Pik On Progress

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 66

Reaksi Nitrasi

1. Pengertian
Nitrasi diartikan sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro pada
suatu senyawa.
Reaksi nitrasi adalah penggabungan satu atau lebih gugus nitro (-NO2) yang terikat pada karbon
sebagai senyawa nitroaromatik atau nitroparafin. Dan juga bisa pada oksigen sebagai senyawa
nitrat ester maupun pada nitrogen sebagai senyawa nitramina. Proses reaksi sebagai subtitusi
atom hidrogen, reaksi nitrasi juga bisa berlangsung dengan subtitusi atom atau gugus lain seperti,
halida, sulfonat dan asetil.
Reaksi nitrasi adalah salah satu reaksi yang penting dalam industri sintesa bahan organik. Garis
besar penggunaannya adalah bahan pelarut (solvent), pewarna, farmasi, peledak, maupun bahan
antara untuk produk lebih lanjut.
2. Ikatan gugus NO2 pada senyawa nitro
a
1) -C-NO2
: disebut senyawa nitro
Contoh : parafin + HNO3 Nitroparafin + H2O
b

2) -O-NO2
: disebut senyawa nitrat
Contoh : gliserol + 3HNO3 glseril trinitrat
3) -N-NO2
: disebut senyawa nitriamin
Contoh : guanidine + HNO3 nitroguanidine

+ 3H2O
+ H2O

3. Reaksi pembentukan senyawa nitro


a) Reaksi substitusi terhadap:
a. hidrogen (-H)
CH4 + HNO3 H3CNO2 + H2O
b. klorida (-Cl)
RCl + AgNO3 AgCl + RNO2
c. Sulfonat
b) Reaksi adisi ikatan rangkap
4. Zat yang dapat dinitrasi
a) Parafin
Umumnya reaksi dilaksanakan pada fasa gas, reaksi berlansung melalui mekanisme radikal
bebas. Hasil dari nitrasi parafin adalah Nitroparafin. Haasil samping berupa alkohol, aldehid,
olefin. Proses dilaksanakan pada suhu 350-450 derajat celcius
b) Olefin
Nitrasi olefin berlansung secara adisi. Reaksi pada umumnya berlansung pada fase gas. Hasil

nitrasi adalah Nitroalkohol. Apabila nitrasi berlanjut, maka menghasilkan produk bermacammacam, karena senyawa nitroalkohol memiliki gugus -OH dan NO2
c) Aromatik dan turunannya
Umumnya berlansung pada fase cair. Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi dalam industri
adalah benzena beserta turunannya, naftalen, dan turunannya.
d) Alkohol
Nitrasi berlansung fase cair.
e) Senyawa nitrogen
5. Senyawa penitrasi ( pengolah )
a) Asam nitrat : HNO3
Pemakaian dapat berbentuk :
a. cair berasap ( ada NO2 bebas )
b. cair pekat
c. cair encer
d. gas/uap
b) Asam nitrat dengan pengikat air
Zat pengolah golongan ini digunakan untuk nitrasi fase cair. Pengikat air yang digunakan dapa
berupa asm sulfat, asam phospat, dan anhidrida asam.
Contoh pengikat air : asam sulfat, asm phosfat, dan anhidrida asetat.
c) NO2, N2O4
zat dipakai untuk fase gas.
6. Kegunaan proses nitrasi
a) Bahan peledak yang beruoa senyawa nitrat misalnya : gliseril trinitrat dan selulosa nitrat
b) Sebagai senyawa antara untuk pembuatan amina yang disentesa dengan proses reduksi senyawa
nitro. Misalnya Nitrobenzena direduksi menjadi anilin yang merupakan bahan baku zat warna.
c) Bahan pengoksidasi misalnya : Nitrobenzena
7 . Aplikasi Reaksi Nitrasi
a) Nitrasi toluene menjadi dinitrotoluenes
Ada 2 langkah untuk metode ini yaitu
Tahap pertama, campuran sulfur dan asam nitrat akan menyebabkan reaksi dengan toluen
menjadi 2 mononitrotoluens (MTN) dengan komposisi (%) ortho 59, meta 4 dan para 37. Tahap
kedua, menggunakan reagent yang sama, mononitrotoluens akan terkonversi menjadi
dinitrotoluenes (DNT) dengan mengontrol konsentrasi asam, menjaga pembentukan dari
trinitrotoulene.
Nitrasi pertama yaitu menggerakkan reaktor dengan pendinginan sistem baik didalam maupun
diluar. Umpan terdiri dari toluen dan campuran nitrat dan asam sulfuric, air dan dinitrotoluene.
Pendinginan sistem dilakukan pada lingkungan 50OC. Produksi limbah reaktor adalah encer
dengan kondungan asam sulfric 74%, asam nitrat dan satu dan dua bahan campuran.
Nitrasi kedua dengan umpan bahan organic berisi mononitro dan beberapa asam dan air.
Beroperasi pada suhu 65OC. Limbah yang dihasilkan dikirim untuk diolah kembali pada nitrasi

pertama. Hasil nitrasi kedua dinetralkan dengan coustic soda dan iar didalam kolom scrubbing
dan diakhir proses ini terpishkan dinitrotoluene dengan limbah hasil pencucian.
b) Reduksi dinitrotoluene menjadi tolylene diamine
Menggunakan katalis hidrogen dengan presence Raney Nickel, menjaga suspensi pada reaksi
menengah dengan menggunakan metanol sebagai bahan pelarut

c) Posgenasi diamine menjadi tolylene diisocyanate


reaksi totylene diamine dengan phosgene ada 2 langkah.
1. Prosesnya sangat cepat, menggunakan tempat yang temperaturnya rendah (0-30OC)
2. Prosesnya lebih lambat, pada suhu 170OC.
Konversi tolylene diamine ke tolylene diisocynate mengalami 80 %. Sedangkan 20% nya
merupakan residu.
Phosgen adalah reaksi klorin berlebih dengan karon monoksida sehingga diperoleh charcoal
yang aktif, ini trejadi pada temperatur 50OC.

d) Amonia dan asam nitrat


Nitrat (garam dari asam nitrat) sejak zaman dulu dibutuhkan banyak sebagai bahan baku serbuk
mesiu. Namun, persediaannya terbatas, dan kalium nitrat yang ada secara alami adalah bahan
baku utama yang tersedia. Di abad 19 ketika skala perang menjadi besar, kebutuhan nitrat
menjadi membesar, dan kalium nitrat yang ada secara alami tidak dapat memenuhi permintaan.
Selain itu, nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir pertengahan abad 19
kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873) membuktikan kefektifan dan pentingnya pupuk
buatan. Masalah yang menghalangi pemakaian bear-besaran pupuk buatan adalah harganya yang
tinggi, khususnya pupuk nitrogen.
Di akhir abad 19, fisikawan Inggris William Crookes (1832-1919) meramalkan peningkatan
jumlah makanan yang diproduksi tidak dapat mengejar peningkatan populasi dunia dan dunia akan
berakhir menjadi katastropi.
Situasi semacam memicu ilmuwan untuk menyelidiki fiksasi nitrogen artifisial atau menemukan
proses untuk mengubah nitrogen yang tidak terbatas persediaanya di udara menjadi senyawa
yang dapat digunakan. Jelas diperlukan cara untuk melakukan fiksasi dalam skala besar. Jadi,
percobaannya harus dimulai di skala laboratorium untuk dapat diperbesar ke skala pabrik.
Fiksasi nitrogen berhasil dilakukan oleh kimiawan Jerman Fritz Haber (1868-1934) dan insinyur
kimia Jerman, yang bekerja untuk BASF, Carl Bosch (1874-1940)??ersamaan reaksi untuk
proses Haber-Bosch sangat sederhana, tetapi secara teknis terdapat berbagai kesukaran.
Prosesnya dielaborasi sehingga reaksi eksoterm ini akan berlangsung ke sisi kanan dengan mulus.
N2 + 3H2 > 2NH3 + 22,1 kkal (11.11)

Dalam praktek, beberapa modifikasi dibuat. Misalnya, rasio molar nitrogen : hidrogen bukan 1:3,
tetapi 1:3.3. Kondisi reaksi yang dipilih adalah 300C pada 500 atm. Hidrogen digunakan
berlebih pada tekanan tinggi sehingga kesetimbangannya bergeser ke kanan. Karena reaksinya
eksoterm, reaksi ini lebih baik dilakukan pada temperatur yang lebih rendah sesuai dengan azas
Le Chatelier. Di pihak lain, laju reaksi akan terlalu rendah pada temperatur rendah. Jadi
suhunya dibuat agak tinggi ( yakni, dengan tetap mempertimbangkan agar dekomposisi NH 3 tidak
terjadi). Katalis yang dibuat dari besi digunakan dengan ekstensif.
Proses Haber-Bosch menjadi terkenal sebagai contoh pertama teori kesetimbangan
diaplikasikan dalam produksi. Di satu sisi fiksasi nitrogen dengan proses Haber-Bosch membawa
banyak manfaat karena kemudahan mendapat pupuk. Di sisi lain amonia berarti bahan baku
mesiu dapayt diperoleh dengan mudah pula.
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO 3 adalah okidasi amonia di udara. Dalam
proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya dipanaskan sampai
temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah menjadi nitrogen oksida NO, yang
kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara menjadi nitrogen dioksida NO 2. Nitrogen dioksida
direaksikan dengan air menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh Ostwald,
kimiawan yang banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.
Proses ini diungkapkan dalam persamaan reaksi berikut.
4NH3 + 5 O2 > 4NO + 6 H2O (11.12)
2NO+O2 > 2NO2 (11.13)
3NO2+H2O > 2HNO3+NO (11.14)

e) Pembuatan Nitrogliserin
Nitrogliserin dapat dibuat dengan mereaksikan gliserin (gliserol) dengan asam nitrat (HNO3).
Reaksi ini merupakan reaksi esterifikasi, yaitu reaksi antara alkohol dan asam, seperti terlihat
dalam reaksi dibawah ini.

Perhitungan teoritis yang didasarkan atas persamaan reaksi di atas menunjukkan bahwa bila 100
g gliserin ditambahkan pada 205,5 9 HNO3 akan menghasilkan 246,5 9 nitrogliserin. Pada saat
yang sarna juga akan terbentuk 58,7 g air. Pada prakteknya, hasil ini tidak pernah diperoleh,
karena nitrasi gliserin, seperti halnya pada reaksi esterifikasi lainnya, merupakan reaksi
"reversible", artinya nitrogliserin yang terbentuk dapat terhidrolisis kembali menjadi gliserin.
Untuk menggeser kesetimbangan ke arah kanan diperlukan asam nitrat berlebih. Semakin tinggi
konsentrasi asam, semakin besar derajat nitrasi dan semakin tinggi nitrogliserin yang dihasilkan.
Akan tetapi kelebihan asam nitrat tidak boleh terlalu besar, karena gliserin hanya sedikit larut
dalam asam yang digunakan dan hal ini menyebabkan berkurangnya produk yang dihasilkan.
Bila 10 g gliserin dicampur dengan 100 g asam nitrat 99% pada temperatur di bawah suhu
kamar, kemudian diencerkan dengan 300 cc air , akan dihasilkan 20,72 g nitrogliserin yang
mengandung sebagian kecil nitrogliserin. Hal ini berkisar sekitar 84% dari hasil teoritis.
Kandungan nitrogliserin akan semakin tinggi, yaitu 3 kali kandungan nitrogliserin, bila 10
gliserin dicampur dengan 50 9 asam nitrat 99%. Hal ini jelas tidak ekonomis, karena disamping
hasilnya yang rendah juga sangat sulit untuk memperoleh asam nitrat 99%. Pada saat ini, asam

yang umum digunakan sebagai nitrating agent adalah campuran asam nitrat dan asam sulfat
dengan perbandingan sebagai berikut:
40-50 % HNO3
50-60 % H2SO4
Perbandingan asam/gliserin harus dijaga sedemikian rupa sehingga jumlah asam berlebih (kirakira 20%) dari asam yang seharusnya dibutuhkan menurut perhitungan teoritis. Umumnya
perbandingan berat antara 3m/gliserin adalah 5,5-6,5. Asam yang tersisa setelah reaksi tidak
boleh digunakan lagi sebagai nitrating agent atau disimpan. Hal ini karena besar kemungkinan
nitrogliserin masih terdapat dalam asam tersebut dan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Cara pengadukan adalah satu faktor utama yang harus diperhatikan, selain tentu saja pengadukan
yang kurang baik akan menghasilkan hasil yang rendah. Yang harus diperhatikan dalam
pengadukan adalah semua bagian harus teraduk,tidak boleh ada bagian dalam reaktor yang tidak
teraduk, yang menyebabkan terakumulasikannya panas yang tidak terkontrol dan bisa
menimbulkan resiko ledakan.
Selain bahan peledak, nitrogliserin juga digunakan sebagai obat untuk meredakan rasa sakit dan
mengurangi frekuensi serangan angina pektoris. Tablet nitrogliserin biasa larut di bawah lidah
dalam 20 detik dan meredakan sakit dalam 3 menit. Nitrogliserin dapat dibuat dengan
mereaksikan gliserin dengan asam nitrat, ada beberapa jenis bahan peledak dapat dibuat dengan
menggunakan asam nitrat:seperti reaksi pembentukan trinitrotoluena ini terbentuk dari reaksi
asam nitrat dengan toluena.
Reaksi asam nitrat dengan toluena.

Proses Produksi Nitrogliserin berdasarkan reaksi kimia dihasilkan dengan mereksikan gliserin
( gliserol ) dengan asam nitrat. Namun ada beberapa macam proses pembuatan nitrogliserin .
1. Schmid-Meissner continous process
2. Nitro nobel injector proses
3. Biazzi continous process
1. Schmid-Meissner continous process
Schmid-Meissner continous process adalah proses pertama dalam pembuatan
nitrogliserin. Prosesnya meliputi nitrasi , pemisahan , dan pemurnian nitrogen secara netralisasi
dan pencucian. Nitratornya berbentuk tangki berpengaduk , dilengkapi pipa-pipa pendingin
vertikal . Sebagai medium pendingin dipakai brine yang masuk pada suhu -5 oC. Asam campuran
masuk dari bagian bawah nitrator dan gliserin masuk dari bagian atas sedangkan hasilnya keluar
secara overflow ke separator ( stainless steel ). Suhu nitrator dijaga jangan lebih dari 18 oC dan
tekanan atmosfer . Nitrogliserin yang telah terpisah dicampur dengan larutan pencampur yang
panas , berupa soda dan ammonia dan kemudian diemulsi dengan udara .
2. Nitro nobel injector process

Alat dalam proses ini adalah sebuah injektor yang dipakai untuk mencampur gliserol dengan precooled nitration acid ( asam penitrasi yangtelah didinginkan ). Aliran asam yang lewat injektor
akan menimbulkan kevakuman , hingga gliserin akan tertarik masuk . Pencampuran kedua zat ini
sangat cepat dan akan membentuk emulsi . Gliserin yang terisap ke injector pada suhu 48 oC
segera bereaksi dengan asam . Reaksi berlangsung pada suhu 45-50 oC. Emulsi yang diperoleh
segera didinginkan sampai suhu 15oC lalu keluar secara gravitasi menuju centrifuge.
3. Biazzi continous process
Biazzi continous process adalah proses terbaru dalam produksi nitrogliserin .
Perlengkapannya terdiri atas nitrator , separator , dan pencuci berpengaduk . Sebagian unit
alatnya terbuat dari stainless steel , untuk mencegah penimbunan nitrogliserin . Prosesnya
meliputi nitrasi , pemisahan , dan pemurnian nitroglisern dengan cara pencucian . Nitratornya
berupa vessel berbentuk silinder kecil yang dilengkapi dengan stainless steel vessel dengan koil
pendingin , dimana brine pada suhu (-2) (-5) oC disirkulasikan selama nitrasi untuk menjaga
reaksi pada suhu 15oC dan tekanan atmosfer (1 atm ).
Kemudian hasil nitrator masuk ke separator I untuk memisahkan nitrogliserin dari asam
sisa berdasarkan berat jenis dan kelarutan , kemudian sisa asam dinetralkan dengan larutan
natrium karbonat 2%.

Diposkan oleh Lukman Arifin di 18.27


Kirimkan Ini lewat Email

SULFONASI
Reaksi substitusi ialah reaksi pertukaran atau pergantian gugus atom atau suatu atom yang
terdapat dapat senyawa karbon yang diganti atau ditukar dengan gugus atom lain, atau atom yang
lain. Sulfonasi sendiri merupakan bagian dari reaksi substitusi. Sulfonasi adalah reaksi kimia
yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun
ion.
Sulfonasi senyawa aromatik adalah salah satu tipe yang paling penting dari sulfonasi. Pada saat
penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi
yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik
melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Pada reaksi sulfonasi, bahan utama yang digunakan
yaitu anilin dan asam sulfat yang menghasilkan asam sulfanilat dan air. Di mana penjelasan asam
sulfanilat akan dijelaskan berikutnya. Mula-mula pada saat penambahan anilin dan asam sulfat
terbentuk asap putih yang disebut asap monosulfat. Selanjutnya akan terjadi tahap mekanisme

sulfonasi. Mekanisme sulfonasi dibagi menjadi 2 tahap, dimana tahap pertama, anilin pertama
direaksikan dengan asam sulfat pekat di mana elektrofil atau gugus asam sulfonat (SO3H) dalam
asam sulfat pekat menyerang cincin aromatik sehingga satu sisi anilin dari mengikat H dan SO3H
kekuatan kelompok. Pada tahap kedua, senyawa anilin yang mengikat H kelompok dan kelompok
SO3H dan kemudian hidroksida sehingga ion hidroksida akan mengikat H dan H kelompok
kelompok akan meninggalkan anilin senyawa yang salah satu sisi belakang dari senyawa anilin
mengikat kelompok SO3H hanya membentuk sulfanilat asam dan air. Sulfonasi dapat dilakukan
dengan mereaksikan anilin (C6H5NH2) dengan asam sulfat pekat (H2SO4) pada suhu 180195oC. Hasil yang diperoleh asam sulfanilat (C6H7NO3S) dan air(H2O).

Anilin merupakan senyawa turunan benzena yang dihasilkan dari pengurangan


nitrobenzena.Anilin dapat dibuat dengan mengurangi nitrobenzena dengan campuran Fe dan
HCl. Anilin,fenilamin atau aminobenzene adalah senyawa organik dengan rumus C6H5NH2. Terdiri
darikelompok fenil melekat ke gugus
amino, anilin adalah
amina aromatik prototipikal. Menjadiprekursor bahan
kimia industri, penggunaan
utama adalah dalam
pembuatan prekursor untuk
polyurethane. Seperti amina mudah
menguap yang paling, ia memiliki bau yang agak tidak menyenangkan dari ikan busuk. Ia
terbakar mudah,
membakar dengan api berasap karakteristiksenyawa aromatik. Anilin tidak
berwarna, tetapi perlahan-lahan mengoksidasi dan resinifies di
udara, memberi warna merahcoklat dengan sampel usia.

Asam sulfanilat adalah senyawa golongan asam kuat yang sering digunakan untuk bahan baku
pembuatan obat-obatan. Asam Sulfanilat adalah bubuk abu-abu terang atau kristal; sedikit larut
dalam air, alkohol, dan eter, dan larut dalam air panas. Asam Sulfaniat adalah produk anilin
tersulfonasi. Anilin adalah bahan awal dalam industri manufaktur pewarna. Asam sulfonat dan
garamnya hadir dalam pewarna organik menyediakan fungsi yang berguna kelarutan air mengikat
lebih erat ke kain. Asam Sulfanilat digunakan sebagai perantara untuk pewarna (warna makanan,
bahan pencemerlang optik), obat-obatan dan sintesis organik lainnya. Ini adalah komponen dari
reagen untuk menentukan asam nitrit. Asam Sulfanilat dikonversi ke sulfanilamidayang merupakan

salah satu bahan dasar untuk memproduksi obat sulfat antibakteri. Ada sebuah isomer disebut
asam metanilat, sulfonat kelompok di posisi 2. Hal ini digunakan dalam pembuatan bahan celup
azo dan obat sintesis sulfat.
Dari reaksi sulfonasi di atas, akan terbentuk kristal asam sulfanilat. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal antara lain
adalah:
1. Derajat lewat jenuh
2. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari kristal yang ada.
3. Viskositas larutan
4. Jenis dan banyaknya pengotor
5. Pergerakan antara larutan dan Kristal
6. Suhu pada saat pemanasan.

1.

2.

3.

4.

Aplikasi Dalam Industri


Produksi Metil Ester Sulfonat
Produksi metil ester sulfonat dalam skala industri terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap
sulfonasi, tahap pemucatan, tahap netralisasi, dan tahap pengeringan.
Tahap Sulfonasi
MES diproduksi melalui proses sulfonasi metil ester dengan campuran SO3/udara. Reaksi
pengontakkan SO3 dan bahan organik terjadi di dalam suatu falling film reactor. Gas dan organik
mengalir di dalam tube secara co-current dari bagian atas reaktor pada temperatur 45oC dan
keluar reaktor pada temperatur sekitar 30oC. Proses pendinginan dilakukan dengan air pendingin
yang berasal dari cooling tower. Air pendingin ini mengalir pada bagian shell dari reaktor. Hal
ini bertujuan untuk menjaga kestabilan temperatur reaksi akibat reaksi eksoterm yang
berlangsung di dalam reaktor. Agar campuran MESA mencapai waktu yang tepat dalam reaksi
sulfonasi yang sempurna, MESA harus dilewatkan kedalam digester yang memilki temperature
konstan (~80oC) selama kurang lebih satu jam. Efek samping dari MESA digestion adalah
penggelapan warna campuran asam sulfonat secara signifikan. Sementara itu, gas-gas yang
meninggalkan reaktor menuju sistem pembersihan gas buangan (waste gas cleaning system).
Tahap Pemucatan (Bleaching)
Untuk mengurangi warna sampai sesuai dengan spesifikasi, digested MESA harus diukur
didalam sistem kontinu acid bleaching, dimana dicampurkan dengan laju alir metanol yang
terkontrol dan hidrogen peroksida sesudahnya. Reaksi bleaching lalu dilanjutkan dengan metanol
reflux dan pengontrolan temperatur yang presisi.
Tahap Netralisasi
Acid ester yang terbentuk dalam proses sulfonasi bersifat tidak stabil dan mudah terhidrolisis.
Oleh karena itu, pencampuran yang sempurna antara asam sulfonat dan aliran basa dibutuhkan
dalam proses netralisasi untuk mencegah lokalisasi kenaikan pH dan temperatur yang dapat
mengakibatkan reaksi hidrolisis yang berlebih. Neutralizer beroperasi secara kontinu,
mempertahankan komposisi dan pH dari pasta secara otomatis.
Tahap Pengeringan
Selanjutnya, pasta netral MES dilewatkan ke dalam sistem TurboTubeTM Dryer dimana metanol
dan air proses yang berlebih dipisahkan untuk menghasilkan pasta terkonsentrasi atau produk
granula kering MES, dimana produk ini tergantung pada berat molekul MES dan target aplikasi
produk. Langkah akhir adalah merumuskan dan menyiapkan produk MES dalam komposisi
akhir, baik itu dalam bentuk cair, batangan semi-padat atau granula padat, dengan menggunakan
teknologi yang tepat.

Istilah sulfonasi terutama digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang


menggunakan pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat, oleum, dan
pereaksi lainnya yang mengandung sulfur trioksida.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu tipe jenis sulfonasi yang
paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa aromatik
dengan asam sulfat.

Dalam percobaan sulfonasi ini, senyawa aromatik yang digunakan adalah anilin,
dan percobaan dilakukan dengan mereaksikan anilin dengan asam sulfat pekat (oleum)
pada suhu 1800C-1950C, dan menghasilkan produk utama berupa asam sulfanilat dan air
(sebagai produk sampingannya). Reaksi:

NH2+ H2SO4NH2 SO3H+ H2O


Anilin as. Sulfat as. Sulfanilat air
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam
sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion, termasuk reaksi-reaksi yang
melibatkan gugus sulfonil halida ataupun garam-garam yang berasal dari gugus asam
sulfonat, misalnya penggabungan SO2Cl ke dalam senyawa organik. Jenis-jenis zat
pensulfonasi antara lain :
1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :
- SO3
- H2SO4
- oleum
2. Persenyawaan SO2.
3. Senyawa sulfoalkilasi.
Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya hidrokarbon jenuh,
oleofin, alkohol,
sebagainya.

selulosa,

senyawa

aromatis,

naphtalena,

antraquinone

dan

lain

Zat pensulfonasi yang paling efisien adalah SO 3 karena hanya melibatkan satu
reaksi adisi secara langsung, contohnya:
RH + SO3 RSO3H

ROH + SO3 ROSO3H


SO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau asam sulfat
pekat) karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni sebagai pelarut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang paling
penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa aromatik
dengan asam sulfat. Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida
(oleum). Sama halnya dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah
reaksi substitusi elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel).
Untuk proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks, temperatur
dapat memberikan pengaruh, bukan hanya terhadap laju reaksi, tetapi juga terhadap sifat
dari produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan temperatur dalam sulfonasi
naftalena menyebabkan perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari sekitar 95%
alpha isomer pada temperatur kamar menjadi 100% beta isomer pada 200 0C.
Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu pembuatan Asam
Sulfanilat. Adapun proses pembuatannya yaitu,
A. Skala Laboratorium
Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum (asam sulfat pekat) pada
suhu reaksi antara 180C dan 195C dengan produk utamanya yaitu asam sulfanilat,
sedangkan produk sampingnya yaitu air. Pada mulanya produk yang dihasilkan larutan
karena asam sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan kristalnya didinginkan.

1800C

NH2 + H2SO4 NHHSO4 NH2 SO3H +H2O

Anilin as. Sulfat as. Alanilat as. Sulfanilat air


Produk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu, di mana lewat pemanasan berlanjut
akan menghasilkan asam sulfanilat dan air.
B. Skala Industri
Secara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam proses ini, anilin dan
asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam suatu ketel besi tuang yang dilengkapi
dengan kondensor refluks. Lalu dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan dalam ketel besi.
Pengadukan dilakukan dalam suhu operasi 150 0C, anilin dan air yang keluar dalam ketel besi
akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan anilin (dari kondensor reflux),
maka reaksi akan sempurna, dengan hasil yaitu asam sulfanilat dengan konsentrasi 97%.
Dengan kata lain Proses Baking ini sangat cocok karena asam sulfanilat yang diperoleh cukup
pekat dan konversinya besar.
Kebaikan menggunakan proses baking adalah:
- Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa anilin dan sulfat agar tidak
terbuang begitu saja.
- Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran.
- Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan.
- Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 150C.
Keburukan menggunakan proses baking adalah :
- Temperatur harus tetap dijaga 150C karena itu diperlukan pengawas.
- Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel.
- Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang ikut terbentuk selama
reaksi.

Gambar 1. Flowsheet Proses Baking


Sumber : Riegels, Chemical Engineering Handbook
Beberapa sifat Asam Sulfanilat
A. Sifat Fisika :
1.

Pada suhu kamar berbentuk kristal padat yang berwarna putih.

2.

Merupakan golongan asam yang sangat kuat.

3.

Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke dalam molekulmolekulnya.

4.

Berat molekul : 173,19

5.

Titik cair : 288C

6.

Titik didih : 172-187C

7.
Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya
B. Sifat Kimia :
1.

2.

3.

Asam sulfanilat dapat dihidrolisa menghasilkan asam sulfat dan anilin

NH2 SO3H + H2O NH2 + H2SO4

Asam Sulfanilat Air Anilin Asam Sulfat


1.

2.

3.

Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan asam

nitrat menghasilkan p-nitro anilin


NH2 SO3H + HNO3 NH2 NO2 + H2SO4

Asam Sulfanilat As. Nitrat p-nitro Anilin As. Sulfat


1.

Dapat bereaksi dengan amida menghasilkan sulfanilamide.

NH2 SO3H + R C NH2 SO3NH2 + RCOOH

NH2
Asam Sulfanilat Amida Sulfanilamide As. Karboksilat
1.

2.

Asam dulfanilat hampir mengalami reaksi ionisasi komplit (sempurna)

dalam air.

NH2 SO3H NH2 SO3 + H+

Asam Sulfanilat p-sulfit Anilin


Kegunaan asam sulfanilat :
1.

Digunakan sebagai katalis dalam industri

2.

Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi.

3.

Sebagai zat pendamar ion

4.

Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida ( untuk membunuh


kuman).

5.

Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi

Asam sulfanilat sendiri pada dunia industri yang paling banyak adalah sebagai
bahan baku pembuatan obat-obatan dalam industri farmasi. Asam sulfanilat merupakan
sumber bahan obat-obatan sulfa yang bersifat sebagai antibacterial agen.
Pada tahun 1935, Domagk, seorang peneliti dari Jerman, adalah orang pertama
yang meneliti nilai klinis dari protonsil yaitu suatu senyawa berwarna merah yang berasal
dari pewarna azo. Para-aminobenzensulfanilat merupakan bagian yang efektif dari molekul
protonsil. Senyawa ini disebut sebagai sulfanilat. Sulfanilat merupakan senyawa yang
pertama dari kelompoknya yang digunakan secara meluas untuk percobaan klinis, dan
ditemukan bahwa obat-obatan sulfanilat memang efektif untuk pengobatan penyakit
hemolitic streptococcal dan infeksi staphylococcal. Dalam jangka waktu yang relatif
singkat, obat-obatan yang berhubungan dengan sulfanilat disintesa dan dilakukan juga
percobaan klinis. Obat-obat sintesa tersebut antara lain: sulfapyridine, sulfathiazole,
sulfaguanidine, sulfadiazine, dan sulfamerazine. Obat-obatan ini bekerja
menghambat pertumbuhan bakteri bukan dengan membunuh organisme.

dengan

Walaupun sejumlah efek samping dari penggunaan obat-obatan sulfanilat


ditemukan, sulfanilat memegang peranan yang penting dalam dunia pengobatan sebelum
adanya antibiotika. Dalam beberapa tahun belakangan, penggunaan obat-obatan yang
disebut sebagai obat sulfa tersebut telah hilang, tetapi untuk kasus-kasus tertentu obat
sulfa masih digunakan sebagai antimikroba. Unuk masa sekarang, sulfanilat digunakan
terutama untuk mengobati infeksi ringan pada saluran urin, termasuk prostatitis yang
disebabkan oleh bakteri E. Coli. Obat sulfa juga pernah digunakan dalam pengobatan
meningococcal meningitis dan disentri basil. Namun, setelah beberapa tahun, ketahanan
basil penyebab penyakit terhadap obat pun meningkat sehingga obat menjadi kurang
efektif.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah diproduksi obat sulfa yang baru,
diantaranya: trimethoprim-sulfamethoxazol. Obat ini telah meperluas pengobatan
terhadap infeksi saluran urin yang berasal dari klebsiella, enterobacter dan proteus, selain
E. Coli. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan penyakit otitis akut pada anak-anak.
Sifat-sifat senyawa sulfanilat (bekerja secara cepat, dapat sinergis dengan
kebanyakan obat-obatan, penyerapan yang sedikit, dan efektifitas lainnya) sangat
bermanfaat. Sulfanilat efektif (yang bekerja secara cepat) meliputi sulfisoxazole,
sulfadiazine, dan trisulfapyrimidine. Sedangkan sulfanilat menengah yang banyak
digunakan adalah sulfamethoxazole.
Efek samping dari penggunaan sulfanilat diantaranya: dapat menimbulkan
hiper-sensitivitas yang disebut drug fever, rasa mual dan muntah. Hal ini dapat terjadi
akibat frekuensi pemakaian sulfanilat yang berlebih. Obat-obatan sulfa biasanya jug dapat
menyebabkan anemia hemolitik, dan kernicterus (pada bayi) melalui air susu ibunya yang
mengkonsumsi obat sulfa tersebut.

About these ads

KLORINASI
Diposkan oleh wiwit khuntari di 02.40

Banyak dari kita yang sehari-harinya memakai air ledeng. Klorin, khlorin
atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam proseskhlorinasi. Sudah umum
pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air
ledeng, air
bersih atau air
minumyang
akan
kita
gunakan.
Sebenarnya
proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama bila
kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi
kesehatan kita.

Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin
memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus
besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan
otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan
dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang
ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.

A.Definisi Klorinasi

Klorinasi merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk
membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Kadar sisa klor sebagai
produk klorinasi dipengaruhi oleh beberapa bahan kimia yang bersifat reduktor terhadap klor
yang mengakibatkan kadar sisa klor dalam air tidak cukup untuk membunuh bakteri.

Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin kedalam air yang telah
menjalani proses filtarsi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin
ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di
Negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relative murah,
mudah, dan efekti. Senyawa-senyawa klor yang umum digunkan dalam proses klorinasi, antara
lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan
kloramin.

B.Manfaat Klorin

Berikut beberapa kegunaan klorin:

a.

Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.

b.

Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.

c.

Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.

d.

e.

Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat
mengubah bau dan rasa pada air.

Dapat membantu proses koagulasi.

Bentuk bentuk klorin dipasaran:

a.

Liquid/gas -Cl2

b.

Ca(OCl)2

c.

NaOCl

Reaksi dengan air:

Cl2 (aq)+ H2O(l) HOCl(aq)+ H+(aq)+ Cl-(aq)

Keq= 4x10-4= [H+][Cl-][HOCl]/[Cl2]

HOCl adalah asam lemah:

HOCl(aq) H+(aq)+ OCl-(aq)

Keq= 2.7x10-8= [H+][OCl-]/[HOCl]

Pembagian Reaksi Klorin:

1.

Tahap 1

Terjadi pemecahan klorin oleh senyawa pereduksi

2.

Tahap 2

Terbentuk komplek kloro-organik

3.

Tahap 3

Terjadi reaksi ammonia dengan klorin

4.

Tahap 4 (penyebabpenurunanCl2)

Pemecahan kloramin dan senyawa komplek kloro-organik

5.

Tahap 5

Terbentuk klorin bebas

C.Cara kerja klorin

Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di netralisasi oleh
sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan ion hipoklorit.

Klorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl) dan
sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl -). Klorin dapat bekerja dengan efektif sehingga
desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka
90% dari asam hippokorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan
demikian, khasiat desinfektan yang memiliki klorin menjadi lemah atau berkurang.

Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air akan
memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati.
Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami kontak
langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi
di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin.

Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu
lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30 menit. Jika
air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya klorin ditambahkan ke
air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat
kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai
konsumen.

Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan efektif jika
pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8

D.Prinsip-prinsip pemberian klorin

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses klorinasasi,
antara lain:

1.

Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan menghambat proses
klorinasi.

2.

Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat dengan efektif mengoksidasi
bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa klorin
bebas dalam air.

3.

Tujuan klorinasi pada air adalah unutk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l
did lam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety(nilai batas keamanan) pada air untuk
membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat penyimpanan dan
pendistribusian air.

4.

Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat di pakai untuk mebunuh
kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin
bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air.

Berikut istilah dalam proses Klorin mematikan MO:

a)

Dosis klorin/Chlorine Dosage = Jumlah klorin yang ditambahkan, biasanya dinyatakan dalam
satuan mg/l

b)

Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand = Jumlah klorin yang tidak tersedia sebagai desinfektan
sebagai akibat reaksi dari berbagai senyawa

c)

Residu klorin/Chlorine Residual = Jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah
waktu kontak tertentu

d)

Ketersedian residu klorin bebas = Jumlah dari residu klorin yang tersedia dalam air maupun
air limbah

Cl2, HOCl, dan OCl- adalah residu klorin bebas. Karena semuanya menghasilkan klorin
bebas dalam air:

Cl2 (aq) + H2O(l) HOCl(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)

OCl-(aq) + H2O(l) HOCl(aq) + OH-(aq)

Break Point chlorination

E.Metode klorinasi

Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat diakaukan melalui beberapa cara yaitu
dengan pemberian :

a.

Gas klorin

b.

Kloramin

c.

Perkloron

Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan
mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena ini beracun dan dapat

menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut
sebagai chloronome equipments. Alat yang sering dipakai adalah patersons chloronome yang
berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas klorin pada persedian air.
HIDROGENASI

1.

SEJARAH HIDROGENASI

Hidrogenasi paling awal adalah dari platina katalis penambahan hidrogen ke oksigen di lampu
Dbereiner, perangkat dikomersialisasikan pada tahun 1823. Kimiawan Perancis Paul Sabatier
dianggap sebagai ayah dari proses hidrogenasi. Pada tahun 1897, ia menemukan bahwa
pengenalan jejak nikel sebagai katalis memfasilitasi penambahan hidrogen ke molekul
hidrokarbon gas dalam apa yang sekarang dikenal sebagai proses Sabatier. Untuk pekerjaan ini
Sabatier memperoleh Nobel Kimia pada tahun 1912 .Wilhelm Normann dianugerahi paten di
Jerman pada tahun 1902 dan di Inggris pada tahun 1903 untuk hidrogenasi minyak cair, yang
merupakan awal dari apa yang sekarang menjadi industri dunia luas. Yang penting secara
komersial proses Haber-Bosch, pertama kali dijelaskan pada tahun 1905, melibatkan hidrogenasi
nitrogen. Dalam proses Fischer-Tropsch , dilaporkan pada tahun 1922 karbon monoksida, yang
berasal dari batubara mudah, adalah terhidrogenasi untuk bahan bakar cair.
2.

PENGERTIAN HIDROGENASI

Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, Reaksi ini terjadi dengan
penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang tidak jenuh
sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi merupakan salah satu proses
yang penting dan banyak digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa organik.
Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hydrogen ke sebuah molekul. Reaksi
dilakukan pada suhu dan tekanan yang berbeda tergantung pada substrat dan aktivitas katalis.
3.

MACAM-MACAM HIDROGENASI
a.

Hidrogenasi transfer

Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hydrogen, namun ada juga yang menggunakan
sumber lain yang memiliki atom hydrogen di dalamnya. Namun tujuannya sama, yaitu :
menambahkan atom hydrogen dalam suatu senyawa.
b.

Hidrogenasi Minyak

Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang diturunkan minyak,
yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif untuk lemak hewani.
c.

Hidrogenasi Etena

Etena bereaksi dengan hydrogen pada suhu sekitar 150 C dengan adanya sebuah katalis nikel
(Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana.

Reaksi ini tidak begitu berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih
bermanfaat disbanding etena yang dihasilkan.
4.

PROSES HIDROGENASI
a.

Substrat

Penambahan H2 ke alk e ne affords alk ne dalam reaksi protypical :


RCH = CH2 + H2

CH2RCH3 (R= alkil, aril)

Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi dengan
exocyclic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Substrat dari hidrogenasi tercantum dalam tabel berikut :
Alkena, R2C = CR2

Alkana, 2R2 CHCHR

Alkuna, RCCR

Alkena, cis-RHC = CHR

Aldehida, RCHO

Alcohol utama, RCH2OH

Keton, R2CO

Sekunder alcohol, R2CHOH

Ester, RCO2R

Dua alcohol, RCH2OH, ROH

Imina, RRCNR

Amina, RRCHNHR

Amida. RC (O) NR2

Amina, RCH2NR2

Nitril, RCN

Imina, RHCNH

Nitro, RNO2

Amina, RNH2

b.

Katalis

Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan.
Hidgrogenasi non-katlik hanya berjalan dengan kondisi temperature yang sangat tinggi. Dengan
pengecualian langka, tidak ada reaksi di bawah 480 C (750 K atau 900 F) terjadi antara H2 dan

senyawa organic dalam ketiadaan katalis logam. Katalis logam non-mulia, terutama yang
didasarkan pada nikel (seperti nikel Raney dan nikel Urushibara) juga telah dikembangkan
sebagai alternatif ekonomis, tetapi mereka sering terlambaat atau memerlukan suhu yang lebih
tinggi. Trade off adalah kegiatan kecepatan reaksi vs biaya katalis dan biaya aparat yang
diperlukan untuk penggunaan tekanan tinggi. Perhatikan bahwa nikel Raney-hydrogenations
katalis membutuhkan tekanan tinggi :

Ada dua keluarga yang dikenal dengan katalis-katalis homogen dan katalis heterogen.
-

Katalis homogen

Katalis homogen termasuk rhodium senyawa berbasis yang dikenal sebagai katalis Wilkinson dan
iridium berbasis katalis Crabtree. Contohnya adalah hidrogenasi carvone :

Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi dengan
exocylic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
-

Katalis heterogen

Katalis heterogen untuk hidrogenasi lebih umum ke industri. Seperti dalam katalis homogeny,
aktivitas disesuaikan melalui perubahan di lingkungan sekitar logam, yaitu lingkup koordinasi.
Demikian pula katalis heterogen dipengaruhi oleh dukungan materi dengan katalis heterogen
terikat. Misalnya : kegiatan layar Kristal katalis heterogen yang berbeda.
Dalam banyak kasus, modifikasi yang sangat empiris melibatkan selektif racun. Dengan
demikian, katalis dipilih dengan cermat dapat digunakan untuk beberapa kelompok fungsional
hydrogenate tanpa mempengaruhi orang lain. Seperti hidrogenasi selektif alkines ke alkena
menggunakan katalis Lindlar. Ketika katalis palladium ditempatkan pada barium sulfat dan

kemudian diobati dengan quinoline, katalis yang dihasilkan mengurangi alkines hanya sejauh
alkena. Katalis Lindlar telah diterapkan untuk konversi phenylacetylene untuk stirena.

5.

Efek Samping Hidrogenasi

Efek samping dari hidrogenasi memiliki implikasi bagi kesehatan manusia yaitu isomerisasi dari
beberapa ikatan karbon tak jenuh yang tersisa. Efek samping yang sangat menonjol dari
hidrogenasi adalah lemak trans. Undang-undang makanan di AS dank ode praktek di Uni Eropa
telah lama menyatakan bahwa diperlukannya label kandungan lemak dari makanan dalam
perdagangan, juga diperlukan deklarasi dari isi lemak trans. Lemak trans di larang di Denmark
dan New York City. Konsumsi lemak trans telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol
yang berbahaya sehingga menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung. Proses apapun
yang cenderung meningkatkan jumlah lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari, agar
penyakit jantung karena lemak trans bisa dihindari.

SEKIAN
TERIMA KASIH

Polimer
Polimer adalah molekul raksasa atau makromolekul. Polimer terbentuk dari gabungan rantai molekul-molekul
sederhana (monomer) yang sangat panjang sekali. Reaksi pembentukan polimer dikenal dengan
sebutanpolimerisasi. Polimer alamiah mencakup protein (seperti sutra,serat otot, dan enzim), polisakarida (pati
dan selulosa), karet, danasam-asam nukleat. Polimer buatan manusia hampir sama aneka ragamnya dengan
polimer alam.
Polimer terbagi dalam tiga kelompok umum, yaitu:
a. Elastomer, yaitu polimer dengan sifat-sifat elastik, seperti karet.
b. Serat, yaitu polimer mirip benang, seperti kapas, sutra, atau nilon.
c. Plastik, yaitu polimer yang berupa lembaran tipis, zat padat yang keras, dan dapat dicetak (pipa, mainan
anak-anak), atau salutan (cat mobil, pernis).
A. Reaksi Pembentukan Polimer
Reaksi pembentukan polimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi.

1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi adalah perkaitan langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi. Polimerisasi adisi terjadi
pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap, di mana dengan bantuan suatu katalisator (misalnya
peroksida),
maka ikatan rangkapnya terbuka dan monomer-monomer dapat langsung berkaitan. Contohnya pembentukan
polietilena (polietena)
2 monomer
dimer
polimer
2. Polimerisasi Kondensasi
Pada polimerisasi kondensasi, monomer-monomer saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H 2O
dan metanol. Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua ujungr
antainya.

Tugas Individu
1. Apa yang dimaksud dengan polimer?
2. Jelaskan perbedaan antara polimerisasi adisi dengan polimerisasi kondensasi!
3. Tuliskan reaksi polimerisasi dari:
a. pembentukan protein
b. pembentukan polietilena
c. pembentukan polivinilklorida (PVC)
B. Penggolongan Polimer
Polimer dapat digolongkan berdasarkan asal, jenis monomer pembentuk,dan sifat kekenyalan.
1. Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimersintetis. Berikut ini beberapa jenis
polimer alam dan polimer sintetis
Polimer

Monomer

Polimerisasi

Sumber/Terdapatnya

Protein

Asam amino

Kondensasi

Wol, sutra

Amilum

Glukosa

Kondensasi

Beras, gandum

Selulosa

Glukosa

Kondensasi

Kayu DNA

Asam nukleat

Nukleotida

Kondensasi

RNA

Karet alam

Isoprena

Adisi

Getah pohon karet

Polietilena

Etena

Adisi

Plastik

PVC

Vinilklorida

Adisi

Pelapis lantai, pipa

Polipropilena

Propena

Adisi

Tali plastik, karung plastik

Teflon

Tetrafluoroetilena

Adisi

Gasket, panci antilengket

POLIMER ALAM

POLIMER BUATAN

2. Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis Monomer Pembentuknya


Ditinjau dari jenis monomernya, polimer dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Homopolimer, yaitu polimer hasil reaksi monomer yang sejenis.
Strukturnya adalah: A A A A A
b. Kopolimer, yaitu polimer hasil reaksi monomer-monomer yang lebih darisejenis.
Strukturnya adalah: A B A B A B
3. Penggolongan Polimer Berdasarkan Sifat Kekenyalannya

Berdasarkan sifat kekenyalannya, polimer dibedakan menjadi:


a. Polimer termoplastik, yaitu polimer yang bersifat kenyal (liat) apabila dipanaskan dan dapat dibentuk menurut
kehendak kita.
b. Polimer termoset, yaitu polimer yang pada mulanya kenyal ketika dipanaskan, tetapi sekali didinginkan tidak
dapat dilunakkan lagi sehingga tidak dapat diubah menjadi bentuk lain.
C. Beberapa Polimer Penting
Beberapa polimer penting yang sering dipergunakan dalam kehidupan seharihari
dapat dilihat pada tabel
Polimer
Monomer
Penggunaan Utama
Polietilena
Etilena, CH2 = CH2
Film dan lembaran, pipa, objek cetakan,isolasi listrik
Polivinilklorida
Vinilklorida, CH2 = CHCl
Film dan lembaran, pipa, objek cetakan, isolasi listrik,
(PVC)
piringan hitam, kopolimer
dengan vinil asetat untuk lantai
Poliakrilonitril
Akrilonitril, CH2 = CHCN
Serat, misalnya akrilan, orlon
Polimetilmetakrilat,
Metilmetakrilat CH2 =
Flexiglas, lucite, cat
(PMMA)
C(CH3)CO2CH
Teflon
Tetrafluoroetilena, CF2 = CF2
Objek yang sangat tahan terhadap bahan kimia, salutan
alat masak
Nilon66
Asam adipat
Serat, objek cetakan
Bakelit
HO-COCH2CH2CH2CH2COOH
Objek cetakan, pernis, lak Fenol dan formaldehida
TUGAS
1. Manakah di antara senyawa berikut ini yang dapat membentuk polimer? Tuliskan reaksi polimerisasinya!
a. Asam propanoat
b. Suatu campuran etanol dan asam asetat
c. Suatu campuran gliserol dan asam oksalat
2. Sebuah molekul polipropilena dapat mencapai berat 500.000 sma. Berapa molekul propena diperlukan untuk
membentuk molekul polipropilena?
3. Protein merupakan polimer adisi ataukah polimer kondensasi? Jelaskan!
4. Sebutkan kegunaan senyawa-senyawa polimer dalam kehidupan sehari-hari!

Karbohidrat
Karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, serta senyawa yang,
menghasilkannya pada proses hidrolisis. Molekul, karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen, dan
oksigen dengan perbandingan atom hidrogen dan oksigen adalah 2:1.
A. Struktur Karbohidrat
Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi, yaitu gugus OH, gugus aldehida atau gugus
keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan oleh gugus fungsi,
ada pula
hubungannya dengan sifat fisika, dalam hal ini aktivitas optik.
1. Rumus Fischer
Keterangan:
Garis horizontal: ikatan yang terdapat di muka bidang kertas.
Garis vertikal: ikatan yang terdapat di sebelah belakang bidang kertas.
2. Rumus Haworth

3. Aktivitas Optik
Senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya pemutaran cahaya terpolarisasi dikatakan mempunyai aktivitas
optik. Senyawa yang memutarcahaya terpolarisasi ke kanan diberi tanda + atau d (dekstro), sedangkan yang
memutar cahaya terpolarisasi ke kiri diberi tanda atau l (levo).
4. Konfigurasi Molekul
a. D jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus OH di sebelah kanan.
b. L jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus OH di sebelah kiri.
B. Penggolongan Karbohidrat
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom
karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain.
Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dandihidroksiaseton.Berikut ini beberapa contoh
monosakarida.
a. Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan.
b. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisassi ke kiri, karenanya
disebut juga levulosa.
c. Galaktosa
Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi kekanan.

1.
2.
3.
4.

d. Pentosa
Beberapa pentosa yang penting, di antaranya ialah
arabinosa,
xilosa,
ribosa,
2 deoksiribosa.
2. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida.
a. Disakarida : terbentuk dari dua monosakarida.
b. Trisakarida : terbentuk dari tiga monosakarida.
c. Tetrasakarida : terbentuk dari empat monosakarida.
DISAKARIDA.

Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan
atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol
monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam.
1. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum).
Maltosa tersusun dari molekul -D-glukosa dan -D-glukosa.
Struktur Maltosa

Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung anta runit yaitu
menghubungkan C 1 dari -D-glukosa dengan C 4 dari -D-glukosa. Konfigurasi ikatan

glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis oleh -glukosidase. Satu molekul
maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
2.Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal
dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1,2 .
Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan -Dglukosa dan -D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula
inversi, lebih manis daripada sukrosa.
Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari
glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak
memiliki gugus hemiasetal.
Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau
keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
Struktur sukrosa

3.Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun
dari molekul -D-galaktosa dan -D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-.
Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan
memberikan jumlah ekivalen yang sama dari -D-glukosa dan -D-galaktosa. Apabila enzim ini
kurang atau terganggu, bayi tidak mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit
galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
3. Polisakarida
Pada umunya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida.
Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain
disebutheteropolisakarida. Adapun contoh senyawa homopolisakarida adalah:
a. Amilum
Amilum terdiri atas 250 300 unit Dglukosa yang terikat dengan ikatan 1,4 glikosidik, jadi molekulnya
merupakan rantai terbuka.
b. Glikogen
Glikogen jika dihidrolisis juga akan menghasilkan Dglukosa.
c. Selulosa
Selulosa adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara atom
karbon 1 dengan atom karbon 4. Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam
dengankonsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi selobiosa dan Dglukosa. Sedangkan contoh senyawa
heteropolisakarida adalah mukopolisakarida. Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu
polisakarida yang terdiri atas dua jenis derivat monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk
mukopolisakarida tersebut adalah gula amino dan asam
uronat.
C. Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida
Pemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati, dan selulosa yang kompleks menjadi molekul monosakarida mudah
dilakukan dalam laboratorium dengan cara mendidihkan larutan atau suspensi karbohidrat dengan larutan
encer asam.
Maltosa, pati, dan selulosa hanya membentuk glukosa pada hidrolisis sempurna.
C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6
Maltosa Glukosa
(C6H10O5) x + xH2O x C6H12O6

Selulosa Glukosa

Sukrosa menghasilkan fruktosa dan glukosa sama banyak dalam hidrolisis.


C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6 + 2 C6H12O6
Sukrosa
Glukosa
Fruktosa
Karena sukrosa memutar cahaya terpolarisasi ke kanan dan campuran hidrolisis itu memutar ke kiri, maka
campuran glukosa-fruktosa yang dihasilkan disebut gula inversi. Campuran ini lebih manis daripada sukrosa
dan juga
tidak mudah mengkristal, bahkan di dalam larutan pekat sekalipun, sehingga lebih disukai daripada sukrosa
untuk membuat kembang gula dan selai. Dalam membuat selai, asam-asam dari buah mengkatalisis hidrolisis
sukrosa
menjadi gula inversi. Karena itu penting untuk menambahkan seluruh gula pada awal pembuatan. Dalam
pembuatan kembang gula, susu mentega (sisa susu setelah mentega diambil), cuka, atau krim tartar kadangkadang
ditambahkan sebagai katalis asam untuk hidrolisis itu.
D. Selulosa dan Modifikasi Kimianya
Selulosa merupakan bagian kayu dari tumbuhan dan terdapat dalam semua sel tumbuhan. Dalam kayu itu
sendiri, molekul panjang selulosa terletak dalam baris-baris paralel untuk membentuk serat-serat kayu, seratserat itu terikat
bersama-sama oleh zat organik yang lengket yang disebut lignin.
1. Kertas
Dalam membuat kertas, kayu dipotong kecil-kecil dan dimasak dalam kalsium bisulfit atau bahan kimia lain
untuk melarutkan ligninnya. Selulosa itu diambil dengan penyaringan, diputihkan dengan klor atau hydrogen
peroksida, H2O2 dan kemudian diberi bobot, diukur, dan dilewatkan penggulung menjadi lembaran.
2. Rayon
Kebanyakan rayon dibuat dengan proses viscose. Selulosa murni diperoleh dari kayu dengan proses yang
diuraikan di atas dan diolah dengan natrium hidroksida dalam air dan karbon disulfida, cairan kental mirip
sirup itu disebut viscose. Setelah diperam dan disaring, viscose dipaksa menerobos lubang-lubang dari suatu
alat pintal kecil ke kolam asam sulfat. Cara ini mengendapkan selulosa sebagai benang-benang sinambung
yang dikumpulkan an dipuntir menjadi benang rayon.
3. Selulosa Nitrat dan Selulosa Asetat
Tiap satuan glukosa dalam sebuah molekul selulosa mengandung tiga gugus hidroksil. Bila selulosa bereaksi
dengan asam nitrat pekat dengan hadirnya asam sulfat, satu, dua, atau tiga gugus hidroksil ini akan diganti
dengan gugus nitrat, ONO2, sehingga terbentuk ester selulosa nitrat Jika selulosa diolah dengan asam asetat
dan asam sulfat, atau dengan
anhidrida asetat, gugus hidroksil digantikan oleh gugus asetat dan terbentuk selulosa asetat. Ini digunakan
untuk pembuatan rayon asetat dan film potret.
E. Reaksi Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
Dengan cara meneteskan larutan alfanaftol pada larutan atau suspense karbohidrat, kemudian asam sulfat pekat
secukupnya, sehingga terbentuk dua lapisan cairan dengan batas kedua lapisan berwarna merah-ungu.
2. Gula Pereduksi
Monosakarida dan disakarida (kecuali sukrosa) dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau pereaksi
Benedict.
3. Uji Iodin
Polisakarida penting, seperti amilum, glikogen, dan selulosa dapat ditunjukkan dengan cara ditetesi larutan
iodin sehingga terbentuk warna biru ungu untuk amilum, cokelat merah untuk glikogen, dan cokelat untuk
selulosa.

Toluena
Toluena adalah suatu senyawa tidak berwarna, cairan berbau aromatic yang
khas dimana tidak setajam benzena. Asal kata toluena diambil dari sebuah resin
alami, kata tolu, merupakan sebuah nama dari sebuah kota kecil di Colombia,

Amerika Selatan. Toluena ditemukan antara produk degradasi dengan cara


pemanasan resin tersebut. Toluena dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun
fenilmetana yaitu cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan
aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah
hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan
juga sebagai bahan pelarut bagi industri lainnya. Seperti pelarut-pelarut lainnya,
toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang
memabukkan. Toluena juga mudah sekali terbakar. (Wikipedia, 2011)
Sebelum perang dunia pertama, sumber utama dari toluena adalah
pemanasan batu arang. Pada waktu itu, trinitrotoluena (TNT) menghasilkan daya
ledak yang tinggi dan produksi toluena dalam jumlah besar diperlukan untuk
pembuatan TNT tersebut.
Toluena secara umum diproduksi bersama dengan benzene, xylene, dan
senyawa aromatik C9 dengan pembentukan katalitik dari nafta. Hasil pembentukan
kasar ini diekstraksi, kebanyakan terjadi dengan sulfolane atau tetraetilena glikol
dan zat terlarut, ke dalam sumur campuran dari benzene, toluena, xylena dan
senyawa C9-aromatik dimana dipisahkan dengan cara fraksinasi. (Othmer & Kirk,
1989) Struktur toluena seperti pada gambar 2.2 berikut ini merupakan senyawa
turunan benzena dengan gugul metana berada pada cincin benzena.
Gambar 2.2 Struktur senyawa toluena

a. Sifat Fisika
1. Massa Molar : 92,14 gr/mol
2. Temperatur leleh normal : 178,15 0K
3. Titik didih normal : 383,15 0K
4. Densitas
- Padat pada 93,15 0K : 11,18 L/mol
- Cair pada 298,15 0K : 9,38 L/mol
5. Tekanan kritis : 4,108 Mpa
6. Temperatur kritis : 591,8oK
7. Volume kritis : 0,316 L/mol
8. Faktor kompresibilitas kritis : 0,264
9. Viskositas : 0,548 mPa.s (cPa)
10.
Panas pembentukan : 50,17 kJ/mol
11. Panas penguapan : 33,59 kJ/mol
12.
Panas pembakaran : -3734 kJ/mol

(Kirk & Othmer, 1989)


b. Sifat Kimia
1. Reaksi hidrogenasi, dengan katalis nikel, platinum atau paladium dapat
menjenuhkan cincin aromatik sebagian maupun keseluruhan, menghasilkan
benzena, metana dan bifenil.
2. Reaksi oksidasi, dengan katalis kobalt, mangan atau bromida pada fase cair
menghasilkan asam benzoat.
C6H5CH3 + 3/2 O2 Br/Co/Mn C6H5COOH + H2O
3. Reaksi substitusi oleh metil, pada temperatur tinggi dan reaksi radikal bebas.
Klorinasi pada 100oC atau dengan ultraviolet membentuk benzil klorida, benzal
klorida dan benzotriklorida.
4. Reaksi substitusi oleh logam alkali menghasilkan normal-propil benzena, 3-fenil
pentana, dan 3-etil-3-fenil pentana.
Kegunaan dari toluena
Penggunaan utama dari toluena adalah sebagai campuran yang ditambahkan
ke bensin untuk meningkatkan nilai oktan. Toluena juga digunakan untuk
memproduksi benzena dan sebagai pelarut dalam cat, pelapis, pengharum sintetis,
lem, tinta, dan agen-agen pembersih. Toluena juga digunakan dalam produksi
polimer yang digunakan untuk membuat nilon, botol soda plastik, dan poliuretan
serta untuk obat-obatan, pewarna, produk kosmetik kuku, dan sintesis kimia
organik.

Polivinilclorida (PVC).
Polivinil adalah salah satu jenis plastik yang dibuat secara termoplastic. Salah
satu contohnya yang paling banyak digunakan adalah Polivinilclorida (PVC). Sifat
PVC adalah keras, kaku, dan sedikit rapuh, dapat melunak pada pemanasan
80oC tanpa titik lebir yang tajam. Jika suhu diturunkan, maka PVC akan menjadi
rapuh dan jika massanya dinaikkan maka sifat liatnya semakin besar. PVC murni
sangat stabil terhdap minyak tumbuhan, minyak mineral, alkohol, dan senyawa
anorganik. Bahan yang bersifat basa kuat dan bersifat mengoksidasi dapat
mempengaruhi PVC.
PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama, yaitu minyak bumi dan
garam dapur (NaCl). Bahan baku minyak bumi diolah melalui proses pemecahan
molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat termasuk etilena.

Garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium hidroksida dan gas
klor. Etilena direakikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida.
Proses cracking atau pemecahan molekul etilen diklorida tersebut menghasilkan
suatu gas vinil klorida (CHCl=CH2) dan asam klorida (HCl). Melalui proses
polimerisasi (penggabungan molekul monomer) dihasilkan molekul besar dengan
rantai panjang (polimer) polivinil klorida yang berupa bubuk halus berwarna putih.
Polimerisasi:

Polimer PVC yang mengandung gugus klor memiliki ketahanan terhadap


oksidai oleh udara, tahan lama, tetapi mudah rusak pada suhu yang rendah. Resin
PVC tersebut masih memerlukan langkah-langkah untuk diubah menjadi berbagai
produk akhir yang bermanfaat. Biasanya polivinil klorida banyak digunakan untuk
pipa, isolator kabel, botol plastik, plastik pembungkus, dan lain-lain.
Pengolahan
PVC
menjadi
produk
akhir
adalah
dengan compounding (pembuatan adonan). Adonan (compound) tersebut adalah
resin PVC yang telah dicampur dengan bahan-bahan tambahan dengan fungsi
tertentu, sehingga dapat untuk diproses menjadi produk dengan sifat-sifat yang
diinginkan. Sifat-sifat yang diinginkan meliputi warna, kefleksibelan bahan,
ketahanan terhadap sinar ultra violet, kekuatan mekanik transparansi, dan lain-lain
sesuai dengan produk apa yang akan dibuat.
Untuk mempermudah pemprosesan dan menambah sifat elastis yang cocok
untuk berbagai aplikasi maka perlu ditambahakan plasticizer seperti trikrestil posfat
atau dibutil ptalat. Juga diperlukan stabilizer atau zat penstabil sehingga
dimungkinkan pemprosesan PVC tanpa kandungan plasticizer.

Pada pembuatan pipa dan kabel, PVC dibuat dengan diekstruksi atau
dipanaskan dan dialirkan melalui suatu cetakan sehingga dihasilkan produk
memanjang. Pada pembuatan botol menggunakan teknik cetak tiup (blow molding),
lelehan PVC ditiup ke dalam suatu cetakan membentuk produk botol.
Contoh polivinil lain yang dapat digunakan sebagai pengemas adalah polivinil
denklorid (PVDC). Dibuat dari polimerisasi vinildenklorid yang caranya hampir
sama pada polimerisasi vinilklorid. Untuk tujuan teknis umunya dilakukan
polimerisasi campur dari vinildenklorid dengan senyawa vinil lainnya. Contoh
produknya adalah kapsul berkerut yang terdiri dari polivinildenklorid, dapat
melunak pada suhu rendah atau lembab dan dapat ditarik melalui sumbat dan
penutup, kemudian dikeringkan dan menjadi keras serta kedap gas dan air.
Senyawa polivinil lainnya polivinil asetat (PVA) yaitu polimer karet sintetis.
PVA dibuat dari monomernya, vinil asetat, yang hidrolisis dari sebagian senyawa ini
menghasilkan polivinil alkohol (PVOH). PVA dijual dalam bentuk emulsi dalam air
sebagai bahan perekat untuk bahan berpori seperti kayu. PVA juga dapat digunakan
untuk melindungi keju dari jamur dan kelembaban. PVA bereaksi perlahan dengan
basa dan membentuk asam asetat sebagai hasil hidrolisis.

PVC dan Lingkungan Hidup


Telah menjadi mitos bahwa khususnya pembakaran sampah PVC memberikan kontribusi yang
besar terhadap terjadinya dioxin. Dioxin dapat dihasilkan dari pembakaran bahan-bahan
organoklorin, yang sebenarnya banyak terdapat di alam (dedaunan, pepohonan). Suatu penelitian
yang dilakukan oleh New York Energy Research and Development Authority pada tahun 1987
menyimpulkan bahwa ada atau tidaknya sampah PVC tidak berpengaruh terhadap banyaknya
dioxin yang dihasilkan dalam proses insinerasi/pembakaran sampah. Kontribusi terbesar bagi
terjadinya dioxin adalah kebakaran hutan, hal yang justru tidak banyak diekspos.
Kandungan klor (Cl) dalam PVC diketahui memberikan sifat-sifat yang unik bagi bahan ini.
Tidak seperti umumnya bahan plastik yang merupakan 100% turunan dari minyak bumi, sekitar
50% berat PVC adalah dari komponen klor-nya, yang menjadikannya sebagai bahan plastik yang
paling sedikit mengkonsumsi minyak bumi dalam proses pembuatannya. Relatif rendahnya
komponen minyak bumi dalam PVC menjadikannya secara ekonomis lebih tahan terhadap krisis
minyak bumi yang akan terjadi di masa datang serta menjadikannya sebagai salah satu bahan
yang paling ramah lingkungan.

Walaupun PVC merupakan bahan plastik dengan volume pemakaian kedua terbesar di dunia,
sampah padat di negara-negara maju yang paling banyak menggunakan PVC-pun hanya
mengandung 0,5% PVC. Hal ini dikarenakan volume pemakaian terbesar PVC adalah untuk
aplikasi-aplikasi berumur panjang, seperti pipa dan kabel. Sampah PVC juga dapat diolah secara
konvensional, seperti daur-ulang, ditanam dan dibakar dalam insinerator (termasuk pembakaran
untuk menghasilkan energi).
PVC juga dianggap menguntungkan untuk aplikasi sebagai pembungkus (packaging). Suatu
studi pada tahun 1992 tentang pengkajian daur-hidup berbagai pembungkus/wadah dari gelas,
kertas kardus, kertas serta berbagai jenis bahan plastik termasuk PVC menyimpulkan bahwa
PVC ternyata merupakan bahan yang memerlukan energi produksi terendah, emisi karbon
dioksida terendah, serta konsumsi bahan bakar dan bahan baku terendah diantara bahan plastik
lainnya. Bahkan sebuah kelompok pecinta lingkungan Norwegia, Bellona, menyimpulkan bahwa
pengurangan penggunaan bahan PVC secara umum akan memperburuk kualitas
lingkungan hidup

Proses pembuatan bubur kertas (pulp)

Proses pembuatan pulp ada dua macam yaitu secara kimia (chemical pulping) dan
proses mekanikal (mechanical pulping). Tapi di sini akan dibahas secara garis besar
saja agar lebih mudah dipahami.
Kertas yang sering kita gunakan itu terbuat umumnya terbuat dari kayu atau lebih
tepatnya dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan
penguat kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis
ini berserat pendek sehingga kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper
machine), serat kayu ini dicampur dengan kayu yang berserat panjang contohnya
pohon pinus.

Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil
dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan
persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di
kupas kulitnya dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.
Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk
membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.
Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di
sebut dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan
chip yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang
standar disimpan ditempat penampungan.

Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor


ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di
kukus (presteamed), kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip
di masak dengan cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor.
Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan
untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap
lingkungan.
Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor
yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu
penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada
sand removal cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH)
di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari
pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap
pengelantangan (bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp.
Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kiia di dalam proses
bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian
disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.
Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis.
Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir
Kuno pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai
Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan
papirus masih dirasakan sangat mahal.

Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier
dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam
bahasa Spanyol yang berarti kertas.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban China yang menyumbangkan kertas bagi
Dunia.
Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di
seantero China pada tahun 101 Masehi.
Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsabangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada
awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab
pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam
Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan
perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga
dizaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Baghdad maupun
Samarkand dan kota-kota industri lainnya,
kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan
jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh
dunia.

Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar kemungkinan sebuah nama yang asing
kedengaran di kuping pembaca.
Menimbang betapa penting penemuannya, amatlah mengherankan orang-orang Barat
meremehkannya begitu saja.
Tidak sedikit ensiklopedia besar tak mencantumkan namanya barang sepatah pun.
Ini sungguh keterlaluan.
Ditilik dari sudut arti penting kegunaan kertas amat langkanya Ts'ai Lun disebut-sebut
bisa menimbulkan sangkaan jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah figur tak menentu dan
tidak bisa dipercaya ada atau tidaknya.
Tetapi, penyelidikan seksama membuktikan dengan mutlak jelas bahwa Ts'ai Lun itu
benar-benar ada dan bukan sejenis jin dalam dongeng.

Dia seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M
mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti.
Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi
dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat dipercaya, tanpa sedikit pun ada baubau magi atau dongeng.
Orang-orang Cina senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas
dan namanya tersohor di seluruh Cina.
Tak banyak yang dapat diketahui perihal kehidupan Ts'ai Lun, kecuali ada menyebut
dia itu orang kebirian.
Tercatat pula kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun, dan ia membuatnya
naik pangkat, dapat gelar kebangsawanan dan dengan sendirinya jadi cukong.
Tetapi, belakangan dia terlibat dalam komplotan anti istana yang menyeret ke
kejatuhannya.
Catatan-catatan Cina menyebut --sesudah dia disepak-- Ts'ai Lun mandi bersih-bersih,
mengenakan gaunnya yang terindah, lantas meneguk racun.
Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad
saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia.
Lama sekali Cina merahasiakan cara pembikinan kertas ini.
Di tahun 751, apa lacur, beberapa tenaga ahli pembikin kertas tertawan oleh orangorang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan
Sarmarkand.
Teknik pembikinan kertas menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12
orang-orang Eropa belajar teknik ini.
Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg
menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing
sebagai sarana tulis-menulis di Barat.
Kini penggunaan kertas begitu umumnya sehingga tak seorang pun sanggup
membayangkan bagaimana bentuk dunia tanpa kertas.
Di Cina sebelum penemuan Ts'ai Lun umumnya buku dibuat dari bambu.
Keruan saja buku macam itu terlampau berat dan kikuk.
Memang ada juga buku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat
umum.
Sedangkan di Barat --sebelum ada kertas-- buku ditulis di atas kulit kambing atau
lembu.
Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani,
Romawi dan Mesir.
Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit
terjangkau.
Pembuatan kertas
Di tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses
untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak,

dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier.
Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan
meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis.
Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan
pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan
meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang.
Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari
kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah.
Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan
kertas dengan menggunakan proses soda.
Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman
mendapatkan British Patent untuk proses sulfit.
Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan.
Proses kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di
Danzig.
Proses ini biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up
kimia untuk sisa larutan pemasak.
Nylon merupakan sebutan generik untuk keluarga polimer sintetik yang dikenal umum
sebagai poliamida , pertama diproduksi pada 28 Februari 1935 oleh Wallace Carothers di
DuPont fasilitas penelitian s 'di Stasiun Percobaan DuPont .Nylon adalah salah satu polimer
yang paling umum digunakan.
Nylon adalah termoplastik bahan halus, pertama kali digunakan secara komersial dalam
nilon a- berbulu sikat gigi (1938), diikuti lebih terkenal dengan perempuan stoking ("nylons";
1940). Ini terbuat dari unit pengulangan dihubungkan oleh amida obligasi dan sering disebut
sebagaipoliamida (PA). Nylon adalah orang pertama yang secara komersial sukses polimer
sintetik. Ada dua metode umum pembuatan nilon untuk aplikasi serat. Dalam satu pendekatan,
molekul dengan asam (COOH) kelompok pada setiap akhir yang bereaksi dengan molekul yang
mengandung amina (NH 2) kelompok pada setiap akhir. Nilon yang dihasilkan diberi nama
berdasarkan jumlah atom karbon memisahkan dua kelompok asam dan dua amina. Ini
terbentuk menjadi monomer dari antara berat molekul , yang kemudian bereaksi untuk bentuk
panjang polimer rantai.
Nylon dimaksudkan untuk menjadi pengganti sintetis untuk sutra dan digantikan untuk
itu dalam banyak produk setelah sutra menjadi langka selama Perang Dunia II .Ia
menggantikan sutra dalam aplikasi militer seperti parasut dan rompi antipeluru , dan digunakan
dalam berbagai jenis ban kendaraan.

2. Pembuatan Nylon

5,10 Nylon, terbuat dari diamina pentamethylene dan asam sebasat , dipelajari oleh
Carothers bahkan sebelum nilon 6,6 dan memiliki sifat unggul, tetapi lebih mahal untuk
membuatnya. Sesuai dengan konvensi penamaan, "nilon 6,12" (N-6, 12) atau "PA-6, 12" adalah
kopolimer dari diamina 6C dan diacid 12C. Demikian pula untuk N-5, 10 N-6, 11; N-10, 12, dll
nilon lainnya termasuk asam
dikarboksilat
kopolimerisasi produk diamina
/
yang tidak didasarkan pada monomer yang tercantum di atas.
Sebagai contoh, beberapa aromatik nilon yang dipolimerisasi dengan penambahan
diacids seperti asam tereftalat ( Kevlar Twaron ) atau asam isophthalic ( Nomex ), lebih
umumnya terkait dengan poliester. Ada kopolimer dari N-6, 6/N6; kopolimer N-6, 6/N-6/N-12,
dan lain-lain.Karena cara poliamida terbentuk, nilon sepertinya akan terbatas pada bercabang,
rantai lurus. Tapi "bintang" nilon bercabang dapat dihasilkan oleh kondensasi asam
dikarboksilat dengan Poliaminamemiliki tiga atau lebih kelompok amino .
Reaksi umumnya adalah:

Sebuah molekul air dilepaskan dan nilon terbentuk. Sifat ini ditentukan oleh kelompokkelompok R dan R 'di monomer.
Dalam nilon 6,6, R = 4C dan R '= 6C alkana , tetapi juga harus mencakup dua
karboksil karbon di diacid untuk mendapatkan jumlah itu menyumbangkan ke rantai.
Dalam Kevlar , baik R dan R 'adalah benzena cincin.

Konsep produksi Nylon


Pendekatan pertama: menggabungkan molekul dengan asam (COOH) kelompok pada setiap
akhir yang bereaksi dengan dua bahan kimia yang mengandung amina (NH 2) kelompok pada
setiap akhir.
Proses ini menciptakan nilon 6,6 , terbuat dari diamina heksametilena dengan enam
atom karbon dan asam adipat. Pendekatan kedua: gabungan memiliki asam di satu ujung dan
amina pada yang lain dan dipolimerisasi membentuk rantai dengan unit berulang (-NH-[CH 2] nCO-) x. Dengan kata lain, nilon 6 dibuat dari bahan kaprolaktam enam-karbon tunggal yang
disebutCaprolactam. Dalam persamaan ini, jika n = 5, maka nilon 6 adalah nama yang
diberikan (mungkin juga disebut sebagai polimer).
Ciri karakteristik dari nilon 6,6 termasuk:

Lipatan dan kusut bisa panas-set pada suhu yang lebih tinggi

Lebih kompak struktur molekul

Pelapukan yang lebih baik sifat; tahan sinar matahari lebih baik

Lebih lembut "Tangan"

Titik lebur yang lebih tinggi (256 C)

Superior colorfastness

Excellent abrasi perlawanan

Di sisi lain, nilon 6 mudah pewarna, lebih mudah memudar, tetapi memiliki dampak
resistensi yang lebih tinggi, daya serap kelembaban yang lebih cepat, elastisitas lebih besar
dan pemulihan elastis.

3. Sifat Nylon

nilon memiliki kemampuan menjadi sangat berkilau, semilustrous atau membosankan.

. Daya tahan: serat tinggi ketahanan digunakan untuk sabuk pengaman, kabel ban, kain balistik
dan penggunaan lainnya.

Perpanjangan Tinggi

Excellent abrasi perlawanan

Sangat ulet (kain nilon yang panas-set)

Membuka jalan untuk pakaian yang mudah perawatan

Tinggi resistensi terhadap serangga, jamur, hewan, serta cetakan, jamur, busuk dan
banyak bahan kimia

Digunakan dalam karpet dan stoking nilon

Mencair bukan terbakar

Digunakan dalam banyak aplikasi militer

Bagus tertentu kekuatan

Transparan di bawah sinar inframerah (-12dB)

Semua nilon rentan terhadap hidrolisis, terutama oleh asam kuat , reaksi dasarnya
kebalikan dari reaksi sintetis yang ditunjukkan di atas. Berat molekul produk nilon sehingga
menyerang tetes cepat, dan retak membentuk cepat di zona terpengaruh. Semua Turunan dari
nilon (seperti nilon 6) dipengaruhi lebih dari anggota yang lebih tinggi seperti nilon 12. Ini berarti

bahwa bagian-bagian nilon tidak dapat digunakan dalam kontak dengan asam sulfat misalnya,
seperti elektrolit yang digunakan dalam baterai timbal-asam . Ketika sedang dibentuk, nilon
harus dikeringkan untuk mencegah hidrolisis dalam barel mesin cetak karena air pada suhu
tinggi juga dapat menurunkan polimer.

4. Penggunaan Nylon
Nylon dapat digunakan sebagai bahan matriks dalam material komposit , dengan penguat serat
seperti kaca atau serat karbon, dan memiliki lebih tinggi kepadatan dari nilon murni.
komposit termoplastik tersebut (25% serat gelas) yang sering digunakan dalam komponen
mobil sebelah mesin, seperti manifold intake, dimana ketahanan panas yang baik dari bahanbahan tersebut membuat mereka pesaing layak untuk logam.
Beberapa Penggunaan Utama Serat Nylon :

Pakaian: Blus, gaun, pakaian yayasan, kaus kaki, lingerie, pakaian dalam, jas hujan,
pakaian ski, windbreakers, pakaian renang, dan siklus pakai

Perabotan Rumah: Seprei, karpet, tirai, upholstery

Kegunaan: Ban kabel, selang, ban dan kursi ikat pinggang, parasut, string raket, tali
dan jaring, kantong tidur, terpal, tenda, benang, monofilamen pancing, benang gigi

5. Nylon dan Lingkungan

Insenerasi dan daur ulang


Berbagai nilon pecah adan mebentuk asap api berbahaya, dan asap beracun atau abu,
biasanya mengandung hidrogen sianida . membakar nilon untuk memulihkan energi tinggi yang
digunakan untuk membuat mereka biasanya mahal, sehingga sebagian besar nilon mencapai
pembuangan sampah, busuk sangat lambat . Beberapa cara daur ulang dilakukan pada nilon,
biasanya dengan membuat pelet untuk digunakan kembali dalam industri ini, namun hal ini
dilakukan pada skala yang lebih rendah

Tips Umum Perawatan Serat Nylon

Sebagian besar barang yang terbuat dari nilon bisa dicuci mesin dan kacau dikeringkan
pada suhu rendah.

Gunakan air hangat dan menambahkan pelembut kain dengan siklus bilasan akhir.

Hapus artikel dari pengering segera setelah siklus jatuh selesai.

Jika menyetrika diperlukan, gunakan setrika hangat. (Untuk petunjuk perawatan khusus,
lihat garmen yang dijahit-in label perawatan.)

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi


molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan
katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara
umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CRR

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi


molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

R-CH2-CHRR

M CnH2n

Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana


menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH,
dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari
beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus
-COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan
sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).

Contoh ester umum etil etanoat

Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen pada gugus
-COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat adalah sebagai
berikut:

Perhatikan bahwa ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya,
tapi kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata "etil" berasal dari gugus etil
pada bagian ujung.

Contoh ester yang lain

Pada setiap contoh berikut, pastikan bahwa anda bisa mengerti bagaimana hubungan antara
nama dan rumus strukturnya.

Perhatikan bahwa asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom karbon dalam
rantai termasuk yang terdapat pada gugus -COOH. Misalnya, CH3CH2COOH disebut asam
propanoat, dan CH3CH2COO disebut gugus propanoat.

Pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol

Sifat kimiawi reaksi

Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama


alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah
asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida
kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester
aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen).

Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi
antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol ROH (dimana R dan R bisa sama atau
berbeda) adalah sebagai berikut:

Jadi, misalnya, jika kita membuat etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan
reaksinya adalah:

Reaksi kondensasi adalah merupakan reaksi penggabungan antara dua senyawa yang
memiliki gugus fungsi dengan menghasilkan molekul yang lebih besar. Dalam reaksi ini
biasanya dibebaskan air.
Gugus fungsi :
a. Bersifat basa :
alkohol
: R-OH
amin
: R-NH2
b. Bersifat asam :
asam alkanoat
: R-COOH
Reaksi kondensasi dapat terjadi dari reaksi antara yang memiliki gugus fungsi yang
bersifat asam dengan yang bersifat basa.
Contoh reaksi kondensasi :
RNH2 + HOOOCR RNHOCR + H2O

polimerisasi adisidan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami


perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti
monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih
sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.
Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen, disebut reaksi
adisi. Perhatikan Gambar 7 yang menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung ikatan rangkap
dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.

Gambar 7. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan sebagai
tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada
tiap monomer etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling
bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang
dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal.
Berdasarkan Gambar 7, yang dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari
reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-

monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekulmolekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 8. Suatu film plastik yang tipis terbuat dari
monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.

Gambar 8. Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi adisi.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme polimerisasi adisi
dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena


a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul monomer
pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari
inisiator sebagai R, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat
digambarkan sebagai berikut:

b)

Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang

terbentuk dalam tahap inisiasi

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan rangkap C= C
dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C C pada polimer polietilena

c)

Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan

radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R) CH2 CH2 + R CH2 CH2- R atau antara
radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk
polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-CH2 + CH2-(CH2)n-R R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)nR Beberapa contoh polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.

Polivinil klorida
n CH2 = CHCl

[ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida

Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN [ - CH2 - CHCN - ]n

Polistirena

Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer
yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul
kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk
membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan

dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini,
tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung
ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan
gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan
untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 9. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 diaminoheksana dan asam
adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah atom
karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer,
maka jenis nylon ini disebut nylon 66.

Gambar 10. Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.


Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang
digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape audio dan tape video, dan
kantong plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah monomer-monomer
yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.

Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi hidrogen (H2).
Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul.
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan; hidrogenasi

non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi. Hidrogen beradisi
ke ikatan rankap dua dan tiga hidrokarbon.[1]
Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan untuk
kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H 2), namun ada pula beberapa
yang menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi balik
atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan
diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi berbeda
dengan protonasi atau adisi hidrida; pada hidrogenasi, produk yang dihasilkan mempunyai muatan
yang sama dengan reaktan.
Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam
suksinat seperti gambar di samping.[2] Beberapa aplikasi penting hidrogenasi ditemukan dalam
bidangpetrokimia, farmasi, dan industri makanan. Hidrogenasi lemak takjenuh menghasilkan lemak
jenuh, dan kadang pula lemak trans.

Fermentasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Fermentasi sedang berlangsung.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara
umum, fermentasi adalah salah satu bentukrespirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas

yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam
laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat
dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya.
Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.

Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk
yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk
akhir yang dihasilkan.

Sumber energi dalam kondisi anaerobik


Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan
karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Methanol adalah senyawa Alkohol dengan 1 rantai Karbon. Rumus Kimia CH 3OH, dengan berat molekul 32.
Titik didih 640-650C (tergantung kemurnian), dan berat jenis 0,7920-0,7930 (juga tergantung kemurnian).
Secara fisik Methanol merupakan cairan bening, berbau seperti alkohol, dapat bercampur dengan air, etanol,

chloroform dalam perbandingan berapapun, hygroskopis, mudah menguap dan mudah terbakar dengan api
yang berwarna biru (kalau siang tidak kelihatan).
Methanol lebih racun dari pada Alkohol (Ethanol) dan dalam jumlah sedikitpun dapat mengakibatkan buta
hingga kematian. Ingat belakangan ini, banyak yang mati akibat minum bir oplosan?Setelah di selidiki ternyata
mirasnya mengandung Methanol yang dalam perdagangan umum sering di sebut spiritus. Memang dalam
perdagangan umum, methanol sering di beri warna (biru) akibat di beri tambahan senyawa cupri sulphate
untuk membedakan Methanol teknis dengan Alkohol, dan dijual dengan nama Spiritus.
PEMBUATAN METHANOL
Secara teori Methanol dapat dibuat dari proses penyulingan kayu, gasifikasi batu bara muda dan sintesis gas
alam, tapi yang akan saya tulis di sini adalah sintesis Methanol dari gas alam, sintesa Metanol dari gas alam
inilah yang saat ini tekhnologinya di pakai pada pembuatan Metanol skala industri besar di mana di Indonesia
sendiri baru ada 2 pabrik yang mengolahnya yaitu kilang Metanol Bunyu di Tarakan, Kaltim dengan kapasitas
produksi 1000 MT/day dan kilang Metanol Kaltim Metanol Industri di Bontang juga di Kaltim dengan
kapasitas produksi 2000 MT/day.
Reaksi pembuatan Methanol dengan sintesis gas alam adalah sebagai berikut:
CH4 + H2O <> 3 H2 + CO
CO + 2 H2 <> CH3OH
CO2 + 3 H2 <> CH3OH + H2O
Racun H2S pada Natural Gas ditangkap dengan katalis ZnO, dan racun RSH ditangkap dengan katalis CoMo.
Adapun secara ringkas, tahapan proses sintesis Methanol adalah sebagai berikut (di pakai di kilang KMI
Bontang):
Prereform:
gas alam direaksikan dengan steam superheated, reaksi
CnH2n+2 + n H2O <> CO + (2n+1)H2 -Q
CO

+ 3 H2 <> CH4 + H2O +Q

CO

+ H2O <> CO2 + H2 + Q

Reforming :
merubah CH4 menjadi CO dan H2 dengan bantuan steam, reaksi
CH4 + H2O <> 3 H2 + CO Q
Autotermal:
merubah sisa-sisa CH4 dengan steam dan O 2, di mana reaksi partial dan sempurna berlangsung sekaligus,
reaksi
2 CnH2n+2 + (3+1n)O2 <> 2nCO2 + (2n+2)H2O+Q
2 CnH2n+2 + 3nO2 <> 2CnCO+ 2H2+ 4nH2O+Q
CH4 + 2O2 <> CO2 + 2H2)+ Q
CH4 + O2 <> CO + H2 + H2O+Q

Sintesis :
gas-gas CO, CO2, dan H2 lalu disintesis dalam reaktor dengan katalis Cu
Destilasi

hasil dari sintesis gas di unit reactor kemurniannya masih berkisar 70 %, maka dilakukan tahap akhir yaitu
destilasi untuk mendapatkan Methanol dengan kemurnian tinggi
Kualitas Methanol
Menurut standard IMPCA (International Methanol Producers and Consumer Assocation) kualitas Methanol
tertinggi adalah Grade AA dengan kandungan Methanol minimal 99,85 %, dan kandungan Ethanol maksimal
10 ppm.
Analisa Kimia Methanol
Berikut akan saya tampilkan secara garis besar cara uji untuk analisa Methanol Grade AA beserta standard
kualitasnya.

Acetone (mg/kg maks 30 mg/kg)


Untuk mengetahui impurities Methanol yaitu Acetone ini menggunakan ASTM E 346. Menggunakan Gas
Chromatography dengan Coloumn Sorbitol 33% on Chromosorb PNAW 80/100.

Acidity as Acetic Acid (maks 30 mg/kg)


Untuk mengetahui tingkat keasaman Methanol. Menggunakan ASTM D 1613. Pengerjaannya secara Titrasi
Asam basa dengan menggunakan NaOH 0,05 N sebagai Titrant dan Indicator PP.

Alkalinity as NH3 (maks 30 mg/kg)


Untuk mengetahui tingkat kebasaaan Methanol. Menggunakan ASTM D1614. Analisa Acidity atau Alkalinity
dikerjakan salah satu saja tergantung pH Methanol. Biasanya tidak dikerjakan mengingat pH Methanol Grade
AA 6.5-7,0.

Appearance (Clear, free of suspended)


Standar yang dipakai IMPCA 003-98. Pengerjaan Methanol dilihat secara Manual dalam tabung Nessler yang
bersih.

Chloride (max 0.1 mg/kg)


Standar yang dipakai IMPCA 002-98. Pengerjaan secara Titrasi Potensiometric dengan AgNO 3 sebagai Tirant
sampai didapat Titik Equivalen

Colour (Pt-Co Scale max 5)


Standar

yang

dipakai

ASTM

1209.

Menggunakan

alat

LOVIBOND

COMPARATOR

DAYLIGHT/sejenisnya. Analisanya adalah dengan membandingkan warna Methanol dengan Standard Pt-Co.
Untuk pembutan standard Pt-Co sebagai berikut:

Siapkan dulu Standard 500 Pt-Co=1,245 gr K 2PtCl6+1,0000 gr CoCl2.6H2O, larutkan dalam 100 ml HCl pekat,
lalu encerkan sampai 1 liter (pengerjaan dengan labu ukur 1000 ml). Ambil 1,00 ml larutan stock encerkan
dengan air sampai 100 ml (pengerjaan dengan labu ukur 100 ml), maka didapat standar 5 Pt-Co.

Distillation Range (64,5 0C max 0,10C)


ASTM D 1078. Ini adalah uji spesifik dari Methanol yaitu dengan mengetahui titik didihnya, dimana Methanol
murni akan mempunyai titik didih pada 64,5 0C 0,10C

Ethanol Content (max. 10 mg/kg)


ASTM E 346. Ethanol adalah imputities terbesar kedua setelah air, pada Methanol murni kandungan Ethanol
maksimal 10 ppm. Analisa menggunakan Gas Chromatography dengan Coloumn yang sama dengan Analisa
Acetone.

Nonvolatile Content (max. 8mg/1000mg)


ASTM D 1353, untuk memastikan tidak ada suspended solid dalam Methanol. Analisanya dengan menguapkan
Methanol pada suhu 1050C dalam cawan Platina. Lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Nonvolatile
Content diketahui dari bobot sebelum dan sesudah pemanasan.

Odour (Characteristic free of foreign odour)


ASTM D 1296. Uji dengan organoleptik. Yang harus diperhatikan jangan lansung mencium Methanol
langsung tapi dari uap yang dikibas-kibaskan dengan tangan.

Purity (min. 99.85 %)


IMPCA 001-02. Analisa menggunakan Gas Chromatography dengan Coloumn yang sama dengan Analisa
Acetone, dan Ethanol.

Permanganate Time (min. 60 minute)


ASTM D 1363. Menggunakan Kalium Permanganat dengan konsentrasi 0,2 gr /liter. Larutan pembanding 175
mg CoCl2.6 H2O+21,40 ml Stock Solution 500 Pt-Co yang dilarutkan dalam air sampai 50 ml (labu ukur).
Kalium Permanganat adalah pengoksidasi paling kuat kedua setelah Cerium (IV) Sulfat. Dengan analisa ini
dapat diketahui total zat-zat pengotor yang ada dalam Methanol, baik pengotor dari proses produksi, jalur pipa
maupun Tangki penyimpanan. Bila dalam Methanol tersebut bersih maka Kalium Permanganat yang
ditambahkan tidak akan berubah warnanya walau lebih dari 60 menit. Methanol Grade AA yang langsung dari
unit Destilasi bahkan mempunyai Permanganat Time sampai lebih dari 90 menit.

Specific Gravity 20/200C (max. 0.792-0,793)


ASTM D 4052. Menggunakan alat Density Meter digital atau piknometer kapiler. Dencity Methanol yang
terbaca dibandingkan dengan Dencity air pada 200C.

Total Iron (max 0.1 mg/kg)

ASTM E 394. Berdasarkan reaksi Besi dengan 1,1 orthopenanthroline, analisa dengan menggunakan
Spektrofotometer UV/Vis pada Lambda 510 nm.

Water Content (max 0.1% w/t)


ASTM E 1064. Air adalah impurities terbesar dalam Methanol, karena sifatnya yang Higroskopis.
Menggunakan alat Karl Fisher metode Coulometric.

Pembutan dan kegunaan benzena

Pembuatan
a. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih akan menghasilkan
benzena.

Contoh :
b. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan benzena.

Contoh :
c. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena.

Contoh:
d. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si akan
menghasilkan benzena.

Contoh :

Kegunaan dan Dampak Benzena dalam Kehidupan


a. Kegunaan
1) Benzena digunakan sebagai pelarut.
2) Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat, plastik, karet buatan dan
pewarna.
3) Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.
4) Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena juga
digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet sintetis) dan
nilon66.
5) Asam Salisilat
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam ohidroksibenzoat. Ester dari asam salisilat dengan
asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau asetosal.
6) Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.
7) Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi anilina dengan
asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan proses ini disebut diazotisasi.
8). Toluena
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan zat
peledak trinitrotoluena (TNT).
7) Stirena
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis plastik yang banyak
digunakan untuk membuat insulator listrik, bonekaboneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.

8) Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku pembuatan parfum
karena memiliki bau yang sedap.
9) Natrium Benzoat
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan dalam
kaleng.
10) Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama karbol atau lisol, dan
dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan denaturasi
protein.

b. Dampak
1) Benzena sangat beracun dan menyebabkan kanker (karsinogenik).
2) Benzena dapat menyebabkan kematian jika terhirup pada konsentrasi tinggi, sedangkan pada
konsentrasi rendah menyebabkan sakit kepala dan menaikkan detak jantung.
(sumber BSE)

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN PVC


Secara garis besar proses produksi PVC dilakukan melalui tiga tahapan reaksi. PVC yang
dihasilkan dalam tahapan-tahapan produksi ini merupakan PVC murni. Tahap-tahap pembuatan
PVC, antara lain:
1. Klor-Alkali

Proses yang pertama yaitu Proses Klor-Alkali, gas klorin (Cl 2) merupakan produk utama yang
dihasilkan pada tahapan ini, disamping produk-produk sampingan berupa natrium hidroksida
(NaOH), gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl).
Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan dimurnikan
serta dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini kemudian dielektrolisa
menghasilkan NaOH, gas klorin dan gas hydrogen.
2NaCl + 2H2O Cl2 + H2 + 2NaOH
Natrium hipoklorit dan asam klorida merupakan produk turunan yang didapat dengan
mereaksikan natrium hidroksida dan gas klorin.
NaOH + Cl2 NaOCl + HCl

2. EDC/VCM
Proses yang kedua, yaitu Proses EDC/VCM yang menghasilkan monomer vinil klorida (vinyl chloride
monomer atau disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Proses produksi VCMdilakukan
dengan dua langkah secara bersamaan, yaitu Direct Chlorination (DC) dan proses Oxy-Chlorination
(OC).
Dalam Proses Direct Chlorination, gas klorin yang dihasilkan dari Proses Klor-Alkali direaksikan
dengan ethylene untuk menghasilkan ethylene dichloride (EDC) dimana penggunaan utamanya
adalah sebagai bahan baku pembuatan VCM. Reaksinya adalah:
CH2=CH2 + Cl2 ClCH2CH2Cl
Dalam Proses Oxy-Chlorination, ethylene direaksikan dengan asam klorida (HCl) dan oksigen (O2)
menghasilkan ethylene dichloride (EDC). Reaksi pada proses ini adalah:
CH2=CH2 + 2 HCl + O2 ClCH2CH2Cl + H2O
Ethylene dichloride yang dihasilkan melalui kedua langkah diatas kemudian dilakukan proses
cracking menjadi vinil klorida (VCM) sebagai produk utama dan asam klorida (HCl) sebagai produk
sampingan. Sebagian dari asam klorida yang dihasilkan dari proses cracking EDC kemudian
digunakan kembali dalam Proses Oxy-Chlorination untuk menghasilkan EDC.
3. Polimerasasi
Dalam proses yang ketiga, yaitu proses polimerisasi PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi
polivinil klorida (PVC) dalam reactor tank. Reaksi polimerisasi PVC adalah sebagai berikut:
Mekanisme polimerisasi yang dilakukan adalah dengan metode radikal bebas yang terdiri dari tiga
tahap:
1. Inisiasi
2. Propagasi
3. Terminasi

2.3.3. Proses pembuatan detergent


1.

Sulfonasi Alkylbenzene
1.

Reaksi utama

+ H2SO4.SO3

Alkylbenzene

oleum

SO3H + H2SO4

alkylbenzene sulfonat

H = -420 kj/kg

asam sulfat

1.
SO3H
2.
R

Reaksi ke dua
SO3H + H2SO4.SO3 R

SO3H + H2SO4

Alkylbenzen sulfinat
R

oleum

SO3H + R1

disulfonat
R

asam sulfat

SO2

R1 + H2O

Alkylbenzene sulfonat

Alkyl benzene

sulfone 1%

water

Proses pembuatan detergen dapat dijelaskan melalui gambar berikut ini.


Gambar 3. Proses pembuatan detergen
Sumber: Austin, 1984
2.3.3.1 Fatty Alcohol Sulfonation
1.

Reaksi utama

R-CH2OH + SO3.H2O
1.

ROSO3H + H2O

H = -325 sampai -350 kj/kg

Reaksi sekunder

R-CH2OH + R-CH2-OSO3H R-CH2-O-CH2-O-CH2-R +H2SO4


R-CH2-CH2OH + SO3 R-CH=CH2 + H2SO4
R-CH2OH + SO3 RCHO + H2O + SO2
R-CH2OH + 2SO3 RCOOH + H2O + 2SO2
Susunan proses pembuatan detergen adalah sebagai berikut:
1.

Sulfonation-sulfation

Alkilbenzen yang dimasukkan ke dalam sulfonator dengan penambahan sejumlah oleum,


menggunakan dominant bath principle (yang ditunjukanpada gambar 29.8) untuk mengontrol
panas pada proses sulfonasi dan menjaga temperature tetap pada 550C. di dalam campuran
sulfonasidimasukkan fatty tallow alcohol dan oleum. Semuanya dipompa menuju sulfater,
beroperasi juga dalam dominant bath principle untuk menjaga suhu agar tetap pada kisaran
500hingga 550C, pembuatan ini campuran dari surfactant.
1.

Netralization

Produk hasil dari sulfonasi-sulfasi dinetralisasi dengan larutan NaOH dibawah temperature yang
terkontrol untuk menjaga fluiditas bubur surfaktan. Surfaktan dimasukkan dalam penyimpanan.
Berikut ini merupakan diagram alir pembuatan surfaktan:

Gambar 4. Pembuatan surfaktan


Sumber: Austin, 1984
Bubur surfaktan, sodium tripolipospat , dan bermacam-macam bahan aditif masuk ke
dalamcrutcher. Sejumlah air dipindahkan, dan pasta campuran ini menebal oleh tripolipospat
yang terhidrasi.
Na5P3O10

Sodium tripolipospat

6H2O

Na5P3O10.6H2O
sodium tripolipospat hexahydrate

Campuran ini dipompa ke upper story, dimana campuran ini disemprotkan dibawah tekanan
tinggi ke dalam high spray tower setinggi 24m, melawan udara panas dari tungku api. Butiran
kering ini adalah bentuk yang dapat diterima, ukuran dan densitas yang sesuai dapat dibentuk.
Butiran yang sudah dikeringkan di alirkan ke upper story lagi melalui lift yang dapat
mendinginkan mereka dari 1150C dan menstabilkan butiran. Butiran ini dipisahkan dalam
goncangan, dilapisi, diharumkan dan menuju pengemasan.
2.4 . Sabun
2.4.1. Pengertian
Sabun merupakan zat yang jika bereaksi dengan air sadah akan membentuk endapan. Sabun
terbentuk dari garam sodium atau potassium dari asam karboksilat panjang (seperti asam
stearat, asam oleat atau palmitat dan asam myristat) sebagai hasil hidrolisis terhadap minyak
atau lemak oleh basa (NaOH atau KOH). Sabun berfungsi sebagai emulgator terhadap kotoran,
minyak dan oli sehingga kotoran-kotoran ini mudah terlepas dan terbawa melalui pembilasan
dengan air. Sifat sabun ini menjadi kurang berfungsi apabila air untuk pencuci atau pembilasnya
bersifat sadah.
2.4.2. Raw Material (bahan baku pembuatan sabun)
Bahan dasar sabun adalah minyak/ lemak dan NaOH (soda kaustik) dan KOH dengan bahan
tambahan berupa pengharum, pewarna, bahan pengisi dan lain-lain. Lemak merupakan
komponen utama dalam pembuatan sabun. Lemak ini mengandung campuran gliserida yang
didapat dari lemak padat yang diberi pemanasan. Lemak padat dirombak dengan dipanaskan,
yang setelah itu membentuk lapisan diatas permukaan air sehingga dapat diambil dengan

mudah. Lemak ini biasanya dicampur dengan minyak kelapa di ketel sabun atau penghidrolisis
untuk meningkatkan kelarutan sabun tersebut. Dalam pembuatan sabun, fatty grases ( 20%)
adalah bahan baku yang paling penting setelah lemak. Lemak greases dapat didapatkan dari
babi dan hewan domestik dimana bahan ini penting sebagai sumber gliserin dari asam
karboksilat.
Penambahan minyak kelapa pada pembuatan sabun sangatlah penting. Sabun dengan bahan
dasar minyak kelapa bertekstur kuat dan terlihat lebih mengkilat. Minyak kelapa sebagian besar
mengandung gliserida dari asam laurtat dan asam myristat.
Bahan baku pembuatan sabun sangat banyak konsumennya, terutama soda kausatik, garam,
soda ash, dan kausatik potassium, begitu pula sodium silikat, sodium bikarbonat, dan trisodium
pospat.
Bahan anorganik yang ditambahkan pada pembuatan sabun disebut Builders. Tetrasodium
piropospat dan sodium Tripolipospat merupakan bahan tambahan pada sabun yang dinamakan
Builders.

2.4.3. Proses produksi sabun


Teknologi pembuatan sabun semakin berkembang. Computer mengontrol otomatisasi pabrik
dalam saponifikasi continuous oleh NaOH dan lemak, untuk berproduksi dalam waktu 2 jam
sama dengan pembuatan sabun secara keseluruhan (lebih dari 300 t/ day) debuat dengan 2-5
hari dengan metode traditional batch.
Prosedur ini melibatkan proses perombakan secara kontinyu, atau hidrolisis yang dapat
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tallow + Hydrolysis (splitting fats) tallow fatty acid
Tallow fatty acid + NaOH sodium salt
Tallow of fatty acid + Builders, etc soap

Setelah terjadi pemisahan gliserin, asam karboksilat dinetralisasikan menjadi sabun. Proses
kimia dasar dalam pembuatan sabun disebut saponifikasi, dengan reaksi sebagai berikut:
3NaOH + (C17H35COOH)3C3H5 3C17H35COONa + C3H5(OH)3
Caustic soda

gliseril stearat

sodium stearat

gliserin

Prosedur ini untuk merombak atau menghidrolisis lemak dan kemudian setelah terpisah dari
gliserin, asam lemak dinetralisasikan dengan larutan soda kaustik:
(C17H35COO)3C3H5 + 3H2O 3C17H35COOH +C3H5(OH)3
C17H35COOH + NaOH C17H35COONa + H2O
Biasanya lemak dan minyak dijual tidak terkomposisi gliserin dari asam lemak satu pun, tetapi
dalam bentuk campuran. Namun demikian, beberapa asam lemak dengan kemurnian 90% atau
lebih dapat ditempuh dengan proses yang khusus.

Selanjutnya, perombakan secara countercurrent lemak ini dikondisikan dalam keadaan


vacuum untuk mencegah terjadinya oksidasi selama proses. Ini terisi dari bawah dari
menara hidrolisis yang berbentuk seperti palung dengan kecepatan yang terkontrol
yang akan memecah lemak menjadi tetesan tetesan. 2.3.3. Proses pembuatan detergent
1.

Sulfonasi Alkylbenzene
1.

Reaksi utama

+ H2SO4.SO3

Alkylbenzene

oleum

SO3H + H2SO4

alkylbenzene sulfonat

H = -420 kj/kg

asam sulfat

1.
SO3H
2.
R

Reaksi ke dua
SO3H + H2SO4.SO3 R

Alkylbenzen sulfinat
R

oleum

SO3H + R1

SO3H + H2SO4
disulfonat

asam sulfat

SO2

R1 + H2O

Alkylbenzene sulfonat

Alkyl benzene

sulfone 1%

water

Proses pembuatan detergen dapat dijelaskan melalui gambar berikut ini.


Gambar 3. Proses pembuatan detergen
Sumber: Austin, 1984
2.3.3.1 Fatty Alcohol Sulfonation
1.

Reaksi utama

R-CH2OH + SO3.H2O
1.

ROSO3H + H2O

H = -325 sampai -350 kj/kg

Reaksi sekunder

R-CH2OH + R-CH2-OSO3H R-CH2-O-CH2-O-CH2-R +H2SO4


R-CH2-CH2OH + SO3 R-CH=CH2 + H2SO4
R-CH2OH + SO3 RCHO + H2O + SO2
R-CH2OH + 2SO3 RCOOH + H2O + 2SO2
Susunan proses pembuatan detergen adalah sebagai berikut:
1.

Sulfonation-sulfation

Alkilbenzen yang dimasukkan ke dalam sulfonator dengan penambahan sejumlah oleum,


menggunakan dominant bath principle (yang ditunjukanpada gambar 29.8) untuk mengontrol
panas pada proses sulfonasi dan menjaga temperature tetap pada 550C. di dalam campuran
sulfonasidimasukkan fatty tallow alcohol dan oleum. Semuanya dipompa menuju sulfater,
beroperasi juga dalam dominant bath principle untuk menjaga suhu agar tetap pada kisaran
500hingga 550C, pembuatan ini campuran dari surfactant.
1.

Netralization

Produk hasil dari sulfonasi-sulfasi dinetralisasi dengan larutan NaOH dibawah temperature yang
terkontrol untuk menjaga fluiditas bubur surfaktan. Surfaktan dimasukkan dalam penyimpanan.
Berikut ini merupakan diagram alir pembuatan surfaktan:
Gambar 4. Pembuatan surfaktan
Sumber: Austin, 1984

Bubur surfaktan, sodium tripolipospat , dan bermacam-macam bahan aditif masuk ke


dalamcrutcher. Sejumlah air dipindahkan, dan pasta campuran ini menebal oleh tripolipospat
yang terhidrasi.
Na5P3O10

Sodium tripolipospat

6H2O

Na5P3O10.6H2O
sodium tripolipospat hexahydrate

Campuran ini dipompa ke upper story, dimana campuran ini disemprotkan dibawah tekanan
tinggi ke dalam high spray tower setinggi 24m, melawan udara panas dari tungku api. Butiran
kering ini adalah bentuk yang dapat diterima, ukuran dan densitas yang sesuai dapat dibentuk.
Butiran yang sudah dikeringkan di alirkan ke upper story lagi melalui lift yang dapat
mendinginkan mereka dari 1150C dan menstabilkan butiran. Butiran ini dipisahkan dalam
goncangan, dilapisi, diharumkan dan menuju pengemasan.
2.4 . Sabun
2.4.1. Pengertian
Sabun merupakan zat yang jika bereaksi dengan air sadah akan membentuk endapan. Sabun
terbentuk dari garam sodium atau potassium dari asam karboksilat panjang (seperti asam
stearat, asam oleat atau palmitat dan asam myristat) sebagai hasil hidrolisis terhadap minyak
atau lemak oleh basa (NaOH atau KOH). Sabun berfungsi sebagai emulgator terhadap kotoran,
minyak dan oli sehingga kotoran-kotoran ini mudah terlepas dan terbawa melalui pembilasan
dengan air. Sifat sabun ini menjadi kurang berfungsi apabila air untuk pencuci atau pembilasnya
bersifat sadah.
2.4.2. Raw Material (bahan baku pembuatan sabun)
Bahan dasar sabun adalah minyak/ lemak dan NaOH (soda kaustik) dan KOH dengan bahan
tambahan berupa pengharum, pewarna, bahan pengisi dan lain-lain. Lemak merupakan
komponen utama dalam pembuatan sabun. Lemak ini mengandung campuran gliserida yang
didapat dari lemak padat yang diberi pemanasan. Lemak padat dirombak dengan dipanaskan,
yang setelah itu membentuk lapisan diatas permukaan air sehingga dapat diambil dengan
mudah. Lemak ini biasanya dicampur dengan minyak kelapa di ketel sabun atau penghidrolisis
untuk meningkatkan kelarutan sabun tersebut. Dalam pembuatan sabun, fatty grases ( 20%)
adalah bahan baku yang paling penting setelah lemak. Lemak greases dapat didapatkan dari

babi dan hewan domestik dimana bahan ini penting sebagai sumber gliserin dari asam
karboksilat.
Penambahan minyak kelapa pada pembuatan sabun sangatlah penting. Sabun dengan bahan
dasar minyak kelapa bertekstur kuat dan terlihat lebih mengkilat. Minyak kelapa sebagian besar
mengandung gliserida dari asam laurtat dan asam myristat.
Bahan baku pembuatan sabun sangat banyak konsumennya, terutama soda kausatik, garam,
soda ash, dan kausatik potassium, begitu pula sodium silikat, sodium bikarbonat, dan trisodium
pospat.
Bahan anorganik yang ditambahkan pada pembuatan sabun disebut Builders. Tetrasodium
piropospat dan sodium Tripolipospat merupakan bahan tambahan pada sabun yang dinamakan
Builders.

2.4.3. Proses produksi sabun


Teknologi pembuatan sabun semakin berkembang. Computer mengontrol otomatisasi pabrik
dalam saponifikasi continuous oleh NaOH dan lemak, untuk berproduksi dalam waktu 2 jam
sama dengan pembuatan sabun secara keseluruhan (lebih dari 300 t/ day) debuat dengan 2-5
hari dengan metode traditional batch.
Prosedur ini melibatkan proses perombakan secara kontinyu, atau hidrolisis yang dapat
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tallow + Hydrolysis (splitting fats) tallow fatty acid
Tallow fatty acid + NaOH sodium salt
Tallow of fatty acid + Builders, etc soap
Setelah terjadi pemisahan gliserin, asam karboksilat dinetralisasikan menjadi sabun. Proses
kimia dasar dalam pembuatan sabun disebut saponifikasi, dengan reaksi sebagai berikut:

3NaOH + (C17H35COOH)3C3H5 3C17H35COONa + C3H5(OH)3


Caustic soda

gliseril stearat

sodium stearat

gliserin

Prosedur ini untuk merombak atau menghidrolisis lemak dan kemudian setelah terpisah dari
gliserin, asam lemak dinetralisasikan dengan larutan soda kaustik:
(C17H35COO)3C3H5 + 3H2O 3C17H35COOH +C3H5(OH)3
C17H35COOH + NaOH C17H35COONa + H2O
Biasanya lemak dan minyak dijual tidak terkomposisi gliserin dari asam lemak satu pun, tetapi
dalam bentuk campuran. Namun demikian, beberapa asam lemak dengan kemurnian 90% atau
lebih dapat ditempuh dengan proses yang khusus.
Selanjutnya, perombakan secara countercurrent lemak ini dikondisikan dalam keadaan vacuum
untuk mencegah terjadinya oksidasi selama proses. Ini terisi dari bawah dari menara hidrolisis
yang berbentuk seperti palung dengan kecepatan yang terkontrol yang akan memecah lemak
menjadi tetesan tetesan. Menara mempunyai ukuran dengan tinggi 20 meter dan berdiameter
60 cm, dirancang dengan bahan stailess steel tipe 316.

Anda mungkin juga menyukai