Makalah Filsafat Ilmu PDF
Makalah Filsafat Ilmu PDF
Makalah Filsafat Ilmu PDF
Rinawati Rafiah
13010034041
20113/B
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah Pendekatan Kreatif Dalam
Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Kesadaran Manusia Terhadap Wawasan Sejarah
Sebagai Motivasi Perjuangan.
Meskipun selama penyusunan makalah ini banyak menghadapi kesulitan, namun
berkat usaha yang keras serta dorongan semua pihak, penulis berhasil menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini berisi pemaparan Pendekatan Kreatif Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk
Meningkatkan Kesadaran Manusia Terhadap Wawasan Sejarah Sebagai Motivasi Perjuangan.
Akhir kata, penulis mengharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya
untuk masyarakat dan mahasiswa. Kepada pembaca, kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan makalah ini, sangat penulis harapkan. Dan semoga tulisan
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan Filsafat Ilmu dan bagi para pembaca dan
penulis. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Sejarah ..... ........................................................................................ 2
2.2 Kesadaran Sejarah........................................................................................................ 3
2.3 Sejarah Sebagai Motivasi Penjuangan........................................................................ 4
2.4 Pendekatan Kreatif Dalam Pembelajaran Sejarah........................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 8
3.2. Saran ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Memenuhi tugas Filasafat Ilmu disamping itu juga untuk menambah wawasan
Filsafat Ilmu tentang Pendekatan Kreatif Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk
Meningkatkan Kesadaran Manusia Terhadap Wawasan Sejarah Sebagai Motivasi
Perjuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat dan kemanusian di masa lampau
beserta kejadiannya dengan maksud untuk meneliti secara kritis seluruh hasil penelitian
dan penyelidikan tersebut untuk dijadikan suatu perbendaharaan pedoman bagi penilaian
dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan
Setelah menegaskan sejarah sebagai ilmu, maka yang menarik dari definisi diatas
adalah bahwa kemudian kita dipermaklumkan dua hal paling penting dalam sejarah, yaitu
sejarah mempunyai nilai dan kegunaan, dan sejarah terkait dengan waktu, baik masa lalu,
sekarang, maupun akan datang. Sejarah memang tidak bisa melepaskan diri dari kerangka
tridimensi waktu; masa lalu, masa sekarang, masa depan.
Pengertian lain mengenai sejarah dapat dikutip dari pandangan Robert V. Daniels
bahwa history in the memory of human group experience. J. Bank juga menegaskan
pengertian sejarah bahwa Semua peristiwa masa lampau adalah sejarah (sejarah sebagai
kenyataan). Definisi yang tampaknya lebih filosofis dikemukakan oleh J. Huezinga yang
menyatakan
Sejarah
adalah
bentuk
rohaniah
di
mana
suatu
kebudayaan
sejarah dapat
dikategorikan sebagai suatu disiplin ilmiah (ilmu), di samping tentu saja merupakan
rangkaian peristiwa masa lampau yang tidak berhenti hanya sampai pada titik
kelampauan semata, tetapi bersenyawakan dengan masa sekarang maupun masa depan.
bukan berarti menafsirkan pentingnya mempertautkan hari kemarin dengan hari sekarang
dan hari depan. Ketiga komponen waktu tersebut bertaut erat, tidak terpisah dan tidak
terpisah dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Ismail berpendapat bahwa, Kesadaran sejarah memang harus dimulai dengan
mengetahui fakta-fakta sejarah. Malahan adakalanya harus pula pandai menghafalkan
kronologi tahun-tahun kejadian dalam sejarah itu, plus pengetahuan tentang sebab
musababnya antara fakta-fakta itu.
Kesadaran sejarah tidak lain sikap mental, jiwa pemikiran yang dapat membawa
untuk tetap berada dalam rotasi sejarah. Artinya, dengan adanya kesadaran sejarah, kita
seharusnya menjadi semakin arif dan bijaksana dalam memaknai kehidupan ini. Inilah
esensi dari ungkapan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam menghadapi
segenap peristiwa sejarah yang terpenting bukanlah bagaimana belajar sejarah,
melainkan bagaimana belajar dari sejarah. Prinsip pertama akan membawa kita pada
setumpuk data tentang peristiwa masa lalu , sedangkan prinsip kedua akan mengisi jiwa
kita dengan sikap yang lebih arif dan bijaksana, sebagai inti dari kesadaran sejarah.
Kesadaran sejarah yang tinggi yang dimiliki suatu bangsa dapat berperan serta
dalam kehidupan yang semakin didominasi oleh teknologi. Memang, kesadaran sejarah
tidak mengajarkan cara membuat teknologi pesawat, kapal, industri, dan lain sebagainya
akan tetapi kesadaran sejarah dapat menjadi wadah untuk menumbuhkan motovasi
yang lebih tinggi dalam berteknologi. Di samping dengan adanya kesadaran sejarah,
maka laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sering terkesan melesat
secara liar, sesungguhnya dengan adanya kesadaran sejarah maka semua itu dapat
diimbangi atau paling tidak, kemajuan pembangunan bangsa dan negara tidak sematamata mengandung muatan materi. Sebab sebagaimana telah menjadi komitmen bersama
pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara hendaknya menyeimbangkan antara
material dan spiritual. Disinilah kesadaran sejarah dapat berperan aktif, yaitu dalam
memperkokoh muatan moral pembangunan suatu bangsa.
Sejarah adalah guru yang paling baik. Dengan bealajar sejarah kita dapat bertemu
dengan motivasi dan semangat yang kokoh, dimana pada akhirnya kita dapat belajar dari
guru yang paling baik tersebut.
kreatif
diarahkan
kepada
pendekan
yang
akan
mampu
mengembangkan kreatifitas, pemikiran kreatif dan pada akhirnya bermuara pada perilaku
kreatif. Kreativitas perlu dikembangkan karena mencerminkan perwujutan diri,
memupuk kemampuan berpikir divergen, memberi kepuasan dan dapat meningkatkan
kualitas diri.
S.C. Utami Munandar memberikan pengertian kreativitas dengan mengatakan:
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi atau unsur-unsur yang ada,... kreativitas (berpikiran kreatif atau berpikir
divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah
S.C. Utami Munandar mengindentifikasikan adanya ciri-ciri kreativitas yang
meliputi Kelancaran, keluesan (fleksibilitas), orisinitas dalam berpikir, serta kemampuan
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan).
Berdasarkan ciri-ciri itu Hemanu J. dan Mulyanto merinci enam macam kreatif
yang mencerminkan pemikiran divergen, yaitu (1) Kelancaran yang merupakan
kemampuan mengemukakan pendapat, ide-ide untuk memecakan masalah; (2) keluasan
yang merupakan kemampuan menemukan atau menghasilkan berbagai macam ide untuk
memecahkan masalah; (3) keaslian yang merupakan kemampuan memberikan respon
secara unik (4) kerterperincian yang merupakan kemampuan menyatakan pengarahan ide
secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan (5) kepekaan menangkap dan
menghasilakan masalah sebagai tanggapan terhahadap suatu situasi (6) evaluasi yang
merupakan sarana untuk mengingat dan menimbulkan ide serta mampu mendefinisikan
kembali.
Pendidikan sejarah juga menuntut prinsip progresif, yang berarti materi sejarah
diarahkan pada analisis ke depan. Prinsip semacam ini menuntut kemampuan pendidik
9
sejarah untuk tidak hanya mampu menjelaskan peristiwa masa lampau, tetapi juga dapat
menganalisis gejala-gejala kekinian untuk suatu proyeksi kedepan sehingga penegtahuan
guru sejarah tidak tertinggal ataupun ditinggalkan oleh karena munculnya pengetahuanpengetahuan baru. Hemanu J. dan Mulyanto mengemukakan bahwa melalui pendekatan
kreatif dapat mencegah terjadinya materi bidang studi yang kadaluarsa.
Seperti diketahui, materi yang kadaluarsa dapat membuat peserta didik merasa
bosan dan jenuh. Maka dengan pendekatan kreatif materi yang kadaluarsa tersebut dapat
diatasi, sebab pendidik sejarah dituntut untuk senantiasa mengikuti dan tanggap terhadap
perkembangan akhir. Pendidikan sejarah yang tidak berinteraksi dengan situasi sosial saat
ia diajarkan, tidak akan membawa mafaat yang besar. Jadi, pendekatan kreatif merupakan
jawaban terhadap prinsip pengajaran yang bersifat progresif.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara termotologis, artinya sejarah dipahami secara definisi. Tidak terlalu mudah
mendefinisikan sesuatu, termasuk sejarah. Oleh sebab itu, kompetensi sangat dibutuhkan
untuk membangun atau memformulasikan definisi sehingga dengan pengertian sejarah
secara termologis ini dapat dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli mengenai
sejarah. Sejarah secara etismologis yang berarti pohon, yang berarti pula silsilah, asalusul. Memang, sejarah selalu menggambarkan proses tumbuh, hidup, dan berkembang
terus-menerus. Namun, pengertian semacam ini tidak bisa dipahami secara biologis.
Karena itu secara etismologis pengertian sejarah lebih dari sekedar sebuah istilah, asalusul (pohon).
Sejarah adalah hal yang dapat mebuat kita lemah dan membuat kita temotivasi
dalam menjalani hidup ini. Dari sini kita harus dapat mengambil sisi positifnya ita
jadikan sejarah itu membuat kita lebih termotivasi dalam menjalani hidup. Dan sebagai
warga negara yang baik kita harus mengenali sejarah bangsa kita yaitu Indonesia.
3.2 Saran
Penulis sadari makalah ini kurang sempurna, maka dari itu besar harapan penulis
kritik dan saran dari pembaca. Dan untuk pelajaran sejarah di Indonesia guru harus
mampu mengikuti perkembangan zaman. Dan memberikan pemahaman akan materi
sejarah yang disampaikan secara menyenangkan dan semenarik mungkin.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Latief, Juraid.2006. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: BUMI AKSARA.
12