Kelompok 15
Kelompok 15
Kelompok 15
PEMBAHASAN
A. MAKNA DAN FUNGSI IDEOLOGI
Dari pemaknaan tersebut maka ideology bukan sekedar seperangkat paham atau
pemikiran belaka, tetapi juga teori dan strategi perjuangan unntuk mewujudkan paham
tersebut dalam kehidupan. Sehingga jika dikatakan Ideologi Muhammadiyah, maka
yang dimaksudkan ialah sistem keyakinan, cita-cita, dan perjuangan Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam dalam mewujudkan masyarakan Islam yang sebenar-benarnya.
Adapun isi atau kandungan ideology Muhammadiyah tersebut ialah:
3. Gejala menurunnya ketaatan dan komitmen pada misi, pemikiran, kebijakan, dan
kepentingan Muhammadiyah baik yang menyangkut urusan paham agama seperti
tidak mengikuti keputusan Tarjih mengenai penetapan Hari Raya Idul Fitri atau Idul
Adha hingga ke masalah pengabdian dan kiprah dalam menggerakan/membesarkan
Muhammadiyah
4. Melemahnya ikatan atau soldaritas kolektif yang ditandai oleh berkurangnya
ukhuwah, silahturahim, dan sinergi antar anggota maupun antar institusi dalam
Persyarikatan
5. Menguatnya tarikan dan kepentingan politik yang masuk kelingkungan Persyarikatan,
termasuk dalam amal usaha, melalui para aktivis atau kegiatan partai politik yang
memperlemah komitmen terhadap misi, kepentingan, Kepribadian, dan Khittah
Muhammadiyah
6. Kecenderungan sebagian anggota Muhammadiyah termasuk yang berada di amal
usaha yang lebih mengutamakan kiprahnya untuk membesarkan organisasi, usaha dan
kegiatan lain di luar Muhammadiyah yang menyebabkan tidak sebandingnya jumlah
anggota yang berkhidmat/berkiprak untuk Persyarikatan serta tidak kurang/tidak
tergarapnya usaha-usaha Persyarikatan secara optimal
7. Semakin mudahnya berbagai paham pemikiran dari luar yang masuk ke dalam
Muhammadiyah yang dapat melemahkan karakter khusus Muhammadiyah manakala
tidak diiringi dengan peneguhan yang ideologis yang menyangkut paham dan sistem
perjuangan Muhammadiyah (Materi Revitalisasi Ideologi, Tanwir I tahun 2007)
Dengan kristalisasi/ revitalisasi ideology diharapkan setiap anggota, lebih-lebih
kader dan pimpinan, benar-benar dalam aktif/berada di Muhammadiyah tidak sekedar
keterlibatan praktis/teknis, tetapi lebih mendasar lagi yakni, memiliki idealism dengan
mengembangkan komitmen, integritas, wawasan pemikiran, pengkhidmatan, dan
langkah/usaha
yang
bertumpu
sepenuhnya
pada
paham
dan
sistem
gerakan
Muhammadiyah. Terdapat sejumlah spirit yang bersifat ideologis dalam aktif berMuhammadiyah dan menggerakan perjuangan Muhammadiyah, yakni:
1. Aktif dan bergerak dalam Muhammadiyah sebagai panggilan hidup yang tekait
dengan fungsi ibadah (Qs. Adz-Dzariyat: 56) dan kekhalifahan (Qs. Al-Baqarah: 30)
serta mewujudkan tujuan meraih ridha dan karunia Allah SWT (Qs. Al-Fath: 29)
tidak
serba
syariat
dalam
makna
sempit
seperti
banyak
Bagi Muhammadiyah, bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah
Al-Quran dan Al-Hadist. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi soal-soal yang telah
terjadi dan sangat dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang tak
bersangkutan dengan ibadah mahdhah padahal untuk alasan atasnya tiada terdapat nash
shahih dalam Al-Quran dan Sunnah shahihah, maka dipergunakanlah alasan dengan
jalan ijtihad dan istimbath dari nash yang ada melalui persamaan illat, sebagaimana telah
dilakukan oleh ulama salaf dan Khalaf (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams
tentang Qiyas). Kini Muhammadiyah melakukan naql dan aql dalam pemahaman Islam
melalui metode burhani dan bayani sebagaimana menjadi bagian dari manhaj Tarjih.
Karena itu sejak kelahirannya Muhammadiyah menggelorakan gerakan alrujuila al-Quran wa al-Sunnah (Kembali pada Al-Quran dan As-Sunnah) dengan
membuka pintu ijtihad. Prinsip-prinsip pemahaman agama dalam Muhammadiyah
tersistematisasi dalam Manhaj Tarjih, bukan pemahaman orang-perorang. Sedangakn
pengembangan tajdid diperlukan untuk kemajuan hidup dalam satu kesatuan antara tarjih
dan pemikiran Islam atau antara pemurnian dan dinamisasi sebagaimana prinsip
pemahaman Islam dalam Muhammadiyah. Dengan gerakan tersebut Muhammadiyah
kemudian dikenal sebagai gerakan tajdid, yang mengandung makna pemurnian sekaligus
pembaruan (purifikasi dan dinamisasi). Disini Muhammadiyah berbeda dengan gerakan
Islam lain yang semata-mata melakukan pemurnian tapi anti atau tidak melakuakn
pembaruan. Berbeda pula dengan gerakan pembaruan yang semata-mata mengandalkan
akal-pikiran bebas atau sekularisasi tanpa pijakan yang kokoh pada ajaran Al-Quran dan
Sunnah Nabi dan maqbulah. Kembali pada Al-Quran dan As-Sunnah tentu saja
memerlukan ilmu dan pemikiran yang luas dan mendalam, bahkan serba melintasi,
sehingga ajaran Islam yang komprehensif itu mampu diterjemahkan dan dibumikan untuk
menjadi rahmat bagi semesta alam.
Keempat, Muhammadiyah memandang Islam sebagai agama yang komprehensif
atau menyeluruh. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi yang meliputi bidang-bidang:
a. Aqidah: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni,
bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, toleransi menurut ajaran Islam
kembali rumusan-rumusan teologis seperti tauhid social, serta gagasan operasional seperti
dakwah jamaah, dengan tetap memperhatikan prinsip dasar organisasi dan nilai Islam
yang hidup dan menggerakan (Keputusan Muktamar ke-45 di Malang tahun 2005).
Karena itu pemikiran Islam menjadi bagian integral dengan tarjih dan tajdid, sehingga
tidak berdiri sendiri, tetapi juga bukan merupakan hal tabu dalam Muhammadiyah.
Pengembangan pemikiran merupakan bagian dari karakter pemahaman agama dalam
Muhammadiyah.
Dari pembahasan singkat tentang paham agama dalam Muhammadiyah
sebagaimana diuraikan di atas maka tampak jelas bahwa paham agama Dalam
Muhammadiyah bersifat washathiyyah atau iqtishadiyyah (moderat), yakni
berdasarkan
pada
Al-Quran
dan
Sunnah
Nabi
sekaligus
mengembangkan
Islam tersebut dalam kehidupan. Karena itu Muhammadiyah bukan sekedar alat biasa,
tetapi sebagai kendaraan gerakan yang penting dan utama. Pada butir keenam
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah secara tegas dinyatakan Muhammadiyah
melancarkan gerakannya melalui sistem organisasi. Jadi bukan gerakan asal-asalan
dimana setiap orang boleh masuk dan keluar tanpa tatanan, dan juga bukan gerakan
perseorangan.
Muhammadiyah merupakan organisasi tersistem. Organisasi bahkan menjadi
penting keberadaan dan fungsinya sebagaimana sering dikutip oleh K. H. M. Djindar
Tamimy, ma la yatimu al-wajib illa bihi fa huwa wajib. Maka tidak akan ada orang yang
menegasikan organisasi dengan menyatakan yang penting Islam, bukan Muhammadiyah,
seolah Muhammadiyah terlepas dari Islam dan sekadar alat teknis semata. Apalagi
membidahkan organisasi dengan konotasi negative.
Muhammadiyah memang gerakan Islam. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam,
Dawah Amar Maruf Nahi Mungkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qurandan AsSunnah (Anggaran Dasar Muhammadiyah/AD pasal 4 ayat 1), Muhammadiyah
berasas Islam (AD Mhammadiyah pasal 4 ayat 2). Dari substansi yang penting tersebut
terkandung makna khusus. Pertama, Muammadiyah benar-benar merupakan gerakan
Islam, artinya seluruh langkahnya termasuk dalam mengembangkan amal usaha tidak lain
sebagai perwujudan gerakan Islam, jadi bukan sekedar organisasi social-kemasyarakatan
yang lepas dari gerakan Islam. Karena sebagai gerakan, maka Muhammadiyah bukan
organisasi biasa tetapi organisasi pergerakan sehingga harus selalu bergerak untuk
mewujudkan Islam dalam kehidupan. Kedua, Muhammadiyah memilik karakter sebagai
gerakan dakwah dan tajdid, yakni menyebarluaskan sekaligus melakukan pembaruan
untuk kemajuan hidup umat Islam pada khususnya dan manusia pada umumnya, jadi
bukan dakwah tetapi juga tajdid, bukan hanya tajdid
dakkwah dan tajdid harus menjadi spirit dan watak setiap anggota Muhammadiyah, lebihlebih para pemimpin dan kadernya.
Hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga terkait dengan pandangan
tentang Islam sebagai agama sebagaimana dapat dicermati dan ditemukan dalam rumusan
Matan Keyahkinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah/MKCHM butir ke-1 dan
ke-2. Bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Makruf Nahi
Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja
untuk
terwujudnya
masyarakat
Islam
yang
sebenar-benarnya,
untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagi hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam dan Agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya
sampai Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual,
duniawi dan ukhrawi. Di sini betapa Muhammadiyah memiliki pandangan yang
mendasar mengenai esensi dan kedudukan agama Islam. Jika dirujuk dalam lima
pandangan dalam Al-Masail Al-Khamsah, maka semakin jelas hakikat Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam, yang bukan sekedar gerakan amaliah belaka tetapi dilandasi oleh
pandangan keagamaan yang mendasar.
Dengan hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, maka Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam, maka Muhammadiyah memiliki enam prinsip keyakinan dan
paham (pandangan dunia, world view) sebagaimana terkandung dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah, yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah
2. Hidup manusia bermasyarakat
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam
itu
tahun
1985
Muhammadiyah
mengubah
rumusan
tujuannya
menjadi
terwujudnya masyarakat utama yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, yakni
membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sasaran gerakMuhammadiyah
membentuk masyarakat, bukan membentuk Negara.
Karena Muhammadiyah sebagai gerakan Islam mengandung substansi yang
mendasar tentang Islam dan melakukan gerakan melalui sistem organisasi maka,
Persyarikatan ini dalam aktualisasi gerakannya memiliki landasan ideal, intitusional, dan
konstutusional. Landasan ideal Muhammadiyah ialah Al-Quran dan As-Sunnah yang
makbulah, yang mengembangkan akal pikiran yang sesuai jiwa ajaran Islam.
Muhammadiyah sebagai persambungan dengan landasan idealnya juga memiliki landasan
institusional (kelembagaan) sebagaimana terkandung dalam Muqaddimah Anggaran
Dasar, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran-pemikiran formal lainnya yang berlaku
dalam Muhammadiyah sejak berdirinya termasuk Langkah Dua Belas Muhammadiyah.
Ketiga, Muhammadiyah memiliki landasan konstitusional yakni Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta berbagai peraturan organisasi yang menjadi tatanan resmi
dalam gerakannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam landasan ideal, institusional, dan
konstitusional tersebut haruslah ditanamkan dan disosialisasikan, yang intinya
diinternalisasi sehingga menjadi darah-daging setiap orang Muhammadiyah dalam
berpikir dan bertindak.
D. SUBSTANSI
3:
FUNGSI,
MISI,
DAN
STRATEGI
GERAKAN
MUHAMMADIYAH
Dimendsi atau unsure ketiga dari ideology Muhammadiyah menyangkut fungsi,
misi, dan strategi perjuangan. Dalam matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH)
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
dan
dan
kebudayaan,
seni,
serta
meningkatkan penelitian
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang
berkualitas
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
8. Memelihara, mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya alam dan
lingkungan untuk kesejahteraan
9. Mengembbangkan komunikasi ukhkuwah dan kerjasama dalam berbagai
bidang dan kalangan masyarakat dan luar negeri
10. Memelihara keutuhan bangsa setra berperan aktif dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku
gerakan
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan
gerakan
13. Mengupayakan gerakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah
(Anggaran Rumah Tangga/ ART pasal 4)
Kendati bergerak di seluruh lapangan kehidupan, Muhammadiyah tidak bergerak
di lapangan politik-praktis dan tidak menjadi partai politik. Disitulah perbedaan
Muhammadiyah dengan gerakan politik, termasuk dengan partai politik yang mngusung
wisuda. Muhammadiyah dalam menjalankan misi dan usahanya guna mencapi tujuannya
menempuh strategi berdasarkan Khittah Perjuangan Muhammadiayah, yakni kebulatan
sikap atau tekad Muhammadiyah sesuai dengan hasil tanwir tahun 1967 untuk
memantapkan diri sebagai Gerakan Dakwah Islam dan Amar Maruf Nahi Munkar
didalam Bidang Masyarakat. Jadi, strategi gerakan Muhammadiyah bergerak dilapangan
dakwah dan kemasyarakatan, tidak dilapangan politik kekuasaan.
Strategi perjuangan Muhammadiyah tersebut ialah sebagai berikut:
(ayat
yang
menjadi
landasan
dan
mendorong
berdirinya
3. Dakwah Islam dan Amar Maruf Nahi Munkar dalam konteks Khittah
perjuangan yang diperankan Muhammadiyah dilakukan melalui dua bidang
yang simultan (berbarengan) yaitu:
a. Dibidang politik kenegaraan, yang biasanya disebut politik praktis,
yakni usaha untuk memegang kekuasaan pemerintahan secara sah,
yang dilakukan oleh partai politik untuk menempati lembaga-lembaga
kenegaraan, meliputi legislative dan eksekutif
b. Dibidang masyarakat, yakni berjuang untuk mengolah dan menggarap
pembinaan masyarakat secara langsung, sehingga masyarakat dapat
menerima dan melaksanakan ajaran Islam
4. Guna mencapai dua sasaran perjuangan tersebut, diperluakn alat perjuangan;
yakni untuk yang pertama(perjuangan dibidang politik-kenegaraan) melalui
partai politik, sedangkan yang kedua (perjuangan dibidang masyarakat)
melalui organisasi kemasyarakatan yang non-politik. Hal itu penting Karen
c. Perjuangan
Muhammadiyah
berpedoman
pada
kepribadian
Muhammadiyah
Dalam
Menghadapi
kehidupan
politik,
secara
khusus
Muhammadiyah
peran
sebagai
kekuatan
moraldan
kritis
dalam
PENUTUPAN
kepentingan lain , jadi bahan politik/bisnis, ada Bangunan Lain dalam bangunan
Muhammadiyah, dan tidak diurusnya Muhammadiyah dengan serius dan penuh
pengkhidmatan.
Denagn demikina ideology Muhammadiyah diharapkan menjadi kekuatan perekat
idealism dan sistem gerakan dalam seluruh lini gerakan Muhammadiyah, termasuk dalam
menjalankan segenap kebijakan dan keputusan persyarikatan. Segenap anggota, lebihlebih kader dan pimpinan, dituntut komitmen dan integritasnya dalam mewujudkan
ideolohi Muahmmadiyah sebagai basis idealism dan menggerakan seluruh usaha dan
langkah, sehingga Muhammadiyah benar-benar menjadi gerakan Islam yang kokoh
sekaligus berperan optimal dalam mewujudkan misinya sebagai gerakan Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang benar-benarnya dan menjadikan Islam sebagai
rahmatan lil-alamin di muka bumi ini. Setiap anggota Muhammadiyah lebih-lebih kader
dan pemimpinnya dituntut untuk berkiprah dalam Muhammadiyah dengan penug
idealism bukan asal aktif.
Ideologi juga menumbuhkan dan melipat gandakan militansi dalam menggerakan
Muhammadiyah. Sebenarnya pada umumnya anggota Muhammadiya itu memiliki
kelebihan dan semangat beramal yang relative tinggi. Tapi dari segi ideologis tampaknya
masih memerlukan peningkatan dalam hal militansi gerakan untuk melipat gandakan
spiritnya dalam berkiprah dalam Muhammadiyah. Militansi Muhammadiyah yakni
ketangguhan dalam bermuhammadiyah yang dibangun diatas basis nilai-nilai dasar
gerakan (Paham Agama, Manhajtarjih, Muqaddimah, AD, MKCH, Kepribadian, Khittah,
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah) yang menunjukan ciri-ciri:
a. Komitmen tinggi pada misi dan kepentingan Muhammadiyah
b. Tangguh dalam menjalanka usaha-usaha Muhammadiayh
c. Memilik integritas tinggi pada cita-cita dan sesuai jatidiri/identitas
Muhammadiyah
d. Rela berkorban untuk kepentingan dan perjuangan Muhammadiyah
e. Disiplin tinggi dan kerja keras untuk menjalankan misi serta usaha-usaha
Muhammadiyah
f. Bersedia ditugaskan dan ditempatkan dimanapun tanpa memilih-milih
g. Ikhlas berkiprah dan tidak menduakan atau menomor sekiankan
Muhammadiyah di atas yang lain-lain
h. Menjaga nama baik dan mau memperbaiki kekuranga Muhammadiyah
i. Besrdia bekerjasama dengan semua komponen yang ada dalam
Muhammadiyah
j. Taat pada pimpinan serta garis kebijakan serat aturan persyarikatan, hal-hal
penting lainnya yang menunjukan diri sebagai kader yang setia pada
Muhammadiyah
k. Tidak menduakan Muhamamdiyah dengan paham, misi, dan kepentingan