Pengenalan Alat Dan Bahan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

BIOKIMIA PERAIRAN
TAHUN 2014
Nama : M Ali Rahman
NPM : 230210130059
Lab

: TPHP
ABSTRAK

Setiap alat mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu mengenali bahan dan setiap jenis alat berdasarkan fungsi, dan
prosedur penggunaannya masing-masing sehingga diperoleh data yang cukup valid
untuk dianalisa. Praktikum kali ini dilakukan pada tanggal 28 oktober 2014 di
laboratorium TPHP FPIK Universitas Padjadjaran adapun peralatan yang digunakan
seperti korteks, neraca, alat sentrifugasi, destilasi, bunsen, biuret, thermometer, gelasgelas kimia, spektrofotometer, hot plate, incubator, dan lemari pendingin. Setelah
mengenal dan mengetahui fungsi dan cara kerja masing-masing alat dapat
menghindari dari kesalahan penggunaan alat tersebut. Karena apabila praktikan tidak
mengetahui cara kerja dan fungsi masing-masing alat, kita dapat melakukan
kesalahan yang nantinya dapat berbahaya bagi praktikan tersebut maupun praktikan
yang lainnya. Kesalahan yang sekecil apapun dapat merubah hasil dari praktikum.
Kata Kunci : Peralatan dan bahan laboratorium
PENDAHULUAN
Didalam praktikum biokimia seringkali praktikan tidak terlepas dari alat-alat yang
berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium biokimia hampir
sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia,
yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, dan
pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji,
termometer, botol tetes, pembakar spirtus, kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak
tabung reaksi.(Anonym, 2012). Di samping peralatan gelas tersebut, pada

laboratorium masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain : autoklaf, oven,
mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup,
keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme
dengan suhu tertentu yang kostan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan
suspensi atau larutan, penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk
mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian fermentasi.(Anonym, 2012). Dalam
sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja dan
fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan
dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat,
praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.(Walton. 1998).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,
memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang
atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi
yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan didalam
laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap
dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala
diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus
sesuai dengan kebutuhan. (Imamkhasani, 2000).
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Waktu

: Selasa, 28 Oktober 2014

Tempat

: Laboratorium TPHP FPIK Universitas Padjadjaran

Daftar Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu korteks, neraca, alat
sentrifugasi,

destilasi,

bunsen,

biuret,

thermometer,

spektrofotometer, hot plate, incubator, dan lemari pendingin.

gelas-gelas

kimia,

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Vortex Mixer

Sumber :
http://202.67.224.138/pdimage/77/2348277_velp_vortex_mixer_zx3_jpg_489_d.jpg.

Vortex mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampur larutan yang ada
dalam tabung reaksi. Alat ini terdiri dari sebuah motor listrik dengan drive shaft
berorientasi vertikal dan melekat pada sepotong karet. Ketika tabung reaksi atau
wadah lain yang sesuai ditekan pada cangkir karet vortex mixer maka gerak akan
ditransmisikan ke dalam cairan dan terbentuk pusaran.
2. Neraca
Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat
yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg).
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada
benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat
digunakan neraca atau timbangan. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti :
a. Neraca Ohaus
Neraca Ohaus dua lengan

Sumber : http://rumushitung.com/wp-content/uploads/2013/06/gambar-neracaohaus-2-lengan.jpg.

Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar.
Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan depan terdapat satu anting logam yang
digeser-geser dari 0, 10, 20, , 100g. Sedangkan lengan belakang lekukan-lekukan
mulai dari 0, 100, 200, , 500 g. Selain dua lengan, neraca ini memiliki skala utama
dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0 sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus tiga lengan

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-C72d9ijOy4/T1f3BWPYnJI/AAAAAAAAAQQ/CVglgCw-5bg/s1600/neracaohauss.jpg.
Neraca Ohauss tiga lengan mempunyai nilai skalanya dari yang besar sampai
ketelitian 0.01 g yang di geser. Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai
berikut:

Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3,
4,., 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr. Jadi skala
terkecil 0,1 gram

Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan
skala dari 0,100, 200, , 500gr.

Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari
skala 0, 10, 20, , 100 gr.
b. Neraca Digital

Sumber : http://jogjas.com/indogama/wp-content/uploads/pa642.jpg.
Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang
digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Neraca digital berfungsi
untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare otomatis harganya
dengan harga dasar satuan banyak kurang. Cara kerja neraca digital hanya bisa
mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul ditampilkan layar LCD-nya
(Mansur, 2010). Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat.
Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog
atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya
neraca digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap
penimbangan) (Timbangandigital, 2010).

c. Neraca Analitis Dua Lengan

Sumber : http://jogjas.com/indogama/wp-content/uploads/pa642.jpg.
Jenis neraca ini digunakan untuk mengukur massa benda misalnya emas, batu, dan
kristal benda. Batas ketelitian alat ini : 0,1 gr. Bagian-bagian dari alat ini:
1. Letak anak timbang
2. Anak timbang
3. Jarum indikator
4. Tempat zat yang akan ditimbang.
Dalam penggunaan neraca ini harus diingat bahwa :
1. Letak anak timbang disebelah kiri hadapan penimbang.
2. Letak zat yang akan ditimbang disebelah kanan hadapan penimbang.
3. Apabila jarum indikator bergerak kekiri itu berarti beban/massa lebih berat
disebelah kanan.
4. Apabila jarum indikator bergerak kekanan itu berarti beban/massa lebih berat
disebelah kiri.
5. Pada saat menimbang harus selalu dalam keadaan tertutup.
6. Selalu menggunakan kertas timbang.

d. Neraca Lengan Gantung

Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/_j53fKsOnq6A/TJjIhgSO63I/AAAAAAAAIys/GSz2_hsgyu
U/s400/timbangan+dacin+mini.JPG
Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda dan biasanya digunakan
oleh pedagang. Cara penggunaanya relative mudah:

Tempatkan benda yang akan diukur pada tempat penyimpan beban.

Kemudian geser beban pemberat disepanjang batang bersekala sampai setimbang.

Baca skala pada batang tersebut.

Catat hasil pengukurannya.

3. Alat Sentrifugasi

Sumber :
http://cdn1.bigcommerce.com/server2300/zcgfz4/products/3902/images/7017/tabung
_sentrifugasi_15_ml__95413.1409390831.1280.1280.jpg?c=2.

Alat sentrifugasi berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari


larutan.
4. Alat Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi
kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

Sumber : http://bisakimiadotcom.files.wordpress.com/2013/02/distillations.jpg.
5. Pembakar Bunsen

Sumber : http://radialdirect.com.au/bunsen-burner-in-science-lab.jpg

Berfungsi Untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alatalat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose. Cara kerjanya
sangat sederhana yaitu menyalakan Bunsen Yaitu dengan membakar bagian atas atau
sumbu dari bunsen, atur sampai terbentuk api warna biru.
6. Buret

Sumber : http://www.harpercollege.edu/tmps/chm/100/dgodambe/thedisk/labtech/buret1.jpg.

Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang


memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya .digunakan untuk
meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti
pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi
sampai dengan 0,05 cm. Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian
pengukuran volume dengan buret sangatlah penting.
Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan. Bahkan
ketebalan garis ukur juga mempengaruhi; bagian bawah meniskus cairan harus
menyentuh bagian atas garis. Nilai yang umumnya digunakan adalah dengan
menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah miniskus menyentuh bagian bawah garis
ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada

ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetesan itu
ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut. Ukurannya mulai dari
5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala
0,05 mL. Biuret berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu,
biasanya digunakan untuk titrasi. Sedangkan statifnya terbuat dari besi atau baja yang
berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya
pada saat digunakan. Dan klem buret terbuat dari besi atau baja untuk memegang
buret yang digunakan untuk titrasi.
7. Termometer

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-t1JHPBCndbk/UX4uqHhFJI/AAAAAAAAABQ/BdnSii0wPN4/s320/lab-thermometer.jpg.

Termometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau
temperatur gradien dengan menggunakan berbagai prinsip yang berbeda-beda.
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, ada beberapa jenis termometer. Berikut ini
adalah macam macam termometer :
a) Alcohol Thermometer (Termometer Alkohol)
Termometer kaca yang mirip dengan termometer air raksa, hanya saja dengan
menggunakan cairan alkohol.

b) Mercury-In-Glass Thermometer (Termometer Air Raksa)


Termometer air raksa ini menggunakan air raksa sebagai bahan utamanya. Air
raksa dimasukkan ke dalam sebuah bola kaca berukuran sangat kecil, dan
dimasukkan ke dalam sebuah tabung kaca sempit.
c) Termometer Digital
Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang
prinsip kerjanyasama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada
termometer digital menggunakanlogam sebagai sensor suhunya yang kemudian
memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan olehrangkaian elektronik dan
ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca.
Cara Menggunakan termometer digital ini, biasanya menggunakan termokopel
sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana
termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya
ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip
kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan
temperatur.

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-PYx
Xn5atik/TocUz8Li2sI/AAAAAAAAABc/_4lQW_L5hM/s1600/TERMOMETER.jpg.

8. Gelas-Gelas Kimia
1). Gelas Kimia (beaker)

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/cmxMpUh_9b4/Ubu9n29CzBI/AAAAAAAAAME/NAvBeAzOfuU/s1600/Beake
r+500ml.jpg.
Gelas kimia berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200
o

C. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Beaker Glass ini berfungsi

diantaranya untuk :

Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi

Menampung zat kimia

Memanaskan cairan

Media pemanasan cairan

2). Labu Erlenmeyer

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/cmxMpUh_9b4/Ubu9n29CzBI/AAAAAAAAAME/NAvBeAzOfuU/s1600/Beake
r+500ml.jpg.
Labu Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2L. Labu
Erlenmeyer ini berfungsi diantaranya untuk :

Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

Menampung filtrat hasil penyaringan

Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

3). Gelas ukur

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/JTZ7XCByNQk/Tn3VTC0oYmI/AAAAAAAAAKA/NS1DtWl4S_c/s1600/13.+
Gelas+Ukur.jpg.

Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau
plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Gelas ukur
berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu
4). Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Jenisnya:

Pipet seukuran digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara
tepat, bagian tengahnya menggelembung. Ukuran/volume pipet ini bervariasi dari
1 mL sampai 100 mL. Tingkat kesalahannya kurang dari 0,01 mL.

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-l7g41vSjUuw/UfWmGEFiiI/AAAAAAAAAP8/L89B0X6GM2g/s1600/pipet+volumetrik.jpg.

Pipet berukuran berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.


Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu
secara tepat.

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/ipEL8TD5w5I/UFDABPc3GJI/AAAAAAAAAG0/BdwISDfzylg/s1600/pipet
ukur.jpg.

Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

Sumber : http://202.67.224.132/pdimage/53/4358153_img01959-201310020702.jpg.
6). Tabung reaksi
Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Tabung reaksi ini berfungsi yaitu
sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia
dalam skala kecil
7). Kaca arloji

Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Kaca arloji ini
berfungsi sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat
menimbang bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
9. Spektrofotometer

Sumber :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Spektrofotometr
i.jpg/220px-Spektrofotometri.jpg
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca
atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan. Alat ini memiliki prinsip kerja hasil penggabungan dari alat
spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Sedangkan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsikan. Spektrometer
memiliki alat pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang gelombang dari
sinar putih. Pada fotometer terdapat filter dari berbagai warna yang memiliki
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.

10. Hot Plate

Sumber : http://sulaiman-analis.blogspot.com/2013/09/mengenal-peralatanlaboratorium_19.html
Hot

plate

stirrer

dan

Stirrer

bar

(magnetic

stirrer)

berfungsi

untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat


dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
11. Inkubator

Sumber :
http://www.helodermen.de/Bild_Banner/gr_pics_neu/Inkubator%20(1).jpg.

Inkubator (Incubator) Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau


memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur

suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042
misalnya adalah 10-70oC. Suhu di dalam inkubator konstan dan dapat diatur sesuai
dengan tujuan inkubasi. Bentuk inkubator yang dikenal ada yang berupa shaker dan
water bath. Di dalam laboratorium, digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada
suhu

tertentu, menumbuhkan ragi

dan jamur, menyimpan biakan murni

mikroorganisme I pada suhu rendah. Inkubator biasanya hanya dapat diatur di atas
suhu kamar, sedangkan cooled inkubator dapat diatur baik pada suhu di bawah
maupun diatas suhu kamar. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi
energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir
sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat. Cara penggunaan inkubator adalah
semua medium yang sudah dimasukan ke dalam cawan petri dan terbungkus kertas
dimasukan ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu konstan sesuai dengan
yang diinginkan.

KESIMPULAN
Dari praktikum ini praktikan dapat mengenali alat dan bahan yang digunakan,
dan setiap alat mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu praktikan perlu mengenal setiap jenis alat, fungsi, dan prosedur
penggunaannya masing-masing. Setelah itu mengenal dan mengetahui fungsi dan
cara kerja masing-masing alat dapat menghindari dari kesalahan penggunaan alat
tersebut. Karena apabila praktikan tidak mengetahui cara kerja dan fungsi masingmasing alat, praktikan dapat melakukan kesalahan yang nantinya dapat berbahaya
bagi praktikan tersebut maupun praktikan yang lainnya. Kesalahan yang sekecil
apapun dapat merubah hasil dari praktikum yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Taiyeb, M. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta : Lepdikbud
Wirjosoemarto.K, dkk. 2004. Teknik Laboratorium. Jica. IMSTEP
Anonim.2013. Instrumen Dasar Laboratorium.
http://rindachie.wen9.com/menu/labs/alkes.html (diakses tanggal 2-11-2014
jam19.30 WIB)
amydahlia.2011. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium.
http://amydahlia.wordpress.com/2011/10/18/nama-fungsi-dan-cara-kerjaalatalatlaboratorium-mikrobiologi/ (diakses tanggal 2-11-2014 jam 20.00)
http://kimia.unsoed.ac.id/?page_id=511 (Diakses tanggal 2-11-2014 jam 20.30 WIB)
Achmad Sulaiman.2013. mengenal Peralatan laboratorium.
http://sulaiman-analis.blogspot.com/2013/09/mengenalperalatanlaboratorium_19.html (Diakses tanggal 3-11-2014 jam 18.30 WIB)
Ailsa Giovani.2013. Pengujian Alat dan Teknik Praktikum Mikrobiologi Pangan.
http://ailsagiovanni.blogspot.com/2013/01/pengujian-alat-dan-teknikpraktikum.html (Diakses tanggal 3-11-2014 jam 19.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai