Kasus Perbuatan Melawan Hukum RAWAGEDE

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KASUS PERBUATAN

MELAWAN HUKUM
Kasus Rawagede
ANGGOTA KELOMPOK :
1. MUHAMMAD ANDRIANTO N 115010107113003
2. MAS WIRID DINATA K 115010107113030
3. MUHAMMAD RENDY RAMADHAN 115010107113002
4. HADI HERLAMBANG PRABOWO 115010107113057
Kasus Rawagede
Pada 9 Desember 1947 terjadi pembantaian di Desa Rawagede. Ada 431 laki-laki dibantai
(indonesia) 150 (belanda)
Pada 9 desember 2009 diajukan gugatan ke Pengadilan Distrik di Den Haag oleh para
janda.
Pada 14 september 2011 Hakim pengadilan sipil di Den Haag mengabulkan gugtan, pihak
tergugat pemerintah kerajaan belanda
Pada bulan november 2011, hakim pengailan sipil Den Haag tetap memutuskan bahwa
pemerintah kerajaan belanda harus menggati rugi kepada 7 janda korban rawagede, meski
diajukan pledoi
Tetapi pemerintah kerajaan belanda menolak membayar ganti rugi, dengan alasan bahwa
kasus tersebut telah kadaluarsa
Tetapi pihak penggugat menilai bahwa pihak tergugat harus mematuhi putusan
Pengadilan Distrik di Den Haag

Analisis Kasus
A. Termasuk HPI
Karena dalam kasus ini terjadi antara 2 subjek beda Negara

B. Termasuk PMH
Adanya perbuatan
Perbuatan melanggar hukum
Adanya kesalahan
Terciptanya kerugian
Terdapat hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian
C. Titik Taut
Titik Primer
Kewarganegaraan
Domisili
Titik Sekunder
Tempat terjadi pembantaian : karawang , Jawa Barat, 9 Desember 1947
Korbannya adalah WNI , pelakunya adalah Belanda
Lanjutan ...
D. Pengadilan yang Berwenang
sesuai dengan lex locus delicti : lebih tepat pengadilan yang digunakan adalah
pengadilan Indonesia
E. Hukum yang digunakan
Yang digunakan adalah hukum Indonesia ( Lex Locus Delicti ) dikarenakan tempat
terjadinya kasus ini berada pada di Indonesia, pun juga dengan korbannya.
Analisis Kasus

Analisis Kasus
Perusahaan penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines melakukan perjanjian
perusahaan aviasi asal Perancis, Jetlease SARL. Perjanjian sendiri berawal pada
2007 dengan Merpati menyewa dua pesawat melalui Jetlease yang merupakan
sub sewa. Kemudian Merpati tidak membayar uang sewa, namun pada 2010
dilakukan amandemen perjanjian. Dalam amandemen itu disebutkan bahwa
tergugat menempatkan jaminan uang sewa di Erste Bank London yang nilainya
hampir mencapai US$8 juta. Setelah dikurangi untuk membayar utang
sebelumnya, masih ada sisa sekitar US$6 jutaan.

Lanjutan...
Setelah perjanjian berlangsung beberapa tahun dan menurut Jetlease masih ada
kewajiban Merpati yang belum dibayar lebih dari US$2 juta atas sewa 2 unit
pesawat terbang jenis Boeing 737-301 dengan nomor seri pembuatan MSN 23931
dan 23932. Tagihan inilah yang digunakan perusahaan asal Perancis itu menggugat
Merpati Nusantara. Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, menyusul gagalnya perundingan dalam rangka restrukturisasi pembayaran
utang perseroan BUMN tersebut pada tahun lalu.
Fakta yang terjadi di dalam persidangan adalah PT.Merpati Nusantara tidak
membayar kewajibannya karena ada kewajiban Jetlease SARL yang belum
dipenuhi. Jetlease tidak mengirimkan tiga mesin pesawat yang jadi hak PT
merpati Nusantara. PT Merpati Nusantara Airlnes sering meminta agar Jetlease
mengirimkan mesin baru, tetapi itu tidak dilakukan karena alasan ketiadaan
kepastian jaminan pembayaran dari pihak tergugat. Majelis hakim yang dipimpin
Sujatmiko menyatakan gugatan Jetlease terkait ingkar janji ditolak seluruhnya.
Gugatan tersebut terkait masih adanya utang atas pembayaran uang sewa,
jaminan pembayaran, jaminan perawatan, dan hasil sewa senilai lebih dari US$2
juta kepada penggugat. Majelis hakim menilai masih ada uang jaminan yang
merupakan dana milik Merpati di Erste Bank di London. Uang jaminan itu,
katanya, nilainya hampir US$8 juta yang sebagian digunakan untuk membayar
utang Merpati sebelumnya US$1,7 juta.

Lanjutan...
Menurutnya, tidak ada indikasi Merpati wanprestasi karena sudadh ada inisiatif
dari perusahaan penerbangan itu untuk melakukan restrukturisasi. Menurut
kelompok kami kasus tersebut termasuk ke dalam Ranah Hukum Perdata
Internasional dikarenakan pihak-pihak yang terkait berbeda Negara. Dan memang
benar Pengadilan dan sistem hukum yang digunakan adalah Pengadilan dan
Hukum Indonesia. Menrutu kelompok kami juga kasus ini termasuk Wanprestasi
dikarenakan Jetlease SARL tidak mengirimkan 3 buah mesin pesawat kepada
pihak PT Merpati Nusantara Airlines. Padahal di klausul perjanjiannya sudah
kesepakati oleh kedua pihak.
Menurut Kelompok kami....
A. Mengapa Termasuk HPI
Karena perjanjian ini melibatkan 2 negara yang berbeda, PT Merpati Nusantara Airlines
(Indonesia) dan Jetlease SARL (Perancis)
B. Mengapa Termasuk Wanprestasi
Karena dalam klausul yang dibuat 2 pihak tersebut menyebutkan bahwa setelah adanya
pembayaran sewa pihak Jetlease SARL mempunyai kewajiban mengirimkan 3 buah mesin
pesawat, tetapi faktanya sudah 7 tahun tidak mengirimkan 3 buah mesin pesawat tersebut
sesuai isi klausul perjanjian.
C. Titik Taut
Primer
Kewarganegaraan : perbedaan kewarganegaraan diantara dua belah pihak yang melakukan
suatu hubungan hukum melahirkan permasalahan HPI
Tempat kedudukan badan hukum ; sebagai badan hukum, badan hukum memiliki tempat
kedudukan atau legal seat.
Sekunder
Tempat letaknya benda (Lex situs), tempat dilangsungkannya perbuatan hukum (Lex loci
actus), tempat ditandatanganinya kontrak, tempat dilaksanakannya perjanjian.
Lanjutan...
D. Pengadilan Yang Berwenang
Pengadilan yang berwenang adalah Pengadilan Jakarta Pusat.
E. Hukum yang Berlaku
Hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai