Laporan Pertanggungjawaban FPTI 2003-2007 - 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

Laporan Pertanggungjawaban
Pengurus Periode 2003 - 2007
Salam panjat tebing!
Pada akhir masa kepengurusan FPTI 2003-2007 disampaikan Laporan
Pertanggungjawaban kepada Musyawarah Nasional FPTI.
Sistematika laporan dibagi menjadi empat
bagian yaitu:
1. Kelembagaan
2. Prestasi
3. Panjat tebing alam, dan
4. Keuangan
Pada tiap bagian disoroti nasional dan
internasional.
Pada laporan ini, selain melaporkan hasil
yang telah dicapai ditampilkan juga hal-hal
yang belum dicapai, serta yang masih
diusahakan untuk dicapai. Sehingga dapat
dilanjutkan oleh kepengurusan selanjutnya.
Pada bagian akhir Laporan ini dilampirkan
beberapa dokumen penting yang dijadikan
acuan bagi Laporan ini.
Dokumen Deklarasi FPTI

I. Kelembagaan
1.1. Nasional
a. Pengantar
FPTI dibentuk oleh 23 pemuda dari berbagai kota di Jakarta pada 21 April 1988.
Dokumen deklarasi pembentukan Federasi Pendaki Gunung dan Pemanjat Tebing
Indonesia dapat dilihat pada Gambar-1. Saat ini asli dari dokumen deklarasi masih
dipegang oleh Sdr. Hendricus Mutter, yang diterima dari Pembina Harry Suliztiarto
pada awal Desember 2006.

3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

1/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

Kepengurusan FPTI yang telah berusia hampir 19 tahun telah mengalami 5 (lima) kali
masa kepengurusan, yaitu:

1988-1990: Harry Suliztiarto


1990-1995: Setiawan Djody
1995-1997: Setiawan Djody
1997-1999: F Hendricus Mutter
1999-2003: Letjend Syahrir MS, SE
2003-2007: Letjend (purn) Syahrir
MS, SE

b. Eksistensi Panjat Tebing Indonesia


FPTI telah menjadi anggota Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sejak
tahun 1994. Sejak saat itu, FPTI terus
memainkan peran maksimal dalam rangka
memajukan prestasi olahraga nasional,
termasuk dalam pembentuk UU No. 3 tahun
2006 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional.
Saat ini FPTI telah eksis di 30 (tiga puluh)
propinsi dan lebih dari 185 kabupaten kota di seluruh Indonesia:
24 propinsi sangat aktif
2 propinsi cukup aktif (Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Barat)
4 propinsi mati suri (Maluku, Papua, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo)
Daftar pengda dan pengcab dapat dilihat pada lembar terlampir.
c. Legalitas Pengda FPTI
Sampai dengan laporan ini dibuat masih ada beberapa pengda yang belum
mendapatkan pengesahan kepengurusan serta beberapa pengda yang telah habis
masa kepengurusan tapi belum melaksanakan Musywarah Daerah sesuai AD/ART
FPTI, yaitu:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Propinsi
Jambi
Sumatera Selatan
Lampung
Sulawesi Selatan
Sulawesi Utara
Nanggroe Aceh Darussalam
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua

3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

Periode
kepengurusan
2001-2005
2002-2006
2002-2006
2003-2006
2002-2006
2001-2005
NA
NA
NA

Status
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
Belum melaksanakan Musda
2/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

FPTI telah mengirimkan surat resmi ke semua pengda tersebut, namun sampai saat
ini tidak mendapat respon yang diharapkan, sehingga menurut AD/ART FPTI Pasal
kepengurusan FPTI yang di propinsi tersebut diatas dapat dinyatakan tidak syah.
Detil data legalitas pengda dapat dilihat dilihat melalui www.seacf.org/fpti/offices.htm
d. Musyawarah dan Rapat
Selama periode 2003-2007 telah dilakukan sebanyak 36 rapat resmi FPTI dengan
rincian sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5

Jenis
Rapat Koordinasi
Rapat Pleno
Musyawarah Nasional Luar Biasa
Rapat Paripurna Nasional
Rapat Kerja Nasional

Jumlah
3
28
1
3
1

Salah satu hasil paling signifikan


adalah penyempurnaan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga FPTI yang dilakukan pada
Munas Luar Biasa awal tahun
2006. Penyempurnaan AD/ART
merupakan tuntuan perubahan
reformasi politik Indonesia yang
telah berlangsung sejak 1998.
Pada AD/ART FPTI hasil
Munaslub 2006 telah memasukkan
unsur-unsur sangat penting antara
lain:
1. Undang-undang No.
Tampilan Website FPTI
22/1999 tentang Otonomi
Daerah
2. Undang-undang No. 23 tahun 2006 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
e. Surat menyurat
Pada masa bhakti 2003-2007 FPTI telah menerbitkan sebanyak kurang-lebih 600
surat dengan rincian sebagai berikut:
Jenis Surat
Keputusan
Lainnya

2003

2004

2005

2006

2007

Detil surat yang telah diterbitkan terlampir.


3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

3/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

f. Data
Pada kepengurusan 2003-2007 telah dimulai pengelolaan data yang lebih sistematis
menggunakan media internet. Diharapkan kedepan, seluruh data dan informasi FPTI
bersifat terbuka dan bisa diakses oleh siapa saja dari mana saja. Pada tahap awal
data atlit, kompetisi, dan peringkat serta data kepengurusan sudah dapat dilihat di
internet dengan alamat www.seacf.org/fpti/.
Selain itu data kegiatan FPTI yang disimpan dalam media komputer saat
kepengurusan ini berakhir, FPTI akan menyerahkan data yang terstruktur hampir 5 GB
dalam bentuk hard-disk.
g. Aset
Aset yang diterima dari kepengurusan sebelumnya berupa Printer LaserJet4 dan satu
set PC tidak dapat digunakan dan telah dibesi-tuakan.
Kepengurusan kali ini akan menyerhkan beberapa aset kepada kepengurusan
berikutnya. Daftar aset yang akan diserahkan adalah:
1. Komputer tanpa monitor
2. Hardisk kapasitas 40 GB
3. Printer HP LaserJet 1300
4. Meja Kursi
5. AC split 1 unit
Semua aset pada saat diserahkan dalam keadaan baik dan masih dapat digunakan
dengan baik.
h. Sekretariat
Pada saat kepengurusan berakhir dari periode sebelumnya FPTI mempunyai
sekretariat di Markas Komando Kopassus di Cijantung, namun sekretariat tersebut
pada tahun 2004 diambil alih kembali oleh Kopassus. Pada awal 2004 FPTI mendapat
satu tempat yang dapat digunakan sebagai sekretariat di Gelora Bung Karno yang
hingga saat ini belum difungsinkan secara maksimal.
Sekretariat FPTI selama periode 2003-2007
lebih banyak dijalankan dari Jl Rindang No. 39,
rumah ketua harian.
1.2. Internasional
FPTI telah bergabung dalam:
Southeast Asia Climbing Federation
(SEACF) sejak 1996.
Asian CICE (sekarang Asian Council
Competition Climbing ACC) sejak
1993.
3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

4/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

Union of International Alpinism Association (UIAA) sejak 1992.


International Climbing Council (ICC) sejak 1992.

Aktifitas di setiap organisasi internasional selama periode 2003-2007 jauh lebih baik
dari sebelumnya.
SEACF
Maret 2004 melakukan meeting kembali yang menghasilkan strategi kegiatan
panjat tebing ke depan.
Maret 2005 mulai menggulirkan Sirkuit Panjat Tebing Asia Tenggara yang
hingga saat ini masih berjalan dengan baik.
Oktober 2005 melakukan meeting tahunan di Singapura.
ACC
2004 hadir pada sidang tahunan ACC
2005 hadir pada sidang tahunan ACC di Kerman, Iran
2006 hadir pada sidang tahunan ACC di Kaohsiung, Taiwan
UIAA/ICC
2003 tidak dapat mengikuti GA UIAA dan PA ICC karena FPTI telah
dikeluarkan dari UIAA.
Oktober 2004 Hadir pada GA UIAA dan PA ICC di New Delhi, India
Oktober 2005 hadir pada GA UIAA dan PA ICC di Singapura
2006 memberi mandat kepada SMF pada GA UIAA dan PA ICC di Banff,
Kanada. FPTI tidak dpat hadir karena kendala pendanaan.
Pada tahun 2003 status keanggota FPTI di UIAA telah dikeluarkan. Namun berkat
usaha bersama, pada tahun 2004 keanggotaan FPTI di UIAA berhasil dipulihkan.
Sehingga pada akhir kepengurusan status keanggotaan FPTI di semua organisasi
internasional tersebut diatas dapat dikatakan sangat aktif.
Sejak tahun 1997 organisasi SEACF yang
digagas FPTI, PMM, dan SMF nyaris mati
suri. Mulai 2004 SEACF berhasil
dihidupkan kembali, yang ditandai dengan
dilakukannya pertemuan di Jakarta pada
13-15 Agustus 2004 yang dihadiri Musa
bin Hj Attan Cs (PMM, Malaysia) dan
Rasip Isnin cs (SMF, Singapura).
Pertmuan tersebut dapat dikatakan
merupakan tonggak baru panjat tebing
Asia Tenggara ke arah yang lebih maju.
II. Prestasi
Suasana Kejurnas Kel Umur 2005, Denpasar, Bali

2.1. Pengantar
Dalam bidang prestasi, periode 2003-2007 dapat dikatakan sebagai tahun yang cukup
membanggakan.
3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

5/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

Pada awal masa kepengurusan kita berhasil melakukan kegiatan Pra-PON untuk
pertama kali secara sukses di Sumatera Selatan. Selanjutnya pada pelaksanaan
Pekan Olahraga XVI 2004 Sumsel, panjat tebing dapat dilakukan dengan cukup baik.
Manajemen kompetisi secara terus menerus dilakukan penyempurnaan, pada tahun
2004 dilakukan penyempurnaan Pedoman Kompetisi Panjat Tebing (PDK), dan
sebelum berakhirnya tahun 2006 dilakukan kembali penyempurnaan PDK yang
tentunya ditujukan agar kompetisi panjat tebing di seluruh Indonesia dapat dilakukan
dengan baik dan lancar sehingga dapat dihasilkan prestasi yang dapat dibanggakan.
2.2. Nasional
Saat ini lebih dari 300 atlit telah terdaftar secara nasional, selain atlit kelompok umur.
Kegiatan kompetisi dapat berjalan secara rutin, antara lain:
Kejurnas FPTI, telah dilakukan sebanyak 14 kali sejak tahun 1991. Terakhir
dilakukan awal Desember ini di
Karawang, Jawa Barat. Selama
periode 2003-2007
o 2003: juga sebagai Pra-PON,
Palembang, Sumsel (peserta:
24 propinsi, 221 atlit 127
pa, 94 putri) Juara Umum:
Kalimantan Timur
o 2004: Purwokerto (peserta:
18 propinsi, 145 atlit 86
putra dan 59 putri) Juara
Umum: Jawa Barat
o 2005: Jambi (peserta: 18
propinsi, 157 atlit 94 putra
dan 63 putri) Juara Umum:
Jawa Barat
o 2006: Karawang, Jawa Barat (peserta: 21 propinsi, 205 atlit 126 putra
dan 79 putri) Juara Umum: Jawa Timur
Kejurnas FPTI Kelompok Umur telah dilakukan sebanyak 2 kali sejak 2005,
keduanya dilakukan di Denpasar, Bali.
Sirkuit Panjat Tebing Indonesia baru mulai berjalan pada tahun ini. Dari
rencana akan digelar 5 seri, hanya 2 seri yang dapat dilaksanakan yaitu:
o 2006 Seri-1 di Sekayu, Musi Banyu Asin, Sumsel
o 2006 Seri-2 di Samarinda, Kalimantan Timur (18 propinsi, 205 atlit 146 atlit dan 46 atlit militer)
Panjat tebing telah menjadi mata lomba resmi di Pekan Olahraga Nasional
(PON) sejak tahun 2000:
o Pada PON 2004 di Sumsel, panjat tebing telah memperebutkan 15
medali emas (kuota atlit 120 termasuk tuan rumah.
o Pada PON 2008 yang akan datang panjat tebing akan memperebutkan
21 medali emas (kuota atlit 180 - 140 + 40 untuk tuan rumah).
3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

6/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

Panjat tebing telah menjadi cabang olahraga resmi di Pekan Olahraga Propinsi.
Propinsi yang telah menjadikan panjat tebing sebagai cabang resmi Porprop
antara lain:
o Jawa Barat.
o Kalimantan Timur
o Bali
o Kalimantan Barat
o Nanggroe Aceh Darussalam
o Jawa Tengah
o Jawa Timur
Panjat tebing telah menjadi cabang olahraga resmi di Pekan Olahraga
Mahasiswa (POMNAS). Pelaksanaan cabang panjat tebing pada POMNAS
dikelola oleh FPTI setempat dimana POMNAS dilakukan.

2.3. Pelaksanaan Kursus


Selama periode 2003-2007 FPTI telah menggelar kursus-kursus teknis sebagai
berikut:
1. Workshop Manajemen Organisasi, 2004
2. Kursus Juri Nasional, 2003
3. Kursus Juri Nasional, Juni 2006

Contoh Kartu Identitas FPTI

2.4. Peta Prestasi Panjat Tebing Nasional


Pada akhir tahun 2006 total nilai tertinggi dicapai oleh propinsi Kalimantan Timur yaitu
mencapai 18.363 yang disumbangkan oleh 83 atlit, sedangkan atlit-atlit Jawa Timur
menempatkan propinsi ini di peringkat kedua dengan total nilai 15.227 yang
disumbangkan oleh 16 atlit, sehingga secara rata-rata tiap atlit Jawa Timur meraih
nilai 951.
Atlit peraih nilai tertinggi di bagian putri tercatat atasnama Hj. Wilda (Jawa Timur)
dengan raihan 2.513 yang diperoleh dari 8 nomor kompetisi perorangan yang
diikutinya pada tahun 2006, sedangkan di bagian putra ditempati oleh Abudzar
Yulianto (Jawa Timur) dengan raihan nilai 1.860 yang diperolehnya dari 6 nomor
kompetisi perorangan yang diikutinya pada tahun 2006.
3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

7/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

Jika dicermati maka distribusi atlit dan prestasi secara wilayah adalah sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5

Propinsi
Jawa/Bali
Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
NTB/NTT

Atlit
28.7%
36.5%
9.4%
24.4%
1.0%

Prestasi
56.40%
27.71%
8.29%
7.27%
0.34%

Detil perolehan nilai setiap propinsi adalah sebagai berikut:


Kode
Pengda
15

Jumlah
Atlit
103

18,368

2 Jawa Timur

12

16

15,227

3 DKI Jakarta

14

5,849

4 Jawa Barat

12

5,017

5 Bali

20

3,931

6 DI Yogyakarta

3,802

7 Sulawesi Selatan

21

14

3,692

8 Jawa Tengah

11

2,331

9 Banten

12

2,009

10 Sumatera Selatan

26

24

1,608

11 Sulawesi Utara

23

12

1,511

12 Sumatera Barat

25

19

756

13 Riau

20

12

626

14 Jambi

10

13

624

15 Lampung

17

550

16 Sulawesi Tengah

22

407

17 Nanggroe Aceh Darussalam

300

18 Kalimantan Barat

16

255

19 Bangka Belitung

11

220

20 Nusa Tenggara Barat

19

152

21 Kalimantan Tengah

14

128

22 Bengkulu

122

23 Sumatera Utara

27

112

24 Nusa Tenggara Timur

30

75

25 Kalimantan Selatan

13

26 Sulawesi Tenggara

24

27 Gorontalo

28

28 Maluku

18

29 Papua

08

30 Sulawesi Barat

29

No.

Propinsi

1 Kalimantan Timur

3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

Nilai

8/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

2.5. Internasional
Selama periode kepengurusan Indonesia telah menjadi tuan rumah kompetisi tingkat
internasional yaitu:
Asian Youth Cup, Denpasar, Bali 2006
Sirkuit Panjat Tebing Asia Tenggara,
o Yogyakarta (2005),
o Jakarta (2006)
Indonesia cukup aktif berpartisipasi pada kompetisi internasional:
Asian Indoor Games,
o 2005 Bangkok, Thailand. Hasilnya tim panjat tebing menyumbang 1
emas (Evi Neliwati, Jawa Timur), dan satu perunggu (Tri Adianti, Sulsel).
Sirkuit Asia Tenggara,
o 2005: Yogyakarta, Singapura,
Kuala Lumpur, dan Filipina.
Untuk tahun 2005 ini, pada akhir
putaran sirkuit Indonesia berhasil
menempatkan Dwi Haryanto
(Jateng), Suko Budianto (Jatim),
Naomi Latumerisa (Sumsel) di
peringkat satu untuk nomor
rintisan putra, jalur-pendek putra
dan kecepatan putri. Selain itu
Indah Yuliastanti (Jateng) di
peringkat 2 rintisan putri, Anitama
Purnawati (Jatim) di peringkat 2
jalur-pendek. Peringkat dan hasil
tiap kompetisi lengkap dapat
dilihat di www.seacf.org.
o 2006: Jakarta, Singapura. Untuk
tahun 2006 ini pada akhir putaran
sirkuit, Indonesia berhasil
Emi Zainah (DKI) sedang mengulik
menempatkan Ilmawaty Labanu
jalur-masalah di Asian Championship
2004, Kaohsiung, Taiwan
(Jatim) di Peringkat 2 rintisan putri,
Ronald N Mamarimbing (Jatim) di
peringkat 3 rintisan putra, serta Toni Mamiri (Jatim) di peringkat 3 jalurpendek putra.
Asian Championship
o 2003 Beijing, China (10 atlit, 2 ofisial: 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu)
o 2004 Inchon, Korea Selatan
o 2005 Kerman, Iran (12 atlit, 2 ofisial: 2 emas melalui Abudzar Yulianto
dan Evi Neliwati, 2 perak melalui Galar Pandu Asmoro dan Tri Adianti)
o 2006 Kaohsiung, Taiwan (4 atlit, 1 ofisial: 1 emas melalui Erianto
(Jabar), 1 perunggu melalui Yuyun Yuniar). Erianto pun membuat
catatan waktu tercepat yaitu 6.22 detik untuk jarak 10m pada dinding
dan tumpuan standard ICC.
World Cup
3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

9/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

o 2003 Shenzen, China (6 atlit, 2 ofisial: Etta meraih peringkat 2 dan


Yuyun peringkat 3)
o 2004 Huzuo, China yang hanya melombakan kategori jalur-pendek
Indonesia mengirim Bondan Kartiko dan Shanghai China (4 atlit, 1
ofisial: Etta peringkat 2)
o 2005 Italy, Perancis
o 2006 Singapura (Evi Neliwati (Jatim) meraih peringkat pertama
sedangkan Erianto (Jabar) meraih peringkat kedua) dan Malaysia
(Erianto dan Evi Neliwati masing-masing meraih peringkat 3 nomor
kecepatan putra dan putri).
2.6. Peta Prestasi Internasional
Untuk tingkat Asia Tenggara, atlit kita masih sangat dominan. Namun untuk menjaga
keseimbangan pertumbuhan olahraga ini di kawasan Asia Tenggara, FPTI mengambil
kebijakan hanya menyertakan atlit-atlit nasional lapis 2 dan 3 untuk aktif mengikuti
kompetisi di Asia Tenggara. Keputusan ini telah meningkatkan perkembangan
olahraga panjat tebing di Singapura dan Malaysia.
Untuk tingkat Asia, prestasi kita sangat stabil. Dari 13 anggota ACC, pada setiap
Kejuaraan Asia Indonesia selalu dapat meraih medali emas minimal 1. Bahkan pada
tahun 2005 lalu, Indonesia berhasil mengatasi Korea dan Jepang dengan raihan 2
emas dan 2 perak. Tahun 2006 ini Indonesia meraih 1 emas dan 1 perunggu dari
nomor kecepatan putra-putri.
Untuk tingkat dunia, prestasi kita pun cukup
membanggakan. Tahun 2006 ini pada seri
Kejuaraan Dunia di Singapura Agustus lalu, Evi
Neliwati (Jatim) berhasil meraih peringkat 1 dan
Erianto (Jawa Barat) meraih peringkat 2. Hasil
yang diraih kedua atlit ini membuktikan bahwa
Indonesia cukup diperhitungkan terutama untuk
nomor kompetisi kecepatan (speed). Sementara
untuk nomor kompetisi rintisan (lead) dan jalurCatatan Rekor Asia atas nama Erianto
pendek (bouldering) masih menjadi dominasi
(Jabar) di Asian Championship 2004,
pemanjat-pemanjat Eropa untuk tingkat dunia
Kaohsiung, Taiwan
dan Korea-Jepang untuk tingkat Asia.
Per akhir tahun 2006, posisi prestasi atlit panjat tebing (kecepatan) Indonesia adalah
berada di peringkat 5, dengan detail sebagai berikut:
Peringkat
1
2
3
4
5
6
7
8

Negara
Rusia
Venezuela
Ukraina
Polandia
Indonesia
Singapore
Cekosolwakia
China

3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

Total Nilai
2.994
1.046
710
561
500
429
364
351
10/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

13

Malaysia

172

Perkembangan peringkat Indonesia berdasarkan data UIAA Climbing dari tahun-ketahun adalah sbb:
Kategori

2003

2004

2005

2006

Rintisan
Kecepatan
Jalur-pendek

NA
NA
NA

NA
NA
NA

30
4
0

17
5
0

III. Panjat Tebing Alam dan Pendakian Gunung


Walaupun kegiatan panjat tebing Indonesia diawali di tebing-tebing batu, namun
karena terjadinya pergeseran kegiatan ke arah kompetisi maka bidang panjat tebing
alam dan pendakian gunung saat ini sangat jauh tertinggal.
Sejak 2003 FPTI mulai kembali mencanangkan untuk meningkatkan peran kegiatan
panjat tebing alam, namun hasilnya masih jauh dari harapan mengingat:
Kurangnya dukungan dari berbagai pihak
Belum padunya konsep
Kurangnya keahlian manajerial
Padahal negara kita sangat kaya dengan potensi tebing-tebing alam dan puncakpuncak gunung yang sangat menantang, yang jika dapat dikembangkan dengan baik
dapat mempunyai daya atraksi yang tidak kalah dari lokasi lain di dunia.
2005 FPTI menggelar Asean
Climbing Gathering di Kawasan
Tebing Siung, DI Yogyakarta
yang dihadiri oleh pemanjat
dari 3 negara (Indonesia,
Singapura, dan Malaysia).
Untuk mengembangkan
potensi tersebut dibutuhkan
usaha yang sangat besar dan
melibatkan banyak pihak,
antara lain:
Departemen Pariwisata
Kementrian Negara
Pemuda dan Olahraga
Departemen Kehutanan
Pemerintah Daerah
Swasta

3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

Suasana Tebing-125, Citatah, Padalarang, Jawa Barat

11/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

Walaupun FPTI telah berdiri sejak 19 tahun, namun sampai saat ini FPTI masih belum
mempunyai data yang memadai tentang tebing-tebing alam yang ada di seluruh
Indonesia. Padahal dengan data tersebut akan banyak kegiatan dapat diciptakan.
FPTI pernah bergabung dengan Tim Kopassus tahun 1997 pada pendakian puncak
dunia Mount Everest, kegiatan tersebut terbukti telah berhasil mengangkat popularitas
kegiatan panjat tebing. Suatu saat nanti mungkin dapat dibuat program pendakian
puncak dunia yang lebih menantang misalnya Pendakian Puncak Karakouram (K2).
Kegiatan lain yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan popularitas panjat tebing
alam:
Pendataan dan dokumentasi tebing-tebing alam
Penciptaan kawasan wisata panja tebing alam
Jambore panjat tebing alam
Pendataan dan pendakian puncak-puncak gunung nusantara
IV. Keuangan
4.1. Pengelolaan keuangan
Sampai dengan akhir kepengurusan 2003-207, pengelolaan keuangan masih dikelola
secara primitif mengingat berbagai keterbatasan. Hal tersebut tidak dapat dilanjutkan
lagi di masa mendatang, mengingat kehadiran UU No.3/2006 akan membuat FPTI
mempunyai sumber keuangan yang jelas dan pasti. Hal ini akan menuntut FPTI untuk
mempunyai sistim pengelolaan keuangan yang lebih modern.

4.2. Sumber Keuangan


Saat ini FPTI banyak mengandalkan keuangan dari KONI (tidak lebih dari Rp.300 juta
per tahun), sedangkan untuk daerah dari KONIDA dan Pemerintah Daerah nilanya
bervariasi di masing-masing daerah.
Dengan adanya UU No.
3/2006 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional,
akan terjadi penyesuaian
siginifikan mengenai
sumber pendanaan dari
negara yang selama ini
disalurkan oleh KONI
pindah menjadi ke
Kementrian Negara
Pemudan dan Olahraga.
Hal tersebut perlu
dicermati dengan baik
dengan kepengurusan
berikutnya, mengingat
pada saat Laporan ini
dibuat proses perpindahan
3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

Suasana Kejurnas 2004, Purwokerto, Jateng

12/13

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGURUS PUSAT FPTI 2003-2007

masih dalam masa transisi.


Terkait dengan belum populernya olahraga panjat tebing atau kemampuan
pengelolaan yang belum maksuimal, tingkat dukungan swasta pada FPTI masih
sangat minim. Banyak kegiatan panjat tebing saat ini masih mengandalkan kekuatan
internal.
Menjawab tantangan tersebut dirasa perlu adanya suatu organisasi independen yang
profesional yang melakukan usaha-usaha penggalangan dana (fund-rising), dengan
langkah tersebut FPTI dapat fokus menciptakan dan mengurus kegiatan inti panjat
tebing tanpa direpotkan dengan kegiatan promosi dan pemasaran yang sangat
menyita waktu dan pikiran.
4.3. Saldo Keuangan
Waktu menerima kepengurusan dari periode sebelumnya, tidak ada laporan keuangan
sama sekali.
Pada akhir kepengurusan sebelum dilakukan Munas 2007 terdapat saldo uang di
rekening resmi FPTI pada Bank Lippo sebesar..
4.4. Bank Detail
Pada akhir kepengurusan periode 20032007, rekening bank FPTI masih
terpelihara dengan baik, dengan detail
sebagai berikut:
Lippo Bank
Cabang Kuningan
No. Rek.
Atas nama Federasi Panjat Tebing
Indonesia
Jika terjadi pergantian kepengurusan,
penandatangan surat-surat dan cek
korespondensi dengan pihak bank harus
disesuaikan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan mudah dengan persyaratan
antara lain:
1. Surat Pengukuhan Kepengurusan
dari KONI Pusat
2. Mengisi formulir perubahan yang
disediakan pihak bank
Karakouram (K2), 8611m, Pakistan

4.5. Laporan Keuangan


Laporan keuangan kepengurusan periode 2003-2007 disusun per tahun dan per
kegiatan dengan detail seperti pada lampiran.
3/30/2014 Federasi Panjat Tebing Indonesia

13/13

Anda mungkin juga menyukai