan putar
2. Tuas pengubah kecepatan putar cekap
3. Cekam
4. Eretan
5. Pemutaran eretan arah sejajar terhadap sumbu benda kerja
6. Pemutaran eretan arah tegak lurus terhadap sumbu benda kerja
7. Tugas putaran eretan jalan otomatis
8. Tool snack sebagai tempat eretan
9. Tombol on/off
10. Marth switch
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan potong
1. Jenis material
2. Mata pisau/pahat
3. Arah pembubutan
4. Tebal pemotongan
Macam-macam mesin bubut:
1. Mesin bubut horizontal
2. Mesin bubut vertical
Perhitungan operasi bubut.
1. Kecepatan potong (C o)
1000
. . N D
Cs
t
=
2. Gaya pemotongan (Pz) Pz = K.t..s
m
Dimana : K : Koefisien potong (Pz)
t : Tebal potong
s : Feeding. m . eksiponen
3. Tebal pemotongan (t)
2
d D
t
=
Dimana : D : C awal (mm)
d : C akhir (mm)
4. Jumlah pemotongan (i)
f
t
i = (menit)
Dimana : f : Depth of cut
5. Waktu pemotongan (tm)
n S
i L
Tm
.
.
= (Menit)
6. Daya pemotongan (Nc)
) (
70 . 60
.
Np
Cs Pt
Nc =
Mesin Fraise
Mesin fraise termasuk perkakas proses pemotongan logam dengan proses
putar. Pemotongan pada mesin fraise menggunakan alat potong putar bergigi
banyak.
Bagian utama mesin fraise :
1. Keeping pembagi
Merupakan piringan logam yang mempunyai lubang tertentu/berjumlah terkait
pada masing-masing radius, misal tertanda angka 24 berarti radius terbagi
menjadi 24 (jarak lubang).
2. Pena pembagi
Merupakan pena dengan ujung runcing yang akan masuk pada lubang piring
pembagi.
3. Pengapit
Merupakan 2 buah belah plat yang berfungsi untuk bantalan dari pada piring
pembagi yang ditentukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan putar
1. Jenis material
2. Puluhan putar pisau
3. Tebal pembagian
Macam-macam mesin fraise
1. Mesin fraise vertikal
2. Mesin fraise horizontal
Perhitungan operasi mesin fraise:
1. Kecepatan putar (Sc)
1000
. . n D
Cs
t
= m / menit
2. Gaya tangensial
Pz = K. f. S
m
3. Jumlah Potongan
f
t
i = (Kali) f= depth of cut (mm)
4. Waktu pemotongan
n S
i L
Tm
.
.
= (menit) L = Panjang Benda Kerja
5. Momen Punter (m)
2
.D Pz
M =
6. Daya Mesin
70 . 60
.Cs Pz
Nc = (HP)
Cara Penggunaan mesin pembagi:
Li : Parca putaran pembagi terhadap cekam 40 : 1
Z : Jumlah gigi
Nk : Putaran Pembagi
Misal z : 24 maka putaran pembagi adalah
Nk : Sehingga dapat dibaca : 1 putaran + 16 gang untuk jumlah gang 24.
Kerja Bangku
Pengelasan
Fungsi dari pengelasan adalah untuk menggabungkan dua atau lebih bahan
yang terbuat dari logam. Sebenarnya ada beberapa jenis las, tetapi yang digunakan
untuk kerja bangku adalah las listrik, dan sebagai alat bantu lainnya.
Bagian-bagian utama las listrik:
a. Regulator
Adalah sebagai alat untuk menaikkan dan menurunkan tegangan listrik. Alat
ini juga berfungsi untuk membuat nyala las lebih stabil sehingga pengelasan
berjalan dengan baik.
b. Tang las
Tang ini berfungsi sebagai media mengalirnya arus listrik. Tang listrik ini
dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
1. Tang massa yaitu untuk massa yang dijepitkan atau sentuhkan pada benda
kerja sehingga dapat terjadi loncatan bunga api listrik.
2. Tang electrode yang berfungsi sebagai pegangan atau penjepit electrode
pada saat pengelasan.
Rumus perhitungan yang digunakan:
1. Daya listrik (p)
P = v. i. cosC (watt/kw)
Dimana : V : Tegangan output transfor motor (volt)
I : Arus listrik (A)
Cos C = Power factor
2. Kekuatan las
P = h. L. di . (kg)
Dimana : P : Beban (kg)
h : Lekat las (mm)
L : Panjang las (mm)
Di : Tegangan yang diizinkan (Kg/mm)
3. Panas yang ditimbulkan
H = V. L. t .. (joule)
Dimana : H : Panas dalam satuan jarak (joule)
V : Tegangan listrik (V)
T : Waktu (dkt)
4. Energy listrik
w = p. t .. (K joule)
Dimana : P : Daya listrik
t : Waktu pengelasan
5. Panas yang ditimbulkan C = 2,24. w
6. Ricment tambah
D =
1 2 +
t
(mm)
7. Kekuatan
R = h. L. f (K kel)
Dimana : H : Tebal pengelasan (mm)
L : Panjang pengelasan
f : Tegangan yang diperlukan
Alat-alat yang diperlukan
1. Mistar adalah alat yang paling sederhana dan berfungsi untuk mengukur benda
kerja yang kita buat.
2. Mistar geser adalah alat yang dapat mengukur hingga ketelitian 0.1-0.05 m
tergantung dari nilai nominalnya.
3. Martil adalah alat yang terbuat dari baja karbon tinggi yang menyebabkan alat
ini cukup keras.
4. Stang pembengkok adalah alat yang berfungsi untuk membengkokkan besi
eiser yang kita buat untuk benda kerja.
5. Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja agar benda kerja tidak berubah
sewaktu dikerjakan.
6. Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong besi eiser atau benda
kerja lainnya.
7. Gerinda dan kikir sebagai media untuk menghaluskan benda kerja yang telah
selesai di las.
INTRUKSI PENGOPRASIAN MESIN BUBUT
1. Pasang benda kerja pada cekam dan pasang senter
2. Pasang pahat pemotong (cutting tool) sejajar dengan senter
3. Atur kecepatan putar cekam dengan mengubah posisi tuas pengatur
putaran sesuai dengan table kecepatan
4. Putar posisi main switck pada posisi ON
5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON
6. Langkah pemotongan dengan menggerakan (memutar) salah satu
pemutar eretan
7. Jika ingin menginginkan langkah otomatis,putar tuas otomatis kekanan
penuh,maka eretan bergerak sejajar sumbu benda kerja.jika tuas
otomatis diputar kekiri penuh maka eretan akan bergerak tegak lurus
terhadapsumbu benda kerja
MEMATIKAN MESIN (MENGHENTIKAN LANGKAH
PEMOTONGAN)
1. Tempat pahat pemotong dalam keadaan bebas atau tidak menyentuh
benda kerja
2. Matikan motor dengan menekan tombol OFF
3. Setelah cekam tidak berputar,benda kerja bisa diukur,dipriksa atau
dilepas dari cekam
PENGERJAAN
Batang Poros
Proses pekerjaan
1. Meletakan benda kerja pada cekam di mesin bubut.
2. Mensenter benda kerja.
3. Membubut benda kerja dengan Memmbubut bagian laur benda kerja
sampai tersisa diameter benda kerja 30,2 mm dengan panjang 105 mm,
lalu dilanjutkan membubut dari ujung sampai 99,7 mm dengan diameter
24,7
4. Adapun gambar dan pengukuran lebih lengkap dapat dilihat pada sketsa
gambar di bawah ini.
3.3 Perhitungan
Mesin Bubut
1. Pembubutan muka rata pertama C = 33 mm dari tebal = 33mm menjadi
24.7 mm.
a. Kecepatan potong (Cs)
Cs =
1000
. . n D t
=
1000
) 500 ( 33 ) 14 , 3 (
= 51.81mm/menit
b. Tebal Potong (t)
t =
2
d D
=
2
7 . 24 33
= 4.15 mm
c. Gaya Pemotongan (Pz)
Pz = k . t . s
m
= 64 (4.15) (0,163)
0,75
= 68.13 Kj
d. Daya Pemotongan (i)
Nc =
4200
.Cs Pz
=
4200
81 . 51 ) 13 . 68 (
= 0.84 Hp
e. Jumlah Pemotongan (i)
Nc =
1
15 . 4
=
f
t
= 4.15 kali
f. Waktu Pemotongan (Tml) L = Ln + Lw + Lv
L = 1,25 + 32,5 + 1,25 = 35 mm
Tm =
n S
i L
.
.
=
500 ) 163 , 0 (
) 15 . 4 ( 105
= 5.35 menit
g. Waktu kembali (15 detik)
Tm
2
= 15 detik = 0,25 menit
2. Pembubutan muka rata pertama dengan diameter dalam C 33 mm menjadi
C 30.2 mm.
a. cs =
1000
. . n D t
=
1000
500 . 33 ) 14 , 3 (
= 51,81
menit
mm
b. t =
2
d D
=
2
2 . 30 33
= 1.4 mm
c. i =
f
t
=
1
4 . 1
= 1,4 kali
d. Pz = K . t . s
m
= 94 (1.4) (0,163)
0,75
= 33.76 kj
e. Nc
2
=
4200
.Cs Pz
=
4200
) 81 . 51 )( 76 . 33 (
= 0,84 Hp
f. L = Lv + Lw = 2 + 11,2 = 13,2 mm
Tm
3
=
n s
i L
.
.
=
) 500 )( 163 , 0 (
) 4 . 1 )( 3 . 5 (
= 0.09 menit
g. Waktu kembali 8 detik
Tm
4
= 8 detik = 0,133 menit
3. Pembubutan muka dengan L= 150 mm menjadi L= 105
a. cs =
1000
. . n D t
=
1000
500 . 33 ) 14 , 3 (
= 51,81
menit
mm
b. t = 150 mm 105 mm = 45 mm
c. Pz = K . t . s
m
= 94 (45) (0,163)
0,75
= 1085.13 Kj
d. i =
f
t
=
1
45
= 45 kali
e. Nc
2
=
4200
.Cs Pz
=
4200
) 81 . 51 )( 13 . 1085 (
= 13.38 Hp
f. Tm
s
=
n s
i L
.
.
=
500 ). 163 , 0 (
45 . 5 , 16
= 9.11 menit
L = Lv + Lw + Ln
= 1,25 + 32,5 + 1,25
= 35 mm
g. Waktu kembali 15 detik
Tm
6
= 15 detik = 0,25 menit
INTRUKSI PENGOPRASIAN MESIN FRAIS:
1. Pasang cekam (ragum)pada meja,pasang pahat pemotong pada spidle
2. Tepatkan posisi benda kerja di bawah pahat pemotong dengan
memutar hendle longitudinal dan penggerak lintang
3. Naikan posisi benda kerja sampai ujung pemotong menyinggung
benda kerja dengan memutar handle vertical
4. Geser benda kerja menjauh dari pahat pemotong
5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON
6. Langkah pemotong dengan memutar handle longitudinal atau
penggerak lintang
MEMATIKAN MESIN
1. Jauhkan benda kerja dari pahat pemotong dengan pemotong dengan
memutar hendle longitudinal atau handle penggerak lintang
2. Matikan motor dengan menekan tobol ON
3. Benda kerja dilepas dari ragum
Gear
Proses pekerjaan
1. Potong poros dengan panjang 50 mm dan ratakan dengan mesin bubut
2. Centerkan poros yang sudah dipotong
3. Buat lubang dengan diameter 180
4. Setelah pembuatan lubang pada center
5. Masukkan poros pada lubang dangan pas / presisi
6. Cekam poros agar keadaan gear vertical untuk memudahkan
pemotongan secara horizontal yang membetuk gear
7. Atur kecepatan dan putaran pada mesin frais agar gear terbentuk secara
merata
8. Adapun gambar dan pengukuran lebih lengkap dapat dilihat pada
sketsa gambar di bawah ini
Mesin Fraise
M = 2,25
1. Putaran Piringan (p)
p =
24
40 40
=
z
= 1,67
2. Perhitungan mesin fraise
a. Kecepatan potong cs =
1000
. . n D t
=
1000
109 . 60 ). 14 , 3 (
= 20,54
menit
mm
b. Gaya Tangensial
Pz = K.t.s
m
= 94 (7,065)(0,163)
0,75
= 170,37 Kj
c. Moment punter (m) m =
2
.D Pz
=
2
60 ) 37 , 170 (
=5111,1 mm/Kj
d. Daya mesin fraise (N) Nc =
574000
.n M
=
574000
) 109 )( 1 , 5111 (
= 0,97 Hp
e. Waktu pemotongan (tc)
Tc =
f n
Lt
.
Lt = Lv + Lw + Ln
Lv = \a (d-a)
= \4,5 (58,5 4,5)
= \243
= 15,6 mm
Lw = 50 mm
Ln =
z
d
=
2
5 , 58
= 29,25 mm
Lt = Lv + Lw + Ln = 15,6 + 50 + 29,25 = 94,8594,85 mm
tc =
f n
Lt
.
=
1 , 109
85 , 94
= 0,87 menit f = 1
Waktu setting 2 menit sehingga total : 0,87 + 2; 2,87 menit dan karena
jumlah gigi 24 maka Tc
total
= 24 (2,87)
= 68,88 menit
Daya mesin bubut
Nc
total
= Nc
1
+ Nc
2
+ Nc
3
+ Nc
4
+ Nc
5
+ Nc
6
= 0,186 + 0,186 + 0,25 + 0,186 + 0,619 + 0,404
= 1,831 Hp
Daya mesin fraise
Waktu machining
tm = tm
1
+ tm
2
+ tm
3
+ tm
4
+ tm
5
+ tm
6
+ tm
6
+ tm
7
+ tm
8
+ tm
9
+ tm
10
+ tm
11
+ tm
fraise
= 3,05 + 0,25 + 1,15 + 0,133 + 4,06 + 0,25 + 1,15 + 0,133 + 26,04
+ 0,25 + 3,2 + 68,88
= 108,55 menit
Waktu setting tiap gang adalah 2 menit.
Karena jumlah gang 24 maka : T = 24,2 = 48 menit
Tm
total
= tm + t
= 108,55 + 48
= 156,56 menit
Biaya dan operasi roda gigi
Biaya bahan = Rp 600,-
Daya yang digunakan
- Mesin bubut -
Nc
total
= 1,831 Hp
P = Nc
% 90
4 , 745
= 1,831
9 , 0
4 , 745
= 1516,5 Kw
- Mesin fraise
Nc = 0,97 Hp
P = Nc
% 90
4 , 745
= 0,97
9 , 0
4 , 745
= 803,38 Kw
- Waktu machining (tm
total
) = 156,55 menit = 2,61 jam
- Energi listrik (e) = P. T = 33336,078 x 2,61
= 8707,16 watt
= 8,707 Kwatt
- Biaya listrik = 8,707 x Rp. 800,- = Rp. 7.000,-
- Biaya kerja = 2,61 x 4000,- = Rp. 10.500,-
- Biaya perawatan = Rp. 2.000,-
- Biaya total
a. Biaya bahan : Rp. 600,-
b. Biaya listrik : Rp. 7000,-
c. Biaya pekerja : Rp. 10.500,-
d. Biaya perawatan : Rp. 2.000,-
: Rp. 20.100,-
- Keuntungan yang diambil 25%
= , 5000 . 100 . 20
100
25
Rp x
- Harga Jual
Rp. 20.100,- + Rp. 5025,- : Rp. 25125,-
+
KESIMPULAN
Kesimpulan
Dalam pembuatan komponen-komponen seperti halnya dalam pembuatan
piston dan batang piston, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
a. Dalam pembuatan benda kerja terlebih dahulu harus menentukan sifat dari
bahan yang akan mempengaruhi pada proses pengerjaan.
b. Dalam pembuatan benda kerja atau produk seharusnya terlebih dahulu
mengetahui mesin-mesin perkakas yang akan digunakan seperti alat-alat bantu
dan juga urutan pada proses pengerjaan.
c. Untuk membuat suatu benda kerja, perlu diperhatikan biaya proses produksi,
yang mana hal ini berpengaruh terhadap harga jual.
Saran
a. Pada saat proses pengerjaan perlu pendamping dari asisten untuk setiap
praktikum agar dalam praktikum bisa berjalan dengan lancar.
b. Perlu adanya kedisiplinan asisten dalam setiap menjalankan tugas yang telah di
amanatkan, terutama dalam disiplin waktu.
c. Perlu adanya pembekalan praktek dari instruktur masing-masing.
d. Perlu diperhatikan mengenai alat keselamatan kerja seperti halnya helm,
kacamata, sarung tangan, masker, dan lain-lain.