Kista Ovarium
Kista Ovarium
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus
biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer ).
Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik
( sarwono p ).Tumor ovarium adalah pertumbuhan jinak yang berkembang
dari sel-sel otot polos. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan
yang terjadi pada indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
4
5
2. Medula Ovarii
Terdapat pembuluh darah dan limfe
Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.
Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial
(primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu
atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat
utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam
jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi
wanita normal.
2.3 Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan
tumor ovarium :
1 Faktor genetik
2 Wanita yang menderita kanker payudara
3 Riwayat kanker kolon
4 Gangguan hormonal
5 Diet tinggi lemak
6 Merokok
7 Minum alkohol
8 Pengunaan bedak talk perineal
6
2.4 Klasifikasi
a. Kista Follikel
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia
folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian
ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya
sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan
yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan
pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk.
Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal
bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut
7
dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai.
Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang
walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda
perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai
suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah
cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua
siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut.
Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah
kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan.
Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis
atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan
keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar
sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.
b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.
Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum
haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa
vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus
luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.
Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga
8
akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat
yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein
sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam
jaringan-jaringan perut.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus
menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai
korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.
Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola
hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi
pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
e. Kista endometrial
10
tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat
terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat
menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang
terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di
dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh
epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang
membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat
dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:
kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat
tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya
menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei
ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan
menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus
dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan
pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama
oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat
dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor
sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal,
biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-
ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan
mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah
timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika
berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan
12
tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor
dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan
histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan
keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel
bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,
tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis
pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-
kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa
potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian,
dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami
perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada
peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,
meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak
(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.
Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan
kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada
saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel
endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969,
tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
14
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang
kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir
25% dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa
reproduksi walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil.
Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya
mencapai beberapa kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah
sebagai berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi
dan Gunawan masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan
tumor ovarium. Sebelum perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan
frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa
di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu kasus
pada anak umur 13 tahun.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista
berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu
daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid
(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
15
rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah
karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada
kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan
terjadinya tumor yang khas.
Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang
dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo
Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi
dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus
struma ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya
mencatat satu kasus (= 0,5%); sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-
1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).
3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan
adanya hormon koriogonadotropin.
2.5 Manifestasi Klinik
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat
berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita
Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang
menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:
1. Perasaan sebah
2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
3. Makan sedikit terasa cepat kenyang
4. Sering kembung
5. Nyeri sanggama
6. Nafsu makan menurun
7. Rasa penuh pada perut bagian bawah
8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
tekanan pada dubur
9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola
haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor
sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.
10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa
menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar
disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya
sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan
uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan
gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut
kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat pada perut.Selain gangguan
miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi.
17
2.6 Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh
kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat
dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu
dalam pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah :
1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan yang tidak.
3.Foto Rontgen
4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan i
Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi
adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak
sering dilakukan karena pertimbangan biaya.
18
2.7 Komplikasi
2.8 Pengobatan
Kista ovari
Gg pola
Gg Rasa Nyaman eliminasi urin ansietas
20
21
BAB III
ANALISIS KASUS
3.1 Kasus
PENGKAJIAN
A. Identitas/Biodata
Nama Klien : Nn. D
Umur : 22 tahun
Suku : Minang
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat rumah : Jln Muara Panyalinan PS Nan 3 BSD 1 Blok 5 No 8 Lbk
Buaya
B. Keluhan Utama
Sakit pada perut bagian bawah dan bengkak
C. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien adalah rujukan dari puskesmas Lubuk Buaya lalu klien dirujuk
ke RS M Djamil dan masuk ke bangsal Ginekologi pada tanggal 2
september 2008 pukul 12.00 wib.Pada saat pengkajian klien sudah
selesai di operasi
21
22
Batuk : -
b. Irama nafas : teratur
c. Jenis : -
f. Lain-lain:-
d. CRT : <2detik
Lain – lain: -
MK : tidak ditemukan masalah
B3 : Sistem Pesyarafan
GCS : 4 5 6
B4: Bladder
BAK : 200 cc perhari
MK: Resiko gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan
daerah sekitar panggul
B5 : Pencernaan
Abdomen : pembesaran daerah abdomen
Nyeri tekan: +
Luka operasi : + tahun 2004
Jenis operasi : appendik
BAB : 1 x dalam 3 hari
MK:
1. Gangguan rasa nyaman,nyeri
2. Resiko konstipasi
INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai
tumor/ infeksi pada tumor
BAB IV
PEMBAHASAN
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan
pembesaran sederhna konstituen ovarium normal, folikel graft, atau corpus luteum,
atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
yang dibungkus oleh semacam semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar
dari ovarium.
Berdasarkan hasil USG yang dilakukan pada nona D diperkirakan bahwa nona D
menderita kista dermoid.
Kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk
glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol
daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista
dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur
melalui proses partenogenesis.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila
dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang
menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.
Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang
rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis,
epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat
dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti
lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi
dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.
26
27
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di
perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan
akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak
jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita
lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari
salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih
cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas.
Berhubungan dengan kasus di atas nona D mengalami nyeri perut bagian bawah yang
sesuai dengan manifestasi klinis pada kista dermoid. Kista dermoid juga banyak di
temukan pada usia reproduktif.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid
dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :
Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-
masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang
dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8%
dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di
Bandung, diantaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun.
Untuk tindakan keperawatan yang dilakukan pada nona D yaitu pada masalah
keperawatan gangguan rasa nyaman (nyeri) adalah mengkaji tingkat dan intensitas
nyeri untuk mengidentifikasi lingkup masalah pada nona D, mengatur posisi
senyaman mungkin untuk menurunkan tingkat ketegangan pada perut bagian bawah,
kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgesik agar rasa nyeri hilang,
mengajarkan untuk melakukan tekhnik relaksasi pada nona D untuk merelaksasi otot-
otot tubuh. Tindakan keperawatan pada masalah keperawatan gangguan rasa nyaman
(cemas) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya adalah mengkaji dan memantau terus tingkat kecemasan klien
untuk mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan
keperawatan selanjutnya, memberikan penjelasan tentang semua permasalahan yang
28
berkaitan dengan penyakitnya untuk menambah wawasan klien sehingga klien tahu
tentang keadaan dirinya, membina hubungan yang terapeutik dengan klien untuk
menurunkan tingkat kecemasan klien.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat menimbulkan
pembengkakan yang dapat berisis cairan maupun berbentuk padat. Penemuan terbaru
untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan laparoskopi.
Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi, tergantung
pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista
segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.
Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah hysterectomy
totalis dan salping oophorectomy bilateral wallaupun tidak terdapat tanda-tanda
keganasan.
Saran
a. Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan
terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.
b. Penyakit ini disebut juga silent killer karena gejala penyakitnya yang lambat
terdeteksi oleh penderitadan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar.
c. Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status
gizi sangatlah penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil
kemungkinan untuk terjangkit penyakit.
d. Menghindari makanan yang mengandung zat kimia dan makanan siap saji.
Pada kasus Nn D kista yang diderita termasuk dalam kista folikel. Gejala yang
dirasakan oleh Nn D adalah rasa sakit di bagian bawah panggul yang diakibatkan
oleh penekanan daerah sekitar bawah panggul
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
30