Mini Riset Bab I II III IV V
Mini Riset Bab I II III IV V
Mini Riset Bab I II III IV V
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWASISWI KELAS 5 SD PANGGANG TERHADAP TERJADINYA COMMON
COLD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEDAYU 1
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
Tilovi Gani Ciputra, S.Ked
Ricky Andy S, S.Ked
Listya Normalita, S.Ked
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEPANITERAAN
PUSKESMAS SEDAYU I
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWASISWI KELAS 5 SD PANGGANG TERHADAP TERJADINYA COMMON
COLD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEDAYU 1
Telah dipresentasikan dan disahkan pada tanggal 24 Januari 2015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing IKM FKIK UMY
Pembimbing IKM
Puskesmas Sedayu 1
Kepala Puskesmas
Puskesmas Sedayu 1
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmanirrohim
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat,
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kepaniteraan
Kedokteran Komunitas yang berjudul Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada siswa-siswi Kelas 5 SD Panggang terhadap terjadinya Common Cold
di Wilayah Kerja Puskesmas sedayu I. Laporan Kepaniteraan Kedokteran
Komunitas ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sholawat dan salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:
1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. dr. Sistia Utami, selaku kepala Puskesmas Sedayu 1.
3. dr. Deny Anggoro Prakoso, M.Sc selaku dosen pembimbing Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah
Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis
dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan Mini Riset ini.
4. dr. Annafatul Mutmainah dan dr. Hari Dwisetiawan selaku dokter pembimbing
Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sedayu 1.
5. Seluruh staf Puskesmas Sedayu 1 atas bimbingan dan masukannya selama penulis
menjalankan stase Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sedayu 1.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Mini Riset ini masih jauh dari
sempurna, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan
oleh penulis. Semoga Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
menambah khasanah ilmu pengetahuan Kedokteran Indonesia.
Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, 24 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Judul ..........................................................................................................................
i
Lembar Pengesahan ..................................................................................................
ii
Kata Pengantar ..........................................................................................................
iii
Daftar Isi ..................................................................................................................
iv
Daftar Gambar dan Grafik ......................................................................................
vi
Daftar Tabel .............................................................................................................
vi
Daftar Lampiran .......................................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1
1
Profil Puskesmas .............................................................................................
1
1.a Visi ..................................................................................................................
2
1.b Misi .................................................................................................................
2
1.A Keadaan Geografis ..........................................................................................
2
1.B Keadaan Penduduk ..........................................................................................
4
1.C Keadaan Sosial ................................................................................................
5
2
Latar Belakang ................................................................................................
5
2.A Perumusan Masalah ........................................................................................
6
2.B Tujuan Penelitian ............................................................................................
7
2.C Manfaat Penelitian ..........................................................................................
7
BAB I
PENDAHULUAN
1. PROFIL PUSKESMAS
Profil Kesehatan Puskesmas sedayu I adalah gambaran situasi kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Sedayu I yang diterbitkan setiap tahunnya. Dalam Profil Kesehatan ini
memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang dianalisis dengan
analisa sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penerbitan profil kesehatan Puskesmas Sedayu I tahun 2013 ini adalah untuk
menampilkan informasi pencapaian Pembangunan Kesehatan di Puskesmas Sedayu I tahun
2013 dengan mengacu kepada Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
Sistimatika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Sedayu I tahun 2013 ini adalah sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan.
Menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Sedayu
I. Dalam bab ini diuraikan secara ringkas isi dan sistematika penyajianya.
Bab II Gambaran umum.
Menyajikan gambaran umum Wilayah kerja Puskesmas Sedayu I yang meliputi
keadaan geografi, keadaan penduduk, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi dan
lain-lain.
Bab III Sedayu Sehat
Berisi uraian tentang indikator angka kematian, angka kesakitan dan angka status
gizi masyarakat.
Bab IV Situasi Upaya Kesehatan
Menyajikan tentang hasil-hasil yang dicapai oleh Pembangunan Kesehatan di
Puskesmas Sedayu I yang meliputi indikator angka kematian, angka kesakitan dan
angka status gizi masyarakat.
1
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
: Kecaman Pajangan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
: Desa Argorejo
Sebelah Timur
Sebelah Barat
2. Topografi
Sekitar 60 % dari wilayah Kecamatan Sedayu berupa bentangan yang datar hingga
berombak, 15 % lainnya berupa bentangan yang berombak hingga berbukit dan 25 % dari
wilayah berupa bentangan yang berbukit hingga. Luas wilayah kerja Puskesmas Sedayu I
ditampilkan dalam tabel
1.B KEADAAN PENDUDUK
3
1. Penduduk.
Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Sedayu I pada tahun 2013 berdasarkan data
monografi desa tercatat 25.027 jiwa dengan Jumlah Kepala Keluarga (KK). Jadi dalam tiap
keluarga rata-rata terdiri dari 4 sampai 5 jiwa.
2. Kepadatan Penduduk.
Kepadatan penduduk pada tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Sedayu I yang terdiri
dari 2 (dua) desa adalah sebesar 9 jiwa / km2. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah kerja
Puskesmas merupakan daerah yang tidak terlalu padat
1.C KEADAAN EKONOMI
1. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Tingginya rasio beban tanggungan merupakan penghambat ekonomi suatu negara, karena
sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan
untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif. Sehingga apabila penduduk usia
tidak produktif besar maka beban tanggungan ekonomi usia produktif semakin tinggi.
Grafik 1. Piramida Penduduk Tahun 2013
Dari Piramida Penduduk Tahun 2013 , jumlah penduduk terbanyak adalah golongan usia
30-34 tahun untuk perempuan dan golongan usia 20-24 tahun untuk laki-laki.
4
menciptakan suatu
kesehatan yang diarahkan pada PHBS masyarakat dilihat dari indikator derajat kesehatan
dan target tahun 2010 yang telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih
sehat sebesar 65 % dan Persentase Rumah Sehat 80 %, persentase tempat-tempat umum
sehat 80 %, persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 85 % (Depkes RI,
2007).
Adapun manfaat PHBS adalah terwujudnya
setiap anggota keluarga yang tinggal dalam lingkungan sehat dalam rangka mencegah
timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lain, meningkatkan derajat kesehatan, dan memanfaatkan
pelayanan
kesehatan,
serta mengembangkan
Penyakit yang muncul akibat rendahnya PHBS antara lain cacingan, diare, sakit gigi,
common cold, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang pada akhirnya akan
mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan indonesia dan rendahnya kualitas hidup sumber
daya manusia.
Demikian halnya di wilayah Puskesmas Sedayu I Bantul Yogyakarta didapatkan bahwa
penyakit terbanyak pada tahun 2014 pada anak-anak usia 9 14 tahun adalah Common Cold,
yaitu sebanyak 98 kasus. Sedangkan yang kedua adalah demam tanpa sebab yang jelas, yaitu
sebanyak 76 kasus, kemudian dyspepsia sebanyak 28 kasus, disturbances in tooth eruption
sebanyak 25 kasus, dan faringitis akut sebanyak 25 kasus. Oleh karena itu peneliti memilih
Common cold sebagai subjek penelitian ini.
2.A Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah ada hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan angka kejadian
Common Cold anak-anak kelas 5 di SD Panggang?
2.B Tujuan Penelitian
2.B.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap angka
kejadian common cold anak-anak kelas 5 di SD Panggang.
2.B.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tindakan anak-anak mengenai PHBS yang berkaitan dengan lingkungan di
SD Panggang.
2. Mengetahui angka kejadian Common Cold pada anak-anak kelas 5 di SD Panggang.
2.C Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru SD Panggang untuk menerapkan perilaku
hidup bersih sehat agar terhindar dari penyakit yang berhubungan dengan
rendahnya PHBS.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan PHBS.
3. Untuk menurunkan resiko terjadinya Common Cold pada anak-anak sehubungan
dengan PHBS di SD Panggang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Program PHBS merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi),
bina
suasana
(Social
Support)
dan
pemberdayaan
masyarakat
sedangkan pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan
lintas sektor terkait (Depkes RI, 2002).
Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan
bulanan, sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun
berjalan ( Depkes RI, 2002).
Dalam setiap tahapan manajemen tersebut, petugas promosi kesehatan tidak
mungkin bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan petugas lintas program dan
lintas sektor terkait terutama masyarakat itu sendiri (Depkes RI, 2002) Program promosi
kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan penindak lanjutan (precede proceed
model) yang diadaptasi dari konsep Lawrence Green. Model ini mengkaji masalah
perilaku
manusia
dan
faktor-faktor
yang mempengaruhinya,
serta
cara
sosial
budaya
sehingga
lingkungan
tersebut
tidak
mempengaruhi
membuat
setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stres tidak
menyebabkan gangguan kesehatan.
Kita
jamban
pemerintah daerah, perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama termasuk juga petugas
kesehatan setempat.
2.1.3. Manajemen PHBS
Menurut Depkes RI (2002), manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses
manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan berikut ini:
a. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan
sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Diharapkan
semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi. Kualitas hidup ini salah satunya
dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka
kualitas hidup juga semakin tinggi.
b. Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan,
dimana dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang
sedang dihadapi. Yang paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan seseorang
adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Misalnya, seseorang menderita diare
karena minum air yang tidak dimasak, seseorang membuang sampah sembarangan
karena tidak adanya fasilitas tong sampah
c. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang
langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
d. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanva aksi
dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya. Faktor perilaku akan
terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup merupakan pola
seseorang
atau
sekelompok
orang
yang
dilakukan
karena
kebiasaan
jenis pekerjaannya
mengikuti trend yang berlaku dalam kelompok sebayanya, ataupun hanya untuk meniru
dari tokoh idolanya. Misalnya, seseorang yang mengidolakan aktor atau artis yang tidak
merokok. Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu (Depkes RI, 2002)
12
yang dapat
selalu memelihara rambut dan kulit kepala dan kesan cantik serta
kaki
sama
halnya
dengan
bahwa dalam menghindari penyakit akibat kuku yang kotor maka perlu diperhatikan hal
berikut:
a. Membersihkan tangan sebelum makan
b. Memotong kuku secara teratur
c. Membersihkan lingkungan
d. Mencuci kaki sebelum tidur.
2.2.5. Kebiasaan Berolah Raga.
Olah raga yang teratur mencakup kualitas gerakan dan kuantitas dalam arti dan
frekuensi yang digunakan untuk berolah raga. Dengan demikian akan menentukan
status
kesehatan
seseorang
khususnya
anak-anak
pada
masa pertumbuhan
(Notoatmodjo S., 2007). Dorongan berolah raga secara teratur dapat memelihara jantung,
peredaran darah dan frekuensi nadi. Macam-macam olah raga dapat kita lakukan
antara lain bersepeda, lari, berenang dan senam (Irianto, K., 2007).
2.2.6. Kebiasaan Tidur yang Cukup
Tidur yang cukup diperlukan oleh tubuh kita untuk memulihkan tenaga.
Dengan tidur yang cukup, kemampuan dan keterampilan akan meningkat, sebab
susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat.
merupakan kebutuhan penting yang dibutuhkan setiap hari. Tidur yang sehat apabila
lingkungan tempat tidur udaranya bersih, suasana tenang dan cahaya lampu remangremang (tidak silau) serta kondisi tubuh yang nyaman. Misalnya, tungkai diletakkan
agak tinggi agar memperlancar peredaran darah pada anggota gerak bawah (Irianto K.,
2007)
19
Tidur yang sehat harus memenuhi syarat kepadatan hunian ruang tidur yaitu luas
ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 (dua) orang tidur
(Depkes RI, 1989).
2.2.7. Gizi dan Menu Seimbang
Keadaan gizi setiap individu merupakan faktor yang amat penting karena zat gizi
zat kehidupan yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia
sepanjang hayatnya. Gizi seimbang adalah satu faktor percepatan pada pertumbuhan
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, aktif dan produktif. Sebaliknya, kekurangan gizi
pada anak-anak akan mengakibatkan lemahnya kemampuan belajar, cepat lelah dan sakitsakitan (Hidayat Syarif, 1997 yang dikutip oleh Tarigan M., 2004)
Hal penting yang perlu diperhatikan pada gizi seimbang ini adalah makanan yang
beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, lemak protein, vitamin, mineral dan serat
sesuai dengan proporsi yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan serta pola makan
yang teratur yaitu tiga kali sehari pada pagi, siang dan malam hari (Tarigan M.,
2004)
2.3 Common Cold
2.3.1 Tinjauan Umum Penyakit Common Cold
Penyakit Common cold merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan
faktor pendukung lainnya. Tingkat kejadian penyakit ini dari tahun ketahun terjadi
peningkatan.
2.3.2 Definisi Common Cold
Common Cold adalah infeksi primer di nasofaring dan hidung yang sering
mengeluarkan
cairan,
penyakit
ini
banyak
dijumpai
pada
bayi
dan
anak.
Dibedakan istilah nasofaring akut untuk anak dan common cold untuk orang dewasa oleh
karena manifestasi klinis penyakit ini pada orang dewasa dan anak berlainan. Pada anak
infeksi lebih luas , mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah disamping
nasofaring, disertai demam yang tinggi. Pada orang dewasa infeksi mencakup daerah
20
terbatas dan biasanya tidak disertai demam yang tinggi (Ngastiyah, 1997 : 12).
Pada dasarnya penyakit batuk dan pilek pada Bayi maupun
Balita dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Sebagian besar penyebabnya adalah virus. Selain virus
batuk dan pilek serta demam tidak saja dipengaruhi oleh virus tetapi dapat juga
disebabkan oleh bakteri (Danarti, 2010 : 2-3).
Bagi kebanyakan orang, flu dianggap hal yang biasa dan akan sembuh dengan
sendirinya dalam 1 atau 2 minggu. Namun bagi sebagian orang flu dapat membuat
mereka sangat menderita, mereka yang dimaksud adalah bayi dan anak usia dibawah
lima tahun (Aden R, 2010: 2 dan 22).
Pada Bayi, Balita dan Anak, infeksi saluran nafas yaitu Common cold sangat
berbahaya karena dapat menggangu makan dan kadang-kadang menyebabkan infeksi
saluran nafas bawah yang lebih akut apabila tidak ada perhatian khusus dari orang tua
maupun peran perawat di masyarakat serta menentukan apakah diperlukan intervensi
medis (Gould, 2003 : 219-220).
2.3.3 Etiologi Penyakit Common Cold
Commond cold merupakan rhinitis akut yang disebabkan oleh virus selesma.
Rhinitis berarti iritasi hidung dan adalah derivative dari rhino, berarti hidung.
Selaput lendir pada hidung yang terkena iritasi atau radang akan memproduksi lebih
banyak lendir dan mengembang, sehingga hidung menjadi tersumbat dan pernafasan jadi
sulit (Admin, 2011).
Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu
(common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup family yang
paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah di identifikasi dengan reaksi netralisasi
memakai antiserum spesifik. Rhinovirus berasal dari bahasa yunani rhin- yang
artinya adalah hidung. Rhinovirus merupakan organisme mikroskopis yang menyerang
sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal mereka serta memperbanyak diri di
sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis
rhinovirus. Selain virus, batuk dan pilek dan demam juga di sebabkan oleh bakteri.
Keadaan bayi yang demikian biasa disertai panas. Gejala yang lebih berat lagi
21
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering mengenai
bayi dan anak. Bayi yang masih sangat mudah tertular, karenanya perawat yang sedang
batuk pilek tidak diperkenankan bekerja di ruangan bayi walaupun ia memakai masker,
karena virus dapat menembusnya. Penularan juga masih tetap terjadi karena seseorang
yang pilek akan sering memegang hidungnya karena rasa gatal atau membuang
ingusnya, jika tidak segera mencuci tangan ia menjadi sumber penularan. Masa
tunasnya adalah 1-2 hari dengan faktor predisposisi kelelahan, gizi buruk, anemia, dan
kedinginan. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada waktu pergantian musim.
Komplikasi lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil dari pada anak yang lebih
besar (Ngastiyah, 1997 : 12-13)
Bayi dan anak dapat tertular virus penyebab common cold melalui:
1. Penularan melalui udara. Bila seseorang sakit batuk-pilek, saat dia batuk,
bersin atau berbicara bisa menularkan virus pada bayi dan anak.
2. Kontak langsung. Virus dapat menular ketika orang yang sedang sakit
menyentuh hidung/mulutnya, lalu menyentuh tangan bayi/anak, selanjutnya
bayi/anak menyentuh hidung/mulutnya dengan tangannya yang sudah
terkontaminasi virus.
3. Menyentuh benda yang terkontaminasi virus. Virus dari orang yang sedang
sakit dapat melekat di permukaan benda dalam waktu 2 jam atau lebih.
Anak/bayi bisa tertular bila menyentuh benda yang terkontaminasi virus lalu
menyentuh mulut/hidungnya.
2.3.6 Pencegahan Penyakit Common Cold
Virus penyebab selesma atau comond cold sangat mudah menyebar, baik melalui
kontak langsung maupun lewat udara atau cairan tubuh. Untuk menghindarkan
diri dari penyakit commond cold ini, secara umum yang perlu diperhatikan dan
dilakukan setiap harinya, antara lain:
1. Menjaga kebersihan perorangan seperti sering mencuci tangan, menutup mulut
ketika batuk dan bersin, dan membuang ludah / dahak dari mulut dan ingus hidung
23
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DISAIN PENELITIAN
Disain penelitian adalah Observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Dalam penelitian observasional analitik, peneliti hanya akan melakukan
pengamatan tanpa melakukan intervensi maupun manipulasi subyek. Selain itu, penelitian
di arahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dan peneliti berupaya mencari
hubungan antar variabel. Dalam penelitian dengan pendekatan cross sectional, peneliti
tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Pengambilan data
primer adalah dengan pemberian kuesioner kepada siswa siswi SD Panggang kelas 5
yang dikerjakan bersamaan. Pengambilan data sekunder didapatkan dari daftar TOP
Penyakit dari puskesmas Sedayu 1 dari tanggal 1 Januari 2014 hingga 31 Desember
2014.
3.2 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah sekelompok subjek besar atau data dengan karakteristik tertentu.
Populasi dibagi 2 yaitu :
1. Populasi target
Populasi yang ditentukan oleh karakteristik klinis dan demografis dalam
penelitian yaitu anak-anak yang ada dalam cakupan wilayah puskesmas Sedayu
1.
2. Populasi terjangkau
Adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu, dalam
penelitian ini yaitu anak-anak kelas 5 SD panggang Sedayu, Bantul. Penarikan
sampel dilakukan dengan total sampling. Dengan memberikan kesempatan yang
sama kepada seluruh populasi terjangkau untuk menjadi sampel. Dengan
demikian
sampel
yang
didapat
diharapkan
merupakan
sampel
yang
representatif.
3.3 LOKASI DAN WAKTU
25
Variabel bebas (Independent) adalah perilaku PHBS yang dilakukan seharihari oleh para siswa yang dinilai dengan indikator kuesioner perilaku
b)
PHBS.
Variabel terikat (Dependent) adalah pernah atau tidak pernah, mengalami
kejadian batuk pilek yang menjadi symptom utama dari common cold.
Common Cold
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan faktor pendukung yang
lain dengan gejala utama batuk dan pilek.
26
Tindakan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap setiap pertanyaan
pada kuesioner. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal dan total skor sebanyak 100.
Masing-masing soal mempunyai bobot nilai sebanyak 10 poin.
Berdasarkan kriteria pemberian skor, tindakan anak-anak dikategorikan dengan
skala pengukuran sebagai berikut:
1. PHBS, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) >
(lebih dari) 70.
2. Tidak PHBS, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai
(skor) < (kurang dari) 70.
3.7 ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul proses selanjutnya adalah analisis data. Berdasarkan jenis
data yang didapatkan berupa data nominal-nominal dan berupa kuatnya hubungan antara
variable satu dengan variabel lain maka peneliti memilih analisis Chi-Square. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.
3.8 ALUR PENELITIAN
1.
2.
3.
4.
5.
Kerahasiaan informasi yang telah didapat dijaga kerahasiannya untuk diteliti dan
hanya informasi tertentu saja yang ditampilkan.
3.10 MATRIKS PRIORITAS MASALAH
Tabel 3.1 Matriks Prioritas Masalah
I
No
1
2
3
4
5
Masalah
Common Cold
Demam tanpa sebab yang jelas
Dispepsia
Disturbance in tooth eruption
Faringitis akut
P
5
4
3
3
3
S
4
4
1
2
3
RI
5
3
1
1
2
DU
3
3
2
2
3
SB
4
2
1
1
3
P
B
2
2
1
1
1
P
C
1
1
1
1
1
IxTxR
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
384
304
40
176
128
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
Penelitian dilakukan pada siswa - siswi kelas 5 di SD Panggang yang merupakan
ruang lingkup kerja Puskesmas Sedayu 1 pada tanggal 16 Januari 2015 yang berjumlah 33
anak.
Tabel 4.1 Distribusi Responden
14 (42%)
19 (58%)
10
13 (39%)
USIA
(tahun)
11
17 (51%)
12
3 (10%)
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa distribusi responden pada penelitian ini terdapat
14 responden laki laki dan 19 responden perempuan sehingga dapat diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan jenis kelamin cukup merata pada penelitian ini terhadap
anak kelas 5 SD Panggang. Dari tabel 1 juga dapat diketahui bahwa anak tersebut berusia 10
tahun sebanyak 13 anak (39%), usia 11 tahun sebanyak 17 anak (51%), usia 12 tahun
sebanyak 3 (10%).
Tabel 4.2 Hubungan PHBS dengan Angka kejadian Common Cold anak kelas 5 SD Panggang.
PHBS
TIDAK PHBS
TOTAL
SAKIT
9 (29%)
0
9 (27%)
TIDAK SAKIT
22 (71%)
2 (100%)
24 (73%)
TOTAL
31 (93%)
2 (7%)
33
Dari tabel 2 tentang hubungan PHBS dengan angka kejadian Common Cold anak
kelas 5 SD Panggang dinilai dengan melihat berapa jawaban yang benar terhadap kuesioner
yang terbagi menjadi kategori PHBS ( skor > 70%) dan tidak PHBS ( skor < 70%) dan
kejadian Common Cold. Dari hasil penelitian didapatkan anak dengan PHBS dan menderita
Common Cold berjumlah 9 anak, anak tidak PHBS dan menderita Common Cold berjumlah
0 anak, anak dengan PHBS yang tidak menderita Common Cold berjumlah 22 anak, anak
tidak PHBS dan tidak menderita Common Cold berjumlah 2 anak.
Berdasarkan tabel 2 diatas juga dapat diketahui bahwa tindakan PHBS pada anak
kelas 5 SD Panggang sebagian besar melakukan tindakan PHBS khususnya dalam hal cuci
tangan dalam kegiatannya sehari hari, dengan nilai anak yang melakukan PHBS sebanyak 31
anak atau 93% dan 2 anak belum melakukan tindakan PHBS atau 7%.
.798a
.006
1.322
.774
Chi-Square Tests
df
Asymp. Sig. Exact Sig. (2(2-sided)
sided)
1
.372
1
.941
1
.250
1.000
1
.379
33
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .55.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan tabel 3 tentang hubungan PHBS dengan angka kejadian Common Cold
anak kelas 5 SD Panggang yang diuji menggunakan Chi-Square didapatkan hasil p = 0,798
(p> 0,005) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara PHBS dengan angka kejadian
Common Cold anak kelas 5 SD Panggang di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1.
Dari hasil kuesioner yang dilakukan pada anak kelas 5 SD Panggang, nilai terendah
terdapat pada soal yang berkaitan dengan kebiasaan anak- anak dalam hal cuci tangan setelah
bermain dan beistirahat.
Tidak adanya hubungan antara PHBS (cuci tangan) dengan angka kejadian Common
Cold anak kelas 5 SD Panggang di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1 dapat dikarenakan
oleh berbagai sebab. Diantaranya adalah pengetahuan anak-anak dalam penularan Common
Cold seperti kebiasaan menutup mulut atau hidung saat bersin atau batuk, kebiasaan mencuci
tangan, konsumsi makanan yang bersih dan sehat.
4.2 Alternatif Jalan Keluar
Tabel 4.4 Alternatif Jalan Keluar
MASALAH
Banyak kejadian Common
Cold pada anak-anak.
PENYEBAB
1. Kurangnya informasi
mengenai Common Cold
(penyebab, penularan,
pencegahan, serta
pengobatan)
ALTERNATIF
1. Edukasi mengenai
Common Cold
(penyebab, penularan,
pencegahan, serta
pengobatan)
2. Rendahnya kebiasaan
mencuci tangan
3. Kurangnya konsumsi
2. Memberikan fasilitas
.523
Efektivitas
I
Efisiensi
M xIxV
C
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Saran
a. Dokter ataupun petugas kesehatan perlu memberikan edukasi kepada Siswa dan pendidik
SD Panggang Sedayu mengenai pencegahan dan penularan Common Cold.
b. Perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil jumlah sampel yang lebih
banyak dari berbagai tingkat pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi U., 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. J akarta : UI Press
Adisasmito W, 2008. Sistem Kesehatan. J akarta: Rajagrafindo Persada
BAPENAS, 2008. Analisa nasional Penyediaan fasilitas Sanitasi & Permintaan Kesanggupan
Enam kota Di Indonesia. J akarta : BAPENAS
Departemen Kesehatan RI, 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Jakarta : Pusat
Promosi Kesehatan Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI, 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah.
Pusat Promosi Kesehatan. J akarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI, 2001. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga.
Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat. J akarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI, 2002. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota
Sehat. J akarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI, 2004. Standar
Kabupaten/Kota. J akarta : Depkes RI
Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesehatan di
Penyakit
Menular
dan
Departemen Kesehatan RI, 2006. Laporan Tahunan Promkes Tahun 2006. Jakarta: Depkes RI
Departemen
Kesehatan
RI,
1999.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.829/Menkes/SK/VII/1989 tentang Persyaratan Kesehatan Pemukiman dan Perumahan.
J akarta: Depkes RI tahun 1999
Hadijah S, 2008. Pengetahuan Sikap dan Tindakan tentang Sanitasi perumahan Masyarakat
Suku Laut Di Kecamatan :Lingga Kabupaten Lingga Propinsi Kepulauan Riau Tahun
2007. Skripsi, FKM USU, Medan
Irianto K, 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya
Notoadmodjo S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. J akarta : Rineka Cipta
Sari S., 2006. Hubungan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Personal Higiene Anak
Jalanan Bimbingan Rumah Singgah YMS Bandung. Skripsi, Keperawatan Komunitas
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung.
Tarigan M., 2004. Penerapan Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan
Rumah Tanggadi Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Tahun 2004. Skripsi, FKM USU Medan,
2008. Pengertian Panti Asuhan. Diambil dalam www.wikipedia.com. Diakses tanggal 10
Desember 2008 ,2008.
Psikologi Anak Panti Asuhan. Diambil dalam www.referensikesehatan.com. Diakses
tanggal 21 April 2009
Pemberitahuan Persetujuan
(Informed Consent)
Yang bertandatangan di bawah ini, saya :
Nama
Umur
Jabatan
Alamat
:
:
Dokter Muda
KUESIONER
IDENTITAS
Nama
: ..
Umur
: ..
Jenis Kelamin : ..
1. Apakah adik-adik mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan air bersih?
1. Ya
2. Tidak
2. Apakah adik-adik mandi 2x sehari dengan air bersih dan sabun?
1. Ya
2. Tidak
3. Apakah adik-adik mempunyai kebiasaaan menggosok gigi 2 x sehari?
1. Ya
2. Tidak
4. Apakah adik-adik selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah buang air besar ?
1. Ya
2. Tidak
5. Apakah adik-adik meminum air yang telah di masak terlebih dahulu?
1. Ya
2. Tidak
6. Apakah adik-adik mencuci rambut dengan air bersih dan sampo minimal 2 hari sekali?
1. Ya
2. Tidak
7. Apakah adik-adik membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia di sekolah?
1. Ya
2. Tidak
8. Apakah adik-adik mempergunakan toilet sekolah untuk buang air besar dan kecil?
1. Ya
2. Tidak
9. Apakah adik-adik mencuci tangan setiap habis bermain di luar rumah dan sekolah dengan
menggunakan air bersih dan sabun?
1. Ya
2. Tidak
10. Apakah adik- adik menyiram wc/toilet dengan air bersih setiap selesai menggunakannya?
1. Ya
2. Tidak
11. Apakah adik-adik mengalami sakit batuk dan pilek dalam satu bulan terakhir?
1. Ya 2. Tidak