Isolasi Dan Karakterisasi Enzim Protease Dari Tumbuhan
Isolasi Dan Karakterisasi Enzim Protease Dari Tumbuhan
Isolasi Dan Karakterisasi Enzim Protease Dari Tumbuhan
KARAKTERISASI ENZIM
PROTEASE DARI
TUMBUHAN
Praktikum Biokimia
Tahun Akademik 2014/2015
Disusun oleh:
Kelompok IV
Rahma Joni
(1210412031)
Prayoga Wibhawa Nu Tursedhi (1210412032)
Amalya Ova
(1210412043)
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makhluk hidup termasuk tumbuhan membutuhkan reaksi
biokimia seluler yang melibatkan enzim untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Salah satu enzim yang terlibat adalah
protease. Pada tanaman protease tidak hanya diperlukan
untuk degradasi protein, tetapi juga untuk pertahanan tubuh,
perkembangan dan pematangan buah, aktivasi proenzim,
penguraian simpanan protein dalam biji yang sedang
berkecambah dan lain sebagainya.
Jurusan Kimia Universitas Andalas Padang - 2014
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui sumber dari enzim
2. Mampu mengisolasi enzim dari sumbernya
3. Dapat mengklasifikasikan enzim dari substrat yang
digunakan
4. Melakukan pemurnian sederhana enzim
Perkembangan
ilmu
bioteknologi
telah
menempatkan
penggunaan enzim sebagai salah satu alternatif untuk
berbagai keperluan misalnya di bidang industri, pengobatan,
dan analisis. Keuntungan penggunaan enzim antara lain:
(1)enzim merupakan bahan alami yang tidak beracun
(2)enzim dapat mempercepat reaksi tanpa menyebabkan
terbentuknya hasil reaksi yang tidak diinginkan
(3)enzim aktif pada konsentrasi rendah
(4)kecepatan reaksi enzim dapat diatur dengan mengatur
suhu, pH, dan jumlah enzim yang digunakan
(5)enzim dapat diinaktifkan jika reaksi yang diinginkan sudah
diperoleh
(6)enzim merupakan senyawa alamiah yang ramah lingkungan
(Suhartono, 1993).
Jurusan Kimia Universitas Andalas Padang - 2014
2.2 Protease
Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan
ikatan peptida pada protein. Protease dibutuhkan secara fisiologi
untuk kehidupan organisme pada tumbuhan, hewan maupun
mikroorganisme (Rao et al., 1998). Penggunaan tumbuhan sebagai
sumber protease dibatasi oleh tersedianya tanah untuk penanaman
dan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan. Di samping itu proses
produksi protease dari tumbuhan sangat memakan waktu. Protease
tumbuhan yang dikenal antara lain papain, bromelain, dan keratinase.
Protease hewan yang paling dikenal adalah tripsin, kimotripsin, pepsin
dan rennin. Enzim-enzim ini dapat diperoleh dalam keadaan murni
dengan jumlah besar (Boyer, 1971).
2.3 Papain
Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah
tanaman pepaya dan buah pepaya muda. Getah pepaya tersebut
terdapat hampir di semua bagian tanaman pepaya, kecuali
bagian akar dan biji. Kandungan papain paling banyak terdapat
dalam buah pepaya yang masih muda. Getah pepaya (papain)
cukup banyak mengandung enzim yang bersifat proteolitik
(pengurai protein).
Aktivitas enzim papain cukup spesifik karena papain hanya dapat
mengkatalisis proses hidrolisis dengan baik pada kondisi pH
serta suhu dalam kisaran waktu tertentu.
Papain mempunyai pH optimum 7,2 pada substrat BAEE (benzoil
arginil etil ester), pH 6,5 pada substrat kasein. Suhu optimal
papain sendiri adalah 50-60. Papain relatif tahan terhadap suhu,
bila dibandingkan dengan enzim proteolitik lainnya seperti
2.4 Bromelin
Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai, kulit,
daun, buah, maupun batang dalam jumlah yang berbeda. Dilaporkan
bahwa kandungan enzim bromelin lebih banyak terdapat pada batang
yang selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelin pada
batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman.
Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama
yang bergetah sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada
sama sekali. Sedangkan bagian tengah batang mengandung bromelin
lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya (Hartadi, 1980).
Alat
Fungsi
1.
Gelas piala
wadah larutan
2.
Blender
3.
Sentrifuge
4.
Tabung reaksi
wadah sampel
5.
Spektrofotometer
6.
Pipet gondok
7.
Gelas ukur
Bahan
Fungsi
1.
NaOH
2.
Casein
sebagai substrat
3.
4.
Folin ciocalteu
sebagai pengompleks
5.
EDTA 0,1 M
6.
TCA 0,1 M
sebagai inhibitor
Isolasi papain
Getah
Koloid
Sampel
- Ditambahkan TCA 2,5
- Ditambahkan kasein 2
mL
mL
- Diinkubasi 30 menit
- Diinkubasi 30 menit
- Ditambahkan kasein 2
- Ditambahkan TCA 2,5
SupernamL
Superna
mL
tan- Disentrifus 5 menit
tan
- Disentrifus 5 menit
- Ditambahkan 1 mL supernatan
- Ditambahkan 2 mL NaOH
- Ditambahkan 1 mL perealsi folin
- Diukur aktivitas dengan spektrofotometer 500 600 nm
(interval 10 nm)
Absorban
Jurusan Kimia Universitas Andalas Padang - 2014
Isolasi bromelin
Nenas
- Ditambahkan akuades
- Diblender
- Disaring
Filtrat
- Dimasukkan masing masing 2 mL
ke dua tabung reaksi
- Ditambahkan 2 mL buffer fosfat PH
7
- Ditambahkan 0,5 mL EDTA 0,01 M
- Diinkubasi 5 menit
Blanko
-
Endapan
- Dimasukkan masing masing 2
mL kedua tabung reaksi
- Ditambahkan 2 mL buffer fosfat
PH 7
- Ditambahkan 0,5 mL EDTA 0,01
M
- Diinkubasi 5 menit
Sampel
- Ditambahkan casein 2
mL
- Diinkubasi 30 menit
- Ditambahkan TCA 2,5
mL
- Disentrifus 5 menit
Jurusan Kimia Universitas Andalas Padang - 2014
Supernatan
Supernatan
Ditambahkan 1 mL supernatan
Ditambahkan 2 mL NaOH
Ditambahkan 1 mL pereaksi folin
Diukur aktivitas dengan spektrofotometer 500 600 nm
(interval 10 nm)
Absorban
Pemurnian enzim
Getah
-
Koloid
- disentrifus 5 menit
Filtrat
- ditambah aseton dingin 1
mL
- ditunggu sampai terbentuk
Filtrat koloid
- ditambah aseton dingin
1,4 mL
Filtrat
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
- digabung dengan endapan
- dimasukkan ke tabung reaksi
- ditambahkan buffer fosfat
Blanko
Superna
tan
Enzim
- diambil 2 mL dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
- ditambah EDTA 0,5 mL, diinkubasi 5
Sampel
menit
- Ditambahkan casein 2
Ditambahkan TCA 2,5 mL
Diinkubasi 30 menit
mL
- Diinkubasi 30 menit
Ditambahkan casein 2 mL
- Ditambahkan TCA 2,5
Disentrifus 5 menit
Superna
mL
tan Disentrifus 5 menit
- Ditambahkan 1 mL supernatan
- Ditambahkan 2 mL NaOH
- Ditambahkan 1 mL perealsi folin
- Diukur aktivitas dengan spektrofotometer 500 600 nm
(interval 10 nm)
Absorban
Jurusan Kimia Universitas Andalas Padang - 2014
4.1
A. Data
Papain
Bromelin
No.
(nm)
blanko
sampel
blanko
sampel
500
0,116
-0,020
0,024
0,096
510
0,117
-0,005
0,044
0,103
520
0,119
-0,001
0,048
0,105
530
0,123
0,002
0,049
0,106
540
0,124
0,002
0,046
0,107
550
0,123
0,004
0,045
0,105
560
0,124
0,005
0,044
0,100
570
0,126
0,003
0,040
0,101
580
0,125
0,005
0,038
0,096
10
590
0,118
0,003
0,031
0,086
11
600
0,120
0,006
0,028
0,089
(nm)
Absorban
Absorban
blanko
blanko
sampel
500
0,116
0,116
0,443
510
0,117
0,117
0,466
520
0,119
0,119
0,486
530
0,123
0,123
0,568
540
0,124
0,124
0,524
550
0,123
0,123
0,542
560
0,124
0,124
0,570
570
0,126
0,126
0,580
580
0,125
0,125
0,592
10
590
0,118
0,118
0,622
11
600
0,120
0,120
0,643
B. Perhitungan
Menghitung aktivitas enzim bromelin
Aktivitas blanko
=
= 0,082 U/menit
Aktivitas sampel
= 0,178 U/menit
Aktivitas enzim
= 0,096 U/menit
= 0,21 U/menit
Aktivitas sampel
= 0,01 U/menit
Aktivitas enzim
= 0,2 U/menit
= 0,21 U/menit
Aktivitas sampel
= 1,072 U/menit
Aktivitas enzim
= 0,862 U/menit
4.2
Pembahasan
Pada percobaan isolasi dan karakterisasi enzim protease dari
tumbuhan, sampel tumbuhan yang digunakan adalah nenas dan pepaya.
Pada buah nenas terdapat enzim bromelin sedangkan pada getah
pepaya terdapat enzim papain. Pada kedua tumbuhan ini dilakukan 2
penentuan yang berbeda yaitu untuk sampel dan untuk blanko.
Pada isolasi papain, getah pepaya yang telah dikumpulkan ditambahkan
buffer fosfat secukupnya yang berfungsi untuk menetralkan getah
pepaya pada pH 7, pada pH ini aktivitas enzim papain dan bromelin
berada pada kondisi optimum. Pada keadaan terlalu basa atau asam
enzim akan mengalami denaturasi karena stabilitasnya terganggu.
Ditambahkan EDTA yang berfungsi sebagai aktivator enzim.
akan didegradasi oleh TCA (Pada tahap sampel) membentuk molekulmolekul yang lebih sederhana, sedangkan pada tabung blanko
ditambahkan casein sebagai substrat yang akan didegradasi oleh enzim.
Sentrifus dilakukan selama 5 menit agar endapan dan larutan terpisah
baik.
Ditambahkan NaOH berfungsi untuk mempertajam warna kompleks
Ditambahkan pereaski folin sebagai pengompleks. Jika folin
ditambahkan dengan NaOH akan terbentuk khelat.
Hal yang sama dilakukan pada penentuan aktivitas enzim bromelin.
Pada permurnian enzim papain dilakukan dengan menggunakan aseton .
Fungsi dari aseton adalah untuk mengendapkan enzim. digunakan
aseton karena dibandingkan pelarut organik lainnya aseton tidak akan
merusak aktivitas enzim.
5.2 SARAN
1. Teliti dalam pengukuran menggunakan
spektrofotometer.
2. Gunakan masker ketika menambahkan aseton
pada proses pemurnian.
3. Pahami prinsip dan cara kerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lehninger . 1982. Dasar-dasar Biokimia .
Jakarta : Erlangga
2. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta : UI Press.
3. Wuryanti. 2004. Isolasi dan penentuan aktivitas
enzim bromelin dari buah nanas (Ananas
comosus L). Semarang : FMIPA UNDIP