IUGR
IUGR
IUGR
1. Defenisi
Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah
janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu keadaan
dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir
Definisi yang sering dipakai adalah bayi-bayi yang mempunyai berat badan dibawah 10
persentil dari kurva berat badan bayi yang normal). Dalam 5 tahun terakhir, istilah
Retardation pada Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) telah berubah menjadi Restriction
restriction) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari standar
ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering diartikan sebagai
kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age). Umumnya janin dengan PJT
memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya janin memiliki berat kurang dari 90
% dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya
akan lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37 minggu).
B. KLASIFIKASI IUGR
Klasifikasi IUGR / Pertumbuhan janin terhambat (PJT) yaitu:
1. PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-20
minggu,terjadi gangguan potensi tubuh janin ntuk memperbanyak sel (hiperplasia),
umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin.prognosisnya
buruk.
2. PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris.terjadi pada kehamilan 24-
40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertropi),
misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta.
3. PJT tipe III adalah kelainan diantara dua tipe diatas. Terjadi pada kehamilan 20-
28 minggu,yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasia dan
hipertropi sel. Misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,kecanduan obat,atau
keracunan.
C. ETOLOGI
1. Faktor Ibu
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium
trophoblas masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa
hambatan menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin
sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam uterus.
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel trophoblas
sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran
darah tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka.
Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan
arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah
dalam bentuk iskemia retroplasenter.
Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila
gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila
iskemia tidak terlalu besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah
pokok.
b. Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan.
c. Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh
pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin
tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen
bayi kembar.
d. Ketinggian tempat tinggal
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin
mengalami penurunan berat badan yang signifikan Janin dari wanita yang tinggal di
dataran tinggi biasanya mempunyai berat badan lebih rendah daripada mereka.
e. Keadaan gizi
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk
cenderung melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang
kurus memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang
gemuk dalam masa kehamilan.
Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori
yang dikonsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil
wanita keadaan gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada
sebelum hamil setiap hari. Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa
hamil menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.
f. Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih
kecil sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir
ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :
1) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan substrat di
dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin.
2) Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan
vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah
pengaliran darah kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.
2. Faktor Anak
a. Kelainan congenital
b. Kelainan genetik
c. Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalovirus, dan
herpes).
Infeksi intrauterine adalah penyebab lain dari hambatan pertumbuhan
intrauterine.banyaktipe seperti pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella,
cytomegalovirus, dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan
pertumbuhan intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil
menurut laporan bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram
dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu.
Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan metabolisme pada janin
tanpa kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga
pertumbuhan janin menjadi subnormal atau dismatur.
3. Faktor Plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta
dapat dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan
plasenta yang khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta
umumnya berkaitan erat dengan aspek morfologi dari plasenta.
Parameter klinik yang dapat digunakan untuk mendeteksi PJT ketidaksesuaian
usia gestasi dengan besar uterus, laju pertumbuhan terhambat, atau pertambahan
berat badan ibu yang kurang. Kejadian yang terbukti dengan cara ini hanya 10-25%,
sehingga perlu digabung dengan pemeriksaan dan USG Doppler.
a. Manajemen pada kasus preterm dengan pertumbuhan janin terhambat lakukan
pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.
b. Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin dapat dilakukan
pengakhiran kehamilan.
c. Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk per abdominam.
d. Pada kehamilan aterm tergantung kondisi janin jika memungkinkan dapat dicoba lahir
pervaginam.
IUGR adalah ketidaknormalan pertumbuhan dan perkembangan dari fetus, yang mana terjadi
3-7% dari persalinan, tergantung pada criteria diagnose yang dipergunakan. Pertumbuhan
fetus yang terhambat beresiko tinggi untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Diperkirakan
kematian perinatal 5-10 lebih tinggi pada neonatus yang mengalami pertumbuhan terhambat
dibandingkan dengan yang memiliki ukuran atau berat badan yang sesuai dengan usia
kehamilan.Beberapa hal yang berhubungan dengan kesakitan yang serius perlu mendapatkan
perhatian pada periode setelah terjadinya kegagalan pertumbuhan dalam uterus termasuk
didalamnya apiksis bayi baru lahir, hipoglikemi pada neonates, hypoklasemia, policytemia,
aspirasi mekonium, dan Persisten fetal sirculation. Beberapa penelitian melaporkan terjadinya
pertumbuhan persyarafan yang lebih sedikit pada bayi yang kecil di bandingkan usia
kehamilan (Small Gestational Age /SGA), terutama ketika berhubungan dengan prematuritas.
Kejadian kecacadan neurologic yang lebih besar pada preterm SGA terjadi sampai dengan
15%.
2. Klasifikasi
Secara Klinis IUGR dibagi 3, berdasarkan waktu kapan mulai dan berapa lamanya pengaruh
Type 1 IUGR menunjuk pada bayi dengan potensi penurunan pertumbuhan. Type IUGR ini
dimulai pada gestasi yang lebih awal, dan semua fetus ini menurut perbandingan SGA.
IUGR ini memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak simetris
yang terjadi ketika fetus mengalami perpanjangan kekurangan yang lebih awal akibat dari
gemeli. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ
(terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents <Coxsackie virus,
nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok. Gangguan terjadi pada fase
Hiperplasia, di mana total jumlah sel kurang. Ukuran sel fetus normal tetapi secara umum
terjadi kekurangan yang menyeluruh pada badan. badan dan kepala neonatus proporsional
tetapi kecil (gangguan pertumbuhan yang proporsional). Lingkar kepala turun dibawah
persentil 10, ukuran otak kurang, dan berakibat buruk yang permanen termasuk adanya
Secara umum, IUGR Type 1 berhubungan dengan prognosisi yang tidak baik ; ini
menunjukkan,ada tidak adanya factor resiko yang diidentifikasi dari ibu, diperkirakan 25%
beberapa fetus yang dinilai, hambatan pertumbuhan yang dimulai lebih awal terjadi pada
aneuploidy. Oleh karena itu, penilaian sample darah pada umbilical (Percutaneus Umbillical
IUGR ini jumlahnya kira-kira 70 % dari semua kasus IUGR. Gangguan pertumbuhan janin
asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin
simetris. Akibat dari kekurangan nutrisi dan defisiensi plasenta pada trimester kedua dan
ketiga kehamilan menyebabkan berbagai macam gangguan maternal yang meliputi hypoxic,
Gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana jumlah total sel normal tetapi ukurannya lebih
kecil. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah bagian
tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya
terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang
mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan
kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam
kehamilan. Ukuran sel yang kurang mengakibatkan atropi pada sel yang ada sebelumnya
tanpa mengurangi jumlah sel tersebut. Ukuran kepala pada masa neonatus tampak besarnya
tidak proporsional dengan badan karena pertumbuhan kepala tidak terhambat (gangguan
pertumbuhan yang tidak proporsional). Badan mengandung sedikit lemak subkutan dan
tampak panjang kurus. Secara umum cadangan otot kurang, turgor kulit yang jelek, rambut
yang tipis, perut yang keriput, dan sutura terpisah dengan lebar, menunjukan asymmetrical
IUGR. Pada postnatal, terjadi kematangan Pertumbuhan dan perkembangan pada bayi, dan
Diperkirakan, 70% 80% hambatan pada pertumbuhan fetus adalah type 2. IUGR ini
seringkali berhubungan dengan penyakit ibu seperti Hipertensi kronis, gangguan ginjal,
Intermediate IUGR
IUGR Intermediate menunjuk pada hambatan pertumbuhan yang merupakan kombinasi Type
1 dan Type 2. Gangguan pertumbuhan pada type ini diperkirakan terjadi selama fase
pertengahan pertumbuhan- pada fase hyperplasia dan hipertropi- yang mana terjadi pada usia
kehamilan 20-28 minggu. Pada fase ini, terjadi penurunan kecepatan mitosis dan peningkatan
yang progesif secara menyeluruh pada ukuran sel. Bentuk IUGR ini keadannya tidak
sebanyak jika dibandingkan dengan type1 dan 2, diperkirakan sekitar 5- 10%, dari semua
hambatan pertumbuhan fetus. Hipertensi kronis, Lupus Nepritis, atau penyakit vascular ibu
yang lainnya, menjadi berat dan jika terjadi lebih awal pada timeser II akan mengakibatkan
Intermediate IUGR dengan pertumbuhan simetrik dan tidak memberikan efek Brain Sparring.
3. Etiologi
A. Penyebab ibu
Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat tidak
adekuat selama kehamilan dapat menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan sebaiknya 9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus ditingkatkan
Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik, diabetes, serta
penyakit vaskular kolagen dapat menyebabkan PJT. Semua penyakit ini dapat menyebabkan
pre-eklampsia yang dapat membawa ke PJT. Hipertensi dan penyakit ginjal yang kronik,
perokok, penderita DM yang berat, toksemia, hipoksia ibu, gizi buruk, drug abuse, peminum
B. Penyebab janin
Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV)
sering berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta polihidramnion
(cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan dengan PJT
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan
nutrisi yang baik bagi janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta
4. Patofisiologi
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan.
Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa
dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi
peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan
plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut
terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan
membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang
irreversibel.
1. Gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4 minggu.
2. TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia kehamilan
Terhentinya pertumbuhan dan perkembangan kepala akan berdampak besar terhadap proses
tumbuh kembang anak nantinya. PJT patut diduga bila ukuran uterus tidak sesuai dengan usia
6. Komplikasi
1. Janin
Setelah lahir :
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan oleh
dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami
distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan
Hipotermi
Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah
akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang. Polisitemia
darah ketika darah melalui pembuluh yang kecil. Jika penyakitnya berat, bisa
tampak kemerahan atau kebiruan. Bayi tampak lemas, pernafasannya cepat, refleks
Hiperviskositas sindrom
Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah yang lebih kental. Kekebalan dapat terjadi
karena volume dan jumlah sel bertambah atau plasma lebih kental. Mata terlihat merah
dengan pembuluh darah konjungtiva bertambah. Fundus refleks berwarna merah tua dan
fundus memperlihatkan pengisian pembuluh darah yang berlerbihan sehingga lumen arteri
Gangguan gastrointestinal
2). Tidak langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak kelahiran,
sedangkan asimetris IUGR dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan
intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah IUGR yang disebabkan oleh infeksi kongenital
2. Ibu
7. Penatalaksanaan
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang mempunyai
resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin PJT
atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan
metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan persalinan di
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk mengandung janin kecil,
diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan
riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan
pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan
taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada
untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi
PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan
bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
1. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom serta
infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang
baik. Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah 300
kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol,
Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu dalam beberapa kasus IUGR
Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di rumah
sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin
2. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya
terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak
adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan
3. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan
melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan
umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses
melahirkan.
Kondisi bayi. Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia perinatal (kekurangan oksigen
setelah melahirkan) dan aspirasi mekonium (terhisap cairan mekonium). PJT yang parah
dapat mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan hipoglikemia (gula darah berkurang).
Pada umumnya PJT simetris dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan pertumbuhan
bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris lebih dapat catch-
8. Pencegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan
yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi
stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein,
vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia
serta pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi
harus baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu hamil
sebagai berikut :
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu memberi keseimbangan
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar kondisi ibu dan janin
dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat diketahui sedini mungkin. Setiap
ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu sampai dengan usia kehamilan
minggu sekali. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia
kelahiran atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan, semakin mungkin pula terjadi
hambatan atau gangguan. Jadi, pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan
DAFTAR PUSTAKA
Wikojosastro H, Abdul Bari. 1999. Buku Ajar Ilmu Kebidana edisi ke 5. Jakarta; Balai
Penerbit FKUI.