Hidrolisis Protein Enzimatis
Hidrolisis Protein Enzimatis
Hidrolisis Protein Enzimatis
Penggunaan enzim dalam menghidrolisis protein dianggap paling aman dan menguntungkan.
Hal ini disebabkan kemampuan enzim dalam menghidrolisis protein dapat menghasilkan
produk hidrolisat yang terhindar dari perubahan dan kerusakan produk (Purbasari 2008).
Enzim protease dapat diisolasi dari tanaman, seperti papain dari getah pepaya (Carica
papaya), bromelin dari buah nanas (Ananas comosus L. Merr) dan fisin dari getah tanaman
ficus (Ficus benjamina L.). Enzim protease yang sudah sering dimanfaatkan adalah enzim
papain dan enzim bromelin.
Enzim papain adalah enzim yang terdapat pada getah pepaya. Enzim papain
merupakan jenis enzim proteolitik yaitu enzim yang mengkatalisa reaksi pemecahan rantai
polipeptida pada protein dengan cara menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa yang
lebih sederhana seperti dipeptida dan asam amino (Winarno 1983). Enzim papain termasuk
enzim proteolitik dan enzimnya disebut protease. Sifat kimia enzim protease tergantung dari
jenis gugusan kimia yang terdapat dalam enzim tersebut. Karena papain memiliki gugus
sulfihidril pada lokasi aktifnya maka enzim papain termasuk dalam golongan enzim
proteolitik sulfihidril. Enzim papain mempunyai keaktifan sintetik yaitu kemampuan untuk
membuat protein baru atau senyawa yang menyerupai protein yang disebut plastein.
Disamping keaktifan untuk memecah protein. Beberapa kegunaan enzim papain telah diteliti,
antara lain berfungsi dalam pengempukan daging, pembuatan konsentrat protein, proses
hidrolisis protein dan sebagai anti dingin dalam industri pembuatan bir (Yuniwati et all
2008).
Bromelin merupakan campuran protease yang diisolasi dari tanaman nanas (Ananas
comosus L. Merr) (Gautam 2010). Jenis protease dalam bromelin adalah protease sulfhidril
(Tochi 2008). Bromelin dimanfaatkan untuk pengempukan daging, obat gangguan
pencernaan dan anti inflamasi. Enzim ini juga digunakan untuk aplikasi industri pada
pelarutan protein gandum, penstabilan bir, produksi hidrolisat protein dan penyamakan kulit.
Aktivitas bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu bagian tanaman nanas sebagai
sumber enzim, jenis substrat, inhibitor dan jenis presipitan yang digunakan untuk pemurnian
bromelin. Enzim bromelin yang diisolasi dari daging buah nanas matang memiliki aktivitas
lebih tinggi daripada enzim bromelin yang diisolasi dari daun dan buah nanas mentah.
Aktivitas bromelin stabil pada rentang pH 2 sampai 9.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahasiswa mampu melakukan hidrolisis protein
secara enzimatis dengan menggunakan ekstrak nanas dan pepaya dan mampu memahami
konsep pemutusan ikatan peptide dengan enzim protease serta memahami perubahan tingkat
tekstur protein.
METODOLOGI
Praktikum hidrolisis protein enzimatis dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober
2015, pukul 12.30 14.10 WIB di Laboratorium FHA, Gedung Dekanat Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Peralatan yang digunakan dalam praktikum hidrolisis protein enzimatis meliputi
cawan petri untuk menyimpan sampel yang akan diamati, blender untuk menghaluskan
sampel, pisau untuk memotong sampel menjadi bagian terkecil, timbangan untuk menimbang
massa sampel, gelas ukur untuk mengukur volume aquades atau sampel, pH meter untuk
mengukur pH sampel, indikator universal untuk mengidentifikasi keasaman atau kebasaan
larutan atau sampel, tabung reaksi untuk tempat mereaksikan sampel, pipet tetes untuk
mengambil atau memindahkan larutan, spatula untuk mengaduk atau mengambil sampel,
alumunium foil untuk menutup tempat sampel dan kertas label untuk memberi nama pada
tempat sampel.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum hidrolisis protein enzimatis meliputi
10 gram tempe dan 8 gram daging ikan, sampel selanjutnya adalah sampel yang diuji dan
diamati dalam keadaan encer atau diencerkan misalnya susu dan telur dimana masing-masing
sampel yang digunakan sebanyak 5 mL. Bahan lain yang digunakan dalam praktikum adalah
buah nanas yang terdiri dari nanas muda dan nanas tua dimana dari buah nanas tersebut akan
menghasilkan enzim bromelin, kemudian pepaya yang terdiri dari pepaya muda dan pepaya
tua dimana dari buah pepaya tersebut akan menghasilkan enzim papain. Bahan yang
digunakan selanjutnya adalah aquades yang akan digunakan sebagai bahan untuk pengencer.
PROSEDUR PERCOBAAN
Disiapkan sampel berupa daging ikan sebanyak 8 gram dan tempe sebanyak 10 gram,
dan disiapkan pula sampel yang sudah diencerkan seperti susu dan telur sebanyak 5 mL.
Sampel tempe dan daging ikan masing-masing disimpan dalam dua cawan petri.
Sedangkan untuk sampel yang telah diencerkan seperti telur dan susu disimpan dalam
tabung reaksi dimana masing-masing sampel disimpan dalam dua tabung reaksi juga.
pH awal pada masing-masing sampel diukur, kemudian diamati tekstur, bau dan warna
awal pada setiap sampel.
Ditambahkan filtrat pada masing-masing sampel, dimana filtrat tersebut terdiri dari nanas
muda serta nanas tua dan pepaya muda serta pepaya tua dimana setiap filtrat tersebut
harus sudah halus atau bahkan sudah encer sebelumnya. Untuk setiap kelompok
mengamati filtrat dan sampel yang berbeda-beda.
Sampel ditutup dan didiamkan selama 30 menit kemudian ditunggu bagaimana reaksi
yang terjadi.
Setelah 30 menit, tutup pada cawan petri dan tabung reaksi dibuka, kemudian diamati
perubahan yang terjadi baik secara tekstur sampel, warna sampel dan bau yang
dihasilkan setelah penambahan filtrat berupa enzim papain berasal dari buah pepaya dan
enzim bromelin yang berasal dari buah nanas.
Sampel yang telah ditambah filtrat dan didiamkan selama 30 menit kemudian diukur pH
akhirnya.
Hasil pengamatan yang telah didapatkan kemudian dicatat dan dimasukkan ke dalam
tabel hasil pengamatan.
TABEL HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Laboratorium FHA
Kelompok
Sampel
Filtrat
pH
Awal
Pepaya Muda
Akhir
Pengamatan Awal
Pengamatan Akhir
Berbau kedelai,
Berwarna putih
berwarna putih
krem, bertekstur
krem dan
bertekstur empuk
berbau dominan
tempe
Berwarna putih
krem, bertekstur
Pepaya Tua
Nanas Muda
10
Nanas Tua
Berbau kedelai,
Berwarna pucat,
berwarna putih
berbau dominan
krem dan
kedelai dan
bertekstur keras
bertekstur kenyal
Berwarna pucat,
berbau dominan
kedelai dan
bertekstur kenyal
Pepaya Muda
11
Telur (5 mL)
10
Berbau amis,
Berwarna pucat,
lengket, berwarna
berbau dominan
bening kekuningan
pepaya dan
bertekstur semakin
seperti lendir
cair
Berwarna bening
Pepaya Tua
kekuningan, ada
gumpalan berwarna
orange, berbau
dominan pepaya
dan bertekstur
kenyal
Nanas Muda
Berbau amis,
Bertekstur lebih
lengket, berwarna
encer, masih
bening kekuningan
seperti lendir
sedikit, berwarna
kuning bening dan
12
Telur (5 mL)
10
lebih kuning,
bertekstur encer
dan ada endapan
nanas
Pepaya Muda
13
Susu (5 mL)
Berwarna putih,
berwarna putih
beraroma susu
pucat dan
bertekstur cair
Pepaya Tua
Beraroma pepaya,
berwarna jingga
dan bertekstur
kental
Nanas Muda
Berwarna putih,
Beraroma lebih
kuat nanas
beraroma susu
14
Susu (5 mL)
putih
Berwarna putih
Nanas Tua
kekuningan dan
beraroma nanas
dengan bau susu
Pepaya Muda
15
Daging (8 gr)
Pepaya Tua
Berbau amis,
Berwarna pudar,
berwarna abu-abu
pucat dan
bertekstur lebih
bertekstur kenyal
bertekstur lebih
lunak dan rusak
Nanas Muda
16
Daging (8 gr)
Nanas Tua
Berbau amis,
Bertekstur lunak,
berwarna merah
berbau dominan
bertekstur kenyal
putih pucat
Bertekstur kenyal,
berbau dominan
nanas dan berwarna
putih pucat
PEMBAHASAN
Hidrolisis protein merupakan protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan
asam, basa atau enzim proteolitik yang menghasilkan produk berupa asam amino dan peptida.
Penggunaan enzim dalam menghidrolisis protein dianggap paling aman dan menguntungkan
karena kemampuan enzim dalam menghidrolisis protein dapat menghasilkan produk
hidrolisat yang terhindar dari perubahan dan kerusakan produk. Enzim yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah enzim papain yang berasal dari buah pepaya dan enzim bromelin
yang berasal dari buah nanas.
Enzim papain dan enzim bromelin merupakan jenis dari enzim protease yang dapat
menghidrolisis protein sehingga menjadi senyawa yang lebih sederhana berupa asam amino.
Dalam pengujian hidrolisis protein enzimatis ini dilakukan percobaan dengan menggunakan
sampel berupa tempe, susu, telur dan daging ikan. Pengujian ini dilakukan dengan cara
menambahkan enzim papain yang berasal dari pepaya dan enzim bromelin yang berasal dari
nanas.
Pada awalnya buah nanas dan buah pepaya disiapkan, buah nanas yang digunakan
berupa buah nanas yang masih muda dan buah nanas yang sudah tua, begitu juga dengan
buah pepaya yang digunakan pepaya muda dan pepaya tua. Hal ini bertujuan supaya kita
dapat mengetahui bagaimana efektivitas kerja enzim yang berasal dari buah yang masih muda
dan buah yang sudah tua. Setelah itu, buah dihaluskan dengan menggunakan blender
sehingga tekstur buah menjadi halus dan lebih encer. Pada praktikum kali ini, praktikan tidak
melakukan penghaluskan karena telah dihaluskan dan disiapkan oleh asisten praktikum.
Sampel yang tersedia disiapkan dan diukur berat dan takarannya. Sampel yang digunakan
dalam praktikum hidrolisis protein enzimatis ini adalah 10 gram tempe dan 8 gram daging
ikan serta susu dan telur dimana masing-masing sampel yang digunakan sebanyak 5 mL.
Setiap kelompok melakukan pengamatan dan pengujian dengan menggunakan sampel
yang berbeda dan pemberian filtrat yang berbeda pula. Namun ada beberapa kelompok yang
melakukan pengujian dengan sampel yang sama namun dengan pemberian filtrat yang
berbeda. Pada kelompok 11, sampel yang digunakan adalah telur (5 mL) dengan
menggunakan filtrat pepaya muda dan pepaya tua. Telur tersebut diletakkan didalam tabung
reaksi dan diamati warna, tekstur, bau dan diukur pH awalnya sebelum dimasukkan filtrat.
pH awal yang didapatkan sebesar 10 dengan bau amis, lengket, berwarna bening kekuningan
dan bertekstur cair seperti lendir. Setelah diamati warna, tekstur, bau dan diukur pH awalnya,
sampel ditambahkan filtrat berupa pepaya muda dan pepaya tua. Kemudian ditutup dan
didiamkan selama 30 menit supaya terjadi reaksi antara filtrat dan sampe uji. Setelah 30
menit, dilakukan kembali pengukuran pH dan pengamatan warna, tekstur dan bau. Hasil yang
didapat adalah pada sampel yang ditambahkan filtrat pepaya muda memiliki pH sebesar 7,
sementara untuk sampel yang ditambahkan filtrat pepaya tua memiliki pH sebesar 9.
Teksturnya pun turut berubah, telur dengan filtrat pepaya muda berwarna pucat, berbau
dominan pepaya dan bertekstur semakin cair sedangkan telur dengan filtrat pepaya tua
berwarna bening kekuningan, ada gumpalan berwarna orange, berbau dominan pepaya dan
bertekstur kenyal. Sementara pada kelompok 12, sampel yang digunakan adalah telur (5 mL)
dengan menggunakan filtrat nanas muda dan nanas tua. Pada pH awal, sampel telur sebesar
10. Kemudian setelah ditambahkan dengan filtrat nanas muda dan nanas tua, pH berubah
menjadi 7. Dan hasil yang didapat pada sampel telur yang ditambahkan filtrat nanas muda
adalah bertekstur lebih encer, masih tercium bau telur tetapi berbau nanas sedikit, berwarna
kuning bening dan ada endapan nanas. Sementara pada sampel telur yang ditambahkan filtrat
nanas tua adalah berbau nanas kuat, berwarna menjadi lebih kuning, bertekstur encer dan ada
endapan nanas.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa hidrolisis
protein merupakan protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam, basa atau
enzim proteolitik yang menghasilkan produk berupa asam amino dan peptida. Enzim yang
digunakan dalam proses hidrolisis protein adalah enzim protease. Enzim papain dan enzim
bromelin merupakan jenis dari enzim protease yang dapat menghidrolisis protein sehingga
menjadi senyawa yang lebih sederhana berupa asam amino. Enzim papain dihasilkan dari
buah pepaya dan enzim bromelin dihasilkan dari buah nanas.
Perubahan pH pada media tertentu mengarah kepada perubahan dalam bentuk enzim
itu sendiri, bukan hanya pada enzim, pH juga mempengaruhi sifat muatan dan bentuk dari
substrat. pH dengan kisaran yang sempit menyebabkan perubahan bentuk struktural dari
enzim dan substrat dapat bersifat reversibel atau bersifat searah. Perubahan pH yang
berlangsung secara signifikan menyebabkan enzim dan substrat dapat mengalami denaturasi.
Karena itulah pH sangat mempengaruhi aktivitas enzim.
Kematangan buah sangat berpengaruh terhadap cara kerja dan kualitas enzim serta
kandungan enzim didalamnya. Buah nanas muda memiliki kualitas enzim yang lebih rendah
dibandingkan dengan nanas yang sudah tua, itu sebabnya pemberian filtrat nanas tua kepada
sampel memberikan perubahan yang sangat baik pada sampel yang diuji. Begitu pula dengan
buah pepaya muda memiliki volume getah pepaya yang jauh lebih banyak dibandingkan
dengan buah pepaya tua, sehingga enzim yang dihasilkan cukup banyak dibandingkan pepaya
tua. Namun, jika dilihat dari pengamatan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat
dilihat ternyata kerja enzim dan kualitas enzim pada pepaya tua lebih tinggi dibandingkan
dengan pepaya muda.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hidrolisis protein dipengaruhi oleh konsentrasi
bahan penghidrolisis, suhu, pH dan waktu hidrolisis.
DAFTAR PUSTAKA
Katili, Abubakar. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu Volume 2,
Nomor 5.
Kurniawan et all. 2012. Hidrolisis Protein Tinta Cumi-Cumi (Loligo sp) Dengan Enzim
Papain. Jurnal Fishtech Volume 1, Nomor 1.
Purbasari, D. 2008. Produksi dan Karakterisasi Hidrolisat Protein dari Kerang Mas Ngur
(Atactodea striata). Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor.
Soerodikoesoemo, Wibisono. & Hari Hartiko. 1989. Biologi Molekuler. Proyek
Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama Antar Universitas (Bank Dunia XVII)-PAU
Bioteknologi Universitas Gadjah Mada.
Zahidah et all. 2012. Pengaruh Penggunaan Enzim Papain Dengan Konsentrasi Yang
Berbeda Terhadap Karakteristik Kimia Kecap Tutut. Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume 3, Nomor 4.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat yang digunakan praktikum
Gambar 7. Telur