Pik On Progress
Pik On Progress
Pik On Progress
1. Pengertian
Nitrasi diartikan sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro pada
suatu senyawa.
Reaksi nitrasi adalah penggabungan satu atau lebih gugus nitro (-NO2) yang terikat pada karbon
sebagai senyawa nitroaromatik atau nitroparafin. Dan juga bisa pada oksigen sebagai senyawa
nitrat ester maupun pada nitrogen sebagai senyawa nitramina. Proses reaksi sebagai subtitusi
atom hidrogen, reaksi nitrasi juga bisa berlangsung dengan subtitusi atom atau gugus lain seperti,
halida, sulfonat dan asetil.
Reaksi nitrasi adalah salah satu reaksi yang penting dalam industri sintesa bahan organik. Garis
besar penggunaannya adalah bahan pelarut (solvent), pewarna, farmasi, peledak, maupun bahan
antara untuk produk lebih lanjut.
2. Ikatan gugus NO2 pada senyawa nitro
a
1) -C-NO2
: disebut senyawa nitro
Contoh : parafin + HNO3 Nitroparafin + H2O
b
2) -O-NO2
: disebut senyawa nitrat
Contoh : gliserol + 3HNO3 glseril trinitrat
3) -N-NO2
: disebut senyawa nitriamin
Contoh : guanidine + HNO3 nitroguanidine
+ 3H2O
+ H2O
nitrasi adalah Nitroalkohol. Apabila nitrasi berlanjut, maka menghasilkan produk bermacammacam, karena senyawa nitroalkohol memiliki gugus -OH dan NO2
c) Aromatik dan turunannya
Umumnya berlansung pada fase cair. Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi dalam industri
adalah benzena beserta turunannya, naftalen, dan turunannya.
d) Alkohol
Nitrasi berlansung fase cair.
e) Senyawa nitrogen
5. Senyawa penitrasi ( pengolah )
a) Asam nitrat : HNO3
Pemakaian dapat berbentuk :
a. cair berasap ( ada NO2 bebas )
b. cair pekat
c. cair encer
d. gas/uap
b) Asam nitrat dengan pengikat air
Zat pengolah golongan ini digunakan untuk nitrasi fase cair. Pengikat air yang digunakan dapa
berupa asm sulfat, asam phospat, dan anhidrida asam.
Contoh pengikat air : asam sulfat, asm phosfat, dan anhidrida asetat.
c) NO2, N2O4
zat dipakai untuk fase gas.
6. Kegunaan proses nitrasi
a) Bahan peledak yang beruoa senyawa nitrat misalnya : gliseril trinitrat dan selulosa nitrat
b) Sebagai senyawa antara untuk pembuatan amina yang disentesa dengan proses reduksi senyawa
nitro. Misalnya Nitrobenzena direduksi menjadi anilin yang merupakan bahan baku zat warna.
c) Bahan pengoksidasi misalnya : Nitrobenzena
7 . Aplikasi Reaksi Nitrasi
a) Nitrasi toluene menjadi dinitrotoluenes
Ada 2 langkah untuk metode ini yaitu
Tahap pertama, campuran sulfur dan asam nitrat akan menyebabkan reaksi dengan toluen
menjadi 2 mononitrotoluens (MTN) dengan komposisi (%) ortho 59, meta 4 dan para 37. Tahap
kedua, menggunakan reagent yang sama, mononitrotoluens akan terkonversi menjadi
dinitrotoluenes (DNT) dengan mengontrol konsentrasi asam, menjaga pembentukan dari
trinitrotoulene.
Nitrasi pertama yaitu menggerakkan reaktor dengan pendinginan sistem baik didalam maupun
diluar. Umpan terdiri dari toluen dan campuran nitrat dan asam sulfuric, air dan dinitrotoluene.
Pendinginan sistem dilakukan pada lingkungan 50OC. Produksi limbah reaktor adalah encer
dengan kondungan asam sulfric 74%, asam nitrat dan satu dan dua bahan campuran.
Nitrasi kedua dengan umpan bahan organic berisi mononitro dan beberapa asam dan air.
Beroperasi pada suhu 65OC. Limbah yang dihasilkan dikirim untuk diolah kembali pada nitrasi
pertama. Hasil nitrasi kedua dinetralkan dengan coustic soda dan iar didalam kolom scrubbing
dan diakhir proses ini terpishkan dinitrotoluene dengan limbah hasil pencucian.
b) Reduksi dinitrotoluene menjadi tolylene diamine
Menggunakan katalis hidrogen dengan presence Raney Nickel, menjaga suspensi pada reaksi
menengah dengan menggunakan metanol sebagai bahan pelarut
Dalam praktek, beberapa modifikasi dibuat. Misalnya, rasio molar nitrogen : hidrogen bukan 1:3,
tetapi 1:3.3. Kondisi reaksi yang dipilih adalah 300C pada 500 atm. Hidrogen digunakan
berlebih pada tekanan tinggi sehingga kesetimbangannya bergeser ke kanan. Karena reaksinya
eksoterm, reaksi ini lebih baik dilakukan pada temperatur yang lebih rendah sesuai dengan azas
Le Chatelier. Di pihak lain, laju reaksi akan terlalu rendah pada temperatur rendah. Jadi
suhunya dibuat agak tinggi ( yakni, dengan tetap mempertimbangkan agar dekomposisi NH 3 tidak
terjadi). Katalis yang dibuat dari besi digunakan dengan ekstensif.
Proses Haber-Bosch menjadi terkenal sebagai contoh pertama teori kesetimbangan
diaplikasikan dalam produksi. Di satu sisi fiksasi nitrogen dengan proses Haber-Bosch membawa
banyak manfaat karena kemudahan mendapat pupuk. Di sisi lain amonia berarti bahan baku
mesiu dapayt diperoleh dengan mudah pula.
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO 3 adalah okidasi amonia di udara. Dalam
proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya dipanaskan sampai
temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah menjadi nitrogen oksida NO, yang
kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara menjadi nitrogen dioksida NO 2. Nitrogen dioksida
direaksikan dengan air menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh Ostwald,
kimiawan yang banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.
Proses ini diungkapkan dalam persamaan reaksi berikut.
4NH3 + 5 O2 > 4NO + 6 H2O (11.12)
2NO+O2 > 2NO2 (11.13)
3NO2+H2O > 2HNO3+NO (11.14)
e) Pembuatan Nitrogliserin
Nitrogliserin dapat dibuat dengan mereaksikan gliserin (gliserol) dengan asam nitrat (HNO3).
Reaksi ini merupakan reaksi esterifikasi, yaitu reaksi antara alkohol dan asam, seperti terlihat
dalam reaksi dibawah ini.
Perhitungan teoritis yang didasarkan atas persamaan reaksi di atas menunjukkan bahwa bila 100
g gliserin ditambahkan pada 205,5 9 HNO3 akan menghasilkan 246,5 9 nitrogliserin. Pada saat
yang sarna juga akan terbentuk 58,7 g air. Pada prakteknya, hasil ini tidak pernah diperoleh,
karena nitrasi gliserin, seperti halnya pada reaksi esterifikasi lainnya, merupakan reaksi
"reversible", artinya nitrogliserin yang terbentuk dapat terhidrolisis kembali menjadi gliserin.
Untuk menggeser kesetimbangan ke arah kanan diperlukan asam nitrat berlebih. Semakin tinggi
konsentrasi asam, semakin besar derajat nitrasi dan semakin tinggi nitrogliserin yang dihasilkan.
Akan tetapi kelebihan asam nitrat tidak boleh terlalu besar, karena gliserin hanya sedikit larut
dalam asam yang digunakan dan hal ini menyebabkan berkurangnya produk yang dihasilkan.
Bila 10 g gliserin dicampur dengan 100 g asam nitrat 99% pada temperatur di bawah suhu
kamar, kemudian diencerkan dengan 300 cc air , akan dihasilkan 20,72 g nitrogliserin yang
mengandung sebagian kecil nitrogliserin. Hal ini berkisar sekitar 84% dari hasil teoritis.
Kandungan nitrogliserin akan semakin tinggi, yaitu 3 kali kandungan nitrogliserin, bila 10
gliserin dicampur dengan 50 9 asam nitrat 99%. Hal ini jelas tidak ekonomis, karena disamping
hasilnya yang rendah juga sangat sulit untuk memperoleh asam nitrat 99%. Pada saat ini, asam
yang umum digunakan sebagai nitrating agent adalah campuran asam nitrat dan asam sulfat
dengan perbandingan sebagai berikut:
40-50 % HNO3
50-60 % H2SO4
Perbandingan asam/gliserin harus dijaga sedemikian rupa sehingga jumlah asam berlebih (kirakira 20%) dari asam yang seharusnya dibutuhkan menurut perhitungan teoritis. Umumnya
perbandingan berat antara 3m/gliserin adalah 5,5-6,5. Asam yang tersisa setelah reaksi tidak
boleh digunakan lagi sebagai nitrating agent atau disimpan. Hal ini karena besar kemungkinan
nitrogliserin masih terdapat dalam asam tersebut dan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Cara pengadukan adalah satu faktor utama yang harus diperhatikan, selain tentu saja pengadukan
yang kurang baik akan menghasilkan hasil yang rendah. Yang harus diperhatikan dalam
pengadukan adalah semua bagian harus teraduk,tidak boleh ada bagian dalam reaktor yang tidak
teraduk, yang menyebabkan terakumulasikannya panas yang tidak terkontrol dan bisa
menimbulkan resiko ledakan.
Selain bahan peledak, nitrogliserin juga digunakan sebagai obat untuk meredakan rasa sakit dan
mengurangi frekuensi serangan angina pektoris. Tablet nitrogliserin biasa larut di bawah lidah
dalam 20 detik dan meredakan sakit dalam 3 menit. Nitrogliserin dapat dibuat dengan
mereaksikan gliserin dengan asam nitrat, ada beberapa jenis bahan peledak dapat dibuat dengan
menggunakan asam nitrat:seperti reaksi pembentukan trinitrotoluena ini terbentuk dari reaksi
asam nitrat dengan toluena.
Reaksi asam nitrat dengan toluena.
Proses Produksi Nitrogliserin berdasarkan reaksi kimia dihasilkan dengan mereksikan gliserin
( gliserol ) dengan asam nitrat. Namun ada beberapa macam proses pembuatan nitrogliserin .
1. Schmid-Meissner continous process
2. Nitro nobel injector proses
3. Biazzi continous process
1. Schmid-Meissner continous process
Schmid-Meissner continous process adalah proses pertama dalam pembuatan
nitrogliserin. Prosesnya meliputi nitrasi , pemisahan , dan pemurnian nitrogen secara netralisasi
dan pencucian. Nitratornya berbentuk tangki berpengaduk , dilengkapi pipa-pipa pendingin
vertikal . Sebagai medium pendingin dipakai brine yang masuk pada suhu -5 oC. Asam campuran
masuk dari bagian bawah nitrator dan gliserin masuk dari bagian atas sedangkan hasilnya keluar
secara overflow ke separator ( stainless steel ). Suhu nitrator dijaga jangan lebih dari 18 oC dan
tekanan atmosfer . Nitrogliserin yang telah terpisah dicampur dengan larutan pencampur yang
panas , berupa soda dan ammonia dan kemudian diemulsi dengan udara .
2. Nitro nobel injector process
Alat dalam proses ini adalah sebuah injektor yang dipakai untuk mencampur gliserol dengan precooled nitration acid ( asam penitrasi yangtelah didinginkan ). Aliran asam yang lewat injektor
akan menimbulkan kevakuman , hingga gliserin akan tertarik masuk . Pencampuran kedua zat ini
sangat cepat dan akan membentuk emulsi . Gliserin yang terisap ke injector pada suhu 48 oC
segera bereaksi dengan asam . Reaksi berlangsung pada suhu 45-50 oC. Emulsi yang diperoleh
segera didinginkan sampai suhu 15oC lalu keluar secara gravitasi menuju centrifuge.
3. Biazzi continous process
Biazzi continous process adalah proses terbaru dalam produksi nitrogliserin .
Perlengkapannya terdiri atas nitrator , separator , dan pencuci berpengaduk . Sebagian unit
alatnya terbuat dari stainless steel , untuk mencegah penimbunan nitrogliserin . Prosesnya
meliputi nitrasi , pemisahan , dan pemurnian nitroglisern dengan cara pencucian . Nitratornya
berupa vessel berbentuk silinder kecil yang dilengkapi dengan stainless steel vessel dengan koil
pendingin , dimana brine pada suhu (-2) (-5) oC disirkulasikan selama nitrasi untuk menjaga
reaksi pada suhu 15oC dan tekanan atmosfer (1 atm ).
Kemudian hasil nitrator masuk ke separator I untuk memisahkan nitrogliserin dari asam
sisa berdasarkan berat jenis dan kelarutan , kemudian sisa asam dinetralkan dengan larutan
natrium karbonat 2%.
SULFONASI
Reaksi substitusi ialah reaksi pertukaran atau pergantian gugus atom atau suatu atom yang
terdapat dapat senyawa karbon yang diganti atau ditukar dengan gugus atom lain, atau atom yang
lain. Sulfonasi sendiri merupakan bagian dari reaksi substitusi. Sulfonasi adalah reaksi kimia
yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun
ion.
Sulfonasi senyawa aromatik adalah salah satu tipe yang paling penting dari sulfonasi. Pada saat
penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi
yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik
melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Pada reaksi sulfonasi, bahan utama yang digunakan
yaitu anilin dan asam sulfat yang menghasilkan asam sulfanilat dan air. Di mana penjelasan asam
sulfanilat akan dijelaskan berikutnya. Mula-mula pada saat penambahan anilin dan asam sulfat
terbentuk asap putih yang disebut asap monosulfat. Selanjutnya akan terjadi tahap mekanisme
sulfonasi. Mekanisme sulfonasi dibagi menjadi 2 tahap, dimana tahap pertama, anilin pertama
direaksikan dengan asam sulfat pekat di mana elektrofil atau gugus asam sulfonat (SO3H) dalam
asam sulfat pekat menyerang cincin aromatik sehingga satu sisi anilin dari mengikat H dan SO3H
kekuatan kelompok. Pada tahap kedua, senyawa anilin yang mengikat H kelompok dan kelompok
SO3H dan kemudian hidroksida sehingga ion hidroksida akan mengikat H dan H kelompok
kelompok akan meninggalkan anilin senyawa yang salah satu sisi belakang dari senyawa anilin
mengikat kelompok SO3H hanya membentuk sulfanilat asam dan air. Sulfonasi dapat dilakukan
dengan mereaksikan anilin (C6H5NH2) dengan asam sulfat pekat (H2SO4) pada suhu 180195oC. Hasil yang diperoleh asam sulfanilat (C6H7NO3S) dan air(H2O).
Asam sulfanilat adalah senyawa golongan asam kuat yang sering digunakan untuk bahan baku
pembuatan obat-obatan. Asam Sulfanilat adalah bubuk abu-abu terang atau kristal; sedikit larut
dalam air, alkohol, dan eter, dan larut dalam air panas. Asam Sulfaniat adalah produk anilin
tersulfonasi. Anilin adalah bahan awal dalam industri manufaktur pewarna. Asam sulfonat dan
garamnya hadir dalam pewarna organik menyediakan fungsi yang berguna kelarutan air mengikat
lebih erat ke kain. Asam Sulfanilat digunakan sebagai perantara untuk pewarna (warna makanan,
bahan pencemerlang optik), obat-obatan dan sintesis organik lainnya. Ini adalah komponen dari
reagen untuk menentukan asam nitrit. Asam Sulfanilat dikonversi ke sulfanilamidayang merupakan
salah satu bahan dasar untuk memproduksi obat sulfat antibakteri. Ada sebuah isomer disebut
asam metanilat, sulfonat kelompok di posisi 2. Hal ini digunakan dalam pembuatan bahan celup
azo dan obat sintesis sulfat.
Dari reaksi sulfonasi di atas, akan terbentuk kristal asam sulfanilat. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal antara lain
adalah:
1. Derajat lewat jenuh
2. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari kristal yang ada.
3. Viskositas larutan
4. Jenis dan banyaknya pengotor
5. Pergerakan antara larutan dan Kristal
6. Suhu pada saat pemanasan.
1.
2.
3.
4.
Dalam percobaan sulfonasi ini, senyawa aromatik yang digunakan adalah anilin,
dan percobaan dilakukan dengan mereaksikan anilin dengan asam sulfat pekat (oleum)
pada suhu 1800C-1950C, dan menghasilkan produk utama berupa asam sulfanilat dan air
(sebagai produk sampingannya). Reaksi:
selulosa,
senyawa
aromatis,
naphtalena,
antraquinone
dan
lain
Zat pensulfonasi yang paling efisien adalah SO 3 karena hanya melibatkan satu
reaksi adisi secara langsung, contohnya:
RH + SO3 RSO3H
1800C
2.
3.
Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke dalam molekulmolekulnya.
4.
5.
6.
7.
Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya
B. Sifat Kimia :
1.
2.
3.
2.
3.
Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan asam
NH2
Asam Sulfanilat Amida Sulfanilamide As. Karboksilat
1.
2.
dalam air.
2.
3.
4.
5.
Asam sulfanilat sendiri pada dunia industri yang paling banyak adalah sebagai
bahan baku pembuatan obat-obatan dalam industri farmasi. Asam sulfanilat merupakan
sumber bahan obat-obatan sulfa yang bersifat sebagai antibacterial agen.
Pada tahun 1935, Domagk, seorang peneliti dari Jerman, adalah orang pertama
yang meneliti nilai klinis dari protonsil yaitu suatu senyawa berwarna merah yang berasal
dari pewarna azo. Para-aminobenzensulfanilat merupakan bagian yang efektif dari molekul
protonsil. Senyawa ini disebut sebagai sulfanilat. Sulfanilat merupakan senyawa yang
pertama dari kelompoknya yang digunakan secara meluas untuk percobaan klinis, dan
ditemukan bahwa obat-obatan sulfanilat memang efektif untuk pengobatan penyakit
hemolitic streptococcal dan infeksi staphylococcal. Dalam jangka waktu yang relatif
singkat, obat-obatan yang berhubungan dengan sulfanilat disintesa dan dilakukan juga
percobaan klinis. Obat-obat sintesa tersebut antara lain: sulfapyridine, sulfathiazole,
sulfaguanidine, sulfadiazine, dan sulfamerazine. Obat-obatan ini bekerja
menghambat pertumbuhan bakteri bukan dengan membunuh organisme.
dengan
KLORINASI
Diposkan oleh wiwit khuntari di 02.40
Banyak dari kita yang sehari-harinya memakai air ledeng. Klorin, khlorin
atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam proseskhlorinasi. Sudah umum
pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air
ledeng, air
bersih atau air
minumyang
akan
kita
gunakan.
Sebenarnya
proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama bila
kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi
kesehatan kita.
Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin
memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus
besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan
otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan
dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang
ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.
A.Definisi Klorinasi
Klorinasi merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk
membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Kadar sisa klor sebagai
produk klorinasi dipengaruhi oleh beberapa bahan kimia yang bersifat reduktor terhadap klor
yang mengakibatkan kadar sisa klor dalam air tidak cukup untuk membunuh bakteri.
Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin kedalam air yang telah
menjalani proses filtarsi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin
ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di
Negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relative murah,
mudah, dan efekti. Senyawa-senyawa klor yang umum digunkan dalam proses klorinasi, antara
lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan
kloramin.
B.Manfaat Klorin
a.
b.
c.
d.
e.
Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat
mengubah bau dan rasa pada air.
a.
Liquid/gas -Cl2
b.
Ca(OCl)2
c.
NaOCl
1.
Tahap 1
2.
Tahap 2
3.
Tahap 3
4.
Tahap 4 (penyebabpenurunanCl2)
5.
Tahap 5
Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di netralisasi oleh
sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan ion hipoklorit.
Klorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl) dan
sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl -). Klorin dapat bekerja dengan efektif sehingga
desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka
90% dari asam hippokorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan
demikian, khasiat desinfektan yang memiliki klorin menjadi lemah atau berkurang.
Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air akan
memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati.
Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami kontak
langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi
di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin.
Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu
lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30 menit. Jika
air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya klorin ditambahkan ke
air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat
kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai
konsumen.
Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan efektif jika
pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses klorinasasi,
antara lain:
1.
Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan menghambat proses
klorinasi.
2.
Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat dengan efektif mengoksidasi
bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa klorin
bebas dalam air.
3.
Tujuan klorinasi pada air adalah unutk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l
did lam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety(nilai batas keamanan) pada air untuk
membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat penyimpanan dan
pendistribusian air.
4.
Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat di pakai untuk mebunuh
kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin
bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air.
a)
Dosis klorin/Chlorine Dosage = Jumlah klorin yang ditambahkan, biasanya dinyatakan dalam
satuan mg/l
b)
Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand = Jumlah klorin yang tidak tersedia sebagai desinfektan
sebagai akibat reaksi dari berbagai senyawa
c)
Residu klorin/Chlorine Residual = Jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah
waktu kontak tertentu
d)
Ketersedian residu klorin bebas = Jumlah dari residu klorin yang tersedia dalam air maupun
air limbah
Cl2, HOCl, dan OCl- adalah residu klorin bebas. Karena semuanya menghasilkan klorin
bebas dalam air:
E.Metode klorinasi
Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat diakaukan melalui beberapa cara yaitu
dengan pemberian :
a.
Gas klorin
b.
Kloramin
c.
Perkloron
Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan
mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena ini beracun dan dapat
menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut
sebagai chloronome equipments. Alat yang sering dipakai adalah patersons chloronome yang
berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas klorin pada persedian air.
HIDROGENASI
1.
SEJARAH HIDROGENASI
Hidrogenasi paling awal adalah dari platina katalis penambahan hidrogen ke oksigen di lampu
Dbereiner, perangkat dikomersialisasikan pada tahun 1823. Kimiawan Perancis Paul Sabatier
dianggap sebagai ayah dari proses hidrogenasi. Pada tahun 1897, ia menemukan bahwa
pengenalan jejak nikel sebagai katalis memfasilitasi penambahan hidrogen ke molekul
hidrokarbon gas dalam apa yang sekarang dikenal sebagai proses Sabatier. Untuk pekerjaan ini
Sabatier memperoleh Nobel Kimia pada tahun 1912 .Wilhelm Normann dianugerahi paten di
Jerman pada tahun 1902 dan di Inggris pada tahun 1903 untuk hidrogenasi minyak cair, yang
merupakan awal dari apa yang sekarang menjadi industri dunia luas. Yang penting secara
komersial proses Haber-Bosch, pertama kali dijelaskan pada tahun 1905, melibatkan hidrogenasi
nitrogen. Dalam proses Fischer-Tropsch , dilaporkan pada tahun 1922 karbon monoksida, yang
berasal dari batubara mudah, adalah terhidrogenasi untuk bahan bakar cair.
2.
PENGERTIAN HIDROGENASI
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, Reaksi ini terjadi dengan
penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang tidak jenuh
sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi merupakan salah satu proses
yang penting dan banyak digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa organik.
Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hydrogen ke sebuah molekul. Reaksi
dilakukan pada suhu dan tekanan yang berbeda tergantung pada substrat dan aktivitas katalis.
3.
MACAM-MACAM HIDROGENASI
a.
Hidrogenasi transfer
Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hydrogen, namun ada juga yang menggunakan
sumber lain yang memiliki atom hydrogen di dalamnya. Namun tujuannya sama, yaitu :
menambahkan atom hydrogen dalam suatu senyawa.
b.
Hidrogenasi Minyak
Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang diturunkan minyak,
yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif untuk lemak hewani.
c.
Hidrogenasi Etena
Etena bereaksi dengan hydrogen pada suhu sekitar 150 C dengan adanya sebuah katalis nikel
(Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana.
Reaksi ini tidak begitu berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih
bermanfaat disbanding etena yang dihasilkan.
4.
PROSES HIDROGENASI
a.
Substrat
Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi dengan
exocyclic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Substrat dari hidrogenasi tercantum dalam tabel berikut :
Alkena, R2C = CR2
Alkuna, RCCR
Aldehida, RCHO
Keton, R2CO
Ester, RCO2R
Imina, RRCNR
Amina, RRCHNHR
Amina, RCH2NR2
Nitril, RCN
Imina, RHCNH
Nitro, RNO2
Amina, RNH2
b.
Katalis
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan.
Hidgrogenasi non-katlik hanya berjalan dengan kondisi temperature yang sangat tinggi. Dengan
pengecualian langka, tidak ada reaksi di bawah 480 C (750 K atau 900 F) terjadi antara H2 dan
senyawa organic dalam ketiadaan katalis logam. Katalis logam non-mulia, terutama yang
didasarkan pada nikel (seperti nikel Raney dan nikel Urushibara) juga telah dikembangkan
sebagai alternatif ekonomis, tetapi mereka sering terlambaat atau memerlukan suhu yang lebih
tinggi. Trade off adalah kegiatan kecepatan reaksi vs biaya katalis dan biaya aparat yang
diperlukan untuk penggunaan tekanan tinggi. Perhatikan bahwa nikel Raney-hydrogenations
katalis membutuhkan tekanan tinggi :
Ada dua keluarga yang dikenal dengan katalis-katalis homogen dan katalis heterogen.
-
Katalis homogen
Katalis homogen termasuk rhodium senyawa berbasis yang dikenal sebagai katalis Wilkinson dan
iridium berbasis katalis Crabtree. Contohnya adalah hidrogenasi carvone :
Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi dengan
exocylic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
-
Katalis heterogen
Katalis heterogen untuk hidrogenasi lebih umum ke industri. Seperti dalam katalis homogeny,
aktivitas disesuaikan melalui perubahan di lingkungan sekitar logam, yaitu lingkup koordinasi.
Demikian pula katalis heterogen dipengaruhi oleh dukungan materi dengan katalis heterogen
terikat. Misalnya : kegiatan layar Kristal katalis heterogen yang berbeda.
Dalam banyak kasus, modifikasi yang sangat empiris melibatkan selektif racun. Dengan
demikian, katalis dipilih dengan cermat dapat digunakan untuk beberapa kelompok fungsional
hydrogenate tanpa mempengaruhi orang lain. Seperti hidrogenasi selektif alkines ke alkena
menggunakan katalis Lindlar. Ketika katalis palladium ditempatkan pada barium sulfat dan
kemudian diobati dengan quinoline, katalis yang dihasilkan mengurangi alkines hanya sejauh
alkena. Katalis Lindlar telah diterapkan untuk konversi phenylacetylene untuk stirena.
5.
Efek samping dari hidrogenasi memiliki implikasi bagi kesehatan manusia yaitu isomerisasi dari
beberapa ikatan karbon tak jenuh yang tersisa. Efek samping yang sangat menonjol dari
hidrogenasi adalah lemak trans. Undang-undang makanan di AS dank ode praktek di Uni Eropa
telah lama menyatakan bahwa diperlukannya label kandungan lemak dari makanan dalam
perdagangan, juga diperlukan deklarasi dari isi lemak trans. Lemak trans di larang di Denmark
dan New York City. Konsumsi lemak trans telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol
yang berbahaya sehingga menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung. Proses apapun
yang cenderung meningkatkan jumlah lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari, agar
penyakit jantung karena lemak trans bisa dihindari.
SEKIAN
TERIMA KASIH
Polimer
Polimer adalah molekul raksasa atau makromolekul. Polimer terbentuk dari gabungan rantai molekul-molekul
sederhana (monomer) yang sangat panjang sekali. Reaksi pembentukan polimer dikenal dengan
sebutanpolimerisasi. Polimer alamiah mencakup protein (seperti sutra,serat otot, dan enzim), polisakarida (pati
dan selulosa), karet, danasam-asam nukleat. Polimer buatan manusia hampir sama aneka ragamnya dengan
polimer alam.
Polimer terbagi dalam tiga kelompok umum, yaitu:
a. Elastomer, yaitu polimer dengan sifat-sifat elastik, seperti karet.
b. Serat, yaitu polimer mirip benang, seperti kapas, sutra, atau nilon.
c. Plastik, yaitu polimer yang berupa lembaran tipis, zat padat yang keras, dan dapat dicetak (pipa, mainan
anak-anak), atau salutan (cat mobil, pernis).
A. Reaksi Pembentukan Polimer
Reaksi pembentukan polimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi.
1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi adalah perkaitan langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi. Polimerisasi adisi terjadi
pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap, di mana dengan bantuan suatu katalisator (misalnya
peroksida),
maka ikatan rangkapnya terbuka dan monomer-monomer dapat langsung berkaitan. Contohnya pembentukan
polietilena (polietena)
2 monomer
dimer
polimer
2. Polimerisasi Kondensasi
Pada polimerisasi kondensasi, monomer-monomer saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H 2O
dan metanol. Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua ujungr
antainya.
Tugas Individu
1. Apa yang dimaksud dengan polimer?
2. Jelaskan perbedaan antara polimerisasi adisi dengan polimerisasi kondensasi!
3. Tuliskan reaksi polimerisasi dari:
a. pembentukan protein
b. pembentukan polietilena
c. pembentukan polivinilklorida (PVC)
B. Penggolongan Polimer
Polimer dapat digolongkan berdasarkan asal, jenis monomer pembentuk,dan sifat kekenyalan.
1. Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimersintetis. Berikut ini beberapa jenis
polimer alam dan polimer sintetis
Polimer
Monomer
Polimerisasi
Sumber/Terdapatnya
Protein
Asam amino
Kondensasi
Wol, sutra
Amilum
Glukosa
Kondensasi
Beras, gandum
Selulosa
Glukosa
Kondensasi
Kayu DNA
Asam nukleat
Nukleotida
Kondensasi
RNA
Karet alam
Isoprena
Adisi
Polietilena
Etena
Adisi
Plastik
PVC
Vinilklorida
Adisi
Polipropilena
Propena
Adisi
Teflon
Tetrafluoroetilena
Adisi
POLIMER ALAM
POLIMER BUATAN
Karbohidrat
Karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, serta senyawa yang,
menghasilkannya pada proses hidrolisis. Molekul, karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen, dan
oksigen dengan perbandingan atom hidrogen dan oksigen adalah 2:1.
A. Struktur Karbohidrat
Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi, yaitu gugus OH, gugus aldehida atau gugus
keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan oleh gugus fungsi,
ada pula
hubungannya dengan sifat fisika, dalam hal ini aktivitas optik.
1. Rumus Fischer
Keterangan:
Garis horizontal: ikatan yang terdapat di muka bidang kertas.
Garis vertikal: ikatan yang terdapat di sebelah belakang bidang kertas.
2. Rumus Haworth
3. Aktivitas Optik
Senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya pemutaran cahaya terpolarisasi dikatakan mempunyai aktivitas
optik. Senyawa yang memutarcahaya terpolarisasi ke kanan diberi tanda + atau d (dekstro), sedangkan yang
memutar cahaya terpolarisasi ke kiri diberi tanda atau l (levo).
4. Konfigurasi Molekul
a. D jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus OH di sebelah kanan.
b. L jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus OH di sebelah kiri.
B. Penggolongan Karbohidrat
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom
karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain.
Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dandihidroksiaseton.Berikut ini beberapa contoh
monosakarida.
a. Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan.
b. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisassi ke kiri, karenanya
disebut juga levulosa.
c. Galaktosa
Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi kekanan.
1.
2.
3.
4.
d. Pentosa
Beberapa pentosa yang penting, di antaranya ialah
arabinosa,
xilosa,
ribosa,
2 deoksiribosa.
2. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida.
a. Disakarida : terbentuk dari dua monosakarida.
b. Trisakarida : terbentuk dari tiga monosakarida.
c. Tetrasakarida : terbentuk dari empat monosakarida.
DISAKARIDA.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan
atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol
monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam.
1. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum).
Maltosa tersusun dari molekul -D-glukosa dan -D-glukosa.
Struktur Maltosa
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung anta runit yaitu
menghubungkan C 1 dari -D-glukosa dengan C 4 dari -D-glukosa. Konfigurasi ikatan
glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis oleh -glukosidase. Satu molekul
maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
2.Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal
dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1,2 .
Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan -Dglukosa dan -D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula
inversi, lebih manis daripada sukrosa.
Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari
glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak
memiliki gugus hemiasetal.
Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau
keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
Struktur sukrosa
3.Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun
dari molekul -D-galaktosa dan -D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-.
Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan
memberikan jumlah ekivalen yang sama dari -D-glukosa dan -D-galaktosa. Apabila enzim ini
kurang atau terganggu, bayi tidak mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit
galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
3. Polisakarida
Pada umunya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida.
Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain
disebutheteropolisakarida. Adapun contoh senyawa homopolisakarida adalah:
a. Amilum
Amilum terdiri atas 250 300 unit Dglukosa yang terikat dengan ikatan 1,4 glikosidik, jadi molekulnya
merupakan rantai terbuka.
b. Glikogen
Glikogen jika dihidrolisis juga akan menghasilkan Dglukosa.
c. Selulosa
Selulosa adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara atom
karbon 1 dengan atom karbon 4. Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam
dengankonsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi selobiosa dan Dglukosa. Sedangkan contoh senyawa
heteropolisakarida adalah mukopolisakarida. Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu
polisakarida yang terdiri atas dua jenis derivat monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk
mukopolisakarida tersebut adalah gula amino dan asam
uronat.
C. Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida
Pemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati, dan selulosa yang kompleks menjadi molekul monosakarida mudah
dilakukan dalam laboratorium dengan cara mendidihkan larutan atau suspensi karbohidrat dengan larutan
encer asam.
Maltosa, pati, dan selulosa hanya membentuk glukosa pada hidrolisis sempurna.
C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6
Maltosa Glukosa
(C6H10O5) x + xH2O x C6H12O6
Selulosa Glukosa
Toluena
Toluena adalah suatu senyawa tidak berwarna, cairan berbau aromatic yang
khas dimana tidak setajam benzena. Asal kata toluena diambil dari sebuah resin
alami, kata tolu, merupakan sebuah nama dari sebuah kota kecil di Colombia,
a. Sifat Fisika
1. Massa Molar : 92,14 gr/mol
2. Temperatur leleh normal : 178,15 0K
3. Titik didih normal : 383,15 0K
4. Densitas
- Padat pada 93,15 0K : 11,18 L/mol
- Cair pada 298,15 0K : 9,38 L/mol
5. Tekanan kritis : 4,108 Mpa
6. Temperatur kritis : 591,8oK
7. Volume kritis : 0,316 L/mol
8. Faktor kompresibilitas kritis : 0,264
9. Viskositas : 0,548 mPa.s (cPa)
10.
Panas pembentukan : 50,17 kJ/mol
11. Panas penguapan : 33,59 kJ/mol
12.
Panas pembakaran : -3734 kJ/mol
Polivinilclorida (PVC).
Polivinil adalah salah satu jenis plastik yang dibuat secara termoplastic. Salah
satu contohnya yang paling banyak digunakan adalah Polivinilclorida (PVC). Sifat
PVC adalah keras, kaku, dan sedikit rapuh, dapat melunak pada pemanasan
80oC tanpa titik lebir yang tajam. Jika suhu diturunkan, maka PVC akan menjadi
rapuh dan jika massanya dinaikkan maka sifat liatnya semakin besar. PVC murni
sangat stabil terhdap minyak tumbuhan, minyak mineral, alkohol, dan senyawa
anorganik. Bahan yang bersifat basa kuat dan bersifat mengoksidasi dapat
mempengaruhi PVC.
PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama, yaitu minyak bumi dan
garam dapur (NaCl). Bahan baku minyak bumi diolah melalui proses pemecahan
molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat termasuk etilena.
Garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium hidroksida dan gas
klor. Etilena direakikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida.
Proses cracking atau pemecahan molekul etilen diklorida tersebut menghasilkan
suatu gas vinil klorida (CHCl=CH2) dan asam klorida (HCl). Melalui proses
polimerisasi (penggabungan molekul monomer) dihasilkan molekul besar dengan
rantai panjang (polimer) polivinil klorida yang berupa bubuk halus berwarna putih.
Polimerisasi:
Pada pembuatan pipa dan kabel, PVC dibuat dengan diekstruksi atau
dipanaskan dan dialirkan melalui suatu cetakan sehingga dihasilkan produk
memanjang. Pada pembuatan botol menggunakan teknik cetak tiup (blow molding),
lelehan PVC ditiup ke dalam suatu cetakan membentuk produk botol.
Contoh polivinil lain yang dapat digunakan sebagai pengemas adalah polivinil
denklorid (PVDC). Dibuat dari polimerisasi vinildenklorid yang caranya hampir
sama pada polimerisasi vinilklorid. Untuk tujuan teknis umunya dilakukan
polimerisasi campur dari vinildenklorid dengan senyawa vinil lainnya. Contoh
produknya adalah kapsul berkerut yang terdiri dari polivinildenklorid, dapat
melunak pada suhu rendah atau lembab dan dapat ditarik melalui sumbat dan
penutup, kemudian dikeringkan dan menjadi keras serta kedap gas dan air.
Senyawa polivinil lainnya polivinil asetat (PVA) yaitu polimer karet sintetis.
PVA dibuat dari monomernya, vinil asetat, yang hidrolisis dari sebagian senyawa ini
menghasilkan polivinil alkohol (PVOH). PVA dijual dalam bentuk emulsi dalam air
sebagai bahan perekat untuk bahan berpori seperti kayu. PVA juga dapat digunakan
untuk melindungi keju dari jamur dan kelembaban. PVA bereaksi perlahan dengan
basa dan membentuk asam asetat sebagai hasil hidrolisis.
Walaupun PVC merupakan bahan plastik dengan volume pemakaian kedua terbesar di dunia,
sampah padat di negara-negara maju yang paling banyak menggunakan PVC-pun hanya
mengandung 0,5% PVC. Hal ini dikarenakan volume pemakaian terbesar PVC adalah untuk
aplikasi-aplikasi berumur panjang, seperti pipa dan kabel. Sampah PVC juga dapat diolah secara
konvensional, seperti daur-ulang, ditanam dan dibakar dalam insinerator (termasuk pembakaran
untuk menghasilkan energi).
PVC juga dianggap menguntungkan untuk aplikasi sebagai pembungkus (packaging). Suatu
studi pada tahun 1992 tentang pengkajian daur-hidup berbagai pembungkus/wadah dari gelas,
kertas kardus, kertas serta berbagai jenis bahan plastik termasuk PVC menyimpulkan bahwa
PVC ternyata merupakan bahan yang memerlukan energi produksi terendah, emisi karbon
dioksida terendah, serta konsumsi bahan bakar dan bahan baku terendah diantara bahan plastik
lainnya. Bahkan sebuah kelompok pecinta lingkungan Norwegia, Bellona, menyimpulkan bahwa
pengurangan penggunaan bahan PVC secara umum akan memperburuk kualitas
lingkungan hidup
Proses pembuatan pulp ada dua macam yaitu secara kimia (chemical pulping) dan
proses mekanikal (mechanical pulping). Tapi di sini akan dibahas secara garis besar
saja agar lebih mudah dipahami.
Kertas yang sering kita gunakan itu terbuat umumnya terbuat dari kayu atau lebih
tepatnya dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan
penguat kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis
ini berserat pendek sehingga kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper
machine), serat kayu ini dicampur dengan kayu yang berserat panjang contohnya
pohon pinus.
Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil
dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan
persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di
kupas kulitnya dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.
Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk
membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.
Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di
sebut dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan
chip yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang
standar disimpan ditempat penampungan.
Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier
dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam
bahasa Spanyol yang berarti kertas.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban China yang menyumbangkan kertas bagi
Dunia.
Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di
seantero China pada tahun 101 Masehi.
Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsabangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada
awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab
pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam
Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan
perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga
dizaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Baghdad maupun
Samarkand dan kota-kota industri lainnya,
kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan
jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh
dunia.
Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar kemungkinan sebuah nama yang asing
kedengaran di kuping pembaca.
Menimbang betapa penting penemuannya, amatlah mengherankan orang-orang Barat
meremehkannya begitu saja.
Tidak sedikit ensiklopedia besar tak mencantumkan namanya barang sepatah pun.
Ini sungguh keterlaluan.
Ditilik dari sudut arti penting kegunaan kertas amat langkanya Ts'ai Lun disebut-sebut
bisa menimbulkan sangkaan jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah figur tak menentu dan
tidak bisa dipercaya ada atau tidaknya.
Tetapi, penyelidikan seksama membuktikan dengan mutlak jelas bahwa Ts'ai Lun itu
benar-benar ada dan bukan sejenis jin dalam dongeng.
Dia seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M
mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti.
Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi
dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat dipercaya, tanpa sedikit pun ada baubau magi atau dongeng.
Orang-orang Cina senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas
dan namanya tersohor di seluruh Cina.
Tak banyak yang dapat diketahui perihal kehidupan Ts'ai Lun, kecuali ada menyebut
dia itu orang kebirian.
Tercatat pula kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun, dan ia membuatnya
naik pangkat, dapat gelar kebangsawanan dan dengan sendirinya jadi cukong.
Tetapi, belakangan dia terlibat dalam komplotan anti istana yang menyeret ke
kejatuhannya.
Catatan-catatan Cina menyebut --sesudah dia disepak-- Ts'ai Lun mandi bersih-bersih,
mengenakan gaunnya yang terindah, lantas meneguk racun.
Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad
saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia.
Lama sekali Cina merahasiakan cara pembikinan kertas ini.
Di tahun 751, apa lacur, beberapa tenaga ahli pembikin kertas tertawan oleh orangorang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan
Sarmarkand.
Teknik pembikinan kertas menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12
orang-orang Eropa belajar teknik ini.
Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg
menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing
sebagai sarana tulis-menulis di Barat.
Kini penggunaan kertas begitu umumnya sehingga tak seorang pun sanggup
membayangkan bagaimana bentuk dunia tanpa kertas.
Di Cina sebelum penemuan Ts'ai Lun umumnya buku dibuat dari bambu.
Keruan saja buku macam itu terlampau berat dan kikuk.
Memang ada juga buku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat
umum.
Sedangkan di Barat --sebelum ada kertas-- buku ditulis di atas kulit kambing atau
lembu.
Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani,
Romawi dan Mesir.
Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit
terjangkau.
Pembuatan kertas
Di tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses
untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak,
dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier.
Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan
meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis.
Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan
pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan
meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang.
Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari
kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah.
Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan
kertas dengan menggunakan proses soda.
Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman
mendapatkan British Patent untuk proses sulfit.
Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan.
Proses kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di
Danzig.
Proses ini biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up
kimia untuk sisa larutan pemasak.
Nylon merupakan sebutan generik untuk keluarga polimer sintetik yang dikenal umum
sebagai poliamida , pertama diproduksi pada 28 Februari 1935 oleh Wallace Carothers di
DuPont fasilitas penelitian s 'di Stasiun Percobaan DuPont .Nylon adalah salah satu polimer
yang paling umum digunakan.
Nylon adalah termoplastik bahan halus, pertama kali digunakan secara komersial dalam
nilon a- berbulu sikat gigi (1938), diikuti lebih terkenal dengan perempuan stoking ("nylons";
1940). Ini terbuat dari unit pengulangan dihubungkan oleh amida obligasi dan sering disebut
sebagaipoliamida (PA). Nylon adalah orang pertama yang secara komersial sukses polimer
sintetik. Ada dua metode umum pembuatan nilon untuk aplikasi serat. Dalam satu pendekatan,
molekul dengan asam (COOH) kelompok pada setiap akhir yang bereaksi dengan molekul yang
mengandung amina (NH 2) kelompok pada setiap akhir. Nilon yang dihasilkan diberi nama
berdasarkan jumlah atom karbon memisahkan dua kelompok asam dan dua amina. Ini
terbentuk menjadi monomer dari antara berat molekul , yang kemudian bereaksi untuk bentuk
panjang polimer rantai.
Nylon dimaksudkan untuk menjadi pengganti sintetis untuk sutra dan digantikan untuk
itu dalam banyak produk setelah sutra menjadi langka selama Perang Dunia II .Ia
menggantikan sutra dalam aplikasi militer seperti parasut dan rompi antipeluru , dan digunakan
dalam berbagai jenis ban kendaraan.
2. Pembuatan Nylon
5,10 Nylon, terbuat dari diamina pentamethylene dan asam sebasat , dipelajari oleh
Carothers bahkan sebelum nilon 6,6 dan memiliki sifat unggul, tetapi lebih mahal untuk
membuatnya. Sesuai dengan konvensi penamaan, "nilon 6,12" (N-6, 12) atau "PA-6, 12" adalah
kopolimer dari diamina 6C dan diacid 12C. Demikian pula untuk N-5, 10 N-6, 11; N-10, 12, dll
nilon lainnya termasuk asam
dikarboksilat
kopolimerisasi produk diamina
/
yang tidak didasarkan pada monomer yang tercantum di atas.
Sebagai contoh, beberapa aromatik nilon yang dipolimerisasi dengan penambahan
diacids seperti asam tereftalat ( Kevlar Twaron ) atau asam isophthalic ( Nomex ), lebih
umumnya terkait dengan poliester. Ada kopolimer dari N-6, 6/N6; kopolimer N-6, 6/N-6/N-12,
dan lain-lain.Karena cara poliamida terbentuk, nilon sepertinya akan terbatas pada bercabang,
rantai lurus. Tapi "bintang" nilon bercabang dapat dihasilkan oleh kondensasi asam
dikarboksilat dengan Poliaminamemiliki tiga atau lebih kelompok amino .
Reaksi umumnya adalah:
Sebuah molekul air dilepaskan dan nilon terbentuk. Sifat ini ditentukan oleh kelompokkelompok R dan R 'di monomer.
Dalam nilon 6,6, R = 4C dan R '= 6C alkana , tetapi juga harus mencakup dua
karboksil karbon di diacid untuk mendapatkan jumlah itu menyumbangkan ke rantai.
Dalam Kevlar , baik R dan R 'adalah benzena cincin.
Lipatan dan kusut bisa panas-set pada suhu yang lebih tinggi
Pelapukan yang lebih baik sifat; tahan sinar matahari lebih baik
Superior colorfastness
Di sisi lain, nilon 6 mudah pewarna, lebih mudah memudar, tetapi memiliki dampak
resistensi yang lebih tinggi, daya serap kelembaban yang lebih cepat, elastisitas lebih besar
dan pemulihan elastis.
3. Sifat Nylon
. Daya tahan: serat tinggi ketahanan digunakan untuk sabuk pengaman, kabel ban, kain balistik
dan penggunaan lainnya.
Perpanjangan Tinggi
Tinggi resistensi terhadap serangga, jamur, hewan, serta cetakan, jamur, busuk dan
banyak bahan kimia
Semua nilon rentan terhadap hidrolisis, terutama oleh asam kuat , reaksi dasarnya
kebalikan dari reaksi sintetis yang ditunjukkan di atas. Berat molekul produk nilon sehingga
menyerang tetes cepat, dan retak membentuk cepat di zona terpengaruh. Semua Turunan dari
nilon (seperti nilon 6) dipengaruhi lebih dari anggota yang lebih tinggi seperti nilon 12. Ini berarti
bahwa bagian-bagian nilon tidak dapat digunakan dalam kontak dengan asam sulfat misalnya,
seperti elektrolit yang digunakan dalam baterai timbal-asam . Ketika sedang dibentuk, nilon
harus dikeringkan untuk mencegah hidrolisis dalam barel mesin cetak karena air pada suhu
tinggi juga dapat menurunkan polimer.
4. Penggunaan Nylon
Nylon dapat digunakan sebagai bahan matriks dalam material komposit , dengan penguat serat
seperti kaca atau serat karbon, dan memiliki lebih tinggi kepadatan dari nilon murni.
komposit termoplastik tersebut (25% serat gelas) yang sering digunakan dalam komponen
mobil sebelah mesin, seperti manifold intake, dimana ketahanan panas yang baik dari bahanbahan tersebut membuat mereka pesaing layak untuk logam.
Beberapa Penggunaan Utama Serat Nylon :
Pakaian: Blus, gaun, pakaian yayasan, kaus kaki, lingerie, pakaian dalam, jas hujan,
pakaian ski, windbreakers, pakaian renang, dan siklus pakai
Kegunaan: Ban kabel, selang, ban dan kursi ikat pinggang, parasut, string raket, tali
dan jaring, kantong tidur, terpal, tenda, benang, monofilamen pancing, benang gigi
Sebagian besar barang yang terbuat dari nilon bisa dicuci mesin dan kacau dikeringkan
pada suhu rendah.
Gunakan air hangat dan menambahkan pelembut kain dengan siklus bilasan akhir.
Jika menyetrika diperlukan, gunakan setrika hangat. (Untuk petunjuk perawatan khusus,
lihat garmen yang dijahit-in label perawatan.)
RH + CH2=CRR
R-CH2-CHRR
M CnH2n
Cm+nH2(m+n)
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH,
dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari
beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus
-COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan
sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).
Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen pada gugus
-COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat adalah sebagai
berikut:
Perhatikan bahwa ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya,
tapi kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata "etil" berasal dari gugus etil
pada bagian ujung.
Pada setiap contoh berikut, pastikan bahwa anda bisa mengerti bagaimana hubungan antara
nama dan rumus strukturnya.
Perhatikan bahwa asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom karbon dalam
rantai termasuk yang terdapat pada gugus -COOH. Misalnya, CH3CH2COOH disebut asam
propanoat, dan CH3CH2COO disebut gugus propanoat.
Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi
antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol ROH (dimana R dan R bisa sama atau
berbeda) adalah sebagai berikut:
Jadi, misalnya, jika kita membuat etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan
reaksinya adalah:
Reaksi kondensasi adalah merupakan reaksi penggabungan antara dua senyawa yang
memiliki gugus fungsi dengan menghasilkan molekul yang lebih besar. Dalam reaksi ini
biasanya dibebaskan air.
Gugus fungsi :
a. Bersifat basa :
alkohol
: R-OH
amin
: R-NH2
b. Bersifat asam :
asam alkanoat
: R-COOH
Reaksi kondensasi dapat terjadi dari reaksi antara yang memiliki gugus fungsi yang
bersifat asam dengan yang bersifat basa.
Contoh reaksi kondensasi :
RNH2 + HOOOCR RNHOCR + H2O
Gambar 7. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan sebagai
tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada
tiap monomer etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling
bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang
dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal.
Berdasarkan Gambar 7, yang dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari
reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-
monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekulmolekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 8. Suatu film plastik yang tipis terbuat dari
monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.
Gambar 8. Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi adisi.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme polimerisasi adisi
dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
b)
Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan rangkap C= C
dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C C pada polimer polietilena
c)
Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan
radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R) CH2 CH2 + R CH2 CH2- R atau antara
radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk
polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-CH2 + CH2-(CH2)n-R R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)nR Beberapa contoh polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.
Polivinil klorida
n CH2 = CHCl
Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN [ - CH2 - CHCN - ]n
Polistirena
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer
yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul
kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk
membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan
dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini,
tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung
ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan
gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan
untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 diaminoheksana dan asam
adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah atom
karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer,
maka jenis nylon ini disebut nylon 66.
Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi hidrogen (H2).
Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul.
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan; hidrogenasi
non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi. Hidrogen beradisi
ke ikatan rankap dua dan tiga hidrokarbon.[1]
Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan untuk
kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H 2), namun ada pula beberapa
yang menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi balik
atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan
diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi berbeda
dengan protonasi atau adisi hidrida; pada hidrogenasi, produk yang dihasilkan mempunyai muatan
yang sama dengan reaktan.
Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam
suksinat seperti gambar di samping.[2] Beberapa aplikasi penting hidrogenasi ditemukan dalam
bidangpetrokimia, farmasi, dan industri makanan. Hidrogenasi lemak takjenuh menghasilkan lemak
jenuh, dan kadang pula lemak trans.
Fermentasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara
umum, fermentasi adalah salah satu bentukrespirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam
laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat
dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya.
Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk
yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk
akhir yang dihasilkan.
chloroform dalam perbandingan berapapun, hygroskopis, mudah menguap dan mudah terbakar dengan api
yang berwarna biru (kalau siang tidak kelihatan).
Methanol lebih racun dari pada Alkohol (Ethanol) dan dalam jumlah sedikitpun dapat mengakibatkan buta
hingga kematian. Ingat belakangan ini, banyak yang mati akibat minum bir oplosan?Setelah di selidiki ternyata
mirasnya mengandung Methanol yang dalam perdagangan umum sering di sebut spiritus. Memang dalam
perdagangan umum, methanol sering di beri warna (biru) akibat di beri tambahan senyawa cupri sulphate
untuk membedakan Methanol teknis dengan Alkohol, dan dijual dengan nama Spiritus.
PEMBUATAN METHANOL
Secara teori Methanol dapat dibuat dari proses penyulingan kayu, gasifikasi batu bara muda dan sintesis gas
alam, tapi yang akan saya tulis di sini adalah sintesis Methanol dari gas alam, sintesa Metanol dari gas alam
inilah yang saat ini tekhnologinya di pakai pada pembuatan Metanol skala industri besar di mana di Indonesia
sendiri baru ada 2 pabrik yang mengolahnya yaitu kilang Metanol Bunyu di Tarakan, Kaltim dengan kapasitas
produksi 1000 MT/day dan kilang Metanol Kaltim Metanol Industri di Bontang juga di Kaltim dengan
kapasitas produksi 2000 MT/day.
Reaksi pembuatan Methanol dengan sintesis gas alam adalah sebagai berikut:
CH4 + H2O <> 3 H2 + CO
CO + 2 H2 <> CH3OH
CO2 + 3 H2 <> CH3OH + H2O
Racun H2S pada Natural Gas ditangkap dengan katalis ZnO, dan racun RSH ditangkap dengan katalis CoMo.
Adapun secara ringkas, tahapan proses sintesis Methanol adalah sebagai berikut (di pakai di kilang KMI
Bontang):
Prereform:
gas alam direaksikan dengan steam superheated, reaksi
CnH2n+2 + n H2O <> CO + (2n+1)H2 -Q
CO
CO
Reforming :
merubah CH4 menjadi CO dan H2 dengan bantuan steam, reaksi
CH4 + H2O <> 3 H2 + CO Q
Autotermal:
merubah sisa-sisa CH4 dengan steam dan O 2, di mana reaksi partial dan sempurna berlangsung sekaligus,
reaksi
2 CnH2n+2 + (3+1n)O2 <> 2nCO2 + (2n+2)H2O+Q
2 CnH2n+2 + 3nO2 <> 2CnCO+ 2H2+ 4nH2O+Q
CH4 + 2O2 <> CO2 + 2H2)+ Q
CH4 + O2 <> CO + H2 + H2O+Q
Sintesis :
gas-gas CO, CO2, dan H2 lalu disintesis dalam reaktor dengan katalis Cu
Destilasi
hasil dari sintesis gas di unit reactor kemurniannya masih berkisar 70 %, maka dilakukan tahap akhir yaitu
destilasi untuk mendapatkan Methanol dengan kemurnian tinggi
Kualitas Methanol
Menurut standard IMPCA (International Methanol Producers and Consumer Assocation) kualitas Methanol
tertinggi adalah Grade AA dengan kandungan Methanol minimal 99,85 %, dan kandungan Ethanol maksimal
10 ppm.
Analisa Kimia Methanol
Berikut akan saya tampilkan secara garis besar cara uji untuk analisa Methanol Grade AA beserta standard
kualitasnya.
yang
dipakai
ASTM
1209.
Menggunakan
alat
LOVIBOND
COMPARATOR
DAYLIGHT/sejenisnya. Analisanya adalah dengan membandingkan warna Methanol dengan Standard Pt-Co.
Untuk pembutan standard Pt-Co sebagai berikut:
Siapkan dulu Standard 500 Pt-Co=1,245 gr K 2PtCl6+1,0000 gr CoCl2.6H2O, larutkan dalam 100 ml HCl pekat,
lalu encerkan sampai 1 liter (pengerjaan dengan labu ukur 1000 ml). Ambil 1,00 ml larutan stock encerkan
dengan air sampai 100 ml (pengerjaan dengan labu ukur 100 ml), maka didapat standar 5 Pt-Co.
ASTM E 394. Berdasarkan reaksi Besi dengan 1,1 orthopenanthroline, analisa dengan menggunakan
Spektrofotometer UV/Vis pada Lambda 510 nm.
Pembuatan
a. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih akan menghasilkan
benzena.
Contoh :
b. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan benzena.
Contoh :
c. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena.
Contoh:
d. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si akan
menghasilkan benzena.
Contoh :
8) Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku pembuatan parfum
karena memiliki bau yang sedap.
9) Natrium Benzoat
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan dalam
kaleng.
10) Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama karbol atau lisol, dan
dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan denaturasi
protein.
b. Dampak
1) Benzena sangat beracun dan menyebabkan kanker (karsinogenik).
2) Benzena dapat menyebabkan kematian jika terhirup pada konsentrasi tinggi, sedangkan pada
konsentrasi rendah menyebabkan sakit kepala dan menaikkan detak jantung.
(sumber BSE)
Proses yang pertama yaitu Proses Klor-Alkali, gas klorin (Cl 2) merupakan produk utama yang
dihasilkan pada tahapan ini, disamping produk-produk sampingan berupa natrium hidroksida
(NaOH), gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl).
Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan dimurnikan
serta dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini kemudian dielektrolisa
menghasilkan NaOH, gas klorin dan gas hydrogen.
2NaCl + 2H2O Cl2 + H2 + 2NaOH
Natrium hipoklorit dan asam klorida merupakan produk turunan yang didapat dengan
mereaksikan natrium hidroksida dan gas klorin.
NaOH + Cl2 NaOCl + HCl
2. EDC/VCM
Proses yang kedua, yaitu Proses EDC/VCM yang menghasilkan monomer vinil klorida (vinyl chloride
monomer atau disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Proses produksi VCMdilakukan
dengan dua langkah secara bersamaan, yaitu Direct Chlorination (DC) dan proses Oxy-Chlorination
(OC).
Dalam Proses Direct Chlorination, gas klorin yang dihasilkan dari Proses Klor-Alkali direaksikan
dengan ethylene untuk menghasilkan ethylene dichloride (EDC) dimana penggunaan utamanya
adalah sebagai bahan baku pembuatan VCM. Reaksinya adalah:
CH2=CH2 + Cl2 ClCH2CH2Cl
Dalam Proses Oxy-Chlorination, ethylene direaksikan dengan asam klorida (HCl) dan oksigen (O2)
menghasilkan ethylene dichloride (EDC). Reaksi pada proses ini adalah:
CH2=CH2 + 2 HCl + O2 ClCH2CH2Cl + H2O
Ethylene dichloride yang dihasilkan melalui kedua langkah diatas kemudian dilakukan proses
cracking menjadi vinil klorida (VCM) sebagai produk utama dan asam klorida (HCl) sebagai produk
sampingan. Sebagian dari asam klorida yang dihasilkan dari proses cracking EDC kemudian
digunakan kembali dalam Proses Oxy-Chlorination untuk menghasilkan EDC.
3. Polimerasasi
Dalam proses yang ketiga, yaitu proses polimerisasi PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi
polivinil klorida (PVC) dalam reactor tank. Reaksi polimerisasi PVC adalah sebagai berikut:
Mekanisme polimerisasi yang dilakukan adalah dengan metode radikal bebas yang terdiri dari tiga
tahap:
1. Inisiasi
2. Propagasi
3. Terminasi
Sulfonasi Alkylbenzene
1.
Reaksi utama
+ H2SO4.SO3
Alkylbenzene
oleum
SO3H + H2SO4
alkylbenzene sulfonat
H = -420 kj/kg
asam sulfat
1.
SO3H
2.
R
Reaksi ke dua
SO3H + H2SO4.SO3 R
SO3H + H2SO4
Alkylbenzen sulfinat
R
oleum
SO3H + R1
disulfonat
R
asam sulfat
SO2
R1 + H2O
Alkylbenzene sulfonat
Alkyl benzene
sulfone 1%
water
Reaksi utama
R-CH2OH + SO3.H2O
1.
ROSO3H + H2O
Reaksi sekunder
Sulfonation-sulfation
Netralization
Produk hasil dari sulfonasi-sulfasi dinetralisasi dengan larutan NaOH dibawah temperature yang
terkontrol untuk menjaga fluiditas bubur surfaktan. Surfaktan dimasukkan dalam penyimpanan.
Berikut ini merupakan diagram alir pembuatan surfaktan:
Sodium tripolipospat
6H2O
Na5P3O10.6H2O
sodium tripolipospat hexahydrate
Campuran ini dipompa ke upper story, dimana campuran ini disemprotkan dibawah tekanan
tinggi ke dalam high spray tower setinggi 24m, melawan udara panas dari tungku api. Butiran
kering ini adalah bentuk yang dapat diterima, ukuran dan densitas yang sesuai dapat dibentuk.
Butiran yang sudah dikeringkan di alirkan ke upper story lagi melalui lift yang dapat
mendinginkan mereka dari 1150C dan menstabilkan butiran. Butiran ini dipisahkan dalam
goncangan, dilapisi, diharumkan dan menuju pengemasan.
2.4 . Sabun
2.4.1. Pengertian
Sabun merupakan zat yang jika bereaksi dengan air sadah akan membentuk endapan. Sabun
terbentuk dari garam sodium atau potassium dari asam karboksilat panjang (seperti asam
stearat, asam oleat atau palmitat dan asam myristat) sebagai hasil hidrolisis terhadap minyak
atau lemak oleh basa (NaOH atau KOH). Sabun berfungsi sebagai emulgator terhadap kotoran,
minyak dan oli sehingga kotoran-kotoran ini mudah terlepas dan terbawa melalui pembilasan
dengan air. Sifat sabun ini menjadi kurang berfungsi apabila air untuk pencuci atau pembilasnya
bersifat sadah.
2.4.2. Raw Material (bahan baku pembuatan sabun)
Bahan dasar sabun adalah minyak/ lemak dan NaOH (soda kaustik) dan KOH dengan bahan
tambahan berupa pengharum, pewarna, bahan pengisi dan lain-lain. Lemak merupakan
komponen utama dalam pembuatan sabun. Lemak ini mengandung campuran gliserida yang
didapat dari lemak padat yang diberi pemanasan. Lemak padat dirombak dengan dipanaskan,
yang setelah itu membentuk lapisan diatas permukaan air sehingga dapat diambil dengan
mudah. Lemak ini biasanya dicampur dengan minyak kelapa di ketel sabun atau penghidrolisis
untuk meningkatkan kelarutan sabun tersebut. Dalam pembuatan sabun, fatty grases ( 20%)
adalah bahan baku yang paling penting setelah lemak. Lemak greases dapat didapatkan dari
babi dan hewan domestik dimana bahan ini penting sebagai sumber gliserin dari asam
karboksilat.
Penambahan minyak kelapa pada pembuatan sabun sangatlah penting. Sabun dengan bahan
dasar minyak kelapa bertekstur kuat dan terlihat lebih mengkilat. Minyak kelapa sebagian besar
mengandung gliserida dari asam laurtat dan asam myristat.
Bahan baku pembuatan sabun sangat banyak konsumennya, terutama soda kausatik, garam,
soda ash, dan kausatik potassium, begitu pula sodium silikat, sodium bikarbonat, dan trisodium
pospat.
Bahan anorganik yang ditambahkan pada pembuatan sabun disebut Builders. Tetrasodium
piropospat dan sodium Tripolipospat merupakan bahan tambahan pada sabun yang dinamakan
Builders.
Setelah terjadi pemisahan gliserin, asam karboksilat dinetralisasikan menjadi sabun. Proses
kimia dasar dalam pembuatan sabun disebut saponifikasi, dengan reaksi sebagai berikut:
3NaOH + (C17H35COOH)3C3H5 3C17H35COONa + C3H5(OH)3
Caustic soda
gliseril stearat
sodium stearat
gliserin
Prosedur ini untuk merombak atau menghidrolisis lemak dan kemudian setelah terpisah dari
gliserin, asam lemak dinetralisasikan dengan larutan soda kaustik:
(C17H35COO)3C3H5 + 3H2O 3C17H35COOH +C3H5(OH)3
C17H35COOH + NaOH C17H35COONa + H2O
Biasanya lemak dan minyak dijual tidak terkomposisi gliserin dari asam lemak satu pun, tetapi
dalam bentuk campuran. Namun demikian, beberapa asam lemak dengan kemurnian 90% atau
lebih dapat ditempuh dengan proses yang khusus.
Sulfonasi Alkylbenzene
1.
Reaksi utama
+ H2SO4.SO3
Alkylbenzene
oleum
SO3H + H2SO4
alkylbenzene sulfonat
H = -420 kj/kg
asam sulfat
1.
SO3H
2.
R
Reaksi ke dua
SO3H + H2SO4.SO3 R
Alkylbenzen sulfinat
R
oleum
SO3H + R1
SO3H + H2SO4
disulfonat
asam sulfat
SO2
R1 + H2O
Alkylbenzene sulfonat
Alkyl benzene
sulfone 1%
water
Reaksi utama
R-CH2OH + SO3.H2O
1.
ROSO3H + H2O
Reaksi sekunder
Sulfonation-sulfation
Netralization
Produk hasil dari sulfonasi-sulfasi dinetralisasi dengan larutan NaOH dibawah temperature yang
terkontrol untuk menjaga fluiditas bubur surfaktan. Surfaktan dimasukkan dalam penyimpanan.
Berikut ini merupakan diagram alir pembuatan surfaktan:
Gambar 4. Pembuatan surfaktan
Sumber: Austin, 1984
Sodium tripolipospat
6H2O
Na5P3O10.6H2O
sodium tripolipospat hexahydrate
Campuran ini dipompa ke upper story, dimana campuran ini disemprotkan dibawah tekanan
tinggi ke dalam high spray tower setinggi 24m, melawan udara panas dari tungku api. Butiran
kering ini adalah bentuk yang dapat diterima, ukuran dan densitas yang sesuai dapat dibentuk.
Butiran yang sudah dikeringkan di alirkan ke upper story lagi melalui lift yang dapat
mendinginkan mereka dari 1150C dan menstabilkan butiran. Butiran ini dipisahkan dalam
goncangan, dilapisi, diharumkan dan menuju pengemasan.
2.4 . Sabun
2.4.1. Pengertian
Sabun merupakan zat yang jika bereaksi dengan air sadah akan membentuk endapan. Sabun
terbentuk dari garam sodium atau potassium dari asam karboksilat panjang (seperti asam
stearat, asam oleat atau palmitat dan asam myristat) sebagai hasil hidrolisis terhadap minyak
atau lemak oleh basa (NaOH atau KOH). Sabun berfungsi sebagai emulgator terhadap kotoran,
minyak dan oli sehingga kotoran-kotoran ini mudah terlepas dan terbawa melalui pembilasan
dengan air. Sifat sabun ini menjadi kurang berfungsi apabila air untuk pencuci atau pembilasnya
bersifat sadah.
2.4.2. Raw Material (bahan baku pembuatan sabun)
Bahan dasar sabun adalah minyak/ lemak dan NaOH (soda kaustik) dan KOH dengan bahan
tambahan berupa pengharum, pewarna, bahan pengisi dan lain-lain. Lemak merupakan
komponen utama dalam pembuatan sabun. Lemak ini mengandung campuran gliserida yang
didapat dari lemak padat yang diberi pemanasan. Lemak padat dirombak dengan dipanaskan,
yang setelah itu membentuk lapisan diatas permukaan air sehingga dapat diambil dengan
mudah. Lemak ini biasanya dicampur dengan minyak kelapa di ketel sabun atau penghidrolisis
untuk meningkatkan kelarutan sabun tersebut. Dalam pembuatan sabun, fatty grases ( 20%)
adalah bahan baku yang paling penting setelah lemak. Lemak greases dapat didapatkan dari
babi dan hewan domestik dimana bahan ini penting sebagai sumber gliserin dari asam
karboksilat.
Penambahan minyak kelapa pada pembuatan sabun sangatlah penting. Sabun dengan bahan
dasar minyak kelapa bertekstur kuat dan terlihat lebih mengkilat. Minyak kelapa sebagian besar
mengandung gliserida dari asam laurtat dan asam myristat.
Bahan baku pembuatan sabun sangat banyak konsumennya, terutama soda kausatik, garam,
soda ash, dan kausatik potassium, begitu pula sodium silikat, sodium bikarbonat, dan trisodium
pospat.
Bahan anorganik yang ditambahkan pada pembuatan sabun disebut Builders. Tetrasodium
piropospat dan sodium Tripolipospat merupakan bahan tambahan pada sabun yang dinamakan
Builders.
gliseril stearat
sodium stearat
gliserin
Prosedur ini untuk merombak atau menghidrolisis lemak dan kemudian setelah terpisah dari
gliserin, asam lemak dinetralisasikan dengan larutan soda kaustik:
(C17H35COO)3C3H5 + 3H2O 3C17H35COOH +C3H5(OH)3
C17H35COOH + NaOH C17H35COONa + H2O
Biasanya lemak dan minyak dijual tidak terkomposisi gliserin dari asam lemak satu pun, tetapi
dalam bentuk campuran. Namun demikian, beberapa asam lemak dengan kemurnian 90% atau
lebih dapat ditempuh dengan proses yang khusus.
Selanjutnya, perombakan secara countercurrent lemak ini dikondisikan dalam keadaan vacuum
untuk mencegah terjadinya oksidasi selama proses. Ini terisi dari bawah dari menara hidrolisis
yang berbentuk seperti palung dengan kecepatan yang terkontrol yang akan memecah lemak
menjadi tetesan tetesan. Menara mempunyai ukuran dengan tinggi 20 meter dan berdiameter
60 cm, dirancang dengan bahan stailess steel tipe 316.