Edit Tugas Khusus
Edit Tugas Khusus
Edit Tugas Khusus
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Semen merupakan suatu bahan yang digunakan untuk merekatkan bahan bangunan.
Semen diperoleh dengan membakar bahan baku sampai meleleh sehingga diperoleh klinker
yang kemudian dihancurkan. Klinker dengan kualitas baik ditentukan oleh proses
pembakaran yang terjadi di Reinforced Suspension Preheater (RSP) dan kiln kemudian
dilanjutkan proses pendinginan yang terjadi di cooler. Ketiga unit tersebut adalah yang
paling menentukan dalam industri semen.
RSP berfungsi sebagai proses pemanasan awal sebelum raw meal masuk ke kiln
dan menjadi klinker. RSP terbagi menjadi empat tingkat dimana tingkat keempat terdiri
dari empat buah siklon (C4), sedangkan tingkat ketiga hingga tingkat pertama masingmasing terdiri dari dua buah siklon (C3, C2, C1). Siklon berfungsi untuk memisahkan debu
dan udara panas buangan. Semakin besar efisiensi siklon maka udara yang dibuang tidak
mengandung banyak debu. Debu yang tertinggal akan diumpankan ke RSP yang lainnya
kemudian dimasukkan ke dalam kiln.
Rotary Kiln merupakan tempat terjadinya reaksi pembakaran raw meal yang
kemudian menjadi klinker. Kiln terbagi menjadi 4 zona yaitu zona kalsinasi, transisi,
pembakaran dan pendinginan. Di dalam kiln terjadi proses pembakaran pada temperatur
tinggi yaitu sekitar 1450C. Untuk menjaga kiln shell selama proses pembakaran, dinding
bagian dalam kiln dilapisi dengan refractory castable dan bata tahan api. Selain untuk
menjaga kiln shell, refractory castable juga berfungsi untuk mencegah panas terbuang ke
lingkungan (heat loss) dari dalam sistem sehingga proses pemanasan di dalam rotary kiln
dapat berlangsung dengan efisien. Klinker yang terbentuk di dalam kiln selanjutnya akan
didinginkan secara mendadak menggunakan cooler.
Cooler selain untuk mendinginkan klinker,digunakan juga untuk mengembalikan
energi panas yang dibawa ke unit RSP dan kiln. Cooler dengan kerja yang baik dapat
menghemat pemakaian bahan bakar. Pemakaian bahan bakar yang berlebihan tidak
diinginkan karena bahan bakar merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui serta dapat menyebabkan proses industri tidak efisien dan dapat menghasilkan
sisa pembakaran yang mencemari lingkungan.
Pada proses pendinginan di cooler, terjadi proses perpindahan panas antara udara
pendingin (udara luar) dengan klinker keluaran kiln yang suhunya mencapai 1400C.
2
Udara yang keluar dari cooler memiliki temperatur 900-1000C. Udara yang memiliki
suhu cukup tinggi tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Sebagai udara sekunder yang memasok udara pembakaran kiln
b. Sebagai udara tersier yang menyediakan udara pembakaran RSP
c. Exhaust air atau udara yang dibawa ke Electrostatic Precipitator untuk
kemudian dibuang melalui cerobong.
Cooler dengan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan klinker dengan suhu yang
lebih rendah dan juga akan menghasilkan jumlah recovered heat (panas yang dikembalikan
ke kiln dan RSP) yang lebih besar, sehingga dapat menghemat pemakaian bahan bakar
dalam unit pembakaran.
Semua alat telah dirancang dengan spesifikasi tertentu, namun pada saat
pengoperasian sangat dimungkinkan terjadi penurunan kemampuan kerja alat. Hal tersebut
disebabkan oleh usia alat dan maintenance.
1.2.
Tujuan
1. Perhitungan efisiensi siklon untuk mengetahui seberapa banyak debu yang ikut
terbuang ke udara.
2. Perhitungan heat loss untuk mengetahui seberapa banyak panas yang terbuang ke
lingkungan.
3. Perhitungan efisiensi cooler untuk mengetahui berapa banyak energi yang
digunakan kembali.
1.3.
Ruang Lingkup
1. Pengumpulan dara dari operator Central Control Room dan Quality Control
2.
3.
4.
5.
6.
Department.
Perhitungan neraca massa Suspension Preheater.
Perhitungan efisiensi siklon ini dibatasi perhitungan neraca massa dan energi.
Perhitungan neraca massa rotary kiln.
Panas keluar melalui dinding kiln secara konveksi dan radiasi.
Perhitungan efisiensi cooler ini dibatasi perhitungan neraca massa dan energi.
3
7. BAB II
8. TINJAUAN PUSTAKA
9.
10. 2.1.
yang mempunyai sifat perekat bila dicampur dengan air, sehingga bisa mengikat
bahan lain menjadi suatu satuan massa yang padat dan mengeras. Unit pembakaran
bahan baku dan klinker yang terdapat pada pabrik semen dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu :
1. Penyiapan bahan baku
12. Pada tahap penyiapan bahan baku, terdapat proses homogenisasi yang bertujuan
untuk menghomogenkan campuran bahan baku yang sudah dihaluskan sampai seperti
tepung (tepung baku), sehingga diharapkan akan terjadi coating yang stabil, kualitas
semen seragam, batu tahan api bertahan lama, dan pemakaian bahan bakar yang tidak
terlalu banyak karena pembakaran tidak perlu terlalu sering diubah. Proses
homogenisasi yang dilakukan di blending silo menggunakan udara bertekanan
sehingga terjadi pencampuran yang sempurna.
2. Pembakaran (pembentukan klinker)
13. Proses pembentukan klinker meliputi proses pemanasan awal, prekalsinasi,
kalsinasi akhir, dan klinkerisasi. Proses pembentukan klinker mulai terjadi di
suspension preheater (SP). Dalam suspension preheater, tepung baku mengalami
pemanasan, penguapan air, dan sebagian proses kalsinasi. Setelah itu, tepung baku akan
mengalami proses kalsinasi lanjutan, pembentukan mineral-mineral seperti C 2S, C3S,
C3A, C4AF, dan pembentukan klinker di dalam kiln.
3. Pendinginan klinker
14. Material dari kiln lalu dimasukkan ke pendingin. Pendinginan dilakukan secara
mendadak sehingga dihasilkan butiran amorf yang bersifat rapuh yang mudah
dihancurkan atau digiling untuk mendapatkan produk semen.
15.
16. 2.2.
17.
Pemanasan Awal
Alat yang digunakan pada proses pemanasan awal adalah
Reinforced Suspension Preheater (RSP). Alat tersebut hanya digunakan pada proses
kering dimana raw meal dari hasil pengeringan dan penggilingan di raw mill
diumpankan ke aliran exhaust gas dari kiln. Proses di RSP diawali dengan
pengumpanan raw meal ke dalam saluran gas yang berada di tingkat paling atas.
Raw meal tersebut akan mengalami pemanasan oleh gas yang berasal dari siklon
yang berada di bawah. Di dalam siklon, raw meal akan terpisahkan karena adanya
4
gaya sentrifugal. Gaya ini menyebabkan raw meal akan terlempar ke dinding siklon
karena memiliki massa yang lebih besar dibandingkan gas dan selanjutnya raw
meal akan jatuh dan masuk ke tingkat selanjutnya.
18.
Raw meal akan tersuspensi dalam aliran gas panas sehingga akan
terjadi perpindahan gas panas yang efektif. Dilihat dari perpindahan panasnya
terdapat dua jenis RSP yaitu RSP co-current dan RSP counter current. RSP cocurrent biasanya menggunakan siklon. Material masuk ke dalam aliran gas panas di
dalam ducting cyclone lalu langsung dipisahkan di dalam siklon antara material dan
gas panas bebas. Biasanya digunakan lebih dari satu siklon untuk menambah
efektifitas perpindahan panasnya. Pabrik-pabrik semen di Indonesia banyak
menggunakan siklon tipe ini. Pada RSP counter current, material masuk dari
samping atas sedangkan gas panas dari bawah. Suspensi ini akan keluar lewat atas
preheater. Kelemahan dari sistem ini adalah waktu kontaknya yang rendah
sehingga perpindahan panas kurang efisien.
19.
20. 2.2.1. Prekalsinasi
21.
Pada tahap ini umpan yang telah dipanaskan dibakar pada
temperatur 800-900C sehingga terjadi reaksi prekalsinasi dengan derajat kalsinasi
80-90%. Derajat kalsinasi yang besar tersebut dimaksudkan agar kiln tidak terlalu
besar derajat kalsinasinya sehingga umur batu tahan api bisa lebih panjang. Derajat
kalsinasi tidak boleh melebihi 90% karena material akan mudah lengket sehingga
siklon akan mudah tersumbat. Keuntungan pemakaian prekalsiner adalah sebagai
berikut :
Kapasitas kiln dapat lebih besar dan menaikkan kapasitas existing plant.
Diameter kiln lebih kecil dengan specific thermal load yang lebih rendah.
Dapat menggunakan bahan bakar dengan kualitas rendah pada kalsiner.
Umur batu tahan api lebih panjang.
Operasi di kiln dapat lebih stabil dan mudah dikontrol.
22. Disamping keuntungannya, pemakaian kalsiner juga memiliki kekurangan,
diantaranya :
Temperatur exhaust gas lebih tinggi dibandingkan preheater dengan jumlah stage
yang sama. Untuk mengatasinya, pada sistem prekalsiner ditambahkan satu stage
5
23.
24. 2.3.
merupakan silinder baja yang memiliki panjang 78 m dan diameter 4,5 m. Bagian
dalam dindingnya dilapisi dengan batu tahan api. Batu tahan api ini berfungsi untuk
mencegah hilangnya panas pembakaran dan melindungi dinding kiln dari hot spot
yang disebabkan panas berlebih yang dapat merusak kiln itu sendiri.
26.
Pada proses pembakaran di dalam kiln, material mendekati lidah api
sebagai akibat dari putaran kiln dan gaya gravitasi karena kiln memiliki kemiringan
sebesar 2. Pembakaran ini menyebabkan perubahan sifat kimia dari material yang
terjadi secara bertahap di sepanjang kiln. Umpan masuk ke rotary kiln dengan
temperatur pada kiln inlet sebesar 850-900C. Kiln terbagi menjadi 4 zona proses
berdasarkan nyala api, yaitu :
1. Kalsinasi lanjutan, yaitu zona untuk menguraikan senyawa karbonat yang tidak
terkalsinasi di RSP.
2. Transisi, yaitu zona terjadinya pembentukan fase cair untuk reaksi molekurisasi,
karena reaksi molekurisasi akan lebih mudah jika dilangsungkan dalam fasa cair.
3. Pembakaran, yaitu zona terjadinya pelelehan pada temperatur tinggi dan
terbentuknya komponen pembentuk semen (C3S).
4. Pendinginan awal, yaitu tempat klinker yang terbentuk mengalami proses
pendinginan sebelum didinginkan di dalam grate cooler.
27.
28.
dapat terjadi seperti yang diharapkan maka pembakaran perlu dipertahankan pada
temperatur 1350-1450C. Pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh panjang lidah
api yang diharapkan akan membakar material dengan sempurna. Reaksi yang
terjadi disajikan dalam Tabel 2.1.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35. Tabel 2.1 Reaksi Pembentukan Klinker
36. Temper
atur
(C)
38. 700 -
37. Rekasi
39. Dekarbonisasi Magnesium karbonat
6
900
40.
42.
44.
46. 800 -
900
48. 950 -
1200
50. 1200 -
1300
52. 1260 -
4CaOAl2O3Fe2O3
1460
54.
55. 2.4.
Pendinginan Klinker
56.
Dalam proses pendinginan, awalnya klinker didinginkan pada zona
cooler
merupakan
drum
sederhana
yang
berputar
masalah
mekanik
pada
kiln
juga
cenderung
menyulitkan
aerodinamika nyala api. Untuk cooler jenis ini, sulit menyeimbangkan aliran
klinker yang masuk cooler.
c. Grate cooler
59. Grate cooler terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a. Reciprocating Grate Cooler
60. Reciprocating Grate Cooler terdiri dari rangkaian kompartemen
under-grate dengan cooling fan terpisah yang memungkinkan kontrol tekanan
dan volume tersendiri pada saat menaikkan udara pendingin. Pada cooler ini
terdapat lebih dari satu kompartemen under-grate dan dua atau tiga seksi grate
yang terpisah. Grate pertama memiliki lebar 10 ft dan panjang 35 ft, sedangkan
7
grate kedua berukuran 12 ft x 42 ft. Tekanan under-grate pada kompartemen
terakhir berkisar 600 mmH2O. Efisiensi cooler ini 65-70%.
b. Air Beam Cooler
61. Air Beam Cooler didesain dengan daya tahan tinggi dimana udara
lewat secara horizontal melewati lubang-lubang ke permukaan grate untuk
mengurangi penurunan kehalusan semen dan membuat aliran udara berkurang
tergantung pada daya tahan bed.
c. Cross Bar Cooler
62. Cross Bar Cooler terdiri dari static grate dengan transportasi klinker
dipengaruhi oleh reciprocating pusher bar di atas permukaan grate. Cooler ini
menggunakan pengatur aliran yang sangat bagus pada masing-masing grate
yang berfungsi untuk mempertahankan aliran udara konstan melalui clinker bed
tanpa memperhatikan porositas bed. Efisiensi cooler ini 75-78%.
63.
64.
klinker.
Agar klinker yang diperoleh bersifat amorf sehingga memudahkan dalam proses
pendinginan.
Panas yang terdapat di dalam klinker dapat dimanfaatkan kembali di dalam RSP
akan
berpengaruh
dalam
Kekuatan semen
69. Pendinginan klinker secara lambat akan menghasilkan klinker dengan ukuran
kristal 60 mikron, sedangkan batas yang ditolerir adalah 5-8 mikron. Ukuran
kristal yang besar akan mempengaruhi kekuatan semen karena hidrasi kristal
89.
90.
91.
92. Bagian-bagian utama grate cooler antara lain:
Casing
93. Lining casing bar cooler terbuat dari konstruksi baja dan langit-langit yang
diperkuat dengan beam. Plate untuk dinding dilapisi dengan isolasi dan bata
tahan api untuk mengurangi hilang panas karena konveksi dan radiasi. Keadaan
bagian dalam cooler dapat dilihat melalui inspection hole yang terdapat di atas
9
94. Grate cooler memiliki lubang pendingin dan terdiri dari beberapa baris grate
plate yang disusun sejajar dengan kemiringan 10. Grate plate terdiri dari
stationary grate dan movable grate yang disusun secara longitudinal terhadap
arah cooler. Stationary grate dipasang pada support bucket plate dan centre
support yang dihubungkan ke centre beam. Stationary grate plate bentuknya
tidak sama sehingga tidak dapat ditukar pasangannya. Movable grate dipasang
99.
Drage Chain Conveyor
100. Digunakan untuk membawa butir debu material yang lolos dan tertampung
di dalam hopper.
101.
paling panjang terletak paling dekat dengan tempat klinker masuk. Hal ini
bertujuan agar pendinginan berlangsung efektif dan optimal karena pada
kompartemen pertama temperatur material masih sangat tinggi. Material jatuh pada
kompartemen pertama kemudian grate akan bergerak sambil membawa material
sampai ke kompartemen terakhir. Pada kompartemen terakhir, dari bawah grate
(under-grate) terdapat semacam pipa yang mengalirkan udara bertekanan dari fan
cooler. Kecepatan grate pada kompartemen pertama lebih rendah dibandingkan
10
kompartemen-kompartemen berikutnya sehingga tidak terjadi penumpukan
material sebelum masuk ke clinker breaker.
102. Bagian dalam cooler terbagi menjadi dua bagian utama, sebelah atas
grate (over-grate) yang merupakan tempat material yang didinginkan akan
ditempatkan dan daerah bawah grate (under-grate) yang merupakan tempat udara
bertekanan tinggi berasal. Kedua bagian tersebut dipisahkan dengan grateline.
Grateline adalah suatu papan yang terbentuk dari lempengan-lempengan yang
saling bertumpuk. Udara bertekanan diperoleh dari fan-fan yang terletak di luar
konstruksi cooler. Penyediaan udara bertekanan ini dialirkan melalui pipa yang
dihubungkan ke under-grate. Di samping cooler disediakan pintu untuk masuk ke
dalam cooler, baik untuk daerah over-grate maupun under-grate. Pada fuller
reciprocating grate cooler, udara bertekanan ditiupkan ke ruangan kosong di bawah
grate cooler lalu udara itu akan naik ke atas untuk mendinginkan material. Udara
bertekanan tersebut disalurkan ke sebuah pipa di sepanjang under-grate yang akan
meniupkan udara bertekanan tadi secara langsung. Sistem ini lebih efektif karena
udara yang ditiupkan dapat mendinginkan material secara lebih meerata.
103. Di sepanjang under-grate dipasang sensor untuk memonitor tekanan
di under-grate yang disebabkan oleh udara yang ditiupkan fan. Hasil pembacaan
sensor ini kemudian akan dikirimkan ke Central Control Room yang akan
membandingkannya dengan set point yang telah ditentukan. Jika tekanan di undergrate melebihi set point berarti terjadi penumpukan material di grate sehingga
kecepatan grate perlu ditambah. Di akhir grate dipasang clinker breaker yang
berguna untuk memperkecil ukuran klinker sebelum masuk ke finish mill atau
clinker silo. Udara panas yang dihasilkan oleh peniupan material oleh udara
bertekanan ini akan dialirkan ke Reinforced Suspension Preheater dan kiln
sehingga akan menghemat energi. Udara panas yang dihasilkan cooler dibagi
menjadi tiga aliran, yaitu :
1. Secondary air, merupakan udara panas yang kembali lagi ke kiln yang digunakan
sebagai penyedia udara panas untuk pembakaran di kiln.
2. Tertiary air, merupakan udara sisa yang menjadi penyedia udara panas untuk
pembakaran di Reinforced Suspension Preheater.
3. Exhaust air, merupakan udara buang yang dipisahkan debunya di Electrostatic
Precipitator (EP) dan dibuang ke lingkungan. Debu dari electrostatic precipitator
11
akan ditransportasikan menggunakan screw conveyor kemudian diangkut menuju
clinker silo menggunakan apron conveyor.
12
104.
105.
BAB III
107.
3.1.
108.
neraca energi dari SP, kiln, dan cooler serta perhitungan efisiensi siklon, heat
loss di kiln, dan efisiensi pendinginan terdiri dari data utama dan data
tambahan.
1. Data Utama
109. Data utama diperoleh dari catatan harian operator Central Control Room
(CCR) dan Quality Control (QC) plant 10 untuk kondisi operasi pada tanggal
10 Juli 2014. Data yang didapatkan diantara lain:
Komposisi dan laju alir umpan SP
Laju alir umpan dan komposisi batu bara di SP dan kiln
Temperatur klinker masuk dan keluar cooler
Temperatur udara sekunder, tersier, dan buang
Laju alir udara cooler, primer, pendorong batu bara, nose ring, dan udara
buang
% kalsinasi di SP
Temperatur, tekanan, dan kelembaban udara luar
2. Data Tambahan
110. Data tambahan diperoleh dari literatur dan pustaka yang digunakan untuk
membantu proses perhitungan. Data tersebut diantara lain, sebagai berikut
(Perry, 1999 dan Peray 1979):
Berat molekul senyawa
Panas spesifik (Cp) klinker dan udara
Humidity udara
111.
3.2.Cara Mengolah Data
112.
neraca panas, efisiensi siklon, heat loss , dan efisiensi pendinginan. Dengan
menghitung efisiensi siklon maka dapat diketahui efektivitas pemisahan partikel
berdasarkan ukurannya. Penghitungan heat loss digunakan untuk mengetahui
seberapa banyak panas yang tidak terhitung (perbedaan antara panas masuk dan
keluar). Dengan mengetahui efisiensi cooler yang digunakan maka dapat
diketahui juga berapa banyak panas yang digunakan kembali untuk membantu
berlangsungnya proses pembakaran.
13
113.
3.2.1. Perhitungan Neraca Massa
114.
118.
119.
121.
Aliran 1
: Umpan SP
122.
Aliran 2
123.
Aliran 3
: Bahan bakar SP
124.
Aliran 4
125.
Aliran 5
126.
Aliran 6
: Udara tersier
127.
Aliran 7
: Gas buang SP
128.
Aliran 8
: Dust return
129.
Aliran 9
130.
Aliran 10
: Umpan kiln
131.
132.
133.
14
134.
135.
136.
138.
Aliran 9
139.
Aliran 10
: Umpan kiln
140.
Aliran 11
141.
Aliran 12
142.
Aliran 13
: Udara sekunder
143.
Aliran 14
144.
Aliran 15
145.
Aliran 16
: Umpan cooler
146.
147.
15
148.
149.
150.
Aliran 6
: Udara tersier
151.
Aliran 13
: Udara sekunder
152.
Aliran 16
: Umpan cooler
153.
Aliran 17
: Udara pendingin
154.
Aliran 18
155.
Aliran 19
: Debu terbuang
156.
Aliran 20
: Klinker
157.
3.2.2.
159.
Energi masuk sistem = Energi yang digunakan + Energi yang
160. ke lingkungan + Akumulasi
ditransfer
161.
162.
16
163.
164.
166.
Aliran 1
167.
Aliran 2
168.
Aliran 3
169.
Aliran 4
170.
Aliran 5
171.
Aliran 6
172.
Aliran 7
173.
Aliran 8
174.
Aliran 9
175.
Aliran 10
176.
Aliran 11
177.
Aliran 12
178.
Aliran 13
konveksi
179.
Aliran 14
180.
181.
17
182.
183.
185.
Aliran 1
186.
Aliran 2
187.
Aliran 3
188.
Aliran 4
189.
Aliran 5
190.
Aliran 6
191.
Aliran 7
192.
Aliran 8
193.
Aliran 9
194.
Aliran 10
195.
Aliran 11
196.
Aliran 12
197.
Aliran 13
198.
199.
18
200.
201.
203.
Aliran 1
204.
Aliran 2
205.
Aliran 3
206.
Aliran 4
207.
Aliran 5
208.
Aliran 6
209.
3.2.3.
ukurannya. Semakin efisien siklon yang digunakan, maka akan semakin sedikit
debu yang ikut terbawa dengan keluaran SP. Keluaran SP yang diinginkan
diharapkan tidak mengandung debu, maka debu tersebut dipisahkan dengan
menggunakan siklon sehingga debu akan terbawa bersama gas panas menuju ke
Dust collector. Langkah-langkah untuk menghitung efisiensi siklon adalah
sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah perputaran dalam siklon
Lc
1
N=
(
L
+
)
b
211.
H
2
2. Perhitungan waktu yang dihabiskan gas selama spiraling descent
t= D N /V i
212.
19
3. Perhitungan kecepatan drift partikel pada arah radial
W
V t=
213.
t
4. Perhitungan dp dan dpc
9W
d p=
214.
N V i ( p a )
215.
[
[
d pc =
1
2
9W
2 N V i( p a )
1/ 2
216.
5. Perhitungan collection efficiency dan overall efficiency
1
j=
d 2
217.
1+( pc )
d pj
218.
j mj
M
+
+
+
+
+
+
+
+
+
= C 41 C 42 C 4 3 C 44 C 31 C 32 C21 C 22 C 11 C 12
219.
10
3.2.4.
220.
Perhitungan Heat Loss
221.
Heat loss menandakan banyaknya panas yang tidak terhitung. Hal ini
224.
3.2.5.
dimanfaatkan kembali untuk unit sebelumnya atau unit lain, terhadap panas
total yang masuk cooler.
226.
20
227.
cooler=
21
228.
229.
BAB IV
231.
Hasil dari perhitungan neraca massa dan neraca energi dari unit
Suspension Preheater (SP), kiln, dan cooler dapat dilihat pada tabel 4.1, tabel
4.2, tabel 4.3, tabel 4.4, tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.7. Detail perhitungan
dapat dilihat pada lampiran B.
232.
233.
234.
Aliran
Input (kg/jam)
236.
Output
238.
286000
(kg/jam)
239.
241.
16460
242.
290,011
245.
247.
3.828,141
248.
batubara
249. Udara
250.
11.563,307
251.
pembawa umpan
252. Udara tersier
255. Gas buang
253.
256.
159.373,919
102.945,571
254.
257.
kiln
258. Gas buang SP
261. Umpan kiln
264. Dust return
267. Total
270. % massa
259.
262.
265.
268. 583.600,950
271.
237.
Umpan bahan
240.
baku SP
Umpan
batubara SP
243. Udara
primary fan
246. Udara
244.
pendorong
272.
hilang
Efisiensi
273.
siklon
274.
275.
276.
277.
260.
263.
266.
269.
1,865%
80,92%
373.615,690
176.782,119
22.319,430
572.717,239
22
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286. Aliran
289. Umpan bahan
288.
291.
baku kiln
292. Umpan
293.
10.800,000
294.
batubara kiln
295. Udara
296.
10.440,386
297.
primary fan
298. Udara
299.
3.828,141
300.
302.
6.114,586
303.
305.
69.611,136
306.
pendorong
batubara
Udara nose
301.
ring
304. Udara
sekunder
307. Gas buang
308.
kiln
310. Umpan cooler
313. Total
316. %massa
314.
311.
277.576,368
317.
309.
102.945,571
312.
315.
2,521%
167.634,265
270.579,836
hilang
318.
319.
320.
Aliran
sekunder
Udara tersier
Input (kg/jam)
322.
Output
(kg/jam)
325.
328.
167.634,265
388.847,533
330.
331.
69.611,136
333.
334.
159.373,919
23
335.
Udara cooler
336.
ke EP
338. Debu
337.
339.
terbuang
341. Clinker
344. Total
347. % massa
340.
342.
556.481,798
345.
159.862,477
343.
346.
348.
4,207
167.630,058
556.481,798
0%
hilang
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
362.
Aliran
Umpan bahan
baku SP
365. Umpan
Input
(kg/jam)
286.000,000
363.
Output
(kg/jam)
364.
16460
367.
290,011
370.
372.
3.828,141
373.
375.
11.563,307
376.
pembawa umpan
377. Umpana
378.
10.800,000
379.
batubara kiln
380. Udara primary
381.
10.440,386
382.
fan kiln
383. Udara
384.
3.828,141
385.
368.
batubara SP
Udara primary
371.
fan SP
Udara
366.
361.
369.
pendorong batubara
374.
SP
Udara
pendorong batubara
24
kiln
Udara nose
386.
389.
387.
ring
Udara
390.
pendingin
392. Gas buang SP
395. Dust return
398. Udara cooler ke
6.114,586
388.
388.847,533
391.
393.
396.
399.
EP
401. Debu terbuang
404. Clinker
407. Total
410. % masa hilang
394.
397.
400.
402.
405.
408. 741.312,106
411.
412.
373.615,690
22.319,430
159.862,477
403. 4,207
406. 167.630,058
409. 723.431862
2,412%
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
Alira
n
428.
429.
nput
Alira
430.
(kkal/ kg
(kkal
434.
/kg
clink
er)
436.
Panas
yang
437.
3,003
clinker)
435.
Prod
Hilan
Panas
k
439.
gas buang
169,
438.
Output
440.
25
dibawa
SP
bahan
441.
baku
Panas
8
0
442.
sensibel
0,
012
Panas
1
444.
penguapa
5,54
443.
air dalam
n air
445.
bahan
446.
baku
Panas
447.
disosiasi
338,
dibawa
MgCO3
dan
Panas
452.
0,
407
air
batubara
456. Panas
CaCO3
453. Panas
sensibel
dust
457.
return
458. Panas
7
454.
450.
455.
13,7
5
4
459.
460.
gas
35,80
karena
12,8
buang
radiasi
dan
kiln
Panas
462.
konveksi
463. Panas
464.
dari
95,68
yang
udara
dibawa
produk
tersier
466.
449.
26,39
sensibel
461.
Panas
yang
batubara
451.
448.
Panas
467.
udara
0,
465.
350,
SP
468.
2
469.
470.
473.
474.
475.
245
pendoron
g bahan
baku
471. Panas
udara
pembawa
472.
1,
149
26
umpan
SP
476. Total
477.
478.
Total
479.
878,088
82,69
8
480. Panas yang tak terhitung
482. Total panas yang hilang
484. % heat loss
481.
483.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
Alira
497.
498.
nput
Alira
499.
(kkal/ kg
(kkal
503.
/kg
clink
er)
505.
510.
Panas
506.
507.
Panas
k
508.
yang
kiln
dibawa
clinker
yang
0,
885
Panas
gas buang
135,
512.
kiln
batubara
Panas
509.
321,
0
513.
dibawa
515.
Hilan
69,80
511.
clinker)
504.
Prod
sensibel
Panas
Output
514.
8
0
516.
0,
517.
Panas
8
518.
519.
27
udara
disosiasi
13,8
pembawa
MgCO3
batubara
dan
520.
Panas
dari
285
521.
522.
8,340
CaCO3
Panas
523.
reaksi
129,
udara
pembentu
sekunder
kkan
525.
Panas
526.
dari
0,
530.
700
clinker
527. Panas
2
528.
penguapa
3,70
udara
n air
primer
dalam
Panas
531.
batubara
532. Panas
524.
529.
533.
534.
dari
63,69
dari
pembaka
konveksi
dan
ran
batubara
535. Panas
536.
radiasi
537.
sensibel
0,
21,1
538.
539.
285
air dalam
batubara
540. Total
541.
542.
Total
543.
604,497
13,98
544.
546.
7
Panas yang tak terhitung
Total panas yang hilang
548. % heat loss
545.
547.
550.
551.
552.
553.
554.
555.
556.
28
557.
558.
559.
560.
561.
Alira
n
562.
563.
nput
Alira
564.
(kkal/ kg
(kkal
568.
/kg
clink
er)
570.
Panas
571.
573.
Panas
yang
21,31
udara
dibawa
masuk EP
clinker
576. Panas
572.
577. 2,
yang
578.
714
dibawa
Panas
udara
sekunder
udara
Output
clinker)
569.
Prod
Hilan
k
574.
575.
0,00
1
579.
580.
78,3
4
0
pendingi
n
581.
582.
583.
Panas
584.
a udara
195,
tersier
585.
8
586.
587.
591.
596.
588.
597.
debu
0,00
keluar
cooler
593. Panas
592.
Total
Panas
598.
3
589.
594.
clinker
12,8
dingin
Total
0
599.
590.
595.
286,904
29
24,02
4
600. Panas yang tak terhitung
602. Total panas yang hilang
604. % heat loss
606. Efisiensi cooler
601.
603.
608.
30
609.
610.
BAB V
PEMBAHASAN
611.
612.
Dari hasil perhitungan neraca massa dan neraca energi dari unit
suspension preheater, kiln, dan cooler maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Efisiensi siklon
% massa hilang SP
% heat loss SP
% massa hilang kiln
% heat loss kiln
% massa hilang cooler
% heat loss cooler
Efisiensi cooler
613.
: 80,920%
: 1,865%
: 1,976%
: 2,521%
: 4,995%
: 0%
: 11,456%
: 83,866%
Dari perhitungan neraca massa diketahui terdapat massa yang hilang yaitu
sebesar 1,865% pada unit SP dan 2,521% pada unit kiln. Hilangnya massa ini
dapat disebabkan oleh adanya kebocoran pada beberapa alat seperti pada
vibrating screen yang merupakan alat untuk menyaring ukuran batubara. Pada
alat tersebut getaran yang terjadi dapat menyebabkan adanya batubara yang
terlempar keluar, hal tersebut dapat mengurangi massa dari umpan sistem. Unit
lain yang memiliki kemungkinan untuk terjadi kebocoran adalah dust colector.
Pada unit dust colector terdapat kantong-kantong penyaring yang berfungsi
untuk menangkap debu-debu yang keluar. Namun seringkali terjadi kebocoran
pada kantong tersebut yang menyebabkan debu tidak tersaring dan kemudian
keluar bersama gas buangan yang dikeluarkan melalui cerobong asap. Masalahmasalah tersebut dapat diminimalisisasi dengan memberikan penutup pada alatalat yang memiliki kemungkinan melemparkan bahan. Selain itu maintenance
secara rutin perlu dilakukan untuk mendeteksi kebocoran pada kantong-kantong
penyaring.
614.
yang akan masuk ke kiln dari debu-debu (material yang terlalu halus) yang kemudian
dialihkan ke dust collector. Besarnya efisiensi siklon pada plant 10 yang didapat adalah
80,920%, hal ini membuktikan bahwa siklon masih mampu bekerja dengan cukup efektif
dalam memisahkan debu dengan material. Siklon pada plant 10 masih bekerja dengan baik
dan belum memerlukan peremajaan.
31
615.
setiap unit. % heat loss dari unit SP adalah sebesar 1,976%, dari unit kiln
4,995%, dan unit cooler 11,456%. Heat loss menandakan adanya panas yang
hilang ke lingkungan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
1. Adanya kontak material dengan udara luar yang menyebabkan terjadinya
perpindahan panas
2. Terjadi peristiwa perpindahan panas seperti konduksi dan konveksi yang
menyebabkan panas berpindah ke udara
3. Kurang bagusnya kualitas batu bata tahan api pada unit kiln sehingga ada
kebocoran panas pada unit tersebut
616.
ini menunjukkan adanya 16,144% panas yang tidak terpakai. Terdapat beberapa penyebab
timbulnya panas tidak terpakai tersebut yaitu; adanya perpindahan panas dari cooler ke
udara, terbawanya sebagian panas ke dalam debu, adanya kebocoran pada alat, dan umur
alat. Masalah tersebut dapat dikurangi dengan memasangkan insulator pada dinding cooler
sehingga perpindahan panas dari dinding ke udara dapat diminimalisasi. Maintenance
secara rutin pun harus sering dilakukan sehingga kebocoran atau kerusakan pada alat dapat
segra terdeteksi dan teratasi.
617.
Pada unit cooler terdapat alat pendukung berupa fan yang berada di bawah
unit cooler yang berfungsi meniupkan udara pendingin. Pada fan tersebut seringkali terjadi
masalah yaitu adanya material yang tersangkut sehingga menyumbat perputaran fan.
Masalah tersebut berakibat pada menurunnya efisiensi kerja pendinginan. Maka dari itu,
sebaiknya proses maintenance dilakukan pada unit cooler itu sendiri dan juga unit
pendukungnya yaitu fan.
32
618.
619.
BAB VI
621.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Efisiensi siklon
% massa hilang SP
% heat loss SP
% massa hilang kiln
% heat loss kiln
% massa hilang cooler
% heat loss cooler
Efisiensi cooler
622.
: 80,920%
: 1,865%
: 1,976%
: 2,521%
: 4,995%
: 0%
: 11,456%
: 83,866%
Hasil tersebut sudah cukup baik mengingat tidak terlalu banyak massa dan
panas yang hilang ke udara sehingga alat-alat yag beroperasi dapat dikatakan
sudah efisien. Dari kesimpulan tersebut dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Melakukan pemeriksaan dan peninjauan secara berkala pada unit SP, kiln, dan
cooler mengingat ketiga unit tersebut merupakan inti dari proses pembuatan semen.
Peninjauan secara berkala ini bertujuan untuk mencegah kerusakan seperti
kebocoran alat sehingga dapat segera diperbaiki. Selain itu, tindakan ini juga
berfungsi untuk mencegah terjadi kerusakan yang parah pada alat.
2. Memeriksa bata tahan api pada unit kiln sehingga bila kualitas bata sudah kurang
bagus, bata dapat segera diganti sehingga meminimalisir panas yang hilang ke
udara.
3. Pemasangan insulator pada unit SP dan cooler sehingga panas yang hilang ke udara
dapat dikurangi.
33
623.
624.
DAFTAR PUSTAKA
625.
626.
627.
628.
629.
McGraw630.
631.
Hill.
34
632.
633.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
634.
635.
departemen proses dan Process Control dari departemen Quality Control pada
tanggal 10 Juli 2014.
636.
286000 kg/jam
1,73%
92%
16460 kg/jam
250 m3/jam
9968 m3/jam
pembawa
650.
55 m3/jam
batubara SP
651. Laju umpan batubara kiln
653. Kapasitas udara primary fan
652.
654.
11100 kg/jam
150 m3/jam
kiln
655. Kapasitas udara nosering
657. Kapasitas udara pembawa
656.
658.
5271 m3/jam
55 m3/jam
batubara kiln
659. Kadar O2 gas buang kiln
661. Kadar O2 gas buang SP
663. Dust emmision
665. Temperatur umpan SP
667. Temperatur umpan batubara
660.
662.
664.
666.
668.
2,61 %
1,50 %
Kurang dari 80 mg/m3
90C
41,47 C
SP
669. NHV batubara
671. Temperatur udara tersier
673. Temperatur udara pendorong
670.
672.
674.
5366 kkal/kg
850C
30 C
bahan baku
675. Temperatur udara pembawa
676.
100C
umpan SP
677. Temperatur gas buang SP
679. Temperatur produk keluar SP
681. Temperatur dust return
683. Temperatur umpan batubara
678.
680.
682.
684.
427,77 C
808,885 C
808,885 C
39C
kiln
685. Temperatur udara sekunder
686.
1100 C
639.
641.
643.
645.
647.
umpan SP
649. Kapasitas
udara
35
687.
688.
115C
36
689.
690.
LAMPIRAN B
691.
692. B.1. Neraca Massa
693.
694.
696.
697.
698.
699.
701.
No
700.
Aliran Proses
703.
713.
SP Feed
723.
1.
714.
11
704.
2.
705.
3.
706.
4.
707.
SP
715.
Udara Pembawa
724.
12
Udara Pendorong
Batubara SP
Aliran Proses
Udara pendorong
batubara kiln
Udara primary fan
kiln
735.
736.
Udara sekunder
725.
737.
Batubara kiln
13
738.
Cooler feed
739.
Udara pendingin
SP
717.
733.
734.
Umpan
716.
702.
37
726.
14
727.
15
5.
708.
728.
6.
16
709.
718.
Udara Tersier
7.
719.
729.
710.
720.
Dust return
17
8.
721.
Gas buang SP
711.
722.
Kiln Feed
9.
730.
740.
EP
741.
Debu terbuang
742.
Klinker
18
712.
10.
731.
19
732.
20
743.
744.
= 286.000 kg/jam
38
747.
Kandungan
dalam SP feed (CCR Plant 10 PT. ITP)
748.
H2O
=1%
749.
= 0,01 x 286.000 kg
= 2860 kg/jam
751.
752.
= 283140 kg/jam
753.
754.
771.
Komponen
756.
763.
Komposisi
(% berat)
13,83
757.
SiO2
758.
Al2O3
764.
3,71
759.
Fe2O3
765.
2,06
760.
CaO
761.
MgO
766.
43,67
767.
0,66
762. IL
768. 36,07
769. Total
770. 100,00
(Quality Control Departement (QCD)Plant 10 PT. ITP)
772.
CaO dan MgO terdapat dalam bentuk CaCO3 dan MgCO3,
773.
774.
I. CaCO3
775.
CaO + CO2
% CaO= 43,67
BM CaCO3
x % CaO
BM CaO
776.
% CaCO3
100 kg / kgmol
x 43,67 %
56 kg / kgmol
777.
778.
=
II.
MgCO3
= 77,98 %
MgO + CO2
39
BM MgCO 3
x % MgO
BM MgO
779.
% MgCO3
84 kg / kgmol
x 0,66 %
40 kg / kgmol
780.
= 1,386 %
781.
Komposisi umpan SP berubah tanpa IL tidak diikutsertakan :
782.
Kompo
784.
785.
nen
SiO2
786.
Al2O3
787.
Fe2O3
791.
3,71
788.
CaCO3
792.
2,06
789.
MgCO3
793.
77,9
790.
Komposi
si (% berat)
13,8
3
8
794.
795.
Total
1,38
6
796. 98,966
797.
13,83%
x 100 %
98,966 %
798.
SiO2
= 13,97 %
3,71%
x 100 %
98,966%
799.
Al2O3 =
= 3,74 %
2,06 %
x 100 %
98,966 %
800.
Fe2O3 =
= 2,08 %
77,98 %
x 100 %
98,966%
801.
CaCO3 =
= 78,79 %
1,386 %
x 100 %
98,966 %
802.
803.
MgCO3
= 1,40 %
40
804.
Tabel B.4 Komposisi dan Berat Umpan SP Feed Yang Bereaksi Tanpa
IL
805.
806.
Komponen
Ko
807.
mposisi (%
aju Alir
berat)
808.
SiO2
813.
809.
Al2O3
810.
Fe2O3
13
818.
(kg/jam)
39554,65
,97
811.
CaCO3
814. 3,75
819.
10617,75
815. 2,08
820.
5889,312
821.
223114,3
816.
78
812.
,80
MgCO3
823.
817. 1,40
822.
824.
Total
3963,96
825.
100
283140
826.
2. Dust return
= 1,73%
= 36,07%
286000 kg
1,73
827.
Clinker teoritis
= 165317,9191 kg/jam
= 286000 x (1 0,3607)
= 182839,8 kg/jam
(182839,8 165317,9191) kg
x 100 %
182839,8 kg
Dust Return
= 9,5831 %
=
41
831.
Al2O3
Fe2O3
CaCO3
MgCO3
1017,5096 kg/jam
832.
564,3787 kg/jam
833.
21381,2684 kg/jam
834.
378,8703 kg/jam
835.
836.
837.
838.
Komponen
840.
Ko
839.
mposisi (%
SiO2
845.
L
aju alir
berat)
13,97
(kg/jam)
850. 3790,5624
841.
Al2O3
846. 3,75
31
842.
Fe2O3
847. 2,08
851. 1017,5096
843.
848.
CaCO3
78,80
852. 564,3787
849. 1,40
853. 21381,268
844.
MgCO3
855.
856.
100
854. 378,8703
857. 27133,589
Total
34
858.
35764,09557 kg/jam
860.
kg/jam
861.
kg/jam
862.
21381,2684
kg/jam
201733,0516 kg/jam
863.
kg/jam
3585,0897
42
864.
865.
866.
867.
Komponen
869.
SiO2
Ko
mposisi (%
berat)
13,97
874.
870.
Al2O3
875. 3,75
871.
Fe2O3
876. 2,08
872.
CaCO3
868.
877.
aju Alir
879.
(kg/jam)
35764,095
57
78,80
878. 1,40
880.
9600,2404
881.
5324,9333
882.
201733,05
873.
MgCO3
884.
16
883.
886.
885. 100
3583,0897
256005,41
Total
06
887.
889.
Reaksi I :
890.
891.
CaCO3
CaO
CO2
umpan
892.
= 185594,4075 kg/jam
BM CaO
x berat CaCO3 yang terkalsina si
BM CaCO3
56 gr / grmol
x 185594,4075 kg / jam
100 gr / grmol
895.
896.
= 103932,8682 kg/jam
43
897.
BM CO 2
x berat CaCO3 yang terkalsina si
BM CaCO3
44 gr / grmol
x 185594,4075 kg / jam
100 gr / grmol
898.
899.
= 81661,5393 kg/jam
900.
902.
= 16138,6441 kg/jam
903.
Reaksi II :
904.
MgCO3
905.
MgO
CO2
906.
907.
= 3296,442524 kg/jam
BM MgO
BM MgCO 3
908.
terkalsinasi
40 gr / grmol
x 3296,442524 kg / jam
84 gr / grmol
909.
910.
= 1569,734535 kg/jam
BM CO2
BM MgCO 3
911.
x massa MgCO3
yang terkalsinasi
44 gr / grmol
x 3296,442524 kg / jam
84 gr / grmol
914.
912.
913.
= 1726,70799 kg/jam
MgCO3 sisa
bereaksi
915.
44
916.
917.
= 286,647176 kg/jam
Komposisi SP feed setelah mengalami kalsinasi awal di dalam
Laju
alir
Komponen
(kg/jam
)
921.
SiO2
923.
Al2O3
925.
Fe2O3
927.
CaCO3
929.
MgCO3
931.
CaO
933.
MgO
935.
CO2
937.
922.
35764
,09557
924. 9600,
926.
928.
TOTAL
2404
5324,
9333
16138
,6441
930. 286,
647176
932. 1039
32,8682
934. 1569
,734535
936. 8338
8,24729
938. 2560
05,4106
939.
3. Bahan Bakar Suspension Preheater
16460 kg/jam
= 10,70 % x 16460
kg/jam
= 1761,22 kg/jam
Umpan batu bara kering = 16460 kg/jam 1761,22 kg/jam = 14698,78 kg/jam
941.
942.
45
944.
943.
Komponen
%
ber
at
949.
952.
955.
9,65
950. 5
951.
7,7
734,9
,00
953. 1
954.
4
2694,
8,33
956. 1
957.
29
154,3
959.
S
961.
,05
0
,47
962. 5
Ash
964. TOTAL
Reaksi pembakaran batubara di SP :
967.1.
C + O2
968.
969.
960.
69,08
963.
808,4
3
00,0
,5
965.
alir
(kg/jam)
948. 1023
958.
Laju
947.
946.
945.
966.
1469
8,78
CO2
terbentuk
44 gr / grmol
x 10237,7 kg / jam 37538,23kg / jam
12 gr / grmol
970.
O2
yang
diperlukan :
BM O2
32 gr / grmol
x berat C
x 10237,7 kg / jam 27300,53 kg / jam
BM C
12 gr / grmol
2. S + O2
971.
SO2
Jumlah S yang bereaksi = 69,08 kg/jam
46
972.
SO 2 yang terbentuk =
BM SO 2
64 g/mol
berat S=
69,08 kg / jam
BM S
32 g /mol
973.
= 138,16 kg/jam
974.
yang
O2
diperlukan
BM O2
32 gr / grmol
x berat S
x 69,08kg / jam
BM S
32 gr / grmol
975.
= 69,08 kg/jam
976.3.
H2O(l)
H2O(g)
978. 4.
H2 +
1
O2
2
H2O(g)
terbentuk
18 gr / grmol
x 734,94 kg / jam 6614,46kg / jam
2 gr / grmol
981.
O2
yang diperlukan=
32 gr / grmol 1
x x 734,94 kg / jam 5879,52 kg / jam
2 gr / grmol 2
5.
N + O2
NO2
46 gr / grmol
x 154,34 kg / jam 507,12 kg / jam
14 gr / grmol
983. NO2 yang terbentuk =
32 gr / grmol
x 154,34 kg / jam 352,78 kg / jam
14 gr / grmol
984. O2 yang diperlukan =
47
6.
2O
O2
Kebutuhan O2 teoritis di SP :
988.
989.
= 30907,62 kg/jam
990.
Temperatur
= 30 C
992.
Kelembaban
= 80 %
993.
Tekanan
= 1 atm
994.
995.
Humiditas
996.
997.
998.
Densitas udara ()
P RM
1 atm 28,84 kg/kmol
=
=1,16 kg/m3
3
RT
m atm
0,08205
303 K
kmol . K
999.
Udara kering
1
udara=0,979 kg/ jam
1+0,022
H2O
1002.
O2
1003.
N2
0,79
0,21
0,979
32=0,228 kg / jam
28,84
0,978
28=0,751 kg / jam
28,84
= A kg/jam
Udara kering =
1
A=0,979 A kg/ jam
1+0,022
48
1006.
H2O
1007.
1008.
N2
0,79
0,21
0,979 A
32=0,228 A kg/ jam
28,84
0,978 A
28=0,751 A kg/ jam
28,84
1009.
1010. Udara yang digunakan untuk SP adalah :
1. Udara Primary Fan SP
1011.
Kapasitas
1012.
Laju udara
1013.
1014.
Udara kering =
1015.
Laju H2O
1016.
Laju O2
1017.
2.
Laju N2
= 250 m3/jam
= 250 m3/jam x 1,16 kg/m3
= 290,011 kg/jam
1
290,011=283,768 kg/ jam
1+0,022
= 290,011 283,768 = 6,243 kg/jam
283,768
0,21
32=66,121kg / jam
=
28,84
=
283,768
28=217,647 kg / jam
28,84
Kapasitas
= 9968 m3/jam
1019.
Laju udara
1020.
= 11563,31 kg/jam
1021.
Udara kering =
1
11563,31=11314,39 kg / jam
1+0,022
1022.
Laju H2O
1023.
Laju O2
1024.
3.
0,79
Laju N2
0,21
11314,39
32=2636,363 kg/ jam
28,84
0,79
11314,39
28=8678,028 kg / jam
28,84
Kapasitas
= 55 m3/jam
1026.
Laju udara
1027.
= 3828,141 kg/jam
49
1028.
Udara kering =
1029.
Laju H2O
1030.
Laju O2
1
3828,141=3745,735 kg / jam
1+0,022
= 3828,141 3745,735 = 82,406 kg/jam
=
1031. Laju N2
0,21
3745,735
32=872,793 kg/ jam
28,84
0,79
3745,735
28=2872,943 kg / jam
28,84
1032.
1033.
Tabel
B.9,
B.10,
dan
B.11
menjelaskan tentang komposisi dan laju massa udara yang digunakan di SP.
1034.
1035.
1037. Komp
one
1038. Laju
osisi
massa
n
1039. H
(%berat)
(kg/jam)
2O
1042. O
1040. 0,022
1041. 248,917
1044. 2636,36
1043. 0,228
3
1047. 8678,02
1046. 0,750
8
1050. 11563,3
1045. N
2
1048. T
otal
1051.
1049. 1
1052.
0741
Tabel B.10 Komposisi dan Laju
1054. Komp
1055. Laju
osisi
massa
(%berat)
(kg/jam)
1057. 0,022
1058. 6,243
50
1059. O
2
1060. 0,228
1061. 66,121
1064. 217,64
1063. 0,750
7
1067. 290,01
1062. N
2
1065. T
otal
1068.
1066. 1
1069.
1
Tabel B.11 Komposisi dan Laju
1071. Komp
one
1072. Laju
osisi
massa
n
1073. H
(%berat)
(kg/jam)
O
1076. O
1074. 0,022
1075. 82,406
1077. 0,228
1078. 872,793
1081. 2872,94
1080. 0,750
3
1084. 3828,14
1079. N
2
1082. T
otal
1083. 1
1085.
1086. Untuk menghitung neraca massa di SP, maka harus diketahui terlebih dahulu
jumlah dan komposisi gas buang kiln (aliran 7). Untuk itu, perhitungan neraca
massa di SP dilanjutkan setelah perhitungan neraca massa kiln.
1087.
4. Neraca Massa Material di Kiln
1088. Tabel B.12 berisi komposisi dan laju massa kiln feed (SP feed yang menjadi
klinker ditambah dengan ash batubara SP).
1089. Tabel B.1.7 Komposisi abu batu bara SP
1090. Komponen
1092.
1094.
1096.
1098.
1100.
SiO2
Al2O3
Fe2O3
CaO
MgO
1091. Komposisi
(% berat)
1093. 32,78
1095. 17,84
1097. 4,00
1099. 31,72
1101. 0,37
51
1102. SO3
1103. 5,38
1104. IL
1105. 8,09
1106. Total
1107. 100,63
1108.(sumber : QC Plant 10 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Juni 2013)
1109. Karena komponen IL tidak ikut bereaksi, maka dicari komposisi baru yaitu :
=
32,78
x 100
92,54
= 35,42%
1111. Al2O3 =
17,84
x 100
92,54
= 19,28%
1112. Fe2O3 =
4,00
x 100
92,54
= 4,32%
1113. CaO
31,72
x 100
92,54
= 34,28%
1114. MgO =
0,37
x 100
92,54
= 0,4%
1115. SO3
5,38
x 100
92,54
= 6,30%
1110. SiO2
1116.
1117. Jadi massa abu batu bara SP :
1118. SiO2 = 35,42% x 808,43 = 286,37 kg/h
1119. Al2O3 = 19,28% x 808,43 = 155,85 kg/h
1120. Fe2O3 = 4,32% x 808,43 = 34,94 kg/h
1121. CaO = 34,28% x 808,43 = 277,11 kg/h
1122. MgO = 0,4% x 808,43 = 3,23 kg/h
1123. SO3 = 6,30% x 808,43 = 50,93 kg/h
1124.
1125.
1126. Tabel B.1.8 Komposisi abu batu bara SP
1127. Komponen
1129.
1131.
1133.
1135.
1137.
1139.
1141.
1143.
1144.
SiO2
Al2O3
Fe2O3
CaO
MgO
SO3
Total
1128. Berat
(kg/h)
1130. 286,37
1132. 155,85
1134. 34,94
1136. 277,11
1138. 3,23
1140. 50,93
1142. 808,43
52
1145. Tabel B.12 Komposisi dan Laju Massa Kiln Feed
1146. K
omp
1147. Komp
one
1148. Laju
osisi
massa
n
1149. S
(%berat)
(kg/jam)
1151. 36050,4
iO2
1152. A
1150. 0,208
l2O3
1155. F
1153. 0,056
1154. 9756,09
e2O3
1158. C
1156. 0,031
1157. 5359,87
aCO
1160. 16138,6
1159. 0,093
1161. M
gCO
1163. 286,647
1162. 0,002
2
1166. 104209,
1164. C
aO
1167. M
1165. 0,601
gO
1170. T
1168. 0,009
otal
1174.
98
1169. 1572,96
1172. 173374,
1171. 1
1173.
66
lanjutan :
1175.
Reaksi I :
1176.
CaCO3
1177.
1178.
CaO + CO2
BM CaO
x CaCO3 yang bereaksi
BM CaCO3
yang
terbentuk
53
56 gr / grmol
x 16138,64 kg / jam
100 gr / grmol
1179.
= 9037,6384
kg/jam
1180.
CO2
yang
terbentuk
44 gr / grmol
x 16138,64 kg / jam
100 gr / grmol
= 7101,0016 kg/jam
1181.
Reaksi II :
1182.
MgCO3
1183.
MgO + CO2
1184.
MgO
yang
terbentuk
BM MgO
x MgCO 3 yang bereaksi
BM CaCO3
40 gr / grmol
x 286,6472 kg / jam
84 gr / grmol
1185.
= 136,4987
kg/jam
1186.
CO2
yang
terbentuk
BM CO 2
x MgCO 3 yang bereaksi
BM CaCO3
44 gr / grmol
x 286,6472 kg / jam
84 gr / grmol
1187.
150,149
kg/jam
1188.
1189. Umpan Batu Bara dalam Rotary Kiln
Jumlah batu bara masuk Rotary Kiln = 11100 kg/jam
Kandungan air
54
1191.
kg/jam
= 9912,3 kg/jam
1192.
1193.
(kg/jam
)
1199. 690
1198. 69,65
3,92
1202. 495,
1201. 5,00
1200. H
62
1205. 181
1204. 18,33
1203. O
6,93
1208. 104,
1207. 1,05
1206. N
1209. S
1212. As
h
1215. To
tal
1195. Komposis
i (% berat)
1197. C
1218.
alir
08
1211. 46,5
1210. 0,47
9
1214. 545,
1213. 5,5
18
1217. 991
1216. 100,00
2,3
(QCD Plant 10 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, 2007)
1219.
1220.
1) C + 0,5 O2
1221.
2)
C + O2
CO
Di dalam Kiln tidak dihasilkan CO ( kadar CO = 0 %)
CO2
1222.
C yang bereaksi
= 6903,92 kg/jam
1223.
O2 yang dibutuhkan
32 kg / kmol
x 6903,92 kg / jam 18410,45 kg / jam
12 kg / kmol
55
1224.
44 kg / kmol
x 6903,92 kg / jam 25314,37 kg / jam
12 kg / kmol
1225.
3)
1226.
H2O(l)
H2O(g)
1187,7 kg/jam
1227.
4)
1228.
H2 + 0,5 O2
H2O
1229.
O2
yang
dibutuhkan
terbentuk
dibutuhkan
terbentuk
1 32 kg / kmol
x
x 495,62 3964,96 kg / jam
2 2 kg / kmol
1230.
H2O
yang
18 kg / kmol
x 495,62 kg / jam 4460,58 kg / jam
2 kg / kmol
5) S + O2
1231.
1232.
SO2
S yang bereaksi = 46,59 kg/jam
O2
yang
32 kg / kmol
x 46,59 kg / jam 46,59 kg / jam
32 kg / kmol
1233.
SO2
yang
64 kg / kmol
x 46,59 kg / jam 93,18 kg / jam
32 kg / kmol
1234.
6)
1235.
N + O2
NO2
56
1236.
O2
yang
dibutuhkan
terbentuk
32 kg / kmol
x 104,08 kg / jam 237,90 kg / jam
14 kg / kmol
1237.
NO2
yang
46 kg / kmol
x 104,08 kg / jam 341,98 kg / jam
14 kg / kmol
1238.
Kebutuhan
O2
teoritis
di
Kiln
(18410,45+46,59+237,90+3964,96) 1816,93
1239.
= 20842,97 kg/jam
1240.
Temperatur
= 30C
1242. Kelembaban
= 80%
1243. Tekanan
= 1 atm
P RM
1 atm 28,84 kg/kmol
=
=1,16 kg/m3
3
RT
m atm
0,08205
303 K
kmol . K
1249. Udara kering
1
udara=0,979 kg/ jam
1+0,022
H2O
1252.
O2
0,21
0,979
32=0,228 kg / jam
28,84
57
1253.
N2
0,79
= B kg/jam
Udara kering =
1256.
H2O
0,978
28=0,750 kg/ jam
28,84
1
B=0,979 B kg / jam
1+0,022
1257.
O2
1258.
N2
0,21
0,979 B
32=0,228 B kg/ jam
28,84
0,79
0,978 B
28=0,750 B kg / jam
28,84
1259.
1260. Udara yang digunakan untuk SP adalah :
1. Udara Primary FanKiln
1261.
Kapasitas
1262.
Laju udara
1263.
2.
= 150 m3/jam
= 150 m3/jam x 1,16 kg/m3
= 10440,386 kg/jam
1
10440,386=10215,642 kg / jam
1+0,022
1264.
Udara kering =
1265.
Laju H2O
1266.
Laju O2
1267.
Laju N2
0,79
10215,642
28=7835,298 kg/ jam
28,84
Kapasitas
= 5271 m3/jam
1269.
Laju udara
1270.
1271.
= 6114,586 kg/jam
Udara kering =
1
6114,586=5982,961 kg/ jam
1+0,022
1272.
Laju H2O
1273.
Laju O2
1274.
Laju N2
0,21
5982,961
32=1394,088 kg / jam
28,84
0,79
5982,961
28=4588,873 kg / jam
28,84
58
3.
Kapasitas
= 55 m3/jam
1276.
Laju udara
1277.
= 3828,141 kg/jam
1
3828,141=3745,735 kg / jam
1+0,022
1278.
Udara kering =
1279.
Laju H2O
1280.
Laju O2
1281. Laju N2
0,21
3745,735
32=872,793 kg/ jam
28,84
0,79
3745,735
28=2872,943 kg / jam
28,84
1282.
1283. Tabel B.14, B.15, dan B.15 menjelaskan tentang komposisi dan laju massa
udara yang digunakan di SP.
1284.
1285. Tabel B.14 Komposisi dan Laju Udara Pembawa Batubara Kiln (Aliran 11)
1287. Komp
1286. Kom
osisi (%
1288. Laju
massa
ponen
1289. H2O
1292. O2
berat)
1290. 0,022
1293. 0,228
(kg/jam)
1291. 82,406
1294. 872,793
1297. 2872,94
1295. N2
1296. 0,750
3
1300. 3828,14
1298. Total
1299. 1
1301.
1302. Tabel B.15 Komposisi dan Laju Udara Primary Fan Kiln (Aliran 12)
1304. Kompos
1303. Kom
ponen
isi (%
berat)
1305. Laju
massa
(kg/jam)
1308. 224,74
1306. H2O
1307. 0,022
41
1311. 2380,3
1309. O2
1312. N2
1310. 0,228
1313. 0,750
44
1314. 7835,2
59
98
1317. 10440,
1315. Total
1316. 1
1318.
39
1319. Tabel B.16 Komposisi dan Laju Udara Nose Ring (Aliran 13)
1321. Kompos
1320. Kom
ponen
isi (%
berat)
1322. Laju
massa
(kg/jam)
1325. 131,625
1323. H2O
1324. 0,022
1
1328. 1394,08
1326. O2
1327. 0,228
8
1331. 4588,87
1329. N2
1330. 0,750
3
1334. 6114,58
1332. Total
1333. 1
1335.
NO2
N2
O2
kg/jam
= Reaksi 6
1347.
=
Aliran 11
1348.
1349.
1350.
1351.
=
Aliran 11
= 341,98 kg/jam
Total NO2
= 341,98 kg/jam
= 2872,943 kg/jam
Aliran 12
= 7835,298 kg/jam
Aliran 13
= 4588,873 kg/jam
Aliran 14
= 0,750 B kg/jam
Total N2
= (15297,11 + 0,750 B) kg/jam
= 872,793 kg/jam
60
1352.
1353.
1354.
1355.
1356.
Aliran 12
Aliran 13
Aliran 14
Kebutuhan O2, teo
Total O2
kg/jam
Total gas buang kiln
Dari data CCR, kadar O2
1357. Sehingga, O2kiln outlet
1358. 2,61 %
1359.
= 2380,344 kg/jam
= 1394,088 kg/jam
= 0,228 B kg/jam
= 20842,97 kg/jam
= (0,228 B 16195,745)
= (38189,1037 + B) kg/jam
= 2,61%
=
Total O2
total gas buang kiln
0,228 B16195,745
38189,1037+ B
= 85153,4453 kg/jam
1360.
1361. Dari perhitungan diperoleh udara sekunder sebanyak 85153,4453 kg/jam
dengan komposisi dan laju massanya disajikan pada tabel B.17.
1362.
1363. Tabel B.17 Komposisi dan Laju Massa Udara Sekunder (Aliran 14)
1366. Laj
1365. Kompos
1364. Kom
ponen
u alir
isi (%
(kg/ja
berat)
m)
1369. 187
1367. H2O
1368. 0,022
3,38
1372. 194
1370. O2
1371. 0,228
14,99
1375. 638
1373. N2
1374. 0,750
65,08
1378. 851
1376. Total
1377. 1
53,4
1379.
1380. Sedangkan komposisi dan laju massa gas buang kiln dapat dilihat pada tabel
B.18.
1381.
1382. Tabel B.18 Komposisi dan Laju Massa Gas Buang Kiln (Aliran 7)
1383. Ko
1384. Kompo
1385. Laju
61
sisi (%
mponen
berat)
massa
(kg/jam)
1388. 32565,
1386. CO2
1389. SO2
1392. NO2
1387. 0,255
1390. 0,001
1393. 0,001
5206
1391. 93,18
1394. 341,98
1397. 7960,4
1395. H2O
1396. 0,070
4
1400. 79162,
1398. N2
1399. 0,656
19
1403. 3219,2
1401. O2
1404. Tota
1402. 0,016
4
1406. 123342
1405. 1
1407.
,5506
1408. Setelah diketahui komposisi dan gas buang kiln, neraca massa SP kembali
dapat dihitung.
NO2
N2
kg/jam
= Reaksi 5
1423.
1424.
=
Aliran 3
1425.
1426.
= 507,12 kg/jam
Aliran 7
= 341,98 kg/jam
Total NO2
= 849,1 kg/jam
= 8678,028 kg/jam
Aliran 4
= 217,647 kg/jam
Aliran 5
= 2872,943 kg/jam
62
O2
1427.
1428.
1429.
Aliran 6
Aliran 7
Total N2
kg/jam
=
Aliran 3
1430.
1431.
1432.
1433.
1434.
1435.
= 2636,363 kg/jam
Aliran 4
= 66,121 kg/jam
Aliran 5
= 872,793 kg/jam
Aliran 6
= 0,228 A kg/jam
Aliran 7
= 3219,24 kg/jam
Kebutuhan O2, teo
= 30907,62 kg/jam
Total O2
= (0,228 A 37702,137)
kg/jam
Total gas buang SP
Dari data CCR, kadar O2
= 0,751 A kg/jam
= 79162,19 kg/jam
= (90930,808 + 0,750 A)
= (214237,0949 + A) kg/jam
= 1,50%
1437. 1,50%
1438.
Total O2
total gas buang kiln
0,228 A37702,137
214237,0949+ A
= 192092,46 kg/jam
1439.
1440. Udara tersier terhitung adalah 192092,46 kg/jam dengan komposisi dan laju
massa ditunjukkan pada tabel B.19.
1441.
1442. Tabel B.19 Komposisi dan Laju Massa Udara Tersier (Aliran 6)
1443. Ko
mpone
n
1446. H2
1444. Komp
osisi
1445. Laju
massa
(%berat)
(kg/jam)
1448. 4226,0
1447. 0,022
3
1451. 43797,
1449. O2
1450. 0,228
08
1454. 144069
1452. N2
1455. Tot
1453. 0,750
.35
1457. 159373
al
1456. 1
,9
1458.
1459. Tabel B.20 Komposisi dan Laju Massa Gas Buang SP (Aliran 8)
63
1461. Komp
1460. Kom
1462. Laju
osisi
massa
ponen
(%berat)
(kg/jam)
1465. 14325
1463. CO2
1466. SO2
1469. NO2
1464. 0,378
1467. 0,001
1470. 0,001
4,2979
1468. 231,34
1471. 849,1
1474. 20899,
1472. H2O
1473. 0,050
72
1477. 23500
1475. N2
1476. 0,532
0,153
1480. 6094,0
1478. O2
1479. 0,038
94
1483. 40632
1481. Total
1482. 1
6,55
1484.
1485. Tabel B.21 Neraca Massa di SP
1486. Aliran
1487. Input
1488. Output
1489. Umpan
(kg/jam)
1490. 286000
(kg/jam)
1491.
bahan baku SP
1492. Umpan
1493. 16460
1494.
batubara SP
1495. Udara
1496. 290,011
1497.
primary fan
1498. Udara
1499. 3828,141
1500.
batubara
1501. Udara
1502. 11563,31
1503.
pembawa umpan
1504. Udara tersier
1507. Gas buang
1505. 192092,46
1508. 123342,5506
1506.
1509.
pendorong
kiln
1510. Gas buang
SP
1513. Umpan kiln
1516. Dust return
1519. Total
1522. % massa
1511.
1512. 406326,55
1514.
1515. 173374,66
1517.
1518. 27133,58934
1520. 633576,4696
1521. 606834,7993
1523. 4,221%
64
hilang
1524.
1525.
1526. Untuk menghitung neraca massa di kiln, maka harus diketahui terlebih
dahulu jumlah dan komposisi cooler feed. Cooler feed merupakan klinker
terbentuk ditambah dengan debu terbuang. Untuk itu, perhitungan neraca massa
di kiln dilanjutkan setelah perhitungan neraca massa di air quenching cooler.
1527.
5.
1534. Laju
1533. Kapasitas
fan (m3/jam)
ess
Fan 1
1538. Pr
1536. 25018,93
1539. 23421,63
1542. 36735,90
1545. 21013,48
6368
1549. 29576,
1548. 25496,92
ol Fan
4
1553. Co
644
1546. 24375,
ol Fan
3
1550. Co
0908
1543. 42613,
ol Fan
2
1547. Co
9588
1540. 27169,
ol Fan
1
1544. Co
(kg/jam)
1537. 29021,
ess
Fan 2
1541. Co
massa
4272
1552. 34097,
1551. 29394,49
1554. 25507,80
6084
1555. 29589,
65
ol Fan
5
1556. Co
048
ol Fan
1558. 25538,
6
1559. Co
1557. 22015,92
ol Fan
4672
1561. 37228,
7
1562. Co
1560. 32093,22
ol Fan
1352
1564. 72249,
8
1565. Co
1563. 62284,02
ol Fan
4632
1567. 51681,
9
1568. Co
1566. 44553,18
ol Fan
6888
1570. 54116,
10
1571. Tot
1569. 46651,79
al
0764
1573. 457257
1572. 394187,28
,245
1574.
1575.
1580.
1581.
= 9,311 kg/jam
66
1589. Tabel B.23 Neraca Massa di AQC
1592. O
utput
1591. Input
(kg/ja
1590. Aliran
1593. cooler
(kg/jam)
1594. 16530
m)
feed
1596. udara
8,6081
1597. 45725
pendingin
7,245
1595.
1598.
1601. 85
1599. udara
sekunder
153,4
1600.
453
1604. 19
1602. udara
tersier
1605. udara
2092,
1603.
46
1607. 18
cooler ke
0011,
EP
1608. debu
1606.
3397
1610. 9,
terbuang
1609.
311
1613. 16
5317,
1611. Clinker
1612.
9191
1616. 62
1615. 62256
1614. Total
1617. Massa
5,8531
hilang
2584,
4751
1618. 0.002%
1619.
1625. Output
1627. 176.782,119
(kg/jam)
1628.
baku kiln
1629. Umpan
1630. 10.800,000
1631.
67
batubara kiln
1632. Udara
1633. 10.440,386
1634.
primary fan
1635. Udara
1636. 3.828,141
1637.
batubara
1638. Udara nose
1639. 6.114,586
1640.
ring
1641. Udara
1642. 69.611,136
1643.
pendorong
sekunder
1644. Gas buang
kiln
1647. Umpan cooler
1650. Total
1653. %massa
1645.
1646. 102.945,571
1648.
1649. 167.634,265
1651. 277.576,368
1652. 270.579,836
1654. 2,521%
hilang
1655.
1656. Secara menyeluruh, neraca massa sistem PT ITP plant 10 Cirebon disajikan
pada tabel B.25.
1657.
1658. Tabel B.25 Neraca Massa Total Sistem
1659. Aliran
1662. Umpan bahan
baku SP
1665. Umpan
1666. 16460
1667.
batubara SP
1668. Udara primary
1669. 290,011
1670.
fan SP
1671. Udara
1672. 3828,141
1673.
1675. 11563,307
1676.
1678. 11100
1679.
batubara kiln
1680. Udara primary
1681. 10440,386
1682.
fan kiln
1683. Udara
1684. 3828,141
1685.
pendorong batubara
SP
1674. Udara
pembawa umpan
1677. Umpana
68
pendorong batubara
kiln
1686. Udara nose
1687. 6114,586
1688.
ring
1689. Udara
1690. 457257,245
1691.
pendingin
1692. Gas buang SP
1695. Dust return
1698. Udara cooler ke
EP
1701. Debu terbuang
1704. Clinker
1707. Total
1710. % masa hilang
1712.
1713.
1693.
1696.
1699.
1694. 406326,55
1697. 27133,58934
1700. 180011,3397
1702.
1703. 9,311
1705.
1706. 165317,9191
1708. 806881,817
1709. 778798,7091
1711. 3,48%
69
1714. B.2. Neraca Panas
1715. Neraca Panas di Sistem Suspension Preheater
1716.
1717.
1718.
1720.
No
1722.
1736.
1.
1723.
tepung baku
1730. Panas sensibel air
8.
1737.
umpan SP
1743. Panas disosiasi MgCO3
2.
1724.
dalam umpan
1731. Panas yang dibawa
9.
1738.
dan CaCO3
1744. Panas penguapan air
3.
1725.
batubara
1732. Panas sensibel air
10
dalam batubara
1745. Panas yang dibawa
4.
1726.
dalam batubara
1733. Panas udara gas buang
1739.
produk keluar SP
1746. Panas sensibel dust
5.
1727.
dari kiln
1734. Panas dari udara tersier
1735. Panas udara pendorong
6.
1728.
bahan bakar
7.
11
1740.
12
1741.
13
1748.
1749. Panas Masuk
1. Panas yang dibawa tepung baku
1750. Laju massa SP feed
return
1747. Panas yang hilang
= 290000 kg/jam
70
1751. Laju massa SP feed kering
= 287970 kg/jam
1752. Temperatur
= 95C
1753. Suhu basis
= 30C
1754.
1755.
1756.
1757.
1758. Tabel B.26 Komposisi dan Berat Molekul komponen di dalam SP feed
1760. %
1759. Komponen
berat
1763. 13,
31297
1762. SiO2
272
1766. 3,7
20253
1765. Al2O3
346
1769. 1,9
88234
1768. Fe2O3
571
1772. 79,
17068
1771. CaO
071
1775. 1,8
07858
1761. M
r
1764. 6
0
1767. 1
02
1770. 1
60
1773. 1
00
1776. 8
1774. MgO
651
4
1777. Berat molekul rata-rata = 95,653 kg/kmol
1778.
1779. Kapasitas panas spesifik bahan baku (Perry, tabel 2-194)
1780. Cp SiO2
= 10,87 + 0,008712 T 241200 T2
1781. Cp Al2O3
= 22,08 + 0,008971 T 522500 T2
1782. Cp Fe2O3
= 24,72 + 0,016040 T 423400 T2
1783. Cp CaCO3
= 19,68 + 0,01189 T 307600 T2
1784. Cp MgCO3
= 16,9
1785. Kapasitas panas bahan baku :
1786. Cp SiO2
= 0,133 (10,87 + 0,008712 T 241200 T2)
1787. Cp Al2O3
= 0,0372 (22,08 + 0,008971 T 522500 T2)
1788. Cp Fe2O3
= 0,0199 (24,72 + 0,016040 T 423400 T2)
1789. Cp CaCO3
= 0,792 (19,68 + 0,01189 T 307600 T2)
1790. Cp MgCO3
= 0,018 (16,9)
1791. Cp tepung baku
= 18,646 + 0,011T + 303497,874T2
368,15
1792. Cp total =
303,15
71
1793.
1794. Q1
= 1280,791
Cp total laju massa SP feed kering
=
BM rataratalaju klinker
1795.
= 23,003 kkal/kg klinker
1796.
2. Panas sensibel air dalam umpan SP
1797. Massa air
= 2030 kg/jam
1798. Temperatur
= 95C
1799. Cp air
= 1 kkal/kg.C
W air Cp udara T
1800. Q2
=
Berat klinker
1801.
1802.
3. Panas sensibel batubara SP
1803. Massa batubara
1804. Air dalam batubara
1805. Batubara kering
1806. Suhu batubara masuk
1807. Cp batubara
1808. Q3
1809.
= 1,056 kkal/kg klinker
1810.
4. Panas sensibel air dalam batubara SP
1811. Berat air dalam batubara= 1422,72 kg/jam
1812. Suhu batubara masuk
= 78C
1813. Cp
= 1 kkal/kg. C
Wair Cp batubara T
1814. Q4
=
Massa klinker
1815.
= 0,407 kkal/kg klinker
1816.
5. Panas pembakaran batubara SP
1817. NHV
= 5645 kkal/kg
1818. Berat batubara
= 15600 kg
NHV Wbatubara
1819. Q7
=
Massa klinker
1820.
= 525,335 kkal/kg klinker
1821.
6. Panas udara gas buang kiln suhu 840C
1822. Asumsi : kandungan gas terdiri dari H2O, SO2, NO2, CO2, O2, dan N2. Cp
komponen gas didapat dari perray, Fig. 13-03 dan Fig. 13-05 pada suhu 800C.
1823.
1824.
1825.
1826.
72
1827.
1828. Tabel B.27 Panas tiap Komponen Gas Buang Kiln
1831. C
1829. K
om
p
1830. M
(kkal
pon
assa
/ kg
en
(kg)
1835. 7
C)
1834. H
O
232,9
1836. 0,
5032
1840. 1
1849. S
O2
3758
1841. 0,
5
1845. 6
245
O2
8790
1846. 0,
5
1850. 1
258
O2
53,11
1851. 0,
4624
1855. 1
182
5739
1843. 1,90001
6428
1848. 84,1989
5053
1853. 0,13465
4597
1857.
2493
1856. 0,
7
1860. 2
153
1858. 0,10252
1483
1862.
0170
1861. 0,
252
1864. Total
1863. 31,9970
3432
1865. 135,808
2347
1866.
7. Panas dari udara tersier
1867. Massa udara masuk
1868. Temperatur masuk
1869. Temperatur basis
1870. Cp udara pada 850C
1838. 17,4750
1852.
6277,
1859. C
klinker)
1847.
38,67
1854. N
(kkal/kg
1842.
7538,
1844. N
1833. Q
1837.
604,9
1839. O
1832.
= 159373,919 kg/jam
= 850C
= 30C
= 0,251 kkal/kg. C (Perray fig 13-03)
73
1871. Q
Wudara Cp udara T
Massaklinker
1872.
= 195,683 kkal/kg klinker
1873.
8. Panas udara pendorong bahan baku
1874. Massa udara
= 3828,142 kg/jam
1875. Temperatur masuk
= 75C
1876. Temperatur basis
= 30C
1877. Cp udara
= 0,238 kkal/kg. C (Perray fig. 13-03)
Wudara Cp udara T
1878. Q
=
Massaklinker
1879.
= 0,245 kkal/kg klinker
1880.
9. Panas dari udara pembawa umpan SP
1881. Massa udara
= 11563,307 kg/jam
1882. Temperatur masuk
= 100C
1883. Temperatur basis
= 30C
1884. Cp udara
= 0,238 kkal/kg. C
Wudara Cp udara T
1885. Q
=
Massaklinker
1886.
1887.
1888. Panas Keluar
10. Panas Gas Buang SP
1889. Asumsi : kandungan gas terdiri dari H2O, SO2, NO2, CO2, O2 dan N2. Cp
komponen gas didapat dari Perray, Fig. 13-03 dan Fig. 13-05 pada suhu 330C.
1890.
1891. Tabel B.28 Panas Setiap Komposisi Gas Buang SP
1892. K
om
pon
en
1894. C
1893. m
1895.
assa
(kkal/
(kg)
1898. 1
kg C)
865
1897. H
2O
1896. Q
(kkal/ kg
klinker)
1900.
0,58
1899. 0,4
035
1903. 1
72
419
1901. 15,754
46678
1905.
1902. O
7,43
1904. 0,2
271
25
1906. 5,7169
14498
74
1908. 1
989
1907. N
2
1910.
14,4
1909. 0,2
356
1913. 3
52
74,2
1912. S
O2
O2
801
1914. 0,2
92
1918. 3
55
O2
03865
1916. 0,1708
07283
1920.
772
1919. 0,1
069
1923. 1
67
411
1922. C
1911. 89,709
1915.
38,9
1917. N
1921. 0,1013
10936
1925.
39,9
1924. 0,2
84
31
1926. 58,348
72945
1928. 169,80
1927. Total
12676
1929.
11. Panas Disosiasi MgCO3 dan CaCO3
1930. Disosiasi MgCO3
1931. Berat MgCO3 yang bereaksi = 4802,587 kg/jam
1932. Hf
= 261,5 kkal/kg (Perry, tabel 3-181)
W Hf
1933. Q
= Berat klinker
1934.
=
4802,587 kg / jam 261,5 kkal/kg
167630,058 kg/ jam
1935.
1936.
Disosiasi CaCO3
1937.
= 210317,365 kg/jam
1938.
Hf
1939.
W Hf
Berat klinker
75
1942.
1940.
1941.
Total panas
1943.
12. Panas Penguapan Air dalam Batubara
1944. Panas sensibel
1945. Massa air batubara
= 1422,72 kg/jam
1946. Temperatur masuk
= 30C
1947. Temperatur penguapan
= 100C
1948. Cp air
= 1 kkal/kg (Perray, Fig. 13-05)
W Cp T
1949. Q
= Berat klinker
1422,72 kg / jam 1 kkal/kg 70
167630,058 kg / jam
1950.
1951.
1952.
1953.
HL
= 583,2 kkal/kg
1954.
W HL
Berat klinker
1955.
1956.
1957.
1958.
13. Panas yang dibawa Produk Keluar SP
1959. Massa produk keluar
= 176782,119 kg/jam
1960. Temperatur keluar SP
= 750C
1961.
1962. Tabel B.29 Komposisi, Laju Massa dan Berat Molekul Produk Keluaran SP
1964.
%
1967. M
1965. mas
1966. M
1963. K
be
sa
rat
omp
ra
(kg/jam
(kg/k
ara
onen
1968. Si
t
1969.
)
1970. 235
mol)
1971. 6
ta
1972. 7
76
13,31
O2
,98
34,955
8
1977. 3
1975. 657
1976. 1
,79
6,743
02
5
1982. 3
1980. 351
1981. 1
,18
1,988
1984.
4,843
60
1
1987. 7
1983. C
79,17
1985. 139
1986. 1
9,1
aCO3
959,607
00
71
1992. 1
1990. 319
1991. 8
,51
5,971
1973. A
l2O3
1974.
3,720
1978. F
e2O3
1988. M
gCO3
1979.
1989.
1,808
9
1994. 9
5,6
1993. Total
53
1023,15
1995. Cp
303,15
1996. = 19489,95
laju massa SP feed kering Cp
= Berat klinker Mr ratarata
1997. Q1
1998.
287970 19489,95
167630,058 95,653
1999.
= 350,032 kkal/kg klinker
2000.
14. Panas Sensible Dust Return
2001. Massa dust return
= 22319,43 kg/jam
2002. Temperatur
= 415,4C
2003.
2004. Tabel B.30 Komposisi, Laju Massa dan Berat Molekul Dust Return
2005. k
omp
onen
2006.
%
2007. m
2008. M
2009.
ass
(kg
ra
(kg
/k
ta
/h)
mo
ra
l)
ta
Mr
77
t
2011.
13,3
1
2
9
2010. Si
O2
2012. 2
2014.
971
7,987
,37
78
957
2
2016.
2013. 6
0
36
31
3,72
0
2
5
2015. A
l2O3
2017. 8
2019.
30,
3,794
339
65
327
6
2021.
2018. 1
02
84
13
1,98
8
2
3
2022. 4
2024.
43,
3,1811
762
75
2020. F
615
e2O3
2025. C
1
2026.
aCO3
79,1
767
0,4
06
443
80
71
7
2027. 1
2023. 1
31
60
2028. 1
3
2029.
00
79,17
78
0
7
1
2031.
1,80
7
8
5
2032. 4
2034.
03,
1,518
503
60
2030. M
739
gCO3
2033. 8
4
12
67
2036.
95,65
28
99
2035. Total
34
688,55
2037. Cp
303,15
2038. = 9881,172
=
2040.
287970 9881,172
167630,058 95,653
2041.
2039.
2042.
15. Panas yang Hilang Karena Radiasi dan Konveksi
u A ( T sT 0 )
2043. Q
=
Berat klinker
2044. Keterangan :
79
2056. Q
(kkal/k
2051. cyclo
2052.
2053.
2054.
2055.
clinker
2059.
2060.
2061.
2058.
9
2064.
2065.
2066.
2067.
2070.
2071.
2072.
2073.
2076.
2077.
2078.
2079.
2082.
2083.
2084.
2085.
ne
2057. C4-1
2062. 0,6
64
2063. C4-2
2068. 0,6
14
2069. C4-3
2074. 0,7
43
2075. C4-4
2080. 0,6
90
2081. C3-1
2086. 1,1
07
2088.
2089.
2090.
2091.
2087. C3-2
2092. 1,2
63
2094.
2095.
2096.
2097.
2093. C2-1
2098. 1,7
23
2100.
2101.
2102.
2103.
2099. C2-2
2104. 1,8
60
2106.
2107.
2108.
2109.
2105. C1-1
2110. 1,8
63
2112.
2113.
2114.
2115.
2111. C1-2
2117. Total
2116. 2,3
11
2118. 12,
80
837
2119.
2120. Tabel B.32. Neraca Energi di Suspension Preheater
2121. Alira
n
2122. I
nput
2123. Alira
2124. Output
(kkal/ kg
(kkal
/kg
clink
er)
2130. Panas
2131. 2
2132. Panas
yang
3,00
gas
dibawa
buang SP
bahan
baku
2135. Panas
sensibel
2128.
clinker)
2129.
Prod
Hilan
k
2133.
2134.
169,
8
0
2136. 0
2137. Panas
,012
penguapa
air dalam
n air
1
2138.
2139.
5,54
4
bahan
baku
2140. Panas
2141. 5
2142. Panas
yang
26,3
disosiasi
346.
dibawa
91
MgCO3
dan
batubara
2145. Panas
sensibel
2146. 0
,407
air
batubara
2150. Panas
CaCO3
2147. Panas
sensibel
dust
2151. 1
return
2152. Panas
2143.
9
2148.
2144.
2149.
13,7
5
4
2153.
2154.
gas
35,8
karena
12,83
buang
08
radiasi
kiln
2155. Panas
dan
2156. 1
konveksi
2157. Panas
2158.
2159.
81
dari
95,6
yang
udara
83
dibawa
produk
tersier
2160. Panas
udara
2161. 0
350,
SP
2162.
2
2163.
2164.
2167.
2168.
2169.
,245
pendoron
g bahan
baku
2165. Panas
udara
2166. 1
,149
pembawa
umpan
SP
2170. Total
2171. 8
2172. Total
2173. 878,088
82,6
98
2174. Panas yang tak terhitung
2176. Total panas yang hilang
2178. % heat loss
2180.
2183.
82
2184.
2185. Aliran
2186.
No
2188.
N
2195. Panas sensibel umpan
1.
kiln
2189.
2.
batubara
2198. Panas dari udara primer
4.
5.
batubara
8.
6.
dalam batubara
2201. Panas udara sekunder
2194.
2205.
11
2193.
klinker
2204.
10
2191.
2192.
9.
3.
2202.
2203.
batubara
2190.
2187. Aliran
dalam batubara
2214. Panas yang hilang
2206.
karena konveksi
2207.
12
7.
2208.
13
1. Panas sensibel umpan kiln
2215. Q umpan kiln = Q umpan SP masuk kiln = 169,801
2216.
2. Panas udara pembawa batubara
2217. Berat
= 3828,142 kg/jam
2218. Temperatur
= 78C
2219. Cp
= 0,26 kkal/kg.C (Perray, tabel 2-219)
W Cp T
2220. Q
= Berat klinker
2221.
2222.
3. Panas yang dibawa batubara
2223. Temperatur batubara masuk
2224. Temperatur basis
2225. Massa batubara kiln kering
2226. Cp batubara
2227. Q1
= 78C
= 30C
= 9815,04 kg/jam
= 0,315 kkal/kg. C
W Cp T
= Berat klinker
2228.
83
2229.
4. Panas sensibel air dalam batubara
2230. Massa air
= 984,96 kg/jam
2231. Temperatur masuk
= 78C
2232. Cp
= 1 kkal/kg. C
Wair Cpudara T
2233. Q
=
Berat klinker
2234.
2235.
5. Panas pembakaran batubara
2236. NHV
= 5645 kkal/kg
= 10800 kg/jam
2238. Q
2239.
Wbatubara NHV
Berat klinker
2240.
2241.
6. Panas dari udara primer
2242. Berat
2243. Temperatur
2244. Cp
2245. Q
2246.
= 10440,386 kg/jam
= 78C
= 0,245 kkal/kg. C
W Cp T
= Berat klinker
=
2247.
2248.
7. Panas dari udara sekunder
2249. Massa
2250. Temperatur
2251. Cp
10440,386 0,245 48
167630,058
2252. Q
= 69611,136 kg/jam
= 800C
= 0,245 kkal/kg. C
W Cp T
= Berat klinker
2253.
2254.
2255.
2256.
Panas Keluar
84
2257. Q gas buang kiln = Q gas buang dari kiln masuk SP = 135,808 kkal/kg
klinker
2258.
9. Panas Disosiasi MgCO3 dan CaCO3
2259. Disosiasi MgCO3
2260. Berat MgCO3 yang bereaksi = 192,104 kg/jam
2261. Hf
= 261,5 kkal/kg (Perry, tabel 3-181)
W Hf
2262. Q
= Berat klinker
192,104 kg/ jam 261,5 kkal/kg
167630,058 kg / jam
2263.
2264.
2265. Disosiasi CaCO3
2266. Berat CaCO3 yang bereaksi
2267. Hf
2268. Q
= 8412,695 kg/jam
= 270,16 kkal/kg (Perry, tabel 3-181)
W Hf
= Berat klinker
2269. =
2270.
= 13,558 kkal/kg klinker
2271. Total panas
= 13,858 kkal/kg klinker
2272.
10. Panas penguapan air dalam batubara
2273. Panas sensibel
2274. Massa air batubara
= 984,96 kg/jam
2275. Temperatur masuk
= 78C
2276. Cp air
= 1 kkal/kg (Perray, Fig. 13-05)
W Cp T
2277. Q
= Berat klinker
2278. =
= 583,2 kkal/kg
W HL
= Berat klinker
2283.
2284.
2285. Total panas penguapan
2286.
11. Panas Reaksi Pembentukan Klinker
85
2287. Tabel B.33. Panas Reaksi Pembentukan Klinker
2288.
Ko
m
p
2289. Ko
2291. p
mposi
anas
si
reak
clinke
2292.
C3S
2296.
C2S
klinker (kkal/kg)
2293. 0,6
03
(Q)
2295. 31
2299. 8,63
4385
C3A
2304.
F
2308.
2294. -120
2297. 0,1
2301. 0,1
si
77,3
44425
2300.
C4A
2298. -60
1
2303. 32,9
2302. -320
2305. 0,1
6
2307. 10,8
089
2306. -100
Tot
9
2311. -
129,
l
2309. 1
2310. Q(kkal/kg clinker)
2312.
2313.
12. Panas Sensibel Klinker Keluar
2314. Massa klinker
= 167630,058 kg/jam
2315. Temperatur
= 1300C
2316. Cp
= 0,253 kkal/kg
W Cp T
2317. Q
= Berat klinker
2318.
812
86
13. Panas Hilang Karena Radiasi dan Konveksi
u A ( T sT 0 )
2320. Q
=
Berat klinker
2321. Keterangan :
2328.
2329.
Ts
2333.
3
2334.
4
2330.
(k
Ts-
ka
2331.
2335.
27
2337.
2336.
240
2339.
7
2340.
4
2341.
26
233
2345.
1
2346.
5
2347.
24
216
2351.
1
2352.
5
2353.
33
305
2357.
2
2363.
2
2358.
5
2364.
5
2359.
74
1,166
62
1,194
39
5
2356.
2355.
2354.
1,207
9
2350.
2349.
2348.
g)
2338.
7
2344.
2343.
2342.
/k
1,851
06
9
2362.
2361.
35
2360.
2365.
322
2366.
2367.
33
302
2,258
23
7
2368.
2,148
87
52
2369.
3
2370.
5
2371.
30
2373.
2372.
275
2375.
3
2376.
5
2377.
29
261
2381.
4
2382.
5
2383.
28
252
2387.
4
2388.
5
2389.
28
250
2393.
5
2394.
5
2395.
25
227
2399.
5
2400.
5
2401.
22
191
2405.
6
2406.
5
2407.
22
191
2411.
6
2412.
5
2413.
22
190
2417. Total
98
1,370
02
1,101
23
1,081
91
4
2416.
2415.
2414.
1,550
4
2410.
2409.
2408.
90
7
2404.
2403.
2402.
1,537
7
2398.
2397.
2396.
43
5
2392.
2391.
2390.
1,698
2
2386.
2385.
2384.
1,891
53
2380.
2379.
2378.
1
2374.
1,121
09
4
2418.
21,17
97
88
2
2419.
2420.
2421. Tabel B.35 Neraca Energi di Kiln
2422. Al
iran
2423. I
nput
2424. Alir
2425. Output
an
(kkal/ kg
(kkal
clinker)
/kg
clink
2431. Pa
er)
2432. 1
2429.
2430.
Produ
Hil
k
2433. Pana
2434.
nas
69,8
s yang
321,3
sensib
01
dibawa
10
el
kiln
2436. Pa
nas
2435.
clinker
2437. 0
,885
2438. Pana
2439.
s gas
135,8
yang
buang
08
dibaw
kiln
2440.
a
batub
ara
2441. Pa
nas
2442. 0
,285
2443. Pana
s
udara
disosiasi
pemb
MgCO3
awa
dan
batub
CaCO3
ara
2446. Pa
2444.
13,85
8
2447. 7
2448. Pana
2449.
nas
8,34
s reaksi
129,8
dari
pembent
12
udara
ukkan
sekun
clinker
der
2445.
2450.
89
2451. Pa
2452. 0
nas
,700
2453. Pana
s
dari
penguap
udara
an air
prime
dalam
r
2456. Pa
2457. 3
batubara
2458. Pana
nas
63,6
s dari
dari
94
konveks
pemb
i dan
akara
radiasi
2454.
2455.
3,709
2459.
2460.
21,
n
batub
ara
2461. Pa
2462. 0
nas
2463.
2464.
2465.
,285
sensib
el air
dalam
batub
ara
2466. T
2467. 6
otal
13,9
87
2470. Panas yang tak
2468. Tota
2469. 604,497
l
2471. 9,490 kkal/kg clinker
terhitung
2472. Total panas yang
hilang
2474. % heat loss
2475. 4,995%
2476.
2477.
2478.
2479.
2480.
2481.
2482.
2483.
90
2484. Neraca Panas di Grate Cooler
2485.
2486.
2487.
2488. Aliran
2489.
No
2491.
1.
N
2494. Panas yang dibawa
2497.
klinker
2492.
4.
2.
2498.
debu
2493.
2490. Aliran
5.
udara pendingin
2503. Panas yang dibawa
2499.
3.
6.
klinker dingin
2504. Panas udara masuk ke
2500.
EP
7.
2505. Panas Masuk
1. Panas yang dibawa klinker masuk cooler
2506. Q klinker masuk cooler = Q klinker keluar kiln = 321,31 kkal/kg klinker
2507.
2. Panas yang dibawa udara pendingin
2508. Massa udara
= 388847,533 kg/jam
2509. Temperatur udara
= 35C
2510. Cp
= 0,234 kkal/kg. C
W Cp T
2511. Q
= Berat klinker
2512.
388847,533 0,245 5
167630,058
91
2513.
2527.
= 49,095 kkal/kg klinker
2528.
5. Panas udara sekunder
2529. Q = 78,34 kkal/kg klinker (dari perhitungan neraca panas di kiln)
2530.
6. Panas udara tersier masuk ke SP
2531. Q = 195,683 kkal/kg klinker (dari perhitungan neraca panas di SP)
2532.
7. Panas yang dibawa klinker dingin
2533. Massa klinker
= 167630,058 kg/jam
2534. Temperatur
= 100C
2535. Cp
= 0,184 kkal/kg. C
W Cp T
2536. Q
= Berat klinker
167630,058 0,234 220
167630,058
2537.
2538.
= 12,88 kkal/kg. C
2539.
2540. Neraca energi di grate cooler disajikan pada tabel B.36.
2541.
2542.
92
2543.
2544. Tabel B.36 Neraca Energi di Grate Cooler
2545. Alira
n
2546. I
nput
2547. Alira
2548. Output
(kkal/ kg
(kkal
/kg
clink
er)
2554. Panas
2555. 3
2557. Panas
yang
21,31
udara
dibawa
masuk
clinker
2560. Panas
yang
2556.
2561. 2,
714
dibawa
EP
2562. Panas
udara
sekunder
udara
2552.
clinker)
2553.
Prod
Hilan
k
2558.
2559.
0,001
2563.
2564.
78,3
4
0
pendingi
n
2565.
2566.
2567. Panas
2568.
a udara
195,
tersier
2569.
8
2570.
2575.
2580. Total
2571.
2576.
2581. 3
24,02
4
2572. Panas
3
2573.
debu
0,00
keluar
cooler
2577. Panas
2578.
clinker
12,8
dingin
2582. Total
2574.
2579.
0
2583. 286,904
93
2584. Panas yang tak terhitung
2586. Total panas yang hilang
2588. % heat loss
2590. Efisiensi cooler
2592.
2593.
cooler=
2594.
2595.
2596.
2597.
2598.
2599.
2600.
2601.
2602.